Anda di halaman 1dari 51

PROPOSAL PENELITIAN

FUNGSI PENGAWASAN DINAS PERHUBUNGAN DALAM


MENJAMIN PENGGUNA JASA LAYANAN
UJI KENDARAAN BERMOTOR
KABUPATEN KUBU RAYA

Program Studi Ilmu Pemerintahan

Oleh:

NIM:

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS TANJUNG PURA

PONTIANAK

2023
LEMBAR PERSETUJUAN

FUNGSI PENGAWASAN DINAS PERHUBUNGAN DALAM


MENJAMIN PENGGUNA JASA LAYANAN
UJI KENDARAAN BERMOTOR
KABUPATEN KUBU RAYA

Disusun Oleh:

Disetujui Oleh:

Dosen Pembimbing Utama

AAA Tanggal:…………………….

Dosen Pembimbing Pendamping

AAA Tanggal:…………………….
NIDN. AAA

i
HALAMAN PENGESAHAN

FUNGSI PENGAWASAN DINAS PERHUBUNGAN DALAM


MENJAMIN PENGGUNA JASA LAYANAN
UJI KENDARAAN BERMOTOR
KABUPATEN KUBU RAYA

Oleh:
MUHAMMAD THUFEIL DEAYASMI
E1032201054

Dipertahankan di :
Pada Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :

TimPenguji:

Ketua Sekretaris

AAAA AAAAA
NIP.AAAA NIDN. AAA

Penguji Utama Penguji Pendamping

…………………………… …………………………
NIP. NIDN.

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada ALLAH SWT atas rahmat dan

hidayah- Nya akhirnya penulisan Proposal ini yang berjudul “Fungsi Pengawasan

Dinas Perhubungan Dalam Menjamin Pengguna Jasa Layanan uji Kendaraan

Bermotor Kabupaten Kubu Raya” ini dapat diselesaikan.Usulan penelitian ini

disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan di Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak.

Penulis menyadari akan kekurangan dari penulisan usulan penelitian ini,

karena hasil yang dicapai merupakan langkah awal dari suatu perjalanan panjang

khasanah ilmu pengetahuan yang peneliti dapat kan.Keberhasilan dalam penulisan

usulan penelitian ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan

berbagai bantuan dan dorongan kepada penulis. Oleh karena itu pada kesempatan

ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada:

1. AAAAAAA Selaku Pembimbing Utama dan AAAA selaku pembimbing

kedua, yang telah memberikan arahan, motivasi dan bimbingan selama proses

penulisan penulisan usulan penelitian ini, baik secara metodelogi penelitian

serta literatur-literatur lain yang berkaitandengan penulisan usulan penelitian

ini.

2. BBBB Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Tanjungpura Pontianak.

iii
3. BBBBBB selaku Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Tanjungpura.

4. Keluarga Besar Ilmu Pemerintahan Reg B 2020 Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik Universitas Tanjung Pura.

5. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik secara langsung maupun

tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini.

Serta seluruh pihak yang telah memberi dukungan dan membantu hingga

dapat menyelesaikan usulan penelitian ini.Semoga segala kebaikan, bantuan dan

dorongan yang telah diberikan kepada penulis senantiasa mendapatkan balasan dari

Allah SWT. Penulis menyadari karya yang penulis hasilkan masih jauh dari kata

sempurna, namun penulis berharap dapat memberikan sumbangan pemikiran dan

manfaat bagi para pembacanya.

Pontianak 29 Januari 2024

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... ii

TimPenguji:....................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 5

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ 7

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. v

Table Halaman .................................................................................................................. v

ABSTRAK ....................................................................................................................... vi

ABSTRACT..................................................................................................................... viii

BAB I ................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Penelitian .................................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................................... 5

1.3 Fokus Penelitian ................................................................................................. 5

1.4 Rumusan Masalah .............................................................................................. 6

1.5 Tujuan Penelitian................................................................................................ 6

1.6 Manfaat Penelitian.............................................................................................. 7

1.6.1 Manfaat Teoritis .......................................................................................... 7

1.6.1 Manfaat Praktis ........................................................................................... 7

BAB II ............................................................................................................................... 8

KAJIAN PUSTAKA ......................................................................................................... 8

2.1 Pengawasan ........................................................................................................ 8


v
2.1.1 Pengertian Pengawasan Menurut Para Ahli ................................................ 8

2.1.2 Pengertian Pengujian Kendaraan Bermotor .............................................. 10

2.1.3 Uji Berkala Perpanjangan Masa Berlaku Kendaraan Bermotor ............... 13

2.1.4 Biaya Jasa pelayanan Uji Berkala Perpanjangan Masa Berlaku ............... 22

2.1.5 Sanksi bagi Pemilik Kendaraan Bermotor wajib Uji Berkala yang tidak
melaksanakan Uji Berkala Perpanjangan Masa Berlaku ......................................... 23

BAB III ........................................................................................................................... 26

METODE PENELITIAN................................................................................................ 26

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................. 26

3.1.1 Lokasi Penelitian....................................................................................... 27

3.1.2 Analisis Data ............................................................................................. 33

6
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Kerangka Penelitian ................................................................................... 29

vii
v

DAFTAR TABEL

Table Halaman

1.1 Kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Barat dan


Kewenanangan Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang
………………………………………………………………………………..3
1.2 Kebijakan Pemprov Kalimantan Barat Dalam Mengatasi Pertambangan Emas
Tanpa Izin (PETI) Di Kabupaten Sintang Kecamatan Sintang
……………………………………………………………………………….6
1.3 Jumlah Pertambangan Emas Tanpa Izin di Kecamatan Sintang pada tahun
2019-2023…..………………………………………………………………..7
1.4 Perbandingan Antara Peneliti Dan Penelitian
Terdahulu.…………………………………………………………………..25
3.1 Waktu Penelitian………..…………………………………………………..34

v
ABSTRAK

Keselamatan dan kenyamanan terhadap tranfortasi dijalan merupakan

harapan kita bersama, harapan tersebut tidak hanya menjaga kondisi jalan serta

infratruktur jalan beserta rambu-rambu lalu lintas yang dipasang sesuai dengan

kebutuhannya, tetapi juga kondisi kendaraan sesuai dengan spesfikasi dan

kelengkapan sebuah kendaraan, baiuk kendaraan pribadi maupun kendaraan umum

atau kendaraan angkutan orang maupun kendaraan angkutan barang, harus

dilengkapi dengan alat kelengkapan pengaman yang layak serta kondisi kendaraan

yang sempurna. Oleh karena itu perlu adanya pengujian kendaraan layak jalan yang

disebut dengan uji kendaraan bermotor yang dilakukan oleh Mentri perhubungan

dengan tenaga teknis yang memiliki kemampuan dan keahlian dibidangnya.

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan tesis ini ialah

menggunakan metode penelitian hukum normatif dan sosiologis. Dari hasil

penelitian ini diperoleh yaitu Dalam pelaksaaan pelayanan Pengujian kendaraan

bermotor di Dinas Perhubungan Kabupaten Kubu Raya terdapat beberapa hal yang

tidak sesuai dengan Standar Operasi dan Prosedur yang ditetapkan. Akan tetapi

disisi yang lain pelayanan prima yang menjadi jargon bagi setiap aparatur

pemerintah di Kabupaten Kubu Raya haruslah dilaksanakan dengan penuh

tanggung jawab. Arti penting dari hal tersebut ialah bagi setiap pelaku pelayanan

Pengujian kendaraan Bermotor wajib melayani setiap Masyarakat yang datang

untuk melaksanakan Pengujian Kendaraan Bermotor, apapun bentuk pelayanannya,

siapapun orangnya. Sehingga dengan kata lain, petugas pelayanan Pengujian

kendaraan Bermotor ini tidak boleh menolak melakukan pelayanan tanpa alasan
vi
vii
yang jelas dan bertanggung jawab. Akan tetapi penting kiranya untuk tetap

menerapkan SOP dan berdasar peraturan yang telah dibuat walaupun terkadang

dalam pelaksanaannya tak menutup kemungkinan dituntut untuk membuat

kebijakan-kebijakan seperlunya untuk tetap melayani masyarakat. Masyarakat

pengguna jasa Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor yang masih kurang

pengetahuannya mengenai proses Uji Kendaraan Bermotor adalah kendala yang

utama dalam pelaksanaan pelayanan tersebut. Terlebih lagi yang menjadi

penambah keruh suasana ialah sikap masyarakat yang menjadi pengguna pelayanan

ini yang seakan-akan tidak mau dipersulit dengan alasan bahwa mereka telah

melaksanakan dan mendukung program pemerintah untuk peningkatan angka

keselamatan di jalan dengan melakukan Pengujian Kendaraan Bermotor dan

menambah pemasukan daerah. Serta terbatasnya sumber daya manusia dalam

melakukan pelayanan terhadap Uji Kendaraan Bermotor yang masih belum

memenuhi standarisasi, akan tetapi Dinas Perhubungan Kabupaten Kubu Raya

terus meningkatkan Sumber daya manusia untuk menunjang pelayanan terhadap

masyarakat. Kurangnya sarana dan prasarana yang menjadi kendala dalam

melakukan kegiatan uji kendaraan bermotor yang berpengaruh kepada pelayanan

terhadap masyarakat, kurangnya Gedung sebagai tempat uji kendaraan dan ada

beberapa alat uji yang sudah tidak akurat lagi dalam proses uji kendaraan yang

mengakibatkan kurangnya akurasi dalam penentuan kelaikan kendaraan.

Kata kunci : Uji Berkala, Kendaraan Bermotor, Keselamatan

vii
ABSTRACT

Safety and comfort for transportation on the road is our common hope, this

hope is not only maintaining the condition of the road and road infrastructure along

with traffic signs installed according to their needs, but also the condition of the

vehicle in accordance with the specifications and equipment of a vehicle, both

private vehicles and private vehicles. public vehicles or vehicles transporting

people or goods transporting vehicles, must be equipped with appropriate safety

equipment and the vehicle is in perfect condition. Therefore, it is necessary to test

roadworthy vehicles, which is called a motor vehicle test, which is carried out by

the Minister of Transportation with technical personnel who have the ability and

expertise in their fields.

The research method used in writing this thesis is normative legal and

sociological research methods. From the results of this research, it was obtained

that in the implementation of motor vehicle testing services at the Kubu Raya

Regency Transportation Service there were several things that were not in

accordance with the established Operational Standards and Procedures. However,

on the other hand, excellent service which is the jargon for every government

apparatus in Kubu Raya Regency must be carried out with full responsibility. The

importance of this is that every motor vehicle testing service provider is obliged to

serve every community who comes to carry out motor vehicle testing, whatever the

form of service, whoever the person is. So in other words, motor vehicle testing

service officers must not refuse to carry out services without clear and responsible

viii
ix
reasons. However, it is important to continue implementing SOPs and based on the

regulations that have been made, although sometimes in implementation it does not

rule out the possibility of being required to create policies as necessary to continue

serving the community. People using Motor Vehicle Testing Services who still lack

knowledge regarding the Motor Vehicle Testing process are the main obstacle in

implementing this service. What's more, what adds to the murky atmosphere is the

attitude of the people who use this service who don't seem to want to make things

difficult on the grounds that they have implemented and supported the government

program to increase road safety rates by carrying out motor vehicle testing and

increasing regional income. As well as limited human resources in providing

services for Motor Vehicle Testing which still do not meet standards, the Kubu Raya

Regency Transportation Service continues to increase human resources to support

services to the community. The lack of facilities and infrastructure is an obstacle in

carrying out motor vehicle testing activities which affects services to the

community, there is a lack of buildings as vehicle testing sites and there are several

test equipment that are no longer accurate in the vehicle testing process which

results in a lack of accuracy in determining vehicle fitness.

Keywords: Periodic Test, Motor Vehicle, Sefety

ix
x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Kendaraan Bermotor sebagai sarana transportasi merupakan salah satu

komponen yang sangat penting bagi perkembangan kegiatan perekonomian. Sosial

dan kebudayaan suatu negara karena berperan sebagai alat yang memungkinkan

pergerakan orang dan atau barang dari suatu wilayah ke wilayah lain dalam waktu

telatif singkat, efesien dan efektif.

Pengertian Trasnportasi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai

pemindahan muatan barang atau manusia dari suatu satu tempat wilayah asal

ketempat wilayah yang lainnya sebagai tujuan. Dimana dalam pelaksanaan

transportasi itu diatur oleh undang undang dengan tujuan mengujudkan lalu lintas,

angkutan jalan, rel kereta api-an, penerbangan dan pelayanan dengan selamat,

aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, aman dan efesien, mampu memadukan

transportasi lainnya, dan menjangkau seluruh pelosok wilayah daratan untuk

menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas sebagai pendorong, pengerak

dan penunjang pembangunan nasional dengan biaya yang terjangkau oleh daya beli

masyarakat. Transportasi juga merupakan Kontributor utama padat nya lalu lintas

jalan raya dimana kenyataan Pelayanan Angkutan orang dan barang yang kurang

memadai menyebabkan tuntunan akan pelayanan yang lebih baik untuk semakin di

tingkatkan.

Persyaratan teknis yang di maksud pada kendaraan bermotor adalah sususan,

perlengkapan, ukuran, karoseri, rancangan teknis kendaraan sesuai dengan

1
2

peruntukannya, pemuatan, pengunaan, kendaraan bermotor dan / atau penempelan

bermotor. Sedangkan yang di maksud layak jalan pada kendaraan bermotor adalah

ditentukan oleh kinerja minimal kendaraan bermotor yang di ukur sekurang kurang

nya terdiri atas emisi gas buang, kebisingan suara, efesisensi rem utama, efesiensi

rem parkir, kincup roda depan, suara kelakson, daya pancar dan arah sinar lampu

utama, radio seputar, akurasi alat penunjuk kecepatan, kesesuian kinerja roda dan

kondisi ban dan kesesuain daya mesin pengerak terhadap berat kendaraan. Dalam

pemenuhan layak teknis dan layak jalan pada suatu kendaraan bermotor maka di

perlukan pengujian kendaran bermotor. Seperti yang dijelaskan pada peraturan

Menteri perhubungan Nomor PM.19 Tahun 2021 Tentang Uji Berkala Kendaraan

Bermotor Pasal 1 ayat (3), Pengujian Kendaraan Bermotor adalah serangkain

kegiatan menguji dan / atau memeriksa bagian atau komponen Kendaran Bermotor,

kereta gandengan, dan kereta tempelan dalam rangka memenuhi terhadap

persyaratan teknis dan layak jalan.

Pelaksanaan kebijakan yang dilaksanakan di UPT Pengujian kendaraan

bermotor harus mengoptimalkan pelayanan pengujian kendaraan bermotor.

Keberadaan pelayanan pengujian kendaraan bermotor ini dirasakan cukup penting

sebagai aspek yang harus dilakukan dalam tatanan penyelenggaraan pemerintahan

dibidang Transportasi Darat, maka dari itu Dinas Perhubungan Kabupaten Kubu

Raya ditutun untuk selalu memberi pelayanan yang baik kepada penguna kendaraan

bermotor agar mereka mau melakukan Uji kelayakan Kendaraan. Pelaksanaan Uji

KIR kepada masyarakat diperlukan suatu kinerja pelaksanaan yang baik, serta

tercipta tujuan yaitu kepuasan pengguna jasa pengujian kendaraan bermotor. Pada

2
3

Transportasi sekarang ini produsen mengutamakan pelayanan jasa orang dan

barang kepada konsumennya untuk mendapatkan konsumen mereka harus memiliki

perjanjian untuk layak berada di jalan raya sebagai tempat penguji kendaraan /

Transportasi. Pelayanan pengujian tempat kendaraan bermotor merupakan

pemeriksaan pada kondisi kendaraan yang dilakukan oleh penguji apakah?

Kendaraan tersebut memenuhi persyaratan laik jalan atau tidak,termasuk

kelengkapan surat surat kendaraan bermotor merupakan kewenangan dari

Perhubungan. Dari pemeriksaan kondisi fisik kendaraan tersebut sangat di

butuhkan Pelayanan dalan kelancaran pengujian kendaraan bermotor itu sendiri.

Pengujian kendaraan bermotor dilakukan agar setiap kendaraan bermotor benar

benar laik secara teknis untuk dioperasikan di jalan, karena pada kenyataannya

masih banyak dijumpai kendaraan bermotor dan secara teknis tidak laik jalan tetapi

masih tetap beroperasi. Keadaan ini dapat beresiko yang tidak kecil terhadap

keselamatan lalu lintas, baik bagi pengendara kendaraan tersebut maupun pemakai

lainnya. Dalam hal ini Pengujian Kendaraan bermotor diharapkan dapat menekan

kepada masyarakat agar menjadikan Uji KIR Aksi keselamatan, oleh sebab itu

pengujian kendaraan bermotor dapat di jadikan sebagai sarana untuk pengawasan

kelaikan jalan Kendaraan bermotor, serta diharapkan agar lebih berperan dalam

memelihara dan menjamin kondisi angkutan yang aman dan bebas polusi.

Di Kabupaten Kubu Raya, Pengujian Kendaraan Bermotor dilaksanakan oleh

Dinas Perhubungan Kab. Kubu Raya tepat nya pada Unit Pengelola Teknis Daerah

(UPTD) Pengujian Kendaraan Bermotor Sungai Raya. Pengujian Kendaraan

Bermotor yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Kubu Raya

Berupa Uji Berkala. Uji Berkala diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun
4

2019 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun

2021 Tentang Penyelengaraan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, serta di

perdalam pembahasan nya pada Peraturan Menteri Perhubungan Republik

Indonesia No. PM 19 Tahun 2021 Tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor.

Di Kabupaten Kubu Raya, Pengujian Kendaraan Bermotor dilaksanakan oleh

Dinas Perhubungan Kabupaten Kubu Raya tepat nya pada Unit Pengelola Teknis

Daerah (UPTD) Pengujian Kendaraan Bermotor Sungai Raya. Pengujian

Kendaraan Bermotor yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Kubu

Raya Berupa Uji Berkala. Uji Berkala diatur dalam Undang-Undang Nomor 22

Tahun 2019 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, Peraturan Pemerintah No.

30 Tahun 2021 Tentang Penyelengaraan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,

serta di perdalam pembahasan nya pada Peraturan Menteri Perhubungan Republik

Indonesia No. PM 19 Tahun 2021 Tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor.

Dinas Perhubungan sebagai instansi pemerintah memiliki peran utama dalam

pengawasan dan pengelolaan layanan uji keur. Fungsi pengawasan yang efektif

oleh Dinas Perhubungan akan memastikan bahwa proses uji keur berjalan sesuai

dengan standar yang ditetapkan, kendaraan yang lulus uji memenuhi syarat

keselamatan, dan masyarakat mendapatkan layanan yang baik. Kabupaten Kubu

Raya, sebagai salah satu wilayah yang memiliki mobilitas kendaraan yang tinggi,

menjadikan fungsi pengawasan Dinas Perhubungan semakin krusial.

Namun masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menggali sejauh

mana efektivitas fungsi pengawasan Dinas Perhubungan dalam menjamin

pengguna jasa layanan uji keur di Kabupaten Kubu Raya. Hal ini relevan mengingat

4
5

tingkat keamanan dan kelayakan kendaraan memiliki dampak signifikan terhadap

keselamatan berkendara dan mobilitas masyarakat secara umum. Penelitian ini akan

membahas lebih lanjut mengenai peran dan efektivitas fungsi pengawasan Dinas

Perhubungan dalam menjamin pengguna jasa layanan uji keur di Kabupaten Kubu

Raya, dengan harapan dapat memberikan masukan dan rekomendasi untuk

peningkatan sistem pengawasan yang ada.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul : ”FUNGSI PENGAWASAN DINAS PERHUBUNGAN

DALAM MENJAMIN PENGGUNA JASA LAYANAN UJI KENDARAAN

BERMOTOR KABUPATEN KUBU RAYA” . Dengan Penelitian ini Penulis

berkeinginan untuk mengetahui penyebab pemilik kendaraan bermotor tidak

melakukan ujian berkala perpanjangan masa berlaku pada Dinas Perhubungan

Kabupaten Kubu Raya.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latarbelakang penelitian yang telah disebutkan sebelumnya

terdapat beberapa masalah yang menjadi faktor dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana fungsi pengawasan Dinas Perhubungan pada Pelaksanaan Pengaturan

Waktu dan Rute Operasional Angkutan Barang di Kabupaten Kubu Raya.

2. Faktor Penghambat apa saja yang terjadi oleh Dinas Perhubungan

Kabupaten Kubu Raya dalam melakukan pengawasan dalam rangka

menertibkan kendaraan bertonase besar Kabupaten Kubu Raya.

1.3 Fokus Penelitian


Berdasarkan uraian pada latar belakang maka penelitian memfokuskan
6

permasalahan penelitiannya pada ”FUNGSI PENGAWASAN DINAS

PERHUBUNGAN DALAM MENJAMIN PENGGUNA JASA LAYANAN

UJI KENDARAAN BERMOTOR KABUPATEN KUBU RAYA”.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah disebutkan sebelumnya

terdapat beberapa masalah yang menjadi faktor dalam penelitian ini ,yaitu :

1. Mengapa pemilik kendaraan bermotor wajib uji berkala tidak melakukan

Uji Berkala Perpanjangan Masa Berlaku pada Dinas Perhubungan

Kabupaten kubu Raya?

2. Upaya apa yang dilakukan pengawasan Dinas Perhubungan Kabupaten

Kubu Raya dalam pengunaan jasa pelayanan dalam uji kendaraan

bermotor?

1.5 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka rumusan masalah

pada penelitian ini adalah :

1. Untuk memperoleh data dan informasi mengenai uji berkala

perpanjangan masa berlaku kendaraan bermotor.

2. Untuk mengetahui upaya apa yang telah dilakukan oleh Dinas

Perhubungan Kabupaten Kubu Raya dalam Pasal 18 Peraturan Menteri

Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM. 19 Tahun 2021 terhadap

Uji Berkala Perpanjangan masa berlaku Kendaraan Bermotor.

6
7

1.6 Manfaat Penelitian


Berdasarkan tujuan Penelitian sebagaimana disebutkan maka diharapkan

penelitian ini dapat memberi suatu manfaat. Adapun manfaat yang dapat di proses

dari penulisan ini sebagai berikut :

1.6.1 Manfaat Teoritis


b. Diharapkan dapat memberikan manfaat dalam informasi bagi kemajuan

ilmu pemerintahan secara umum mengenai Uji Berkala Perpanjangan Masa

Berlaku Kendaraan Bermotor pada Dinas Perhubungan Kabupaten Kubu

Raya.

c. Memberikan Sumbangan Pemikiran bagi peneliti yang sedang melakukan

penelitian dalam bidang dan lingkup yang serupa pada masa yang akan

datang.

1.6.1 Manfaat Praktis


Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi

peneliti dapat memberikan sumbangan pemikiran atau masukan pada Dinas

Perhubungan Kabupaten Kubu Raya dan / atau bagi pihak pihak yang

berkompenen dan bersinggungan langsung dengan masalah yang diteliti.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengawasan
2.1.1 Pengertian Pengawasan Menurut Para Ahli
Istilah pengawasan adalah suatu usaha sistematis menetapkan standar-standar

memiliki tujuan umpan balik informasi, menyusun bangun sistem, perencaanaan,

membandingkan pencapaian sesungguhnya dengan standar yang sudah ditetapkan

dahulu, secara menentukan apakah terdapat pelanggaran serta mengukung

kemudaratannya dan melakukan tindakan yang dibutuhkan untuk menjamin

pendayagunaan sumber daya yang dipakai dengan egesien serta efektif pada upaya

perwujudan tujuan organisasi. Baik di lingkungan kerja ataupun masyarakat, kata

pengawasan tidaklah sulit guna dipahami. Namun untuk memberikan definisi, ternyata

setiap ahli mempunyai definisi yang tidak sama. Hal tersebu bisa ditinjau dari definisi

pengawasan yang dipaparkan oleh para ahli manajemen, walaupun terdapat prinispnya

dengan cara umum definisi itu mempunyai subtansi yang tidak berbeda. Di bawah ini

definisi pengawasan sesuai pemaparan ahli-ahli sebagai berikut:

a. Sarwoto

Pada bukunya yang memiliki judul dasar-dasar organisasi serta

manajemen, Sarwoto memberikan pengertiannya terkait pengawasan yakni:

Pengawasan yakni suatu aktivitas manajer yang mengupayakan supaya

pekerjaan terlaksana dengan rencana yang ditentukan serta hasil yang

diinginkan. Berdasarkan pengertian itu Sarwoto memaparkan dengan eksplisit

subyek ketika melakukan pengawasan ataupun mempunyai guna pengawasan

8
9
ialah manajer. Selaku pada standart yaitu rencana yang ditentukan ataupun

hasil yang diinginkan. Dan dengan implisit, pengertian pengawasan sesuai

dengan pembahasan Suwarto itu menjelaskan jika tujuan pengawasan yakni

mengupayakan supaya pekerjaan terlaksana selaras pada rencana.

b. Soekarno K.

Pengawasan di artikan sebuah tahapan yang menentukan terkait suatu hal

yang harus dilaksanakan, supaya suatu hal yang harus dilaksanakan dan suatu

hal yang harus diadakan selaras pada rencana. Soekarno K. ketika mengartikan

pengawasan lebih menitikberatkan yaitu tahapan yang menentukan terkait

suatu hal yang harus dilakukan.

c. S.P.Siagian

Di dalam buku dirinya yang memiliki judul “Fiilsafat Administrasi” S.P.

Saigian memaparkan yaitu: Pengawasan yaitu tahap pengamatan dari

pengadaan semua aktivitas organisasi guna menjamin supaya seluruh

pekerjaan yang sedang dikerjakan berjalan sesuai pada rencana yang sudah

ditetapkan terlebih dahulu. Pada definisi pengawasan sesuai pemaparan S.P.

Siagian itu memiliki karakteristik yang penting yakni pengertian pengawasan

hanya bisa digunakan untuk pengawasan pada pekerjaan yang sedang

dikerjakan, tidak bisa digunakan untuk pekerjaan yang telah dilaksakan.

d. George R. Terry

Sesuai pemaparan George R. Terry berpendapat dinamakan pengawasan

ialah guna menentukan suatu hal yang sudah dengan pengawasan diraih serta

melakukan evaluasi terhadapnya serta guna menjamin supaya hasilnya selaras

pada rencana.
10

e. Henry Fayol

Henry Fayol memaparkan bahwasannya apa yang dinamakan oleh

pengawasan yakni suatu pengawasan menguji tes jika apakah semuanya

berjalan selaras pada rencana yang sudah ditetapkan dengan intruksi sudah

ditentukan. Hal itu memiliki tujuan guna menentukan kekurangan serta

kesalahan bermaksud guna merevisinya dan mengantisipasi terulang lagi

kesalahan itu

f. M. Manullang

Memaparkan bahwa yang dimaksud dengan pengawasan yaitu sebuah

tahapan guna menentukan pekerjaan apa yang telah dilakukan, mengoreksi,

menilainya agar pelaksanaan pekerjaan selaras dengan rencana awal.

2.1.2 Pengertian Pengujian Kendaraan Bermotor


Pengertian Pengujian Berdasarkan Pasal 49 ayat (2) UU Nomor 22 Tahun 2009

“Pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: uji tipe dan uji berkala”.

Pasal 50 ayat (1) UU No 22 Tahun 2009 “Uji tipe sebagaimana dimaksud dalam Pasal

49 ayat (2) huruf a wajib dilakukan bagi setiap Kendaraan Bermotor, kereta gandengan,

dan kereta tempelan, yang diimpor, dibuat dan / atau dirakit di dalam negeri, serta

modifikasi Kendaraan Bermotor yang menyebabkan perubahan tipe”. Pasal 50 ayat (2)

UU No 22 Tahun 2009 “Uji tipe sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :

a. pengujian fisik untuk pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan yang

dilakukan terhadap landasan Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Bermotor

dalam keadaan lengkap; dan

b. penelitian rancang bangun dan rekayasa Kendaraan Bermotor yang

10
11
dilakukan terhadap rumah-rumah, bak muatan, kereta gandengan, kereta

tempelan, dan Kendaraan Bermotor yang dimodifikasi tipenya.

Pengertian Kendaraan Bermotor Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan yang

dimaksud kendaraan “Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas

Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Tidak Bermotor”. Berdasarkan Pasal 1 25 ayat (2)

Peraturan Pemerintah 2 Indonesia Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan yang

dimaksud Kendaraan Bermotor yakni “Setiap Kendaraan yang digerakkkan oleh

peralatan mekanik berupa mesin selain Kendaraan yang berjalan diatas rel”.

Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2012

tentang Kendaraan di sebutkan Kendaraan terdiri atas :

a. Kendaraan bermotor; dan

b. Kendaran tidak bermotor

Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2012

tentang Kendaraan di sebutkan “Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 huruf a berdasarkan jenis dikelompokan kedalam :

a. Sepeda Motor;

b. Mobil Penumpang;

c. Mobil bus;

d. Mobil Barang; dan

e. Kendaran Khusus

Kendaraan Bermotor wajib Uji adalah setiap kendaraan bermotor jenis Bus, mobil

barang, mobil penumpang umum dan kendaraan khusus, kereta gandengan dan kereta

tempelan yang dioperasikan dan atau digunakan dijalan. Setiap kendaraan harus
12

dilengkapi dengan surat-surat kepemilikan, di mana hal ini merupakan suatu bukti yang

dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Kendaraan yang tidak dilengkapi dengan

surat-surat atau bukti kepemilikan, maka dapat dikatakan bahwa kendaraan yang

dipergunakan sebagai sarana transportasi tidak layak untuk dioperasionalkan. Setiap

pengendara yang tidak dapat menunjukkan surat kelengkapan kendaraan, maka

merupakan pelanggaran dan dapat dijerat sesuai dengan hukum yang berlaku.

Pengujian kendaraan bermotor disebut juga uji kir adalah serangkaian kegiatan

menguji dan/atau memeriksa bagian-bagian kendaraan bermotor, kereta gandengan,

kereta tempelan dan kendaraan khusus dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan

teknis dan laik jalan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 55 Tahun 2012 tentang

Kendaraan bahwa : “Pengujian Kendaraan Bermotor dilakukan secara berkala enam

bulan sekali dalam rangka menjamin keselamatan, kelestarian lingkungan dan

pelayanan umum”. Kewajiban pemilik untuk mendaftarkan kendaraan bermotornya,

dalam rangka mengumpulkan data yang dapat digunakan untuk tertib administrasi,

pengendalian kendaraan bermotor yang diopersikan di Indonesia, mempermudah

penyidikan pelanggaran atau kejahatan yang menyangkut kendaraan yang

bersangkutan, serta dalam rangka perencanaan, rekayasa, dan manajemen lalu lintas dan

angkutan jalan dan memenuhi kebutuhan data lainnya dalam rangka perencanaan

pembangunan nasional. Pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor dilakukan di Unit

Pengujian Kendaraan Bermotor dan pemeriksaan dijalankan oleh penguji yang

memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah. Bagi kendaraan yang

memenuhi kelaikan akan disahkan oleh pejabat yang ditunjuk akan diberi tanda uji.

Sasaran pengujian kendaraan bermotor meliputi kegiatan memeriksa, menguji,


12
13
mencoba dan meneliti diarahkan kepada setiap kendaraan bermotor wajib uji secara

keseluruhan pada bagian-bagian kendaraan secara fungsional dalam sistem komponen

serta dimensi teknisnya baik maupun berdasarkan persyaratan teknis yang objektif.

2.1.3 Uji Berkala Perpanjangan Masa Berlaku Kendaraan Bermotor


Penyelenggara Uji Berkala Uji Berkala Perpanjangan Masa Berlaku dapat

dilakukan terhadap kendaraan wajib Uji Berkala di daerah yang bersangkutan dan

kendaraan wajib Uji Berkala yang berasal dari luar daerah yang bersangkutan karena

keadaan tertentu.

Unit pelaksana Uji Berkala Kendaraan Bermotor Dapat menyelenggarakan

pengujian berkala Kendaraan Bermotor setelah mendapat akreditasi dari Direktur

Jenderal. Untuk memperoleh akreditasi, unit pelaksana Uji Berkala Kendaraan

Bermotor harus memenuhi persyaratan:

a. lokasi;

b. kompetensi tenaga penguji berkala Kendaraan Bermotor;

c. standar fasilitas prasarana pengujian berkala Kendaraan Bermotor;

d. standar peralatan pengujian berkala Kendaran Bermotor;

e. keakurasian peralatan Pengujian Kendaraan Bermotor;

f. prosedur dan tata cara pengujian berkala Kendaraan Bermotor;

g. sistem informasi Uji Berkala Kendaraan Bermotor.

Akreditasi yang dimaksud dapat diklasifikasikan dengan kriteria sebagai berikut:

a. jumlah kendaraan wajib uji;

b. jenis dan teknologi kendaraan wajib uji;

c. ukuran kendaraan wajib uji;

d. peralatan uji;
14

e. kualifikasi kompetensi penguji; dan sistem informasi Uji Berkala.

Akredetasi tersebut berlaku paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang

setelah memenuhi persyaratan seperti tersebut diatas.

Uji Berkala Kendaraan Bermotor terdiri dari fasilitas berupa fasilitas yang

dipasang secara tetap dan/ atau fasilitas yang dapat dipindahkan. Fasilitas Uji Berkala

Kendaraan Bermotor yang dipasang secara tetap terdiri atas:

a. bangunan gedung pengujian;

b. bangunan gedung untuk generator set, kompresor, dan gudang;

c. jalan keluar-masuk;

d. lapangan parkir;

e. bangunan gedung administrasi;

f. pagar;

g. fasilitas penunjang untuk umum;

h. fasilitas listrik;

i. lampu penerangan; dan

j. pompa air dan menara air.

Peralatan Uji Berkala Kendaraan Bermotor meliputi peralatan utama dan

peralatan penunjang. Peralatan utama paling sedikit meliputi:

a. alat uji emisi gas buang;

b. alat uji ketebalan asap gas buang (smoke tester);

c. alat uji kebisingan suara klakson dan/ atau knalpot;

d. alat uji rem;

14
15
e. alat uji lampu;

f. alat uji kincup roda depan;

g. alat uji penunjuk kecepatan;

h. alat pengukur kedalaman alur ban;

i. alat pengukur berat;

j. alat pengukur dimensi; dan

k. alat uji daya tembus cahaya pada kaca

Peralatan penunjang sebagaimana dimaksud pada meliputi: kompresor udara,

generator set dan peralatan bantu.

Kendaraan wajib Uji Berkala wajib didaftarkan pada unit pelaksana Uji Berkala

di daerah tempat Kendaraan Bermotor diregistrasi. Kendaraan wajib Uji Berkala wajib

dilakukan Uji Berkala perpanjangan masa berlaku pada unit pelaksana Uji Berkala.

Untuk melakukan Uji Berkala perpanjangan masa berlaku, pemohon mengajukan

permohonan dengan disertai persyaratan sebagai berikut:

a. membawa Kendaraan Bermotor yang akan diuji ke unit pelaksana Uji Berkala

Kendaraan Bermotor dalam kondisi teknis siap untuk diuji;

b. mengisi formulir pendaftaran;

c. salinan fotokopi kartu identitas pemilik kendaraan dengan menunjukkan aslinya

d. Salinan foto kopi surat tanda nomor Kendaraan Bermotor dengan menunjukkan

aslinya, untuk Kendaraan Bermotor wajib uji berkala;

e. bukti lulus Uji Berkala yang habis masa berlakunya; dan

f. membayar biaya Uji Berkala.

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum pelaksanaan pengujian adalah :

a. Pastikan peralatan uji telah dikalibrasi


16

b. Kendaraan yang diuji dalam keadaan bersih

Didalam persyaratan teknis, pemeriksaan awal kendaraan uji ditujukan kepada:

1) Jenis dan konstruksi kendaraan bermotor berupa pengamatan visual:

a) Jenis kendaraan sesuai dengan buku uji atau rekomendasi,

b) Bentuk rumah-rumah dan bahan sesuai dengan buku uji atau rekomendasi.

2) Rangka landasan berupa pemeriksaan kondisi tidak retak, tidak keropos dan paku-

paku keeling/pengikat tidak longgar.

3) Motor penggerak berupa pemeriksaan kondisi dan unjuk kerja seperti mudah

hidupkan dari euang pengemudi, bersih dan tidak bocor.

4) Sistem pembuangan berupa pemeriksaan kondisi dan unjuk kerja, harus:

a) Tidak bocor

b) Tidak menonjol melewati sisi samping atau sisi belakang kendaraan

c) Diarahkan keatas, ke belakang atau ke sisi kanan sebelah belakang dengan

sudut kemiringan tertentu

d) Tidak terlalu pendek sehingga mengakibatkan asap masuk ke ruang

penumpang.

5) Penerus daya berupa pemeriksaan kondisi pada sambungansambungan

penghubung tidak aus, baut-baut tidak longgar dan jumlahnya harus lengkap,

bersih dan tidak kotor.

6) Sistem roda terdiri dari pemeriksaan kondisi tromol rem/piringan rem, sepatu rem

dan kelengkapannya, silinder roda, bantalan as pendek, mur, pen, ulir, split pen,

king pin/ball joint, ban dan pelak.

16
17
7) Sistem suspensi berupa pemeriksaan kondisi seperti susunan pegas tertata baik,

tidak retak, pengikat tidak longgar, gantungan pegas tidak aus dan peredam kejut

terpasang dengan baik sesuai dengan jumlah dari pabrik pembuat.

8) Alat kemudi berupa pemeriksaan kondisi seperti sambungan-sambungan sistem

kemudi tidak terlalu aus, dapat digerakan dengan tenaga wajar, baut-baut pengikat

tidak ada yang longgar dan dilengkapi dengan pengunci serta spelling maksimum

1/5 dari diameter roda kemudi.

9) Sistem rem berupa pemeriksaan kondisi seperti saluran/sambungan tidak bocor,

terpasang dengan baik yang jarak berhentinya memenuhi perlambatan minimal 5

m/dt2 dan dapat berkerja pada semua roda. Untuk rem parkir pengunci harus

berkerja dengan baik dan mampu menahan kendaraan posisi berhenti pada jalan

datar, tanjakan maupun turunan.

10) Lampu-lampu dan alat pemantul cahaya terdiri dari pemeriksaan unjuk kerja dan

posisi lampu utama, lampu penunjuk bagian depan dan belakang, lampu posisi

depan, lampu posisi belakang, lampu rem, lampu isyarat peringatan bahaya bagian

depan dan belakang, lampu kabut (bila ada) dan lampu tanda batas kendaraan.

11) Komponen pendukung berupa pemeriksaan unjuk kerja, pengamatan secara

visual maupun pengukuran pada speedometer, kaca spion, penghapus kaca

(wiper), klakson, sabuk keselamatan, spakbor dan bumper.

12) Badan kendaraan terdiri dari pemeriksaan, pengukuran, dan pengamatan secara

visual pada rumah-rumah, tempat pengemudi dan penumpang, tempat berdiri,

lorong dan tinggi atap mobil bus, keterangan jumlah tempat duduk dan/atau

tempat berdiri, unjuk kerja indikator dan tempat keluar darurat untuk mobil bus.
18

13) Persyaratan tambahan berupa pengamatan secara visual:

a) Untuk mobil bus, jumlah pintu mobil bus dengan penumpang kurang dari 15

orang maupun lebih dari 15 orang, dan mempunyai pintu darurat pada kedua

sisinya,

b) Untuk mobil bus sekolah, tanda/tulisan bus sekolah, lampu berwarna merah

dibawah jendela belakang pada saat bus sekolah berhenti,

c) Untuk mobil barang, ganjal roda yang kuat dan mudah dicapai pengemudi

atau pembantu pengemudi,

d) Untuk rangkaian kendaraan, kereta gandengan, dan kereta tempelan, alat

perangkai pengikat harus kukuh, pengunci bekerja dengan baik, tidak

retak/aus, sedangkan untuk alat perangkai otomatis untuk penarik kereta

tempelan dengan JBKB maksimu 20 ton.

14) Peralatan dan perlengkapan kendaraan terdiri dari pemeriksaaan dan pengamatan

secara visual pada ban cadangan/serep, dongkrak, alat pembuka ban/roda,

segetiga pengaman, kotak obat, ganjal roda serta alat komunikasi penumpang dan

pengemudi.

15) Ukuran dan muatan kendaraan berupa pengamatan secara visual dan perhitungan

untuk:

a) Dimensi kendaraan (panjang, lebar, tinggi, ROH, FOH, jarak sumbu),

b) Jumlah berat yang diperbolehkan (JBB) dan/atau jumlah berat kombinasi

yang diperbolehkan (JBKB) harus lebih kecil atau sama dengan hasil

penjumlahan dari kekuatan masing-masing sumbunya.

18
19
c) Jumlah berat yang diijinkan (JBI), dan/atau jumlah berat kombinasi yang

diijinkan (JBKI) maksimum sama dengan jumlah berat kombinasi yang

diperbolehkan (JBKB).

Pengujian kendaraan yang meliputi pemeriksaan kelaikan jalan berupa:

1) Periksa emisi gas buang kendaraan bermotor

2) Rem utama

3) Rem parkir

4) Periksa setiap roda depan (toe in, toe out) dengan alat side slip tester dengan

batasan maksimum toe in atau toe out 5 milimeter per menit, yang diukur

pada kondisi tanpa beban pada kecepatan maksimum 5 kilometer per jam.

Pemeriksaan tersebut dilakukan dengan alat uji kincup roda depan (side slip

tester).

5) Ukur tingkat suara klakson kendaraan bermotor yang ditentukan serendah-

rendahnya sebesar 90 dB (A) dan setingi-tingginya sebesar 118 dB (A), dan

dapat didengar pada jarak 60 meter yang diukur pada tempat yang tidak

memantulakn suara dengan tingkar suara lingkungan serendah-rendahnya

pada jarak 2 meter di depan kendaraan. Pemeriksaan tersebut dilakukan

dengan alat pengukur suara (sound level meter).

6) Periksa alat speedometer kendaraan bermotor dengan head light tester

dengan pengukuran meliputi:

a) Kemampuan pancar lampu utama jauh yang bisa menangkap benda di

depan kendaraan sejauh 100 meter serendah-rendahnya setara dengan

12.000 cd.
20

b) Deviasi penyinaran lampu depan sebesar 0º34’ untuk ke kanan dan

1º09’ ke kiri.

7) Periksa alat speedometer kendaraan bermotor dengan speedometer tester

(alat penunjuk kecepatan), dimana penyimpanan pada alat penunjuk

kecepatan pada batas sebesar -10% sampai +15% pada kondisi pengukuran

kecepatan sebesar 40 kilometer per jam. Pemeriksaan tersebut dilakukan

dengan alat uji speedometer (speedometer tester).

8) Timbang berat sumbu (axle) depan dan belakang kendaraan bermotor untuk

menentukan jumlah berat muatan yang diijinkan berdasarkan kelas jalan

yang dilalui. Penimbangan tersebut dilakukan dengan alat pengukur berat

(axle load).

9) Periksa suspensi roda apakah masih mampu menahan getaran maupun

kejutan, dan kemudian kendaraan angkat dengan pesawat angkat (car lift)

untuk memeriksa bagian bawah kendaraan. Pemeriksaan tersebut dilakukan

dengan alat uji suspensi roda (pit wheel suspension tester).

10) Turunkan kendaraan bermotor dari pesawat angkat (car lift) setelah

dilakukan pemeriksaan di bagian bawah bawah, selanjutnya periksa kondisi

lampu stop, lampu penunjuk arah, lampu penerangan tanda nomor

kendaraan, lampu mundur serta kedalaman alur ban minimal 1 milimeter.

11) Bawa kendaraan bermotor ke lapangan atau pelataran pengujian untuk

dilakukan tes jalan, seperti memeriksa radius putaran minimum kendaraan

yang ditentukan maksimum 12 meter yang diukur pada kondisi tanpa beban

dengan kecepatan rendah pada permukaan datar yang keras.


20
21

1. Bukti Lulus Uji Kendaraan Bermotor

Bukti lulus Uji Berkala Kendaraan Bermotor dalam bentuk:

a. kartu uji; dan

b. tanda uji.

Kartu Uji Berkala paling sedikit memuat:

a. nomor dan tanggal sertifikat registrasi uji tipe;

b. foto berwarna tampak samping kanan, kiri, depan dan belakang Kendaraan

Bermotor;

c. nomor uji kendaraan;

d. nama pemilik;

e. alamat pemilik

f. merek dan tipe;

g. jenis kendaraan;

h. tahun pembuatan atau perakitan;

i. isi silinder, kecuali untuk Kendaraan Bermotor listrik;

j. daya motor penggerak;

k. nomor rangka landasan Kendaraan Bermotor;

l. berat kosong kendaraan;

m. konfigurasi sumbu roda;

n. ukuran ban;

o. kelas jalan terendah yang boleh dilalui;

p. dimensi utama kendaraan;

q. daya angkut;
22

r. masa berlaku hasil uji;

s. bahan bakar atau sumber energi yang digunakan;

t. hasil uji dari seluruh item uji;

u. JBB dan/atau JBKB khusus untuk Mobil Barang dan Mobil Bus; dan

v. JBI dari / atau JBKI khusus untuk Mobil Barang dan Mobil Bus.

Tanda Uji Berkala berupa stiker. Stiker dipasang dengan ketentuan:

a. dilekatkan pada kaca depan sisi kiri bawah bagian dalam, untuk Kendaraan

Bermotor;dan

b. dilekatkan pada sisi sebelah kanan bagian depan, untuk Kereta Gandengan

dan KeretaTempelan.

Tanda Uji Berkala paling sedikit memuat keterangan mengenai:

a. nomor kendaraan;

b. JBI dan/atau JBKI;

c. daya angkut orang dan barang;

d. masa berlaku uji kendaraan; dan

e. muatan sumbu terberat.

2.1.4 Biaya Jasa pelayanan Uji Berkala Perpanjangan Masa Berlaku


Pelaksanaan Uji Berkala pada unit pelaksana Uji Berkala Kendaraan Bermotor

dikenai biaya jasa pelayanan Uji Berkala Kendaraan Bermotor. Biaya jasa pelayanan

Uji Berkala yang diselenggarakan oleh unit pelaksana Uji Berkala Kendaraan

Bermotor milik pemerintah kabupaten/kota berupa retribusi sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Pada Dinas Perhubungan Kabupaten Kubu Raya, biaya


22
23
Uji Berkala ditetapkan berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten Kubu Raya Nomor 51

Tahun 2019 Tentang Perubahan Tarif atas Perda Nomor 09 Tahun 2010 Tentang

Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor. Untuk Uji berkala Perpanjangan Masa

Berlaku biaya retribusinya adalah seperti pada tabel 1 (satu ) dibawah ini :

Besaran Tarif

No Perlengkapan Uji JBB 0 s/d JBB 2501 s/d JBB 8001 Kg

2500 Kg 800 Kg keatas

1 Formulir Uji Rp. 5.000 Rp. 5.000 Rp. 5.000

2 Plat Uji Rp. 10.000 Rp. 10.000 Rp. 10.000

Tanda
3 Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp. 20.000
Samping

Retribusi/jasa
4 Rp. 30.000 Rp. 60.000 Rp.115.000
Uji

Emisi gas
5 Rp. 10.000 Rp. 10.000 Rp. 10.000
Buang

Jumlah Rp. 75.000 Rp.105.000 Rp.160.000

2.1.5 Sanksi bagi Pemilik Kendaraan Bermotor wajib Uji Berkala yang tidak
melaksanakan Uji Berkala Perpanjangan Masa Berlaku
Setiap pemilik kendaraan wajib Uji Berkala yang melanggar ketentuan dalam hal

pelaksanaan Uji Berkala Perpanjangan Masa Berlaku dikenai sanksi administratif.


24

Seperti dijelaskan dalam Pasal 89 ayat (2) dan ayat (3) Peraturan Menteri Perhubungan

No 19 Tahun 2021 Tentang Pengujian Kendaraan Bermotor bahwa sanksi administratif

tersebut berupa peringatan tertulis dan denda administratif. Peringatan tertulis

diberikan sebanyak 3 (tiga) kali dengan jangka waktu masing-masing 30 (tiga puluh)

hari kalender. Dalam hal pemilik Kendaraan Bermotor tidak melaksanakan kewajiban

setelah berakhirnya jangka waktu peringatan tertulis ke 3 (tiga), dikenai sanksi

administratif berupa denda administratif paling banyak Rp. 24.000.000,00 (dua puluh

empat juta rupiah).

Mengenai sanksi pidana, dalam Pasal 285 ayat (2) Pasal 286 Undang-

Undang Repuplik Indonesia No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan dijelaskan bahwa Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor beroda

empat atau lebih di Jalan yang tidak memenuhi persyaratan teknis yang meliputi kaca

spion, klakson, lampu utama, lampu mundur, lampu tanda batas dimensi badan

kendaraan, lampu gandengan, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya,

alat pengukur kecepatan, kedalaman alur ban, kaca depan, spakbor, bumper,

penggandengan, penempelan, atau penghapus kaca dipidana dengan pidana kurungan

paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu

rupiah).

Selanjutnya pada Pasal 286 Undang-Undang Repuplik Indonesia No. 22 Tahun

2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menerangkan bahwa setiap orang yang

mengemudikan Kendaraan Bermotor beroda empat atau lebih di Jalan yang tidak

memenuhi persyaratan laik jalan dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2(dua)

bulan atau denda paling banyak Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).
24
25
Selain itu, bagi setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor yang

wajib uji berkala dengan sengaja atau mengetahui bahwa kendaraan tersebut tidak

pernah dilakukan uji berkala atau kendaraan tersebut habis masa berlaku Uji

Berkalanya dengan tujuan pengoperasian kendaraan yang tidak dapat dibenarkan, maka

bisa dikatakan itu adalah suatu kelalaian yang dapat dikenakan Pasal 310 Undang-

Undang Repuplik Indonesia No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan ayat (1) s/d ayat (4) yaitu : ayat (1)

“Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena

kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan kerusakan Kendaraan

dan/atau barang dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) bulan dan/atau

denda paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah)” : ayat (2)

“Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena

kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka ringan dan

kerusakan Kendaraan dan/atau barang dipidana dengan pidana penjara paling lama 1

(satu) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah)” : ayat

(3)

“Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena

kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka berat dipidana

dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.

10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)” : ayat (4) “Dalam hal kecelakaan yang

mengakibatkan orang lain meninggal dunia, dipidana dengan pidana penjara paling

lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 12.000.000,00 (dua belas juta

rupiah).”
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis Di dalam penelitian mengenai Peran Dinas Perhubungan dalam Pengujian

Kendaraan Angkutan Barang dan Masyarakat Di Wilayah Kabupaten Kubu Raya,

penulis menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa penelitian ini hanya

menggambarkan proses atau keadaan yang ada pada saat ini atau masa sekarang serta

masalah- masalah aktual yang berhubungan dengan variable yang ada di dalamnya.

Definisi penelitian deskriptif menurut Koentjaraningrat (1983:42) adalah

penelitian yang bersifat deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat-

sifat individu, keadaan gejala atau kelompok-kelompok tertentu,menetukan frekuensi,

penyebaran suatu gejala atay frekuensi adanya hubungan tertentu dalam suatu gejala

lain dalam masyrakat.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif adalah hanya

menuturkan dan menafsirkan data yang ada, yaitu keadaan gejala apa adanya saat

penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis

tertentu, tetapi hanyamenggambrkan “apa adanya” tentang suatu variabel, gejala, atau

keadaan. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif menurut STIA LAN

(2001:14) adalah : “menekankan pada segi pengamatan langsung secara partisipatif

sehingga diungkapkan fenomena-fenomena yang terjadi serta hal-hal yang

melatarbelakangi dimana diperlukan ketajaman dan kecermatan dalam mengamati dan

menarik interfensi kesimpulan atas fenomena- fenomena yang tampak.”


26
27
Sehubungan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, maka pendekatan ini ditujukan untuk mendapatkan informasi yang mendalam

tentang kondisi atau fakta yang ada (apa adanya) tentang Peran Dinas Perhubungan

dalam Pengujian Kendaraan Angkutan Barang dan Masyarakat Di Wilayah Kabupaten

Kubu Raya

3.1.1 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian Peran Dinas Perhubungan dalam Pengujian Kendaraan

Angkutan Barang dan Masyarakat dilakukan pada lingkup Wilayah Kabupaten Kubu

Raya.

Penelitian dilakukan di UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor Sungai Raya Dinas

Perhubungan Kabupaten Kubu Raya. Dinas Perhubungan Kabupaten Kubu Raya

ditetapkan berdasarkan Peraturan Bupati Kubu Raya Nomor 46 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Perhubungan

Kabupaten Kubu Raya.

Dinas Perhubungan Kabupaten Kubu Raya Merupakan salah satu lembaga teknis

daerah yang mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang

perhubungan berdasarkan asas otonomi, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan serta

tugas-tugas lainnya yang diberikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Tujuan utama pembentukan ini adalah untuk menunjang kesejahteraan

masyarakat dengan menyediakan pelayanan dalam bidang transportasi termasuklah

didalamnya pelayanan terhadap Pengujian Kendaraan Bermotor. Berikut beberapa

gambaran umum tentang Dinas Perhubungan Kabupaten Kubu Raya :

1. Lokasi

UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor Sungai Raya Dinas Perhubungan Kabupaten


28

Kubu Raya terletak di Jalan Adi Sucipto

KM. 9,2 Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.

Berikut peta lokasi nya :

GAMBAR 1
PETA LOKASI PENELITIAN

DINAS
PERHUBUNGAN
KABUPATEN
KUBU RAYA

Sumber data : google maps

2. Motto

- Disiplin dalam bekerja

- Tegas dalam bertindak

- Santun dalam pelayanan

3. Visi

Terwujudnya Pembangunan Bidang Perhubungan Yang Optimal dan Berhasil

Guna Menuju Peningkatan Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat.

4. Misi

- Mengembangkan kemampuan SDM Aparatur Perhubungan yang proprsional

- Meningkatkan pebangunan infrastruktur perhubungan darat, laut dan udara

untuk mendukung pengembangan wilayah dan kelancaran transportasi


28
29
- Mewujudkan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian transportasi yang

terpadu.

5. Susunan Organisasi

Dinas Perhubungan Kabupaten Kubu Raya dipimpin oleh seorang Kepala Dinas

yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Bupati melalui

Sekretaris Daerah, dengan struktur sebagai berikut:

a. Kepala Dinas.

b. Sekretariat, membawahi 2 (dua) sub bagian yang tediri dari :

1) Sub Bagian Rencana Kerja dan Keuangan ;

2) Sub Bagian Tata Usaha, Kepegawaian, Perlengkapan dan Umum;

c. Bidang Perhubungan Darat dan Udara membawahi 3 (tiga) seksi yang terdiri

dari:

1) Seksi Lalu Lintas dan Keselamatan Penumpang Darat;

2) Seksi Angkutan Darat dan Udara;

3) Seksi Terminal dan Perparkiran.

Bidang Perhubungan Laut dan Sungai membawahi 3 (tiga) seksi yang terdiri dari :

1) Seksi Lalu Lintas Keselamatan Pelayaran, Sungai, Danau dan

Penyeberangan;

2) Seksi Angkutan Laut, Sungai, Danau dan Penyeberangan;

3) Seksi Kepelabuhan

d. Bidang Pengendalian Sarana Transportasi dan PJU yang membawahi 2 (dua)

seksi yang terdiri dari :

1) Seksi Perencanaan dan Pengembangan Transportasi, Pengendalian dan

Pengawasan Transportasi;
30

2) Seksi Penerangan Jalan Umum.

e. Unit Pelaksana Teknis dinas terdiri dari :

1) Unit Pengelola Perairan Daratan Sungai Raya (UPTD- PPDSR);

2) Unit Pelabuhan Penyeberangan Rasau Jaya (UPTD- PPRJ);

3) Unit Pengujian Kendaraan Bermotor (UPTD-PKB);

4) Unit Pelaksanan Tehnis Terminal Angkutan Darat.

f. Kelompok Jabatan Fungsional

Sedangkan UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor itu Sendiri dari :

1. Kepala UPTD

2. Sub Bagian Tata Usaha

6. Tupoksi

a. Tugas Pokok

Dinas Perhubungan mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan,

merumuskan, membina, mengarahkan, mengevaluasi, mengawasi, melaporkan

dan melaksanakan kegiatan dinas berdasarkan kebijakan Bupati dan Peraturan

Perundang-Undangan.

b. Fungsi

Untuk melaksanakan tugas, Dinas Perhubungan mempunyai fungsi:

1) Penyusunan program-program di bidang perhubungan;

2) Perumusan kebijakan teknis di bidang perhubungan;

3) Pelaksanaan Kebijakan dan penyelenggaraan urusan pemerintahan serta

pelayanan umum di bidang perhubungan;

30
31
4) Pelaksanaan Administrasi Dinas Perhubungan;

5) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perhubungan;

6) Pembinaan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Perhubungan ;

7) Pengorganisasian, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan

pemerintahan bidang perhubungan; dan

8) Pelaksanaan tugas lain yang diserahkan oleh Bupati sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Jumlah Sumber Daya Manusia di Lingkungan Dinas Perhubungan Kabupaten

Kubu Raya yaitu 102 orang yang terdiri dari 46 Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 56

Pegawai Honorer/kontrak yang tersebar diseluruh unit organisasi.

TABEL 2

JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI HONORER DINAS

PERHUBUNGAN KABUPATEN KUBU RAYA

Pegawai
No Pendidikan PNS
Honorer

1 S-2 - orang -

2 S-1/D-IV - orang - orang

3 Diploma - orang - orang

4 SLTA - orang - orang

Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Kubu Raya tahun 2022

Temuan Hasil Penelitian pada UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor Sungai

Raya Dinas Perhubungan Kabupaten Kubu Raya merupakan deskripsi dari data yang

diperoleh dalam pengumpulan data di lapangan melalui wawancara, dan penyebaran


32

angket atau kuisioner. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sperti telah

disebutkan bab I sebelumnya yaitu :

- Seluruh Petugas UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan

Kabupaten Kubu Raya yang berjumlah 8 (delapan) orang.

- 400 (empat ratus) Pemilik Kendaraan Bermotor dari 4000 (empat ribu) kendaraan

bermotor yang wajib melakukan Uji Berkala Perpanjangan Masa Berlaku di

UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor Sungai Raya Dinas Perhubungan

Kabupaten Kubu Raya.

Dalam melakukan penelitian, penulis membuat rangkuman pertanyaan dalam

bentuk wawancara, angket atau kuisioner. Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan

pernyataan dan pertanyaan yang dapat dimengerti oleh para responden dan akan

diseimbangkan dengan hasil wawancara bersama para petugas UPTD Pengujian

Kendaraan Bermotor Sungai Raya Dinas Perhubungan Kabupaten Kubu Raya.

Hasil dari wawancara, dan penyebaran angket atau kuisioner tersebut dijadikan

petunjuk dalam pemecahan masalah-masalah yang diangkat penulis dan memberikan

gambaran - gambaran nyata yang sesuai dengan kenyataan di lapangan sehingga penulis

dapat memberikan jawaban sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan

sebelumnya yaitu untuk memperoleh data dan informasi mengenai Uji Berkala

Perpanjangan Masa Berlaku Kendaraan Bermotor, untuk mengetahui penyebab pemilik

kendaraan bermotor wajib uji berkala tidak melakukan Uji Berkala Perpanjangan Masa

Berlaku pada Dinas Perhubungan Kabupaten Kubu Raya, serta u

ntuk mengetahui upaya apa yang telah dilakukan oleh Dinas Perhubungan

Kabupaten Kubu Raya dalam mengimplementasikan Pasal 18 Peraturan Menteri


32
33
Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM. 19 Tahun 2021 terhadap Uji

Berkala Perpanjangan Masa Berlaku Kendaraan Bermotor

3.1.2 Analisis Data


Analisa data merupakan upaya dan/atau cara untuk mengolah data menjadi

informasi sehingga karakteristik data tersebut bisa dipahami dan bermanfaat untuk solusi

permasalahan, terutama masalah serta tujuan yang berkaitan dengan penelitian.

Mengawali Analisa data, penulis menjelaskan perkembangan kendaraan wajib Uji


Berkala Perpanjangan Masa Berlaku kendaraan bermotor pada UPTD Pengujian
Kendaraan Bermotor Sungai Raya Dinas Perhubungan Kabupaten Kubu Raya. Untuk
data tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini :
TABEL 3

Jumlah Jumlah Prosentase


Jumlah
Kendaraan Kendaraan yang
Kendaraan
yang yang tidak melakukan
No wajib Uji
Tahun melakukan melakukan Uji Berkala
Berkala
Uji Berkala Uji Berkala Perpanjangan
Perpanjanngan
Perpanjangan Perpanjangan Masa Berlaku
Masa Berlaku
Masa Berlaku Masa Berlaku (%)
1 2018 111 111 111 111

2 2019 111 111 111 111

3 2020 111 111 111 111

4 2021 111 111 111 111

JUMLAH KENDARAAN YANG MELAKUKAN UJI BERKALA

PERPANJANGAN MASA BERLAKU

Sumber data : Dinas Perhubungan Kabupaten Kubu Raya

Berdasarkan Tabel 3 diatas, pada tahun 2021 terjadi penurunan Jumlah Kendaraan

wajib Uji Berkala Perpanjangan Masa Berlaku. Ini dikarenakan adanya kendaraan yang

dijual ke luar kabupaten/kota sehingga tempat pengujian ikut berpindah ke Pengujian


34

Kendaraan Bermotor pada kabupaten/kota dimaksud. Selain itu dari hasil verifikasi data

oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Kubu, terjadinya penurunan Jumlah Kendaraan

Wajib Uji Berkala Perpanjangan Masa Berlaku yaitu terdapat kendaraan wajib uji

berkala yang memang tidak dioperasikan lagi karena kondisi kendaraan yang rusak parah

dan tidak dimungkinkannya untuk dibetulkan.

Dari tahun 2020 hingga tahun 2021 terjadi penurunan jumlah kendaraan wajib Uji

Berkala yang melakukan Uji Berkala Perpanjangan Masa Berlaku di UPTD Pengujian

Kendaraan Bermotor Sungai Raya Dinas Perhubungan Kabupaten Kubu Raya. Bisa di

lihat pada Tabel 3 diatas, bahwa pada tahun 2020 Jumlah Kendaraan yang melakukan

Uji Berkala Perpanjangan Masa Berlaku sebanyak 2597 unit kendaraan dari seluruh

kendaraan Wajib Uji Berkala yang berjumlah 4034 unit. Bila di prosentasekan, jumlah

kendaraan yang melakukan Uji Berkala Perpanjangan Masa Berlaku pada tahun 2020

sebanyak 64,4 %. Sedangkan pada tahun 2021 Jumlah Kendaraan yang melakukan Uji

Berkala Perpanjangan Masa Berlaku sebanyak 1.631 unit kendaraan dari seluruh

kendaraan Wajib Uji Berkala yang berjumlah 4.000 unit. Bila di prosentasekan, jumlah

kendaraan yang melakukan Uji Berkala Perpanjangan Masa Berlaku pada tahun 2021

hanya sebanyak 40,8 % saja. Untuk lebih jelasnya prosentase perbandingan tersebut

dapat di lihat pada Grafik 1 dibawah ini :

34
35

GRAFIK 1

PROSENTASE KENDARAAN

YANG MELAKUKAN DAN TIDAK MELAKUKAN

UJI BERKALA PERPANJANGAN MASA BERLAKU

GRAFIK UJI BERKALA PERPANJANGAN MASA BERLAKU


120%

Kendaraan Wajib Uji Berkala 100% 100% 100% 100% 100%


Perpanjangan Masa Berlaku
80% 83,7%
79,1%
Jumlah Kendaraan yang 64,4%
60% 59,2%
melakukan Uji Berkala
Perpanjangan Masa Berlaku 40% 40,8%
35,8%
Jumlah kendaraan yang
tidak melakukan Uji Berkala 20% 20,9%
16,3%
Perpanjangan Masa Berlaku
0%
2018 2019 2020 2021

Sumber data : Dinas Perhubungan Kabupaten Kubu Raya

Penurunan jumlah kendaraan yang melakukan Uji berkala Perpanjangan Masa

Berlaku tentu menjadi masalah yang tidak bisa disepelekan, karena akan berimbas pada

keselamatan pengguna jalan dan kelestarian lingkungan hidup. Berikut ini akan

ditampilkan data-data Mengapa pemilik kendaraan bermotor wajib uji berkala tidak

melakukan Uji Berkala Perpanjangan Masa Berlaku di Dinas Perhubungan Kabupaten

Kubu Raya. Data-data tersebut penulis rangkum dari Sampel penelitian.

Anda mungkin juga menyukai