Anda di halaman 1dari 46

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK

SOSIAL, PERKEMBANGAN BUDAYA PRASEJARAH HINGGA


MODERN, KEBUDAYAAN DAN IDENTITAS, TANTANGAN
DALAM ERA GLOBALISASI, KERAGAMAN BUDAYA
MANUSIA, CINTA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

MAKALAH

Diajukan Pada Mata kuliah IAD/IBD/ISD

Dosen Pengampu :

Nurmaya Medopa, S.Pd.i M.Pd

Disusun Oleh
KELOMPOK 1 SAMPAI 6

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Globalisasi ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan
dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan
menjadi bahan makalah ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT,
dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah Globalisasi ini
dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 4
C. Tujuan Masalah..................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 6
A. Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial..................................... 6
B. Peran interaksi sosial dalam hubungan antar individu.......................................... 7
C. Kebutuhan individu dan tuntutan sosial dalam kehidupan sehari-hari.................. 7
D.Pengertian Budaya Prasejarah.............................................................................. 9
E.Perkembangan Budaya Prasejarah sampai Zaman Modern................................. 10
F.Pengertian Kebudayaan dan Identitas................................................................... 11
G.Pengertian Globalisasi........................................................................................... 14
H.Sejarah Dan Proses Globalisasi............................................................................. 16
I.Ciri ciri Globalisasi............................................................................................... 17
J.Aspek Globalisasi................................................................................................. 18
K.Dampak Globalisasi.............................................................................................. 20
L.Menyikapi Dampak Globalisasi............................................................................ 23
M.Pengertian Manusia............................................................................................... 24
N.Pengrtian Kebudayaan........................................................................................... 26
O.Manusia Dalam Keanekaragaman Budaya dan Peradaban................................... 28
P.Pengertian cinta..................................................................................................... 30
Q.Macam-macam cinta............................................................................................. 30
R.Cara menumbuhkan cinta dalam kehidupan manusia........................................... 33
S.Dampak cinta yang terjalin di kehidupan manusia............................................... 34
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 37
A. Kesimpulan............................................................................................................
37
B. Saran...................................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 41
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai individu, manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan
keterampilan unik, mengejar tujuan pribadi, dan merasakan kebahagiaan
individual. Di sisi lain, sebagai makhluk sosial, mereka terlibat dalam hubungan
interpersonal yang membentuk identitas kelompok, membangun norma sosial, dan
berpartisipasi dalam kolektivitas yang lebih besar. Keseimbangan antara eksistensi
individu dan sosial menciptakan dinamika yang kompleks, di mana pencarian
makna hidup pribadi bersilangan dengan kebutuhan akan koneksi dan hubungan
yang mendalam dengan orang lain.
Kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari kebudayaan dan
perkembangannya mulai dari periode Praaksara sampai Era Modern, Kebudayaan
adalah hasil dari akal budi manusia yang diwujudkan dalam wujud kebudayaan
seperti ide, gagasan, tindakan maupun benda, Dalam perkembangannya
kebudayaan berkembang untuk menjawab tantangan alam dan diikuti oleh
masyarakat yang dinamis dan perubahan tindakan, pola pikir, Kebiasaan ke arah
yang lebih positif dan maju yang meninggalkan kebudayaan-kebudayaan
sebelumnya (Sihotang, 2008: 10) . Perkembangan kebudayaan terwujud karena
manusia sebagai pelaku menjawab tantangan alam untuk memenuhi kebutuhan
dan kelangsungan hidup. Manusia dan kebudayan cenderung terikat dikarenakan
manusia bergerak tidak hanya menurut hasrat ataupun memikirkan makan saja
namun sudah berpikir dan menemukan solusi untuk permasalahan-permasalahan
yang dihadapi oleh manusia, seiring keinginan manusia yang terus meningkat
maka penemuan-penemuan baru tercipta dalam berbagai bentuk yang menunjang
kehidupan manusia. Dan manusia tidak hidup dalam jangka waktu yang panjang
sehingga kebudayan-kebudayaan akan diwariskan ke generasi-generasi
selanjutnya yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat (Soekmono, 1981:
l 7).
Pada saat Greetz (1973) mengatakan bahwa kebudayaan merupakan
histoically transmittect pattern of meanings embodied in symbols, a system of
inherited conceptions expressed in symbolic forms by means of which men
communicate, perpu tuate, and deoelop their knowledge about and attitudes
toward life" (Greetz, 1973: 89), sesunggutrnya kebudayaan itu memiliki batas-
wilayah di mana sekelompok orang mencari makna atas simbol-simbol. Simbol-
simbol yang digunakan merupakan simbol-simbol yang disepakati secara
bersama-sama untuk digunakan. Sedangkan makna dari setiap simbol yang
digunakan tersebut merupakan hasil kesepakatan secara bersamasama. Artinya,

1
simbol dan makna tersebut merupakan kesepakatan bersama dari suafu
masyarakat atau suatu komunitas. Secara etimologis, kata identitas berasal dari
kata ldentity, yang berarti (1) kondisi atau kenyataan tentang sesuatu yang sama,
suatu keadaan yang mirip satu sarna lain; (2) kondisi atau fakta tentang sesuatu
yang sama di antara dua orang atau dua benda; (3) kondisi atau fakta yang
menggambarkan sesuatu yang sama diantara dua orang (individualitas) atau dua
kelompok atau benda.
Saat ini sedang marak penggunaan jejaring sosial atau lebih dikenal
dengan Facebook. Situs sosial ini merupakan salah satu media social network
yang sangat terkenal. Dengan Facebook, Anda dapat berinteraksi dengan berbagai
macam orang di seluruh dunia. Dengan fasilitas Internet, Anda dapat mengatasi
jarak jauh menjadi dekat serta dapat digunakan berkomunikasi antarwarga suatu
negara dengan warga negara lain yang saling berjauhan. Internet merupakan salah
satu bentuk kemajuan perkembangan teknologi komunikasi. Selain perkembangan
di bidang teknologi, saat ini juga terjadi perubahan gaya hidup di sebagian
masyarakat yang beranggapan bahwa makan restoran di McDonald atau di
Kentucky Fried Chicken (KFC) lebih enak dan bergengsi daripada makan di
restoran padang atau di Warteg merupakan bukti dari proses lokalisasi dari
kebiasaan yang datang dari Amerika Serikat. Adanya kecenderungan saat
menonton bioskop sambil makan popcorn dan minum soft drink, juga menjadi
contoh dari proses lokalisasi terhadap kebiasaan-kebiasaan yang datang dari
budaya luar.
Kedua contoh di atas muncul akibat adanya pengaruh asing yang masuk
dan memengaruhi pola/gaya hidup masyarakat Indonesia. Gejala inilah yang biasa
dikenal dengan istilah globalisasi. Globalisasi seakan berubah menjadi ideologi
baru dalam tatanan dunia sekarang ini. Semua masyarakat dunia telah
memakluminya. Karakteristik masyarakat dunia yang super sibuk, serba cepat,
berbudaya konsumtif, dan hedonis merupakan pengaruh adanya globalisasi.
Globalisasi juga berpengaruh besar terhadap perubahan perilaku kehidupan
masyarakat di suatu negara.
Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan yang tersebar mulai dari
Sabang sampai Merauke, dengan beragam suku dan ras sehingga menghasilkan
kebudayaan yang beraneka ragam. Kekayaan yang dimiliki oleh masyarakat
Indonesia tersebut bukan hanya berupa kekayaan sumber alam saja, tetapi
masyarakat Indonesia juga memiliki kekayaan lain seperti kekayaan akan
kebudayaan suku bangsa Indonesia yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia.
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa
dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling

2
sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara
turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian –
kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Selain itu manusia merupakan
makhluk sosial yang berinteraksi satu sama lain dan melakukan suatu kebiasaan-
kebiasaan tertentu yang pada akhirnya menjadi budaya yang biasa mereka
lakukan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah
produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang
menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang
diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai
pendudukungnya dan kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi
manusia di dalam kehidupannya.
Kebudayaan adalah suatu fenomena universal. Setiap masyarakat-bangsa
di dunia memiliki kebudayaan, meskipun bentuk dan coraknya berbeda-beda dari
masyarakatbangsa yang satu kemasyarakat-bangsa lainnya. Kebudayaan secara
jelas menampakkan kesamaan kodrat manusia dari berbagai suku, bangsa, dan ras.
Setiap kebudayaan pasti memiliki wadah dan masyarakat adalah wadah dari
kebudayaan tersebut, sehingga antara kebudayaan dan masyarakat keduanya tidak
dapat dipisahkan.
Cinta dalam kehidupan manusia memiliki beberapa dimensi yang
mempengaruhi pengalaman dan persepsi individu Cinta adalah perasaan yang
kompleks yang dapat memberikan makna dan kebahagiaan dalam kehidupan
manusia. Ia dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti cinta keluarga,
persahabatan, atau romantis. Cinta memiliki kekuatan untuk memotivasi,
menyembuhkan, dan memberikan arti yang mendalam pada eksistensi manusia.
Manusia dan cinta bagaikan dua sisi yang tidak terpisakan, karena manusia cinta
ada dan karena cinta manusia ada. Manusia adalah mahluk sosial yang tidak
mungkin dipisahkan oleh interaksi, sementara dalam perspektif ini. Kami
memandang bahwa cinta merupakan sebuah energi yang melahirkan pola interaksi
antar manusia, bahkan saking kuatnya energi cinta ini pola interaksi sosial yang
dihasilkan bukan hanya interaksi fisik namun interaksi batin pun terjadi. Islam
juga memandang cinta sebagai dasar persaudaraan antar manusia dan perasaan
yang mendasari keseluruhan dengan makhluk lain. Ibnu Hazm sendiri
menyebutkan bahwa cinta adalah suatu kasih sayang atau insting yang
menggelayuti perasaan seseorang terhadap orang yang dicintainya. Agama tidak
hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga mengatur hubungan
manusia dengan manusia lainya sehingga dalam hal ini agama memegang peran
yang fungsional dalam menjaga kedamaian dalam hubungan dengan sesama
manusia. Dalam agama selalu ada tata cara aturan untuk berinteraksi baik dengan
orang lain. Misalnya dalam agama Islam, interaksi sosial sangat dianjurkan seperti

3
saling sapa dengan mengucapkan salam, berjabat tangan, silaturahmi, saling
berbagi, dan lain-lain. Interaksi sosial dalam Islam yang paling populer adalah
silaturahmi atau hubungan kasih sayang antar sesama manusia. Islam juga
mengajarkan mengenai etika dalam berinteraksi sosial. Jadi, ketika seseorang
membenci cinta berarti sama dengan orang tersebut membenci kodratnya sebagai
manusia. Orang yang membenci cinta akan memandang bahwa cinta adalah
sebuah fenomena yang menyakitkan sehingga Page | IV untuk mendekati cinta
pun dia tidak mau. Banyak orang yang terjebak pada masa lalunya mamandang
bahwa cinta hanyalah milik kekasihnya sehingga ketika terjadi masalah antara dia
dengan kekasihnya menjadikan cinta itu sebagai pengalaman buruknya. Padahal
cinta itu bukan hanya untuk kekasih tapi cinta itu adalah silaturahmi untuk sesama
sehingga dengan cinta kita dapat membangun kekuatan sosial melalui pola
interaksi sosial yang konstruktif.(ysr).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah tentang Globalisasi ini adalah sebagai berikut:
A. Apa yang dimaksud Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial ?
B. Apa peran interaksi sosial dalam hubungan antar individu ?
C. Bagaimana kebutuhan individu dan tuntutan sosial berpengaruh pada
kehidupan sehari-hari
D. Apa pengertian budaya prasejarah?
E. Bagaimana perkembangan budaya prasejarah sampai zaman modern?
F. Jelaskan pengertian kebedayaan dan identitas?
G. Apa pengertian globalisasi?
H. Bagaimana sejarah dan proses globalisasi?
I. Apa saja ciri-ciri globalisasi?
J. Apa saja aspek globalisasi?
K. Apa saja dampak globalisasi?
L. Bagaimana menyikapi dampak globalisasi?
M.Bagaimana hubungan antara manusia dan kebudayaan?
N. Bagaimana proses terbentuknya kebudayaan?
O. Apa saja fungsi kebudayaan bagi manusia?
P. Bagaimana pengertian cinta
Q. Apa saja macam-macam cinta
R. Bagaimana cara menumbuhkan cinta dalam kehhidupan manusia
S. Bagaimana dampak dari cinta yang terjalin di dalam kehidupan manusia
C. Tujuan

4
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Globalisasi ini adalah
sebagai berikut:
A. Bagaimana mengetahui Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
B. Mengetahui Bagaimana interaksi sosial berpengaruh dalam Hubungan individu
C. Mengetahui Bagaimana kebutuhan individu dan tuntutan sosial berpengaruh
dalam kehidupan sehari-hari
D. Mengetahui pengertian budaya prasejarah
E. Mengetahui mengenai perkembangan budaya prasejarah budaya
F. Untuk mengetahui pengertian kebudayaan dan identitas
G. Untuk mengetahui pengertian globalisasi.
H. Untuk mengetahui sejarah dan proses globalisasi.
I. Untuk mengetahui ciri-ciri globalisasi.
J. Untuk mengetahui aspek globalisasi.
K. Untuk mengetahui dampak globalisasi.
L. Untuk mengetahui cara menyikapi dampak globalisasi.
M.Mengetahui hubungan yang saling memengaruhi antara manusia dan
kebudayaan.
N. Mengetahui proses terbentuknya kebudayaan.
O. Mengetahui fungsi kebudayaan bagi manusia.
P. Untuk mengetahui seperti apa itu cinta
Q. Untuk mengetahui apa saja macam cinta
R. Untuk mengetahui cara menumbuhkan cinta dalam kehidupan manusia
S. Untuk mengetahui dampak dari cinta yang terjalin dalam kehidupan manusia

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manusia sebagai Makhluk individu dan makhluk sosial
Sebagai makhluk individu, manusia memiliki kebebasan pikiran,
kehendak, dan perasaan yang unik. Setiap individu memiliki kecerdasan,
keinginan, dan pengalaman pribadi yang membedakannya dari yang lain. Konsep
ini menekankan kemandirian dan otonomi individu dalam membuat keputusan
dan mengembangkan identitasnya.Di sisi lain, sebagai makhluk sosial, manusia
cenderung membentuk hubungan dan berinteraksi dengan sesama. Ini mencakup
keluarga, teman, komunitas, dan masyarakat.
Manusia membangun norma, nilai, dan aturan yang mengatur interaksi
sosial mereka. Ketergantungan sosial juga tercermin dalam kebutuhan manusia
akan dukungan emosional, pertemanan, dan kolaborasi dalam mencapai tujuan
bersama.Jadi, manusia mengalami kualitas sebagai individu yang unik dengan
kehidupan mental dan emosional sendiri, sementara juga terjalin dalam jaringan
kompleks hubungan sosial yang membentuk bagian integral dari keberadaannya.
Manusia sebagai Makhluk Individu Dilihat dari beberapa aspek
1. Identitas Pribadi:
Ini mencakup karakteristik unik, seperti kepribadian, minat, dan nilai-nilai
yang membedakan satu individu dari yang lain. Identitas ini terbentuk melalui
pengaruh faktor genetik, lingkungan, dan pengalaman hidup.
2. Kebebasan dan Otonomi:
Manusia memiliki kemampuan untuk membuat keputusan dan mengambil
tindakan sesuai dengan keinginan dan kehendak pribadinya. Kebebasan ini
mencakup kemampuan untuk merencanakan hidup dan mengambil tanggung
jawab atas pilihan mereka.
Manusia sebagai Makhluk Sosial juga Dilihat dari beberapa aspek
1. Interaksi Sosial:
Manusia secara alamiah mencari interaksi dengan orang lain untuk membangun
hubungan sosial. Interaksi ini dapat melibatkan komunikasi verbal dan non verbal,
serta pertukaran emosi dan informasi.

6
2. Budaya dan Norma Sosial:
Manusia membentuk dan mengikuti norma sosial serta nilai-nilai budaya yang
memandu perilaku mereka dalam masyarakat. Hal ini menciptakan struktur sosial
dan memberikan arah pada interaksi sosial.
3. Kelompok dan Komunitas:
Manusia cenderung membentuk kelompok dan komunitas untuk saling
mendukung, berbagi sumber daya, dan mencapai tujuan bersama. Interaksi dalam
kelompok ini memainkan peran penting dalam pembentukan identitas sosial.
4. Pengembangan Hubungan:
Hubungan sosial, baik dalam konteks keluarga, teman, atau komunitas,
berkontribusi pada kesejahteraan emosional dan psikologis manusia. Hubungan
ini juga memainkan peran dalam membentuk identitas sosial dan perilaku.
B. Peran interaksi sosial dalam hubungan antar individu
Dalam hubungan antar individu, interaksi sosial melibatkan sejumlah
elemen yang memainkan peran penting. Pertama, interaksi sosial memungkinkan
pertukaran verbal dan non-verbal, seperti bahasa tubuh dan ekspresi wajah, yang
membantu dalam pemahaman maksud dan perasaan satu sama lain.Selain itu,
melalui interaksi sosial, individu dapat membentuk norma-norma bersama yang
membimbing perilaku mereka dalam kelompok atau masyarakat. Norma-norma
ini mencakup aturan, nilai, dan harapan yang diakui bersama, memfasilitasi
koordinasi dan harmoni dalam hubungan sosial.
Interaksi sosial juga berkontribusi pada pengembangan identitas sosial
individu. Melalui hubungan dengan orang lain, seseorang dapat mengidentifikasi
dirinya sebagai bagian dari kelompok tertentu, memahami peran sosialnya, dan
membentuk citra diri yang saling terkait dengan interaksi sehari-hari.Selain itu,
dalam konteks interaksi sosial, konsep saling ketergantungan muncul, di mana
individu saling membutuhkan dan memengaruhi satu sama lain. Ini menciptakan
jaringan dukungan sosial yang memainkan peran penting dalam kesejahteraan
mental dan emosional individu.Secara keseluruhan, interaksi sosial adalah fondasi
bagi pembentukan dan pemeliharaan hubungan antar individu, memainkan peran
utama dalam pengembangan identitas sosial, norma sosial, serta memberikan
dukungan dan ketergantungan antar individu.
C. Kebutuhan individu dan tuntutan sosial dalam kehidupan sehari-hari
Kebutuhan pribadi dan tuntutan sosial merupakan dua hal yang saling
terkait dan saling mempengaruhi dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan pribadi

7
merupakan halhal yang diperlukan oleh individu untuk memenuhi kebutuhan
fisik, psikologis, dan sosialnya. Tuntutan sosial merupakan hal-hal yang
diharapkan oleh masyarakat dari individu.
Pengaruh kebutuhan pribadi dan tuntutan sosial pada kehidupan sehari-
hari dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain:
1. Aspek fisik
Kebutuhan pribadi dan tuntutan sosial dapat berpengaruh pada aspek fisik
individu. Misalnya, kebutuhan pribadi untuk makan dan minum harus dipenuhi
agar tubuh tetap sehat. Tuntutan sosial untuk berpakaian rapi dan sopan juga dapat
memengaruhi pilihan pakaian individu.
2. Aspek psikologis
Kebutuhan pribadi dan tuntutan sosial juga dapat berpengaruh pada aspek
psikologis individu. Misalnya, kebutuhan pribadi untuk dicintai dan diterima oleh
orang lain dapat berpengaruh pada kesehatan mental individu. Tuntutan sosial
untuk berprestasi di sekolah atau di tempat kerja juga dapat menimbulkan stres
dan kecemasan bagi individu.
3. Aspek sosial
Kebutuhan pribadi dan tuntutan sosial juga dapat berpengaruh pada aspek
sosial individu. Misalnya, kebutuhan pribadi untuk berinteraksi dengan orang lain
dapat mendorong individu untuk bergabung dengan kelompok sosial. Tuntutan
sosial untuk mematuhi norma dan aturan masyarakat juga dapat memengaruhi
perilaku individu dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut adalah beberapa contoh pengaruh kebutuhan pribadi dan tuntutan
sosial pada kehidupan sehari-hari:
a) Seorang pelajar harus belajar dengan giat untuk memenuhi tuntutan sosial
untuk mendapatkan nilai yang baik di sekolah.
b) Seorang karyawan harus bekerja dengan keras untuk memenuhi tuntutan sosial
untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
c) Seorang remaja harus berpakaian modis untuk memenuhi tuntutan sosial untuk
diterima oleh teman-teman sebayanya.
d) Seorang dewasa harus menikah dan memiliki anak untuk memenuhi tuntutan
sosial untuk melanjutkan keturunan.
Pada dasarnya, kebutuhan pribadi dan tuntutan sosial harus diseimbangkan
agar individu dapat hidup dengan bahagia dan sejahtera. Individu harus mampu
memenuhi kebutuhan pribadinya tanpa mengabaikan tuntutan sosial. Sebaliknya,

8
individu juga harus mampu memenuhi tuntutan sosial tanpa mengorbankan
kebutuhan pribadinya.
D. Pengertian Budaya Prasejarah
Prasejarah adalah sebutan bagi kurun waktu yang bermula ketika makhluk
hominini mulai memanfaatkan perkakas batu sekitar 3,3 juta Tahun Silam
(dihitung mundur dari tahun 1950), dan berakhir ketika sistem tulis diciptakan.
Oleh karena itu prasejarah juga disebut Zaman Praaksara (zaman sebelum ada
aksara) atau Zaman Nirleka (zaman ketiadaan tulisan). Manusia prasejarah sudah
pandai membuat lambang-lambang, tanda-tanda, maupun gambar-gambar, tetapi
sistemsistem tulis tertua diketahui baru muncul sekitar 5.300 Tahun Silam, dan
adopsi sistem tulis secara luas baru terjadi ribuan tahun kemudian. Beberapa
kebudayaan baru menggunakan sistem tulis pada abad ke-19, bahkan masih ada
segelintir kebudayaan yang belum menggunakannya sampai sekarang. Oleh
karena itu tarikh akhir prasejarah berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain,
dan istilah "prasejarah" tidak begitu sering digunakan dalam wacana mengenai
masyarakatmasyarakat yang baru belakangan ini keluar dari masa prasejarah.
Sumer di Mesopotamia, Lembah Sungai Indus, dan Mesir Kuno adalah
peradabanperadaban yang pertama kali menciptakan aksara dan menyimpan
rekam sejarah. Kemajuan ini dicapai sejak permulaan Zaman Perunggu. Jejak
mereka mula-mula diikuti peradaban-peradaban tetangganya. Sebagian besar
peradaban lain baru keluar dari masa prasejarah pada Zaman Besi. Pembagian
prasejarah menjadi Zaman Batu, Zaman Perunggu, dan Zaman Besi disebut sistem
tiga zaman. Sistem ini dipakai di sebagian besar kawasan Erasia dan Afrika Utara,
tetapi tidak umum dipakai di belahan-belahan dunia lain yang baru mendadak
mengenal kepandaian mengolah logam-logam keras dari kontak dengan
kebudayaan-kebudayaan Erasia, misalnya kawasan Oseania, kawasan Australasia,
sebagian besar kawasan Afrika Sub-Sahara, dan beberapa kawasan di Benua
Amerika. Selain peradaban-peradaban PraKolumbus di Benua Amerika, kawasan-
kawasan tersebut tidak memiliki sistem tulis yang kompleks sebelum kedatangan
bangsa Erasia, dan oleh karena itu belum lama keluar dari masa prasejarah.
Sebagai contoh, prasejarah Indonesia dianggap berakhir sekitar tahun 400,
sementara prasejarah Australia lazimnya dianggap baru berakhir pada tahun 1788.
Kurun waktu ketika sebuah kebudayaan belum memiliki sistem tulis sendiri,
tetapi sudah terperikan dalam rekam sejarah pihak lain, disebut sebagai
protosejarah kebudayaan tersebut. Bertolak dari definisi di atas,dapat disimpulkan
bahwa tidak ada rekam sejarah dari masa prasejarah-manusia, sehingga penentuan
tarikh pembuatan benda-benda prasejarah menjadi sangat penting. Teknik-teknik
penentuan tarikh secara jelas baru disempurnakan pada abad ke-19.

9
Sistem tiga zaman adalah periodisasi prasejarah-manusia menjadi tiga
kurun waktu berurutan yang diberi nama menurut teknologi pembuatan
perkakasnya yang paling menonjol, yaitu:
Zaman Batu, Zaman Perunggu, Zaman Besi
E. Perkembangan Budaya Prasejarah sampai Zaman Modern
Perjalanan panjang manusia melalui tahapan-tahapan yang tidak singkat,
Squad. Salah satunya adalah melalui tahap evolusi. Ada beberapa teori terkait
evolusi, di antaranya adalah teori oleh Charles Darwin dan Jean-Baptiste de
Lamarck. Di tulisan kali ini, kita akan membahas teori evolusi menurut Darwin.
Evolusi merupakan proses yang berlangsung dalam kurun waktu jutaan tahun.
Secara khusus tentang evolusi manusia, Darwin berpendapat bahwa manusia
adalah hasil perkembangan lebih lanjut dari evolusi primata. Makhluk tersebut
dikenal dengan sebutan manusia purba. Teori evolusi ini tampak didukung dengan
berbagai temuan fosil manusia purba di berbagai tempat di dunia.
Proses evolusi manusia ini terjadi hampir di semua aspek (fisik). Ini dia
perubahan perubahan fisik yang terjadi pada manusia:
1. Sikap tubuh dan cara bergerak
Sikap tegak dimulai dengan kemampuan duduk tegak, berdiri, dan berjalan
tegak. Kemampuan berdiri dan berjalan tegak dengan kedua kaki membebaskan
tangan dari menunjang badan. Akibatnya, tangan dapat digunakan untuk membuat
dan menggunakan alat, mencari dan membawa makanan, menyuap makanan, serta
mengasuh anak-anak.
2. Evolusi kepala.
Evolusi kepala berhubungan dengan evolusi otak. Hal ini dikarenakan
semakin modern manusianya, maka semakin membesar pula volume otaknya.
Evolusi otak juga berpengaruh pada perubahan pola pikir, kebiasaan, cara hidup,
dan pemahaman atas pengalaman. Evolusi kepala juga berkaitan dengan sistem
pencernaan dan pernapasan. Perubahan makanan dan cara mengolahnya
mempengaruhi struktur mulut sebagai alat pengunyah, terlebih setelah
ditemukannya api.
3. Perkembangan biososial manusia
Pada aspek ini menyangkut tiga hal penting, yaitu pembuatan alat,
organisasi sosial, dan komunikasi dengan bahasa. Pembebasan tangan dari
menumpu badan dan perkembangan pikiran manusia yang lebih lanjut memicu
manusia dapat membuat alat-alat dari kayu dan batu. Kepandaian manusia dalam

10
memakai dan membuat alat mempermudah cara mencari dan mengolah makanan.
Perburuan hewan secara kelompok memerlukan pengorganisasian dalam
mengatur siasat bersama. Inilah yang mendorong terbentuknya organisasi sosial
dan komunikasi secara verbal maupun nonverbal, sebab komunikasi sangat
diperlukan untuk mengatur kehidupan secara berkelompok. Proses-proses evolusi
tersebut akhirnya membawa manusia pada zaman prasejarah menjadi manusia di
masa sekarang. Perkembangan budaya prasejarah hingga zaman modern
mencakup evolusi kompleks dari gaya hidup, seni, teknologi, dan sistem sosial.
Mulai dari periode prasejarah dengan kehidupan berburu dan mengumpulkan,
manusia kemudian mengembangkan pertanian dan permukiman tetap selama
Revolusi Neolitik. Peradaban-peradaban kuno seperti Mesir, Yunani, dan Romawi
memberikan sumbangan signifikan dalam seni, filsafat, dan sistem politik. Pada
Abad Pertengahan, budaya Eropa diwarnai oleh agama dan sistem feodal.
Renaisans memunculkan kebangkitan seni dan pengetahuan di Eropa. Revolusi
Industri di abad ke-18 dan ke-19 mengubah pola hidup manusia dengan kemajuan
teknologi dan urbanisasi. Abad ke-20 menyaksikan perubahan dramatis dalam
seni, musik, dan budaya populer dengan perkembangan teknologi media. Zaman
modern ditandai dengan globalisasi, di mana budaya dari berbagai belahan dunia
saling berpengaruh melalui perdagangan, teknologi, dan media. Digitalisasi
mempercepat pertukaran informasi dan budaya di seluruh dunia. Secara
keseluruhan, perkembangan budaya ini mencerminkan adaptasi manusia terhadap
lingkungan dan perubahan zaman, membentuk identitas serta memperkaya
keberagaman budaya di seluruh dunia.
F. Pengertian Kebudayaan dan Identitas
Kebudayaan adalah endapan dari kegiatan dan karya manusia yang
meliputi segala manifestasi dari kehidupan manusia yang berbudi luhur dan yang
bersifat rohani, seperti agama, kesenian, filsafat, ilmu pengetahuan, dan tata
negara.1 Kebudayaan juga dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar. 2 Hasil Kongres Kebudayaan
Indonesia tahun 1948 menyatakan bahwa kebudayaan meliputi segenap kehidupan
manusia dalam bermasyarakat, baik berbentuk lahir maupun batin.3 Dapat
disimpulkan bahwa kebudayaan adalah hasil karya dan pemikiran manusia yang
tidak pernah berhenti diproduksi manusia dari zaman ke zaman, dengan kata lain
kebudayaan adalah bagian penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Identitas merupakan jati diri yang dimiliki seseorang yang ia peroleh sejak
lahir hingga melalui proses interaksi yang dilakukannya setiap hari dalam
kehidupannya dan kemudian membentuk suatu pola khusus yang mendefinisikan
tentang orang tersebut. Sedangkan Budaya adalah cara hidup yang berkembang

11
dan dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang dan diwariskan dari generasi
ke generasi. Sehingga Identitas Budaya memiliki pengertian suatu karakter khusus
yang melekat dalam suatu kebudayaan sehingga bisa dibedakan antara satu
kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Dalam Lintas Budaya, setiap orang
seharusnya memahami masing-masing budaya yang ada di sekitarnya sehingga
dapat beradaptasi ketika berada di kebudayaan yang berbeda.
Identitas budaya yang terbentuk dalam kehidupan suatu masyarakat
terbentuk melalui belrcrapa tahap. Tetapi sebelum kita membahas tentang tahap
pembentukan identitas budaya ini, terlebih dahulu kita harus memaharni secara
tepat tentang identitas budaya. Karena kerap kali te{adi pemahaman tentang
identitas budaya itu dikacaukan dengan pengertian identitas sosial. Yang jelas,
konsep identitas selalu berkaitan dengan Peran. Menurut Alo Liliweri (2003: 83-
86), identitas budaya kita dikembangkan melalui proses yang meliputi beberapa
tahap, yaitu:
1. Identitas budaya yang tak disengaja
Pada tahap ini, identitas budaya terbentuk secara tidak disengaja atau tidak
disadari. Melalui Prctses serta interaksi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari,
muncullah identitas budaya yang tidak disadari. Banyak identit;rs budaya yang
dimiliki oleh suatu suku bangsa diperoleh secara tidak teruji, tak sengaja atau tak
disadari
2. Pencarian Identitas Budaya
Tahap yang kedua adalah tahap dimana identitas budaya itu sengaja di
cari. Pencarian identitas budaya ini meliputi proses penjajakan, bertanya, dan uji
coba atas sebuah identitas. Proses penjajakan, bertanya dan uji coba identitas
budaya ini bisa dilakukan oleh masyarakat yang memiliki identitas budaya
tersebut, atau oleh pihak lain. Proses inilah yang seringkali juga kita lakukan
ketika kita ingin mencari identitas dari budaya lain.
3. Identitas Budaya yang diperoleh
Tahap yang ketiga adalah tahap identitas budaya yang diperolehTahap ini
sering disebut dengan cultural identity achiersement, yaitu sebuah bentuk identitas
yang dicirikan oleh kejelasan dan keyakinan terhadap penerimaan diri Anda
melalui intemalisasi kebudayaan sehingga dia menmbentuk identitas Anda.
4. Konformitas : Internalisasi
Proses pembentukan identitas dapat diperoleh melalui internalisasi yang
membentuk konformitas. Pada proses ini, internalisasi berftrngsi untuk membuat
norma-norma yang kita miliki menjadi sama (konformitas) dengan norma-norma

12
yang dominan. Atau bisa juga membuat norma yang kita miliki berasimilasi ke
dalam kultur dominan. Pada tahap ini, sering kali orang melihat dirinya melalui
lensa dari budaya dominan dan bukan dari budaya asal.
5. Resistensi dan Separatisme
Resistensi dan separatisme adalah pembentukkan identitas sebuah budaya
dari sebuah komunitas tertentu. Proses pembentukan identitas ini biasanya terjadi
dalam kehidupan komunitas minoritas dari sebuah suku bangsa, etnik, bahkan
agama. Komunitas ini berperilaku eksklusif untuk menolak normanorma budaya
dominan.
6. Integrasi
Pembentukan identitas budaya juga dapat dilakukan melalui proses
integrasi budaya. Proses integrasi budaya merupakan proses dimana seorang atau
sekelompok orang mengembangkan identitas baru yang merupakan hasil dari
integrasi pelbagai budaya dari komunitas atau masyarakat asal.
Dalam pengertian sederhana yang kita maksudkan dengan identitas budaya
adalah rincian karakteristik atau ciri-ciri sebuah kebudayaan yang dimiliki oleh
sekelompok orang yang kita ketahui batas-batasnya tatkala dibandingkan dengan
karekteristik atau ciri-ciri orang lain.
Kenneth Burke mengatakan bahwa menentukan identitas budaya itu sangat
tergantung pada bahasa, sebagaimana representasi bahasa menjelaskan semua
kenyataan atas semua identitas yang dirinci kemudian dibandingkan. Lisa Orr juga
menegaskan bahwa untuk mengetahui identitas orang lain – pada awal
berkomunikasi – merupakan pertanyaan yang paling sulit, apalagi kalau
berkeinginan mengetahui kebudayaan otentik dari orang itu. Mengenal identitas
seseorang tidak bisa hanya dengan sepotong-potng karena identitas budaya
merupakan cultural totalization.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa jika kita bicara identitas maka
kita hanya bicara tentang karakteristik tertentu dan karakteristik itu merupakan
penunjuk untuk mengenal kelompok lain sehingga memudahkan kita
berkomunikasi dengan mereka. Sebaliknya, jika kita bicara tentang pola budaya
maka yang kita tekankan adalah bagaimana sebuah identitas itu terbentuk dari
pandangan dan gagasan tertentu yang pada giliranya membimbing mereka.
Sehingga identitas itu bersifat statis, dan pola budaya merupakan sesuatu yang
hidup.

13
Adapun faktor-faktor pembentuk Identitas budaya adalah kurang lebih sebagai
berikut :
a) Kepercayaan.
Kepercayaan menjadi faktor utama dalam identitas budaya, tanpa adanya
kepercayaan yang di anut maka tidak akan terbentuk suatu identitas budaya yang
melekat pada suatu kebudayaan. Biasanya kepercayaan ini muncul dari amanah
para leluhur terdahulu yang menyakini tentang suatu kegiatan yang biasa
dilakukan oleh suatu budaya yang tentunya berbeda antara budaya satu dengan
budaya lainnya. Contohnya mempercayai tradisi pecah telur pada saat resepsi
pernikahan yang dipercaya sebagai salah satu tradisi penting masyarakat Jawa
dalam resepsi pernikahan.
b) Rasa aman.
Perasaan aman atau positif bagi penganut suatu kebudayaan menjadi faktor
terbentuknya identitas budaya, karena tanpa adanya rasa aman dari pelaku
kegiatan budaya maka tidak akan dilakukan secara terus menerus sesuatu yang
dianggapnya negatif dan tidak aman. Contohnya tidak ada kebiasaan menyakiti
sesama karena dianggap saling menyakiti adalah tidak memberikan rasa aman
bagi siapapun.

c) Pola Perilaku.

Pola perilaku juga menjadi faktor pembentuk identitas budaya, bagaimana


pola perilaku kita dimasyarakat mencerminkan identitas budaya yang kita anut.
Dalam hal ini biasa terjadinya diskriminasi terhadap orang-orang tertentu yang
berprilaku kurang baik menurut orang sekitarnya yang pada umumnya didalam
budaya orang tersebut adalah sesuatu yang wajar dilakukan.

G. Pengertian Globalisasi
Globalisasi berasal dari kata globe atau global yaitu dunia atau bola dunia.
Globalisasi dapat diartikan sebagai hal-hal atau kejadian secara umum dan
keseluruhan, yang terkait dengan dunia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
globalisasi merupakan proses masuk ke ruang lingkup dunia. Di dalamnya
mencakup kebijakan nasional yang memperlakukan seluruh dunia sebagai
lingkungan yang layak diperhitungkan. Istilah globalisasi berasal dari kata
"global", artinya secara umum dan keseluruhan, taksiran secara bulat, secara garis
besar. Istilah ini akan melibatkan kesadaran masyarakat dunia adalah kontinuitas
lingkungan yang terkonsentrasi sebagai suatu kesatuan yang utuh. Menurut asal
katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah
universal. Globalisasi juga dipandang sebagai suatu proses sosial, proses sejarah,

14
atau proses alamiah yang akan mampu membawa seluruh bangsa dan negara di
dunia makin terkait dan terikat satu sama lain, sehingga mewujudkan satu tatanan
kehidupan baru atau kesatuan koeksistensi dengan menyingkirkan batas-batas
geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Globalisasi juga didefinisikan sebagai sebuah proyek yang diusung oleh
negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau
curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain sebetulnya
adalah suatu kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir. Negara-negara
yang kuat dan kaya (adidaya) praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan
negara-negara kecil (lemah) akan makin tidak berdaya karena mereka tidak
mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap
perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti
politik, sosial-budaya dan agama. Pemikiran Theodore Levitte yang tertuang
dalam bukunya yang berjudul "Who Coined the Therm Globalization is Dead"
(1985), menjadikan ia orang yang pertama kali menggunakan istilah globalisasi
pada tahun 1985.
Arus globalisasi semakin lama semakin meningkat dan menyeluruh
kepada setiap aspek kehidupan sehari-hari. Globalisasi telah berubah menjadi
gaya hidup baru kosmopolitan yang ditandai oleh berbagai kemudahan hubungan
dan terbukanya berbagai macam informasi yang akan memungkinkan individu
mengikuti gaya-gaya hidup baru yang disenangi. Globalisasi dewasa ini telah
berubah menjadi kekuatan yang terus meningkat serta mampu menciptakan aksi
dan reaksi dalam segenap kehidupan manusia di bumi. Globalisasi akan
menciptakan dunia yang terdiri dari negara-negara terbuka untuk saling
berhubungan terutama dengan ditunjang teknologi informasi yang sedemikian
canggih. Topangan teknologi informasi ini pada gilirannya akan mampu merubah
segi-segi kehidupan, baik kehidupan material maupun spiritual. Berikut ini
terdapat beberapa pengertian tentang globalisasi oleh para ahli:
Pengertian Globalisasi Menurut Selo Sumardjan
Dalam bukunya yang berjudul "Konflik-konflik Sosial di Indonesia"
(2002), beliau berpendapat bahwa globalisasi adalah terbentuknya sistem
organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti
sistem dan kaidahkaidah yang sama.
Pengertian Globalisasi Menurut Robert O. Keohane dan Joseph S. Nye
Dalam bukunya yang berjudul "After the Cold War" (1993), mereka
berpendapat bahwa globalisasi yakni saling berhubungan, integrasi, dan saling
keterkaitan antar masyarakat dan negara-negara seluruh dunia.

15
Pengertian Globalisasi Menurut Emanuel Richter
Dalam bukunya yang berjudul "Politische System and Comparative
Politics" (1998), dia menuliskan bahwa globalisasi ialah suatu jaringan kerja
global yang secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya
terpecah-pecah ataupun terisolir ke dalam ketergantungan dan peraturan dunia.
Pengertian Globalisasi Menurut Lodge
Dalam bukunya yang berjudul "The Impact of Globalization" (1996),
Lodge mendefinisikan globalisasi sebagai suatu proses yang menempatkan
masyarakat dunia bisa menjangkau satu dengan yang lain atau saling berhubungan
dalam semua aspek kehidupan mereka, baik dalam budaya, ekonomi, politik,
teknologi, maupun lingkungan hidup.
H. Sejarah dan Proses Globalisasi
Pada penghujung abad ke-20, umat manusia dihadapkan pada gejala baru,
yaitu globalisasi. Globalisasi merupakan proses yang panjang dalam sejarah dan
telah mengalami enam tahapan sebagai berikut.
Tahap Embrional (1500-1800)
Pada bulan September 1522, Sevilla telah berada di Spanyol, setelah
melakukan pelayaran yang mengelilingi bumi untuk pertama kalinya. Ia
memberikan bukti secara eksklusif bahwa bumi itu bulat dengan rute-rute lautan
untuk mempermudah pelayaran keliling.
Tahap Pertumbuhan (1810-1870)
Setelah tahun 1700-an, Eropa Barat telah keuntungan yang tidak merata
dan kaum pedesaan yang miskin memperoleh hasil yang sangat kecil. Apalagi
dengan diperkukuh oleh gelombang imperialisme abad ke-19.
Tahap Take Off (1870-1920)
Selama tahun 1870-an, beberapa kawasan dunia boleh dikatakan
mempunyai kedudukan yang sebanding dalam gambaran ekonomi dunia. Cina,
India, dan Ottoman Empire memainkan peranan ekonomi penting bersama Eropa
Timur. Hal ini hampir sama dengan fenomena ekonomi global saat ini, di mana
posisi kunci dari aktor-aktor ekonomi dan politik terletak pada garis segitiga
antara Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat
Tahap Perjuangan Hegemoni (1920-1960)
Akhirnya, dampak dari Perang Dunia I dan depresi besar setelah itu serta
digabungkan dengan gelombang nasionalisme yang mulai marak di negara-negara

16
dunia ketiga, mulai menggerogoti Eropa. Akibatnya, kepemimpinan ekonomi
global beralih ke tangan Amerika Serikat yang mulai mendominasi ekonomi
global setelah Perang Dunia II. Namun, perusahaan-perusahaan multinasional
belakangan ini telah membantu memperluas ekonomi global di luar kemampuan
lembagalembaga politik, nasional, dan internasional.
Tahap Ketidakpastian (1960-1990)
Pada masa sejak periode perang dunia kedua berakhir hingga tahun
1970an, ekonomi dunia didominasi oleh Amerika Serikat. Sekarang, meskipun
produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat masih tetap paling besar, tetapi
sekitar 45% dari PDB dunia merupakan peran dari Uni Eropa, Jepang, dan negara-
negara industri baru di Asia Tenggara dan Timur (Korea, Taiwan, dan Singapura)
serta Cina sebagai motor penggerak ekonomi.
Tahap Kebudayaan Global (Setelah 1990)
Banyak pendapat mengatakan bahwa proses globalisasi merupakan proses
kehidupan yang serba luas dan tidak terbatas (mendunia) sehingga pengaruhnya
dapat mengubah tatanan kehidupan bangsa seperti di bidang politik, ekonomi,
sosial, dan budaya.
Keenam tahapan itu merupakan akibat dari revolusi ilmu pengetahuan dan
teknologi. Revolusi ilmu pengetahuan dengan segala perwujudannya telah
mendorong meluasnya budaya global dengan ciri mobilitas tinggi dan arus
informasi yang tidak terbendung.
I. Ciri-ciri Globalisasi
Ciri-ciri Globalisasi Menurut Thomas L. Friedman
Menurut Thomas L. Friedman, seperti yang tertuang dalam bukunya yang
berjudul "The Lexus and the Olive Tree" (1999), globalisasi mempunyai dimensi
ideologi, yaitu kapitalisme dan dimensi ekonomi (pasar bebas). Selain itu, juga
memiliki dimensi teknologi, yaitu teknologi informasi yang telah menyatukan
dunia. Oleh karena itu, menurut Thomas L. Friedman, kita harus mengenakan
"baju baru" atau "software" yang cocok untuk dapat mengikuti arus globalisasi.
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena
globalisasi di dunia.
Perubahan dalam konstelasi ruang dan waktu. Perkembangan
barangbarang seperti telepon genggam (HP), televisi satelit, dan internet
menunjukkan bahwa perkembangan komunikasi global terjadi demikian cepatnya,
sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita
merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.

17
Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling
bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional,
peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi
semacam World Trade Organization (WTO).
Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa
(terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional).
saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru
mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang
mode cara berpakaian (fashion), literatur, dan makanan.
Meningkatnya masalah bersama, misalnya di bidang lingkungan hidup,
krisis multinasional, inflasi regional.
Ciri-ciri Globalisasi Menurut Martin Khor
Menurut Martin Khor, seperti yang tertuang dalam bukunya yang berjudul
"Rethinking Globalization" (2001), terdapat dua ciri utama globalisasi, yaitu
sebagai berikut.
Dalam globalisasi terdapat peningkatan konsentrasi dan monopoli
berbagai sumber daya dan kekuatan ekonomi oleh perusahaan-perusahaan
transnasional (multinasional). Perusahaan transnasional adalah sebuah perusahaan
yang menghasilkan barang atau melayani pasar di lebih dari satu negara.
Globalisasi dalam kebijakan dan mekanisme pembuatan kebijakan
nasional, yang meliputi bidang-bidang sosial, ekonomi, budaya, dan teknologi
yang tadinya berada dalam yurisdiksi suatu pemerintah dan masyarakat dalam
suatu wilayah negara bangsa, sekarang bergeser menjadi di bawah pengaruh atau
proses badanbadan internasional atau perusahaan besar serta pelaku ekonomi dan
keuangan internasional.
J. Aspek Globalisasi
Globalisasi adalah suatu perkembangan yang tidak bisa dielakkan ataupun
dicegah. Kemajuan-kemajuan di bidang teknologi komunikasi yang menghasilkan
media massa yang canggih mempermudah terjadinya globalisasi. Teknologi
informasi dan komunikasi telah menghubungkan manusia seluruh dunia menjadi
satu sistem komunikasi. Teknologi telah memperlancar terbentuknya budaya
dunia, yakni budaya yang dianut oleh seluruh umat manusia di dunia ini. Budaya
tersebut bisa saja berasal dari salah satu bangsa atau ras. Namun, proses
globalisasi menjadikannya budaya semua orang diperkenalkan secara sistematis
dan intensif ke seluruh pelosok dunia.

18
Bagi kehidupan bangsa Indonesia, masuknya pengaruh asing dalam era
globalisasi ini sudah tidak dapat dibendung lagi. Komunikasi antar bangsa di
dunia menjadi semakin intens. Kemajuan teknologi dan sistem informasi bangsa-
bangsa lain pun cenderung semakin meningkat. Hal tersebut membawa
konsekuensi pengaruh yang luas. Bangsa Indonesia tidak dapat menutup diri atau
menerapkan politik pintu tertutup dalam era globalisasi. Jika politik pintu tertutup
dilaksanakan, justru akan merugikan bangsa Indonesia sendiri. Oleh karena itu,
bangsa Indonesia harus melakukan politik pintu terbuka dengan melakukan
seleksi yang benar sehingga dapat menguntungkan bangsa Indonesia.
Proses saling mempengaruhi adalah gejala yang wajar dalam interaksi
antar masyarakat. Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsa
ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang menghuni Nusantara (sebelum
bangsa Indonesia terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan
mempengaruhi. Pada hakikatnya bangsa Indonesia atau bangsa-bangsa lain
berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh luar. Kemajuan bisa dihasilkan
oleh interaksi dengan pihak dari luar. Gambaran di atas menunjukkan bahwa
pengaruhi dunia luar adalah sesuatu yang wajar dan tidak perlu ditakutkan.
Pengaruh tersebut selamanya mempunyai dua sisi, yaitu positif dan negatif.
Jadi, bangsa Indonesia harus dapat mengembangkan profesionalisme
sumber daya manusia (SDM-nya) agar mampu menyeleksi masuknya budaya
asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Adanya aspek positif dan
negatif dari globalisasi sangat bergantung pada negara yang menerimanya. Bangsa
Indonesia tidak akan mendapatkan segi positif dari globalisasi apabila tidak
mampu menyiapkan diri dengan baik. Sebaliknya, kita akan mampu menghindari
aspekaspek negatif dari globalisasi apabila kita juga mampu mempersiapkan diri
dengan baik pula.

19
K. Dampak Globalisasi
Menurut Baharuddin Darus dalam buku "Ilmu Sosial Dasar" karya Abu
Ahmadi (1991), konfigurasi (wujud) globalisasi meliputi beberapa bidang di
antara teknologi, hukum, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi
budaya, agama. Berikut akan dijabarkan dampak dari globalisasi itu.
Dampak Globalisasi di Bidang Hukum
Globalisasi telah meningkatkan interdependensi antar negara. Salah satu
bentuknya adalah berlakunya standar-standar baku internasional di berbagai
bidang kehidupan, melemahnya ikatan primordial, nasional dan etnosentrisme.
Globalisasi telah menghilangkan batas-batas kenegaraan dan ada lagi negara yang
mengklaim bahwa ia menganut suatu sistem hukum secara absolut. Telah terjadi
proses saling mempengaruhi antar sistem hukum. Sistem hukum Eropa
Kontinental di Indonesia misalnya, mengalami proses saling mempengaruhi
dengan sistem hukum Anglo Saxon.
Indonesia pun tidak terlepas dari pengaruh globalisasi hukum. Fenomena
ini tampak pada aspirasi masyarakat yang menghendaki adanya perubahan,
keterbukaan, keadilan, dan demokrasi. Kecenderungan perubahan di bidang
hukum yang dipengaruhi oleh globalisasi adalah diratifikasinya beberapa
perangkat konvensi hukum internasional menjadi hukum nasional Indonesia. Hal
ini membawa konsekuensi membuka pintu terhadap pengawasan internasional dan
menginternasionalkan masalah nasional (dalam negeri). Walaupun demikian,
Indonesia tetap mempunyai sistem hukum sendiri yang mengakomodasi nilai-nilai
hidup dalam masyarakat.
Dampak Globalisasi di Bidang Sosial Budaya
Globalisasi memberikan peluang terjadinya migrasi secara besar-besaran
dengan blok budaya berbeda. Beragam budaya, etnis, ras, warna kulit membawa
perubahan masing-masing sehingga muncul pluralisme dan mulkulturalisme.
Aspek-aspek positif dapat diambil dari globalisasi budaya. Globalisasi
mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk di
antaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values)
yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga
masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan
dengan aspek-aspek kejiwaan atau psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam
pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa
tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran
orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan
seseorang adalah kesenian, yang merupakan sub sistem dari kebudayaan.

20
Efek globalisasi terhadap budaya nampak antara lain pada budaya
konsumsi. Coca Cola dan McDonald's atau makanan siap saji lainnya yang
diiklankan melalui televisi di berbagai belahan dunia dikonsumsi dan dinikmati
oleh penduduk di berbagai belahan dunia. Hal ini mempengaruhi budaya
konsumsi di kalangan masyarakat di berbagai penjuru dunia. Meskipun demikian,
tradisitradisi masyarakat terus menguat di era ini, seperti berdoa (istigasah),
selamatan, dan dakwah. Dengan berbagai kondisi seperti itu, disadari atau tidak,
di era globalisasi ini terdapat kenyataan yang tidak dapat dimungkiri, yaitu
terdapat pertarungan peradaban atau pertarungan antara budaya Barat dengan
Timur. Sepertinya, budaya Baratlah yang menjadi pemenang dari pertarungan
tersebut. Hal ini dapat dilihat dari indikasinya bahwa remaja masa kini begitu
menggandrungi budaya impor yang datangnya dari Barat.
Dampak Globalisasi di Bidang Ekonomi
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan
perdagangan, di mana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar
yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara.
Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan
hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa. Ketika globalisasi ekonomi
terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara
ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat.
Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari
dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka
peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik. Munculnya
globalisasi ekonomi ditandai dengan semakin menipisnya batas-batas geografi
dari kegiatan ekonomi atau pasar secara nasional dan regional. Dengan demikian,
banyak negara yang terlibat menjadi satu proses global atau mendunia mengikuti
kekuatan pasar global sehingga tidak ada kondisi dari pemerintah.
Begitu pula dengan kedaulatan pemerintahan negara dalam menentukan
kegiatan ekonomi negara, secara perlahan mulai terbuka dan aturan-aturan
menghilang. Komunikasi dan transportasi semakin canggih dan murah, lalu lintas
semakin bebas, penggunaan secara penuh keunggulan komparatif dan kompetitif,
serta metode produksi dan perakitan dengan organisasi manajemen yang semakin
efisien. Proses globalisasi diwujudkan dalam bentuk perdagangan bebas tanpa
hambatan. Globalisasi ekonomi merupakan pengintegrasian ekonomi nasional
bangsa-bangsa ke dalam sebuah sistem ekonomi global. Segenap aspek
perekonomian, pasokan dan permintaan, bahan mentah informasi dan transportasi,
tenaga kerja keuangan, distribusi, serta kegiatan pemasaran menyatu dan
terintegrasi serta terjalin dalam hubungan saling ketergantungan yang berskala
dunia.

21
Perjanjian internasional di Marekash, Maroko, pada bulan April 1994 telah
menghasilkan kesepakatan internasional yang disebut General Agreement on
Tariff and Trade (GATT). GATT menjadi tonggak awal dimulainya era
globalisasi bidang ekonomi. Sebagai tindak lanjut, pada tahun 1995 dibentuk
suatu organisasi pengawasan dan kontrol perdagangan global yang dikenal dengan
World Trade Organization (WTO). Selanjutnya, disusun dengan pembentukan
blok-blok ekonomi, seperti di ASEAN dibentuk Asean Free Trade Area (AFTA)
yang dimulai sejak tahun 2003, di negara-negara Asia-Pasifik dibentuk Asia
Pacific Economic Corporation (APEC) sejak bulan November tahun 1989, di
kawasan Eropa dibentuk Single European Market (SEM) dengan berlakunya mata
uang Eropa yaitu Euro, serta di negara-negara Atlantik Utara dibentuk North
America Free Trade Area (NAFTA).
Dampak Globalisasi di Bidang Politik
Globalisasi mempengaruhi aplikasi kekuasaan, hubungan internasional,
kedaulatan negara, dan organisasi internasional. Termasuk di dalamnya adalah
perbatasan antar negara tetangga atau bentuk perjanjian-perjanjian atau traktat
internasional. Misalnya, hubungan Indonesia dan Malaysia yang semula
bersahabat, sempat berselisih paham karena masalah TKI ilegal, penyelundupan
kayu logging oleh warga Malaysia, serta lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan dari
wilayah Indonesia dan kini menjadi bagian kedaulatan Malaysia.
Dampak Globalisasi di Bidang Agama dan Kepercayaan
Proses globalisasi yang imanen dan berdimensi global dapat menyentuh
tradisi agama yang mempunyai kekuatan norma, nilai, dan makna yang
memberikan dasar etika bagi kehidupan masyarakat. Tarawih di Masjidil Haram
pada bulan suci Ramadhan yang ditayangkan sebuah televisi di Indonesia lebih
memberikan nuansa religius bagi pemirsanya dan cenderung memberikan
motivasi pemirsa untuk melaksanakan tarawih di bulan suci Ramadhan. Namun
demikian, akibat perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dapat pula
menyebabkan terjadinya pergeseran nilai, budaya, dan agama. Pengaruh negatif
yang mungkin terjadi dapat membuat orang mencari alternatif spiritual lain untuk
pemaknaan makna hidupnya. Sesungguhnya, alternatif ini dapat berasal dari
filsafat dan sumber-sumber lainnya yang dirangkum sedemikian rupa untuk
mengembangkan sistem atau ajaran baru yang dianutnya sendiri. Bahkan bisa jadi
berujung terhadap penistaan dan penodaan terhadap agama-agama yang ada.
Dampak Globalisasi di Bidang Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi yang didukung dengan menggunakan teknologi
dapat dilakukan dengan mudah dan efektif. Teknologi informasi dan komunikasi

22
memberikan efektivitas dan efisiensi yang sangat berarti bagi kehidupan manusia.
Proses komunikasi melalui media massa, seperti radio, televisi, surat kabar, dan
film yang didukung dengan teknologi canggih dapat mengatasi jarak antara
penyampai pesan dan penerima pesan. Media-media massa tersebut dapat
dipergunakan untuk berkomunikasi antar warga dan menciptakan saling
pengertian dan kerja sama antar bangsa. Sebagai contoh, barang yang ditawarkan
melalui iklan televisi atau surat kabar relatif mudah dinilai orang. Fenomena
tersebut menunjukkan bahwa teknologi komunikasi melalui media massa terutama
televisi dan surat kabar di era globalisasi mampu mempengaruhi pola pikir
individu dan masyarakat. Industri pariwisata di suatu negara yang ditawarkan
melalui media meningkatkan arus wisatawan. Pernyataan seorang elite politik
yang disiarkan melalui radio atau ditayangkan melalui televisi dan dimuat di
media surat kabar dapat dengan cepat direspons oleh publik dengan cepat.
L. Menyikapi Dampak Globalisasi
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, harus dapat menerima
munculnya globalisasi sebagai suatu kenyataan. Globalisasi merupakan tahap
perkembangan dari kenyataan tahapan sejarah manusia. Jadi, jika menghindar dari
suatu kenyataan tersebut merupakan tindakan yang tidak tepat. Hal ini
dikarenakan, pilihan itu justru akan berlawanan dengan semangat modernisasi
yang menuju ke arah kedinamisan dan perubahan. Negara perlu turun tangan
menyelesaikan masalah-masalah internasional dan peduli terhadap permasalahan
internasional. Kepedulian ini merupakan bukti bahwa suatu bangsa adalah bagian
tidak terpisahkan dari bangsa lain dalam pergaulan internasional. Bentuk-bentuk
kepedulian suatu bangsa dapat dinyatakan dengan cara-cara berikut ini.
Pemerintah mengutuk atau mengecam segala bentuk tindak penindasan
dan eksploitasi suatu bangsa terhadap bangsa lain. Misalnya, mengecam Israel
yang telah melakukan tindakan semena-mena kepada bangsa Palestina tanpa
menghiraukan seruan-seruan internasional.
Pemerintah membentuk forum-forum bersama, baik berskala regional atau
internasional, guna memperkukuh posisi dalam memberi resolusi, tekanan, dan
tuntutan terhadap masalah-masalah internasional. Misalnya, Indonesia masuk
dalam ASEAN dan AFTA.
Pemerintah menunjukkan dan memberikan rasa simpati terhadap
perjuangan melawan penindasan hak asasi manusia. Misalnya, pemerintah
Indonesia memberikan simpati dan dukungan moril terhadap perjuangan rakyat
Tibet dalam menentang pendudukan China atas wilayah Tibet.

23
Pemerintah melakukan langkah kebijakan yang mengarah kepada
pemenuhan asas-asas demokrasi, hak asasi manusia, keterbukaan, pelestarian
lingkungan hidup, dan pasar global.
Pemerintah mengirimkan tenaga sukarelawan dan tenaga medis ke
daerahdaerah konflik di luar negeri. Misalnya, pengiriman tenaga medis ke
Afganistan pasca perang tahun 2002.
Pengiriman pasukan perdamaian atau pemeliharaan keamanan (Pasukan
Garuda) dalam koordinasi Dewan Keamanan PBB ke wilayah-wilayah konflik.
Pemerintah mengirimkan bantuan makanan dan obat-obatan ke daerah
yang dilanda kelaparan dan kekeringan ke daerah-daerah konflik atau bekas
konflik.
M. Pengertian Manusia
Manusia dalam bahasa inggris disebut man. Arti dasar dari kata ini tidak
jelas tetapi pada dasarnya dapat dikaitkan dengan mens (latin) yang berarti“ ada
yang berfikir”. .Demikian halnya arti kata anthropos(yunani) tidak begitu jelas.
Semula Anthropos berarti “seseorang yang melihat keatas”. Sekarang kata ini
dipakai untuk mengartikan“ wajah manusia”. Dan akhirnya homo bahasa latin
yang artinya “orang yang dilahirkan di atas bumi”.Pada dasarnya,manusia adalah
makhluk individu manusia yang merupakan bagian dan unit terkecil dari
kehidupan sosial atau manusia sebagai makhluk sosial yang membentuk suatu
kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari berbagai individu.
Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah swt. yang pada
hakikatnya mereka sebagai makhluk individu. Adapun yang dimaksud
individu menurut Effendi, adalah berasal dari kata in dan divided. Dalam bahasa
Inggris in mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya terbagi.
Jadi individu artinya tidak terbagi atau satu kesatuan. Dalam hal ini, artinya
bahwa manusia sebagai makhluk individu merupakan kesatuan aspek jasmani
dan rohani atau fisik dan psikologis, apabila kedua aspek tersebut sudah tidak
menyatu lagi maka seseorang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai
individu.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki keunikan atau ciri khas
masing-masing, tidak ada manusia yang persis sama meskipun terlahir
kembar. Secara fisik mungkin manusia akan memilikibanyak persamaan
namun secara psikologis akan banyak menunjukan perbedaan. Ciri khas dan
perbedaan tersebut sering disebut dengan kepribadian. Kepribadian seseorang
akan sangan dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungannya.Lebih
lanjut,dalam pandangan humanistik, manusia memiliki potensi lebih banyak

24
daripada apa yang mereka capai. Lebih lanjut dijelaskan bahwa apabila
dapat melepaskan potensi itu, maka setiapindividu dapat mencapai keadaan
eksistensi yang ideal yang ditemukannya dalam orang-orang yang
mengaktualisasikan diri.
Menurut Nursid Sumaatmadjadalam Effendi, kepribadian adalah
keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara
potensipotensi bio-psiko-fisikal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir
dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan
perbuatan serta reaksi mental psikologisnya jika mendapat rangsangan dari
lingkungan.Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut
berperan dalam pembentukkan karakteristik yangkhas dari seseorang.Secara
normal, setiap manusia memiliki potensi dasar mental yang berkembang dan dapat
dikembangkan yang meliputi (1) minat (sense of interest), (2) dorongan ingin tahu
(sense of curiousity), (3) dorongan ingin membuktikan kenyataan (sense of
reality) (4) dorongan ingin menyelidiki (sense of inquiry), (5) dorongan
ingin menemukan sendiri (sense of discovery). Potensi ini berkembang jika
adanya rangsangan, wadah dan suasana kondusif. Jika fenomena sosial di
lingkungannya telah tumbuh potensi-potensi mental yang normalnya akan
terus berkembang.
Berawal dari potensi-potensi tersebut, manusia sebagai makhluk
individu ingin memenuhi kebutuhan dan kehendaknya masing masing,
ingin merealisasikan dan mengaktualisasikan dirinya. Dalam arti ia memiliki
kemampuan untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Setiap
individu akan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan jati dirinya
yang berbeda dengan yang lainnya, tidak ada manusia yang betul-betul ingin
menjadi orang lain, dia tetap ingin menjadi dirinya sendiri sehingga dia
selalu sadar akan keindividualitasnya.Menurut Zanti Arbi dan Syahrun dalam
Sadulloh, menyatakan bahwa setiap orang bertanggung jawab atas dirinya,
atas pikiran, perasaan, pilihan, dan perilakunya. Orang yang betul-betul manusia
adalah orang yang bertanggung jawab penuh. Tidak ada orang lain yang
mengambil alih tanggung jawab dalam hidupnya. Kata hatinya adalah kata
hatinya sendiri.
Adapun dalam hal ini sebagai pendidik baik orang tua maupun guru
kita harus memahami bahwa anak memiliki potensi untuk berkembang
yang ingin menjadi pribadinya sendiri. Anak dalam perkembangannya akan
memperoleh pengeruh dari luar, baik yang disengaja ataupun yang tidak
disengaja, tetapi anak akan mengambil jarak terhadap pengaruh-pengaruh
tersebut. Dia akan memilihnya sendiri. Pengaruh tersebut akan dia olah
secara pribadi, sehingga apa yang dia terima akan merupakan bagian dari

25
dirinya sendiri sehingga anak menjadi pribadi individu yang berbeda dan
tidak sama dengan yang lainnya. Selain itu, pendidik harus sadar bahwa
anak bukan satu satunya manusia yang berhak untuk mendidik anak
tersebut. pendidikan tidak boleh memaksa anak untuk mengikuti atau
menuruti segala kehendaknya, karena dalam diri anak ada suatu prinsip
pembentukan dan pengembangan yang ditentukan oleh dirinya sendiri.
Menurut kodratnya manusia selain sebagai makhluk individu, mereka
juga merupakan makhluk sosial. Manusia dapat di katakan makluk sosial karena
pada dirinya terdapat dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi dengan
orang lain, dimana terdapatkebutuhan untuk mencari berteman dengan orang lain
yang sering di dasari atas kesamaan ciri atau kepentingan masing-masing.
Manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di
tengah-tengah manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya,manusia tidak
mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa
menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa
mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Makhluk sosial adalah
makluk yang terdapat dalam beragam aktivitas dan lingkungan sosial.
N. Pengertian Kebudayaan
Secara etimologi kata Kebudayaan dari akar budaya yang berasal
dari bahasa sangsekerta. Dari akar kata Buddhi-tunggal-, jamaknya adalah
buddhayah yang diartikan budi, atau akal, atau akal budi atau pikiran. Setelah
mendapat awalan ke-dan akhiran –an menjadi kebudayaan Yang berarti hal
ihwal tentang alam pikiran manusia.Adapun istilah culture yang merupakan
istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebududayaan berasal dari
kata Latin colore. Artinya mengolah atau mengajarkan , yaitu mengolah tanah
atau bertani. Dari asal arti tersebut, yaitu colore dan culture, diartikan sebagai
segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Menurut Sir Edward B. Tylor menggunakan kata kebudayaan untuk
menunjuk “keseluruhan kompleks dari ide dan segala sesuatu yang
dihasilkan manusia dalam pengalaman historinya”. Termasuk disini ialah
“pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hokum, kebiasaan, dan kemampuan
serta perilaku lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggotamasyarakat.
Menurut Robert H. Lowie, kebudayaan adalah “segala sesuatu yang diperoleh
oleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat-istiadat,
normanorma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang diperoleh bukan
karena kreativitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau
yang dapat melalui pendidikan formal atauimformal”. Menurut Clyde
Kluckhohn, mendefisikan kebudayaan sebagai “total dari cara hidup suatu bangsa,

26
warisan sosial yang diperoleh individu darigrupnya”. Gillin, beranggapan
bahwa “kebudayaan terdiri dari kebiasaan-kebiasaan yang terpola dan secara
fungsional salingb bertautan dengan individu tertentu yang membentuk grup-grup
atau kategori sosialtertentu. sedangkan menurut Koentjaraningrat, kebudayaan
adalah “keseluruhan system gagasan , tindakan, dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia denganbelajar.
Kebudayaan tidak diwariskan secara biologis, melainkan hanya
mungkin diperoleh dengan cara belajar dan kebudayaan tersebut diperoleh
manusia sebagai anggota masyarakat. Hampir semua tindakan manusia adalah
kebudayaan. Luasnya bidang kebudayaan menimbulkan adanya telahan
mengenai apa sebenarnya isi dari kebudayaan itu. Pandangan para ahli
tentang kebudayaan berbeda-beda, namun sama-sama memahami bahwa
kebudayaan adalah suatu keseluruhan yang terintegrasi. Unsur-unsur
kebudayaan terdapat pada setiap kebudayaan dari semua manusia dimanapun
berada. Selanjutnya Koentjaraningrat menyusun tujuh unsur-unsur
kebudayaan yang bersifat universal berdasarkan pendapat para ahliantropologi.
Tujuh unsur kebudayaan yang dimaksud adalah :
a) Bahasa.
b) Sistem pengetahuan.
c) Organisasisosial.
d) Sistem peralatan hidupdanteknologi.
e) Sistem mata pencarian hidup.
f) Sistemreligi.
g) Sistemkesenian.
Koenjtaraningrat dalam Warsito, wujud kebudayaan dibedakan
menjadi tiga bagian yaitu:
1) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-
nilai, norma-norma, peraturan, dansebagainya.
2) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan
berpola dari manusia dalammasyarakat.
3) Wujud kebudayaan berupa benda-benda hasil karyamanusia.
Ketiga wujud yang telah disebutkan diatas, dalam kenyataan
kehidupan msyarakat tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kebudayaan
ideal dan adat istiadat mengatur dan memberi arah kepada tindakan dan
karya manusia.Pikiran dan ide-ide maupun tindakan dan karya manusia.
Menghasilkan benda-benda kebudayaan fisik. Sebaliknya kebudayaan fisik
membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang semakin lama semakin

27
menjauhkan manusia dari lingkungan alamiahnya sehingga mempengaruhin
pola-pola perbuatannya, bahkan juga cara berpikirnya.
O. Manusia Dalam Keanegaraman Budaya Dan Peradaban
Negara Indonesia adalah salah satu negara multikultur terbesar di dunia ,
hal ini dapat terlihat dari kondisi sosiokultural maupun geografis Indonesia yang
begitu kompleks, beragam, dan luas. “Indonesia terdiri atas sejumlah besar
kelompok etnis, budaya, agama, dan lain-lain yang masing-masing plural (jamak)
dan sekaligus juga heterogen “aneka ragam”.Sebagai negara yang plural dan
heterogen, Indonesia memiliki potensi kekayaan multi etnis,multi kultur, dan
multi agama yang kesemuanya merupakan potensi untuk membangun negara
multikultur yang besar “multikultural nation-state”. Keragaman masyarakat
multikultural sebagai kekayaan bangsa di sisi lain sangat rawan memicu konflik
dan perpecahan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nasikun bahwa
kemajemukan masyarakat Indonesia paling tidak dapat dilihat dari dua cirinya
yang unik, pertama secara horizontal, ia ditandai oleh kenyataan adanya
kesatuankesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama, adat,serta
perbedaan kedaerahan, dan kedua secara vertikal ditandai oleh adanya perbedaan-
perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.
Pluralitas dan heterogenitas yang tercermin pada masyarakat Indonesia
diikat dalam prinsip persatuan dan kesatuan bangsa yang kita kenal
dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”, yang mengandung makna meskipun
Indonesia berbhinneka, tetapi terintegrasi dalam kesatuan. Hal ini merupakan
sebuah keunikan tersendiri bagi bangsa Indonesia yang bersatu dalam suatu
kekuatan dan kerukunan beragama, berbangsa dan bernegara yang harus
diinsafi secara sadar. Namun, kemajemukan terkadang membawa berbagai
persoalan dan potensi konflik yang berujung pada perpecahan. Hal ini menggam-
barkan bahwa pada dasarnya, tidak mudah mempersatukan suatu keragaman tanpa
didukung oleh kesadaran masyarakat multikultural.Terlebih, kondisi masyarakat
Indonesia adalah masyarakat yang paling majemuk di dunia, selain Amerika
Serikat dan India. Sejalan dengan hal tersebut, Geertz dalam
Hardiman,mengemukakan bahwa Indonesia ini sedemikian kompleksnya,
sehingga sulit melukiskan anatominya secara persis. Negeri ini bukan hanya
multietnis (Jawa, Batak,Bugis,Aceh,Flores,Bali,danseterusnya), melainkan juga
menjadi arena pengaruh multimental (India, Cina, Belanda, Portugis, Hindhuisme,
Buddhisme, Konfusianisme, Islam, Kristen, Kapitalis, dan seterusnya).
Negara yang memiliki keunikan multientis dan multimental seperti
Indonesia dihadapkan pada dilematisme tersendiri, di satu sisi membawa In-
donesia menjadi bangsa yang besar sebagai multicultural nation-state, tetapi di

28
sisi lain merupakan suatu ancaman.Maka bukan halyang berlebihan bila ada
ungkapan bahwa kondisi multikultural diibaratkan seperti bara dalam sekam yang
mudah tersulut dan memanas sewaktu-waktu. Kondisi ini merupakan suatu
kewajaran sejauh perbedaan disadari dan dihayati keberadaannya sebagai sesuatu
yang harus disikapi dengan toleransi.Namun,ketika perbedaan tersebut
mengemuka dan menjadi sebuah ancaman untuk kerukunan hidup, hal ini
dapat menjadi masalah yang harus diselesaikan dengan sikap yang penuh
toleransi. Menyoal tentang rawan terjadi konflik pada masyarakat multikultur
seperti Indonesia, memiliki potensi yang besar terjadinya konflik antar kelompok,
etnis, agama,dan suku bangsa. Salah satu indikasinya yaitu mulai tumbuh
suburnya berbagai organisasi kemasyarakatan, profesi, agama, dan organisasi atau
golongan yang berjuang dan bertindak atas nama kepentingan kelompok yang
mengarah pada konflik SARA (suku, agama, ras dan antar golongan).
Indonesia adalah suatu negara multikultural yang memiliki keragaman
budaya, ras, suku, agama dan golongan yang kesemuanya merupakan
kekayaan tak ternilai yang dimiliki bangsa Indo-nesia. Selo Soemardjan
mengemukakan bahwa pada waktu disiapkannya Republik Indonesia yang
didasarkan atas Pancasila tampaknya para pemimpin kita menyadari realitas
bahwa ditanah air kita ada aneka ragam kebudayaan yang masingmasing
terwadahkan di dalam suatu suku. Realitas ini tidak dapat diabaikan dan secara
rasional harus diakui adanya. Founding Father bangsa menyadari bahwa
keragaman yang dimiliki bangsa merupakan realitas yang harus dijaga
eksistensinya dalam persatuan dan kesatuan bangsa. Keragaman merupakan
suatu kewajaran sejauh disadari dan dihayati keberadaannya sebagai sesuatu yang
harus disikapi dengan toleransi. Kemajemukan ini tumbuh dan berkembang
ratusan tahun lamanya sebagai warisan dari nenek moyang bangsa
Indonesia.Hefner dalam Mahfud, memaparkan bahwa:Pluralisme kultural di
Asia Tenggara, khususnya Indonesia, Malaysia, dan Singapura sangatlah
mencolok, terdapat hanya beberapa wilayah lain di dunia yang memiliki
pluralisme kultural seperti itu. Karena itulah dalam teori politik Barat dasawarsa
1930-an dan 1940-an, wilayah ini, khususnya Indonesia dipandang sebagai “lokus
klasik” bagi konsep masyarakat majemuk/ plural (plural society) yang
diperkenalkan ke dunia Barat oleh JS Furnivall
Pandangan Hefner yang mengatakan bahwa Indonesia merupakan “lokus
klasik” (tempat terbaik/ rujukan) bagi konsep masyarakat majemuk bukan sesuatu
yang berlebihan.Hal ini terlihat dari keberagaman yang dimiliki Indonesia sebagai
bangsa yang unikdimanahanyabeberapa wilayah saja di dunia yang dianugrahi
keistime-waan ini. Telaah mengenai keberagaman sebuah bangsa kemudian
dikenal dengan konsep multikultural. Banyak ahli mengemukakan bahwa konsep

29
multicultural pada dasarnya merupakan konsep harmoni dalam keragaman
budaya yang tumbuh seiring dengan kesederajatan diatara
budayayangberbeda.Harmoni ini menuntut setiap individu untuk memiliki
penghargaan terhadap kebudayaan individu lain yang hidup dalam komunitasnya.
Dalam masyarakat multikultur,setiap individu maupun masyarakat memiliki
kebutuhan untuk diakui (politics of recognition) yang menuntut terciptanya
penghargaan tertentu secara sosial. Multikultural dapat diartikan sebagai
keragaman atau perbedaan terhadap suatu kebudayaan dengan kebudayaan yang
lain. Menurut Bhiku Parekh dalam Azra mengatakan bahwa Masyarakat
multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa macam
komunitas budaya dengan segala kelebihannya, dengan sedikit perbedaan
konsepsi mengenai dunia, suatu sistem arti, nilai, bentuk organisasi sosial, sejarah,
adat serta kebiasaan.
P. Pengertian Cinta
Cinta adalah sebuah kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek
lain, yaitu berupa pengorbanan diri, empati, perhatian memberikan kasih sayang,
membantu, menuruti perkataan, mengikuti patuh, dan mau melakukan apapun
yang diinginkan objek tersebut.Cinta mempunyai peranan penting dalam
kehidupan umat manusia karena cinta sangat berpengaruh bagi siapa saja yang
mencintai. Cinta sangat luar biasa dan dapat mengubah segalanya. Cinta, dalam
wujud yang paling luas, adalah sebuah kekuatan fundamental yang menggerakkan
manusia. Ia bisa bermanifestasi dalam berbagai bentuk, dari kasih sayang yang
lembut kepada keluarga, hingga gairah yang membara dalam romansa, sampai
kepada dedikasi yang tulus pada suatu cita-cita.Cinta adalah salah satu emosi yang
paling kompleks dan kuat yang dialami manusia. Cinta dapat didefinisikan
sebagai perasaan kasih sayang, ketertarikan, dan kepedulian yang mendalam
terhadap seseorang atau sesuatu. Cinta dapat diungkapkan dalam berbagai cara,
termasuk melalui tindakan, kata-kata, dan emosi.Dalam kehidupan manusia, cinta
memiliki peran yang sangat penting. Cinta dapat menjadi sumber kebahagiaan,
kekuatan, dan motivasi. Cinta juga dapat membantu manusia untuk tumbuh dan
berkembang sebagai pribadi
Q. Macam-macam cinta
a) Cinta romantic
Cinta romantis adalah jenis cinta yang paling umum dibicarakan. Cinta
romantis biasanya digambarkan sebagai perasaan ketertarikan, kasih sayang, dan
keintiman yang mendalam antara dua orang. Cinta romantis sering dikaitkan
dengan perasaan bahagia, euforia, dan dorongan untuk menghabiskan waktu

30
bersama orang yang dicintai.Cinta romantis dapat diekspresikan dalam berbagai
cara, seperti melalui:
 Kata-kata : Mengungkapkan perasaan cinta kepada pasangan, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Kata-kata cinta dapat berupa pujian,
ungkapan kasih sayang, atau janji setia.

 Tindakan: Melakukan hal-hal yang menunjukkan cinta dan perhatian kepada


pasangan, seperti memberikan hadiah, membantu pasangan, atau
menghabiskan waktu bersama. Tindakan cinta dapat berupa tindakan-tindakan
kecil, seperti memasak makanan favorit pasangan atau mendengarkan cerita
mereka, hingga tindakan-tindakan besar, seperti membantu pasangan mencapai
tujuan mereka atau mendukung pasangan melalui masa-masa sulit.
 Sentuhan: Sentuhan fisik, seperti berpelukan, berciuman, atau memegang
tangan, dapat menjadi cara yang kuat untuk mengekspresikan cinta. Sentuhan
fisik dapat menunjukkan kasih sayang, perhatian, dan keintiman.
 Waktu: Menghabiskan waktu bersama pasangan adalah cara yang penting
untuk memperkuat hubungan. Waktu bersama pasangan dapat berupa waktu
untuk mengobrol, bersantai, atau melakukan kegiatan bersama.
b) Cinta keluarga
Cinta keluarga adalah jenis cinta yang paling kuat dan bertahan lama.
Cinta keluarga biasanya digambarkan sebagai perasaan keterikatan, kasih sayang,
dan dukungan yang mendalam antara anggota keluarga. Cinta keluarga dapat
diekspresikan dalam berbagai cara, seperti melalui:
 Dukungan: Memberikan dukungan emosional dan praktis kepada anggota
keluarga. Dukungan emosional dapat berupa mendengarkan, memberi
semangat, atau menawarkan kenyamanan. Dukungan praktis dapat berupa
membantu mengerjakan pekerjaan rumah, merawat anak, atau memberikan
bantuan keuangan.
 Perhatian: Memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anggota keluarga.
Perhatian dapat berupa menanyakan kabar, memberikan hadiah, atau
menghabiskan waktu bersama.
 Kebersamaan: Menghabiskan waktu bersama anggota keluarga. Kebersamaan
dapat berupa makan bersama, liburan bersama, atau hanya duduk dan
mengobrol bersama.
c) Cinta persahabatan
Cinta persahabatan adalah jenis cinta yang didasarkan pada ketertarikan,
kasih sayang, dan penerimaan yang mendalam. Cinta persahabatan dapat
diekspresikan dalam berbagai cara, seperti melalui:

31
 Kepercayaan: Menjaga kepercayaan dan rahasia sahabat. Kepercayaan adalah
dasar dari setiap hubungan yang sehat.
 Penerimaan: Menerima sahabat apa adanya. Sahabat adalah orang yang
menerima kita apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangan kita.
 Kebersamaan: Menghabiskan waktu bersama sahabat. Kebersamaan adalah
cara yang penting untuk memperkuat hubungan persahabatan.
d) Cinta diri sendiri
Cinta diri sendiri adalah jenis cinta yang didasarkan pada penerimaan dan
penghargaan terhadap diri sendiri. Cinta diri sendiri penting untuk kesehatan
mental dan emosional yang baik. Cinta diri sendiri dapat diekspresikan dalam
berbagai cara, seperti melalui:
 Menghargai diri sendiri: Menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Kita
semua memiliki kelebihan dan kekurangan. Penting untuk menerima diri
sendiri apa adanya.
 Menjaga diri sendiri: Melakukan hal-hal yang baik untuk diri sendiri, seperti
makan makanan sehat, berolahraga, dan beristirahat yang cukup. Menjaga diri
sendiri secara fisik dan mental penting untuk kesehatan dan kesejahteraan kita.
 Mengasihi diri sendiri: Melakukan hal-hal yang membuat diri sendiri bahagia
dan puas. Penting untuk meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang kita
sukai dan membuat kita bahagia.
e) Cinta pada alam
Cinta pada alam adalah jenis cinta yang didasarkan pada keterikatan dan
kekaguman terhadap alam. Cinta pada alam dapat diekspresikan dalam berbagai
cara, seperti melalui:

 Menghabiskan waktu di alam: Berjalan-jalan di alam, berkemah, atau


melakukan kegiatan outdoor lainnya. Menghabiskan waktu di alam dapat
membantu kita untuk rileks, bersantai, dan merasa terhubung dengan dunia di
sekitar kita.
 Melindungi alam: Melakukan hal-hal untuk melindungi alam, seperti
mengurangi penggunaan plastik, mematikan lampu saat tidak digunakan, atau
menanam pohon. Melindungi alam adalah cara kita untuk menunjukkan cinta
kita pada alam.
f) Cinta spiritual
Cinta spiritual adalah jenis cinta yang lebih luas daripada jenis cinta
lainnya. Cinta spiritual dapat didefinisikan sebagai perasaan kasih sayang,
penerimaan, dan keterikatan yang mendalam terhadap sesuatu yang lebih besar
dari diri kita sendiri. Sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri ini dapat
berupa Tuhan, alam, atau sesuatu yang lain yang dianggap suci.Cinta spiritual

32
sering dikaitkan dengan perasaan kedamaian, ketenangan, dan rasa tujuan hidup.
Cinta spiritual dapat memberikan kita rasa terhubung dengan sesuatu yang lebih
besar dari diri kita sendiri, dan dapat membantu kita untuk menemukan makna
dan tujuan dalam hidup.
Cinta spiritual memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakannya dari jenis
cinta lainnya. Ciri-ciri tersebut antara lain:

 Universal: Cinta spiritual tidak terbatas pada orang atau hal-hal tertentu. Cinta
spiritual dapat dirasakan oleh semua orang, terlepas dari agama, budaya, atau
latar belakang mereka.
 Tumbuh dari dalam: Cinta spiritual tidak berasal dari luar diri kita Cinta
spiritual berasal dari dalam diri kita, dari hati kita.
 Keterikatan: Cinta spiritual adalah perasaan keterikatan yang mendalam
terhadap sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri.
 Kebahagiaan: Cinta spiritual dapat memberikan kita rasa kebahagiaan dan
kedamaian yang mendalam.
R. Cara menumbukan cinta sesama manusia
Cara menumbuhkan cinta sesama manusia , Cinta sesama manusia adalah
perasaan kasih sayang, kepedulian, dan keterikatan yang mendalam terhadap
orang lain. Cinta ini dapat diekspresikan dalam berbagai cara, termasuk melalui
tindakan, kata-kata, dan sentuhan.
Cinta sesama manusia dapat menumbuhkan dunia yang lebih damai, penuh
kasih, dan saling pengertian. Berikut adalah beberapa cara untuk menumbuhkan
cinta sesama manusia:

 Belajar untuk menerima perbedaan: Setiap orang adalah unik dan memiliki
perbedaannya masing-masing. Penting untuk belajar untuk menerima
perbedaan ini dan menghargai orang lain apa adanya.
 Bersikaplah empati; Empati adalah kemampuan untuk merasakan apa yang
dirasakan orang lain. Ketika kita mampu berempati dengan orang lain, kita
akan lebih mudah untuk memahami dan menyayangi mereka.
 Berikan bantuan kepada orang lain: Membantu orang lain adalah cara yang
baik untuk menunjukkan cinta kita kepada mereka. Kita dapat membantu orang
lain dengan berbagai cara, seperti dengan menyumbangkan waktu, tenaga, atau
uang kita.
 Maafkan kesalahan orang lain: Memaafkan adalah tindakan melepaskan
dendam dan kebencian. Ketika kita mampu memaafkan orang lain, kita akan
lebih mudah untuk mencintai mereka.

33
 Bersyukurlah atas apa yang kita miliki: Bersyukur dapat membantu kita untuk
lebih menghargai orang lain dan apa yang mereka miliki.
Contoh tindakan konkret yang dapat kita lakukan untuk menumbuhkan
cinta sesama manusia:
 Memberi senyuman kepada orang yang kita temui
 Menolong orang yang membutuhkan bantuan
 Mendengarkan keluh kesah orang lain
 Memberikan pujian kepada orang lain
 Mentraktir orang lain
 Melakukan volunteer
 Menyumbang kepada orang yang membutuhkan
Cinta sesama manusia adalah hal yang penting untuk diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan menumbuhkan cinta sesama manusia, kita dapat
menciptakan dunia yang lebih baik.
S. Dampak dari cinta yan terjalin sesama manusia
adapun Dampak dari cinta yang terjalin sesama manusia itu terbagi
menjadi dua yaitu dampak positif dan negatif berikut:
1. Dampak Positif Cinta
 Meningkatkan kebahagiaan dan kepuasan hidup

Cinta dapat membuat seseorang merasa bahagia dan puas dengan


hidupnya. Hal ini karena cinta dapat memberikan rasa aman, dukungan, dan
penerimaan. Ketika seseorang merasa dicintai, ia akan merasa dihargai dan
dihargai. Hal ini dapat meningkatkan harga diri dan rasa percaya diri seseorang.
Selain itu, cinta juga dapat memberikan rasa aman dan dukungan emosional.
Ketika seseorang merasa dicintai, ia akan merasa lebih kuat dan mampu
menghadapi tantangan dalam hidup.
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki hubungan yang
penuh kasih sayang cenderung lebih bahagia dan puas dengan hidupnya.
Penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang memiliki hubungan yang penuh
kasih sayang cenderung lebih sehat secara fisik dan mental.

34
 Meningkatkan kesehatan fisik dan mental

Penelitian menunjukkan bahwa cinta dapat meningkatkan kesehatan fisik


dan mental. Cinta dapat menurunkan stres, meningkatkan sistem kekebalan tubuh,
dan mengurangi risiko penyakit jantung.
Stres adalah salah satu penyebab utama penyakit. Cinta dapat membantu
mengurangi stres dengan memberikan rasa aman, dukungan, dan penerimaan.
Ketika seseorang merasa dicintai, ia akan merasa lebih tenang dan mampu
menghadapi stres.
Sistem kekebalan tubuh adalah sistem pertahanan tubuh yang melawan
penyakit. Cinta dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan
meningkatkan produksi hormon oksitosin. Oksitosin adalah hormon yang dapat
meningkatkan perasaan bahagia dan mengurangi stres.
Penyakit jantung adalah salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.
Cinta dapat mengurangi risiko penyakit jantung dengan menurunkan tekanan
darah dan kolesterol.

 Meningkatkan kreativitas dan produktivitas

Cinta dapat meningkatkan kreativitas dan produktivitas. Cinta dapat


memberikan motivasi dan dorongan untuk mencapai tujuan.
Ketika seseorang merasa dicintai, ia akan merasa lebih percaya diri dan mampu
mencapai tujuan. Hal ini dapat meningkatkan kreativitas dan produktivitas
seseorang.

 Meningkatkan hubungan sosial

Cinta dapat memperkuat hubungan sosial. Cinta dapat mempererat


hubungan dengan keluarga, teman, dan pasangan.
Cinta dapat membantu membangun kepercayaan dan komunikasi yang
baik dalam hubungan. Hal ini dapat memperkuat hubungan dan membuat
hubungan menjadi lebih harmonis.
2. Dampak Negatif Cinta
 Ketidakbahagiaan

Cinta yang tidak dibalas atau cinta yang berakhir dapat menyebabkan
ketidakbahagiaan. Hal ini karena cinta yang tidak dibalas dapat membuat
seseorang merasa sedih, kecewa, dan tidak berharga. Cinta yang berakhir juga
dapat membuat seseorang merasa sedih, kehilangan, dan kesepian.

35
 Kekerasan

Cinta yang tidak sehat dapat menyebabkan kekerasan, baik fisik maupun
emosional. Kekerasan dalam cinta dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti
rasa posesif, cemburu, dan kontrol.

 Kecanduan

Cinta yang berlebihan dapat menyebabkan kecanduan. Cinta yang


berlebihan dapat membuat seseorang menjadi tergantung pada orang yang
dicintainya. Hal ini dapat membuat seseorang menjadi tidak bahagia dan tidak
mandiri.

 Kecemburuan

Cinta yang tidak aman dapat menyebabkan kecemburuan. Kecemburuan


dapat menyebabkan seseorang merasa tidak aman dan curiga terhadap orang yang
dicintainya. Hal ini dapat menyebabkan konflik dan pertengkaran dalam
hubungan.

36
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia sebagai makhluk individu memiliki keunikan, kebebasan, dan
tanggung jawab pribadi. Sementara sebagai makhluk sosial, manusia cenderung
membentuk hubungan, mengembangkan nilai, dan berpartisipasi dalam komunitas
untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Keseimbangan antara dimensi individu dan
sosial menjadi kunci dalam pemahaman dan pengembangan manusia secara
holistik.
Prasejarah adalah sebutan bagi kurun waktu yang bermula ketika makhluk
hominini mulai memanfaatkan perkakas batu sekitar 3,3 juta Tahun Silam
(dihitung mundur dari tahun 1950), dan berakhir ketika sistem tulis diciptakan.
Oleh karena itu prasejarah juga disebut Zaman Praaksara (zaman sebelum ada
aksara) atau Zaman Nirleka (zaman ketiadaan tulisan). Perjalanan panjang
manusia melalui tahapan tahapan yang tidak singkat, Squad. Salah satunya adalah
melalui tahap evolusi. Evolusi merupakan proses yang berlangsung dalam kurun
waktu jutaan tahun. Secara khusus tentang evolusi manusia, Darwin berpendapat
bahwa manusia adalah hasil perkembangan lebih lanjut dari evolusi primata.
Dapat disimpulkan bahwa identitas budaya merupakan suatu karakter
khusus yang melekat dalam suatu kebudayaan sehingga bisa dibedakan antara satu
kebudayaan dengan kebudayaan yang lain sehingga seharusnya kita mampu
beradaptasi dengan budaya disekitar kita. Dalam pembentukan identitas budaya
melalui tahap-tahap seperti Identitas budaya yang tak disengaja, pencarian
identitas budaya, identitas budaya yang diperoleh, konformitas: internalisasi,
resistensi dan separatisme serta integrasi. Identitas budaya juga dipengaruhi oleh
factor Asimilasi dan Alkulturasi budaya yang dapat membuat budaya itu hilang
atau tidaknya karena kebudayaan baru dan mampu menerima kebudayaan baru
yang awalnya asing lambat laun mudah diterimanya
Globalisasi dapat diartikan mendunia. Maksudnya, komunikasi
antarbangsa penuh keterbukaan dan jarak antarnegara menjadi makin dekat karena
kemajuan iptek yang sangat cepat. Dalam era keterbukaan dan globalisasi
sekarang ini bangsa Indonesia harus mempunyai ketahanan nasional yang tangguh
dan menyiapkan sumber daya manusianya sehingga tidak menjadi korban
globalisasi. Bangsa Indonesia harus mampu bekerja sama dan bersaing dengan
bangsa-bangsa lain di dunia dengan berwawasan persatuan dan kesatuan nasional
serta dapat menyeleksi masuknya pengaruh budaya asing yang bersifat negatif

37
sehingga tidak merusak kehidupan bangsa Indonesia. Aspek-aspek positif dan
negatif dari era globalisasi di Indonesia antara lain mencakup aspek politik,
ekonomi, sosial, budaya, dan hankam.
Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia merupakan
penuntun dan sikap perilaku bangsa Indonesia baik dalam hubungannya secara
vertikal dengan tuhan yang maha esa maupun secara horizontal dengan sesama
manusia dan negaranya, Pancasila memberi petunjuk kepada bangsa Indonesia
tentang yang benar dan yang tidak benar, yang adil dan tidak adil, dan seterusnya.
Dampak pengaruh era keterbukaan dan globalisasi bagi bangsa Indonesia cuku p
luas dapat bersifat positif dan negatif. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus
dapat memilah-milah dan menyeleksinya dengan cermat agar tidak merugikan
bahkan merusak kehidupan bangsa Indonesia. Institusi keuangan yang kuat
dibantu dengan penggunaan perdagangan di bidang jasa-jasa yang lebih besar
harus diprioritaskan dan diperkuat sebelum memasuki pasar modal internasional.
Dalam era globalisasi muncul berbagai isu internasional, seperti
demokrasi, hak asasi manusia, transparansi. Lingkungan hidup, dan pasar global.
Apa yang terjadi di suatu negara terkait dengan masalah di atas telah menjadi
masalah internasional dan perhatian masyarakat internasional. Suatu negara tidak
dapat lagi menutup diri dari perhatian masyarakat internasional dalam rangka
mengatasi masalah di atas. Bahkan, isu-isu internasional dijadikan persyaratan
dalam mengadakan hubungan kerja sama dengan negara lain. Teknologi
komunikasi informasi telah memudahkan manusia dalam bertindak dan
berhubungan dengan manusia lain. Teknologi komunikasi informasi memberikan
kemudahan dan manfaat besar yang sebelumnya tidak banyak dinikmati manusia.
Di negara-negara maju orang telah terbiasa dengan penggunaan teknologi
komunikasi informasi tersebut.
Globalisasi juga memunculkan aktor selain negara di dalam pergaulan
internasional. Aktor selain negara tersebut adalah lembaga-lembaga non negara,
seperti perusahaan multinasional, organisasi internasional, dan berbagai lembaga
swadaya masyarakat. Aktor non negara sangat aktif dalam menjalin hubungan dan
kerja sama melintasi batas-batas negara bahkan mampu menekan negara-negara
dalam lingkungan pergaulan internasional. Peranan yang dilakukan organisasi non
pemerintah adalah dapat menciptakan opini internasional atas suatu kasus yang
terjadi di negara. Opini negatif internasional yang terbentuk dapat merugikan
nama baik suatu bangsa. Substansi globalisasi adalah ideologi yang
menggambarkan proses interaksi yang sangat luas dalam berbagai bidang
ekonomi, politik, sosial, teknologi, dan budaya.

38
Secara sederhana hubungan manusia dan kebudayaan adalah sebagai
perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan
manusia. Dalam ilmu sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwi
tunggal yang berarti walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan
satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan setelah kebudayaan tercipta
maka kebudayaan mengatur kehidupan manusia yang sesuai
dengannyaLingkungan hidup pada dasarnya adalah suatu system kehidupan
dimana terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan ekosistem.
Manusia adalah bagian dari ekosistem. Lingkungan dapat pula berbentuk
lingkungan fisik dan non fisik.Lingkungan alam dan buatan adalah
Lingkungan fisik. Sedangkan lingkungan nonfisik adalah lingkungan social
budaya dimana manusia itu berada. Lingkungan amat penting bagi kehidupan
manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia
untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karma lingkungan memiliki
daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung perkehidupan
manusia dan makhuk hidup lainya arti penting lingkungan bagi manusia karena
lingungan merupakan tempat hidup manusia, Lingkungan memberi sumber-
sumber penghidupan manusia, Lingkungan memengaruhi sifat, karakter, dan
perilaku manusia yang mendiaminya
Cinta dalam kehidupan manusia bisa dilihat dari berbagai perspektif,
tergantung pada fokus yang ingin ditekankan.. Cinta bisa menjadi motivator yang
kuat untuk menjadi versi terbaik diri sendiri. Mengejar cinta,
mempertahankannya, dan merawat hubungan yang penuh kasih dapat mendorong
seseorang untuk berkembang, belajar, dan meningkatkan Cinta memberikan arti
dan makna pada hidup, menghubungkan kita dengan sesuatu yang lebih besar dari
diri kita sendiri. Melalui cinta, kita bisa mengalami rasa transendensi, merasakan
keindahan dan keajaiban hidup. cinta dalam kehidupan manusia, mempengaruhi
berbagai aspek dari emosional, sosial, psikologis, dan bahkan spiritual. Ini adalah
kekuatan yang kompleks dan dinamis, penuh dengan keindahan, tantangan, dan
pertumbuhan.
B. Saran
Sebagai makhluk individu, penting untuk mengembangkan kecerdasan
emosional, merawat kesehatan fisik dan mental, serta menetapkan tujuan pribadi
untuk pertumbuhan diri. Sebagai makhluk sosial, membangun hubungan yang
sehat, berkontribusi pada komunitas, dan memahami keberagaman akan
memperkaya pengalaman hidup dan memperkuat ikatan sosial. Pemahaman yang
seimbang antara kebutuhan individu dan sosial akan menciptakan keseimbangan
yang bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat.

39
Diharapkan agar masyarakat dapat memahami maksud dari makalah ini
dan bisa menambah pengetahuan dan wawasan tentang kehidupan manusia purba
pada zaman dahulu. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dimaafkan, saya
menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurnah. Oleh karena itu, apabila
ada saran dan kritik yang membangun mohon disampaikan kepada saya, akan
sangat membantu dalam penulisan saya untuk kedepannya.
Menghadapi globalisasi di segala bidang kehidupan, bangsa Indonesia
harus segera meningkatkan sumber daya manusianya, meningkatkan keimanan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta mengamalkan Pancasila sebagai
pandangan hidup dan kepribadian bangsa. Dengan demikian, pengaruh yang
bersifat negatif dari era globalisasi terhadap pola kehidupan bangsa Indonesia
dapat dicegah ataupun dapat diminimalkan.
Sebelum kamu dapat mencintai orang lain, kamu perlu terlebih dahulu
mencintai diri sendiri. Ketahui apa yang kamu inginkan dan butuhkan dalam
hidup ini membangun Komunikasi adalah kunci untuk membangun hubungan
yang sehat. Bersikaplah terbuka dan jujur tentang perasaan dan kebutuhanmu.
Bersikaplah saling menghormati, baik dalam hal pendapat, keyakinan, maupun
kebutuhan.

40
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, M. C. Kelompok dan Komunitas: Peran Dukungan dan Kolaborasi
dalam Mencapai Tujuan Bersama. Jurnal Psikologi Sosial, 30(2), 175-
190.
Anonim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Azra, A, Konflik Baru Antar Peradaban: Globalisasi, Radikalisme danPluralitas.


Jakarta:PT.RajaGrafindo Persada, 2002.

Azra, A.“Pancasila dan identitas Nasional Indonesia: Perspektif

Bandung: UPI Press, 2010.Hardiman, F. B, Belajar dari Politik Multikulturalisme.

Brown, K. L., & Davis, M. R. Peran Interaksi Sosial dalam Hubungan Antar
Individu.
C,Mahfud.Pendidikan Multikultural, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.Effendi,
R. dan Setiadi, Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya dan
Teknologi,

C.A. Van Peursen, Strategi Kebudayaan,(Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1989),


hlm. 9-10.

Dalam White, P. Q. (Ed.), Dinamika Hubungan Manusia (hal. 78-101). Penerbit


Omega. v
Dictionary Entry". Diakses tanggal 8 Agustus 2017.

EddindariJurnalMulticulturalCitizenship: A Liberal Theory of Minority. Jakarta:

Erich fromm (1956)/the art of loving,. robert J.sternbeng(1988)/the psycology of


love,wiliam sakespeare(1597) Romeo dan juliet.Robert J.sternber(1988)/the
psychology of family love.michael josephson(1989)/the art of
friendship.kristin neff(2003)/self-compassion.richard louv(2011)/the nature
fix.david schnarch(1997)/the psychology of spiritual love.

Fagan, Brian (2017). World prehistory: a brief introduction (edisi ke-Ninth).


London: Routledge. hlm. 8.

Fagan, Brian. 2007. World Prehistory: A brief introduction New York: Prentice-
Hall, Edisi Ketujuh, Bab Satu

41
Forsythe, Gary (2005). A critical history of early Rome : from prehistory to the
first Punic War. Berkeley: University of California Press. hlm.

Garcia, S. A. Kebebasan dan Otonomi: Kunci Keputusan dan Tanggung Jawab


Individu. Jurnal Kehidupan Pribadi, 8(3), 112-128.
Graslund, Bo. 1987. The birth of prehistoric chronology. Cambridge:Cambridge
University Press.

Hughes, B. E. Kebutuhan Individu dan Tuntutan Sosial: Keseimbangan dalam


Kehidupan Sehari-hari. Jurnal Kesejahteraan Manusia, 18(4), 201-218.
Kebhinnekaan Masyarakat Indonesia: Suatu Proble-matik Filsafat

Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar, Jakarta: Rineka Cipta,


2007

KebudayaanJakarta: Grasindo, 2000.Maran,Rafael Raga.Manusia Dan

Khor, Martin. 2003. Rethinking Globalization. Jakarta: Zed Books.


Kuntjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan, (Jakarta: Djambatan, 1990), hlm. 180.

L. Friedman, Thomas. 1999. The Lexus and The Olive Tree. Amsterdam: Van der
Werff.
Lodge. 1996. The Impact of Globalization. London: Cambridge University Press.
Lopez, F. G., & Baker, H. C. Hubungan antara Kebutuhan Pribadi dan
Kesejahteraan Sosial dalam Masyarakat Modern. Jurnal Psikologi
Terapan, 35(1), 45-60.
LP3ES, 2002.Haris,A. Hermawan, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Islam Depertemen Agama,
2009.Kusumohamidjojo,

Martinez, A. R.Pengembangan Hubungan: Peran Hubungan Sosial dalam


Kesejahteraan Emosional dan Psikologis. Jurnal Hubungan Manusia,
25(3), 134-150.
Miller, L. M. Interaksi Sosial: Komunikasi Verbal dan Non-verbal dalam
Membangun Hubungan Sosial. Jurnal Studi Sosial, 20(4), 210-225.
Multikulturalisme”. Dalam Restorasi Pancasila: Mendamaikan Politik Identitas
dan Modernitas, (Bogor: Brighten Press, Jakarta: Rineka Cipta, 2006

42
Naisibitt, John dan Patricia Abundance. 1999. Megatrend 2000. New York:
William Morrow and Company.
Nunus Supardi, Kongres Kebudayaan: 1918-2003 Edisi Revisi, (Yogyakarta:
Ombak, 2007), hlm. 142

Pain, Cochrane A. 2000. A Globalizing Society. London: Routledge Ltd.


Pengantar dalam Kimlicka Kewargaan Multikul-tur: Teori Liberal Mengenal
Hal-Hak Minoritas. Terjemahan oleh Edlina Efmini.

Renfrew, Colin. 2008. Prehistory: The Making of the Human Mind. New York:
Modern Library.

Smith, J. Manusia sebagai Makhluk Individu. Dalam Johnson, A. (Ed.),


Psikologi Manusia (hal. 32-55). Alpha.
Taylor, P. N. Budaya dan Norma Sosial: Panduan Perilaku Manusia dalam
Masyarakat. International Journal of Cultural Studies, 12(1), 89-104.
Wilson, R. S. Identitas Pribadi: Pengaruh Faktor Genetik, Lingkungan, dan
Pengalaman Hidup. Jurnal Psikologi Individu, 15(2), 45-62.

43

Anda mungkin juga menyukai