SKRIPSI
Disusun Oleh :
195060038
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2023
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tindakan, memilih tindakan yang tepat, mencapai tujuan mereka, dan membuat
keputusan. Murid yang bermotivasi tinggi berdampak pada keterlibatan kelas.
Di sisi lain, murid yang kurang motivasi cenderung lamban dan tidak terlibat
dalam kelas atau kegiatan belajar lainnya. Hal ini disebabkan murid dengan
motivasi belajar yang tinggi lebih menyadari nilai pendidikan dan lebih siap
untuk memahami pelajaran yang diajarkan.
Ternyata, masih ada ruang untuk meningkatkan semangat belajar murid
di berbagai SD di Cibeunying Kaler. karena masih banyak murid yang kurang
semangat untuk belajar. Hal ini terlihat dari 1) kurangnya motivasi dan
kebutuhan belajar yang dibuktikan dengan ketidaktertarikan murid dalam
memperhatikan guru selama pelajaran dan kegiatan pembelajaran, 2)
ketidaktertarikan murid dalam menyelesaikan tugas guru, 3) kurangnya
semangat belajar. , dan 4) kurangnya kegiatan pembelajaran yang menarik.
Didasari observasi yang sudah ditempuh, masih banyak murid yang
motivasi belajarnya cenderung rendah. Motivasi belajar yang ada pada peserta
didik tidak mengalami perubahan secara signifikan. Disamping itu faktor yang
tidak kalah pentingnya yaitu fungsi guru sebagai pendidik yang belum
menguasai media pembelajaran. Terlihat pada tidak adanya kreatifitas dari
guru untuk mengembangkan media pembelajaran yang tepat diberikan kepada
murid dalam menyampaikan materi pembelajaran dan juga terlihat di dalam
penggunaan media pembelajaran yang kurang memikat murid dalam interaksi
terhadap pembelajaran, dan cenderung menimbulkan kebosanan pada murid.
Hal ini dapat terlihat dari belum adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar, belum adanya pengharapan dalam belajar serta belum adanya kegiatan
yang menarik dalam belajar. Aspek lainnya ialah bahwa dosen yang
mempunyai hubungan yang baik dengan mahamurid seringkali kurang
mempunyai keterampilan komunikasi interpersonal. Walaupun hal ini amat
umum terjadi, namun masih ada beberapa murid yang kurang mempunyai
motivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam dunia
pendidikan, komunikasi antara guru dan murid amat penting untuk menunjang
kelangsungan dan minat murid dalam belajar. Meskipun melakukan hal itu
5
B. Identifikasi Masalah
Kesulitan-kesulitan berikut telah diidentifikasi dalam penelitian ini
Didasari konteks masalah yang disebutkan di atas:
1. Murid mudah bosan ketika melakukan kegiatan pendidikan, yang
membuat mereka tidak termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan rumah.
2. Murid kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.
3. Masih rendahnya motivasi belajar murid pada saat proses pembelajaran
berlangsung.
4. Guru tidak mengetahui media yang bisa menghilangkan rasa bosan murid
terhadap suatu pembelajaran.
5. Kurangnya kretivitas guru terhadap murid yang kurang aktif belajar.
6. Guru cenderung mengimplementasikan metode ceramah.
7. Murid kurang memperhatikan penjelasan guru.
8. Masih kurangnya respon peserta didik di dalam proses belajar mengajar.
9. Pembelajaran sebagian besar masih melibatkan memperhatikan penjelasan
instruktur di kelas, mencatat atau meringkas ajaran, dan hanya
memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia.
10. Masih belum banyak guru yang mengimplementasikan media video
animasi 2 dimensi di dalam proses belajar mengajar.
8
C. Batasan Masalah
1. Motivasi belajar murid yang kurang sehingga membuat murid merasa
cepat bosan mengikuti kegiatan belajar.
2. Motivasi belajar murid bisa dirangsang melalui media video animasi.
3. Hasil belajar murid dipengaruhi oleh motivasi belajar dengan memberikan
media pembelajaran yang menarik.
4. Masih belum banyak guru yang mengimplementasikan media video
animasi 2 dimensi di dalam proses belajar mengajar. Media film animasi
yang berbentuk film atau foto yang muncul ini dipilih karena cepat dan
sederhana serta tidak membutuhkan banyak tenaga.
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Didasari rumusan masalah dari penelitian di atas adapun tujuan dari
penelitian yang ditempuh peneliti sebagai berikut :
9
1. Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan media video animasi di
kelas rendah terhadap motivasi belajar murid sekolah dasar di Kecamatan
Cibeunying Kaler
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui bagaimana motivasi belajar murid sebelum
mengimplementasikan media video animasi.
b. Mengetahui bagaimana motivasi peserta didik dalam
mengimplementasikan media video animasi dalam pembelajaran.
c. Mengetahui peningkatan motivasi belajar murid dengan penggunaan
media video animasi dibandingkan metode konvensional.
d. Mengetahui Bagaimana pengaruh penggunaan media video animasi
terhadap motivasi belajar murid kelas III sekolah dasar di Kecamatan
Cibeunying Kaler
F. Manfaat Penelitian
Penelitian Ini diharpkan dapat bermanfaat, diantaranya :
1. Manfaat Bagi Peneliti
a. Sebagai suatu pembelajaran karena pada penelitian ini peneliti bisa
lebih tau bagaimana pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran dan
sebagai pembelajaran bagi peneliti agar mampu mengaplikasikan
segala pengetahuan yang didapatkan selama perkuliahan maupun di
luar perkuliahan.
b. Sebagai calon guru, peneliti mendapatkan gambaran bagaimana cara
meningkatkan motivasi belajar murid pada pembelajaran tematik kelas
rendah
c. Manfaat penelitian bagi peneliti biasanya untuk mengidentifikasi suatu
masalah yang sedang terjadi dalam proses belajar mengajar sehingga
peneliti mempunyai gambaran untuk mengatasi masalah yang terjadi
ketika masuk dalam dunia kerja.
10
G. Definisi Operasional
1. Video Animasi
Menurut Sanjaya (2020, hlm. 172), media audiovisual ialah media yang
mencakup komponen yang dapat didengar dan terlihat. Video, yang
merupakan media audiovisual, dapat dimanfaatkan sebagai alat pengajaran
untuk berbagai disiplin ilmu. Animasi ialah media, klaim Faris (dalam
Sadirman 2018, halaman 2). Kemampuan media untuk mengubah apapun
11
dari ide, konsep, atau gambar hingga akhirnya mempengaruhi dunia bukan
hanya tantangan di bidang animasi. Salah satu sarana pembelajaran berupa
gambar bergerak ialah video animasi. Animasi terdiri dari sejumlah
gambar bergerak yang disusun menjadi objek dan diberi efek tertentu agar
terlihat menarik dan realistis (Mayer, 2020, hlm. 88). Menurut Sofian
(2018, hlm. 5), penggunaan animasi tidak hanya meningkatkan
pembelajaran tetapi juga membantu murid dalam mengingat informasi
secara lebih menyeluruh. Tahap perencanaan, pelaksanaan kegiatan proses
pembelajaran, observasi proses pembelajaran sesuai dengan rencana
proses pembelajaran yang diciptakan oleh peneliti bekerjasama dengan
guru kelas, dan refleksi untuk menganalisis data yang terkumpul
merupakan langkah-langkah pembelajaran pada saat
mengimplementasikan media film animasi.
2. Motivasi Belajar
Uno (2021, p. 23) mendefinisikan motivasi belajar sebagai dukungan
internal dan eksternal bagi murid yang berusaha mengubah perilakunya
saat ini, seringkali melalui sejumlah tanda atau faktor pendukung. Berikut
beberapa contoh indikator motivasi belajar: Ada enam faktor yang
memungkinkan terjadinya belajar: 1) keinginan untuk berprestasi; 2)
12
dorongan dan kebutuhan untuk belajar; 3) harapan dan tujuan masa depan;
4) harapan dalam belajar; 5) kegiatan yang menarik dalam pembelajaran;
dan 6) adanya lingkungan belajar yang mendukung. Motivasi belajar
merupakan konsep psikologis yang masih mengalami perkembangan,
menurut Kompri (2018, hlm. 232), dan dengan demikian dipengaruhi oleh
susunan fisiologis dan perkembangan psikologis murid. Apabila anak
tidak termotivasi untuk belajar, maka hasil belajarnya tidak akan
maksimal. Akibatnya, motivasi belajar mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kemampuan murid untuk belajar. Seorang murid yang
terdorong untuk belajar akan terdorong untuk belajar terus menerus
sehingga dapat menciptakan hasil belajar yang unggul. Hal ini sependapat
dengan pernyataan ahli bahwa “motivasi mempengaruhi besar kecilnya
keberhasilan atau kegagalan belajar murid. Tanpa motivasi, belajar
menjadi sulit untuk berhasil” (Hamalik, 2018, p. 61). Hal ini juga sejalan
dengan pendapat Sardiman A.M (2020, hlm 85-86) yang menyatakan
bahwa motivasi dapat berperan sebagai pendorong usaha dan pencapaian
prestasi. Motivasi belajar diperlukan dalam proses belajar mengajar agar
peserta didik menjadi lebih menguasai materi dalam proses belajar
mengajar, dalam penelitian ini motivasi belajar menjadi highlight untuk
peneliti. Dengan demikian motivasi belajar ialah keberhasilan pendidik
dalam membentuk sikap dan perilaku murid yang lebih baik dalam
penguasaan materi serta pengerjaan tugas dengan tujuan pembelajaran
yang diinginkan.
Menurut pandangan para ahli, motivasi belajar berpengaruh positif
terhadap hasil belajar murid; semakin besar kemauan murid untuk belajar
maka semakin baik hasil belajar murid. Dapat dibuktikan bahwa motivasi
belajar yang kuat bisa terjadi peningkatan hasil belajar karena
pengaruhnya yang menguntungkan dan substansial terhadap hasil belajar
murid.
13
3. Bagian Akhir
Bagian akhir dari penulisan skripsi ini berisi Berkenaan daftar pusaka,
lampiran-lampiran serta daftar riwayat hidup penulis
BAB II
A. Kajian Teori
1. Pengertian Motivasi Belajar
Menurut etimologinya, kata "motif" mengacu pada kekuatan pendorong
aktif. Motivasi diperlukan untuk kegiatan belajar untuk memastikan rajin
belajar. Lestari dan Yudhanegara (2019, hlm. 93) mendefinisikan motivasi
sebagai “daya, dorongan, atau kekuatan yang berasal dari dalam dan dari luar
yang mendorong murid untuk belajar”. Seseorang yang bersemangat untuk
belajar akan mendorongnya untuk memahami dan mengimplementasikan apa
yang sudah dipelajarinya. Kesediaan seseorang untuk mengimplementasikan
keterampilan, energi, dan waktunya untuk mencapai tujuan yang sudah
ditentukan didorong oleh motivasi, menurut Siagian (2019, hlm. 138). Dengan
kata lain, motivasi ialah apa yang membuat kita memulai, membuat kita terus
maju, dan membantu kita memilih bidang yang ingin kita kerjakan. Motivasi
belajar menurut Fauziah (2022, hlm. 50) ialah dorongan yang diterima
seseorang untuk melakukan suatu kegiatan, baik sengaja maupun tidak
sengaja, untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Untuk mengubah perilaku
seseorang menjadi lebih baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan,
seseorang harus termotivasi. Motivasi ialah driving force atau tenaga
penggerak yang berada di dalam diri individu.
Menurut Tadjab (2019, p.102) motivasi belajar ialah kekuatan total yang
memotivasi murid dan memastikan kegiatan belajar terus berlangsung untuk
mencapai suatu tujuan. Santrock dalam Surahmadi (2020, p. 19) mengklaim
bahwa motivasi ialah proses yang memasok energi, memimpin tindakan, dan
mempertahankannya.
Motivasi belajar ialah komponen psikologis, non-intelektual. Fungsi
uniknya ialah untuk meningkatkan kebahagiaan, semangat, dan semangat
belajar (Inayah, 2019). Uno (2019, p. 9) mendefinisikan motivasi sebagai
15
16
tindakan dalam kaitannya dengan tujuan yang dimaksud. Dengan kata lain,
motivasi dapat memberikan arah dan memerlukan tindakan yang harus
diambil sejalan dengan tujuannya.
5. Ciri-Ciri Motivasi
Menurut Rohmah (2022, hlm 249) motivasi yang ada pada dalam
diri seseorang itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
B. Penelitian Relevan
media gambar.
- Anisah Pengaruh Sekolah Pendekatan untuk Hasil Penelitian Penelitian -Objek dan
Yulianti, Media Dasar belajar ini pada dalam penelitian variable X tempat
Pembelajara Negeri 04 dasarnya ialah ini Dapat dan Y penelitian
-
n Animasi Madiun percobaan. dikatakan bahwa meneliti berbeda.
Suyanti,
Terhadap Lor. Metode analisis penerapan materi pengaruh
-Pengaruh
- Heny Minat mengimplementas pembelajaran media video
terhadap minat
Kusuma. Belajar ikan uji animasi dan
belajar.
Murid normalitas, berdampak pada pembelajara
Kelas IV homogenitas, dan rasa ingin tahu n tematik.
Pada hipotesis murid kelas IV
Pembelajara penelitian sebagai SDN 04 Madiun
n Tematik bagian dari uji Lor.
prasyarat analisis.
Uji sampel
33
independen ialah
analisis statistik
yang dipakai.
hasil pengujian
hipotesis pada
kelompok
eksperimen dan
kontrol.
34
C. Kerangka Pemikiran
Didasari dari identifikasi masalah yang sudah terjadi saat ini, bahwa
terdapat perubahan kondisi pembelajaran yang berdampak pada motivasi murid.
Semangat dan keaktifan murid selama kegiatan pembelajaran tidak boleh
berkurang oleh proses pembelajaran dalam keadaan apapun. Pemahaman ini
dipermudah dengan gambaran proses berpikir yang realistis dengan mengacu
pada: Bagan berikut menunjukkan bagaimana penggunaan media video animasi di
kelas tingkat rendah mempengaruhi motivasi belajar murid sekolah dasar:
Keterangan :
→: Garis Pengaruh
1. Asumsi Penelitian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), asumsi ialah
dugaan yang dijadikan landasan penalaran karena diyakini kebenarannya.
Untuk itu, premis yang mendasari penelitian ini ialah bahwa media video
animasi bisa membantu pengajar dalam menempuh proses pembelajaran
sehingga lebih mudah menyampaikan materi serta diprediksi bisa terjadi
peningkatan motivasi belajar murid sekolah dasar.
2. Hipotesis
Hipotesis biasanya ditinjau sebagai solusi sementara (diklaim) untuk
masalah penelitian, menurut Hipo (2015, hlm. 49). Hanya dalam penelitian
inferensial, yaitu dalam penelitian kuantitatif dengan tujuan pengujian,
hipotesis diorganisasikan. Penggunaan media video animasi di kelas
bawah, menurut premis penelitian, dapat berdampak pada motivasi belajar
anak-anak sekolah dasar di Kecamatan Cibeunying Kaler.
Potensi kegiatan dalam studi ini ialah sebagai berikut, Didasari pemilihan
perhatian utama yang disarankan mengimplementasikan kerangka kerja di
atas:
METODE PENELITIAN
“Penelitian pada dasarnya ialah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk
memecahkan masalah yang ditempuh dengan mengimplementasikan metode
ilmiah,” klaim Emzir (2019, halaman 3). Upaya berbasis metode ilmiah untuk
menemukan, membuat, dan memverifikasi fakta pengetahuan dapat dipahami
sebagai penelitian atau studi. Menemukan sesuatu yang baru memerlukan upaya
untuk memperolehnya, dan mengembangkan sesuatu memerlukan upaya untuk
memperluas dan memperdalam penemuan-penemuan yang sudah dibuat
sebelumnya serta teori-teori tentang sifat realitas. ( Zulkifli, 2019 hlm 3).
“Penelitian survei ialah metode penelitian kuantitatif yang dipakai untuk
memperoleh data yang terjadi di masa lalu atau masa kini, mengenai keyakinan,
pendapat, karakteristik, perilaku, hubungan, dan psikologi dari sampel yang
diambil dari populasi,” klaim Sugiyono (2022, hlm. 57 ). Metode pengumpulan
data tertentu bergantung pada pengamatan dangkal (wawancara atau kuesioner),
dan temuan studi sering diekstrapolasi.
36
37
B. Desain Penelitian
Widoyoko (2019, p. 33) menyatakan bahwa “kuesioner atau angket ialah
suatu metode pengumpulan data yang ditempuh dengan cara memberikan
kumpulan pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk diberikan kepada
responden sesuai dengan permintaan pengguna” Dengan mengimplementasikan
kuesioner (sebagai instrumen pengumpul data) yang sudah dibuat dan dapat
38
langsung dijawab sesuai dengan kegiatan sehari-hari yang ditempuh murid terkait
dengan pembelajaran tema, yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan tertulis
kepada responden (murid yang hendak diperiksa). Responden cukup memilih
salah satu pilihan jawaban yang tersedia pada halaman pertanyaan dan langsung
mengisinya. Mereka diberi waktu untuk mengisi atau menanggapi kuesioner ini,
yang dapat diisi oleh murid.
Rancangan penelitian merupakan rencana atau desain yang diciptakan oleh
peneliti sebagai perkiraan dari suatu kegiatan yang hendak ditempuh, menurut
Arikunto, Suharsimi (2013, hlm. 90). Yang dimaksud dengan "metode penelitian"
ialah sekelompok prosedur atau metode untuk melakukan penelitian yang
didasarkan pada anggapan mendasar, pandangan filosofis, dan komentar tentang
masalah yang dihadapi. Metodologi penelitian digambarkan sebagai “metode
ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu” oleh
Sugiyono (2015, hlm. 9).
Adapun desain penelitian pada penelitian ini ialah sebagai berikut:
Pengujian
Instrumen
Populasi Pengembangan
dan Sampel Instrumen
Kesimpulan
dan Saran
Gambar 3.1 Desain Penelitian Kuantitatif
Sumber: Sugiyono (2016:53)
39
2. Sampel
Ni
ni = ×n
N
Dimana:
ni = Jumlah anggota sampel menurut stratum
n = Jumlah anggota sampel seluruhnya
N = Jumlah anggota populasi seluruhnya
Ni = Jumlah anggota populasi menurut Stratum
Untuk informasi tambahan, lihat tabel di bawah ini yang
menunjukkan bagaimana rumus proporsional stratified random sampling
dipakai untuk menentukan ukuran populasi dan ukuran sampel:
7 Sd Melania 36 4
9 Sd Sejati 34 4
Total 747 88
1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian, menurut Sugiyono (2018:146) ialah
perangkat yang dipakai untuk merekam peristiwa alam dan sosial yang
diamati. Kuesioner dengan seperangkat pernyataan ialah instrumen
penelitian yang dipakai.
Skala Likert dipakai dalam kuesioner yang dibagikan kepada
responden. Sugiyono (2018: 93) mengklaim bahwa skala Likert dipakai
untuk mengukur sikap, pandangan, dan persepsi seseorang atau kelompok
tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, tanggapan setiap item
instrumen berkisar dari amat positif hingga negatif dan dapat diungkapkan
dengan kata-kata. Hasilnya kemudian diberi skor seperti yang ditunjukkan
pada tabel berikut:
Tabel 3.2
Skala Nilai Perhitungan Jawaban
Pertanyaan Jawaban Skor Nilai
Amat setuju SS 5
Setuju S 4
Ragu-Ragu KS 3
Tidak setuju TS 2
Amat tidak setuju STS 1
Sumber : Sugiyono (2018:93)
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Pengumpulan Data
Variabel Unsur Variabel Indikator Subjek Jumla
Penelitia h Item
n
Variabel Implementasi 1. Kesesuaian 88 guru 12
Independ penggunaan media 2. Kemudahan murid
en (X) video animasi 3. Kemenarikan kelas III
yaitu 4. Kemanfaatan SD di
Media 5. Kecamata
Video n
animasi Cibeunyi
ng Kaler
Variabel Motivasi belajar 1. Tekun 88 orang 10
Dependen murid saat 2. Ulet tua murid
(Y) yaitu mengimplementasi 3. Menunjukkan kelas III
motivasi kan media video minat SD di
Belajar animasi 4. Bekerja Kecamata
murid Mandiri n
Cibeunyi
ng Kaler
Jumlah butir soal 22
Dimana:
r = koefisien korelasi
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas item Motivasi Belajar Murid (Y)
No
r Hitung r Tabel Keterangan
Pernyataan
2. Uji Reliabilitas
46
( )( ∑σ
)
2
k
r ii = 1− 2 n
k−1 σt
Dimana;
r ii = reliabilitas
k = Total item
2
σt = varians total
dipakai untuk studi tambahan Apabila nilai alpha Cronbach kurang dari
sebagai berikut:
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Media Video Animasi
Reliability Statistics
.922 12
Sumber : Data diolah Penulis (2023)
Tabel 3.7
47
Reliability Statistics
.911 10
Sumber : Data diolah Penulis (2023)
Didasari tabel 3.6 dan 3.7 dapat diketahui bahwa variabel Motivasi
Belajar dan media video animasi mempunyai Cronbach’s Alpha yang
lebih besar atau di atas 0,600 Ghozali (2016:41), maka dapat disimpulkan
bahwa setiap variabel dalam penelitian ini ialah reliabel
Tabel 3.8
Kriteria Kategori Penilaian
Nilai Rata-rata Hitung Kategori
0 – 0,2 Amat tidak baik
0,21 – 0,41 Tidak baik
0,42 – 0,62 Cukup
0,63 – 0,83 Baik
0,84 – 1,00 Amat Baik
Y = a + βX + e
Dimana :
Y = Motivasi belajar murid
β0 = konstanta regresi
β1 = koefisien regresi X
X= Media video animasi
e = faktor pengganggu
t=
Kaidah Keputusan:
Tolak Ho Apabila t hit> t tabel, dan terima Ho Apabila t hit< t tabel
Kesimpulan tentang penelitian yang sudah ditempuh dapat
disimpulkan dari tes yang sudah ditempuh. Dengan menawarkan
informasi yang relevan, peneliti akan berusaha untuk menawarkan
rekomendasi yang berkaitan dengan masalah yang diidentifikasi
dalam kaitannya dengan objek studi yang diantisipasi.
Gambar 3.2
Uji Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan.
Tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Penjelasannya sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
a. Meminta izin kepada pihak sekolah bahwa akan diadakannya
penelitian di sekolah ini.
b. Melakukan observasi awal ke sekolah yang hendak dijadikan tempat
penelitian.
53
2. Tahap pelaksanaan
a. Menempuh kegiatan belajar mengajar dengan variasi metode dan
media di kelas eksperimen.
b. Memberikan tes dan angket untuk diisi kepada kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
c. Menganalisis data dan menyusun pembahasan dan kesimpulan.
3. Tahap akhir
Urutan prosedur pelaksanannya ialah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan data yang sudah ada.
b. Mengolah hasil penelitian.
c. Menarik kesimpulan hasil penelitian.
d. Penyusunan laporan hasil penelitian.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Motivasi Belajar Murid Sebelum Mengimplementasikan Media Video
Animasi
a. Teknik Pengolahan Data
Pada rumusan masalah yang pertama bertujuan untuk melihatan
gambaran bagaimana motivasi belajar murid sebelum
mengimplementasikan video animasi pada murid kelas III Sekolah
dasar di Kecamatan Cibeunying Kaler.Dalam hal ini didasarkan pada
tanggapan responden yang ada dalam kuesioner yang dibagikan pada
30 orang guru kelas III Sekolah Dasar yang berada di Kecamatan
Cibeunying Kaler. Dari 10 pertanyaan yang diajukan kepada
responden dengan pilihan jawaban 5 poin yaitu Amat setuju, Setuju,
Ragu-ragu, Tidak setuju, dan amat tidak setuju). Setelah ditempuh
perhitungan dapat diketahui data sebagai berikut:
54
55
Jumlah nilai
Rumus Nilai rata−rata=
Banyaknya data
Keterangan:
56
858
Rumus Nilai rata−rata=
1500
= 0,572
b. Penafsiran
animasi
Murid sungguh-sungguh dalam
mengerjakan tugas dari guru saat
pembelajaran mengimplementasikan
2 media video animasi 7 12 10 1 0 115
Murid mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru saat pembelajaran
mengimplementasikan media video
3 animasi dengan tepat waktu 10 10 7 3 0 117
Murid yakin dapat mengerjakan soal
atau tugas yang sulit sampai
menemukan jawaban setelah guru
menjelaskan pembelajaran
4 mengimplementasikan video animasi. 11 10 9 0 0 122
Murid tetap mengerjakan tugas
5 meskipun nilai tugas sebelumnya jelek. 11 11 6 2 0 121
Murid akan terus belajar agar nilainya
menjadi lebih baik setelah mengikuti
pembelajaran mengimplementasikan
6 media video animasi 13 12 4 1 0 127
Murid merasa antusias dalam mengikuti
pembelajaran di dalam kelas saat
pembelajaran mengimplementasikan
7 media video animasi 7 13 10 0 0 117
Murid bertanya kepada guru mengenai
materi pada saat mengikuti
8 pembelajaran media video animasi 7 12 10 1 0 115
9 Murid aktif dalam menjawab 10 9 8 3 0 116
pertanyaan yang diberikan oleh guru
saat pembelajaran
mengimplementasikan media video
59
animasi
Murid mengerjakan tugas maupun soal
dengan mandiri saat pembelajaran
1 mengimplementasikan media video
0 animasi 10 9 10 1 0 118
Total Skor 1184
Skor Ideal 1500
Sumber: Hasil Pengolahan data dengan SPSS 23
1184 dengan skor ideal 1500. Kemudian untuk dapat memaknai kata
tersebut akan dihitung dengan cara menjumlahkan keseluruhan data
kemudian dibagi dengan banyaknya data, seperti rumus berikut:
Jumlah nilai
Rumus Nilai rata−rata=
Banyaknya data
Keterangan:
1184
Rumus Nilai rata−rata= =0,789
1500
Rentang
Rata-Rata Kualitas Kriteria
Nilai
0-0,2 Amat tidak baik
0,21 – 0,41 Tidak baik
0,789 0,42 – 0,62 Cukup Baik
0,63 – 0,83 Baik
0,84 – 1,00 Amat Baik
Sumber: Hasil pengolahan peneliti
b. Penafsiran
poin yaitu Amat setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak setuju, dan amat
tidak setuju). Setelah ditempuh perhitungan dapat diketahui data
sebagai berikut:
2 benar 29 32 23 4 0 350
Materi yang ditanyakan sesuai
3 didik 29 35 15 9 0 348
4 Bahasa yang dipakai dalam vidio 30 35 20 3 0 356
Jumlah nilai
Rumus Nilai rata−rata=
Banyaknya data
Keterangan:
4152
Rumus Nilai rata−rata=
5280
= 0,786
Rata-
Rentang Nilai Kualitas Kriteria
Rata
0-0,2 Amat tidak baik
0,21 – 0,41 Tidak baik
0,786 0,42 – 0,62 Cukup Baik
0,63 – 0,83 Baik
0,84 – 1,00 Amat Baik
Sumber: Hasil pengolahan peneliti
b. Penafsiran
64
Tabel 4.7
Uji Normalitas Data dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test
Unstandardized Residual
N 88
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std.
Deviatio 3.11406198
n
Most Extreme Differences Absolute .056
Positive .055
Negative -.056
Test Statistic .056
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
b) Uji Heteroskedatisitas
Model yang layak tidak boleh mempunyai masalah
scatter plot dapat dibuat dan dipakai untuk menentukan ada atau
Gambar 4.1
Uji Heteroskedastisitas Dengan Scatterplot
Sumber: Olah Data dengan SPSS 23, 2023
a) Jenis Variabel
Tabel 4.8
Uji Regresi Linear Sederhana
Variables Entered/Removeda
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 Media Video
. Enter
Animasib
Tabel 4.9
Korelasi
Model Summaryb
Hipotesis
a. Fhitung > 3,103 dan nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka H 0
ditolak.
b. Fhitung < 3,103 dan nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka H 0
diterima.
Tabel 4.10
Hasi Uji Hipotesis
ANOVAa
Mean
Model Sum of Squares df Square F Sig.
70
1 Regressi 109.69
1076.100 1 1076.100 .000b
on 3
Total 1919.773 87
Didasari Tabel 4.9 didapat nilai Fhitung sebesar 109,693 lebih besar
nilai daripada nilai Ftabel sebesar 3,103 selain itu diketahui sig.
(0,00) lebih kecil daripada taraf signifikansi α (5%) sehingga H0
ditolak. Dengan demikian model regresi berarti, sehingga secara
terdapat pengaruh yang signifikan antara media video animasi
terhadap motivasi belajar murid
d) Hasil Koefisien
Pada hasil koefisien didapatkan model regresi. Hal ini
Tabel 4.11
Hasil Analisis Regresi
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Media Video
.682 .065 .749 10.473 .000
Animasi
Y =6,597+0,682 X
Dimana:
a = Konstanta
satuan.
B. Pembahasan
1. Motivasi Belajar murid Sebelum Mengimplementasikan Media Video
Animasi
72
Sebuah frame ditukar dengan frame baru dalam video animasi untuk
memberikan kesan bergerak, dan suara tambahan, seperti dialog atau suara
percakapan, meningkatkan pergerakan visual. Jenis media terbaru yang
dipakai untuk pengajaran tematik di kelas bawah ialah video animasi.
Murid bisa meningkatkan motivasi belajar dan memberikan murid
wawasan yang lebih dalam melalui media ini.
Tidak dapat dipungkiri bahwa media video dapat memicu minat dan
motivasi belajar murid. Menurut Rahmayanti dan Lailly (2016),
“kehadiran media video animasi dalam proses kegiatan belajar mengajar
nantinya akan membantu keberlangsungan pembelajaran menjadi lebih
efektif.” Sejalan dengan itu, konten video animasi ini amat baik dipakai
sebagai media pendukung pembelajaran daring untuk meningkatkan
semangat belajar murid.
Menurut Ahmad dan Rahmil (2020, hlm. 32), salah satu media yang dapat
mempresentasikan suatu benda bergerak dengan suara yang tepat ialah
video. Senada dengan hal tersebut, Sanjaya (2020, hlm. 172)
menambahkan bahwa media audiovisual didefinisikan sebagai konten
yang menggabungkan fitur auditori dan visual. Video dapat dimanfaatkan
sebagai alat bantu pembelajaran di berbagai bidang karena merupakan
media audiovisual. Kehadiran media video memungkinkan murid lebih
berhasil dalam proses pembelajaran karena menurut Piaget dalam Izzati
(2020, hlm. 105), anak usia sekolah dasar 7 sampai 12 tahun berada pada
fase operasional konkrit.
Sebuah media ialah animasi. Animasi bukanlah satu-satunya bidang di
mana media dapat mengubah apa pun dari ide, imajinasi, atau konsep
visual hingga pada akhirnya berdampak pada dunia. Video animasi
merupakan salah satu dari berbagai bentuk media yang dipakai dalam
proses pendidikan. Untuk menarik perhatian murid dan membantu mereka
memahami kuliah sepenuhnya, video animasi menggabungkan elemen
audio dan visual.
Didasari hasil perhitungan diatas, maka penggunaan media video animasi
pada murid kelas III sekolah dasar di Kecamatan Cibeunying Kaler
mempunyai skor sebesar 0,767 dan dikategorikan baik. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa menurut persepsi orang tua murid penggunaan
media video animasi pada murid kelas III sekolah dasar di Kecamatan
Cibeunying Kaler yang terdidiri dari SDN 025 Cikutra, SDN 201
Sukaluyu, SDN 132 Cihaurgeulis, SDN 185 Cihaurgeulis, SDN 082
75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Didasari hasil analisis data dan pembahasan yang sudah dijelaskan
sebelumnya mengenai penggunaan media video animasi dalam
pembelajaran tematik terhadap peningkatan motivasi belajar murid kelas
III sekolah dasar di Kecamatan Cibeunying Kaler, maka diperoleh
kesimpulan :
1. Motivasi belajar murid sebelum mengimplementasikan video animasi
mempunyai skor sebesar 0,572 dan dikategorikan cukup. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa menurut persepsi guru motivasi belajar murid kelas
III Sekolah dasar di Kecamatan Cibeunying Kaler yang terdidiri dari SDN 025
Cikutra, SDN 201 Sukaluyu, SDN 132 Cihaurgeulis, SDN 185 Cihaurgeulis,
SDN 082 Muararajeun, SDN 149 Cigadung, SD Melania, SD Islam Terpadu
AL Irsyad dan SD Sejati, motivasi belajar murid sebelum
mengimplementasikan video animasi masih terkategori cukup
2. Motivasi belajar murid saat mengimplementasikan video animasi mempunyai
skor sebesar 0,789 dan dikategorikan baik. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa menurut persepsi guru motivasi belajar murid kelas III
Sekolah dasar di Kecamatan Cibeunying Kaler yang terdidiri dari SDN 025
Cikutra, SDN 201 Sukaluyu, SDN 132 Cihaurgeulis, SDN 185 Cihaurgeulis,
SDN 082 Muararajeun, SDN 149 Cigadung, SD Melania, SD Islam Terpadu
AL Irsyad dan SD Sejati, motivasi belajar murid saat mengimplementasikan
video animasi sudah terkategori baik.
3. Penggunaan media video animasi pada murid kelas III sekolah dasar di
Kecamatan Cibeunying Kaler mempunyai skor sebesar 0,767 dan
dikategorikan baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menurut
persepsi orang tua murid penggunaan media video animasi pada murid kelas
III sekolah dasar di Kecamatan Cibeunying Kaler yang terdidiri dari SDN 025
Cikutra, SDN 201 Sukaluyu, SDN 132 Cihaurgeulis, SDN 185 Cihaurgeulis,
77
B. Saran
Penulis akan memberikan proposal dengan harapan dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan Didasari temuan
penelitian dan kesimpulan yang sudah ditawarkan. Selain itu, penulis akan
memberikan ide:
1. Bagi Lembaga Pendidikan
Untuk mendukung proses pembelajaran dan motivasi murid dalam
pembelajaran tematik, sekolah harus berupaya menyediakan fasilitas yang
lebih baik dan lingkungan belajar yang nyaman. Dalam hal ini, diharapkan
perhatian sekolah untuk pengadaan LCD proyektor di setiap kelas dapat
membantu kelancaran proses pembelajaran di kelas. karena dengan adanya
fasilitas representasional akan meningkatkan motivasi belajar murid,
memungkinkan pembelajaran tema terus berkembang popularitasnya.
2. Guru
Diharapkan untuk guru dalam setiap melalukan pembelajaran di kelas
khususnya pembelajaran tematik agar mengimplementasikan media
pembelajaran yang menarik seperti penggunaan video animasi. hal ini
karena pembelajaran tersebut dinilai cukup efektif dalam meningkatkan
motivasi belajar murid. sehingga instruktur seperti guru dapat memahami
perlunya memberikan motivasi belajar kepada anak-anak mereka. Agar
motivasi yang diberikan kepada murid bisa diterima secara efektif,
78
3. Murid-Siswi
Murid harus meningkatkan motivasi mereka untuk belajar. Karena hanya
kamu yang bisa menginspirasi. Selain itu, murid harus dapat memberikan
kontribusi kepada lingkungan, orang tua, dan sekolah.
4. Peneliti selanjutnya
Hal ini dimaksudkan agar temuan penelitian ini dapat membantu dalam
menyelesaikan masalah yang muncul selama proses belajar mengajar,
terutama yang berkaitan dengan keinginan murid untuk belajar, dan akan
bermanfaat bagi peneliti selanjutnya karena terus memberikan hasil yang
penting. Selain itu, disarankan untuk membuat media tambahan yang lebih
inovatif dan berhasil untuk memperdalam dan memperbesar temuan
penelitian.