Anda di halaman 1dari 7

MASALAH KENAKALAN REMAJA YANG DISEBABKAN POLA ASUH

ORANG TUA

A. Latar Belakang
Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan kontribusi bagi
bangsa dan negara. Agresivtas remaja terkadang muncul karena pada fase remaja
terjadi perubahan fisik dan hormonal yang menyebabkan suasana hati berubah-ubah,
emosi labil dan perasaan rendah diri (Karunia, 2015). Masa remaja merupakan masa
transisi, dimana remaja merasakan keraguan akan peran yang harus dilakukan. Status
remaja yang tidak jelas ini menguntungkan karena status tersebut memberi waktu
kepada mereka untuk mencoba gaya hidup yang berberda dan menentukan pola
perilaku, nilai dan sifat yang sesuai dengan dirinya (Nindya, 2012).
Masa remaja merupakan masa pencarian jari diri untuk menentukan jalan
kehidupannya. Remaja dikatakan sebagai masa peralihan dari anak-anak menuju
dewasa. Seorang remaja sudah tidak lagi dikatakan anak-anak, namun masih belum
cukup matang juga untuk dikatakan dewasa. Pada dasarnya, remaja yang sedang
mencari jari diri, jika dihadapkan pada keadaan lingkungan yang penuh kontradiksi
dan labil, maka hal tersebut akan membuat remaja terperangkap pada ketidakpastian,
dan biasanya ingin menunjukkan eksistensi diri dengan caranya sendiri
(Sulastri,2020).
Karakteristik remaja yang sedang dalam tahap pencarian identitas mejadi
rentan terhadap timbulnya permasalahan. Dimana, permasalahan pada remaja yaitu
perilaku yang dipandang sebagai masalah dalam segi social, atau yang tidak sesuai
dengan normal dan ketentuan orang dewasa. Salahsatu permasalahan yang sering
terjadi pada remaja yaitu tindakan kenakalan. Kenakalan remaja mengacu pada suatu
rentang perilaku luad, mulai dari perilaku yang tidak diterima secara social,
pelanggaran, hingga tindakan criminal (Nindya, 2012).
Munculnya fenomena kecenderungan kenakalan remaja akhir-akhir ini
menjadi suatu permasalahan yang mengkhawatirkan baik dari perspektif pendidikan,
psikologi, social, maupun budaya. Kehidupan remaja yang ditandai dengan berbagai
macam kenakalan remaja yaitu bukti lemahnya moralitas dan kepribadian usia
remaja. Di Indonesia, menunjukan adanya kecenderungan yang semakin serius
mengenai permasalahan remaja Indonesia khususnya masalah social, psikologi,
budaya dan moralitas, seperti hal nya gambaran tentang banyaknya remaja Indonesia
mengalami masalah social yang ditunjukkan dalam bentuk perbuatan criminal, asusila
dan pergaulan bebas, masalah budaya dalam bentuk kurang menghormati orang lain,
tidak jujur hingga usaha menyakiti diri seperti mengkonsumsi narkoba, alcohol dan
bunuh diri (Sriyanto, 2014).
Kenakalan remaja merupakan tindakan perbuatan sebagian remaja yang
bertentangan dengan hukum, agama dan norma-norma masyarakat, sehingga dapat
merugikan orang lain, mengganggu ketentraman serta dapat merusak dirinya sendiri
(Elisabeth, 2021). Kegagalan remaja disebabkan akibat kegagalan remaja
mengintegrasikan perasaan konsistensi atas kehidupan dengan pencapaian identtas
peran. Remaja yang dibatasi oleh lingkungan terhadap epran social membuat remaja
merasa tidak mempu menerima tuntutan social yang dibebankan kepadanya (Gilda,
2015).
Beberapa factor seperti keluarga, sekolah dan teman sebaya diangap menjadi
factor penyebab perilaku kenakalan remaja. Salah satu factor yang paling sering
muncul yaitu factor keluarga, dimana keluarga yang bermasalah merupakan penyebab
utama dalam pembentukan masalah emosioanl pada anak dan dapat mengarah pada
masalah social dalam jangka panjang. Orang tua yang mengacuhkan atau tidak
memenuhi kebutuhan anak dengan baik akan meningkatkan risiko keterlibatan anak
dalam perilaku social yang tidak dapat diterima, seperti agresi dan masalah perilaku
eksternal lainnya. Orang tua dari anak yang terlibat kenakalan remaja biasanya gagal
dalam memberi penguatan pada perilaku positif anak di usia dini (Nindya, 2012).
Keluarga menjadi factor yang penting dalam perkembangan psikologi dan
social anak. Pola asuh dan komunikasi yang dilakukan orang tua dapat memberikan
pengalaman pada masa remaja yang memperngaruhi perkembangan berikutnya.
Dalam konteks sosio-budaya, orang tua dengan sistem nilai norma melaksanakan
tugasnya menjalankan peran kedewasaan, termasuk menjadi pendidik terjadap anak
dengan mewakili atau sebagai perantara dari dunia makan-nilai yang berwibaya atas
dirinya dan juga remaja umunya (Sriyanto, 2014). Pola asuh yang diterapkan otang
tua akan membentuk perilaku anak, terlebih otang tua dan rumah merupakan sekolah
pertama bagi anak yang akan membentuk karakter dan mempengaruhi remaja dan
perilaku criminal yang dilakukan oleh seorang remaja. Karena karakter dan perilaku
anak dibentuk oleh lingkungan sekitarnya dan leingkungan tersebut bisaberupa
lingkungan fisik atau lingkungan social seperti keluarga (Citra, 2019).
Keberadaan Covid-19 telah mempengaruhi kehidupan setiap indivisu seperti
pandangan hidup, pola asuh, pola hidup, pola makan, kebiasaan, kesehatan,
kebersamaa, menghargai dan terutama menghargai kehidupan berkeluarga. Sebagian
irang tua dalam keluarga ada yang merasa stress, depresi dan merakan tertekan karena
harus menyeimbangankan antara pekerjadaan, merawat anak dan pekerjaan rumah.
Sejatinya isolasi dapat membawa kesempatan untuk menghabiskan wakru bersama
keluarga dan mengembangkan hubungan orang tua dengan anggota keluarga terutama
anak. Namun, realitanya sebagian orang tua mengalami konflik perasaan, prioritas
dan tantangan yang mempengaruhi perilaku dan pola hidup semua serta social
keluarga dan telah menimbulkan berbagai dampak negative (Stress) (Machmud,
2021).
Pola asuh orang tua diharapkan dapat memberikan kedisiplinan terhadap anak,
memberikan tanggapan yang sebenarnya agar anak merasa orang tua selalu
memberikan perhatian yang positif terhadapnya. Terdapat empat tipe gaya pola asuh
orang tua, diantaranya; otoriter, demokratis, permisif, uninvolved. Dimana, pola asug
otoriter ditandai dengan adanya atura yang kaku dari orang tua, cenderung untuk
menentukan peraturannya tanpa berdiskusi dengan anak terlebih dahulu. Pada pola
asuh demokratis, orang tua lebih mendorong kemandirian pada batasan tertentu,
hangat dan penuh kasih saying sehingga anak mampu berkompeten secara social
maupun bergantung pada diri sendiri, bertanggung awab secara social. Pada pola asu
permisif yang sedikit terlibat dengan anak dan tidak menyadari apa yang dilakukan
anak. Serta pada pola asuh uninvolved yaitu pola asuh yang paling buruk dari ketiga
tipe diatas, karena orang tua tidak memiliki kontrol terhadap anak sama sekali, orang
tua membiarkan apa saja yang dilakukan oleh anak. Pola asuh dari otang tua yang
baik akan melahirkan perilaku yang baik bagi anak pula (Machmud, 2021).
KUISIONER POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP REMAJA

I. IDENTITAS
Bagian ini berisi data terkait identitas diri Anda

Petunjung Pengisisan: Isilah data dibawah ini dengan tepat dan benar.
Berilah tanda
check list () pada pilihan jawaban yang telah tersedia.

1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
4. Kelas :
5. Pendidikan Orangtua :

II. KUISIONER
Petunjuk Pengisian:

Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan dibawah ini, kemudian


anda diminta mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai
dengan diri anda, dengan cara memberi tanda contreng () pada salah satu
pilihan jawaban yang tersedia.

Adapun pilihan jawaban tersebut adalah:

Sangat Setuju SS

Setuju S

Tidak Setuju TS
Sangat tidak setuju STS

Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, karena itu pilihlah
jawaban yang dianggap paling sesuai dengan diri anda, karena tidak ada
jawaban yang dianggap salah.

No Pernyataan SS S TS STS
1 Orangtua memperhatikan saya
2 Orangtua mengingatkan saya ketika saya
lupa akan kewajiban saya untuk belajar
3 Orangtua tidak marah bila saya menentang
keinginannya
4 Orangtua akrab dengan saya
5 Orangtua sering berkomunikasi dengan saya
6 Orangtua menerima pendapat saya walaupun
berbeda dengan pendapat orang tua
7 Orangtua menerapkan disiplin belajar yang
ketat kepada saya
8 Orangtua mengucapkan selamat atau
memberikan saya hadiah ketika saya
mendapatkan prestasi
9 Orangtua tidak membebaskan saya dari
segala aturan-aturan
10 Orangtua mengajarkan saya untuk
menghormati orang yang lebih tua dari saya
11 Orangtua memuji saya ketika saya patuh
dengan apa yang orangtua minta
12 Orangtua melibatkan saya dalam membahas
masalah keluarga
13 Orangtua tidak acuh terhadap kesalahan yang
saya lakukan
14 Orangtua tidak memberikan kebebasan
sepenuhnya kepada saya untuk menentukan
pilihan dan melakukan kegiatan
15 Orangtua saya tidak sibuk dengan
pekerjaannya
Link: https://forms.gle/NfMpUwySXhfuLUrM9

DAFTAR PUSTAKA

Citra. A.N.U., Tri.S.R. 2019. Pola Asuh Orang Tua dan Kenakalan Remaja. Program
Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Elisabeth. Y., Emanuel.Y.B., Syahrum.M. 2021. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua
Terhadap Kenakalan Remaja di Desa Tebuk Kecamatan Nita

Karunia. D.S., Ratna.D.S. 2015. Pola Asuh Otoriter Orang Tua dan Agresivitas pada
Remaja Pertengahan di SMK Hidayah Semarang. Fakultas Psikologi.
Universitas Diponegoro

Kundre, R., Tuda, J., & Labaiga, N. (2019). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan
Kepribadian Remaja di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Remboken. e-
journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1.

Machmud, H. 2021. Membingkai Kepribadian Anak dengan Pola Asuh Pada Masa
Covid-19

Nindya. P. N., Margaretha. R. 2012. Hubungan Antara Kekerasan Emosional Pada


Anak Terhadap Kecenderungan Kenakalan Remaja. Fakultas Psikologi
Universitas Airlangga Surabaya

Nur Utami, A., & Raharjo, S. (2019). POLA ASUH ORANG TUA DAN
KENAKALAN REMAJA. Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial, 2(1), 150. doi:
10.24198/focus.v2i1.23131
Riskinayasari, Gilda. 2015. Kenakalan Remaja Ditinjau Dari Konsep Diri dan Jenis
Kelamin. Fakultas Psikologi. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Saputra, D, & Sawitri, D. (2015). Pola Asuh Otoriter Orang Tua dan Agresivitas pada
Remaja Pertengahan di SMK Hidayah Semarang. Jurnal Empati, Volume
4(4), 320-326.

Sriyanto, Abdulkarim, A., Zainul, A., & Maryani, E. (2014). Perilaku Asertif dan
Kecenderungan Kenakalan Remaja Berdasarkan Pola Asuh dan Peran Media
Massa. Jurnal Psikologi, 41(1), 74. doi: 10.22146/jpsi.6959

Sulastri, Hayati. E., Nursyifa., A. 2020. Dampak Kenakalan Remaja Untuk


Meningkatkan Kesadaran Diri Bahaya Kenakalan Remaja Bagi Masa Depan.
Fakultas Kegurua dan Ilmu Pendidikan Universitas Pamulang

Yuliana, E., Besin, Y., & Syahrun, M. (2021). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua
terhadap Kenakalan Remaja di Desa Tebuk Kecamatan Nita. Economics And
Education Journal (Ecoducation), 3(1), 34-41. doi:
10.33503/ecoducation.v3i1.855

Yang mengerjakan:
Putri Simanjuntak
Skolastika Nirmala
Sylvia Indahyani
Widi Callisa

Anda mungkin juga menyukai