Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA By.

F UMUR 10 BULAN
DENGAN DIARE DI PUSKESMAS GEMOLONG
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang
kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan
derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan
yang dapat dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan
tersebut, masalah kesehatan anak di prioritaskan dalam perencanaan atau penataan
pembangunan bangsa.

Angka kesakitan bayi menjadi indicator kedua dalam menentukan derajat kesehatan
anak, karena nilai kesehatan merupakan cerminan dari lemahnya daya tahan tubuh bayi dan
anak balita. Angka kesakitan tersebut juga dapat dipengaruhi oleh status gizi, jaminan
pelayanan kesehatan anak, perlindungan kesehatan anak, factor sosial anak dan pendidikan
ibu (Hidayat, 2008).

Angka kejadian diare nasional tahun 2006 sebesar 423 per 1.000 penduduk pada
semua umur (hasil survey subdit diare, Ditjen PP dan PL Depkes) sekitar 162.000 balita
meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya. Dari hasil Survey Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor 3 bagi bayi
setelah pneumonia dan radang paru-paru.

Jumlah penderita diare di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2006 sebesar 837.724,
dengan penderita pada balita 346.297, balita dengan diare yang ditangani sebesar 41,33 %,
sedangkan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 0,03 %.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul


“ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA By.F UMUR 10 BULAN DENGAN
DIARE DI PUSKESMAS GEMOLONG.”

II. Tujuan
1) Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan balita sakit pada By. F dengan diare dengan
menggunakan tujuh langkah varney secara komprehensif.
2) Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian data baik data subyektif maupun obyektif pada By. F dengan
diare di Puskesmas Gemolong.
b. Dapat membuat interpretasi data dengan tepat pada pada By. F dengan diare di Puskesmas
Gemolong
c. Dapat menentukan diagnosa/masalah potensial dan antisipasi pada By. F dengan diare di
Puskesmas Gemolong.
d. Dapat menentukan tindakan segera yang tepat untuk pada By. F dengan diare di Puskesmas
Gemolong
e. Dapat membuat perencanaan tindakan yang tepat untuk pada By. F dengan diare di
Puskesmas Gemolong
f. Dapat melaksanakan rencana tindakan yang telah dibuat dengan baik pada By. F dengan
diare di Puskesmas Gemolong
g. Dapat melakuakn evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan dari awal sampai akhir pada
By. F dengan diare di Puskesmas Gemolong
BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Diare
 Diare adalah keadaan frekuensi BAB lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada
anak. Konsistensi feces dapat bewarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau
lendir saja.

 Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi
lebih banyak dari biasanya.

 Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada
bayi dan anak yang sebelumnya sakit

 Menurut Hipocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan
cair. Dibagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI / RSCM, diare diartikan sebagai buang air besar
yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi buang air besar sudah lebih
dari 4 kali perhari sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila
frekuensinya lebih dari 3 kali perhari.

(Ilmu Kesehatan Anak, hal : 283)


B. Penyebab Diare / Etiologi
Etiologi diare dapat dibagi menjadi 4 faktor, yaitu :

1. Faktor Infeksi

Infeksi Enternal : Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab


utama diare pada anak.

Infeksi Enternal ini meliputi :

ksi Bakteri : E.coli, salmonella, shigella, vibria cholerae, aeromonas, dll.

ksi Virus : Enterovirus, adenovirus, rotavirus, astrovirus, dll.

ksi Parasit : Cacing (ascaris), Protozoa (trichomonas haminis), Jamur (candida algicans).

b. Infeksi Parenteral :Infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan


seperti :

nsilofaringitis (Radang Tonsil)

dang Tenggorokan

Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun

2. Faktor Malarbsorbsi

a. Malarbsorbsi Karbohidrat (Disakarida, Monosakarida)

Pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula menyebabkan


diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, sakit di daerah perut.

b. Malarbsorbsi Lemak

Dalam makanan terdapat lemak yang disebut trglyserida. Dengan bantuan


kelenjar lipase mengubah lemak menjadi micelles yang siap di arbsorbsi usus. Jika tidak ada
lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat terjadi. Gejalanya adalah tinja
mengandung lemak.

c. Malarbsorbsi Protein

3. Faktor Makanan

Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi,


beracun, mentah (sayuran) dan kurang matang.

4. Faktor Psikologis
Rasa takut, cemas dan tegang, walaupun jarang jika terjadi pada anak dapat
menyebabkan diare kronis.

C. Jenis Diare
1. Diare Akut

Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu, tetapi gejalanya dapat menjadi berat.

Penyebabnya sebagai berikut :

 Gangguan jasad renik / bakteri yang masuk kedalam usus halus setelah melewati berbagai
rintangan asam lambung

 Jasad renik yang berkembang pesat didalam usus halus

 Racun yang dikeluarkan oleh bakteri

 Kelebihan cairan usus akibat racun

2. Diare Kronis / Menahun / Persisten

Pada diare kronis terjadinya lebih kompleks, berupa faktor yang menimbulkannya terutama
jika sering berulang pada anak. Diare kronis / diare yang menetap akan berakhir 14 hari atau
lebih lama, karena :

 Gangguan bakteri jamur dan parasit

 Malarbsorbsi kalori dan lemak

 Gejala-gejala sisa karena cidera usus oleh setiap enteropatogen pasca infeksi akut.

D. Patogenesis
Mekanisme dasar menyebabkan timbulnya diare adalah :

1. Gangguan Osmotic

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam
rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
2. Gangguan Sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan
reaksi sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena
terdapat peningkatan isi rongga usus.

3. Gangguan Motilitas Usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap


makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik menurun akan mengakibatkan
bakteri tumbuh berlebihan selanjutnya akan timbul diare juga.

4. Patogenesis Diare Kronis

Lebih kompleks dan faktor yang menimbulkan ialah inflasi bakteri, parasit, malarbsorbsi,
malnutrisi, dll.

E. Patofisiologi
Sebagai akibat diare, baik akut maupun kronik akan terjadi :

1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan asam
basa (Asidosis Metabolic, Hipoglikemia)

2. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukkan kurang, pengeluaran bertambah)

3. Hipoglikemia

4. Gangguan sirkulasi darah

F. Gejala / Gambaran Klinis


1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu badan meningkat

2. Tinja bayi encer, berlendir atau berdarah

3. Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu

4. Anus lecet

5. Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang

6. Muntah sebelum dan sesudah diare

7. Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)

8. Dehidrasi (kekurangan cairan)


G. Komplikasi
1. Dehidrasi (Ringan, Sedang, Berat)

2. Renjatan hipovolemik

3. Hipokalemia (dengan gejala meterosinus, hipotoni otot, lemak gradiksida, perubahan


elektrokardiogram)

4. Hipoglikemia

5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan villi mukosa usus defisiensi enzim laktosa

6. Kejang

H. Klasifikasi Diare

Klasifikasi Tindakan /
Gejala Klasifikasi
Diare Pengobatan

1. Dehidrasi ■ Terdapat dua / lebih Diare Dehidrasi


■ Jika tidak ada
tanda-tanda berikut : Berat klasifikasi berat lain

♥ Latergis / tidak sadar ♥ Berikan cairan untuk

♥ Mata cowong / cekung dehidrasi berat


(rencana terapi c)
♥ Tidak bisa minum /
dan tablet zink
malas minum
■ Jika anak juga
♥ Cubitan kulit perut
mempunyai
kembali sangat lambat
klasifikasi berat
lain :

♥ Rujuk segera

♥ Jika masih bisa


minum, berikan ASI
dan larutan oralit
selama perjalanan

■ Jika ada kolera


didaerah tersebut,
berikan antibiotik
untuk kolera

■ Terdapat dua / lebih Diare Dehidrasi


■ Berikan cairan dan
tanda-tanda berikut : Ringan / Sedang makanan sesuai

♥ Gelisah, rewel / marah rencana terapi b dan


tablet zink (10 hari
♥ Mata cowong / cekung
berturut-turut)
♥ Haus, minum dengan
■ Jika anak juga
lahap
mempunyai
♥ Cubitan kulit perut klasifikasi berat
kembali sangat lambat lain :

♥ Rujuk segera

♥ Jika masih bisa


minum, berikan ASI
dan larutan oralit
selama perjalanan

■ Nasehati kapan
kembali segera

■ Kunjungan ulang 3
hari jika tidak ada
perbaikan

■ Tidak cukup tanda- Diare Tanpa


■ Beri cairan dan
tanda untuk di Dehidrasi makanan sesuai
klasifikasikan sebagai rencana terapi a dan
diare dehidrasi berat tablet zink (10 hari
atau ringan / sedang berturut-turut)

■ Nasehati kapan
kembali segera

■ Kunjungan ulang 3
hari jika tidak ada
perbaikan

2. Jika Diare 14
■ Ada Dehidrasi Diare Persisten
■ Atasi dehidrasi
hari / Lebih Berat sebelum dirujuk,
kecuali ada
klasifikasi berat lain

■ Rujuk

■ Tanpa Dehidrasi Diare Persisten ■ Nasehati pemberian


untuk diare persisten

■ Beri tablet zink (10


hari berturut-turut)

■ Kunjungan ulang 5
hari

3. Darah Dalam
■ Ada darah dalam tinja Disentri ■ Beri antibiotic yang
Tinja sesuai

■ Beri tablet zink (10


hari berturut-turut)

■ Nasehati kapan
kembali segera

■ Kunjungan ulang 2
hari

I. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Tinja : Mikroskopis dan makroskopis. pH dan kadar gula jika
diduga ada intoleransi gula (sugar intolerance). Biarkan kuman untuk mencari kuman
penyebab dan uji resistensinya terhadap berbagai antibiotika (pada diare persisten).

2. Pemeriksaan Darah : Darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit
(terutama Na, K, Ca dan P serum pada diare yang disertai kejang)

3. Pemeriksaan kadar ureum dan klanin darah untuk mengetahui faal ginjal

4. Cuodenal incubation, untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif


terutama pada diare kronik
J. Penanganan
Dasar pengobatan diare adalah :

1. Pemberian Cairan

a. Cairan peroral

 Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan peroral berupa cairan yang
berisikan NaCl dan NaHCO3, KCl dan Glukosa

 Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas usia 6 bulan kadar Natrium 90 mg/l

 Sedangkan anak dibawah 6 bulan dengan dehidrasi ringan / sedang kadar Natrium 50-90 mg/l

 Formula lain yang disebut oralit

Cara sederhana ini dapat dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya mengandung garam
dan gula (NaCl dan sukrosa) atau air tajin yang diberi garam dan gula

b. Cairan Perenteral / Infuse

Pada umumnya menggunakan cairan RL (Ringer Laktat)

Cara memberikan cairan :

um ada dehidrasi

 Peroral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas tiap defekasi

hidrasi Ringan

 1 jam pertama : 25 – 50 ml / kg BB / peroral (nitragastric)

 Selanjutnya : 125 ml / kg BB / hari ad libitum

hidrasi Sedang

pertama : 50 – 100 ml / kg BB / peroral / intragastric (sonde)

berikutnya : 10 – 12 ml / kg BB / jam dengan 3 – 5 tetes / menit

berikutnya : 125 ml / kg BB / Oralit peroral / intragastric

2. Pengobatan Dietelik

Untuk anak dibawah 1 tahun dan diatas 1 tahun dengan BB kurang dari 7 kg jenis
makanannya adalah :

a. Susu (ASI dan susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh,
misalnya LLM, almiron atau sejenisnya)
b. Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim)

c. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan


3. Obat – Obatan

ti sekresi

etosal dengan dosis 25 mg/l dengan dosis minimum 30 mg

orpapmazin dengan dosis 0,5 / kg BB / hari

asmolitik

 Papaverihn

 Ekstra bveladona

 Opium loperamid

ngeras tinja

olin

ktini

orcool

hurol

tika

Pada umumnya antibiotik tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut kecuali bila
penyebabnya jelas, seperti :

lera : Terosiktin 25 – 50 mg / kg BB / hari

mpylohectar : Eritromycin 40 – 50 mg / kg BB / hari

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT


PADA By. F UMUR 10 BULAN DENGAN DIARE
DI PUSKESMAS GEMOLONG

I. PENGKAJIAN
Tanggal/ Jam : 14 Desember 2011 / 09. 15 WIB
Tempat : Puskesmas Gemolong
1) DATA SUBYEKTIF
Tanggal / jam : 14 Desember 2011 / 09. 15 WIB
A. Identitas Penanggung Jawab
Nama : By. F Nama : Ny. R
TTL :Sragen, 4 Februari 2011 Umur : 28 tahun
Umur : 10 bulan Pekerjaan : Swasta
JK : Perempuan ( ♀ )
Alamat: Candirejo RT 7 Gemolong
B. Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kesehatan anaknya dengan keluhan anak berak encer
dan berampas ± 6 kali dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1 hari.

C. Data Kesehatan
1) Riwayat Penyakit Sekarang : Ibu mengatakan anaknya berak encer dan berampas ± 6 kali
dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1 hari.
2) Riwayat penyakit dahulu : ibu mengatakan bayinya tidak pernah sakit
3) Riwayat penyakit keluarga : Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak menderita
penyakit menurun ( ashma, DM ), menular ( TBC ), menahun ( jantung ) seperti seperti dada
berdebar – debar (jantung),sering makan,minum, dan kencing (DM), sesak nafas
(Asma),tekanan darah >140/90 mmHg (Hipertensi). Sakit Kuning (Hepatitis), Kejang sampai
keluar busa (Epilepsi) dan keputihan Gatal – Gatal (PMS).
D. Data Imunisasi

HB POLIO BCG DPT CAMPAK DT

1 2 3 4 1 2 3 4 √ 1 2 3 √ 1 2

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -

E. Kebutuhan dasar

Kebutuhan Sebelum Sakit Saat Sakit


# Pola Makan
Frekuensi 3 – 4 x sehari 1 - 3x sehari
Porsi 1 mangkok kecil 1 mangkok kecil
Makanan yang ASI, bubur tim ASI, bubur tim
disukai
Makanan yang tidak Tidak ada Tidak ada
disukai
Jenis makanan Bubur , sayur Bubur, sayur
Keluhan Tidak Tidak
Pantangan Tidak Tidak

# Istirahat
Lama Tidur 10 jam/hari 15 jam/hari
Keluhan Tidak ada Tidak ada
# Personal Hygiene
Mandi 2xsehari 2xsehari
Keramas 3x seminggu 3x seminggu
Sikat Gigi 2x sehari 2x sehari
Ganti Pakaian Tiap basah / kotor Tiap basah / kotor
Keluhan Tidak ada Tidak ada
# aktifitas bermain Aktif Aktifitas bermain
bayi berkurang
# Eliminasi
Frekuensi BAK 4-6x sehari 4-6x sehari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Jumlah 1 popok penuh 1 popok penuh
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Frekuensi BAB 1 - 2x sehari 1 - 2x sehari
Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Bau Khas Khas
Konsistensi Lembek Lembek
Keluhan Tidak ada Tidak ada
2) Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik kesadaran : composmentis
b. Vital sign
T :-
RR : 40 x/menit
HR : 96 x/menit
S : 36, 50C
c. BB : 10 kg PB : 73 cm
d. LILA : 10 LK : 42 cm
2. Kepala dan wajah
a. Rambut
Warna : hitam
Pertumbuhan : rata / normal
Keadaan : bersih
Lesi : tidak ada
Oedema : tidak ada
b. Mata
Conjungtiva : anemis
Sclera : tidak ikterik
Sekret : tidak ada
Bentuk : simetris
Tanda infeksi : tidak ada
Kelainan : tidak ada
c. Hidung
Sekret : tidak ada
Keadaan : bersih
Lesi : tidak ada
d. Mulut
Secret : tidak ada
Lidah : bersih
Gigi : Jumlah 3 ( Atas 1, Bawah 2 ), bersih
Gusi : kemerahan, tidak bengkak, tidak berdarah, tidak ada stomatitis
e. Leher
Bentuk : simetris
Massa : tidak ada
Kekakuan : tidak ada
Kel. Tiroid : tidak ada pembesaran
Kel. Parotis : tidak ada pembengkakan
f. Dada
Bentuk : simetris
Type pernafasan : normal
Perkusi dada : normal
Auskultasi suara : normal
Pernafasan : normal
KGB axila : tidak ada pembesaran
g. Abdoment
Bentuk : simetris
Meteorismus : ada, perut kembung
Bekas luka op : tidak ada
Resistensi : tidak ada
Peristaltik usus : meningkat
Tumor/masa : tidak ada
Palpasi hepar : normal / tidak ada pembesran
Palpasi lien : normal / tidak ada pembesaran
Palpasi mc. burney : normal / tidak ada nyeri tekan
h. Genetalia :
Oedem : tidak ada
Secret : tidak ada
Kelainan : tidak ada
i. Ekstremitas
Oedema : tidak ada
Kelainan : tidak ada
Turgor Kulit : menurun
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan
4. Pengobatan yang telah didapat
Ibu mengatakan bayinya belum pernah mendapatkan pengobatan apapun
II. INTERPRETASI DATA
Tanggal / jam : 14 Desember 2011 / 09. 20 WIB
1. Diagnosa Kebidanan
By. F umur 10 bulan dengan diare.
Dasar : DS : Ibu mengatakan anaknya berak encer dan berampas ± 6 kali dalam
sehari dan sudah berlangsung selama 1 hari.
DO : KU : Lemah Kesadaran : CM
T :- HR : 96 x / menit
RR : 40 x / menit S : 36,50C
Turgor kulit : menurun
Abdomen : peristaltk usus meningkat, perut kembung
Wajah pucat, conjungtiva anemis
2. Masalah : tidak ada

III. DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL DAN ANTISIPASI


Potensial terjadinya dehidrasi ringan
ANTISIPASI :
 Penuhi asupan cairan untuk mengatasi dehidrasi atau rehidrasi
 Pemberian nutrisi yang adekuat.

IV. TINDAKAN SEGERA


Tidak ada

V. PERENCANAAN
Tanggal / jam : 14 Desember 2011 / 09. 25 WIB
1. Observasi KU dan VS.
2. Beri pendkes pada ibu tentang diare
3. Anjurkan ibu untuk memberi oralit atau larutan gula garam
4. Anjurkan ibu untuk memberi nutrisi yang bergizi dan istirahat yang cukup.
5. Anjurkan ibu untuk mengompres bayinya bila panas
6. Berikan KIE pada ibu tentang nutrisi dan personal hygiene pada bayinya.
7. Berikan terapi pada bayi ibu.
8. Anjurkan ibu untuk kontrol setelah obat habis
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal / jam : 14 Desember 2011 / 09. 30 WIB
1. Mengobservasi KU dan VS.
2. Memberi pendkes pada ibu tentang diare
Diare adalah buang air besar lembek / cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya
lebih sering dari biasanya, biasanya 2 x / lebih dalam sehari.
3. Menganjurkan ibu untuk memberi oralit atau larutan gula garam :
Sediakan air mineral 200 cc atau 1 gelas
Gula 2 sendok makan
Garam 1 sendok makan
Dicampur, diaduk sampai larut, di minum 3 x 1 hari
4. Menganjurkan ibu untuk memberi nutrisi yang bergizi dan istirahat yang cukup.
5. Menganjurkan ibu untuk mengompres bayinya dengan air hangat bila panas
6. Berikan KIE pada ibu tentang nutrisi dan personal hygiene pada bayinya :
a. Nutrisi
Diet rendah serat dengan cara melakukan pengenceran pada pembuatan susu formula.
b. Personal Hygiene
Menjaga kebersihan badan terutama pada kebersihan kuku dan jari.
Cara membersihkan botol sesuai dengan standart ( sterilisasi ) yaitu dengan cara merebus
botol ke dalam air mendidih 20 menit untuk menghilangkan kuman / bakteri yang tertinggal
di dalam botol.
7. Memberikan terapi pada bayi ibu.
Cotrimoxazol syrup 240 mg 3 x 1 / hari
Pamol syrup 120 mg 3 x 1 hari
CTM 4 mg 3 x 1 hari
8. Menganjurkan ibu untuk kontrol setelah obat habis

VII. EVALUASI
Tanggal / jam : 14 Desember 2011 / 09. 40 WIB
1. KU : Lemah Kesadaran : CM
T :- HR : 96 x / menit
RR : 40 x / menit S : 36,50C
2. Ibu sudah mengerti tentang diare.
3. Ibu bersedia untuk memberikan oralit atau larutan gula garam pada bayinya.
4. Ibu bersedia untuk memberikan nutrisi yang bergizi dan istirahat yang cukup.
5. Ibu bersedia untuk mengompres anaknya bila panas dengan air hangat.
6. Ibu sudah mengerti tentang nutrisi dan personal hygiene.
7. Anak sudah diberikan terapi
8.Ibu bersedia untuk kontrol setelah obat habis.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan pengkajian asuhan kebidanan pada By. F umur 10 bulan dengan
diare di Puskesmas Gemolong. Penulis dapat mengambil kesimpulan :
4.1.1 Dengan menggunakan manajement varney dengan menggunakan soap dapat
meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dan sikap yangan harus dilakukan bidab dalam
memberikan asuhan secara tepat, cermat, menyeluruh
4.1.2 Dengan manajement varney dapat meningkatkan kemammpuan bidan dalam
hal pengetahuan didapatkan hasil pengkajian pada An. S umur 10 bulan denagn diare:
Alasan datang berak encer dan berampas ± 6 kali dalam sehari dan sudah berlangsung selama
1 hari . KU : Lemah, Kesadaran: CM, VS: T : -, HR : 100 x/menit, RR : 40 x/menit, S : 37 oC,
tidak ada riwayat penyakit yang membahayakan. Asuhan Kebidanan yang diberikan yaitu
melakukan rehidrasi dengan oralit, memberikan informasi tentang diare, memberikan KIE
tentang nutrisi dan personal hygiene, anjurkan ibu untuk mengontrolkan anaknya 1 minggu
lagi atau bila ada keluhan.
4.2 Saran
4.2.1 Bagi tenaga kesehatan
Bagi tenaga kesehatan dapat memberikan asuhan pelayanan dan penyuluhan kepada
masyarakat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
4.2.2 Bagi pasien
Hendaknya dapat mendukung dan mampu diajak kerjasama dengan tenaga kesehatan
4.2.3 Untuk Keluarga
Hendaknya memberikan dukungan kepada pasien baik mental maupun spiritual.
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Christina, S. Dra. 1996. Perawatan Kebidanan Jilid 2. Jakarta : Bratara

Nelson. 2002. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2. Jakarta : EGC

Saminem, Hj. 2008. Kehamilan Normal. Jakarta : EGC

Staf Pengajar IKA FKUI 1998. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Jakarta : FKUI

Widjaja, M.C. 2002. Mengatasi Diare dan Keracunan Pada Balita. Jakarta : Kawan Pustaka

Anda mungkin juga menyukai