Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Cerdik:

Jurnal Pendidkan dan Pengajaran


Website: https://jurnalcerdik.ub.ac.id/index.php/jurnalcerdik/index
ISSN: 2809-414X
DOI: 10.21776/ub.jcerdik.2023.003.01.04

IMPLEMENTASI FUNGSI MANAJEMEN GEORGE R


TERRY DALAM MENINGKATAKAN MUTU
LEMBAGA PENDIDIKAN
Neri Wijayanti1, Febrian Arif Wicaksana2
Tarbiyah, Unida Gontor1
Syariah, Unida Gontor2
e-mail: neri.wijayanti@unida.gontor.ac.id1,febrian.arif@unida.gontor.ac.id2

Abstrak
Lembaga pendidikan merupakan wadah dalam pengembangan siswa secara komprehensif untuk mewujudkan
pendidikan yang berkualitas, hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan menurut UU no 20 Tahun 2003.
Pendidikan berkualitas dapat dilihat dari ketercapaian mutu pendidikan yang meliputi input, proses dan output
pendidikan. Melihat realitas tersebut dibutuhkan pengelolaan yang tepat dan sistematis agar dapat dijadikan
jalan sebagai peningkatan mutu pendidikan secara efektif. Pentingnya peran manajemen bagi lembaga
pendidikan dapat diterapkan melalui konsep fungsi sederhana dan mendasar menurut George R Terry yang
meliputi planning, organizing, actuating dan controlling. Jenis penelitian yang digunakan yakni deskriptif
kualitatif dengan metode literature review berdasarkan sumber jurnal elektronik database Google Scholar
berupa lima belas jurnal nasional yang dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: 1) Penerapan fungsi planning yaitu dengan penentuan visi, misi, tujuan, penetapan
prosedur, kebijakan, dan sumber daya yang dibutuhkan baik manusia atau sumber pendukung lainnya.2)
Penerapan fungsi organizing yaitu meliputi pembagian tugas (job description) dan struktur organisasi. 3)
Penerapan fungsi actuating didukung dengan pemberian motivasi, reward bagi pendidik dan tenaga
kependidikan yang berprestasi, pengoptimal komunikasi. 4) Penerapan fungsi controlling dapat dilakukan
melalui pengawasan, pengendalian dan evaluasi.
Kata kunci: Fungsi Manajemen, George R Terry, Mutu Pendidikan

Abstract
Educational institutions are a forum for comprehensive student development to realize quality education, this is
in accordance with the objectives of education according to Law No. 20 of 2003. Quality education can be seen
from the achievement of educational quality which includes educational input, process and output. Seeing this
reality, appropriate and systematic management is needed so that it can be used as a way to improve the quality
of education effectively. The important role of management for educational institutions can be applied through
the concept of simple and basic functions according to George R Terry which includes planning, organizing,
actuating and controlling. The type of research used is descriptive qualitative with a literature review method
based on electronic journal sources from the Google Scholar database in the form of fifteen national journals
selected based on predetermined criteria. The results of the research show that: 1) Application of the planning
function, namely by determining the vision, mission, goals, determination of procedures, policies and resources
needed, both human and other supporting resources. 2) Application of the organizing function, namely
including the division of tasks (job description) and organizational structure. 3) Implementation of the actuating
function is supported by providing motivation, rewards for educators and educational staff who excel,
optimizing communication. 4) Implementation of the controlling function can be carried out through
supervision, control and evaluation.

Keywords: Management Function, George R Terry, Quality of Education

PENDAHULUAN
How to Cite: Neri Wijayanti, Febrian Arif Wicaksana. (2023). Implementasi Fungsi Manajemen George R Terry
Dalam Meningkatakan Mutu Lembaga Pendidikan. Jurnal Cerdik: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Volume.
3 Nomor. (1). DOI: 10.21776/ub.jcerdik.2023.003.01.04
30
Jurnal Cerdik: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Volume 3, No. 1, hal. 30-43

Adanya perkembangan zaman yang berjalan secara dinamis menuntut adanya


berbagai perubahan. Indonesia pada saat ini telah terjadi perubahan secara besar-besaran
yang disebabkan pengaruh dari luar maupun dalam negeri. Perubahan-perubahan yang
dihadapi oleh Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
berlangsung secara cepat dapat berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan. Dalam
menghadapi tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
berkembang disertai pola kehidupan yang mengglobal perlu adanya sumber daya manusia
(SDM) berkualitas. Tanpa sumber daya manusia yang berkualitas, suatu bangsa dapat
tertinggal dari bangsa lain dalam persaingan kehidupan global yang semakin kompetitif.11
Sumber daya yang berkualitas mampu diwujudkan melalui pendidikan yang
berkualitas atau bermutu pula. Penyelenggaran pendidikan yang berkualitas tentu
pekerjaan yang tidak mudah. Apalagi pendidikan yang berkualitas itu sendiri merupakan
amanat dari Undang- Undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, Bab II
pasal 3 yang berisi pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, hal ini bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung
jawab.2
Dengan memperhatikan fungsi dan tujuan pendidikan yang diamanatkan undang-
undang diatas, mau tidak mau lembaga pendidikan harus benar-benar dikelola secara
profesional agar mencapai tujuan yang diharapkan. Salah satu tugas pokok yang
diperjuangan oleh setiap lembaga pendidikan yaitu menciptakan lembaga pendidikan yang
bermutu dan berkualitas. Lembaga pendidikan yang bermutu adalah lembaga pendidikan
yang mampu memberikan kepuasan konsumen pendidikan melebihi kebutuhan atau
keingian yang mereka harapkan3
Pendidikan yang bermutu tidak terwujud tanpa pengelolaan yang baik. Karena
pengelolaan yang baik terhadap pendidikan merupakan syarat penting yang akan membantu
terciptanya pendidikan yang berkualitas. Rendahnya mutu pendidikan disetiap jenjang
merupakan masalah sangat krusial yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini. Menurut
hasil survei mengenai sistem pendidikan menengah di dunia pada tahun 2018 yang
dikeluarkan oleh PISA (Programme for International Student Assesment) pada tahun 2019
lalu, Indonesia menempati posisi yang rendah yakni ke-74 dari 79 negara lainnya dalam
survei. Dengan kata lain, Indonesia berada di posisi ke-6 terendah. Dengan melihat realita
saat ini, Indonesia perlu terus mengupayakan yang terbaik demi mewujudkan pendidikan
yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.4
Adanya realitas tersebut, untuk mewujudkan lembaga pendidikan sesuai dengan
tujuan pendidikan, dibutuhkan manajemen atau pengeloaan yang baik. Manajemen yang
dipahami sebagai upaya memanfaatkan dan menggali semua sumber daya yang dimiliki
umat Islam melalui kerja sama secara efektif agar potensi yang dimiliki ditumbuh
kembangkan dengan baik untuk menciptakan insan yang terdidik, berakhlakul mulia, dan
berguna bagi Negara dan bangsa serta masyarakat perlu dilakukan secara optimal. Lembaga
pendidikan sebagai suatu organisasi dapat berjalan secara dinamis manakala

1
Krismiyati, “Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di SD Negeri
Inpres Angkasa Biak,” Jurnal Office, Vol. 3, No. 1 (2017), 4
2
UU No. 20 Tahun 2003.
3
Muh. Hambali dan Mu’alimin, Manajemen Pendidikan Islam Kontemporer: Strategi Pengelolaan dan
pemasaran pendidikan Islam di Era Industri 4.0 (Yogyakarta: IRCiSoD, 2020), 181.
4
Nur Hidayah, “Pandangan Terhadap Problematika Rendahnya Mutu Pendidikan di Indonesia”, Jurnal
Pendidikan dan Konseling Vol 4 No 4 Tahun 2022, 6596.

31
Jurnal Cerdik: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Volume 3, No. 1, hal. 30-43

manajemenya berfungsi dengan baik. Hal ini disebabkan karena inti dari manajemen terletak
pada fungsinya.5 Dalam dunia manajemen, penerapan fungsi manajemen menurut George R
Terry dikenal dengan eksis bukan tanpa alasan, model fungsi manajemen yang dikenalkan
tersebut, meliputi planning, organizing, actuating, dan controlling, cocok diterapakan
dilembaga pendidikan. Fungsi yang dapat dijadikan tahapan dalam pengelolaan lembaga
pendidikan ini tersusun secara sisematis dari awal sampai akhir, sehingga ketika diterapkan
pada lembaga pendidikan, tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Berdasarkan pemaparan diatas penulis ingin menganalisis bagaimana implementasi
fungsi manajemen George R Terry dalam meningkatkan mutu lembaga pendidikan melalui
kajian review literature penelitian-penelitian terdahulu. Penulis ingin mengetahui bagaimana
proses untuk mencapai keberhasilan fungsi manajemen menurut George R Terry yang
diterapkan pada lembaga pendidikan.
Berdasarkan penelitian Atiek Nurindriani dan Ario Adi Prakoso 2021 dengan judul
“Penerapan Pola Manajemen Planning Organizing Actuating Controlling (POAC) di KB
Bina Prestasi Penusupan Tegal”. Proses planning mencangkup menentukan sasaran, lokasi
serta jadwal pelaksanaan. Pada proses organizing dengan melakukan penyusunan struktur
organisasi yang didasarkan pada sasaran, sumber daya yang di miliki serta lingkungan yang
mendukung. Pada proses actuating mengarahkan dan mengupayakan seluruh tenaga
pendidik dan kependidikan dapat menjalankan tugasnya sesui dengan perencanaan yang
ditetapkan, sedangkan pada proses controlling dilakukan oleh pemantauan secara lansung
atau tidak langsung yang dilakukan oleh kepala sekolah hal ini dilakukan pada lembaga
pendidikan KB Bina Prestasi.6
Penelitian serupa dilakukukan oleh Tamyizul Ibad 2022 dengan judul “Implementasi
Manajemen Modern Pada Pengelolaan Pendidikan Tinggi Agama Islam” memperoleh
temuan bahwa manajemen modern yang meliputi POAC yang dijalankan sistematis diyakini
dapat pada linkungan pendidikan akan berdapak terhadap upaya perbaikan sistem
pengelolaan yang meningkatkan kulitas kompetensi lulusan, sarana prasarana pendidikan
dan tingkat prestasi sumber daya manusia didalamnya.7
Pembahasan terkait implementasi fungsi manajemen menurut George R Terry
penting untuk dipahami dan dikaji karena dapat dijadikan sebagai bahan rujukan secara
teoritis dan aplikatif terutama bagi lembaga pendidikan di Indonesia sebagai langkah untuk
meningkatkan standar mutu pendidikan sesui dengan tujuan pendidikan. Sedangkan bagi
mahasiswa, penelitian ini dapat dijadikan media belajar untuk menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai penerapan fungsi manajemen George R Terry pada lembaga
pendidikan.

KAJIAN PUSTAKA
1. Fungsi Manajemen
Pendidikan bermutu merupakan keharusan yang diupayakan oleh setiap lembaga
pendidikan, dengan pengoptimalan proses manajemen didalamnya. Manajemen dapat
diartikan dengan istilah kata to manage yang memiliki arti mengelola. Sedangkan secara

5
Muh. Hambali dan Mu’alimin, Manajemen Pendidikan Islam Kontemporer: Strategi Pengelolaan dan
pemasaran pendidikan Islam di Era Industri 4.0 (Yogyakarta: IRCiSoD, 2020), 176.
6
Atiek Nurindriani dan Ario Adi Prakoso, “Penerapan Pola Manajemen Planning Organizing Actuating
Controlling (POAC) di KB Bina Prestasi Penusupan Tegal” Jurnal Dunia Anak Usia Dini Volume 3 Nomor 2
Tahun 2021, 165-170.
7
Tamyizul Ibad, “Imlementasi Manajemen Modern Pada Pengelolaan Pendidikan Tinggi Agama Islam”,
DESKRIPSIA Vol 1, No 1, Tahun 2022, 56-63.

32
Jurnal Cerdik: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Volume 3, No. 1, hal. 30-43

luasnya dapat dipahami sebagai seni dan ilmu yang mengatur proses dari pemanfatan
sumber daya manusia dan sumber lainnya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.8
George R Terry menegaskan bahwa terdapat 4 fungsi manajemen POAC (Perencanaan
(Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan/pelaksanaan (Actuating) dan
Kontrol/evaluasi (controlling).9
Perencanaan (Planning) dapat diartikan sebagai penentuan serangkaian tindakan
terhadap pencapaian suatu hasil yang diinginkan dan diharapkan10. Dalam menjalankan
perencanaan, George R Terry mengidentifikasikan beberapa hal yang dilakukan, meliputi
menjelaskan dan memantapkan tujaun yang ingin dicapai, meramalkan peristiwa yang akan
terjadi diwaktu mendatang, membuat kebijakan dan prosedur yag harus dilakukan,
memperkirakan peristiwa dan kemungkinan yang akan terjadi.11 Pengorganisasian
(Organizing), dapat diartikan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam
mengelompokkan orang-orang serta menetapkan wewenang, tugas, fungsi, serta tanggung
jawab masing-masing agar tercapainya aktivitas-aktivitas yang berhasil terhadap
pencapaian tujuan yang ditetapkan.12 Pelaksanaan/ Pengarahan (Actuating), merupakan
kegiatan untuk merealisasikan rencana yang telah ditetapkan menjadi tindakan nyata dalam
rangka mencapai tujuan dan akan memiliki nilai jika dilaksanakan secara efektif dan
efisien13. Sedangkan Pengawasan/ Evaluasi (Controlling) adalah upaya untuk mengamati
secara sistematis serta berkesinambungan, merekam, memberikan penjelasan, petunjuk,
pembinaan serta meluruskan berbagai hal yang kurang tepat, serta memperbaikikesalahan.14

2. Mutu Lembaga Pendidikan


Penerapan fungsi manajemen mulai dari planning, organizing, actuating, dan
evaluating manakala diterapkan pada sebuah lembaga pendidikan secara optimal akan
meningkatkan mutu lembaga pendidikan. Mutu menggambarkan adanya derajat kualitas
baik pada suatu jasa atau barang yang dihasilkan oleh suatu lembaga tertentu. Pendapat
lain mengatakan mutu sebagai sesuatau yang memuaskan ataupun melampaui kebutuhan
serta keinginan pelanggan.15
Sedangkan mutu pendidikan dapat dipahami sebagai semua hal yang mencakup input,
proses dan output pendidikan. Input pendidikan merupakan segala sesuatu yang harus ada
dan tersedia dalam proses berlasungnya pendidikan16. Proses pendidikan merupakan
terjadinya perubahan dari sesuatu kepada sesuatu yang lain dengan mengintegrasikan input
sekolah sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan
memberdayakan peserta didik melalui kegiatan belajar mengajar yang memiliki efektifitas
tinggi, kepemimpinan sekolah yang kuat dan pengelolaan tenaga pendidikan dan

8
Muhammad Mustari, Manajemen Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), 1.
9
Nurmadiah, “Konsep Manjamen Kesiswaan,” Al-Afkar Jurnal Keislaman dan Peradaban, Vol. 3, No. 1 (April
2014), 41.
10
Muhammad Mustari, Manajemen Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), 7.
11
Muh. Hambali dan Mu’alimin, Manajemen Pendidikan Islam Kontemporer: Strategi Pengelolaan dan
pemasaran pendidikan Islam di Era Industri 4.0 (Yogyakarta: IRCiSoD, 2020), 31.
12
Muhammad Mustari, Manajemen Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), 8.
13
Ibid., 10.
14
Candra Wijaya dan Muhammad Rifa’i, Dasar-dasar Manajemen: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi
Secara Efektif dan efisien (Medan: Perdana Publishing, 2016), 45.
15
Muh. Hambali dan Mu’alimin, Manajemen Pendidikan Islam Kontemporer: Strategi Pengelolaan dan
pemasaran pendidikan Islam di Era Industri 4.0 (Yogyakarta: IRCiSoD, 2020), 181.
16
Asep Kurniawan, “Implementasi Manajemen Berbasis Nilai pada Organisasi Pendidikan”, Jurnal Meenara
Tebuireng, Vol. 11 No. 02 Tahun 2016, 172.

33
Jurnal Cerdik: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Volume 3, No. 1, hal. 30-43

kependidikan yang efektif. Sementara output merupakan kinerja yang dilakukan lembaga
pendidikan dalam mengukur kualitasnya, efektivitas, efisensi, produktivitas, inovasi, moral
kerja serta menghasilkan prestasi akademik atau non akademik sekolah yang meningkat.17
Sehingga lembaga pendidikan yang bermutu adalah lembaga pendidikan yang memiliki nilai
kebaikan paling tinggi yang menjadikannya berbeda dari lembaga lain, serta sifat
kebaikannya itu dapat menjadi ciri khas yang melekat pada dirinya, dilain sisi juga
mendapatkan pengakuan yang memuaskan dari masyarakat sebagai pelanggannya.

METODE
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan metode
literatur review. Metode literatur review dimulai dengan mengumpulkan bahan-bahan
kajian terlebih dahulu terkait fungsi manajemen menurut George T Terry dan mutu lembaga
pendidikan berupa artikel, buku dan sumber lainnya. Setelah bahan kajian dikumpulkan
kemudian bahan tersebut diteliti, dianalisis dan dipelajari baru kemudian penulis berupaya
menyimpulkan pengetahuan baru berdasarkan hasil analisis terhadap seluruh bahan kajian
tersebut.18 Sumber jurnal yang digunakan dalam penelitian ini adalah jurnal elektronik
database Google Scholar dengan kata kunci “Fungsi manajemen menurut George R Terry”
dan “Mutu lembaga Pendidikan”. Terdapat lima belas jurnal nasional yang telah dipilih
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria pemilihan jurnal adalah jurnal sesuai
dengan kata kunci yang dipublikasikan pada laman Google Scholar pada rentang waktu 5
tahun terakhir yaitu 2017-2022. Seluruh artikel pilihan yang akan dijadikan literatur
kemudian disintesis dengan menganalisis artikel-artikel tersebut dengan membuat
identifikasi dan klasifikasi berdasarkan elemen-elemen yang akan direview kedalam tabel
matriks. Selanjutnya mengintegrasi hasil analisis terhadap artikel berdasarkan temuan-
temuan dalam artikel sesuai dengan key studies pada topik yang telah ditetapkan. Setelah
menemukan hasil analisis setiap artikel kemudian data di terangkan dalam bentuk paragraf
sebagai dasar dalam memahami data penelitian. Matrik sintesis digunakan untuk mengelola
hasil review sumber literatur berupa 15 artikel pilihan yang kemudian ditampukan dalam
bentuk paragraf dan menginterpretasikannya menjadi temuan baru yang unik dan menarik.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Berdasarkan hasil analisis literature review lima belas artikel yang telah melalui
proses pengkajian, ditemukan adanya kecenderungan berbagai lembaga yakni lembaga
pendidikan, lembaga instansi pemerintahh, organisasi keemasyarakatan
mengimplementasikan fungsi manajemen menurut George R Terry yang dilakukan sebagai
upaya dalam mengelola lembaga terhadap pencapaian kualitas atupun mutu masing-masing
lembaga atau organisasi. Proses implementasi manajemen menurut George R terry
membagi menjadi 4 fungsi perencaaan
(Planning), pengorganisasian (Organizing), pelaksanaan/pengarahan (actuating) dan
pengawasan (controlling).
Temuan pada rujukan pertama adalah setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus
memiliki perencanaan yang jelas dan realisitis, pengorganisasian yang efektif dan efisien
melalui kegiatan kerjasama serta memperoleh kepuasan atas dalam melaksanakan tugas

17
Muh. Hambali dan Mu’alimin, Manajemen Pendidikan Islam Kontemporer: Strategi Pengelolaan dan
pemasaran pendidikan Islam di Era Industri 4.0 (Yogyakarta: IRCiSoD, 2020), 181.
18
Eko Agus Cahyono dkk, “Literatur Review: Panduan Penulisan Dan Penyusunan”, Jurnal Keperawatan, 2019,
2.

34
Jurnal Cerdik: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Volume 3, No. 1, hal. 30-43

yang dijalankan, pengerahan dan pemotivasian seluruh personil sekolah untuk selalu dapat
meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan yang dilakukan secara berkelanjutan.19
Temuan pada rujuan kedua adalah pada proses perencanaan dengan cara metepakan
keputusan, kegiatan ataupun langkah-langkah yang akan dijalankan, program kerja yang
dijalankan, waktu dan serta biaya yang direncanakan. Sedangkan dari sisi pengorganissaian
yaitu kegiatan mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur perencanaan
dengan pembagian tugas dan tanggungjawab sesui kemampuan yang dimiliki agar tujuan
dapat dicapai.20
Temuan pada rujukan ketiga adalah pada proses actuating menekankan pada
pentingnya komunikasi dalam sebuah organisasi atau lembaga pendidikan. Adanya
komunikasi yang terjadi dalam organisasi akan memberikan motivasi tersendiri bagi tenaga
pendidik dan kependidikan. Kinerja sekolah yang baik didukung dengan adanya intensitas
komunikasi yang baik juga dari semua warga sekolah yang ada didalamnya. Mutu lembaga
pendidikan meningkat jika pelaksanaan ataupun pengarahan yang dilakukan dengan
megedepankan proses komunikasi antara kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan maupun
masyarakat melalui rapat rutinan atau kegiatan lain yang dijalankan.21
Temuan pada rujukan keempat adalah controlling yang dilakukan dengan melalui
pengawasan dengan melihat penyimpangan-penyimpagan dari pelaksanaan kegiatan agar
dapat menentukan cara melakukan perbaian yang tepat dan professional. Pada penelitian ini
proses evaluasi dilakukan dengan perbaikan dan pengambilan tindakan penertiban yang
sifatnya preventif serta represif.22
Temuan pada rujukan kelima adalah dalam meningkatkan mutu lembaga pendidikan,
kepala sekolah menerapkan fungsi manajemen yaitu pada planning dengan cara
penyusunan
pogram disertai dengan penentuan SDM serta kebijakan yang ditetapkan. Pada proses
organizing yaitu dengan membuat organisasi sekolah yang digunakan untuk pembagaian
tugas guru dan tenaga kependidikan. Actuating dengan cara memberikan contoh baik dan
tenang dalam bekerja, memotivasi pendidik dan tenaga kependidikan secara moril dan
materi, memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi, mengikut setakan guru
dalam diklat. Serta controlling terhadap peningkatan mutu pendidikan meliputi pengawasan
terhadap input (SDM, struktur organisasi, rencana dan program, visi, misi dan tujuan),
proses (kinerja dari kepala sekolah), dan output (prestasi sekolah yang dihasilkan setelah
proses baik prestasi akademik maupun non akademik. Pengawasan dilakukan secara berkala
yakni pada akhir semester, akhir/awal tahun ajaran baru dengan pelaksanaannya di bantu
oleh pihak-pihak berwenang.23
Temuan pada rujukan ke enam adalah pengoptimalkan fungsi maanajemen mulai
dari planning sampai controlling. Planning yang disusun merumuskan stategi serta
mempertimbangkan SDM dengan merumuskan stategi. Serta mempertimbangkan sumber

19
Taufik Rizki Sista, “Implementasi Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Studi
Kasus di SMK Migas Cepu)”, Jurnal Educan Vol. 01, No. 01, Tahun 2017, 26-45.

20
Sabilulhaq dkk,, “Implementasi Fungsi Manajemen Perencaaan Dan Pengorganisasian Dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan Madrasah”, Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1 (7), Tahun 2021, 858 – 866.
21
Denantia Fema Hernandeni dkk, “Intensitas Komunikasi Kepala Madrasah, Guru, Dan Tenaga
Kependidikan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan”, JAMP: Jurnal Adminitrasi dan Manajemen
Pendidikan Vol. 1, No. 2 Tahun 2018, 150-159.
22
Alwan Suban, “Sistem Penjaminan Mutu Dan Pengawasan Pendidikan Tinggi”, Jurnal al-Fikrah, Vol.
VIII, No. 2 Tahun 2020, 79-94.
23
Adi Wibowo, “Strategi Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan”, Indonesian Journal of
Islamic Educational Management Vol. 3, No. 2, Oktober 2020, 2515-3610.

35
Jurnal Cerdik: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Volume 3, No. 1, hal. 30-43

daya manusia yang dimiliki. Pada proses actuating yaitu dengan melalui komunikasi yang
efektif dan efisien. Controlling merupakan kegiatan selanjutnya yaitu dengan adanya proses
pengawasan yang dilakukan guru. Sedangkan kegiatan terakhir yaitu evaluating yaitu
mengetahui atau memperoleh dasar bagi pertimbangan akhir suatu periode kerja, apa yang
telah dicapai, apa yang belum dicapai dan apa yang perlu mendapat perhatian, untuk
menjamin cara kerja yang efektif dan efisien,24
Temuan pada rujukan ke tujuh adalah dalam meningkatan mutu pendidikan
melalui penerapan fungsi manajemen actuating dengan melalui cara memotivasi seluruh
warga sekolah. Tujuan motivasi ini yaitu untuk mengerakkan seseoarng dimana
menimbulkan keinginan dan kemauannya untuk menjalankan tugas yang telah menjadi
tanggungjawabnya25. Temuan pada rujukan ke delapan adalah pada proses organizing
kepada warga sekolah sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan dengan melalui
pelatihan terhadap guru kompetensi, MGMP. Pada proses actuating dilakukan untuk
mengarahkan para warga sekolah melalui kegiatan motivasi para warga sekolah untuk
menjalankan visi misi tujuan, Selain itu pada proses actuating terdapat proses komunikasi
interpersonal yaitu komunikasi 2 arah adanya timbal balik.26
Temuan rujukan pada ke Sembilan adalah Pada proses perencanaan yaitu dengan
penentuan tujuan yang akan dicapai atau sasaran yang akan dicapai bersama stakeholder
madrasah seperti kepala madrasah, guru, staf dan masyarakat. Pengorganisasian dengan
melakukan pembagian tugas kerja dalam hal ini tidak membentuk tim khusus namun setiap
tugas waka humas dibantu oleh kepala madrasah, guru dan staf. Pelaksanaan melalui
motivasi dari kepala madrasah dengan mengarahkan seluruh warga untuk melaksanakan
tanggungjawab demi tercapainya tujuan lembaga selain itu adanya upaya membangun
kerjasama antara masyarakat dan madrasah. Sedangkan evaluasi dengan melakukan proses
pengawasan dan pengendalian dengan kegiatan evaluasi untuk mengetahui kegiatan yang
belum maupun yang sudah terlaksana. Evaluasi akhir dilakukan pada setiap akhir tahun,
kegiatan ini dilakukan di MTs Al- Amiriyah Blongkagung Banyuwangi.27
Temuan pada rujukan ke sepuluh adalah perencanaan dilakukan dengan pengelolaan
tenaga kerja atau tenaga pendidik (SDM), pada proses pengorganisasian yaitu dengan job
description mulai dari tugas kepala madrasah, wakil ketua bidang kurikulum, wakil ketua
hubungan, wakil ketua sarpras, wakil ketua kesiswaan, sekretaris sekolah. Proses
pengarahan atau pelaksanaan dengan melalui Pelatihan, Penginstegrasian, kesempatan untuk
mengembangkan minat bakat. Sedangkan pada proses controlling yaitu melalui kegiatan
pengontrolan atau pengawasan serta pemberian kompensasi. Penerapan fungsi manajemen
dilakukan di SMK Yamisda Ambarawa.28
Temuan pada rujukan ke sebelas adalah Planning dengan cara menentukan sarana
prasarana, penentuan strategi dengan menentukan apa yang harus dilakukan, bagaimana cara
melakukannya dan siapa yang akan melakukan kegiatan tersebut. Proses organizing yang
dilakukan meliputi penataan sumber daya manusia dengan membagi tugas dan fungsi.
24
Darliana Sormin, “Manajemen Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Smp
Muhammadiyah 29 Padangsidimpuan”, Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Keislaman, Vol. 2 No. 1 Tahun 2017,
129- 146.
25
Fatmawati dkk, “Pengaruh Motivasi Kerja dan Kinerja Guru Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan”,
Formosa Journal of Social Sciences (FJSS), Vol.1, No.2, Tahun 2022, 199-220.
26
Muhammad Aryad, “Fungsi Manajemen Madrasah Dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan”,
Jurnal Bina Ilmu Cendekia, Vol. 2 No. 2 Tahun 2021, 217-229.
27
Amirotun Nahdliyah dan Aliah Uhwatun Hasanah, “Manajemen Hubungan Masyarakat (Humas) Dalam
Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Di Mts Al-Amiriyyah Blokagung Banyuwang, Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam Darussalam (JMPID) Vol. 3, No. 2, Tahun 2021, 193-207.
28
Nurul Qoni’ah dkk, “Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia (Msdm) Dalam Meningkatkan Kinerja
Guru Di Smk Yasmida Ambarawa Kabupaten Pringsewu” Artikel Jurnal, 47-53.

36
Jurnal Cerdik: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Volume 3, No. 1, hal. 30-43

Actuating dijalankan melalui kegiatan diskusi sebagai wujud dari komunikasi kepada para
peserta didik. Sedangkan controlling melalui kegiatan penilaian meliputi penilaian
portofolio dan penilaian secara online, penerapan fungsi manajemen ini dilakukan di SMP
Negeri 2 Praya Barat Daya.29
Temuan pada rujukan ke dua belas adalah planning dilakukan dengan Diagnosa dan
identifikasi masalah, menetapkan tujuan atau visi misi, menetapkan strategi, pada proses
organizing melalui pendistribusian tugas dan wewenang. Actuating dengan cara
Menggerakkan anggota dalam organisasi dengan motivasi yang diberikan pimpinan,
sedangkan controlling yaitu melalui cara melakukan penilaian (evaluasi), dan kegiatan
perbaikan. Penerapan fungsi ini dilakukan di MTsN 1 dan MTsN 2 Ponorogo.30
Temuan pada rujukan ke tiga belas adalah pengembangan mutu yang dilaksanakan di
lembaga pendidikan dilihat dari prose planning yaitu dengan menentukan apa dan
bagaimana untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan, disertai dengan anggaran yang
diperlukan. Sedangkan actuating menjalankan kegiatan yang telah direncanakan baik
kegiaatan rutin (buulanan, semesteran bahkan mingguan) atau kegiatan yang berkaitan
dengan kegiatan khusus lomba atau kegiatan lainnya. Sedangkan controlling dijalakan
dengan evaluasi kegiatan secara keseluruhan meliputi pelaksanaan kurikulum, bidang
ketenagaan, bidang keuangan, bidang sarana prasarana maupun administrasi tata laksana
sekolah.31
Temuan pada rujukan ke empat belas adalah proses perencanaan mutu dilakukan
dengan cara menganalisis kebutuhan masyarakat, pemyusunan program kegiatan, dan
penyusunan langkah-langkah dalam proses pelaksanaan program untuk menghasilkan
peserta didik yang bermutu. Sedangkan pada tahap pengendalian atau pengawasan mutu
lembaga pendidikan dilakukan dengan cara memastikan bahwa implementasi kegiatan sudah
dilakukandengan baik.32
Temuan pada rujuan ke lima belas adalah adanya tantangan perubahan yang terjadi
dalam lembaga pendidikan, manajemen pengembangan harus dilaksanakan secara terus
menerus. dengan melaui POAC (Planing, Organizing, Actuating, and Controlling).
Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan pertimbangan kondisi diwaktu yang akan
datang.Pengorganisasian dilakukan dengan pembagian atau pembidangan kerja yang jelas
melalui struktur. Proses pelaksanaan atau pergerakan melalui pemotivasian yang dilakukan
olehpemimpin. Sedangkan controlling dilaksanakan melalui proses pengawasan.33

Pembahasan
Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang berkembang secara dinamis
harus didukung dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang
berkualitas mampu diwujudkan melalui pendidikan yang berkualitas atau bermutu pula.

29
Khairul Akbar, “Manajemen POAC pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus BDR di SMP Negeri2 Praya
Barat Daya)” Jurnal Kependidikan Vol. 7, No. 1 Tahun 2021, 167-175.
30
Zayyini Rusyda Mustarsyidah dan Sugiar, “Manajemen Program Kelas Unggulan Untuk Meningkatkan
Daya Saing MTsN 1 Dan MTsN 2 Ponorogo”, Excelencia Journal of Islamic Education & Management
Volume: 2, Nomor: 02, Tahun 2022, 135-152.
31
Samsul Hadi, “Model Pengembangan Mutu dilembaga Pendidikan”, PENSA : Jurnal Pendidikan dan Ilmu
Sosial, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2020, 321-347.

32
Mardan Umar dan Feiby Ismail, “Peningkatan Mutu Lembaga Pendidikan Islam”, Jurnal Pendidikan Islam
Iqra’ Vol. 11 Nomor 2 Tahun 2017, 15-24.
33
Jurnal Media Informasi dan Komunikasi Ilmiah, “Strategi Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam Yang
Unggul” Volume 2 (1) Tahun 2020, 24-42.

37
Jurnal Cerdik: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Volume 3, No. 1, hal. 30-43

Penyelenggaran pendidikan yang berkualitas tentu pekerjaan yang tidak mudah. Apalagi
pendidikan yang berkualitas itu sendiri merupakan amanat dari Undang-Undang No.20
Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, Bab II pasal 3 yang berisi pendidikan
nasional berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, hal ini bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.34
Dengan memperhatikan fungsi dan tujuan pendidikan yang diamanatkan undang-
undang diatas, mau tidak mau lembaga pendidikan harus benar-benar dikelola secara
profesional agar mencapai tujuan yang diharapkan. Salah satu tugas pokok yang
diperjuangan oleh setiap lembaga pendidikan yaitu menciptakan lembaga pendidikan yang
bermutu dan berkualitas. Lembaga pendidikan yang bermutu adalah lembaga pendidikan
yang mampu memberikan kepuasan konsumen pendidikan melebihi kebutuhan atau
keingian yang mereka harapkan.35
Pendidikan yang bermutu tidak akan terwujud tanpa pengelolaan yang baik. Karena
pengelolaan yang baik terhadap pendidikan merupakan syarat penting yang akan membantu
terciptanya pendidikan yang berkualitas. Rendahnya mutu pendidikan disetiap jenjang
merupakan masalah sangat krusial yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini. Menurut
hasil survei mengenai sistem pendidikan menengah di dunia pada tahun 2018 yang
dikeluarkan oleh PISA (Programme for International Student Assesment) pada tahun 2019
lalu, Indonesia menempati posisi yang rendah yakni ke-74 dari 79 negara lainnya dalam
survei. Dengan kata lain, Indonesia berada di posisi ke-6 terendah. Dengan melihat realita
saat ini, Indonesia perlu terus mengupayakan yang terbaik demi mewujudkan pendidikan
yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.36
Permasalahan mutu selalu menjadi perhatian semua pihak, karena sebuah lembaga
pendidikan Islam dikenal karena mutu dan dilupakan serta ditinggalkan karena mutu. Jika
mutunya baik maka lembaga pendidikan Islam tersebut akan dikenal dan bisa berdampak
pada banyaknya siswa yang masuk sekolah ke lembaga tersebut. Tapi kalau mutu sebuah
lembaga pendidikan tersebut buruk maka akan berdampak pula dengan kurangnya peminat
di lembagapendidikan Islam tersebut.
Dalam mewujudkan suatu pendidikan yang bermutu dimana yang mencangkup ranah
input, proses dan output tentunya dibutuhkan suatu manajemen yang baik37. Manajemen
yang baik itu tentunya mengacu pada fungsi-fungsi manajemen itu sendiri. Fungsi-fungsi
manajemen harus diterapkan dalam upaya penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar
karena dengan menerapkan aspek manajemen maka kegiatan belajar mengajar dapat
berjalan secara terencana, sistematis, berkesinambungan dan mencapai tujuan yang telah
diciptakan dalam hal ini murid dapat mencapai standar mutu pendidikan yang telah
ditentukan. Dengan melihat realitas ini perenarapan fungsi manajemen dapat menggunakan
konsep sederhana POAC menurut George R Terry.

34
UU No. 20 Tahun 2003.
35
Muh. Hambali dan Mu’alimin, Manajemen Pendidikan Islam Kontemporer: Strategi Pengelolaan dan
pemasaran pendidikan Islam di Era Industri 4.0 (Yogyakarta: IRCiSoD, 2020), 181.
36
Nur Hidayah, “Pandangan Terhadap Problematika Rendahnya Mutu Pendidikan di Indonesia”, Jurnal Pendidikan dan
Konseling Vol 4 No 4 Tahun 2022, 6596.

37
Muh. Hambali dan Mu’alimin, Manajemen Pendidikan Islam Kontemporer: Strategi Pengelolaan dan pemasaran
pendidikan Islam di Era Industri 4.0 (Yogyakarta: IRCiSoD, 2020), 181.

38
Jurnal Cerdik: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Volume 3, No. 1, hal. 30-43

Hal ini didukung melalui hasil analisis literature review dari 15 artikel diatas, dapat
dipahami bahwa setiap penerapan fungsi manajemen memiliki kiat-kiat dan sebagai cara
untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk menarik konsumen
pendidikan dan meningkatkan daya saing lembaga. Tahapan dalam peimplementasian fungsi
manajemen dilakukan secara terarah dan sistematis agar dapat menghasilkan mutu secara
keseluruhan di lembaga pendidikan. Proses tahapan terencana hasil dari analisis review
literature artikel- artikel pilihan dapat dideskripsikan berdasarkan alur yang logis serta
sistematis.
Pertama, fungsi planning (Perencanaan) dapat diartikan sebagai penentuan
serangkaian tindakan terhadap pencapaian suatu hasil yang diinginkan dan diharapkan.38
Proses perencanaan merupakan langkah awal dalam kegiatan manajemen pada setiap
organisasi, karena melalui perencanaan, ditetapkan terkait apa yang akan dilakukan, kapan
melakukannya, serta siapa yang melakukannya39. Secara singkatnya pada proses
perencanaan terdapat yang harus ada yaitu visi, misi dan tujuan, strategi, prosedur,
kebijakan, program kegiatan, sumber daya serta biaya yang dibutuhkan pada lembaga
pendidikan.
Beberapa indikator dapat dipahami sebagai berikut: a) Perumusan tujuan
merupakan sesuatu yang hanya sekedar dituju namun tidak dapat dipastikan tercapai.
Supaya tercapai, umumnya tujuan tersebut dijabarkan dalam bentuk target-target. Ada
tujuan jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek, tujuan khusus maupun umum,
hal ini berdasarkan faktor kondisional serta situasional peserta didik dilingkungan sekolah
tersebut. b) Kebijakan merupakan pengidentifikasian aktivitas-aktivitas yang dapat
digunakan untuk mencapai target atau tujuan. Bisa jadi, satu tujuan membutuhkan banyak
kegiatan ataukah beberapa tujuan atau target membutuhkan satu kegiatan40. c) Penyusunan
program dengan kata lain seleksi atas kegiatan-kegiatan yang sudah diidentifikasi dalam
kebijakan, d) Prosedur, pada kegiatan ini, dibutuhkan tiga aktivitas yakni aktivitas
pembuatan skala prioritas, aktivitas pengurutan, danmenyusun langkah-langkah kegiatan. e)
Pada proses pembiayaan terdapat dua hal yang harus dilakukan yaitu pengalokasian biaya
serta sumber dana. Alokasi disini dimaksudkan perincianmengenai biaya yang
dibutuhkan dalam kegiatan-kegiatan yang telah dijadwalkan.
Pengalokasian dana dibuat serinci dan serealistik mungkin Sedangkan terkait sumber
dana hendaknya disebutkan secara jelas, agar mudah mengenalinya41. Perencanaan pada
lembaga pendidikan dengan melalui pengoptimalan beberapa hal tersebut dalam
perencanaan diyakini dapat menjadi jalan dalam pencapaian tujuan lembaga pendidikan
terhadap peningkatan mutu.
Kedua, fungsi Organizing yaitu Pengorganisasian (Organizing), dapat diartikan sebagai
keseluruhan aktivitas manajemen dalam mengelompokkan orang-orang serta menetapkan
wewenang, tugas, fungsi, serta tanggung jawab masing-masing agar tercapainya aktivitas-
aktivitas yang berhasil terhadap pencapaian tujuan yang ditetapkan42. Pada penerapan
fungsi ini lebih sederhananya pembagaian job description serta pembentukan struktur
organisasi
dilingkungan lembaga pendidikan.

38
Muhammad Mustari, Manajemen Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), 7.
39
Candra Wijaya dan Muhammad Rifa’i, Dasar-dasar Manajemen: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara
Efektif dan efisien (Medan: Perdana Publishing, 2016), 28.

40
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), 25-26.
41
Ibid., 26-29.
42
Muhammad Mustari, Manajemen Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), 8.

39
Jurnal Cerdik: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Volume 3, No. 1, hal. 30-43

Ketiga, fungsi actuating (Pelaksanaan/penggerakan) Pelaksanaan atau penggerakan


(Actuating) merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan
melalui berbagai pengarahan agar setiap orang yang terlibat dalam organisasi tersebut
dapat
melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai peran, tugas serta taggungjawabnya.43 Pada
penerapan fungsi ini dapat dilakukan melalui kegiatan pemberian motivasi dan pengambilan
keputusan dari pimpinan, pemberian reward bagi penddidik dan tenaga kependidikan yang
berprestasi serta mengoptimalkan peran komunikasi dilembaga pendidikan baik antara guru
ataupun guru dengan pimpinan. Proses ini juga memberikan motivating, untuk memberikan
penggerakan dan kesadaran terhadap dasar dari pada pekerjaan yang mereka lakukan, yaitu
menuju tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, disertai dengan memberi motivasi-
motivasi baru, bimbingan atau pengarahan, dengan hal ini bisa menyadari dan timbul
kemauan untuk bekerja dengan tekun dan baik. Bimbingan berarti memelihara, menjaga dan
memajukan lembaga melalui peran setiap personal, baik secara struktural maupun
fungsional, agar setiap kegiatannya dapat dijadikan usaha mencapai tujuan.44
Keempat, fungsi controlling yang dapat diartikan sebagai upaya untuk mengamati
secara sistematis serta berkesinambungan, merekam, memberikan penjelasan, petunjuk,
pembinaan serta meluruskan berbagai hal yang kurang tepat, serta memperbaiki kesalahan 45.
Controlling itu penting sebab merupakan jembatan terakhir dalam rantai fungsional
kegiatan- kegiatan manajemen. Pada tahap ini, indicator yang harus ada yaitu pengawasan
atau pengendalian oleh pimpinan dalam menjalankan kegiatan, serta waktu pelaksanaan
evaluasi kegiatan yang dijalankan pada waktu yang telah ditetapkan pada akhir tahun
ataupun langsung setelah kegiatan. Pengendalian merupakan salah satu cara para manajer
untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan organisasi itu tercapai atau tidak dan mengapa terpai
atau tidak tercapai. Controlling juga dijalankan sebagai konsep pengendalian, pemantau
efektifitas dari perencanaan, pengorganisasian, dan serta pelaksanaan kegiatan yang
pengambilan perbaikan pada saat dibutuhkan46. Kegiatan controlling ini dimaksudkan untuk
mengetahui47: a) Keterlaksanaan program kegiatan yang dijalankan sekolah, b) Menyusun
hasil penilaian keterlaksanaan program atau kegiatan, c) Menyediakan masukan untuk
perbaikan ataupun pengembangan kedepan.

SIMPULAN
Penerapan fungsi manajemen menurut George R Terry menjadi pilihan yang tepat
bagi lembaga pendidikan dalam proses pengoptimalan komponen yang ada dalam lembaga
pendidikan melalui penerapan fungsi manajemen untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Tahapan tersebut terdiri atas planning, organizing, actuating dan controlling yang setiap
tahapan fungsinya memiliki kiat-kiat strategis demi keberhasilan tujuan pendidikan. Tahap
planning dapat dilakukan dengan alur sistematis berupa analisis kebutuhan, visi misi dan
tujuan, prosedur, kebijakan, dan menentukan sumber daya manusia yang berkompeten,
sumber pembiayaan dan sarana prasarana yang mendukung. Tahap penerapan fungsi
organizing dilakukan melalui pemberian job description dan struktur tugas yang jelas di

43
Ibid., 56.
44
Jurnal Media Informasi dan Komunikasi Ilmiah, “Strategi Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam Yang Unggul”
Volume 2 (1) Tahun 2020, 32.
45
Candra Wijaya dan Muhammad Rifa’i, Dasar-dasar Manajemen: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara
Efektif dan efisien (Medan: Perdana Publishing, 2016), 45.
46
Jurnal Media Informasi dan Komunikasi Ilmiah, “Strategi Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam Yang Unggul”
Volume 2 (1) Tahun 2020, 34.
47
Dina Aldes Fatma, “Persepsi Siswa Terhadap Pembinaan Kesiswaan Di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kecamatan
Gunung Talang,” Jurnal Administrasi Pendidikan, Vol. 3, No. 2 (Oktober, 2015), 9

40
Jurnal Cerdik: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Volume 3, No. 1, hal. 30-43

lembaga pendidikan. Tahap penerapan fungsi manajemen actuating dengan cara


menggerakkan para sumberdaya di lembaga pendidikan agar menjalankan tugas dan
tanggung jawab masing- masing dalam menjalankan kegiatan sesuai dengan perencanaan
yang ditetapkan melalui pemberian motivasi, pengoptimal hubungan komunikasi, pemberian
reward serta pelatihan kepada warga sekolah. Penerapan fungsi controlling di lembaga
pendidikan melalui pengawasan yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait di lembaga
pendidikan dan evaluasi kegiatan setiap setelah selesai kegiatan dan akhir tahun.

41
Jurnal Cerdik: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Volume 3, No. 1, hal. 30-43

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Khairul. 2021. Manajemen POAC pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus BDR
di SMP Negeri 2 Praya Barat Daya. Jurnal Kependidikan, 7(1), 167-175.
Aryad, Muhammad. 2021. Fungsi Manajemen Madrasah dalam Upaya Peningkatan
Mutu Pendidikan. Jurnal Bina Ilmu Cendekia, 2(2), 217-229.
Cahyono, Eko Agus dkk. 2019. Literatur Review: Panduan Penulisan dan Penyusunan.
Jurnal Keperawatan, 12(2), 12-12.
Fatma, Dina Aldes. 2015. Persepsi Siswa Terhadap Pembinaan Kesiswaan di Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri Kecamatan Gunung Talang. Jurnal Administrasi
Pendidikan, 3(2), 96.
Fatmawati dkk. 2022. Pengaruh Motivasi Kerja dan Kinerja Guru Terhadap Peningkatan
Mutu Pendidikan. Formosa Journal of Social Sciences (FJSS), 1(2), 199-220.
Hadi, Samsul. 2020. Model Pengembangan Mutu dilembaga Pendidikan. PENSA: Jurnal
Pendidikandan Ilmu Sosial, 2(3), 321-347.
Hambali, Muh. dan Mu’alimin. (2020). Manajemen Pendidikan Islam Kontemporer:
Strategi Pengelolaan dan Pemasaran Pendidikan Islam di Era Industri 4.0.
Yogyakarta: IRCiSoD.
Hernandeni, Denantia Fema dkk. 2018. Intensitas Komunikasi Kepala Madrasah, Guru, dan
Tenaga Kependidikan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. JAMP: Jurnal
Adminitrasi dan Manajemen Pendidikan, 1(2), 150-159.
Hidayah, Nur. 2022. Pandangan Terhadap Problematika Rendahnya Mutu Pendidikan di
Indonesia. Jurnal Pendidikan dan Konseling, 4(4), 6596.
Ibad, Tamyizul. 2022. Imlementasi Manajemen Modern Pada Pengelolaan Pendidikan
Tinggi Agama Islam. DESKRIPSIA, 1(1), 56-63.
Imron, Ali. 2023. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Krismiyati. 2017. Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan Kualitas
Pendidikandi SD Negeri Inpres Angkasa Biak. Jurnal Office, 3(1), 44.
Kurniawan, Asep. 2016. Implementasi Manajemen Berbasis Nilai pada Organisasi
Pendidikan. Jurnal Meenara Tebuireng, 11(2), 172.
Mustari, Muhammad. (2014). Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Mustarsyidah, Zayyini Rusyda dan Sugiar. 2022. Manajemen Program Kelas Unggulan
Untuk Meningkatkan Daya Saing MTsN 1 dan MTsN 2 Ponorogo. Excelencia
Journal of Islamic Education & Management, 2(2), 135-152.
Nahdliyah, Amirotun dan Aliah Uhwatun Hasanah. 2021. Manajemen Hubungan
Masyarakat (Humas) dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat di MTS Al-
Amiriyyah Blokagung Banyuwang. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Darussalam (JMPID), 3(2), 193-207.
Nurindriani, Atiek dan Ario Adi Prakoso. 2021. Penerapan Pola Manajemen Planning
Organizing Actuating Controlling (POAC) di KB Bina Prestasi Penusupan Tegal.
Jurnal Dunia Anak Usia Dini, 3(2), 165-170.
Nurmadiah. 2014. Konsep Manjamen Kesiswaan. Al-Afkar Jurnal Keislaman dan
Peradaban, 3(1), 41
Qoni’ah, Nurul dkk. 2017 Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dalam
Meningkatkan Kinerja Guru di SMK Yasmida Ambarawa Kabupaten Pringsewu.
Artikel Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Al-Idarah, 2(2), 47-53.
Sabilulhaq dkk. 2021. Implementasi Fungsi Manajemen Perencaaan dan Pengorganisasian
dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah. Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia,
1(7), 858 – 866.

42
Jurnal Cerdik: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Volume 3, No. 1, hal. 30-43

Sista, Taufik Rizki. 2017 Implementasi Manajemen Kurikulum dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan (Studi Kasus di SMK Migas Cepu). Jurnal Pendidikan Islam, 1(1), 26-
45.
Sormin, Darliana. 2017. Manajemen Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
di SMPMuhammadiyah 29 Padangsidimpuan. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan
Keislaman, 2(1), 129-146.
Suban, Alwan. 2021 Sistem Penjaminan Mutu dan Pengawasan Pendidikan Tinggi. Al-
Fikrah: Jurnal Manajemen Pendidikan, 8(2), 79-94.
Umar, Mardan dan Feiby Ismail. 2017. Peningkatan Mutu Lembaga Pendidikan Islam.
Jurnal.Pendidikan Islam Iqra’, 11(2), 15-24.
Wibowo, Adi. 2020. Strategi Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.
Indonesian.Journal of Islamic Educational Management, 3(2), 2515-3610.
Wijaya, Candra dan Muhammad Rifa’i. 2016. Dasar-Dasar Manajemen:
Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efisien. Medan:
Perdana Publishing.

43

Anda mungkin juga menyukai