Anda di halaman 1dari 78

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO ANIMASI DI KELAS

RENDAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MURID SEKOLAH


DASAR DI KECAMATAN CIBEUNYING KALER

(PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS III SD DI KECAMATAN


CIBEUNYING KALER KOTA BANDUNG)

SKRIPSI

DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH


GELAR SARJANA PENDIDIKAN

Disusun Oleh :

Yuan Oemar Surindani

195060038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG

2023

1
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan merupakan faktor


yang amat menentukan. Terbukti bahwa pendidikan telah membentuk
keberadaan manusia dari awal hingga akhir dan merupakan hal yang
permanen dalam kehidupan melalui pendidikan manusia menjadi lebih baik.
Suatu bangsa dapat maju dengan sumber daya manusia yang berkualitas dan
pendidikan yang baik. Pengembangan sumber daya murid agar mampu
berperan di masa depan dan terarah pada kebutuhan manusia selalu menjadi
fokus pendidikan, menjadikannya salah satu pondasi dan modal utama dalam
menyongsong masa depan (Latifah Husien, 2020, hlm. 11). Sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam UU RI No. 20 Tahun 2003
pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi sebagai berikut:
Bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat.
Motivasi memegang peranan yang amat penting di dalam proses belajar
murid di sekolah, motivasi merupakan suatu kondisi yang terdapat dalam diri
seseorang yang bisa mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna
pencapaian suatu tujuan (Sumardi, 2020, hlm 224). Pada dasarnya motivasi
merupakan suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, menggarahkan
serta menjaga tingkah laku seseorang agar seseorang tersebut terdorong untuk
bertindak melakukan sesuatu sehingga menggapai hasil ataupun tujuan
tertentu.
3

Motivasi belajar ialah kecenderungan murid untuk melakukan kegiatan


belajar yang dibimbing oleh keinginan untuk mencapai prestasi yang sebaik
mungkin atau hasil belajar Clayton Alderfer (Nashar, 2018, hlm 42). Motivasi
belajar dapat diartikan sebagai rangsangan atau dorongan bagi murid untuk
mencapai tujuan akademik yang diinginkan. Murid yang termotivasi
memperhatikan ajaran yang disampaikan dan didukung dengan teknik
pembelajaran yang relevan. Meskipun motivasi setiap orang itu unik, motivasi
dapat dianggap sebagai kekuatan yang mendorong tindakan menuju
pencapaian tujuan yang diinginkan. Murid harus termotivasi untuk belajar
dengan cara yang membuat mereka bersemangat tentang materi pelajaran,
lebih terlibat dalam studi mereka, dan termotivasi untuk bekerja
mengembangkan keterampilan mereka. Hamzah Uno (2020, p. 23) Sementara
banyak tanda keinginan untuk belajar dapat ditanggapi sebagai berikut,
motivasi belajar didefinisikan sebagai dorongan internal dan eksternal
seseorang yang sedang belajar untuk menciptakan perubahan perilaku. Ada
enam faktor yang memungkinkan belajar: 1) keinginan untuk berprestasi; 2)
dorongan dan kebutuhan untuk belajar; 3) harapan dan tujuan masa depan; 4)
harapan dalam belajar; 5) kegiatan yang menarik dalam pembelajaran; dan 6)
adanya lingkungan belajar yang mendukung. Mendorong murid untuk lebih
terlibat dalam pembelajarannya dan berkonsentrasi dalam mengembangkan
keterampilannya.
Didasari justifikasi tersebut di atas, peneliti sampai pada kesimpulan
bahwa murid yang termotivasi belajar lebih cenderung berusaha
menyelesaikan tugas dengan tuntas, tanpa menunda pekerjaan, dan
mempunyai keinginan yang lebih besar untuk berhasil. (2015) Badruddin.
Maksud dan tujuan masa depan untuk murid termasuk dorongan dan prestasi
yang dibawa oleh rangsangan dari luar diri sendiri. Seorang murid yang tidak
mempunyai motivasi kemungkinan besar akan lesu dan tidak tertarik untuk
belajar, serta malas dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh
gurunya. Akibatnya, peran guru dalam meningkatkan motivasi murid amat
penting. Motivasi berfungsi sebagai alat untuk membuat individu mengambil
4

tindakan, memilih tindakan yang tepat, mencapai tujuan mereka, dan membuat
keputusan. Murid yang bermotivasi tinggi berdampak pada keterlibatan kelas.
Di sisi lain, murid yang kurang motivasi cenderung lamban dan tidak terlibat
dalam kelas atau kegiatan belajar lainnya. Hal ini disebabkan murid dengan
motivasi belajar yang tinggi lebih menyadari nilai pendidikan dan lebih siap
untuk memahami pelajaran yang diajarkan.
Ternyata, masih ada ruang untuk meningkatkan semangat belajar murid
di berbagai SD di Cibeunying Kaler. karena masih banyak murid yang kurang
semangat untuk belajar. Hal ini terlihat dari 1) kurangnya motivasi dan
kebutuhan belajar yang dibuktikan dengan ketidaktertarikan murid dalam
memperhatikan guru selama pelajaran dan kegiatan pembelajaran, 2)
ketidaktertarikan murid dalam menyelesaikan tugas guru, 3) kurangnya
semangat belajar. , dan 4) kurangnya kegiatan pembelajaran yang menarik.
Didasari observasi yang sudah ditempuh, masih banyak murid yang
motivasi belajarnya cenderung rendah. Motivasi belajar yang ada pada peserta
didik tidak mengalami perubahan secara signifikan. Disamping itu faktor yang
tidak kalah pentingnya yaitu fungsi guru sebagai pendidik yang belum
menguasai media pembelajaran. Terlihat pada tidak adanya kreatifitas dari
guru untuk mengembangkan media pembelajaran yang tepat diberikan kepada
murid dalam menyampaikan materi pembelajaran dan juga terlihat di dalam
penggunaan media pembelajaran yang kurang memikat murid dalam interaksi
terhadap pembelajaran, dan cenderung menimbulkan kebosanan pada murid.
Hal ini dapat terlihat dari belum adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar, belum adanya pengharapan dalam belajar serta belum adanya kegiatan
yang menarik dalam belajar. Aspek lainnya ialah bahwa dosen yang
mempunyai hubungan yang baik dengan mahamurid seringkali kurang
mempunyai keterampilan komunikasi interpersonal. Walaupun hal ini amat
umum terjadi, namun masih ada beberapa murid yang kurang mempunyai
motivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam dunia
pendidikan, komunikasi antara guru dan murid amat penting untuk menunjang
kelangsungan dan minat murid dalam belajar. Meskipun melakukan hal itu
5

akan membantu menciptakan lingkungan belajar yang ramah dan nyaman


yang hendak memungkinkan rencana dan tujuan pembelajaran tercapai.
Pada era globalisasi seperti sekarang ini telah terjadi kemajuan yang
amat pesat pada bidang teknologi dan komunikasi (Wulandari, 2020, hlm 2).
kemajuan teknologi merupakan salah satu faktor utama dalam mempengaruhi
perkembangan dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan sudah terkena
dampak oleh adanya perkembangan teknologi. Perkembangan dunia
pendidikan, bahan ajar, serta media belajar yang dipakai sudah berbasis
teknologi. Para pengajar diharapkan mampu memberikan pembelajaran yang
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik.
Pemanfaatan teknologi untuk memudahkan kegiatan belajar mengajar
dimana saja dan kapan saja telah memungkinkan pembelajaran di era
teknologi kontemporer baik secara tatap muka maupun online. Murid akan
kurang bosan dan lebih termotivasi untuk belajar Apabila materi pembelajaran
yang tepat dipilih. Astuti dan Mustadi (2018, hlm 258) menjelaskan bahwa
motivasi belajar murid akan meningkat ketika mengimplementasikan media
animasi di dalam suatu pembelajaran. Akan amat berguna sebagai media
pembelajaran alternatif dan bermanfaat dalam proses pembelajaran. Film
animasi ini merupakan video animasi kartun yang memuat materi pendidikan
yang menarik dan sesuai untuk sekolah dasar (Tullah, 2022, hlm. 822). Media
pembelajaran amat baik bagi murid karena menambah wawasan dan bisa
terjadi peningkatan kegairahan mereka dalam belajar. Media ialah saluran atau
bahan penghubung yang sudah disiapkan oleh pengajar untuk menyampaikan
suatu tujuan pembelajaran, menurut Munadi (2019, hlm. 5).
Ketersediaan sumber belajar diharapkan dapat membuat materi yang
diberikan lebih efektif dan efisien. Animasi merupakan salah satu jenis media
pembelajaran yang dapat dipakai. Itu tercipta dari sekumpulan gambar
bergerak yang disusun menjadi objek dan diberi efek tertentu agar tampak
menarik dan realistis (Mayer, 2020, hlm. 88). Benda itu mungkin hidup atau
mati. Skema warna yang benar dan teks pendukung membuat animasi tampak
menarik, dan musik serta suara akan membuatnya semakin menarik.
6

Untuk membantu murid paham terhadap konten yang diajarkan, media


video animasi bisa dimanfaatkan sebagai jembatan. Tujuan penggunaan media
video animasi ini ialah untuk memenuhi preferensi belajar murid sekolah
dasar yang senang belajar tentang mata pelajaran tertentu dan mempunyai
minat pada hal-hal yang konkrit dan realistis. Karena media video animasi
dibuat dengan warna menarik dan gambar bergerak yang disukai murid
sekolah dasar, maka amat cocok untuk dipakai dalam lingkungan pendidikan.
Hal ini dimaksudkan agar dengan mengimplementasikan film animasi ini
murid akan lebih semangat dan terdorong untuk belajar, khususnya tentang
materi pelajaran yang sedang diliput. lebih mudah dalam memahami materi
pembelajaran yang disampaikan karena lebih tertarik, mampu meningkatkan
kreativitas pendidik dan membuat pendidik lebih efektif dan praktis dalam
mengajar di dalam kelas. Beberapa manfaat penggunaan media video animasi
antara lain mengecilkan objek fisik yang besar dan sebaliknya, memudahkan
guru dalam menjelaskan proses yang rumit, mempunyai beberapa media
konvergen, seperti menggabungkan elemen audio dan visual, menarik
perhatian murid untuk meningkatkan motivasi belajar, dan lainnya. . Mandiri
dalam arti menawarkan kemudahan dan kelengkapan konten sedemikian rupa
sehingga pengguna dapat mengimplementasikannya tanpa bimbingan orang
lain. bersifat interaktif dalam arti dapat beradaptasi dengan respons pengguna.
Kerugiannya termasuk biaya tinggi, kebutuhan perangkat lunak khusus untuk
membukanya, kesulitan dalam membuat animasi yang dapat berfungsi sebagai
alat pembelajaran yang efektif, dan ketidakmampuan untuk menangkap
realitas secara akurat seperti video atau fotografi.
Motivasi belajar anak-anak di Kecamatan Cibeunying Kaler masih
rendah dan harus ditingkatkan seperti yang sudah dipaparkan di atas. Oleh
karena itu, memotivasi murid memerlukan usaha dari pihak sekolah. Peneliti
ingin mengetahui bagaimana penggunaan konten video animasi di kelas
bawah selama pandemi mempengaruhi semangat belajar anak. Dengan
mengintegrasikan konten video animasi, penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan motivasi belajar murid. Selain itu, dapat dipakai untuk menilai
7

bagaimana mengimplementasikan media video animasi telah mempengaruhi


motivasi murid untuk belajar. agar guru lebih memotivasi murid untuk belajar
dengan menyusun rencana pembelajaran yang efektif.
Didasari latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian bernama “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA
VIDEO ANIMASI DI KELAS RENDAH TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR MURID SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN
CIBEUNYING KALER”

B. Identifikasi Masalah
Kesulitan-kesulitan berikut telah diidentifikasi dalam penelitian ini
Didasari konteks masalah yang disebutkan di atas:
1. Murid mudah bosan ketika melakukan kegiatan pendidikan, yang
membuat mereka tidak termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan rumah.
2. Murid kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.
3. Masih rendahnya motivasi belajar murid pada saat proses pembelajaran
berlangsung.
4. Guru tidak mengetahui media yang bisa menghilangkan rasa bosan murid
terhadap suatu pembelajaran.
5. Kurangnya kretivitas guru terhadap murid yang kurang aktif belajar.
6. Guru cenderung mengimplementasikan metode ceramah.
7. Murid kurang memperhatikan penjelasan guru.
8. Masih kurangnya respon peserta didik di dalam proses belajar mengajar.
9. Pembelajaran sebagian besar masih melibatkan memperhatikan penjelasan
instruktur di kelas, mencatat atau meringkas ajaran, dan hanya
memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia.
10. Masih belum banyak guru yang mengimplementasikan media video
animasi 2 dimensi di dalam proses belajar mengajar.
8

C. Batasan Masalah
1. Motivasi belajar murid yang kurang sehingga membuat murid merasa
cepat bosan mengikuti kegiatan belajar.
2. Motivasi belajar murid bisa dirangsang melalui media video animasi.
3. Hasil belajar murid dipengaruhi oleh motivasi belajar dengan memberikan
media pembelajaran yang menarik.
4. Masih belum banyak guru yang mengimplementasikan media video
animasi 2 dimensi di dalam proses belajar mengajar. Media film animasi
yang berbentuk film atau foto yang muncul ini dipilih karena cepat dan
sederhana serta tidak membutuhkan banyak tenaga.

D. Rumusan Masalah

Didasari uraian yang sudah dijabarkan dari latar belakang masalah


sebelumnya, maka permasalahan yang hendak dikaji dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
1. Rumusan Masalah Umum
Bagaimana pengaruh penggunaan media video animasi di kelas rendah
terhadap motivasi belajar murid sekolah dasar di Kecamatan Cibeunying
Kaler?
2. Rumusan Masalah Khusus

a. Bagaimana motivasi belajar murid sebelum mengimplementasikan


media video animasi?
b. Bagaimana motivasi belajar murid sebelum mengimplementasikan
media video animasi?
c. Bagaimana Implementasi penggunaan media video animasi?
d. Bagaimana pengaruh penggunaan media video animasi terhadap
motivasi belajar murid kelas III sekolah dasar di Kecamatan
Cibeunying Kaler?

E. Tujuan Penelitian
Didasari rumusan masalah dari penelitian di atas adapun tujuan dari
penelitian yang ditempuh peneliti sebagai berikut :
9

1. Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan media video animasi di
kelas rendah terhadap motivasi belajar murid sekolah dasar di Kecamatan
Cibeunying Kaler
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui bagaimana motivasi belajar murid sebelum
mengimplementasikan media video animasi.
b. Mengetahui bagaimana motivasi peserta didik dalam
mengimplementasikan media video animasi dalam pembelajaran.
c. Mengetahui peningkatan motivasi belajar murid dengan penggunaan
media video animasi dibandingkan metode konvensional.
d. Mengetahui Bagaimana pengaruh penggunaan media video animasi
terhadap motivasi belajar murid kelas III sekolah dasar di Kecamatan
Cibeunying Kaler

F. Manfaat Penelitian
Penelitian Ini diharpkan dapat bermanfaat, diantaranya :
1. Manfaat Bagi Peneliti
a. Sebagai suatu pembelajaran karena pada penelitian ini peneliti bisa
lebih tau bagaimana pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran dan
sebagai pembelajaran bagi peneliti agar mampu mengaplikasikan
segala pengetahuan yang didapatkan selama perkuliahan maupun di
luar perkuliahan.
b. Sebagai calon guru, peneliti mendapatkan gambaran bagaimana cara
meningkatkan motivasi belajar murid pada pembelajaran tematik kelas
rendah
c. Manfaat penelitian bagi peneliti biasanya untuk mengidentifikasi suatu
masalah yang sedang terjadi dalam proses belajar mengajar sehingga
peneliti mempunyai gambaran untuk mengatasi masalah yang terjadi
ketika masuk dalam dunia kerja.
10

2. Manfaat Bagi Lembaga


a. Sebagai saran yang bermanfaat untuk meningkatkan efektivitas
lembaga pendidikan saat ini, termasuk para guru yang bekerja di sana,
pembuat kebijakan lembaga pendidikan, dan pemerintah pada
umumnya.
b. Dapat dikatakan bahwa hal itu dipakai di lembaga pendidikan Indonesia
sebagai respon terhadap isu-isu pendidikan yang sedang berlangsung.

3. Manfaat Bagi Guru


a. Sebagai acuan dalam menentukan strategi pembelajaran yang efektif
dan efisien untuk mencapai tujuan suatu pembelajaran guna mencapai
ketuntasan belajar bagi murid.
b. Sebagai bahan evaluasi bagi guru untuk menumbuhkan motivasi
belajar murid di era globalisasi dengan kemajuan teknologi yang
semakin berkembang pesat.

4. Manfaat Bagi Peserta Didik


a. Penelitian ini diharapkan bisa membantu dalam meningkatkan
motivasi belajar murid dalam pembelajaran tematik serta
mempermudah peserta didik dalam pembelajaran.
b. Penelitian ini diharapkan bisa mengatasi permasalahan yang dihadapi
oleh peserta didik yang mempunyai motivasi belajar yang rendah
dalam proses belajar mengajar.

G. Definisi Operasional
1. Video Animasi
Menurut Sanjaya (2020, hlm. 172), media audiovisual ialah media yang
mencakup komponen yang dapat didengar dan terlihat. Video, yang
merupakan media audiovisual, dapat dimanfaatkan sebagai alat pengajaran
untuk berbagai disiplin ilmu. Animasi ialah media, klaim Faris (dalam
Sadirman 2018, halaman 2). Kemampuan media untuk mengubah apapun
11

dari ide, konsep, atau gambar hingga akhirnya mempengaruhi dunia bukan
hanya tantangan di bidang animasi. Salah satu sarana pembelajaran berupa
gambar bergerak ialah video animasi. Animasi terdiri dari sejumlah
gambar bergerak yang disusun menjadi objek dan diberi efek tertentu agar
terlihat menarik dan realistis (Mayer, 2020, hlm. 88). Menurut Sofian
(2018, hlm. 5), penggunaan animasi tidak hanya meningkatkan
pembelajaran tetapi juga membantu murid dalam mengingat informasi
secara lebih menyeluruh. Tahap perencanaan, pelaksanaan kegiatan proses
pembelajaran, observasi proses pembelajaran sesuai dengan rencana
proses pembelajaran yang diciptakan oleh peneliti bekerjasama dengan
guru kelas, dan refleksi untuk menganalisis data yang terkumpul
merupakan langkah-langkah pembelajaran pada saat
mengimplementasikan media film animasi.

Menurut pemikiran para ahli, video animasi merupakan perpaduan media


audio dan visual untuk menarik perhatian murid. Ini menunjukkan item
secara mendalam dan dapat membantu dalam pemahaman mata pelajaran
yang menantang. Animasi video dapat menjadi alat yang berguna untuk
pembelajaran tema dan proses pembelajaran. Dengan bantuan aplikasi
YouTube, konten video animasi ini dapat ditampilkan ke kelas melalui
layar proyektor LCD. Guru dapat membantu murid dalam pembelajaran
mereka dengan mengimplementasikan konten video animasi ini. Oleh
karena itu, diharapkan dengan mengimplementasikan media video animasi
ini, murid akan belajar secara bermakna dan mendapatkan hasil belajar
yang terbaik.

2. Motivasi Belajar
Uno (2021, p. 23) mendefinisikan motivasi belajar sebagai dukungan
internal dan eksternal bagi murid yang berusaha mengubah perilakunya
saat ini, seringkali melalui sejumlah tanda atau faktor pendukung. Berikut
beberapa contoh indikator motivasi belajar: Ada enam faktor yang
memungkinkan terjadinya belajar: 1) keinginan untuk berprestasi; 2)
12

dorongan dan kebutuhan untuk belajar; 3) harapan dan tujuan masa depan;
4) harapan dalam belajar; 5) kegiatan yang menarik dalam pembelajaran;
dan 6) adanya lingkungan belajar yang mendukung. Motivasi belajar
merupakan konsep psikologis yang masih mengalami perkembangan,
menurut Kompri (2018, hlm. 232), dan dengan demikian dipengaruhi oleh
susunan fisiologis dan perkembangan psikologis murid. Apabila anak
tidak termotivasi untuk belajar, maka hasil belajarnya tidak akan
maksimal. Akibatnya, motivasi belajar mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kemampuan murid untuk belajar. Seorang murid yang
terdorong untuk belajar akan terdorong untuk belajar terus menerus
sehingga dapat menciptakan hasil belajar yang unggul. Hal ini sependapat
dengan pernyataan ahli bahwa “motivasi mempengaruhi besar kecilnya
keberhasilan atau kegagalan belajar murid. Tanpa motivasi, belajar
menjadi sulit untuk berhasil” (Hamalik, 2018, p. 61). Hal ini juga sejalan
dengan pendapat Sardiman A.M (2020, hlm 85-86) yang menyatakan
bahwa motivasi dapat berperan sebagai pendorong usaha dan pencapaian
prestasi. Motivasi belajar diperlukan dalam proses belajar mengajar agar
peserta didik menjadi lebih menguasai materi dalam proses belajar
mengajar, dalam penelitian ini motivasi belajar menjadi highlight untuk
peneliti. Dengan demikian motivasi belajar ialah keberhasilan pendidik
dalam membentuk sikap dan perilaku murid yang lebih baik dalam
penguasaan materi serta pengerjaan tugas dengan tujuan pembelajaran
yang diinginkan.
Menurut pandangan para ahli, motivasi belajar berpengaruh positif
terhadap hasil belajar murid; semakin besar kemauan murid untuk belajar
maka semakin baik hasil belajar murid. Dapat dibuktikan bahwa motivasi
belajar yang kuat bisa terjadi peningkatan hasil belajar karena
pengaruhnya yang menguntungkan dan substansial terhadap hasil belajar
murid.
13

Didasari definisi operasional tersebut di atas, terlihat bahwa belajar


mengajar dengan media video animasi bisa meningkatkan motivasi belajar
anak sekolah dasar dan membantu mereka mencapai tujuan akademiknya.
H. Sistematika Skripsi

Dalam skripsi ini, penulis memberikan sistematika penulisan skripsi yang


terdiri dari:
1. Bagian Awal
Pada bagian ini memuat Berkenaanan halaman judul, halaman pengesahan,
halaman motto serta persembahan, pernyataan keahlian skripsi, kata pengantar,
abstrak, daftar isi, daftar gambar, daftar TabeI, serta daftar lampiran.
2. Bagian Isi
Bagian isi terdiri dari:
a. Bab I Pendahuluan
Konteks penelitian, rumusan masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan definisi operasional semuanya dibahas dalam bab ini.
b. Bab II Kajian Teori
Materi dalam bab ini meliputi (a) kajian teori meliputi teknik pemecahan masalah,
model pembelajaran berbasis masalah, dan pembelajaran matematika, (b)
kerangka kerja, dan (c) asumsi dan hipotesis penelitian.
c. Bab III Metode Penelitian
Informasi tentang metodologi peneIitian, desain peneIitian, subjek penelitian,
objek penelitian, pengumpuIan data dan alat penelitian, metode analisis data, dan
proses penelitian disaApabilan dalam bab ini.
d. Bab IV HasiI PeneIitian serta Pembahasan
Bagian ini memaparkan Berkenaan secara rinci terhadap rumusan masalah serta
pembahasan terhadap hasiI penelitian.
e. Bab V SimpuIan serta Saran
Bab ini menyaApabilan penafsiran penulis terhadap analisis hasiI penelitian serta
penutup dari skripsi berupa simpulan serta saran.
14

3. Bagian Akhir
Bagian akhir dari penulisan skripsi ini berisi Berkenaan daftar pusaka,
lampiran-lampiran serta daftar riwayat hidup penulis
BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Kajian Teori
1. Pengertian Motivasi Belajar
Menurut etimologinya, kata "motif" mengacu pada kekuatan pendorong
aktif. Motivasi diperlukan untuk kegiatan belajar untuk memastikan rajin
belajar. Lestari dan Yudhanegara (2019, hlm. 93) mendefinisikan motivasi
sebagai “daya, dorongan, atau kekuatan yang berasal dari dalam dan dari luar
yang mendorong murid untuk belajar”. Seseorang yang bersemangat untuk
belajar akan mendorongnya untuk memahami dan mengimplementasikan apa
yang sudah dipelajarinya. Kesediaan seseorang untuk mengimplementasikan
keterampilan, energi, dan waktunya untuk mencapai tujuan yang sudah
ditentukan didorong oleh motivasi, menurut Siagian (2019, hlm. 138). Dengan
kata lain, motivasi ialah apa yang membuat kita memulai, membuat kita terus
maju, dan membantu kita memilih bidang yang ingin kita kerjakan. Motivasi
belajar menurut Fauziah (2022, hlm. 50) ialah dorongan yang diterima
seseorang untuk melakukan suatu kegiatan, baik sengaja maupun tidak
sengaja, untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Untuk mengubah perilaku
seseorang menjadi lebih baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan,
seseorang harus termotivasi. Motivasi ialah driving force atau tenaga
penggerak yang berada di dalam diri individu.
Menurut Tadjab (2019, p.102) motivasi belajar ialah kekuatan total yang
memotivasi murid dan memastikan kegiatan belajar terus berlangsung untuk
mencapai suatu tujuan. Santrock dalam Surahmadi (2020, p. 19) mengklaim
bahwa motivasi ialah proses yang memasok energi, memimpin tindakan, dan
mempertahankannya.
Motivasi belajar ialah komponen psikologis, non-intelektual. Fungsi
uniknya ialah untuk meningkatkan kebahagiaan, semangat, dan semangat
belajar (Inayah, 2019). Uno (2019, p. 9) mendefinisikan motivasi sebagai

15
16

dorongan yang dihasilkan dari rangsangan internal dan eksternal, yang


mengarah pada keinginan untuk mengubah perilaku atau terlibat dalam
aktivitas tertentu yang lebih baik dari sebelumnya.
Menurut definisi motivasi yang dikemukakan di atas oleh para ahli,
motivasi ialah suatu kekuatan atau dorongan yang mendorong orang dan
organisasi untuk melakukan tindakan yang menghasilkan suatu tujuan
tertentu. Pengetahuan ini memperjelas bahwa orang dan kelompok
membutuhkan motivasi untuk menempuh suatu kegiatan yang menghasilkan
pencapaian tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya. Dengan demikian, agar
murid bisa mencapai tujuan belajar dan pendidikannya, motivasi menjadi
faktor yang amat penting. Karena motivasi berfungsi sebagai pendorong bagi
murid untuk terus berusaha dan bersemangat dalam mencapai prestasi dan
tujuan yang sudah ditetapkan, maka untuk mencapai tujuan tersebut
diperlukan motivasi yang tinggi. baik dari dalam maupun luar subyek.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi belajar ialah suatu proses yang
menawarkan kekuatan kepada seseorang yang mencapai sesuatu sehingga apa
yang diantisipasi seseorang dapat tercapai Didasari pengetahuan tentang
motivasi belajar yang ditunjukkan di atas.

2. Macam-Macam Motivasi Belajar


Motivasi ekstrinsik, di sisi lain, ialah motivasi yang mempengaruhi
perilaku karena dukungan atau rangsangan dari sumber selain individu.
Motivasi dapat dibagi menjadi dua kategori ini. Motivasi intrinsik
merupakan faktor penentu yang amat penting sebagai penggerak
terwujudnya perilaku manusia. (2018, p. 173) Hamalik “Tiga elemen
utama motivasi ialah kebutuhan, keinginan, dan tujuan. Ketika orang
melihat perbedaan antara apa yang mereka miliki dan apa yang diharapkan
dari mereka, kebutuhan berkembang. Dorongan ialah kemauan untuk
mengambil tindakan dalam untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi
sebagian besar didorong oleh tujuan. hal. 90) oleh Dimyati dan Mudjiono
“Dorongan intrinsik dasar dari luar individu, atau anugerah, dapat
17

berfungsi sebagai motivasi. Memotivasi murid merupakan tantangan


karena melibatkan penciptaan, pemeliharaan, dan pengelolaan minat
mereka.
Menurut Sadirman (2022, p. 89), ada dua kategori utama motivasi:
motivasi internal dan motivasi ekstrinsik. Berbagai jenis motivasi ada
tergantung pada karakteristik yang membedakan mereka. Menurut
Woolfolk (2018, hlm. 187–188), motivasi intrinsik ialah kecenderungan
bawaan seseorang untuk mencari dan mengatasi rintangan sambil
mengejar tujuan pribadi; dengan demikian, motivasi intrinsik dipandang
sebagai dorongan inheren seseorang untuk memajukan kepentingannya
sendiri. Ilustrasi mungkin seseorang yang tidak menyukai kelas
matematika. Dia berusaha untuk menyukainya, karena dia sadar bahwa
memahami matematika akan membantunya mengembangkan keterampilan
berpikir kritisnya.
Mengingat hal ini, dapat dikatakan bahwa motivasi intrinsik
mengacu pada dorongan seseorang untuk memuaskan keinginannya tanpa
bantuan rangsangan dari luar. Apabila tujuannya sejalan dengan skenario
pembelajaran dan memenuhi kebutuhan dan tujuan murid untuk
menangkap nilai-nilai yang diajarkan dalam pelajaran, maka motivasi
bersifat intrinsik. Murid tidak terdorong untuk belajar karena alasan lain,
seperti ingin dipuji, mendapat nilai bagus, atau memenangkan
penghargaan, melainkan untuk menguasai prinsip-prinsip yang diajarkan
dalam kurikulum. Seseorang yang sudah mempunyai motivasi intrinsik
akan dengan sengaja terlibat dalam tugas-tugas yang tidak membutuhkan
insentif eksternal. Amat menantang untuk terlibat dalam pembelajaran
berkelanjutan ketika tidak ada dorongan intrinsik, terutama dalam
pembelajaran mandiri. Motivasi intrinsik ialah keinginan terus-menerus
untuk maju dalam belajar. Ambisi ini didorong oleh keyakinan bahwa
semua mata pelajaran yang dipelajari saat ini penting dan bermanfaat baik
untuk masa kini maupun masa depan.
18

Motivasi ekstrinsik ialah aktivitas yang ditempuh oleh seseorang


untuk mencapai sesuatu yang lain (sarana untuk mencapai tujuan),"
menurut Santrock (2018, halaman 441). Oleh karena itu, motivasi
ekstrinsik tidak berasal dari individu. Motivasi ekstrinsik ialah dorongan
untuk mencapai tujuan untuk memajukan sejumlah tujuan lainnya.
Seperti dalam kasus seseorang yang menolak diinstruksikan untuk
belajar. Tetapi ketika temannya menyarankan agar mereka belajar
bersama, dia setuju karena menurutnya belajar sendiri itu tidak
menyenangkan, belajar dengan seorang teman akan menyenangkan.
Motivasi ekstrinsik di sekolah tidak selalu sama dengan motivasi
yang tidak efektif atau buruk. Murid harus termotivasi untuk keinginan
untuk belajar. Ada beberapa strategi untuk mendorong anak-anak untuk
belajar. Guru yang efektif dalam pekerjaannya ialah mereka yang dapat
membangkitkan rasa ingin tahu muridnya tentang apa yang mereka
pelajari dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam segala
bentuknya. Murid akan menderita Apabila insentif ekstrinsik
disalahgunakan. Motivasi ekstrinsik, akibatnya, membuat murid enggan
belajar dan malah bertindak sebagai disinsentif. Oleh karena itu, untuk
membantu proses interaksi pembelajaran di kelas, instruktur harus dapat
mengimplementasikan insentif ekstrinsik ini secara bijak dan tepat.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa motivasi ekstrinsik mengacu
pada motivasi yang dihasilkan dari rangsangan luar, seperti lingkungan,
sehingga seseorang berkeinginan untuk terlibat dalam kegiatan atau
kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan tersebut.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa ada dua kategori utama motivasi,
yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, Didasari banyaknya
bentuk dorongan untuk belajar dari pendapat para ahli. Motivasi
mempunyai banyak segi atau terikat pada banyak hal yang berbeda.
Menurut penelitian ini, motivasi total seseorang berasal baik dari dalam
maupun dari luar dirinya.
19

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


“Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan
efektifitas dan keberhasilan belajar,” kata Mulyasa (2020, hlm. 196),
“karena murid belajar dengan sungguh-sungguh ketika mempunyai
motivasi yang tinggi.” Majid (2020, hlm. 311) membagi unsur motivasi
menjadi komponen internal dan pengaruh eksternal, yaitu:
a. Kebutuhan fisik dan psikologis, persepsi diri individu yang
memotivasi dan mengarahkan perilaku, harga diri dan prestasi, serta
cita-cita dan harapan masa depan, keinginan untuk maju, minat dan
kepuasan kinerja, ialah contoh dari faktor internal.
b. Faktor eksternal, atau faktor yang berasal dari luar individu, antara lain
persaingan, hukuman, pujian, dan pemberian hadiah.
Baik pengaruh internal maupun eksternal dapat berdampak pada
dorongan murid untuk belajar. Hal ini sejalan dengan pernyataan Yusuf
bahwa motivasi belajar dihasilkan dari unsur internal dan eksternal yang
berdampak pada belajar seseorang dalam Rahmawati (2020, hlm. 17–18).
Keberhasilan tujuan belajar seorang murid dipengaruhi oleh
beberapa variabel, antara lain: variabel internal, atau variabel yang
melekat pada diri murid, seperti kesehatan, kecerdasan, motivasi,
kemampuan, dan minat. Unsur lain meliputi apa yang dikenal sebagai
faktor eksternal, atau pengaruh yang berasal dari luar, seperti lingkungan
dalam keluarga, masyarakat, dan sekolah.
Motivasi belajar dipengaruhi oleh sejumlah variabel. Menurut
Purwanto (2020, p. 71), faktor motivasi intrinsik meliputi minat, aspirasi,
dan keadaan murid, sedangkan faktor motivasi ekstrinsik meliputi
kekhawatiran murid tentang hukuman, penghargaan, dan pujian, peran
mereka dalam masyarakat, usia, dan faktor lingkungan. Menurut Hamalik
(2020, p. 113), tingkat kesadaran diri murid, sikap guru, pengaruh teman
sekelas, dan lingkungan belajar di kelas ialah semua elemen yang
mempengaruhi apakah murid termotivasi secara intrinsik atau ekstrinsik.
20

Jelas bahwa motivasi diperlukan untuk meningkatkan minat belajar


dan meningkatkan prestasi murid. Motivasi murid bisa ditingkatkan
dengan mengimplementasikan berbagai model dan teknik, dan juga dapat
dipengaruhi oleh sejumlah keadaan. Tujuan dari murid itu sendiri,
infrastruktur, lingkungan sekitar, dan keluarga semua membantu instruktur
meningkatkan motivasi dan minat belajar murid. Keinginan anak untuk
belajar, lingkungan sekitar, dan pola asuh orang tua, selain variabel-
variabel yang membantu pengajar, merupakan faktor yang menghambat
motivasi dan minat belajar anak.

4. Fungsi Motivasi Belajar


Motivasi seseorang dapat dikomunikasikan dengan berbagai cara,
menurut Purwanto (2019, hlm. 71), antara lain keinginan, kemauan, minat,
tekad, dorongan, kebutuhan, dan tujuan. Dengan demikian, peran motivasi
dalam belajar ialah sebagai penggerak utama murid selama proses
pembelajaran dan untuk menjamin kelangsungan pembelajaran. Motivasi
seseorang dipengaruhi oleh berbagai variabel internal dan eksternal,
termasuk lingkungan sekitarnya. Motivasi belajar merupakan hal yang
amat penting di dalam suatu proses kegiatan pembelajaran. Fungsi dari
motivasi belajar ialah untuk mondorong agar timbulnya tingkah laku,
pengarah maupun sebagai penggerak (Sadirman, 2021 hlm 85). Faktor
yang mempengaruhi motivasi belajar berasal dari faktor internal dan
eksternal. Faktor internal ialah faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan
sekitarnya.

Murid perlu mengembangkan motivasi dalam hati mereka karena


mempunyai tujuan yang amat berguna ketika difokuskan pada proses
pembelajaran di kelas (Karwadi, 2019, hlm. 44). Sardiman (2019, p. 83)
menekankan peran motivasi dalam menyebabkan orang melakukan
tindakan. Dalam situasi ini, motivasi dianggap sebagai kekuatan
pendorong di balik setiap tindakan yang ditempuh, menentukan arah
21

tindakan dalam kaitannya dengan tujuan yang dimaksud. Dengan kata lain,
motivasi dapat memberikan arah dan memerlukan tindakan yang harus
diambil sejalan dengan tujuannya.

Aquam (2019, halaman 9) mendefinisikan motivasi sebagai proses


memberikan murid pengalaman yang meningkatkan pembelajaran.
Sebagai suatu proses, motivasi mempunyai tujuan sebagai berikut:

a. Sebagai penggerak atau seseorang yang memotivasi dan merangsang


murid untuk menjaga perhatiannya, Anda dapat: Mendorong individu
untuk bertindak;
b. Menentukan arah kegiatan, terutama menuju hasil yang diinginkan.
Atau untuk mengalihkan perhatian anak pada kegiatan yang berkaitan
dengan pencapaian tujuan pembelajaran tertentu;
c. Memilih tindakan manusia, secara khusus mengidentifikasi tindakan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan dengan mengesampingkan
perilaku yang tidak membantu untuk mencapai tujuan tersebut. dapat
berkontribusi untuk memenuhi permintaan untuk hasil jangka pendek
dan jangka panjang.
Kesimpulan: Karena motivasi belajar berfungsi sebagai katalisator
untuk usaha dan pencapaian, maka untuk mencapai prestasi ini, murid
harus memutuskan sendiri langkah apa yang harus ditempuh untuk
mencapai tujuan pembelajaran mereka.

5. Ciri-Ciri Motivasi
Menurut Rohmah (2022, hlm 249) motivasi yang ada pada dalam
diri seseorang itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. rajin mengerjakan tugas (mampu bekerja terus menerus dalam waktu


yang lama tanpa henti);
b. gigih dalam menghadapi tantangan (tidak mudah patah semangat).
Tidak perlu motivasi eksternal untuk bekerja dengan baik (tidak cepat
puas dengan pencapaian yang sudah dicapai);
22

c. Tunjukkan minat pada berbagai topik yang berorientasi pada orang


dewasa (seperti masalah agama, politik, ekonomi, hukum, antikorupsi,
perlawanan terhadap kejahatan apa pun, asusila, dll.);
d. Lebih suka bekerja sendiri;
e. Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin (hal-hal yang mekanis, repetitif
saja, kurang kreatif);
f. Sulit untuk melepaskan kepercayaan;
g. Dia dapat mempertahankan posisinya Apabila dia yakin akan hal itu;
h. Dia menikmati pemecahan masalah.
Sifat-sifat yang memotivasi ini akan amat menentukan dalam
kegiatan belajar mengajar karena menurut Rohmah (2022), belajar
mengajar yang efektif tergantung pada ketekunan murid dalam
menyelesaikan tugasnya dan keuletan dalam mengatasi rintangan sendiri.
Sardiman A. Meter ( 2020, hlm 83) mengemukakan ciri-ciri
motivasi yang terdapat pada murid antara lain :
a. Tekun dalam menjalani tugas (dapat bekerja terus menerus dalam
waktu lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai);
b. B. Ulet mengalami kesulitan (tidak mudah putus asa); lebih suka
bekerja secara mandiri;
c. C. Menunjukkan minat pada berbagai masalah;
d. Lebih suka bekerja secara mandiri;
e. Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
hanya diulang-ulang,

Menurut Hamzah B. Uno (2020, hlm. 23), banyak penanda


motivasi belajar yang dapat dikelompokkan ke dalam kategori berikut:
a. Adanya dorongan dan tekad untuk berprestasi;
b. Belajar didorong dan diperlukan;
c. Adanya cita-cita atau cita-cita ke depan;
d. Pembelajaran dihargai;
e. Belajar melibatkan aktivitas yang menyenangkan;
23

f. Ketersediaan lingkungan belajar yang kondusif yang memungkinkan


pembelajar untuk belajar secara efektif.
Sedangkan menurut Kompri (2016, hlm 247) sejumlah indikator
untuk mengetahui murid yang mempunyai motivasi dalam proses
pembelajaran di antaranya ialah:
a. Agar dapat “berjalan sendiri” ketika guru meminta Anda melakukan
sesuatu, Anda harus mampu:
b. aMempunyai gairah yang tinggi;
c. Bekerja dengan penuh semangat;
d. Mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi;
e. Mempunyai kepercayaan diri;
f. Mempunyai daya konsentrasi yang lebih tinggi;
g. Pandang kesulitan sebagai tantangan yang harus diatasi;
h. Mempunyai banyak kesabaran dan semangat juang.

Motivasi belajar yang tinggi dapat merangsang belajar murid.


Menurut Sugihartono dkk. (2019, p. 78), motivasi yang tinggi dapat
ditinjau dari cara murid berperilaku, khususnya dalam tiga bidang:
“pertama, Murid melakukan upaya untuk selalu menjaga atau memelihara
agar tetap mempunyai tingkat keinginan belajar yang tinggi, yang
merupakan ciri kedua partisipasi murid dalam belajar setelah perasaan dan
keterlibatan emosional yang kuat.

Didasari uraian ciri-ciri motivasi belajar di atas, dapat disimpulkan


bahwa murid yang mempunyai motivasi belajar yang kuat ialah teliti, ulet,
menunjukkan minat pada berbagai masalah, bekerja mandiri, senang
berdebat, teguh pada keyakinannya, dan senang memecahkan masalah.
Dorongan untuk belajar ialah komponen penting dari pembelajaran.
Motivasi amat penting dalam proses belajar karena tanpa motivasi
seseorang tidak akan mampu melakukan kegiatan belajar.
24

6. Media Video Animasi


Kata latin medius yang berarti perantara atau pengantar, disitulah
kata media pertama kali muncul. Media ialah perantara (wasail) atau cara
penyampaian komunikasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan
dalam bahasa Arab. Hingga saat ini, video telah menjadi media umum
baik untuk komunikasi maupun hiburan. Sukiman (2018, hlm. 188)
mendefinisikan video sebagai kumpulan elemen atau media yang dapat
mempresentasikan gambar dan suara secara bersamaan. Munadi (2018,
hlm. 132) menjelaskan video sebagai metode pemrosesan sinyal elektronik
yang menggabungkan gambar bergerak dan suara, yang hampir identik
dengan deskripsi ini. Kata "animasi" berasal dari kata Latin "anima" dan
"animare," yang masing-masing berarti "nafas kehidupan" dan "bergerak
dan menjiwai".
Menurut Ahmad dan Rahmil (2020, hlm. 32), salah satu media yang
dapat mempresentasikan suatu benda bergerak dengan suara yang tepat
ialah video. Senada dengan hal tersebut, Sanjaya (2020, hlm. 172)
menambahkan bahwa media audiovisual didefinisikan sebagai konten
yang menggabungkan fitur auditori dan visual. Video dapat dimanfaatkan
sebagai alat bantu pembelajaran di berbagai bidang karena merupakan
media audiovisual. Kehadiran media video memungkinkan murid lebih
berhasil dalam proses pembelajaran karena menurut Piaget dalam Izzati
(2020, hlm. 105), anak usia sekolah dasar 7 sampai 12 tahun berada pada
fase operasional konkrit.
Sebuah media ialah animasi. Animasi bukanlah satu-satunya bidang
di mana media dapat mengubah apa pun dari ide, imajinasi, atau konsep
visual hingga pada akhirnya berdampak pada dunia. Video animasi
merupakan salah satu dari berbagai bentuk media yang dipakai dalam
proses pendidikan. Untuk menarik perhatian murid dan membantu mereka
memahami kuliah sepenuhnya, video animasi menggabungkan elemen
audio dan visual. Media menjadi kontribusi yang amat penting di dalam
25

pembelajaran. Smaldino, Lowther dan Russel (2018, hlm 7)


mengemukakan bahwa media ialah segala sesuatu yang membawa
informasi antara sumber dan penerima informasi. Peran guru atau media
ialah sumber informasi yang relevan, sedangkan murid ialah penerima
informasi. Oleh karena itu, media dapat membantu aktivitas dan
komunikasi murid dan guru dalam suatu proses pembelajaran. Media
video animasi ialah media yang menampilkan materi pembelajaran sebagai
video yang terdiri dari beberapa gambar dengan perubahan kecil yang
ditampilkan dalam waktu singkat untuk menciptakan sebuah ilusi gerak.
Video animasi cocok dipakai sebagai alat pembelajaran karena
menampilkan teks, gambar, dan elemen suara yang menarik untuk menarik
perhatian murid dan membantu murid dalam memahami materi. Harisson
dan Hummel (2018, hlm 21) menyatakan bahwa film animasi bisa
memperkaya pengalaman dan keterampilan murid dalam berbagai materi.
Untuk mendorong semangat belajar murid, memudahkan dan
memahami materi ajar, serta mencegah kebosanan murid di dalam kelas,
guru mengimplementasikan media video animasi sebagai salah satu alat
pengajaran. Hal ini mendorong murid untuk berpartisipasi lebih aktif
dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu,
konten video animasi bisa dipakai sebagai alat bantu pembelajaran yang
fleksibel setiap saat.

7. Manfaat Media Video Animasi


Media pembelajaran digambarkan sebagai salah satu strategi yang
dipakai dalam memberikan informasi pendidikan oleh Gagnedan Briggs
(dalam Arsyad, 2018, hlm. 4). Menurut Kreyenhbuhl (dalam Sundaya,
2020, p. 29), partisipasi dalam penggunaan media bisa terjadi peningkatan
pembelajaran. Media video animasi ini berpotensi untuk meningkatkan
motivasi belajar murid, memberikan lingkungan belajar yang
menyenangkan dan tidak membosankan, serta menjadi pilihan efektif bagi
murid yang mencari media pendidikan. Hal ini sejalan dengan klaim
26

bahwa tujuan media ialah untuk memotivasi dan memfokuskan perhatian


murid (Rusman, 2022, p. 162).
Di samping itu, Para ahli mempunyai pendapat yang luas mengenai
manfaat media video animasi.
Menurut Arsyad (2018, hlm 30) manfaat media video animasi
sebagai berikut:
a. Di kelas, ini akan mendorong kasih sayang kelas dan
b. meningkatkan pemahaman
c. menghasilkan perbaikan besar dalam perilaku murid dan
d. mendemonstrasikan tautan lintas kelas.
Kemudian lagi, menurut Arsyad yang dikutip oleh Sudjana & Rivai,
ada tiga keuntungan mengimplementasikan media pembelajaran,
khususnya: (Arsyad, 2018, hlm. 15).
a. Pembelajaran akan menarik lebih banyak perhatian murid, yang
hendak meningkatkan semangat mereka untuk belajar.
b. Makna materi pembelajaran akan dibuat lebih jelas sehingga murid
bisa lebih memahaminya dan mengimplementasikannya untuk
menguasai dan menyelesaikan tujuan pembelajaran.
c. Akan ada variasi yang lebih luas dari teknik pengajaran yang dipakai,
daripada hanya kata-kata instruktur yang menceritakan, untuk
membuat murid terlibat dan guru tidak menjadi lelah, terutama Apabila
mereka mengajar setiap pelajaran.
Ayuningsih (2022, hlm 72) menyatakan bahwa manfaat dari
penggunaan video animasi antara lain;
a. Menarik perhatian peserta didik karena danya gerakan dan suara;
b. Memperindah media pada proses belajar mengajar;
c. Mempermudah peserta didik dalam menyerap materi;
d. Mampu menjelaskan materi yang dianggap sulit;
e. Memudahkan susunan pembelajaran.
27

Berikut ialah beberapa keunggulan program media video,


sebagaimana dikemukakan Sadjati yang dikutip Prastowo (2020, hlm.
513):
a. Media video memberi murid lebih banyak pengalaman langsung dalam
proses pembelajaran; pengalaman ini dapat berbentuk cerita yang
dapat ditinjau lebih nyata dalam bentuk video daripada hanya
mendengarkan penjelasan guru;
b. Ini memberi murid gambaran yang lebih realistis tentang materi yang
hendak diajarkan dan mengilustrasikan sesuatu yang mungkin
menantang untuk dijelaskan secara lisan; dan
c. Hal ini memberikan kesempatan kepada guru untuk menyaApabilan
pembelajaran yang lebih mudah dipahami.
d. Penggunaan video dapat dipakai untuk mendemonstrasikan skenario
pemecahan masalah dan memancing diskusi dari murid.
e. Video dapat dipakai untuk mendemonstrasikan teknik atau tutorial
penggunaan alat.
f. Video dapat dipakai untuk mendemonstrasikan keterampilan yang
diperlukan.
g. Video dapat dipakai untuk mendemonstrasikan langkah dalam suatu
prosedur.

8. Karakteristik Media Video Animasi


Ada juga konten video animasi kaliber yang dipakai guru sebagai
alat bantu mengajar. Media video animasi dianggap relevan dengan
kompetensi dari konten pembelajaran yang disampaikan, relevan pula dari
tujuan pembelajaran serta kompetensi dasar, relevan dengan kriteria usia
murid SD, konsep yang sahih serta dipaparkan dengan bahasa yang cocok.
klaim Wuryanti dan Badrun Kartowagiran (2022, hal. .241). Karena video
animasi menampilkan visual yang dapat bergerak sesuai kreasi dan disertai
suara pengiring, maka berbeda dengan media lain dari segi kualitasnya.
Fitur konten video pendidikan Cheppy Riyana (2020, hlm. 8–11)
28

mengklaim bahwa untuk membuat film pembelajaran yang bisa terjadi


peningkatan motivasi dan kemanjuran penggunanya, harus diperhatikan
kualitas dan standar produksinya.

Ciri-ciri media animasi video dikemukakan oleh Widyawardani


(2021, hlm. 6) sebagai berikut: “Media yang dihasilkan disesuaikan
dengan komposisi tampilan yang berimbang sehingga menarik secara
visual bagi murid, dan penjelasan materi disaApabilan dalam bentuk cerita
dengan karakter animasi yang relevan dengan karakteristik murid sekolah
dasar. Animasi dipakai dalam media animasi gambar, audio, dan video
untuk memudahkan visualisasi dan penyampaian materi.” Mengenai level
media video animasi. Untuk memberikan dorongan khusus kepada murid
untuk belajar melalui penyajian isi, video animasi hasil belajar yang
dihasilkan dapat mempresentasikan tulisan (teks), gambar berwarna, audio
(suara), dan animasi dalam satu kesatuan. "materi audio visual," tulis Jerry
(2018, hlm. 16). Selain itu, menurut (Husni 2021), kualitas video animasi
ialah:
a. Seluruh kelas dapat mengamati materi video animasi ini dengan
mengimplementasikan layar proyektor LCD dengan cara sebagai
berikut:
b. Pergerakan satu frame dengan frame lainnya.
Menurut penjelasan Sharon pada halaman 28 Hendra Eka 2022,
kualitas media video animasi ialah sebagai berikut:
a. Citra yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
b. Harus autentik, menggambarkan keadaan sebagaimana adanya seperti
yang ditinjau orang;
c. Itu harus sederhana, menguraikan poin-poin utama dari video animasi;
d. Itu harus memenuhi tujuan pembelajaran; dan
e. Itu harus mempunyai pesan yang jelas dan ringkas.
Didasari hipotesis sifat-sifat media video animasi tersebut di atas,
dapat disimpulkan bahwa dalam pembuatan video, materi pelajaran harus
dimodifikasi menjadi bahan ajar yang relevan dengan kurikulum,
29

keterampilan dasar, dan kompetensi inti. Selain itu, untuk membangkitkan


minat belajar murid, tujuan pembelajaran harus disaApabilan semenarik
mungkin. Adopsi murid terhadap isi pembelajaran akan dipercepat dengan
penggunaan sumber belajar atau media yang tepat. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa berikut ini ialah media video animasi:
a. Dengan bantuan proyektor dan laptop, animasi video media dapat
ditampilkan di gadget.
b. Bisa juga dimainkan berulang kali.
c. Itu harus diisi sesuai dengan materi pelajaran dan kepribadian murid.
d. Media video animasi mesti unik agar bisa terjadi peningkatan motivasi
belajar murid.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat media animasi
video ialah sebagai berikut: Media video animasi menyaApabilan audio
dan video secara bersamaan, dapat ditampilkan pada perangkat, proyektor
dan laptop, dapat ditampilkan berulang kali, isi materi video animasi
sesuai dengan materi serta karakter murid, serta harus dapat menarik minat
penonton agar bisa terjadi peningkatan motivasi belajar murid.

9. Kelebihan dan Kekurangan Media Video Animasi


Semua strategi pengajaran, termasuk konten video animasi,
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tidak dapat dipungkiri bahwa
media video animasi memberikan manfaat terutama dalam menumbuhkan
semangat dan membangkitkan motivasi belajar murid. (Rahmayanti, Lailly
2016, hlm 433) “Media video animasi nantinya akan membantu
keberlangsungan pembelajaran menjadi lebih efektif,” begitu bunyi dari
penggunaan materi tersebut dalam kegiatan belajar mengajar. Sejalan
dengan itu, konten video animasi ini amat baik dipakai sebagai media
pendukung pembelajaran daring untuk meningkatkan semangat belajar
murid.
Menurut Andriana (2022, hlm. 11), Johari berpendapat bahwa
manfaat media animasi ialah sebagai berikut:
30

a. Barang besar bisa terlihat kecil, begitu pula sebaliknya;


b. Informasi yang kompleks dapat disaApabilan dengan lebih mudah;
c. Dan dimungkinkan untuk menggabungkan berbagai modalitas
pembelajaran.

Munir (2020, hlm 295) menjelaskan beberapa kelebihan dalam


mengimplementasikan video animasi sebagai media, yaitu;
a. Video dapat menggambarkan suatu proses dan peristiwa secara detail
dan realistis;
b. Pengulangan pada diskusi tertentu dapat ditempuh;
c. Kemampuan mengubah benda atau bahan abstrak menjadi konkrit;.
d. Awet dan tidak mudah rusak sehingga dapat dipakai berulang kali;
e. Kemampuan guru dalam mengimplementasikan teknologi amat
diperlukan;
f. Meningkatkan keterampilan dasar dan memberi murid pengalaman
baru;

Kekurangan media video animasi ialah sebagai berikut, seperti


yang dikemukakan oleh (Husni 2021, hlm. 20):
a. Perangkat lunak tertentu diperlukan untuk mengaksesnya, dan
b. merancang animasi yang bekerja dengan baik sebagai alat pengajaran
membutuhkan imajinasi dan kemampuan.
Menurut Busyaeri, Udin, & Zaenuddin (2022, hlm 43) menyatakan
bahwa, kekurangan yang terdapat pada video pembelajaran antara lain:
a. Video menekankan pentingnya penyajian materi bukan proses
pengembangan materi;
b. Penggunaan media ini juga terkesan mahal, tidak murah terutama bagi
guru;
c. Penayangannya juga terkait peralatan seperti video player, layar bagi
kelas besar seperti LCD nya, dan lain-lain.
31

Didasari kelebihan dan kelemahan mengenai video animasi yang


sudah dijelaskan diatas, disimpulkan Ada suara yang mendukung
pergerakan gambar, seperti suara percakapan atau suara lainnya, dalam
video animasi yang berpindah dari satu frame ke frame lain yang berbeda
untuk memberikan kesan bergerak. Jenis media terbaru yang dipakai untuk
pengajaran tematik di kelas bawah ialah video animasi. Murid bisa
meningkatkan motivasi belajar dan memberikan murid wawasan yang
lebih dalam melalui media ini.

B. Penelitian Relevan

Table 1.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Nama Judul Tempat Pendekatan dan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


Penelitian Analisis

Corry Pengaruh Sekolah Pendekatan untuk Temuan Penelitian -Objek dan


Febriani Media Dasar belajar ini pada penelitian ini variable X tempat
Video segugus 04 dasarnya ialah menunjukkan dan Y penelitian
terhadap Palangkaray percobaan. bahwa meneliti berbeda.
Motivasi a Metode analisis pembelajaran IPA pengaruh
-pembelajaran
Belajar dan penelitian ini di kelas V dengan media video
yang dipakai
Hasil mengimplementas media video dan
pembelajaran
Belajar ikan validitas mempunyai motivasi
IPA.
Kognitif instrumen yang pengaruh yang belajar.
Pembelajara ditentukan dengan menguntungkan
n IPA Kelas reliabilitas terhadap motivasi
V Sekolah instrumen belajar dan hasil
Dasar mengimplementas belajar kognitif
ikan Cronbach's dibandingkan
Alpha. dengan
pembelajaran IPA
di kelas V dengan
32

media gambar.

Wahyull Pengaruh SD Negeri Metode penelitian Temuan Penelitian -Objek dan


ah penggunaan Mannuruki ini ialah menunjukkan variable X tempat
Alannasi media eksperimen (true bahwa motivasi dan Y penelitian
r animasi eksperiment belajar murid meneliti berbeda.
terhadap design). Teknik kelas IV SDN pengaruh
-Pembelajaran
motivasi Analisis dari Mannuruki media video
yang dipakai
belajar IPS penelitian ini dipengaruhi oleh dan
pembelajaran
murid kelas ialah wawancara, penggunaan motivasi
IPS.
IV SD angket, observasi media animasi belajar.
Negeri mengimplementas dalam
Mannuruki ikan analisis pembelajaran IPS.
deskriptif dan
teknik analisis
statistik
inferensial.

- Anisah Pengaruh Sekolah Pendekatan untuk Hasil Penelitian Penelitian -Objek dan
Yulianti, Media Dasar belajar ini pada dalam penelitian variable X tempat
Pembelajara Negeri 04 dasarnya ialah ini Dapat dan Y penelitian
-
n Animasi Madiun percobaan. dikatakan bahwa meneliti berbeda.
Suyanti,
Terhadap Lor. Metode analisis penerapan materi pengaruh
-Pengaruh
- Heny Minat mengimplementas pembelajaran media video
terhadap minat
Kusuma. Belajar ikan uji animasi dan
belajar.
Murid normalitas, berdampak pada pembelajara
Kelas IV homogenitas, dan rasa ingin tahu n tematik.
Pada hipotesis murid kelas IV
Pembelajara penelitian sebagai SDN 04 Madiun
n Tematik bagian dari uji Lor.
prasyarat analisis.
Uji sampel
33

independen ialah
analisis statistik
yang dipakai.
hasil pengujian
hipotesis pada
kelompok
eksperimen dan
kontrol.
34

C. Kerangka Pemikiran

Didasari dari identifikasi masalah yang sudah terjadi saat ini, bahwa
terdapat perubahan kondisi pembelajaran yang berdampak pada motivasi murid.
Semangat dan keaktifan murid selama kegiatan pembelajaran tidak boleh
berkurang oleh proses pembelajaran dalam keadaan apapun. Pemahaman ini
dipermudah dengan gambaran proses berpikir yang realistis dengan mengacu
pada: Bagan berikut menunjukkan bagaimana penggunaan media video animasi di
kelas tingkat rendah mempengaruhi motivasi belajar murid sekolah dasar:

Penggunaan Media Video


Animasi (X)

(Angket Motivasi) (Angket Motivasi)


Sebelum Pengaruh
Sesudah
Mengimplementasikan Mengimplementasikan

Motivasi Belajar (Y)

Gambar 2.1 : Paradigma Penelitian

Keterangan :

X: Variable Bebas (Penggunaan Media Video Animasi)

Y: Variable Terkait (Motivasi Belajar)

→: Garis Pengaruh

D. Asumsi dan Hipotesis


35

1. Asumsi Penelitian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), asumsi ialah
dugaan yang dijadikan landasan penalaran karena diyakini kebenarannya.
Untuk itu, premis yang mendasari penelitian ini ialah bahwa media video
animasi bisa membantu pengajar dalam menempuh proses pembelajaran
sehingga lebih mudah menyampaikan materi serta diprediksi bisa terjadi
peningkatan motivasi belajar murid sekolah dasar.

2. Hipotesis
Hipotesis biasanya ditinjau sebagai solusi sementara (diklaim) untuk
masalah penelitian, menurut Hipo (2015, hlm. 49). Hanya dalam penelitian
inferensial, yaitu dalam penelitian kuantitatif dengan tujuan pengujian,
hipotesis diorganisasikan. Penggunaan media video animasi di kelas
bawah, menurut premis penelitian, dapat berdampak pada motivasi belajar
anak-anak sekolah dasar di Kecamatan Cibeunying Kaler.

Potensi kegiatan dalam studi ini ialah sebagai berikut, Didasari pemilihan
perhatian utama yang disarankan mengimplementasikan kerangka kerja di
atas:

Ha : Penggunaan media video animasi berdampak pada motivasi belajar


murid.

H0 : Penggunaan media video animasi mempunyai dampak yang kecil


terhadap keinginan murid untuk belajar.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu proses yang dimiliki dan dilaksanakan


oleh peneliti untuk mengumpulkan data atau informasi serta melakukan
penyelidikan terhadap informasi yang dikumpulkan tersebut. Teknik penelitian
memberikan gambaran umum tentang desain penelitian, termasuk namun tidak
terbatas pada: proses dan tahapan pengumpulan data, durasi penelitian, sumber
data, dan tindakan yang diperlukan untuk mengumpulkan data, mengolahnya, dan
menganalisisnya. Didasari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode
peneltian merupakan metode ataupun teknik ilmiah yang dipakai untuk
mengumpulkan data tentang sesuatu objek dari sesuatu penelitian guna
memecahkan sesuatu permasalahan. Bab ini secara sistematis serta rinci
menjelaskan langkah-langkah serta metode yang dipakai untuk memecahkan
masalah dan mencapai sesuatu kesimpulan. Bab ini mencakup hal- hal berikut:
B. Pendekatan Penelitian

“Penelitian pada dasarnya ialah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk
memecahkan masalah yang ditempuh dengan mengimplementasikan metode
ilmiah,” klaim Emzir (2019, halaman 3). Upaya berbasis metode ilmiah untuk
menemukan, membuat, dan memverifikasi fakta pengetahuan dapat dipahami
sebagai penelitian atau studi. Menemukan sesuatu yang baru memerlukan upaya
untuk memperolehnya, dan mengembangkan sesuatu memerlukan upaya untuk
memperluas dan memperdalam penemuan-penemuan yang sudah dibuat
sebelumnya serta teori-teori tentang sifat realitas. ( Zulkifli, 2019 hlm 3).
“Penelitian survei ialah metode penelitian kuantitatif yang dipakai untuk
memperoleh data yang terjadi di masa lalu atau masa kini, mengenai keyakinan,
pendapat, karakteristik, perilaku, hubungan, dan psikologi dari sampel yang
diambil dari populasi,” klaim Sugiyono (2022, hlm. 57 ). Metode pengumpulan
data tertentu bergantung pada pengamatan dangkal (wawancara atau kuesioner),
dan temuan studi sering diekstrapolasi.

36
37

Disebut sebagai pendekatan kuantitatif karena data penelitian disaApabilan


sebagai data numerik dan dinilai secara statistik, menurut Sugiyono (2018, hlm.
15). Menurut Siregar (2016, p. 107) mendeskripsikan objek penelitian dalam
kondisi saat ini Didasari fakta sebagaimana adanya, kemudian mengevaluasi dan
menginterpretasikannya, ialah proses untuk menangani masalah penelitian
deskriptif.
Teknik penelitian deskriptif dipakai untuk mengidentifikasi keberadaan
variabel bebas, baik pada satu variabel atau lebih (variabel bebas), tanpa
membandingkan variabel tersebut dan mencari keterkaitan dengan faktor lain,
menurut Sugiyono (2020, p. 35). Untuk membangun model matematis, teknik
penelitian deskriptif melakukan penyelidikan sistematis terhadap fenomena,
komponen, dan hubungannya. Teori tentang fenomena berusaha mengidentifikasi
hubungan yang rumit dengan berfokus pada beberapa elemen kunci sambil
mengumpulkan bukti sesuai dengan tujuan studi. Untuk menarik kesimpulan dari
data tersebut, perlu ditempuh pengolahan dan evaluasi terhadap data yang
terkumpul sesuai dengan teori yang diteliti.
Penelitian ini mengimplementasikan metodologi deskriptif kuantitatif.
Sebagai kajian kuantitatif, penelitian ini mencoba menunjukkan bagaimana media
video animasi mempengaruhi motivasi belajar anak kelas III di Kecamatan
Cibeunying Kaler.
Setelah itu, setiap gejala diukur dan diubah menjadi angka sehingga dapat
dipakai metode analisis statistik. Penelitian kuantitatif mengimplementasikan
metode pengumpulan data yang konsisten dengan tujuannya Didasari hasil yang
ingin dicapai.

B. Desain Penelitian
Widoyoko (2019, p. 33) menyatakan bahwa “kuesioner atau angket ialah
suatu metode pengumpulan data yang ditempuh dengan cara memberikan
kumpulan pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk diberikan kepada
responden sesuai dengan permintaan pengguna” Dengan mengimplementasikan
kuesioner (sebagai instrumen pengumpul data) yang sudah dibuat dan dapat
38

langsung dijawab sesuai dengan kegiatan sehari-hari yang ditempuh murid terkait
dengan pembelajaran tema, yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan tertulis
kepada responden (murid yang hendak diperiksa). Responden cukup memilih
salah satu pilihan jawaban yang tersedia pada halaman pertanyaan dan langsung
mengisinya. Mereka diberi waktu untuk mengisi atau menanggapi kuesioner ini,
yang dapat diisi oleh murid.
Rancangan penelitian merupakan rencana atau desain yang diciptakan oleh
peneliti sebagai perkiraan dari suatu kegiatan yang hendak ditempuh, menurut
Arikunto, Suharsimi (2013, hlm. 90). Yang dimaksud dengan "metode penelitian"
ialah sekelompok prosedur atau metode untuk melakukan penelitian yang
didasarkan pada anggapan mendasar, pandangan filosofis, dan komentar tentang
masalah yang dihadapi. Metodologi penelitian digambarkan sebagai “metode
ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu” oleh
Sugiyono (2015, hlm. 9).
Adapun desain penelitian pada penelitian ini ialah sebagai berikut:

Pengujian
Instrumen

Populasi Pengembangan
dan Sampel Instrumen

Rumusan Landasan Rumusan Pengumpulan Analisis


Masalah Teori Hipotesis Data Data

Kesimpulan
dan Saran
Gambar 3.1 Desain Penelitian Kuantitatif
Sumber: Sugiyono (2016:53)
39

C. Populasi Dan Teknik Pengambilan Sampel


1. Populasi
Menurut penelitian, “populasi ialah suatu wilayah yang
digeneralisasikan yang terdiri dari: objek/subjek yang mempunyai kualitas
dan ciri tertentu yang ditentukan untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”, klaim Sugiyono (2019, hlm. 80). Populasi didefinisikan
oleh Martono (2019, hlm. 74) sebagai "semua unit atau individu yang
termasuk dalam ruang lingkup penelitian" atau "semua objek atau subjek
yang termasuk dalam ruang lingkup penelitian dan memenuhi kriteria
yang relevan."
Adapun populasi dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian
ialah murid khususnya orang tua murid kelas III Sekolah Dasar di
Kecamatan Cibeunying Kaler yaitu sebanyak 747.

2. Sampel

Pengertian “teknik pengambilan sampel ialah teknik pengembalian


sampel” diberikan oleh Sugiyono (2016:81). Ada beberapa strategi
pengambilan sampel yang dipakai untuk menentukan sampel yang hendak
dipakai dalam penelitian. Mengimplementasikan rumus dari Slovin pada
tingkat 10%, ukuran sampel diturunkan sebagai berikut:
N 747
n= 2
= 2
=88
1+ N (d) 1+ 747 ( 0.1 )

Populasi sampel penelitian ini ialah 88 anak SD kelas III


Kabupaten Cibeunying Kaler. Apabila suatu populasi terdiri dari anggota
atau unsur yang heterogen dan strata yang proporsional, maka pendekatan
pengambilan sampel dengan mengimplementasikan stratified random
sampling dikenal dengan proportional stratified random sampling
(Sugiyono, 2012). Berikut ialah rumus proporsional stratified random
sampling:
40

Ni
ni = ×n
N

Dimana:
ni = Jumlah anggota sampel menurut stratum
n = Jumlah anggota sampel seluruhnya
N = Jumlah anggota populasi seluruhnya
Ni = Jumlah anggota populasi menurut Stratum
Untuk informasi tambahan, lihat tabel di bawah ini yang
menunjukkan bagaimana rumus proporsional stratified random sampling
dipakai untuk menentukan ukuran populasi dan ukuran sampel:

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel


No Nama Sekolah Populasi Sampel

1 Sdn 025 Ciktra 176 21

2 Sdn 201 Sukaluu 114 13

3 Sdn 132 Cihaurgeulis 52 6

4 Sdn 185 Cihaurgeulis 50 6

5 Sdn 082 Muararajeun 79 9

6 Sdn 149 Cigadung 116 14

7 Sd Melania 36 4

8 Sd Islam Terpadu Al Irsyad 90 11

9 Sd Sejati 34 4

Total 747 88

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian


41

Efektivitas penelitian amat dipengaruhi oleh metode pengumpulan data


yang dipakai. Tujuan pengumpulan data dalam penelitian ini ialah untuk
mengumpulkan rincian yang diperlukan untuk membicarakan data penelitian.
Didasari teori Sugiyono (2017:137), pendekatan pengumpulan data berganda
dipakai dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data, meliputi penelitian
lapangan (field research) untuk mengumpulkan data primer dan penelitian
kepustakaan (library research) untuk mendapatkan data sekunder.
Mengumpulkan informasi dengan melakukan survei lapangan yang
berkaitan dengan masalah penelitian. Studi semacam ini ditempuh untuk
mengumpulkan informasi primer, yang meliputi:
1. Observasi
Untuk mengumpulkan informasi tentang masalah yang sedang diselidiki,
sebagian besar peneliti meninjau atau mengunjungi perusahaan yang
bersangkutan.
2. Kuesioner
Dengan mengirimkan pertanyaan kepada orang tua murid kelas III SD
Kabupaten Cibeunying Kaler, kuesioner merupakan salah satu cara untuk
mengumpulkan data. Hal ini ditempuh untuk mempelajari lebih lanjut
tentang reaksi terhadap masalah yang sedang diteliti.
Membaca dan menelaah sumber-sumber yang berkaitan dengan topik
penelitian dapat membantu Anda mendapatkan data atau informasi. Data
sekunder, atau literatur dan buku-buku yang relevan dengan topik dan masalah
yang sedang diselidiki, dapat ditemukan dalam studi pustaka.
1. Jurnal
bukti pendukung untuk studi yang mengeksplorasi berbagai cabang ilmu
pendidikan dan studi yang dianggap relevan.
2. Internet
dengan melakukan pencarian informasi suatu topik kajian yang sudah
dipublikasikan secara online di jurnal, makalah, atau makalah lainnya.
42

1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian, menurut Sugiyono (2018:146) ialah
perangkat yang dipakai untuk merekam peristiwa alam dan sosial yang
diamati. Kuesioner dengan seperangkat pernyataan ialah instrumen
penelitian yang dipakai.
Skala Likert dipakai dalam kuesioner yang dibagikan kepada
responden. Sugiyono (2018: 93) mengklaim bahwa skala Likert dipakai
untuk mengukur sikap, pandangan, dan persepsi seseorang atau kelompok
tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, tanggapan setiap item
instrumen berkisar dari amat positif hingga negatif dan dapat diungkapkan
dengan kata-kata. Hasilnya kemudian diberi skor seperti yang ditunjukkan
pada tabel berikut:

Tabel 3.2
Skala Nilai Perhitungan Jawaban
Pertanyaan Jawaban Skor Nilai
Amat setuju SS 5
Setuju S 4
Ragu-Ragu KS 3
Tidak setuju TS 2
Amat tidak setuju STS 1
Sumber : Sugiyono (2018:93)

Dalam Penelitian ini instrumen yang dipakai oleh peneliti yaitu


observasi dan angket yang bertujuan untuk mengetahui skor variabel X
yaitu media video animasi dan variabel Y yaitu motivasi belajar murid.
Adapaun instrument pengumpulan data dalam penelitian ini dapat ditinjau
pada tabel dibawah ini:
43

Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Pengumpulan Data
Variabel Unsur Variabel Indikator Subjek Jumla
Penelitia h Item
n
Variabel Implementasi 1. Kesesuaian 88 guru 12
Independ penggunaan media 2. Kemudahan murid
en (X) video animasi 3. Kemenarikan kelas III
yaitu 4. Kemanfaatan SD di
Media 5. Kecamata
Video n
animasi Cibeunyi
ng Kaler
Variabel Motivasi belajar 1. Tekun 88 orang 10
Dependen murid saat 2. Ulet tua murid
(Y) yaitu mengimplementasi 3. Menunjukkan kelas III
motivasi kan media video minat SD di
Belajar animasi 4. Bekerja Kecamata
murid Mandiri n
Cibeunyi
ng Kaler
Jumlah butir soal 22

E. Uji Coba Instrumen


Validitas dan reliabilitas survei diperiksa sebelum diberikan kepada sampel.
1. Uji Validitas
Tujuan uji validitas ini ialah untuk menunjukkan bagaimana
variabel penelitian benar-benar dapat diukur dengan kuesioner. Menurut
Sugiyono (2011), “Korelasi item total, atau konsistensi antara seluruh skor
item, ialah teknik yang dipakai dan dasar untuk korelasi Pearson. Berikut
ini ialah rumus korelasi orang:
r =N ¿ ¿
44

Dimana:
r = koefisien korelasi

∑X = total skor item

∑Y = total skor total


N = total responden
Koefisien korelasi dibandingkan dengan nilai pada tabel korelasi,
nilai r dengan derajat kebebasan (n-2), dimana n menyatakan sampel, pada
taraf signifikan = 0,05. Kuesioner dianggap sah Apabila r > hitung > rtabel
(0,05; dk = n-2). Dengan mengimplementasikan program SPSS 23
ditempuh uji validitas penelitian ini.
Uji validitas dipakai untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Sebuah kuesioner dianggap valid Apabila pertanyaannya dapat
mengungkapkan informasi yang hendak dipakai oleh kuesioner untuk
menilai (Ghozali, 2011: 19). Uji Korelasi Pearson Product Moment akan
dipakai dengan SPSS versi 23 untuk melakukan uji validitas penyelidikan
ini. Pada pengujian instrument ini ditempuh uji coba pada orang tua murid
kelas III Sekolah Dasar sebanyak 30 orang dengan alpha = 0,05, dengan
Rtabel = 0,3610. Berikut hasilnya dapat ditinjau pada Tabel di bawah ini:
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas item Media Video Animasi (X)
No
r Hitung r Tabel Keterangan
Pernyataan
P1 0,870 0,3610 Valid
P2 0,775 0,3611 Valid
P3 0,625 0,3612 Valid
P4 0,902 0,3613 Valid
P5 0,679 0,3614 Valid
P6 0,776 0,3615 Valid
P7 0,411 0,3616 Valid
P8 0,825 0,3617 Valid
P9 0,750 0,3618 Valid
45

P10 0,622 0,3619 Valid


P11 0,826 0,3620 Valid
P12 0,754 0,3621 Valid

Sumber: Data diolah Penulis (2023)

Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas item Motivasi Belajar Murid (Y)

No
r Hitung r Tabel Keterangan
Pernyataan

P1 0,769 0,3610 Valid


P2 0,659 0,3611 Valid
P3 0,841 0,3612 Valid
P4 0,803 0,3613 Valid
P5 0,789 0,3614 Valid
P6 0,767 0,3615 Valid
P7 0,659 0,3616 Valid
P8 0,714 0,3617 Valid
P9 0,747 0,3618 Valid
P10 0,730 0,3619 Valid
Sumber: Data diolah Penulis (2023)

Dengan temuan tersebut maka semua indikator penelitian yang


ditempuh oleh peneliti dengan variabel Motivasi Belajar dan media video
animasi dinyatakan valid sehingga membuat butir-butir untuk setiap
pernyataan tersebut layak (acceptable) dan dapat dipakai dalam penelitian
ini. Hal ini Didasari hasil uji validitas keseluruhan yang menunjukkan
bahwa r hitung lebih besar dari r tabel.

2. Uji Reliabilitas
46

Reliabilitas menunjukkan kesadaran bahwa suatu instrumen dapat


diandalkan cukup baik untuk dimanfaatkan sebagai alat pengumpulan data
(Arikunto, 2013, hlm. 122).
Berikut rumus yang dipakai untuk menghitung reliabilitas dalam penelitian
ini dengan mengimplementasikan Cronbach's Alpha Test (Umar, 2011:
170):

( )( ∑σ
)
2
k
r ii = 1− 2 n
k−1 σt

Dimana;

r ii = reliabilitas

k = Total item

∑ σ 2n = Varians tiap item

2
σt = varians total

Menurut kriteria keputusan, instrumen dianggap kredibel dan dapat

dipakai untuk studi tambahan Apabila nilai alpha Cronbach kurang dari

0,60 (Hair et al., 2011). Uji reliabilitas dalam penelitian ini

mengimplementasikan program SPSS 23. Temuan uji reliabilitas ialah

sebagai berikut:

Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Media Video Animasi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.922 12
Sumber : Data diolah Penulis (2023)

Tabel 3.7
47

Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Belajar Murid

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.911 10
Sumber : Data diolah Penulis (2023)

Didasari tabel 3.6 dan 3.7 dapat diketahui bahwa variabel Motivasi
Belajar dan media video animasi mempunyai Cronbach’s Alpha yang
lebih besar atau di atas 0,600 Ghozali (2016:41), maka dapat disimpulkan
bahwa setiap variabel dalam penelitian ini ialah reliabel

3. Teknik Analisis Data


a. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif menurut Sugiyono (2016:147) “ialah Tanpa
berusaha membuat generalisasi atau penyimpulan yang luas, statistik
dipakai untuk menilai data dengan meringkas atau mengkarakterisasi
data yang sudah diperoleh sebagaimana adanya. Analisis deskriptif
bertujuan untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden pada
setiap pertanyaan variabel. Ditempuh kategorisasi terhadap skor
tanggapan responden untuk mempermudah menginterpretasikan
variabel yang sedang diteliti.
Panjang interval kelas dihitung dengan mengimplementasikan
perhitungan interval sebagai bagian dari pengolahan data untuk
penelitian ini. Gunakan rumus berikut untuk menghitung panjang
interval kelas:
Rentang
Panjang Kelas Interval=
BanyakKelas
Dimana :
P = Panjang kelas interval
Rentang = Data terbesar−¿data terkecil
Banyak Kelas =5
48

Adapun kriteria skor yang sudah ditetapkan ialah sebagai berikut:

Tabel 3.8
Kriteria Kategori Penilaian
Nilai Rata-rata Hitung Kategori
0 – 0,2 Amat tidak baik
0,21 – 0,41 Tidak baik
0,42 – 0,62 Cukup
0,63 – 0,83 Baik
0,84 – 1,00 Amat Baik

b. Uji Prasyarat Analisis

Model uji berikut harus dipakai untuk mengevaluasi hipotesis klasik


sebelum melakukan analisis regresi:
1) Uji Normalitas
Imam Ghozali (2011) menegaskan bahwa tujuan uji normalitas
ialah untuk mengetahui apakah variabel bebas dan terikat dalam
model regresi terdistribusi normal atau tidak. Uji statistik
kolomogorof-Smirnov (K-S) non-parametrik dapat dipakai untuk
melakukan uji statistik untuk memeriksa normalitas residu. Uji K-S
ditempuh dengan asumsi sebagai berikut:
H0 = 0: Apabila nilai signifikan lebih dari 5%, maka data residual
terdistribusi teratur.
49

Ha ≠ 0: Apabila nilai signifikan kurang dari 5%, maka data residual


tidak terdistribusi normal.
Apabila kemungkinan nilai Z tes K-S akan terjadi ialah sebagai
berikut:
 Apabila Ha diterima, yang menunjukkan bahwa data tidak
terdistribusi normal, maka probabilitas nilai Z uji K-S harus
signifikan secara sistematik.
 H0 yang menyatakan bahwa data terdistribusi normal diterima
Apabila kemungkinan nilai Z uji K-S tidak signifikan secara
statistik.
2) Uji Heteroskedatisitas
Tujuan dari uji heteroskedastisitas ialah untuk mengetahui
apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya. Ketika varians antara residual
satu pengamatan dan pengamatan lain tetap ada, itu disebut sebagai
homoskedastisitas; ketika itu berubah, itu disebut sebagai
heteroskedastisitas. Dengan memeriksa grafik plot antara nilai
prediksi dari variabel dependen, ZPRED, dan SRESID residual,
ada banyak pendekatan untuk menentukan apakah
heteroskedastisitas ada atau tidak ada. Dengan melihat grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y
merepresentasikan prediksi Y dan sumber X merepresentasikan
residual (prediksi Y - Y sebenarnya), yang sudah dibakukan, dapat
ditentukan apakah heteroskedastisitas ada atau tidak ada. Evaluasi
Dasar:
a) Heteroskedastisitas terjadi Apabila terdapat pola tertentu,
seperti titik-titik membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, membesar, kemudian menyempit).
b) Tidak ada heteroskedastisitas Apabila tidak ada pola yang jelas
dan titik-titik berjarak sama di atas dan di bawah nilai 0 pada
sumbu Y.
50

3) Uji Regresi Linier Sederhana


Dalam penelitian ini, analisis regresi linier langsung akan
dipakai untuk menguji data. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk
mengetahui bagaimana pengaruh media video animasi terhadap
motivasi belajar murid kelas III Kabupaten Cibeunying Kaler.
Aplikasi komputer SPSS versi 23 ialah alat analisis yang dipakai.
Model persamaan regresi linier dasar berikut dipakai dalam model
analisis data untuk menilai dampak variabel independen terhadap
variabel dependen dan untuk memverifikasi validitas hipotesis:

Y = a + βX + e

Dimana :
Y = Motivasi belajar murid
β0 = konstanta regresi
β1 = koefisien regresi X
X= Media video animasi
e = faktor pengganggu

Korelasi ialah hubungan satu arah antara dua kumpulan


data. Data yang menyebabkan atau mempengaruhi korelasi dikenal
sebagai variabel independen, atau variabel independen, dan
biasanya diwakili oleh huruf X. Data yang dihasilkan dari korelasi
dikenal sebagai variabel dependen, atau variabel dependen, dan
biasanya direpresentasikan dengan huruf Y. Berikut rumusnya:
R=N ¿ ¿
Aturan untuk menawarkan interpretasi koefisien korelasi
ialah sebagai berikut, per (Sugiyono, 2012: 250):
Tabel 3.9
Interpretasi Koefisien Korelasi
51

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 – 0,199 Amat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Amat Kuat

Kapasitas variabel X (variabel bebas) untuk mempengaruhi


variabel Y (variabel terikat) menurut Sugiyono (2016:241) ialah
“kemampuan X untuk mempengaruhi variabel Y, semakin besar
koefisien determinasi menunjukkan semakin baik kemampuan X
untuk menjelaskan Y." Karena nilainya sama dengan akar kuadrat
dari koefisien korelasi (r2), maka koefisien determinasi disebut
juga sebagai koefisien determinasi dalam analisis. Rumus
penentuan koefisien determinasi ialah sebagai berikut:
2
Koefiesien Determinasi=R ×100 %
Dimana:
KD = Besar perubahan variabel Y Apabila di pengaruhi
variabel X
R = Koefisien korelasi antara X dengan Y
Uji statistik t, menurut Ghozali (2006), pada dasarnya
menunjukkan sejauh mana pengaruh satu variabel independen atau
variabel penjelas terhadap variabel dependen. Dengan memeriksa
besarnya nilai probabilitas signifikan, pengujian ini dapat
ditempuh. Eksperimen ini dijalankan untuk melihat apakah yang
berikut ini benar:
H0: Media video animasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
Motivasi belajar murid kelas III Sekolah dasar di Kecamatan
Cibeunying Kaler.
52

H1: Media video animasi berpengaruh signifikan terhadap


Motivasi belajar murid kelas III Sekolah dasar di Kecamatan
Cibeunying Kaler.
Untuk menguji rumusan hipotesis diatas dipakai uji t dengan
rumus:

t=

Kaidah Keputusan:
Tolak Ho Apabila t hit> t tabel, dan terima Ho Apabila t hit< t tabel
Kesimpulan tentang penelitian yang sudah ditempuh dapat
disimpulkan dari tes yang sudah ditempuh. Dengan menawarkan
informasi yang relevan, peneliti akan berusaha untuk menawarkan
rekomendasi yang berkaitan dengan masalah yang diidentifikasi
dalam kaitannya dengan objek studi yang diantisipasi.

Gambar 3.2
Uji Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan.
Tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Penjelasannya sebagai berikut :

1. Tahap persiapan
a. Meminta izin kepada pihak sekolah bahwa akan diadakannya
penelitian di sekolah ini.
b. Melakukan observasi awal ke sekolah yang hendak dijadikan tempat
penelitian.
53

2. Tahap pelaksanaan
a. Menempuh kegiatan belajar mengajar dengan variasi metode dan
media di kelas eksperimen.
b. Memberikan tes dan angket untuk diisi kepada kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
c. Menganalisis data dan menyusun pembahasan dan kesimpulan.

3. Tahap akhir
Urutan prosedur pelaksanannya ialah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan data yang sudah ada.
b. Mengolah hasil penelitian.
c. Menarik kesimpulan hasil penelitian.
d. Penyusunan laporan hasil penelitian.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Motivasi Belajar Murid Sebelum Mengimplementasikan Media Video
Animasi
a. Teknik Pengolahan Data
Pada rumusan masalah yang pertama bertujuan untuk melihatan
gambaran bagaimana motivasi belajar murid sebelum
mengimplementasikan video animasi pada murid kelas III Sekolah
dasar di Kecamatan Cibeunying Kaler.Dalam hal ini didasarkan pada
tanggapan responden yang ada dalam kuesioner yang dibagikan pada
30 orang guru kelas III Sekolah Dasar yang berada di Kecamatan
Cibeunying Kaler. Dari 10 pertanyaan yang diajukan kepada
responden dengan pilihan jawaban 5 poin yaitu Amat setuju, Setuju,
Ragu-ragu, Tidak setuju, dan amat tidak setuju). Setelah ditempuh
perhitungan dapat diketahui data sebagai berikut:

Tabel 4.1 Rekapitulasi Jawaban Responden tentang Motivasi Belajar Murid


Sebelum Mengimplementasikan Media Video Animasi
PERTANYAAN Alternatif Jawaban
Motivasi Belajar Sebelum Nilai
Mengimplementasikan Media Animasi SS S RR TS STS Skor
Murid mengerjakan tugas dengan
1 sungguh-sungguh 0 7 8 15 0 82
Murid selalu menyelesaikan tugas
2 dengan tepat waktu 0 5 11 11 3 78
Murid serius dalam mengerjakan soal
maupun tugas yang diberikan oleh
3 guru 2 10 9 6 3 92
4 Murid berusaha dalam mengerjakan 0 4 15 8 3 80

54
55

soal maupun tugas yang diberikan


oleh guru
Murid akan terus belajar agar nilainya
5 menjadi lebih baik 0 10 9 11 0 89
Murid antusias dalam mengikuti
6 pembelajaran di dalam kelas 3 5 14 8 0 93
Murid selalu mendengarkan
penjelasan dari guru dengan baik
karena guru mengimplementasikan
media pada saat proses pembelajaran
7 berlangsung 0 9 11 8 2 87
Murid selalu bertanya kepada guru
mengenai materi yang belum
8 dipahaminya 0 5 16 9 0 86
Murid aktif dalam menjawab
9 pertanyaan yang diberikan oleh guru 0 9 9 12 0 87
1 Murid selalu mengerjakan tugas
0 maupun soal dengan mandiri 0 7 12 9 2 84
Total Skor 858
Skor Ideal 1500
Sumber: Hasil Pengolahan data dengan SPSS 23
Didasari Tabel 4.1 secara keseluruhan diperoleh bahwa total skor
actual motivasi belajar murid seblum mengimplementasikan video
animasi sebesar 858 dengan skor ideal sebesar 1500. Kemudian untuk
dapat memaknai kata tersebut akan dihitung dengan cara
menjumlahkan keseluruhan data kemudian dibagi dengan banyaknya
data, seperti rumus berikut:

Jumlah nilai
Rumus Nilai rata−rata=
Banyaknya data

Keterangan:
56

1. Jumlah nilai ialah:


Jumlah item X Bobot alternatif jawaban X Jumlah responden
2. Banyaknya data ialah jumlah skor ideal
Jumlah item X Bobot Tertinggi X Jumlah responden
10 X 5 X 30 = 1500

Dengan demikian rata-rata pendapat responden tentang motivasi beljar


murid sebelum mengimplementasikan media video animasi ialah

858
Rumus Nilai rata−rata=
1500

= 0,572

Didasari hasil perhitungan tersebut, maka diperoleh kriteria


keberhasilan yang dapat ditinjau pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2 Skala Kriteria keberhasilan Motivasi blajar murid


sebelum mengimplementasikan media video animasi

Rata- Rentang Kriteri


Kualitas
Rata Nilai a
Amat tidak
0-0,2
baik
0,21 –
Tidak baik
0,41
0,42 –
0,572 Cukup Cukup
0,62
0,63 –
Baik
0,83
0,84 –
Amat Baik
1,00
Sumber: Hasil pengolahan peneliti

b. Penafsiran

Didasari hasil perhitungan diatas, maka motivasi belajar murid


sebelum mengimplementasikan video animasi mempunyai skor
sebesar 0,572 dan dikategorikan cukup. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa menurut persepsi guru motivasi belajar murid
57

kelas III Sekolah dasar di Kecamatan Cibeunying Kaler yang terdidiri


dari SDN 025 Cikutra, SDN 201 Sukaluyu, SDN 132 Cihaurgeulis,
SDN 185 Cihaurgeulis, SDN 082 Muararajeun, SDN 149 Cigadung,
SD Melania, SD Islam Terpadu AL Irsyad dan SD Sejati, motivasi
belajar murid sebelum mengimplementasikan video animasi masih
terkategori cukup

2. Motivasi Belajar Murid Sesudah Mengimplementasikan Media


Video Animasi
a. Teknik Pengolahan Data

Pada rumusan masalah yang pertama bertujuan untuk melihat


gambaran bagaimana motivasi belajar murid saat
mengimplementasikan video animasi pada murid kelas III Sekolah
dasar di Kecamatan Cibeunying Kaler.Dalam hal ini didasarkan pada
tanggapan responden yang ada dalam kuesioner yang dibagikan pada
30 orang guru kelas III Sekolah Dasar yang berada di Kecamatan
Cibeunying Kaler. Dari 10 pertanyaan yang diajukan kepada
responden dengan pilihan jawaban 5 poin yaitu Amat setuju, Setuju,
Ragu-ragu, Tidak setuju, dan amat tidak setuju). Setelah ditempuh
perhitungan dapat diketahui data sebagai berikut:

Tabel 4.3 Rekapitulasi Jawaban Responden tentang Motivasi Belajar Murid


Sesudah Mengimplementasikan Media Video Animasi
PERTANYAAN Alternatif Jawaban
S
Motivasi Belajar Saat T Nilai
mengimplementasikan Media Animasi SS S RR TS S Skor
1 Murid semangat dalam mengerjakan 10 9 8 3 0 116
tugas dari guru saat pembelajaran
mengimplementasikan media video
58

animasi
Murid sungguh-sungguh dalam
mengerjakan tugas dari guru saat
pembelajaran mengimplementasikan
2 media video animasi 7 12 10 1 0 115
Murid mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru saat pembelajaran
mengimplementasikan media video
3 animasi dengan tepat waktu 10 10 7 3 0 117
Murid yakin dapat mengerjakan soal
atau tugas yang sulit sampai
menemukan jawaban setelah guru
menjelaskan pembelajaran
4 mengimplementasikan video animasi. 11 10 9 0 0 122
Murid tetap mengerjakan tugas
5 meskipun nilai tugas sebelumnya jelek. 11 11 6 2 0 121
Murid akan terus belajar agar nilainya
menjadi lebih baik setelah mengikuti
pembelajaran mengimplementasikan
6 media video animasi 13 12 4 1 0 127
Murid merasa antusias dalam mengikuti
pembelajaran di dalam kelas saat
pembelajaran mengimplementasikan
7 media video animasi 7 13 10 0 0 117
Murid bertanya kepada guru mengenai
materi pada saat mengikuti
8 pembelajaran media video animasi 7 12 10 1 0 115
9 Murid aktif dalam menjawab 10 9 8 3 0 116
pertanyaan yang diberikan oleh guru
saat pembelajaran
mengimplementasikan media video
59

animasi
Murid mengerjakan tugas maupun soal
dengan mandiri saat pembelajaran
1 mengimplementasikan media video
0 animasi 10 9 10 1 0 118
Total Skor 1184
Skor Ideal 1500
Sumber: Hasil Pengolahan data dengan SPSS 23

Didasari Tabel 4.2 secara keseluruhan diperoleh bahwa total skor


actual motivasi belajar murid saat mengimplementasikan video
animasi sebesar

1184 dengan skor ideal 1500. Kemudian untuk dapat memaknai kata
tersebut akan dihitung dengan cara menjumlahkan keseluruhan data
kemudian dibagi dengan banyaknya data, seperti rumus berikut:

Jumlah nilai
Rumus Nilai rata−rata=
Banyaknya data

Keterangan:

1. Jumlah nilai ialah:


Jumlah item X Bobot alternatif jawaban X Jumlah responden
2. Banyaknya data ialah jumlah skor ideal
Jumlah item X Bobot Tertinggi X Jumlah responden
10 X 5 X 30 = 1500

Dengan demikian rata-rata pendapat responden tentang motivasi beljar


murid saat mengimplementasikan media video animasi ialah

1184
Rumus Nilai rata−rata= =0,789
1500

Didasari hasil perhitungan tersebut, maka diperoleh kriteria


keberhasilan yang dapat ditinjau pada tabel dibawah ini:
60

Tabel 4.4 Skala Kriteria keberhasilan Motivasi blajar murid


setelah mengimplementasikan media video animasi

Rentang
Rata-Rata Kualitas Kriteria
Nilai
0-0,2 Amat tidak baik
0,21 – 0,41 Tidak baik
0,789 0,42 – 0,62 Cukup Baik
0,63 – 0,83 Baik
0,84 – 1,00 Amat Baik
Sumber: Hasil pengolahan peneliti

b. Penafsiran

Didasari hasil perhitungan diatas, maka motivasi belajar murid saat


mengimplementasikan video animasi mempunyai skor sebesar 0,789
dan dikategorikan baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
menurut persepsi guru motivasi belajar murid kelas III Sekolah dasar
di Kecamatan Cibeunying Kaler yang terdidiri dari SDN 025 Cikutra,
SDN 201 Sukaluyu, SDN 132 Cihaurgeulis, SDN 185 Cihaurgeulis,
SDN 082 Muararajeun, SDN 149 Cigadung, SD Melania, SD Ismlam
Terpadu AL Irsyad dan SD Sejati, motivasi belajar murid saat
mengimplementasikan video animasi sudah terkategori baik

3. Implementasi Penggunaan Media Video Animasi


a. Teknik Pengolahan Data

Pada rumusan masalah ini bertujuan untuk melihat gambaran


bagaimana penggunaan video animasi pada pembelajaran tematik pada
murid kelas III Sekolah dasar di Kecamatan Cibeunying Kaler.Dalam
hal ini didasarkan pada tanggapan responden yang ada dalam
kuesioner yang dibagikan pada 88 orang tua murid kelas III Sekolah
Dasar yang berada di Kecamatan Cibeunying Kaler. Dari 12
pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan pilihan jawaban 5
61

poin yaitu Amat setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak setuju, dan amat
tidak setuju). Setelah ditempuh perhitungan dapat diketahui data
sebagai berikut:

Tabel 4.5 Rekapitulasi Jawaban Responden tentang Implementasi


Penggunaan Media Video Animasi
PERTANYAAN Alternatif Jawaban
S
Motivasi Belajar Saat T Nilai
mengimplementasikan Media Animasi SS S RR TS S Skor
Materi yang dijelaskan sesuai dengan

1 Tujuan pembelajaran 32 31 22 3 0 356


Tata bahasa yang dipakai dalam

vidio animasi sesuai dengan

penggunaan bahasa yang baik dan

2 benar 29 32 23 4 0 350
Materi yang ditanyakan sesuai

dengan jenjang pendidikan peserta

3 didik 29 35 15 9 0 348
4 Bahasa yang dipakai dalam vidio 30 35 20 3 0 356

animasi mudah di pahami dan di


62

mengerti oleh murid


Rumusan kalimat yang dipakai

pada soal evaluasi mudah dipahami

5 dan di mengerti oleh murid 25 31 25 7 0 338


Tampilan vidio animasi mudah
6 dipahami oleh murid 30 30 23 5 0 349
Tampilan vidio animasi bisa menarik
7 perhatian murid 27 26 24 11 0 333
Pengambilan gambar vidio animasi bisa
8 menarik perhatian murid 29 26 26 7 0 341
Dengan media vidio animasi suasana
9 belajar menjadi lebih menyenangkan 32 24 22 10 0 342
Murid menjadi lebih paham dalam
1 menyerap materi pembelajaran
0 mengimplementasikan vidio animasi 30 28 18 12 0 340
Media Vidio animasi bisa memberikan
1 kemudahan bagi guru dalam
1 penyampaian materi pembelajaran 29 33 22 4 0 351
1 Media Vidio animasi bisa memberikan
2 banyak manfaat bagi pemahaman murid 29 34 17 8 0 348
Total Skor 4152
Skor Ideal 5280
Sumber: Hasil Pengolahan data dengan SPSS 23

Didasari Tabel 4.4 secara keseluruhan diperoleh bahwa total skor


actual penggunaan media video animasi pada murid kelas III sekolah
dasar di Kecamatan Cibeunying Kaler sebesar 4152 dengan skor ideal
5280. Kemudian untuk dapat memaknai kata tersebut akan dihitung
dengan cara menjumlahkan keseluruhan data kemudian dibagi dengan
banyaknya data, seperti rumus berikut:
63

Jumlah nilai
Rumus Nilai rata−rata=
Banyaknya data

Keterangan:

1) Jumlah nilai ialah:


Jumlah item X Bobot alternatif jawaban X Jumlah responden
2) Banyaknya data ialah jumlah skor ideal
Jumlah item X Bobot Tertinggi X Jumlah responden
12 X 5 X 88 = 5280

Dengan demikian rata-rata pendapat responden tentang penggunaan


media video animasi pada murid kelas III sekolah dasar di Kecamatan
Cibeunying Kaler ialah

4152
Rumus Nilai rata−rata=
5280

= 0,786

Didasari hasil perhitungan tersebut, maka diperoleh kriteria


keberhasilan yang dapat ditinjau pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.6 Skala Kriteria keberhasilan Implementasi Penggunaan


Media Video Animasi

Rata-
Rentang Nilai Kualitas Kriteria
Rata
0-0,2 Amat tidak baik
0,21 – 0,41 Tidak baik
0,786 0,42 – 0,62 Cukup Baik
0,63 – 0,83 Baik
0,84 – 1,00 Amat Baik
Sumber: Hasil pengolahan peneliti

b. Penafsiran
64

Didasari hasil perhitungan diatas, maka penggunaan media video


animasi pada murid kelas III sekolah dasar di Kecamatan Cibeunying
Kaler mempunyai skor sebesar 0,767 dan dikategorikan baik. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa menurut persepsi orang tua murid
penggunaan media video animasi pada murid kelas III sekolah dasar di
Kecamatan Cibeunying Kaler yang terdidiri dari SDN 025 Cikutra,
SDN 201 Sukaluyu, SDN 132 Cihaurgeulis, SDN 185 Cihaurgeulis,
SDN 082 Muararajeun, SDN 149 Cigadung, SD Melania, SD Ismlam
Terpadu AL Irsyad dan SD Sejati, penggunaan video animasi sudah
terkategori baik

4. Pengaruh Penggunaan Video Animasi Terhadap Motivasi Belajar


Murid
a. Teknik Pengolahan Data
Dengan mengimplementasikan analisis regresi linier sederhana, model
regresi, dan pengujian hipotesis (uji-t), sejumlah prosedur analisis data
akan dipakai untuk menilai dampak penggunaan film animasi terhadap
motivasi belajar murid. dan analisis korelasi dan koefisien determinasi.
Uji Normalitas merupakan salah satu prasyarat yang harus dipenuhi
sebelum melakukan analisis regresi. Sebelum membuat model regresi,
uji asumsi tradisional ditempuh untuk memastikan bahwa model
regresi menghasilkan estimasi yang memenuhi kriteria BLUE
(estimasi linier terbaik yang tidak bias).
1) Uji Persyaratan Analisis
a) Uji Normalitas

Uji normalitas dapat ditempuh dengan uji statistik yaitu


dengan uji Kolmogorov-Smirnov, dimana Apabila p-value > 0,05
maka data terdistribusi normal. Dengan mengimplementasikan
program IBM SPSS versi 23, diperoleh hasil pengujian satu sampel
Kolmogorov-Smirnov (K-S) sebagai berikut:
65

Tabel 4.7
Uji Normalitas Data dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 88
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std.
Deviatio 3.11406198
n
Most Extreme Differences Absolute .056
Positive .055
Negative -.056
Test Statistic .056
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Olah Data SPSS 23, 2023

Didasari hasil perhitungan pada Tabel 4.6 dengan


mengimplementasikan SPSS terlihat bahwa 0,064 lebih signifikan
daripada 0,05 dalam uji Kolmogorov-Smirnov. Jadi dapat
66

disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal,


memungkinkan pelaksanaan uji regresi langsung.

b) Uji Heteroskedatisitas
Model yang layak tidak boleh mempunyai masalah

heteroskedastisitas. Analisis grafik mengimplementasikan scatter

plot menjadi dasar untuk menentukan ada tidaknya masalah

heteroskedastisitas. Dengan mengimplementasikan SPSS 23, grafik

scatter plot dapat dibuat dan dipakai untuk menentukan ada atau

tidaknya gejala heteroskedastisitas:

Gambar 4.1
Uji Heteroskedastisitas Dengan Scatterplot
Sumber: Olah Data dengan SPSS 23, 2023

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa model tidak menunjukkan


heteroskedastisitas karena tidak ada pola yang terlihat dan titik-
titik tersebar baik di atas maupun di bawah nilai 0 pada sumbu Y.
67

Hal ini menunjukkan bahwa variansi antara setiap residual


observasi dalam model ialah sama atau konstan.

2) Uji Regresi Linear Sederhana


Analisis regresi liner sederhana dipakai untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh antara Media video animasi terhadap motivasi

belajar murid. Dengan mengggunakan software SPSS 23 didapatkan

hasil output sebagai berikut:

a) Jenis Variabel

Tabel 4.8
Uji Regresi Linear Sederhana
Variables Entered/Removeda

Variables
Model Variables Entered Removed Method

1 Media Video
. Enter
Animasib

a. Dependent Variable: Motivasi belajar murid


b. All requested variables entered.
Sumber: Olah Data SPSS 23, 2023

Pada hasil tabel 4.7 menunjukkan bahwa variabel terikat atau


dependent (Y) ialah motivasi belajar murid sedangkan variabel
bebas atau Independent (X) ialah media video animasi.

b) Hasil Perhitungan Summary

Analisis korelasi dan koefisien determinasi dijelaskan oleh


temuan Summary Model. Analisis korelasi ditempuh untuk
mengetahui seberapa erat hubungan antara faktor media video
animasi dengan murid kelas III SD. Koefisien determinasi (KD)
dihitung dengan mengimplementasikan rumus KD = r2 X 100%,
dimana r ialah koefisien korelasi, untuk mengetahui sejauh mana
68

pengaruh media video animasi terhadap motivasi belajar murid.


lalu didapat dengan cara berikut:

Tabel 4.9
Korelasi
Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
1 .749a .561 .555 3.13211

a. Predictors: (Constant), Media Video Animasi


b. Dependent Variable: Motivasi Belajar

Sumber: Olah Data SPSS 23, 2023

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa terdapat hubungan sebesar


0,749 antara media video animasi dengan minat belajar murid.
Faktor media video animasi dan motivasi murid berwisata ke
Palembang mempunyai hubungan yang signifikan dan searah. Ini
menyiratkan bahwa ketika penggunaan konten video animasi
meningkat, motivasi murid untuk belajar juga meningkat. Begitu
juga Apabila minat menonton video animasi turun, maka motivasi
belajar murid juga akan menurun.
Besar pengaruh variabel Media video animasi sebesar
(0,749)2 X 100%= 0,561 yang berarti hasil tersebut menandakan
bahwa 56,1% variabel Motivasi belajar murid bisa dipengaruhi
oleh variabel Media video animasi. Sedangkan sisanya 43,9%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diamati.

c) Hasil Uji ANOVA


69

Uji signifikansi regresi dijelaskan oleh hasil ANOVA.


Salah satu indikator kekuatan hubungan antara dua variabel bebas
yang digabungkan atau lebih dengan satu variabel terikat ialah uji
bobot regresi. Hipotesis berikut akan dikeluarkan dan diuji:

Hipotesis

- Ho: β = 0, artinya tidak ada pengaruh positif dan signifikan dari

variabel media video animasi terhadap motivasi belajar murid.

- Ha: β ≠ 0, artinya ada pengaruh positif dan signifikan dari

variabel media video animasi terhadap motivasi belajar murid.

Menguji keberartian model regresi dipakai uji statistik F pada taraf

keberartian α (5%) dan degree of freedom df1=k=2 dan df2=n-(1+1)

= 88-(2+1) = 85 sehingga didapat FTabel = 3,103. Dimana Kriteria

penilaian uji hipotesis secara simultan ialah:

a. Fhitung > 3,103 dan nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka H 0

ditolak.

b. Fhitung < 3,103 dan nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka H 0

diterima.

Adapun hasil uji F diperoleh sebagai berikut :

Tabel 4.10
Hasi Uji Hipotesis
ANOVAa

Mean
Model Sum of Squares df Square F Sig.
70

1 Regressi 109.69
1076.100 1 1076.100 .000b
on 3

Residual 843.672 86 9.810

Total 1919.773 87

a. Dependent Variable: Motivasi Belajar


b. Predictors: (Constant), Media Video Animasi

Sumber: Olah Data dengan SPSS 23, 2022

Didasari Tabel 4.9 didapat nilai Fhitung sebesar 109,693 lebih besar
nilai daripada nilai Ftabel sebesar 3,103 selain itu diketahui sig.
(0,00) lebih kecil daripada taraf signifikansi α (5%) sehingga H0
ditolak. Dengan demikian model regresi berarti, sehingga secara
terdapat pengaruh yang signifikan antara media video animasi
terhadap motivasi belajar murid

d) Hasil Koefisien
Pada hasil koefisien didapatkan model regresi. Hal ini

menunjukkan persamaan matematis seberapa besar pengaruh

antara Media video animasi terhadap Motivasi belajar murid.

Model regresi yang dipakai ialah:

Tabel 4.11
Hasil Analisis Regresi
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1(Constant) 6.597 3.127 2.110 .038

Media Video
.682 .065 .749 10.473 .000
Animasi

a. Dependent Variable: Motivasi Belajar


71

Sumber: Olah Data SPSS 23, 2023

Nilai konstanta a = 6,597 dan koefisien b = 0,682 keduanya


ditampilkan pada Tabel 4.10. Nah, berikut ialah cara mendapatkan
model regresi:
Y = a + bX

Y =6,597+0,682 X

Dimana:

Y = Motivasi belajar murid

a = Konstanta

b = Koefisien garis regresi

X = Media video animasi

Persamaan di atas dapat diartikan sebagai berikut:

a = 6,597 artinya Apabila Media video animasi bernilai nol

(0), maka Motivasi belajar murid oleh Wisatawan

akan bernilai 6,597 .

b = 0,682 Tanda positif menunjukkan pengaruh yang

terjadi searah, menunjukkan bahwa media video

animasi berdampak pada perubahan skor

motivasi belajar murid. Artinya setiap kenaikan

satu satuan media video animasi, maka skor

motivasi belajar murid akan naik sebesar 0,682

satuan.

B. Pembahasan
1. Motivasi Belajar murid Sebelum Mengimplementasikan Media Video
Animasi
72

Didasari hasil perhitungan diatas, maka motivasi belajar murid sebelum


mengimplementasikan video animasi mempunyai skor sebesar 0,572 dan
dikategorikan cukup. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menurut
persepsi guru motivasi belajar murid kelas III Sekolah dasar di Kecamatan
Cibeunying Kaler yang terdidiri dari SDN 025 Cikutra, SDN 201
Sukaluyu, SDN 132 Cihaurgeulis, SDN 185 Cihaurgeulis, SDN 082
Muararajeun, SDN 149 Cigadung, SD Melania, SD Islam Terpadu AL
Irsyad dan SD Sejati, motivasi belajar murid sebelum
mengimplementasikan video animasi masih terkategori cukup.

Sebuah frame ditukar dengan frame baru dalam video animasi untuk
memberikan kesan bergerak, dan suara tambahan, seperti dialog atau suara
percakapan, meningkatkan pergerakan visual. Jenis media terbaru yang
dipakai untuk pengajaran tematik di kelas bawah ialah video animasi.
Murid bisa meningkatkan motivasi belajar dan memberikan murid
wawasan yang lebih dalam melalui media ini.
Tidak dapat dipungkiri bahwa media video dapat memicu minat dan
motivasi belajar murid. Menurut Rahmayanti dan Lailly (2016),
“kehadiran media video animasi dalam proses kegiatan belajar mengajar
nantinya akan membantu keberlangsungan pembelajaran menjadi lebih
efektif.” Sejalan dengan itu, konten video animasi ini amat baik dipakai
sebagai media pendukung pembelajaran daring untuk meningkatkan
semangat belajar murid.

2. Motivasi Belajar murid Sesudah Mengimplementasikan Media Video


Animasi
Untuk mencapai suatu tujuan, seseorang harus mempunyai
motivasi, yaitu kondisi yang ada dalam dirinya (Sumardi, 2020, p. 224).
Motivasi memegang peranan penting dalam proses pembelajaran bagi
murid di sekolah. Pada hakekatnya, motivasi ialah usaha aktif untuk
mempengaruhi, mempertahankan, dan mengarahkan perilaku agar
73

membujuk seseorang untuk bertindak atau melakukan sesuatu guna


mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Menurut (Badruddin, 2015) dorongan dan keberhasilan yang
disebabkan rangsangan dari luar dirinya, adanya harapan dan cita-cita
masa depan murid. Tanpa motivasi seorang murid akan cenderung menjadi
pemalas dan tidak bergairah dalam belajar, serta malas dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru kepadanya. Oleh karena itu,
dalam meningkatkan motivasi belajar murid amatlah penting ditempuh
oleh seorang guru. Motivasi berfungsi mendorong orang untuk bertindak,
menentukan arah tindakan, mencapai tujuan dan memilih tindakan yang
harus ditempuh. Murid yang mempunyai motivasi tinggi mempengaruhi
tingkat partisipasi di dalam kelas. Sebaliknya, murid dengan motivasi
rendah lebih cenderung malas mengikuti kegiatan pembelajaran, bahkan
ada yang cenderung jarang masuk kelas. Hal ini dikarenakan murid yang
mempunyai motivasi belajar yang tinggi lebih menyadari pentingnya
belajar dan lebih siap menyerap materi yang disampaikan oleh guru.
Pemanfaatan teknologi untuk memudahkan kegiatan belajar
mengajar dimana saja dan kapan saja telah memungkinkan pembelajaran
di era teknologi kontemporer baik secara tatap muka maupun online.
Murid akan kurang bosan dan lebih termotivasi untuk belajar Apabila
materi pembelajaran yang tepat dipilih. Ketersediaan sumber belajar
diharapkan dapat membuat materi yang diberikan lebih efektif dan efisien.
Animasi merupakan salah satu jenis media pembelajaran yang dapat
dipakai. Itu tercipta dari sekumpulan gambar bergerak yang disusun
menjadi objek dan diberi efek tertentu agar tampak menarik dan realistis
(Mayer, 2020, hlm. 88).
Didasari hasil perhitungan diatas, maka motivasi belajar murid saat
mengimplementasikan video animasi mempunyai skor sebesar 0,789 dan
dikategorikan baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menurut
persepsi guru motivasi belajar murid kelas III Sekolah dasar di Kecamatan
Cibeunying Kaler yang terdiri dari SDN 025 Cikutra, SDN 201 Sukaluyu,
74

SDN 132 Cihaurgeulis, SDN 185 Cihaurgeulis, SDN 082 Muararajeun,


SDN 149 Cigadung, SD Melania, SD Islam Terpadu AL Irsyad dan SD
Sejati, motivasi belajar murid saat mengimplementasikan video animasi
sudah terkategori baik.

3. Implementasi Penggunaan Media Video Animasi

Menurut Ahmad dan Rahmil (2020, hlm. 32), salah satu media yang dapat
mempresentasikan suatu benda bergerak dengan suara yang tepat ialah
video. Senada dengan hal tersebut, Sanjaya (2020, hlm. 172)
menambahkan bahwa media audiovisual didefinisikan sebagai konten
yang menggabungkan fitur auditori dan visual. Video dapat dimanfaatkan
sebagai alat bantu pembelajaran di berbagai bidang karena merupakan
media audiovisual. Kehadiran media video memungkinkan murid lebih
berhasil dalam proses pembelajaran karena menurut Piaget dalam Izzati
(2020, hlm. 105), anak usia sekolah dasar 7 sampai 12 tahun berada pada
fase operasional konkrit.
Sebuah media ialah animasi. Animasi bukanlah satu-satunya bidang di
mana media dapat mengubah apa pun dari ide, imajinasi, atau konsep
visual hingga pada akhirnya berdampak pada dunia. Video animasi
merupakan salah satu dari berbagai bentuk media yang dipakai dalam
proses pendidikan. Untuk menarik perhatian murid dan membantu mereka
memahami kuliah sepenuhnya, video animasi menggabungkan elemen
audio dan visual.
Didasari hasil perhitungan diatas, maka penggunaan media video animasi
pada murid kelas III sekolah dasar di Kecamatan Cibeunying Kaler
mempunyai skor sebesar 0,767 dan dikategorikan baik. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa menurut persepsi orang tua murid penggunaan
media video animasi pada murid kelas III sekolah dasar di Kecamatan
Cibeunying Kaler yang terdidiri dari SDN 025 Cikutra, SDN 201
Sukaluyu, SDN 132 Cihaurgeulis, SDN 185 Cihaurgeulis, SDN 082
75

Muararajeun, SDN 149 Cigadung, SD Melania, SD Islam Terpadu AL


Irsyad dan SD Sejati, penggunaan video animasi sudah terkategori baik

4. Pengaruh Penggunaan Video animasi terhadap motivasi belajar


Hasil penelitian ini memberikan hasil bahwa media video animasi
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar murid
kelas III Sekolah dasar di Kecamatan Cibeunying Kaler. Nilai korelasi dari
variabel Media video animasi dan Motivasi belajar murid Sekolah dasar
kelas III di Kecamatan Cibeunying Kaler ialah 0,749 artinya terdapat
hubungan kuat dan positif. Dengan pengaruh yang positif menunjukkan
semakin maksimal penggunaan Media video animas dalam pembelajaran
tematik akan berdampak pada semakin baiknya Motivasi belajar murid,
begitu pula sebaliknya. Pengaruh variabel Media video animasi sebesar
0,561 yang berarti Media video animasi mampu memberikan pengaruh
terhadap Motivasi belajar murid sebesar 56,1% dan sisanya 43,9%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.
Studi ini mendukung studi Ira Pratiwi dan Mochamad Ridwan dari tahun
2021 yang menemukan bahwa menonton video animasi bisa meningkatkan
motivasi masyarakat untuk melakukan aktivitas fisik. Penelitian ini
mendukung penelitian Corry Febriani tahun 2017 yang menemukan bahwa
pembelajaran IPA dengan media video mempunyai keunggulan
dibandingkan pembelajaran IPA dengan media gambar ditinjau dari
motivasi belajar dan hasil belajar kognitif. Penelitian ini juga sejalan
dengan penelitian Kadek Sukiyasa dan Sukoco (2013) yang menemukan
bahwa konsumsi media animasi berdampak besar terhadap hasil belajar
dan motivasi belajar.
76

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Didasari hasil analisis data dan pembahasan yang sudah dijelaskan
sebelumnya mengenai penggunaan media video animasi dalam
pembelajaran tematik terhadap peningkatan motivasi belajar murid kelas
III sekolah dasar di Kecamatan Cibeunying Kaler, maka diperoleh
kesimpulan :
1. Motivasi belajar murid sebelum mengimplementasikan video animasi
mempunyai skor sebesar 0,572 dan dikategorikan cukup. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa menurut persepsi guru motivasi belajar murid kelas
III Sekolah dasar di Kecamatan Cibeunying Kaler yang terdidiri dari SDN 025
Cikutra, SDN 201 Sukaluyu, SDN 132 Cihaurgeulis, SDN 185 Cihaurgeulis,
SDN 082 Muararajeun, SDN 149 Cigadung, SD Melania, SD Islam Terpadu
AL Irsyad dan SD Sejati, motivasi belajar murid sebelum
mengimplementasikan video animasi masih terkategori cukup
2. Motivasi belajar murid saat mengimplementasikan video animasi mempunyai
skor sebesar 0,789 dan dikategorikan baik. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa menurut persepsi guru motivasi belajar murid kelas III
Sekolah dasar di Kecamatan Cibeunying Kaler yang terdidiri dari SDN 025
Cikutra, SDN 201 Sukaluyu, SDN 132 Cihaurgeulis, SDN 185 Cihaurgeulis,
SDN 082 Muararajeun, SDN 149 Cigadung, SD Melania, SD Islam Terpadu
AL Irsyad dan SD Sejati, motivasi belajar murid saat mengimplementasikan
video animasi sudah terkategori baik.
3. Penggunaan media video animasi pada murid kelas III sekolah dasar di
Kecamatan Cibeunying Kaler mempunyai skor sebesar 0,767 dan
dikategorikan baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menurut
persepsi orang tua murid penggunaan media video animasi pada murid kelas
III sekolah dasar di Kecamatan Cibeunying Kaler yang terdidiri dari SDN 025
Cikutra, SDN 201 Sukaluyu, SDN 132 Cihaurgeulis, SDN 185 Cihaurgeulis,
77

SDN 082 Muararajeun, SDN 149 Cigadung, SD Melania, SD Islam Terpadu


AL Irsyad dan SD Sejati, penggunaan video animasi sudah terkategori baik
4. Media video animasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi
belajar murid kelas III Sekolah dasar di Kecamatan Cibeunying Kaler. Nilai
korelasi dari variabel Media video animasi dan Motivasi belajar murid
Sekolah dasar kelas III di Kecamatan Cibeunying Kaler ialah 0,749 artinya
terdapat hubungan kuat dan positif. Media video animasi mampu memberikan
pengaruh terhadap Motivasi belajar murid sebesar 56,1% dan sisanya 43,9%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.

B. Saran
Penulis akan memberikan proposal dengan harapan dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan Didasari temuan
penelitian dan kesimpulan yang sudah ditawarkan. Selain itu, penulis akan
memberikan ide:
1. Bagi Lembaga Pendidikan
Untuk mendukung proses pembelajaran dan motivasi murid dalam
pembelajaran tematik, sekolah harus berupaya menyediakan fasilitas yang
lebih baik dan lingkungan belajar yang nyaman. Dalam hal ini, diharapkan
perhatian sekolah untuk pengadaan LCD proyektor di setiap kelas dapat
membantu kelancaran proses pembelajaran di kelas. karena dengan adanya
fasilitas representasional akan meningkatkan motivasi belajar murid,
memungkinkan pembelajaran tema terus berkembang popularitasnya.
2. Guru
Diharapkan untuk guru dalam setiap melalukan pembelajaran di kelas
khususnya pembelajaran tematik agar mengimplementasikan media
pembelajaran yang menarik seperti penggunaan video animasi. hal ini
karena pembelajaran tersebut dinilai cukup efektif dalam meningkatkan
motivasi belajar murid. sehingga instruktur seperti guru dapat memahami
perlunya memberikan motivasi belajar kepada anak-anak mereka. Agar
motivasi yang diberikan kepada murid bisa diterima secara efektif,
78

pengajar juga harus belajar bagaimana cara menyampaikan motivasi yang


tepat, tepat, dan terarah.

3. Murid-Siswi
Murid harus meningkatkan motivasi mereka untuk belajar. Karena hanya
kamu yang bisa menginspirasi. Selain itu, murid harus dapat memberikan
kontribusi kepada lingkungan, orang tua, dan sekolah.
4. Peneliti selanjutnya
Hal ini dimaksudkan agar temuan penelitian ini dapat membantu dalam
menyelesaikan masalah yang muncul selama proses belajar mengajar,
terutama yang berkaitan dengan keinginan murid untuk belajar, dan akan
bermanfaat bagi peneliti selanjutnya karena terus memberikan hasil yang
penting. Selain itu, disarankan untuk membuat media tambahan yang lebih
inovatif dan berhasil untuk memperdalam dan memperbesar temuan
penelitian.

Anda mungkin juga menyukai