Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

PERTANIAN ORGANIK
“TEKNIK PEMBUATAN INDUK PUPUK HAYATI EM
(Effective Microorganisms)”

Disusun Oleh:

Nama : Rino Hermawan


NPM : E1J021096
Shift : B1
Hari/jam : Rabu, (08.00-10.00 WIB)
Dosen Pembimbing : Prof. Ir.Fahrurrozi, M.Sc., Ph.D
Co-Ass : Diana Eureka Anugrah, S.P.M.P

LABORATORIUM AGRONOMI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang terbuat dari bahan-bahan
alami sebagai medium berkembangnya mikroorganisme yang berguna untuk mempercepat
penghancuran bahan organik (proses dekomposisi menjadi kompos/ pupuk organik). Di
samping itu juga dapat berfungsi sebagai tambahan nutrisi bagi tanaman, yang
dikembangkan dari mikroorganisme yang berada di tempat tersebut( Ole, M. B. B. 2013).
Sampah merupakan sebagian dari sesuatu bahan yang tidak dipakai atau yang sudah
terbuang. Sampah dapat bersumber dari pasar, rumah tangga, kantor, warung, industri dan
jalan. Sampah (limbah) pasar ini banyak ditemui di daerah Kota Padang seperti pasar
raya.Pada daerah ini banyak sekali terdapat limbah sayuran atau sampah yang hanya terbuang
saja atau tidak dimanfaatkan, namun sebenarnya sampah atau limbah pasar ini masih dapat
bernilai ekonomis atau dapat digunakan sebelum benar-benar terbuang.Salah satunya ialah
dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk cair dan kompos.Penelitian ini bertujuan untuk
membuat pupuk organik dari limbah pasar berupa sisa sayuran, kulit buah, isi perut ayam dan
ikan. Pembuatan pupuk ini dilakukan dengan menggunakan MOL rebung bambu sebagai
bioaktivator. Penelitian ini terdiri dari 3 perlakuan atau 3 ember sebagai media pembuatan
pupuk.Pembuatan pupuk cair ini menggunakan metode fermentasi selama 21 hari. Hasil dari
pupuk cair 1, pupuk cair 2, pupuk cair 3 ini berturut-turut adalah 25060 ml, 19300 ml, 24930
ml. Hasil pada pupuk cair ini dipengaruhi oleh kadar air bahan baku, bioaktivator dan air
yang digunakan. Kadar air sayuran 63.623 %, kulit buah 85.492 %, isi perut ayam 84.093 %
dan ikan 58.643 %. Kandungan hara pada pupuk cair yang memenuhi standar SNI 19-7030-
2004 adalah pupuk cair 2 dengan C-organik 10.7 %, N 0.868 %,Rasio C/N 12.327, P 0.198
%, K 0.539 %, pH 5.9. Kata kunci – sampah, limbah, pupuk cair(Manjorang,2017).
Sampah pasar yang bersifat organic merupakan potensi yang dapat dikembangkan
menjadi pupuk organik bagi petani di perkotaan,untuk mengganti sumber pupuk organik
seperti pupuk kandang dan kompos yang telah langka diperkotaan. Namun, kendala dalam
pemanfaatan sampah organik membutuhkan waktu yang lama untuk penghancurannnya.
Penggunaan teknologi Mikroorganisme Lokal (MOL) adalah solusi yang dapat dilakukan
untuk mempercepat ketersediaan pupuk organik dari sampah pasar.MOL merupakan cairan
berasal dari bahan-bahan alami yang dapat dipergunakan sebagai media hidup dan sebagai
tempat berkembangnya mikroorganisme dan berfungsi untuk mempercepat penghancuran
bahan-bahan organik, serta sebagai nutrisi tambahan bagi tanaman yang dikembangkan di
daerah tersebut.MOL mengandung unsur hara makro dan mikro dan juga mengandung
mikroba yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan
sebagai agen pengendali hama dan penyakit tanaman (Aksarah A. 2017)
Secara berkelenajutan saat ini untuk mempercepat proses pembuatan pupuk baik padat
maupun cair sering digunakan starter yang biasa kita sebut dengan istilah EM4 (Effective
Microorganism 4). Bayak cara untuk membuat Effective Microorganisme atau "mikroba
efektif tersebut. EM4 merupakan penemuan yang sangat berharga untuk pertanian.Awalnya
adalah orang Jepang.bernama Teruo Higa pada tahun 1970 dan kini mulai banyak diterapkan
oleh petani modern. Karena saat ini terbukti pupuk kimia sintetis sangat berdampak buruk
untuk lingkungan khsusunya untuk kesuburan tanah itu sendiri dan untuk kesehatan manusia
yang mengkonsumsi makanan dan pupuk organic/alami ternyata sangat ramah lingkungan
dan tidak berbahaya bagi yang mengkonsumsi makanan hasil pertanian dengan mnggunakan
pupuk organic (Hala dan Hartono, 2016).
EM4 merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan bagi
pertumbuhan tanaman, mampu meningkatkan dekomposisi limbah dan sampah organic,
mempercepat proses pengomposan sampah atau kotoran hewan, meningkatkan ketersediaan
nutrisi tanaman serta menekan aktivitas serangan dari mikroorganisme pathogen. Sebagian
besar mengandung sedikit bakteri fotosintesis, stretomyces, dan ragi. EM4 adalah campuran
mikroorganisme baik aerob maupun anaerob yang hidup bersimbiosis satu sama lain.
Komposisis EM4 terdiri dari bakteri asam laktat, ragi, Actinomycetes, dan bakteri
fotosintesis. Keunggulan dari EM4 adalah menekan hama da aktivitas penyakit pada tanaman,
menignkatkan hasil produksi, mengoptimalkan kualitas dan kuantitas hasil produksi dan
mempercepat proses fermentasi kompos (Isa. 2014).
Pembuatan pupuk organik cair khususnya dari sampah organik rumah tangga dengan
penambahan bioaktivator EM4 (Effective Microorganisms) bertujuan untuk menentukan
pengaruh waktu pembuatan terhadap kandungan N, P, K, dan C dalam pupuk organik cair,
serta menentukan pengaruh bioaktivator EM4 terhadap kandungan N, P, K, dan C dalam
pupuk organik cair. Metode pembuatan pupuk organik cair ini yaitu sampah organik rumah
tangga seperti sisa sayuran, kulit buah, dan lainnya dipisahkan dari sampah
anorganik.Kemudian bioaktivator EM4 disiapkan didalam sprayer. Sampah organik dirajang
dan dimasukkan ke dalam komposter, larutan bioaktivator EM 4 kemudian disemprotkan
ke dalam komposter secara merata. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan variasi waktu
11 hari, 14 hari dan 17 hari serta variasi penambahan jumlah bioaktivator sebanyak 5 mL, 10
mL, dan 15 mL. Parameter yang diuji adalah nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), dan karbon
(C). Hasil peneltian menunjukkan bahwa proses pembuatan pupuk organik cair dengan
variasi waktu dan variasi penambahan volume EM 4 efektif dalam meningkatkan kadar N, P,
dan C. Di mana nilai kandungan N, P terbesar masing-masing pada hari ke 17 sebesar 0,205
%, dan 0,0074 %, sedangkan kadar C terbesar pada hari ke 14 sebesar 0,336 % . Sedangkan
pada penambahan volume EM4 kandungan N, P, C terbesarnya terdapat pada penambahan
volume EM4 sebesar 15 mL masing-masing senilai 0,191 %, 0,128 % dan 0,382 %. Semakin
lama proses pengomposan dan semakin besar penambahan volume ( Nur, dkk 2016).

1.2 Tujuan
1.Mengetahui Teknik pembuatan induk pupuk hayati EM (Effective Microorganisms).
BAB II
METODOLOGI

3.1 Tempat dan waktu


Pratikum pembuatan induk pupuk hayati EM (Effective Microorganisms) dilakukan
dilaboratorium Agronomi Program studi Agroekoteknologi pada hari selasa tgl 12 September
2023 jam 10 WIB
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
-Susu sapi/kambing murni (sumber Lactobasillus sp, bakteri asam laktat)
-Usus ayam/kambing secukupnya (mengandung Streptococcus thermophilus)
-Yeast (ragi) mengandung Saccharomyces cerevisiae
- Terasi ½ kg (mengandung Bacillus, Micrococcus, Corynebacterium, dan Flavobacterium)
-1 kg gula pasir
-1 kg bekatul
-1 kg nanas
- 10 liter air
3.2.2 Alat
-Panci
-Kompor
-Blender/parutan
3.3 Cara kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu :
1.Nanas dihaluskan dengan blender.
2.Nanas yang sudah halus dimasukkan ke dalam panci. Kemudian bekatul, gula pasir dan
3.air bersih dimasukkan ke dalam panci bersama dengan nanas.
4.Masak hingga mendidih, kemudian didinginkan.
5.Tambahkan terasi, susu dan usus, aduk hingga merata selanjutnya ditutup dengan rapat
selama 12 jam. Jika sudah jadi adonan akan menjadi kental atau lengket.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Dari hasil pratikum yang telah dilakukan dengan menggabungkan semua bahan
Pratikum pembuatan induk pupuk hayati EM (Effective Microorganisms).
4.2 Pembahasan
Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan pencemaran lingkungan
yang membahayakan kesehatan manusia karena itu sampah perlu dikelola dengan cara yang
efektif, murah dan berwawasan lingkungan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa
Effective Microorganisms 4 ( EM -4) dapat digunakan sebagai pengurai sampah organik
menjadi kompos. EM -4 merupakan kultur campuran dalam medium cair berwama coklat,
berbau asam dan terdiri dari mikroorganisme yang bermanfaat bagi kesuburan tanah. Adapun
jenis mikroorganisme yang berada dalam EM -4 antara Lain : Lactobacillus sp., Ragi
Saccharomyces, Actinomycetes, Streptomyces. Penggunaan EM -4 sebagai dekomposer
sampah selain bermanfaat dan mempunyai keunggulan sebagaimana disebutkan diatas, juga
mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk membuat kompos dibandingkan dengan cara
konvensional. Waktu yang singkat berarti juga merupakan penghematan sumber daya alam
diperlukan untuk pengelola sampah menjadi kompos. Namun demikian penggunaan
teknologi EM -4 untuk pengelolaan sampah diperkotaan yang berwawasan lingkungan belum
memasyarakat( Irianto, I. K. 2013).
Effective Microorganisms4 (EM4) merupakan kultur campuran dalam medium cair
berwarna coklat coklat, berbau asam dan terdiri dari Mikroorganisme yang bermanfaat bagi
kesuburan tanah. Mengenai jenisnya mikroorganisme yang berada dalam EM 4 antara
lain : Lactobacillus sp., Yeast- Saccharomyces, Actinomycetes, Streptomyces
Beberapa jenis mikroorganisme yang dapat dikombinasikan di dalam
biakan EM antara lain adalah Lactobaccillus sp., Actinomycetes, mikoriza, ragi dan bakteri
fotosintetik. EM dapat digunakan sebagai inokulan untuk meningkatkan mikroba tanah,
dapat memperbaiki kesehatan serta kualitas tanah, selain itu juga akan memperbaiki
pertumbuhan serta jumlah mutu hasil tanaman. Pemanfaatan (EM) antara lain adalah
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologis tanah; menekan bakteri patogen tanah dan
meningkatkan ketersediaan nutrisi senyawa organik pada tanah; meningkatkan
mikroorganisme indigenus yang menguntungkan misalkan, mikoriza, rhizobium, dan
bakteri pelarut fosfat lainya; memfiksasi nitrogen; mempercepat pengomposan sampah
organik atau kotoran hewan; membersihkan air limbah serta meningkatkan kualitas air pada
perikanan; dan menyediakan unsur hara yang diperlukan tanaman dan meningkatkan
produksi tanaman serta menjaga kesetabilan produksi.
Effective Microorganism dapat dibuat dari bahan-bahan yang mengandung
mikroorganisme pengurai, antara lain isi perut binatang atau ternak ruminansia, seperti
kambing atau domba, berupa rumput-rumputan atau makanan lain yang sudah dicerna oleh
lambung hewan-hewan tersebut. Selain itu, dibutuhkan juga susu, terasi dan bahan-bahan
pelengkap lain. Setelah difermentasikan, bahan-bahan ini akan menjadi starter bagi hijauan
segar agar dapat terurai menjadi kompos siap pakai. Kompos yang dibuat menggunakan
EM disebut juga bokasi.
Kandungan EM terdiri dari bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, actinomicetes,
ragi dan jamur fermentasi.Bakteri fotosintetik membentuk zat-zat bermanfaat yang
menghasilkan asam amino, asam nukleat dan zat-zat bioaktif yang berasal dari gas
berbahaya dan berfungsi untuk mengikat nitrogen dari udara.Bakteri asam laktat berfungsi
untuk fermentasi bahan organik jadi asam laktat, percepat perombakan bahan organik,
lignin dan cellulose, dan menekan pathogen dengan asam laktat yang dihasilkan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
EM4 adalah Effective Microorganisms4 merupakan kultur campuran dalam medium
cair berwarna coklat coklat, berbau asam dan terdiri dari Mikroorganisme yang bermanfaat
bagi kesuburan tanah. Mengenai jenisnya mikroorganisme yang berada dalam EM 4 antara
lain : Lactobacillus sp., Yeast- Saccharomyces, Actinomycetes, Streptomyces.
Effective Microorganisme dapat dibuat dari bahan-bahan yang mengandung
mikroorganisme pengurai, antara lain isi perut binatang atau ternak ruminansia, seperti sapi,
berupa rumput-rumputan atau makanan lain yang sudah dicerna oleh lambung hewan-
hewan tersebut. Bahan-bahan ini bisa didapatkan dari ternak yang sudah dipotong di rumah
pemotongan hewan.

4.2 Saran
Diharapkan kepada pratikan agar lebih memahami dan teliti dalam pembuatan EM4,
agar hasil yang diproleh menjadi bisa mendapatkan maksimal
DAFTAR PUSTAKA
Ole, M. B. B. (2013). Penggunaan mikroorganisme bonggol pisang (Musa Paradisiaca) sebagai
dekomposer sampah organik (Doctoral dissertation, UAJY).
Firza, Sagita Manjorang (2017) Pemanfaatan Limbah Pasar (Sayuran, Kulit Buah, Isi Perut
Ayam dan Ikan) untuk Pembuatan Pupuk Cair. Diploma thesis, Universitas
Andalas.
Aksarah A., dan Ridwan. 2017. “Respon Tanaman Jagung Manis Pulut (Zea Mays
Ceritina Kulesh) Pada Berbagai Pemberian Mikroorganisme Lokal.”
UniversitasAlkhairaat Palu
Hala, Y., dan Hartono. 2016. Penuntun Praktikum Pengantar Bioteknologi. Makassar :
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar.
Isa, Mochammad., Miftakhuddin, dan Rahayu Astuti. 2014. Pengaruh Pemberian Dosis EM4.
Cacing Lumbricus Rubellus dan Campuran Keduanya Terhadap Lama Waktu
Thoyib Nur, Ahmad Rizali Noo dan Muthia Elma. 2016.PEMBUATAN PUPUK ORGANIK
CAIR DARI SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DENGAN
BIOAKTIVATOR EM4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS).V
Irianto, I. K. (2013). Peranan effective microorganism 4 (em-4) dalam pengelolaan sampah tinjauan dari
perspektif pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan. -.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai