Anda di halaman 1dari 5

Ujian Tengah Semester (UTS) Teori Psikologi Perkembangan

Nama : Yuda Asfahani

NIM : 220401110034

Kelas : Psikologi A

Dosen Pengampu : Rika Fu’aturosida, S.Psi, M.A

Publik Figur : Rizky Billar

Siapa yang tidak kenal sosok publik figur kontroversial pada tahun 2022 lalu dengan
permasalahan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Publik figur yang dikenal sebagai presenter
sampai peran-perannya dalam sinetron atau FTV (family television movie) serta layar lebar perfilman
Indonesia. Muhammad Rizky, atau yang kerap dipanggil dengan nama panggung Rizky Billar
merupakan seorang presenter, aktor, model, yang baru-baru ini semakin dikenal dengan video
kesehariannya bersama istrinya yaitu Lesti Kejora dan keluarga kecilnya melalui kanal platform
YouTube "Leslar Entertainment" juga media sosial pribadinya.

Kontroversi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilaporkan pada 28 September
2022 tersebut timbul pada pelaku Rizky Billar selaku suami dari penyanyi dangdut ternama, yaitu
Lestiani yang dikenal dengan nama panggung Lesti Kejora yang menjadi korbannya. Hubungan
keduanya dijuluki Leslar (julukan penggemar Rizky Billar dan Lesti Kejora), kekerasan dalam rumah
tangga tersebut tidak terjadi secara kebetulan begitu saja, bila dilihat sebagai sebuah fenomena
psikologis.

Selain KDRT kontroversi lainnya yang terungkap seperti star syndrom, dan kelainan seksual
yaitu biseksual kerap kali dikaitkan dengan Rizky Billar. Penyimpangan prilaku yang bisa saja timbul
karena adanya faktor-faktor serta penyebab yang terjadi melalui runtutan permasalahan yang tidak
terselesaikan pada masa perkembangan atau melalui faktor lainnya, seperti analisis yang akan
dilakukan penulis. Dengan melihat dari perkembangan masa kecil hingga dewasa ini melalui teori-
teori tokoh psikologi perkembangan, dengan kajian sebagai berikut:

1. Biografi Masa Kecil

Muhammad Rizky alias Rizky Billar merupakan anak bungsu dari enam bersaudara, dengan
empat saudara laki-laki dan seorang saudari perempuan. Lahir pada tanggal 12 Juli 1995 di Medan,
Sumatra Utara, dari pasangan Bapak Daniel Eddy dan Ibu Rosmala Dewi. Kedua orang tuanya berasal
dari Bukittinggi, Sumatra Barat. Rizky Billar memiliki keturunan Minang yang diturunkan dari kedua
orang tuanya tersebut. Selain orang tua kandung ternyata Rizky Billar memiliki seorang ayah angkat,
yaitu Izhar Wilendra.

Tidak ada sumber yang mengatakan bahwasanya terdapat masalah keluarga atau rumah
tangga dalam keluarga kandung Rizky Billar sehingga memiliki ayah angkat, sedangkan Izhar
Wilendra sebenarnya merupakan paman dari Rizky Billar yang kemudian merawatnya dengan
ketulusan hati seperti ayah sendiri dan Rizky Billar mengakuinya sebagai ayah angkat karena
kedekatannya sejak masih kecil, pengangkatan anak dan ayah tersebut tanpa adanya hitam diatas putih
peradilan atau tidak resmi. Izhar Wilendra menuturkan bahwasanya sejak kecil Rizky Billar
merupakan anak yang ceria dan periang serta memiliki perangai yang selalu membuat orang lain
disekitarnya tertawa, suka bercanda dibandingkan saudara atau saudarinya.

Izhar sebagai ayah angkat mengaku selalu memposisikan Rizky Billar bagaikan seorang
"Raja", dengan harapan agar Rizky Billar dapat melakukan hal yang terbaik bagi dirinya. Tapi Izhar
mengatakan kemungkinan positif dan negatif yang mungkin menjadikannya kesalahan saat mendidik
Rizky Billar. Hal positif contohnya "hari ini ketika kamu bisa berbuat baik, ya jadikanlah raja atas
dirimu sendiri, jangan pernah merendahkan diri, walaupun depan orang jangan berlaku sombong".
Hal negatifnya mungkin bisa menyebabkan Rizky Billar "menjadi anak yang suka memerintah,
merasa berkuasa, dan hal-hal lainnya seperti tidak mau mengalah" sehingga ditakutkan melakukan
tindakan penyimpangan.

Sementara menurut keluarga kandung baik ayah, ibu, saudara dan saudari, sejak kecil Rizky
Billar sudah pandai dan memiliki sifat ceria dan sering tertawa. Menurut kakak sepupunya yang
bernama Ade Efril Manurung, Rizky Billar sudah pintar berakting sejak kecil. "Rizky Billar memang
ketika lahirnya pun dia sangat beda sama abang-abangnya juga. Dia kan anak yang paling bungsu kan,
kecil dia. Dia beda sendiri, memang lincah dan dia juga pintar orangnya. Dan waktu kecil dia sudah
tahu aktingakting".

Begitupula pada saat masa sekolahnya, Rizky Billar bersekolah di sekolah dasar (SD)
Muhammadiyah 08 Medan, namun hanya bersekolah selama dua tahun pertama, yaitu kelas satu dan
dua saja. Pada semasa bersekolah di SD, menurut salah satu gurunya yaitu Agusman Lubis, Rizky
Billar "Menurut saya dia lumayan pintar. Karena saat itu masih kelas satu tapi orangnya ramah sama
gurunya. Kalau dipanggil ke depan, mau maju. Percaya dirinya tinggi," jelasnya. Selain itu dia
menjelaskan Billar suka bermain bola bersama murid-murid lainnya. Selain itu Billar juga dikenal
sering berkelahi dengan kawannya. "Rizky juga suka berkelahi. Memang waktu itu dia masih kecil, ya
seperti anak biasa pada umumnya".

Diketahui sebelum terkenal menjadi publik figur seperti sekarang Rizky Billar amat sangat
menyukai sepak bola dibuktikan dari masa kecilnya di SD dan keikutsertaannya dalam Komite
Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Medan. Hingga Rizky Billar memiliki keinginan untuk menjadi
pemain sepak bola, namun kemudian harapan tersebut harus pupus dikarenakan Rizky Billar
mengidap penyakit tipes yang kemudian tidak bisa kelelahan, pada saat SMP akhirnya Rizky Billar
memutuskan untuk ikut dalam dunia permodelan dan ditawari casting sinetron serta memenangkan
ajang kompetisi "Aneka Yess!" tahun 2011, dimana kemenangannya tersebut menghantarkan Rizky
Billar sukses hingga saat ini.

2. Prilaku-Perilaku Menyimpang

1) Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

2) Star Syndrom.

3) Biseksual.
3. Analisis Teori Psikologi Perkembangan

1) Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT dalam analisis perspektif psikologi
perkembangan, pelaku KDRT dapat dipahami sebagai individu yang mengalami masalah
dalam perkembangan sosial dan emosionalnya yang sesuai dengan teori Erick Erikson. Pelaku
KDRT biasanya memiliki pola perilaku yang buruk dalam mengelola emosi dan konflik, serta
kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.

Dalam tahap perkembangan awal, yaitu masa kanak-kanak, pelaku KDRT mungkin
telah mengalami pola pengasuhan yang tidak sehat pada kasus Rizky Billar seperti
pengasuhan yang dilakukan bukan berasal dari keluarga kandung melainkan dari ayah angkat
yang merupakan pamannya sendiri, yang sesuai dengan teori kelekatan (attechment) John
Bowlby antara orang tua dan anak. Contohnya seperti penolakan atau kekerasan dari orang
tua atau caregiver. Hal ini dapat menyebabkan mereka mengalami kesulitan dalam
membentuk ikatan yang sehat dengan orang lain dan dalam mengelola emosi dan konflik.

Di masa remaja, pelaku KDRT mungkin mengalami kesulitan dalam mengatasi


tekanan sosial dan emosional pada priode perkembangan social age yang terkait dengan
perubahan yang terjadi pada masa pubertas. Mereka juga mungkin telah terpapar perilaku
kekerasan atau menjadi korban KDRT, yang mempengaruhi cara mereka memandang
hubungan dan konflik dalam hubungan.

Di masa dewasa, pelaku KDRT mungkin mengalami tekanan dalam kehidupan


pribadi atau profesional, dan kurangnya keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi stres
dan konflik. Mereka juga mungkin memiliki pola pikir yang tidak sehat tentang kekuasaan
dan kontrol dalam hubungan, yang mempengaruhi perilaku mereka terhadap pasangan atau
anggota keluarga lainnya. Beberapa tokoh teori psikologi perkembangan yang relevan dalam
memahami pelaku KDRT Rizky Billar terhadap Lesti Kejora adalah sebagai berikut:

a. Albert Bandura: Teori pembelajaran sosial Bandura menekankan pentingnya belajar


melalui observasi dan pengalaman sosial. Pelaku KDRT mungkin telah terpapar pada
pola-pola perilaku agresif dalam lingkungan mereka dan mempelajarinya secara tidak
sadar melalui pengalaman mereka, pada kasus Rizky Billar dikaitkan dengan
lingkungan pekerjaan yang mengharuskan menghabiskan waktu dengan berakting
atau berperan dalam beberapa emosional.

b. Lawrence Kohlberg: Menurut teori perkembangan moral Kohlberg, individu


melewati tiga tahap perkembangan moral, yang berkembang seiring bertambahnya
usia dan pengalaman. Pelaku KDRT yang berada pada tahap perkembangan moral
pada kasus Rizky Billar terjadi karena perbedaan pola asuh keluarga kandung dan
asuhan keluarga angkat yang lebih rendah mungkin cenderung menggunakan
kekerasan sebagai cara untuk menyelesaikan konflik dalam hubungan mereka.

c. Erik Erikson: Teori perkembangan psikososial Erikson mengidentifikasi delapan


tahap perkembangan psikososial, dan pada tahap-tahap tertentu, individu menghadapi
konflik psikososial yang harus diatasi. Pelaku KDRT mungkin telah mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan konflik pada tahap-tahap tertentu, yang dapat
menyebabkan kemampuan mereka dalam mengatasi konflik yang lebih buruk pada
masa dewasa.
Oleh karena itu, dalam memahami pelaku KDRT dari perspektif psikologi
perkembangan, perlu diperhatikan pengaruh lingkungan dan pengalaman masa lalu mereka
dalam membentuk pola perilaku dan pola pikir mereka yang berkontribusi pada tindakan
kekerasan. Intervensi dan perawatan yang tepat harus disesuaikan dengan tahap
perkembangan individu tersebut, guna membantu mereka mengatasi masalah yang mendasari
perilaku KDRT dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain yang dalam kasus
ini adalah kekerasan Rizky Billar terhadap istrinya Lesti Kejora.

2) Star syndrome atau sindrom bintang adalah istilah yang merujuk pada perilaku seseorang
yang sangat berambisi untuk menjadi terkenal dan diakui sebagai selebriti. Dalam perspektif
psikologi perkembangan, star syndrome dapat dijelaskan sebagai bagian dari tahapan
perkembangan identitas.

Menurut teori perkembangan identitas Erick Erikson, tahapan remaja mengalami


konflik identitas vs peran difusi. Pada tahap ini, remaja mencari siapa mereka sebenarnya dan
apa yang ingin mereka lakukan dalam hidup mereka pada kasus Rizky Billar seperti
perubahan keinginan dari pemain sepak bola menjadi publik figur seperti sekarang. Mereka
cenderung mencari peran dan identitas yang tepat dalam kelompok sosial mereka. Namun,
bila mereka gagal menemukan identitas yang jelas atau merasa kurang diakui oleh kelompok
mereka, mereka dapat mengembangkan rasa tidak aman atau tidak percaya diri. Hal ini bisa
memunculkan dorongan untuk menjadi terkenal atau menjadi selebriti untuk memperoleh
pengakuan dan perhatian. Berikut pandangan menurut tokoh psikologi perkembangan:

a. Teori Psikologi Kognitif Piaget: Teori Piaget menyatakan bahwa anak-anak


mengalami tahap-tahap perkembangan kognitif yang berbeda, dari tahap sensorimotor
hingga tahap operasional formal. Anak yang mengalami star syndrome mungkin
berada di tahap operasional konkret, di mana mereka mulai mengembangkan
kemampuan berpikir abstrak dan memiliki rasa ingin tahu yang kuat tentang dunia
luar. Namun, anak-anak dengan star syndrome cenderung mengalami kesulitan dalam
memahami realitas dan membedakan antara fantasi dan kenyataan.

b. Teori Psikologi Sosial Albert Bandura: Teori Bandura tentang belajar sosial
menekankan bahwa perilaku anak-anak dipengaruhi oleh pengaruh lingkungan dan
interaksi dengan orang-orang di sekitarnya. Anak-anak yang terpapar dengan figur
publik atau selebriti yang disukai dan dihormati oleh masyarakat dapat
mengembangkan aspirasi yang tinggi untuk menjadi seperti mereka. Selain itu, orang
tua dan keluarga juga dapat memainkan peran penting dalam perkembangan star
syndrome dengan memberikan pujian berlebihan atau terlalu fokus pada pencapaian
anak dalam bidang tertentu.

c. Teori Psikologi Identitas Erik Erikson: Teori identitas Erikson menekankan bahwa
individu mengalami krisis identitas pada masa remaja, di mana mereka mencari dan
mengembangkan identitas diri mereka. Remaja dengan star syndrome mungkin
mengalami kesulitan dalam mencari jati diri mereka sendiri karena terlalu fokus pada
pencapaian eksternal seperti popularitas dan pengakuan publik. Hal ini dapat
menyebabkan kesulitan dalam membangun hubungan interpersonal yang sehat dan
mempengaruhi perkembangan emosi dan sosial mereka.
3) Dalam perspektif psikologi perkembangan, biseksualitas dianggap sebagai variasi dari
orientasi seksual yang normal, bersama dengan heterosexual dan homosexual. Orientasi
seksual dipahami sebagai bagian dari identitas pribadi seseorang yang kompleks, yang
dipengaruhi oleh faktor biologis, lingkungan, dan sosial. Banyak faktor yang mempengaruhi
perkembangan identitas seksual, dan biseksualitas dapat menjadi bagian dari proses eksplorasi
seksual dan identitas selama masa remaja dan dewasa awal. Individu yang mengidentifikasi
diri mereka sebagai biseksual dapat mengalami perubahan dan perkembangan identitas yang
terkait dengan eksplorasi seksual mereka. Terdapat beberapa tokoh teori yang dapat
menjelaskan tentang biseksualitas. Berikut adalah penjelasan tentang tokoh teori psikologi
perkembangan dan pandangannya terhadap biseksualitas:

a. Sigmund Freud: Menurut Freud, orientasi seksual dipengaruhi oleh pengalaman masa
kanak-kanak dan perkembangan identitas gender. Freud juga mengemukakan teori
tentang konsep biseksualitas psikologis, di mana setiap individu pada awalnya
memiliki orientasi seksual yang ambigu dan tidak terfokus pada gender tertentu.

b. Erick Erikson: Teori perkembangan psikososial Erikson menekankan pentingnya


krisis identitas pada masa remaja dan dewasa muda. Menurut Erikson, individu yang
mencapai identitas seksual yang kuat dapat mengatasi krisis identitas dan memiliki
kepuasan dalam kehidupan dewasa. Biseksualitas dapat dianggap sebagai bagian dari
identitas seksual yang kompleks dan berkembang.

c. Lawrence Kohlberg: Teori perkembangan moral Kohlberg mencakup tiga level


perkembangan moral: prakonvensional, konvensional, dan postkonvensional.
Kohlberg menyatakan bahwa individu mencapai tahap postkonvensional ketika
mereka mampu memahami nilai-nilai yang lebih abstrak, seperti hak asasi manusia
dan kebebasan individu. Dalam konteks biseksualitas, individu yang mencapai tahap
postkonvensional mungkin lebih menerima orientasi seksual yang beragam.

Anda mungkin juga menyukai