Anda di halaman 1dari 9

60

Artikel
Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia
Sertifikasi Alih Nadzir Badan (Indonesian Journal of Legal Community
Engagement) JPHI, 02(1) (2019) 60-67.

Hukum Wakaf Perorangan Kepada © Ali Masyhar, Ridwan Arifin, Adib Nor Fuad
This work is licensed under a Creative
Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License.
Nadzir Badan Hukum Bagi ISSN Print 2654-8305
ISSN Online 2654-8313
Masjid/Musholla di Kecamatan https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index

Gunungpati Kota Semarang

Ali Masyhar, Ridwan Arifin, Adib Nor Fuad


Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang

Diterima: 16 September 2019, Diterima: 23 Oktober 2019, Dipublikasi: 20 November


2019

Abstrak
Legalitas wakaf masjid/musholla akhir-akhir ini tidak bisa lagi dianggap sebagai
pelengkap. Bahkan untuk menjaga dan menjamin kemaslahatan ummat, pewakafan
masjid harus diwujudkan dalam wujud terbitnya sertifikat wakaf. Salah satu unsur
dipenuhinya wakaf adalah adanya wakif (pihak yang mewakafkan) dan nadzir
(pihak penerima wakaf). Nadzir bisa dalam bentuk perorangan maupun badan
hukum/organisasi. Nadzir badan hukum/organisasi jauh lebih menjamin untuk
tidak bergonta-gantinya nadzir. Dengan demikian nadzir badan hukum/organisasi
lebih menjamin keberlangsungan harta/tanah wakaf itu, dan menghindari potensi
terjadinya sengketa. Organisasi/Badan Hukum Nahdlatul Ulama dengan legalitas
dan keorganisasiannya yang mapan, sangat relevan apabila dijadikan nadzir
sertifikat wakaf, khususnya di Gunungpati yang secara kultur dan sosiologisnya
mengamalkan amaliyah Nahdliyyin. Pengabdian Kepada Masyarakat ini berfokus
pada (1) mitigasi sengketa/konflik terkait hak kepemilikan tanah masjid/musholla;
(2) pemberian dasar legalitas dalam bentuk sertifikat wakaf bagi masjid/musholla
di Kecamatan Gunungpati; (3) menerbitkan sertifikat wakaf dengan nadzir badan
hukum/organisasi dari NU. Adapun luaran yang akan dihasilkan adalah (1)
Pemahaman pentingnya legalitas formal sertifikat wakaf (khususnya nadzir badan
hukum/organisasi) bagi takmir
Korespondesi Penulis
masjid/musholla di Gunungpati; (2)
terbitnya sertifikat wakaf dengan nadzir Fakultas Hukum UNNES, Kampus UNNES
badan hukum; dan (3) Menghasilkan Sekaran, Gunungpati, Semarang.
Surel
artikel yang dimuat dalam jurnal ilmiah. ali_masyhar@mail.unnes.ac.id
Kegiatan ini bermitra dengan MWC NU
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Kegiatan ini dilakukan dalam 4 tahapan
yang saling terkait yaitu inventarisasi masjid/musholla yang potensial

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
61

disertifikasi; Pemahaman pada takmir masjid/musholla tentang pentingnya


sertifikasi wakaf; pengurusan sertifikat wakaf di KUA dan BPN; dan Penyerahan
sertifikat alih nadzir.

Kata kunci:
Sertifikat Wakaf, Alih Nadzir

PENDAHULUAN banyaknya jumlah


Legalitas tanah dan bangunan Masjid/musholla di Indonesia
akhir-akhir ini menjadi kebutuhan yang membutuhkan jaminan legalitas dalam
sangat urgen. legalitas yang dimaksud bentuk sertifikat wakaf karena pada
adalah sertifikat yang jelas sehingga prinsipnya masjid/mushoolla adalah
dapat dimitigasi akan kemungkinan milik masyarakat. tanah
munculnya masalah di kemudian hari. masjid/musholla yang belum
salah satu sertifikasi yang perlu bersertifikat wakaf, sangat mungkin
diperhatikan adalah legalitas tanah berpotensi menimbulkan sengketa waris
Masjid/musholla. jumlah Masjid dan di kemudian hari. Banyak kasus tersaji
Musholla di Indonesia cukup banyak, terkait dengan sengketa tanah masjid
bahkan tidak dapat dipastikan secara musholla di Indonesia misalnya di
tepat. setidaknya terdapat 8000 an Surakarta (2012), di Karawang (2016), di
masjid/musholla di Indonesia. namun Cirebon (Tahun 2013 dan 2018), dan di
demikian hanya 211.953 Masjid yang Jakarta (Tahun 2018).
terdaftar di Indonesia. jumlah masjid Gunungpati merupakan wilayah
terdaftar tersebut dapat dikelompokkan rural yang kental dengan nuansa agamis.
dalam kategori: masjid raya sejumlah 32 Hal ini secara sekilas, terlihat dari
masjid, masjid besar 4.422 masjid, masjid banyaknya Masjid/Musholla di
bersejarah sejumlah 864 masjid, masjid Gunungpati yaitu 98 masjid dan 229
agung sejumlah 391 masjid dan masjid musholla yang tersebar di 16 kelurahan.
jami' sejumlah 206.244 masjid. Adapun sebarannya dapat dilihat pada
(simas.kemenag.go.id). jumlah tersebut tabel berikut:
belum ditambah dengan masjid-masjid No Kelurahan Masjid Musholla
yang tersebar di tempat publik dan /Langgar
musholla di kampung. 1 Gunungpati 10 22

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
61

2 Plalangan 6 12 bendanya milik pribadinya untuk


3 Sumurejo 7 24 kepentingan khalayak umum/ummat.
4 Pakintelan 7 13 Adapun wakaf adalah perbuatan
5 Mangunsari 5 16 hukum wakif untuk memisahkan
6 Patemon 4 24 dan/atau menyerahkan sebagian harta
7 Ngijo 6 6 benda miliknya untuk dimanfaatkan

8 Nongkosawit 5 21 selamanya atau untuk jangka waktu

9 Cepoko 4 8 tertentu sesuai dengan kepentingannya

10 Jatirejo 3 6 guna keperluan ibadah dan/atau

11 Kandri 4 10 kesejahteraan umum menurut syariah.

12 Pongangan 4 11
13 Kalisegoro 5 4
14 Sekaran 8 18
15 Sukorejo 15 18
16 Sadeng 5 16
Jumlah 98 229
Sumber: Gunungpati Dalam Angka,
2018
Dari jumlah yang ada, sejumlah
75% belum memiliki sertifikat wakaf,
bahkan sebagian belum bersertifikat. Gambar 1. Contoh Sertifikat Dasar Alih

Sedang sisanya meski telah bersertifikat Nadzir

wakaf, namun masih nadzir perorangan. Nadzir memang dapat berupa

Sebagaimana dirumuskan dalam perorangan, organisasi/badan hukum.

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Di wilayah Gunungpati sertifikat wakaf

tentang Wakaf, Nazhir adalah pihak masjid/mushola masih berupa nadzir

yang menerima harta benda wakaf dari perorangan. Dibanding dengan nadzir

Wakif untuk dikelola dan perseorangan, nadzir badan

dikembangkan sesuai dengan hukum/organisasi jauh lebih menjamin

peruntukannya. Wakif disini diartikan kontinuitas, sehingga sangat

sebagai orang yang mewakafkan harta meminimalisisasi adanya kemungkinan


sengketa. Wakaf nadzir perorangan,

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
62

masih mungkin terdapat sengketa, Selama ini NU telah dikenal


terutama apabila para nadzir satu persatu sebagai penyebar ajaran Islam yang
mulai wafat. Kelemahan/kekurangan ini Rohmatan Lil Alamin, dengan prinsip
dapat tertutupi oleh wakaf dengan model tawasuth (tengah-tengah), tasamuh
nadzir organisasi/badan hukum. Dengan (toleransi), tawazun (seimbang) dan
nadzir badan hukum/organisasi i’tidal (tegak lurus). Nilai-nilai ini jelas
menjamin keberlangsungan benda wakaf sejalan dengan Visi Universitas Negeri
dan mengurangi potensi Semarang yaitu “Menjadi Universitas
konflik/sengketa. Satu-satunya Berwawasan Konservasi dan Bereputasi
permasalahan muncul jika Internasional. Dalam wawasan
organisasi/badan hukum tersebut bubar. Konservasi, terkandung makna bukan
Untuk itulah perlu dipilih hanya fisik dan bangunan, namun juga
organisasi/badan hukum yang sudah terkait dengan nilai dan karakter. Nilai
mapan dengan legalitas yang mantap. dan Karakter rohmatal lil alamin ini
Nahdlatul Ulama (NU) merupakan tidak akan tercapai apabila tidak
organisasi massa keagamaan terbesar di dilandasi pada masjid/musholla yang
dunia sangat relevan untuk dipilih berafiliasi pada ajaran Rohmatal
sebagai nadzir pada wakaf lilalamin.
organisasi/badan hukum Namun demikian, terkait dengan
Masjid/musholla di Gunungpati ini. wakaf, MWC NU Kecamatan
Ada beberapa alasan mengapa Nahdlatul Gunungpati menghadapi beberapa
Ulama dipilih sebagai Nadzir persoalan:
organisasi/Badan Hukum. a) Masyarakat/warga masih belum
a. NU merupakan organisasi yang menyadari perlunya legalitas pada
mapan dengan organisasi yang Masjid/Musholla yang selama ini
tertata rapi; menjadi tempat ibadah mereka;
b. Masyarakat Gunungpati secara b) MWC NU Gunungpati belum
sosiologis dan kultural adalah memiliki SDM yang memadai untuk
masyarakat dengan amaliyah pengurusan alih Nadzir perorangan
Nahdliyyin; kepada Nadzir organisasi/badan
c. NU merupakan organisasi yang hukum;
menjaga dan mengawal NKRI.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
63

c) MWC NU Gunungpati masih Tahap I: Inventarisasi Masjid/Musholla


kesulitan untuk mengkoordinasikan yang akan disertifikatkan
ketakmiran masjid/musholla di dengan alih Nadzir Badan
wilayah Gunungpati karena masih Hukum NU;
belum ada kesatuan nadzir Pada tahap ini, tim pelaksana
organisasi/badan hukum di MWC Bersama dengan pengurus
NU Gunungpati. MWC NU Gunungpati

LUARAN mencari data terkait


Luaran dari kegiatan pengabdian masjid/musholla di seluruh
ini adalah: (1) Adanya pemahaman dan kelurahan di Gunungpati yang
kesadaran warga terhadap perlunya berpotensi untuk
sertifikat wakaf pada Masjid/Musholla; dialihnadzirkan. Tahap ini
(2) Kelancaran roda organisasi MWC dilaksanakan mulai tanggal 20 –
NU Gunungpati, khususnya terkait 31 Mei 2019.
koordinasi Lembaga ketakmiran Tahap II: Pendekatan dan Pemahaman
masjid/musholla; (3) Sertifikat alih kepada Takmir Masjid untuk
nadzir wakaf masjid/musholla dari pengalihan sertifikat wakaf.
nadzir perorangan kepada nadzir badan Pada Tahap II kegiatan
hukum; dilaksanakan dengan metode
Focus Grup Discussion (FGD).
METODE PELAKSANAAN MWC NU Gunungpati
Dalam melaksanakan kegiatan didampingi Tim Pelaksana
ini, pengusul menggandeng MWC NU Pengabdian, mengumpulkan
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. takmir masjid/musholla yang
MWC NU Gunungpati merupakan berpotensi untuk
organisasi NU di tingkat kecamatan dialihnadzirkan. Selanjutnya
yang masih belum memiliki SDM yang diberikan pemahaman perlunya
memadai, dan masih perlu penataan nadzir organisasi/badan
dalam pengelolaan masjid/musholla di hukum. Tahap ini dilaksanakan
bawah naungannnya, sehingga patut pada Tanggal 3 Juni – 3 Juli 2019.
untuk didampingi. Metode yang Tahap III: Pengurusan sertifikat wakaf
digunakan dalam kegiatan ini adalah: atas nama Nadzir Badan

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
64

Hukum NU (Ke KUA dan 1. Gunungpati merupakan wilayah


BPN). Pada tahap ini, Tim rural yang kental dengan nuansa
Pelaksana akan mengumpulkan
segala dokumen yang
diperlukan untuk ikrar wakaf di
KUA. Selanjutnya akan diurus
ke BPN guna pengalihan nadzir.
Kegiatan ini dilaksanakan mulai
tanggal 8 Juli – 10 Agustus 2019.
Tahap IV: Penyerahan sertifikat pada
takmir masjid.
Tahap ini merupakan tahap
akhir dari program kegiatan.
agamis. Hal ini secara sekilas,
Setelah sertifikat keluar dari
terlihat dari banyaknya
BPN, selanjutnya diserahkan
Masjid/Musholla di Gunungpati
kepada takmir masjid/musholla
yaitu 98 masjid dan 229 musholla
yang bersangkutan pada tanggal
yang tersebar di 16 kelurahan. Dari
28 Agustus 2019.
jumlah yang ada, sejumlah 75%
HASIL KEGIATAN DAN
belum memiliki sertifikat wakaf,
PEMBAHASAN bahkan sebagian belum bersertifikat.
Adapun hasil dari kegiatan tersebut Sedang sisanya meski telah
dapat dirinci sebagai berikut: bersertifikat wakaf, namun masih
nadzir perorangan. Tim pelaksana
melakukan safari kepada takmir-
takmir masjid dan musholla yang
menjadi target. Akhirnya terjaring 54
masjid dan Musholla yang berkenan
mengalihnadhirkan serifikat yang
selama ini masih Nadzir perorangan
menuju Nadzir Badan Hukum NU.
Dari 54 masjid dan musholla

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
65

tersebut, tim pelaksana berhasil diganti dengan alih nadzir badan hukum
menerbitkan 12 alih nadzir yang NU seperti gambar berikut:
sudah keluar sertifikat finalnya.
Adapun sejumlah 42 masjid dan
Musholla masih dalam proses
penerbitan penggantian blanko baru.
Namun demikian ke 42
masjid/musholla tersebut telah
diganti nadzirnya.
Adapun data hasil rekapitulasi
pengurusan sertifikasi alih nadzir secara
keseluruhan dapat dilihat dari tabel
berikut:

2. Proses perubahan/pengalihan
sertifikat dari perorangan kepada
badan hukum memerlukan waktu
yang cukup panjang. Pengurusan dan
pendampingan 42 sertifikat yang
sekarang masih dalam tahap
penerbitan blanko baru, ditargetkan
tuntas pada akhir tahun 2019 ini.
Secara yuridis formal, peralihan
sudah dilaksanakan oleh BPN
dengan bukti dicoretnya nama
pemilik sertifikat lama diganti
dengan nama nadzir badan hukum.
Belum tuntasnya pengurusan alih

Setelah semua proses disetujui, maka nadzir ini lebih banyak akibat

pada sertifikat awal akan dicoret dan terdapatnya kendala teknis, kendala
awal muncul dimulai dengan belum
meratanya kesadaran takmir/nadzir

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
66

lama untuk melepaskan Berdasar pada uraian hasil dan


kenadzhirannya. Masih banyak pembahasan yang telah diuraiakan secara

takmir/nadzir lama yang masih belum Panjang lebar tersebut di atas, akhirnya
dapat disimpulkan bahwa terbitnya
memahami tujuan mulia yang hendak
sertifikat peralihan nadhir wakaf dari
dicapai. Umumnya mereka meminta
Nadhir perorangan menjadi nadhir
waktu lama untuk berfikir dan berembug
kelembagaan/badan hukum dalam hal ini
diantara ketakmiran. Kurangnya
NU, membawa jaminan kepastian
informasi awal dari pihak pengurus
pengelolaan (ketakmiran)
MWC NU Gunungpati menjadi salah Masjid/Musholla di lingkungan
satu faktor penyebabnya. Kendala yang Kecamatan Gunungpati. Bukan hanya
tidak kalah siginifikansinya adalah kepastian kepemilikan, tetapi juga
kendala birokrasi yang tidak konsisten bermanfaat dalam menjaga persatuan
dalam mempermudah sertifikasi alih ummat dan menghindarkan diri dari

nadzir. Belum satu padunya di internal potensi sengketa di kemudian hari.


Pengurusan alih nadzir ini tidaklah mulus
BPN menjadi satu faktor sehingga
sebagaimana dibayangkan, banyak
pengurusan alih nadzir tidak dapat
kendala yang dialami terutama terkait
dilaksanakan secara cepat. Kendala ini
dengan kesadaran takmir/nadzir lama
muncul karena masing-masing unit di
untuk melepaskan kenadzhirannya. Hal
internal BPN belum satu pemahaman
ini karena tidak semua takmir/nadzir
terkait dengan program alih nadzir yang lama memahami tujuan mulia yang
telah disepakati antar pimpinan yaitu hendak dicapai. Berikutnya adalah
PBNU dan Kepala Kanwil Pertanahan kendala birokrasi yang tidak konsisten
JawaTengah. Karena tidak satupadunya dalam mempermudah sertifikasi alih
antar instansi inilah, maka berkas nadzir. Kendala ini muncul karena

pendukung yang harus dikumpulkan masing-masing unit di internal BPN


belum satu pemahaman terkait dengan
sedemikian banyak dan berkali-kali
program alih nadzir yang telah disepakati
mengalami revisi. Selain beberapa
antar pimpinan yaitu PBNU dan Kepala
kendala di atas, kendala klasik juga tetap
Kanwil Pertanahan JawaTengah.
masih ada yaitu minimnya dukungan
Kendala klasik juga tetap masih ada yaitu
dana guna pengurusan sertifikasi alih
minimnya dukungan dana guna
nadzir ini. pengurusan sertifikasi alih nadzir ini.
KESIMPULAN

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index
67

Saran yang perlu disampaikan


dari hasil kegiatan sertifikasi alih
nadzir ini adalah: (1) Perlunya
pemberian pemahaman secara intensif
terutama oleh MWC NU Gunungpati
terhadap takmir/nadzir lama, tentang
manfaat dari program alih nadzir
wakaf; (2) Perlu dilakukan pembinaan
dan pendampingan pengurusan
sertifikat alih nadhir, karena
banyaknya masjid/mushola di
kecamatan Gunungpati yang belum
tertangani alih nadhir ini.

DAFTAR PUSTAKA

Sari, Elsi Kartika, 2006, Pengantar


Hukum Zakat dan Wakaf,
Grasindo, Jakarta.
Kementerian Agama RI, 2006, Fiqih
Wakaf, Dirjen Bimas Islam,
Jakarta.
Masyhar, Ali, 2008, Pergulatan Kebijakan
Hukum Pidana dalam Ranah
Tatanan Sosial, Unnes Press,
Semarang.
Mubarok, Jail, 2016, Wakaf Produktif,
Simbiosa Rekatama Media,
Jakarta.
Undang-Undang No. 41 Tahun 2004
tentang Wakaf.

https://semarangkota.bps.go.id/publication
/2018/09/26/f59dc56981ed51e687e0f8
08/kecamatan-gunung-pati-dalam-
angka-2018.html

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/JPHI/index

Anda mungkin juga menyukai