Anda di halaman 1dari 3

KEBUDAYAAN SETEMPAT YANG MEMBENTUK

IDENTITAS DIRI

A. Kebudayaan Bangka Belitung

1. Nganggung
Nganggung adalah tradisi Bangka Belitung yang sering disebut juga
dengan Sepintu Sedulang. Sepintu sedulang sendiri mempunyai makna sepintu
atau serumah membawa satu dulang.

Melansir dari laman Kemdikbud.go.id, Nganggung merupakan adat


membawa makanan dari masing-masing rumah penduduk menuju ke satu
tempat pertemuan besar, biasanya berupa Masjid, Surau, Langgar, atau
Lapangan pada waktu-waktu tertentu di dalam Agama Islam, seperti Maulid
Nabi Muhammad SAW, Muharram, serta selepas shalat Idul Fitri dan Idul
Adha. Rangkaian acara nganggung biasanya diisi dengan doa-doa maupun
ceramah agama yang temanya disesuaikan dengan momen hari pelaksanaan.

2. Perang ketupat

Salah satu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Bangka


Belitung adalah perang ketupat. Tradisi ini biasanya dilakukan saat memasuki
Tahun Baru Islam atau 1 Muharram. Para penduduk setempat akan berduyun-
duyun menuju ke pantai dan saat meriam dinyalakan, para penduduk akan
saling melempar ketupat ke setiap orang yang mereka temui.

3. Ngeruwah atau Ruwahan

Ruwahan atau sedekah ruwah yang merupakan upacara penyambutan


kedatangan bulan suci Ramadan. Saat memasuki pertengahan bulan Sya'ban
masyarakat Bangka dan sekitarnya melaksanakan acara sedekah ruah dengan
menyiapkan makanan seperti nasi beserta lauk pauk gulai ayam, ikan, atau
daging sapi, kue, dan buah-buahan. Tradisi ruwahan ini dilakukan di hampir di
setiap wilayah di Bangka Belitung, suasana tradisi satu ini sama meriahnya saat
perayaan Idul Fitri.
sumber : https://www.wowbabel.com/gaya-hidup/pr-5985054481/ada-5-tradisi-masyarakat-melayu-muslim-
bangka-belitung-yang-wajib-banget-nih-kamu-tahu?page=2

 Selain kebudayaan tersebut, ada juga tadisi untuk mencolek/mencoba


makanan sebelum pergi. Ini bermakna agar tidak merasa berkeinginan untuk
makan Ketika berkendara/berpergian.
 Terdapat pula tradisi meminum air dari kulit durian, yang katanya dapat
menjadi obat suatu penyakit.
 Tradisi makanan yang ada dimeja harus dihabiskan jangan ada yang tersisa.
 Tradisi dimana tidak boleh melakukan aktivitas berat(seperti bekerja,
bermain, dll) saat waktu maghrib.
 Ada juga tradisi untuk menundukan kepala saat melewati orang yang lebih
tua, ini menunjukkan bahwa kita menghormati orang tersebut.

Dari sekian banyak kebudayaan di tempat saya, memang ada beberapa


kebudayaan yang sama seperti daerah lainnya. Seperi menundukkan kepala
Ketika melewati orang yang lebih tua.

B. Kebudayaan yang Menjadi Identitas Diri

Dari kebudayaan yang saya sebutkan diatas, ada beberapa yang sudah
termasuk kedalam identitas diri saya, seperti tradisi mencolek/mencoba
makanan sebelum pergi, menundukkan kepala saat melewati orang yang
lebih tua, menghabiskan makanan yang ada dimeja, tidak melakukan
aktivitas berat saat waktu maghrib, serta acara nganggung yang sering saya
ikuti. Hampir semua kebudayaan/tradisi tersebut disampaikan oleh orang tua
saya dan sekarang menjadi identitas saya. Kebudayaan-kebudayaan itu
masih sering saya jalani hinga saat ini.

Anda mungkin juga menyukai