Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DASAR BIOLOGI

LAPORAN CASE METHOD


“Kesehatan dan Penyakit”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Case Method Mata Kuliah Konsep Dasar
Biologi Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Medan

Disusun Oleh
Kelompok 11
1. Dianrani Anastasia Purba ( 1233111182 )
2. Ika Novita Padang ( 1233111123 )
3. Novia Raya Naomi SIrait ( 1233111116 )
4. Putri Marsya ( 1233111062 )
Kelas : PGSD B 2023
Mata Kuliah : Konsep Dasar Biologi
Dosen Pengampu : Fahrur Rozi, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TA. 2023/2024
November 2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan dan
mencurahkan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Case Method
pada mata kuliah Konsep Dasar Biologi.
Case Method ini bertujuan untuk mengulas kasus terkait “Kesehatan dan Penyakit”
dan memberikan solusi terkait kasus tersebut. Penulis menyadari bahwa Case Method ini
masih kurang memadai dan masih perlu untuk disempurnakan. Untuk itu, diharapkan adanya
saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yaitu Bapak Fahrur
Rozi S.Pd., M.Pd pada mata kuliah Konsep Dasar Biologi Universitas Negeri Medan sebab
beliau telah membimbing penulis dalam proses pengerjaannya.
Akhirnya penulis mengucapkan terimaksih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga Case Method ini dapat diselesaikan. Semoga Tuhan
Yang Maha Esa memberkati kita semua dengan segala keberkahan dan ilmu yang berguna.

Medan, November 2023

Kelompok 13

2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI. 3
BAB 1 PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Tujuan Penulisan 4
1.3 Manfaat Penulisan 4

BAB 2 LANDASAN TEORI 5


Pengertian Ekosistem 5
2.2 Miskonsepsi Ekosistem 7

BAB 3 PEMBAHASAN 8
BAB 4 PENUTUP 11
DAFTAR PUSTAKA 12

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Miskonsepsi ekosistem terjadi karena beberapa faktor berikut ini:

1. Metode pengajaran yang kurang interaktif: Metode pengajaran yang hanya melibatkan
siswa secara pasif, seperti metode ceramah, dapat menyebabkan siswa merasa bosan dan
tidak tertarik dalam pembelajaran Oleh karena itu, metode pengajaran yang lebih
interaktif dan melibatkan siswa aktif diperlukan untuk mengatasi miskonsepsi.
2. Kurangnya pemahaman siswa: Siswa mungkin memiliki pemahaman yang tidak
mencukupi tentang kesehatan dan penyakit, yang mengakibatkan mereka memiliki
miskonsepsi pentingnya untuk mempelajari tentang kesehatan dan penyakit secara
mendalam dan menyeluruh memainkan peran penting dalam pemahaman yang baik.
3. Kurangnya interaksi antara siswa dan guru: Kurangnya interaksi antara siswa dan guru
dapat menyebabkan siswa tidak memahami tentang kesehatan dan penyakit secara baik
Guru harus lebih memperhatikan interaksi yang berinteraksi aktif dengan siswa untuk
membantu mereka memahami tentang kesehatan dan penyakit dengan lebih baik.
4. Kurangnya penggunaan media pembelajaran yang efektif: Penggunaan media
pembelajaran yang tidak efektif, seperti buku teks dan media pembelajaran yang tidak
interaktif, dapat menyebabkan siswa tidak tertarik dan tidak memahami tentang
kesehatan dan penyakit. Penggunaan media pembelajaran yang lebih interaktif dan
menarik perhatian siswa dapat membantu mengatasi miskonsepsi.
5. Faktor internal siswa: Faktor internal siswa, seperti latar belakang pendidikan, minat,
dan motivasi, juga dapat mempengaruhi terjadinya miskonsepsi. Guru dan institusi
pendidikan harus memperhatikan faktor-faktor ini untuk mengembangkan strategi
pembelajaran yang lebih efektif.

Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, diharapkan dapat membantu mengidentifikasi


miskonsepsi pada siswa dan penyebabnya, sehingga strategi pembelajaran yang tepat dapat
dikembangkan untuk mengatasi miskonsepsi tentang kesehatan dan penyakit.

4
1.2 Tujuan Penulisan

Case Method ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu yang bermanfaat untuk
menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam menggali poin-poin penting suatu
jurnal, menjadi bahan pertimbangan, dan juga menyelesaikan salah satu tugas Case
Method mata kuliah Konsep Dasar Biologi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan serta Case Method ini berusaha
memfokuskan pembahasan pada kesehatan dan penyakit dan miskonsepsi dari kesehatan
dan penyakit.

1.3 Manfaat Penulisan


1. Untuk mengetahui secara mendalam kasus/permasalahan tentang kesehatan dan
penyakit.
2. Untuk mengetahui solusi yang relevan dalam mengatasi kasus/permasalahan pada
kesehatan dan penyakit.

5
BAB 2
LANDASAN TEORI

1.1 Kesehatan dan Penyakit


A. Pengertian kesehatan dan penyakit

Penyakit merupakan sebuah kondisi dimana tubuh mengalami gejala-gejala tidak normal
yang dapat menghambat kita dalam melaksanakan aktifitas kita sehari-hari.

B. Komponen-komponen dalam Ekosistem


Penyakit memiliki 3 komponen yang dapat menyebabkan penyakit, yaitu :
1. Manusia (Host) : Hal-hal yang berkaitan dengan penyakit pada manusia yaitu : usia,
jenis kelamin, bentuk anatomi tubuh, fungsi fisiologis, status kesehatan termasuk
status gizi, keadaan imunitas, kebiasaan hidup, pekerjaan dan kehidupan sosial.
2. Penyebab/Bibit Penyakit (Agent) : Terdiri dari biotik dan abiotik. Biotik khususnya
pada penyakit menular yaitu terdiri dari lima golongan : protozoa, metazoa, bakteri,
virus dan jamur.
3. Lingkungan (Environment) : Lingkungan adalah kumpulan dari seluruh kondisi dan
pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu
organisme. Lingkungan dapat dibagi menjadi dalam 3 bagian utama :
a. Lingkungan biologi (fauna dan flora disekitar manusia). Bersifat biotik yaitu:
mikroorganisme penyebab penyakit, reservoir penyakit infeksi (binatang atau
tumbuhan), vektor pembawa penyakit, tumbuhan dan binatang sebagai sumber
bahan makanan, obat.
b. Lingkungan fisik bersifat abiotik yaitu: udara, keadaan tanah geografi, udara, zat
kimia, polusi.
c. Lingkungan sosial adalah segala bentuk kehidupan sosial politik dan sistem
organisasi serta institusi yang berlaku bagi setiap individu yang membangun
masyarakat antara lain, sistem ekonomi yang berlaku, bentuk organisasi
masyarakat, sistem pelayanan kesehatan, keadaan kepadatan penduduk dan
kepadatan rumah, kebiasaan hidup masyarakat.

6
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekosistem
1. Penggunaan Bahan Kimia
Sekarang ini banyak kegiatan manusia yang menggunakan bahan kimia. Misalnya, untuk
meningkatkan hasil pertanian, para petani melakikan pemupukan dan pemberantasan,hama.
2..Penebangan,Hutan
Jika penebangan hutan dilakukan secara besar-besaran tanpa terkendali, terjadilah hutan
gundul. Hutan gundul dapat menyebabkan banjir, erosi, dan tanah longsor.
3.,Pemburuan,Liar
Sebagian manusia ada yang gemar berburu.Mereka berburu hewan dengan ada tujuan
tertentu. Perburuan liar dapat menyebabkan hewan menjadi punah..
4.,Penggunaan,Kendaraan,Bermotor
Bahan bakar dibutuhkan untuk menjalankan kendaraan bermotor. Bahan bakar dapat
berupa bensin dan solar. Pembakaran bahan bakar menyebabkan polusi udara. Pembakaran
tersebut menghasilkan gas karbon diokasida.

5.,Pembuangan,Limbah,Sampah

Jika pengolahan sampah tidak dilakukan dengan benar, terjadilah kerusakan


lingkungan.Pernakah kamu melihat sungai yang kotor dan berbau busuk? Sungai yang
demikian merupakan hasil pembuangan sampah dan limbah di sungai. Lingkungan sungai
rusak dan hewan yang hidup di dalamnya mati.

2.2 Miskonsepsi Ekosistem

Miskonsepsi dalam pemahaman ekosistem adalah hal yang cukup umum terjadi. Beberapa
materi ekosistem yang seringkali salah dipahami meliputi:

1. Konsep Daur Biogeokimia: Seringkali orang salah memahami bagaimana unsur-unsur


seperti karbon, nitrogen, dan fosfor bergerak melalui ekosistem dalam siklus biogeokimia.
Miskonsepsi ini dapat mengarah pada pemahaman yang kurang tepat tentang dampak
aktivitas manusia terhadap lingkungan.

2. Tingkatan Trofik: Banyak yang menganggap bahwa semua hewan pemakan daging berada
pada tingkat trofik yang lebih tinggi daripada hewan pemakan tumbuhan. Padahal, ada
pemangsa pada berbagai tingkat trofik dalam ekosistem.

7
3. Interaksi Ekosistem dan Habitat: Orang sering kali bingung antara konsep ekosistem dan
habitat. Habitat adalah tempat fisik di mana organisme hidup, sementara ekosistem
melibatkan organisme tersebut serta interaksi mereka dengan lingkungan.

4. Keseimbangan Ekosistem: Miskonsepsi sering terjadi dalam pemahaman tentang


keseimbangan ekosistem. Orang kadang mengira bahwa ekosistem selalu dalam
keseimbangan, padahal fluktuasi alami adalah bagian dari dinamika ekosistem.

5. Konsep Keanekaragaman Hayati: Salah satu miskonsepsi adalah menganggap bahwa


keanekaragaman hayati hanya berhubungan dengan berbagai spesies tanaman dan hewan,
padahal termasuk keanekaragaman genetik dan ekosistem.

8
BAB 3
PEMBAHASAN

1.Konsep daur ulang biogeokimia

adalah suatu siklus yang melibatkan perpindahan senyawa kimia melalui organisme sebagai
perantara dan senyawa tersebut kembali lagi ke lingkungan fisiknya Dalam daur ulang
biogeokimia, terdapat lima jenis siklus, yaitu siklus daur udara, daur karbon, daur nitrogen,
daur fosfor, dan daur sulfur. Unsur-unsur dalam siklus biogeokimia mengalir dalam berbagai
bentuk dari komponen biosfer yang tidak hidup (abiotik) ke komponen hidup (biotik) dan
kembali lagi ke biosfer

Miskonsepsi dalam memahami konsep daur ulang biogeokimia dapat terjadi karena
kurangnya pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep tersebutMiskonsepsi ini dapat
mengarah pada pemahaman yang kurang tepat tentang dampak aktivitas manusia terhadap
lingkungan Selain itu, faktor lain yang dapat menyebabkan miskonsepsi meliputi metode
pengajaran yang kurang interaktif, kurangnya penggunaan media pembelajaran yang efektif,
serta faktor internal siswa seperti latar belakang pendidikan, minat, dan motivasi

Diperlukan pendekatan pembelajaran yang lebih interaktif dan melibatkan siswa aktif dalam
pemahaman konsep daur ulang biogeokimia ekosistem. Guru juga perlu memperhatikan
pemahaman siswa, buku teks, media pembelajaran, dan faktor internal siswa untuk
mengidentifikasi miskonsepsi dan mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih efektif

2. Tingkatan Trofik

Banyak orang berasumsi bahwa semua hewan pemakan daging berada pada tingkat trofik
yang lebih tinggi daripada hewan pemakan tumbuhan. Namun, ada pemangsa pada berbagai
tingkat trofik dalam ekosistem

Tingkatan trofik dalam rantai makanan umumnya terdiri dari:

-Produsen (Tingkat trofik pertama): produsen adalah organisme yang mampu menghasilkan
zat-zat penting yang diperlukan oleh organisme lain, seperti tumbuhan

- Konsumen (Tingkat trofik kedua, ketiga, dan keempat): konsumen adalah organisme yang
memakan produksi produsen dan mereka merupakan sumber makanan bagi organisme yang
berada di atas mereka dalam rantai makanan

. Contoh primer konsumen atau herbivora meliputi rusa, kura-kura, dan banyak jenis burung

. Contoh konsumen sekunder atau karnivora meliputi burung pipit, elang, dan mungkin lebih
banyak jenis hewan pemakan daging yang berbeda

-Pengurai (tingkat trofik terakhir): pengurai adalah organisme yang mengubah sampah
organik, seperti tanaman yang membusuk, menjadi bahan anorganik, seperti tanah yang kaya
akan bahan organik

9
Miskonsepsi tentang tingkatan trofik dapat disebabkan oleh kurangnya pemahaman yang
mendalam tentang konsep-konsep tersebut. Penting untuk memahami bahwa posisi suatu
organisme dalam rantai makanan tidak hanya ditentukan oleh apakah organisme tersebut
pemakan daging atau pemakan tumbuhan, tetapi juga oleh peran dan interaksi organisme
tersebut dalam ekosistem secara keseluruhan

3. Interaksi Ekosistem Dan Habitatnya

Materi yang benar tentang Interaksi Ekosistem dan Habitat: Orang sering kali bingung antara
konsep ekosistem dan habitat. Namun, keduanya terkait erat dan saling mempengaruhi satu
sama lain

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya, terdiri dari komponen biotik (organisme) dan abiotik
(lingkungan fisik)

. Habitat, di sisi lain, adalah suatu bagian dari ekosistem yang menjadi tempat hidup bagi
suatu organisme

Interaksi dalam ekosistem meliputi:

Interaksi antara komponen biotik dengan biotik: Misalnya, simbiosis mutualisme, di mana
dua jenis organisme saling menguntungkan Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik:
misalnya, aliran energi, daur biogeokimia, dan produktivitas ekosistem Interaksi antar
komunitas: Komunitas dalam suatu ekosistem adalah kumpulan populasi yang berbeda
spesies, di suatu daerah yang sama, dan saling berinteraksi Miskonsepsi tentang konsep
ekosistem dan habitat dapat disebabkan oleh berkurangnya pemahaman yang mendalam
tentang konsep tersebut. Penting untuk memahami bahwa keduanya terkait erat dan saling
mempengaruhi satu sama lain dalam menjaga keseimbangan ekosistem

4. Keseimbangan Ekosistem

Orang kadang mengira bahwa ekosistem selalu dalam keseimbangan, padahal musim dingin
alami adalah bagian dari dinamika ekosistem Ekosistem adalah sistem ekologi yang terbentuk
oleh hubungan timbalik antara makhluk hidup dengan lingkungannya, terdiri dari komponen
biotik (organisme) dan abiotik (lingkungan fisik)

Beberapa poin penting tentang keseimbangan ekosistem dan ekosistem alami adalah:

1. Fluktuasi populasi: Fluktuasi populasi adalah gelombang/perubahan turun naiknya


jumlah populasi dengan irama yang tetap. Fluktuasi populasi merupakan bagian dari
dinamika ekosistem dan mungkin diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan
ekosistem.
2. Kecenderungan melawan perubahan: Ekosistem memiliki kecenderungan melawan
perubahan akibat hubungan antara komponen dan terus menerus memelihara
keseimbangan Perubahan ekosistem dan dampak lingkungan merupakan bagian dari
siklus alami dan mungkin diperlukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem
3. Hubungan antara komponen ekosistem: Komponen ekosistem, seperti organisme dan
lingkungan fisik, saling bergantung dan mempengaruhi satu sama lain dalam menjaga
keseimbangan ekosistem

10
.

Kesalahpahaman tentang keseimbangan ekosistem dan ekosistem alami dapat disebabkan


oleh berkurangnya pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep tersebut. Penting
untuk memahami bahwa keseimbangan ekosistem dan siklus alami terjadi secara bersamaan
dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam menjaga keseimbangan ekosistem

5.Konsep Keaneka Ragaman Hayati

Salah satu miskonsepsi adalah menganggap bahwa keanekaragaman hayati hanya


berhubungan dengan berbagai spesies tanaman dan hewan, padahal termasuk
keanekaragaman genetik dan ekosistem

Keanekaragaman hayati mencakup keanekaragaman genetik, spesies, dan ekosistem yang


saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Keanekaragaman genetik mengacu pada
keanekaragaman dalam gen dan alel suatu spesies, sedangkan keanekaragaman spesies
mengacu pada keanekaragaman dalam spesies yang berbeda dalam suatu ekosistem
Ekosistem keanekaragaman mengacu pada keanekaragaman dalam lingkungan fisik dan
biotik suatu ekosistem, termasuk interaksi antara organisme dan lingkungan fisik

Miskonsepsi tentang keanekaragaman hayati dapat disebabkan oleh kurangnya pemahaman


yang mendalam tentang konsep-konsep tersebut. Penting untuk dipahami bahwa
keanekaragaman hayati mencakup keanekaragaman genetik, spesies, dan ekosistem yang
saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain

11
BAB 4
PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, miskonsepsi pada materi ekosistem merupakan hal yang perlu
mendapat perhatian. Miskonsepsi tersebut dapat terjadi pada berbagai konsep dalam
ekosistem, seperti aliran energi, rantai makanan, dan interaksi antar organisme. Penyebab
miskonsepsi tersebut antara lain adalah metode pengajaran yang kurang interaktif, kurangnya
pemahaman siswa, teks buku, media pembelajaran, dan faktor internal siswa seperti latar
belakang pendidikan, minat, dan motivasi. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan
pembelajaran yang lebih interaktif dan melibatkan siswa aktif dalam pemahaman konsep
ekosistem. Guru juga perlu memperhatikan pemahaman siswa, buku teks, media
pembelajaran, dan faktor internal siswa untuk mengidentifikasi miskonsepsi dan
mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih efektif.

12
DAFTAR PUSTAKA

Apriani, Rini. (2012). Partisipasi Masyarakat dalam Pelestarian Ekosistem. Gudang


Universitas Pasundan
Setiawan, Wawan. (2013). Geografis kabupaten Indramayu (online):
http://wawansetiawanpulutan.blogspot.co.id/2013/06/geografis-kabupaten-indramayu.ml (16
juni 2013)

13

Anda mungkin juga menyukai