Proposal Skripsi On Going
Proposal Skripsi On Going
PROPOSAL
SKRIPSI
Oleh :
NABILA AZZAHRA
NIM: PO.71.34.2.20.017
PROPOSAL
SKRIPSI
Oleh:
NABILA AZZAHRA
NIM: PO.71.34.2.20.017
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
anugerah
dan penyertaan-Nya yang telah senantiasa memberikan kesehatan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan Proposal Skripsi “Efektivitas Konsentrasi Asam
Alkohol Terhadap Hasil Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) Metode
Ziehl Neelsen”.
Dalam penulisan Proposal Skripsi ini banyak pihak-pihak yang telah ikut
membimbing, mengarahkan dan mengkritik serta dapat diselesaikan dengan baik.
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Muhammad Taswin, S.Si., Apt., MM., M.Kes, selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Kemenkes Palembang.
2. Nurhayati, S.Pd., SKM., M.Kes selaku Ketua Jurusan Teknologi
Laboratorium Medis Palembang.
3. Abdul Mutholib, ST., MT selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan
Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Palembang.
4. Handayani, ST., MT selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian Proposal Skripsi ini.
5. Fandianta, S.Kom., MPH selaku Dosen Pendamping yang telah
memberikan saran dan masukan serta perbaikan untuk menyempurnakan
dalam penyusunan Proposal Skripsi ini.
6. Ardiya Garini, SKM., M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberikan banyak bantuan selama menempuh pendidikan di
kampus.
7. Seluruh dosen dan tenaga kependidikan Jurusan Teknologi Laboratorium
Medis Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palembang.
8. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang selalu mendoakan serta
memberikan dukungan dan semangat yang besar selama penyelesaian
proposal skripsi ini
9. Teman seperjuangan Teknologi Laboratorium Medis Angkatan 20 yang
memberikan semangat.
v
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah
terlibat dalam penulisan dan penyusunan Proposal Skripsi ini. Kiranya Proposal
Skripsi ini dapat berguna khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................15
3.1 Jenis Penelitian.........................................................................................15
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................15
3.2.1 Lokasi Penelitian...........................................................................15
3.2.2 Waktu Penelitian...........................................................................15
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian...............................................................15
3.3.1 Populasi Penelitian........................................................................15
3.3.2 Sampel Penelitian..........................................................................15
3.4 Teknik Sampling......................................................................................16
3.5 Jenis, Metode dan Instrumen Pengambilan Data.....................................16
3.5.1 Jenis Pengambilan Data................................................................16
3.5.2 Metode Pengambilan Data............................................................16
3.5.3 Instrumen Pengambilan Data........................................................16
3.6 Alur Penelitian.........................................................................................17
3.7 Analisa Data dan Interpretasi Hasil.........................................................18
3.7.1 Analisa Data..................................................................................18
3.7.2 Interpretasi Hasil...........................................................................18
3.8 Etik Penelitian..........................................................................................19
3.9 Jadwal Rencana Penelitian.......................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
2
semula sehingga perlu menunggu beberapa menit. Dan pada saat penambahan
alkohol asam, bakteri yang bukan BTA akan dilunturkan karena tidak dapat
berikatan dengan karbol fuchsin. Bakteri yang tahan terhadap zat warna ketika
ditambahkan alkohol asam disebut bakteri tahan asam, dan warnanya menjadi
merah setelah diwarnai. Bakteri yang tidak tahan terhadap asam mudah
dihilangkan dengan alkohol asam dan berwarna biru setelah dilakukan pewarnaan
dengan methylene blue. (Wulandari, 2018)
Pewarnaan sediaan baik jika latar belakang berwarna biru oleh methylene
blue sedangkan bakteri Mycobacterium tuberculosis akan menyerap zat warna
karbol fuchsin, BTA berwarna merah dan bukan BTA berwarna biru terang.
Pewarnaan jelek disebabkan karena pengecatan yang dilakukan terlalu tipis atau
terlalu tebal sehingga dapat menyebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis
tertutup oleh zat warna karbol fuchsin sehingga kuman sulit diamati dan dapat
mengakibatkan false negative atau false positive (bukan BTA ikut berwarna
merah) yang seharusnya berwarna biru. (Achmadi et al., 2021)
Dari penelitian (Amelia et al., 2019) telah dilakukan uji konsentrasi asam
alkohol (1%, 3%, 6%, 9%, dan 12%) dengan menggunakan reagen pewarnaan
karbol fuchsin 1% dan methylene blue 0,3% terhadap hasil pemeriksaan Bakteri
Tahan Asam (BTA) Metode Ziehl Neelsen dan didapatkan hasil yang sangat
berpengaruh pada kualitas pewarnaan BTA yaitu konsentrasi asam alkohol 12%.
Salah satu larutan yang digunakan untuk melunturkan zat warna dari karbol
fuchsin pada pewarnaan Ziehl Neelsen adalah konsentrasi asam akohol, komposisi
asam alkohol yaitu HCl (asam klorida) pekat dan alkohol 96%. Pada konsentrasi
asam alkohol digunakan untuk pelunturan zat warna dari karbol fuchsin.
Tahap dekolorisasi (pemberian alkohol asam) tidak boleh berlebihan.
Karena jika terlalu berlebih akan hampir sama dengan sel non BTA. Jika waktu
pemberian alkohol asam terlalu singkat, maka tidak akan luntur warna nya secara
sempurna sehingga masih ada sisa warna dari karbol fuchsin pada sediaan yang
mengakibatkan sel non BTA berwarna ungu mendekati sel BTA+ dan akan
mempengaruhi pembacaan mikroskop. (Wulandari, 2018)
3
Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka penulis/peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian terkait “Efektivitas Konsentrasi Asam Alkohol Terhadap
Hasil Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) Metode Ziehl Neelsen”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian dan latar belakang diatas penulis bermaksud untuk
mengetahui bagaimana efektivitas konsentrasi asam alkohol terhadap hasil
pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) metode Ziehl Neelsen
4
4. Untuk mengetahui perbedaan efektivitas pewarnaan antara konsentrasi
asam alkohol 1%, 6%, dan 9% dengan kontrol (konsentrasi asam alkohol
3%)
5
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang
Bakteriologi Klinis dan menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama
perkuliahan di jurusan Teknologi Laboratorium Medis.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
Gambar 2. 1 Mycobacterium tuberculosis
(Sumber CDC, 2023)
8
menulari orang lain. Faktor lain yang dapat mengakibatkan seseorang terkena
penyakit TB adalah perilaku merokok. Merokok membuat lebih rentan terhadap
bakteri TB. Selain itu, kondisi lingkungan rumah juga dapat menjadi faktor lain
terjadinya TB. Rumah yang kekurangan pencahayaan dan sinar matahari
memungkinkan bakteri tuberkulosis bertahan hidup di lingkungan rumah sehingga
meningkatkan kejadian tuberkulosis. (Pralambang & Setiawan, 2021)
9
Metode pemeriksaan mikroskopis BTA menggunakan sediaan yang dibuat
secara langsung dari spesimen sputum. Pemeriksaan mikroskopik BTA pada 3
spesimen sputum penderita diambil 3 kali; sewaktu, pagi, dan sewaktu (SPS).
Pemeriksaan mikroskopis memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan
pemeriksaan mikroskopis BTA yaitu biaya relative lebih murah, dapat dikerjakan
di laboratorium sederhana yang memiliki mikroskop. Kekurangan pemeriksaan
mikroskopis BTA adalah waktu yang diperlukan untuk pemeriksaan cukup lama.
Sampel yang digunakan merupakan dahak pagi membutuhkan waktu 2 hari
hingga prosedur pengerjaan pembuatan sediaan dan pewarnaan sampai
pemeriksaan di bawah mikroskop memerlukan waktu yang cukup lama.
(Murtafi’ah et al., 2020)
Bahan pemeriksaan mikroskopis BTA adalah dahak atau sputum. Sputum
yang terbaik untuk diperiksa yaitu pagi hari dikarenakan banyak mengandung
mikobakteria dibandingkan waktu lain. (Kalma, 2015)
Hasil pemeriksaan mikroskopis BTA dipengaruhi pada saat persiapan
sampel, yang harus memenuhi kriteria kualitas sputum yang baik. Sediaan sputum
yang berkualitas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : sputum, ukuran,
ketebalan, kerataan, warna, dan kebersihan. Waktu pendinginan karbol fuchsin
biasanya minimal 5-7 menit. (Maulida et al., 2023)
10
menjadi pilihan pertama untuk deteksi awal TB. Teknik ZN merupakan teknik
yang mudah, murah, dan mempunyai spesifisitas yang tinggi untuk mendeteksi
bakteri tahan asam (BTA) pada sputum. (Misnarliah & Mudrika, 2021)
Pewarnaan BTA metode Ziehl Neelsen tergolong pewarnaan diferensial
yang memilih bakteri menjadi kelompok tahan asam dan tidak tahan. Saat ini
tedapat beberapa metode pewarnaan tahan asam yang tersedia di laboratorium
klinik. Semua didasarkan atas prinsip yang sama dengan perbedaan-perbedaan
yang penting dalam rincian protokol pewarnaannya. Secara umum semua metode
memerlukan pembuatan apusan yang tipis, pengeringan di udara dan fiksasi
panas. Apusan dialiri oleh zat warna primer penetratif, di lunturkan dengan suatu
reagen yang mengandung asam kuat dan diberi warna tandingan dengan zat warna
kedua. Ada berbagai metode pewarnaan tahan asam dengan teknik yang berbeda
diantaranya pewarnaan Ziehl Neelsen. Prinsip pewarnaan BTA metode Ziehl
Neelsen yaitu dengan pemanasan pada pewarnaan Ziehl Neelsen lapisan/pori-pori
lipid pada bakteri akan melebur sehingga zat warna dapat masuk kedalam tubuh
bakteri. Bila preparat dingin zat warna tidak dapat terlepas kembali walaupun
dilunturkan dengan asam, berbeda dengan bakteri tidak tahan asam yang zat
warna pertama akan luntur sehingga mengambil zat warna kedua pada pewarnaan
kedua. Bakteri tahan asam berwarna merah dan bakteri tidak tahan asam berwarna
biru. (Kalma, 2015)
Adapun zat warna Basil Tahan Asam (BTA) metode Ziehl Neelsen terdiri
dari :
a. Karbol Fuchsin
Pewarnaan karbol fuchsin merupakan pewarna dasar yang mengandung
fenol untuk membantu melarutkan dinding sel. Pemanasan biasanya
diperlukan untuk meningkatkan penetrasi pewarna dasar ke dalam sel
bakteri. Semua jenis sel berwarna primer. Sel-sel tersebut kemudian di
dekolorisasi dengan alkohol asam yang menghilangkan pewarna basa dari
semua jenis sel bakteri kecuali bakteri tahan asam. (Purnama et al., 2018)
b. Methylene Blue
Zat warna methylene blue adalah zat pewarna sekunder yang berperan
sebagai pewarna pembanding. Pewarna ini yang akan mewarnai sel yang
11
telah terdekolorisasi. Pada akhir prosedur pewarnaan tahan asam
menunjukkan warna merah-pink untuk bakteri tahan asam dan warna biru
untuk bakteri yang tidak tahan asam. Contoh bakteri tahan asam adalah
Mycobacterium, sehingga teknik pewarnaan bakteri tahan asam (BTA) ini
sering digunakan dalam identifikasi kuman penyebab infeksi paru.
(Purnama et al., 2018)
c. Asam Alkohol
Larutan alkohol asam 3% berfungsi untuk membersihkan dan melunturkan
(dekolorisasi) warna pada sel bakteri. Setelah sel bakteri mampu menyerap
warna karbol fuchsin, maka dinding sel akan menutup kembali pada suhu
semula, sehingga perlu menunggu beberapa menit. Penambahan alkohol
asam bakteri yang bukan BTA akan dilunturkan karena tidak dapat
berikatan kuat terhadap karbol fuchsin. Bakteri yang tahan terhadap zat
warna ketika ditambahkan alkohol asam disebut bakteri tahan asam, dan
warna nya menjadi merah setelah diwarnai. Bakteri yang tidak tahan
terhadap asam mudah dilunturkan dengan alkohol asam dan berwarna biru
setelah dilakukan pewarnaan dengan methylene blue. Prosedur
Operasional Standar menyebutkan untuk pencucian asam alkohol dapat
dilakukan hingga warnanya pucat. Jika warna cat kurang bersih, ulangi
proses ini hingga warna karbol fuchsin hilang. Namun pada manual
prosedur reagen nya menyatakan bahwa pencucian dengan alkohol asam
dilakukan selama 3 menit sedangkan pada prakteknya pencucian asam
alkohol sebenarnya dilakukan selama 5 menit untuk mendapatkan sediaan
BTA yang bersih dari sisa karbol fuchsin. Tahap dekolorisasi (pemberian
alkohol asam) tidak boleh berlebihan. Karena jika terlalu berlebih akan
hampir sama dengan sel non BTA. Jika waktu pemberian alkohol asam
terlalu singkat, maka tidak akan luntur warna nya secara sempurna
sehingga masih ada sisa warna dari karbol fuchsin pada sediaan yang
mengakibatkan sel non BTA berwarna ungu mendekati sel BTA+ dan
akan mempengaruhi pembacaan mikroskop. (Wulandari, 2018)
12
Gambar 2. 3 Proses pewarnaan BTA
(Sumber CDC, 2023)
13
2.5 Kerangka Konsep
Gambar 2. 6 Kerangka konsep
Asam Alkohol 1%
Asam Alkohol 9%
14
2.6 Definisi Operasional
15
tidak jelas
dan latar
belakang
jelas
4 = Bakteri
dan latar
belakang
jelas
16
jelas dan
latar
belakang
tidak jelas
3 = Bakteri
tidak jelas
dan latar
belakang
jelas
4 = Bakteri
dan latar
belakang
jelas
2.7 Hipotesis
1. H0 : Tidak ada pengaruh konsentrasi asam alkohol 1% terhadap pewarnaan
Basil Tahan Asam (BTA) metode Ziehl Neelsen
H1 : Ada pengaruh konsentrasi asam alkohol 1% terhadap pewarnaan Basil
Tahan Asam (BTA) metode Ziehl Neelsen
2. H0 : Tidak ada pengaruh konsentrasi asam alkohol 6% terhadap pewarnaan
Basil Tahan Asam (BTA) metode Ziehl Neelsen
H1 : Ada pengaruh konsentrasi asam alkohol 6% terhadap pewarnaan Basil
Tahan Asam (BTA) metode Ziehl Neelsen
3. H0 : Tidak ada pengaruh konsentrasi asam alkohol 9% terhadap pewarnaan
Basil Tahan Asam (BTA) metode Ziehl Neelsen
H1 : Ada pengaruh konsentrasi asam alkohol 9% terhadap pewarnaan Basil
Tahan Asam (BTA) metode Ziehl Neelsen
4. H0 : Tidak ada perbedaan efektivitas pewarnaan antara konsentrasi asam
alkohol 1%, 6%, dan 9% dengan kontrol (konsentrasi asam alkohol 3%)
H1 : Ada perbedaan efektivitas pewarnaan antara konsentrasi asam alkohol
1%, 6%, dan 9% dengan kontrol (konsentrasi asam alkohol 3%)
17
18
BAB III
METODE PENELITIAN
19
3 (r-1) ≥ 15
3r ≥ 15+4
3r ≥ 19
r=
r = 6 per sampel
Jadi setiap kelompok perlakuan dalam penelitian ini akan di replikasi atau
pengulangan sebanyak 6 kali
20
3.6 Alur Penelitian
Gambar 3. 1 Alur penelitian
Puskesmas Sosial
Kota Palembang
Pemb Preparat
Pewarnaan preparat
Pemeriksaan
Preparat
DST
21
pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) dengan variabel independen (asam
alkohol 1%, asam alkohol 3% sebagai kontrol, asam alkohol 6%, dan asam
alkohol 9%). Data ini dianalisis dengan menggunakan uji Anova sebagai
salah satu uji statistik untuk menguji efektivitas antara empat kelompok
data menggunakan program Statistical Package for the Social Sciences
(SPSS)
22
3.9 Jadwal Rencana Penelitian
1. Persiapan
2. Penyusunan Proposal
3. Seminar Proposal
4. Surat Perizinan
5. Pengambilan Data
6. Pengolahan Data
7. Analisis Data
23
DAFTAR PUSTAKA
24
Khariri. (2020). Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) pada Sputum
dengan Metode Pewarnaan Ziehl Neelsen (ZN) untuk Diagnosis
TB Paru. Prosiding Seminar Nasional Ketiga Sinergitas
Multidisiplin Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi 2020, 3(1), 132–
139.
https://jurnal.yapri.ac.id/index.php/semnassmipt/article/view/159
Kristini, T., & Hamidah, R. (2020). Potensi Penularan Tuberculosis
Paru pada Anggota Keluarga Penderita. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Indonesia, 15(1), 24.
https://doi.org/10.26714/jkmi.15.1.2020.24-28
Maulida, A., Harlita, T. D., & Makkadafi, S. P. (2023). Terhadap
Hasil Pemeriksaan Mikroskopis Basil Tahan Asam kasus ( Badan
Pusat Statistika Kalimantan Timur , 2020 ). Menurut data dari
Dinas Kesehatan kasus ( Dinas Komunikasi dan Informatika
Kalimantan Timur , 2022 ). Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan. 11(2), 235–248.
Misnarliah, & Mudrika. (2021). Pengaruh Penundaan Pewarnaan
Preparat Bakteri Tahan Aasam Metode Zihel Nelseen Terhadap
Hasil Pemeriksaan Mikroskopik. Jurnal Teknosains Kodepena,
01(o2), 58–63.
Murtafi’ah, N. matul-, Fadhilah, F. R., & Krisdaryani, R. (2020).
Perbandingan Hasil Pemeriksaan Mycobacterium Tuberculosis
dengan GeneXpert dan Pewarnaan Ziehl Neelsen di Rumah Sakit
Mitra Anugrah Lestari. Riset Informasi Kesehatan, 9(2), 188.
https://doi.org/10.30644/rik.v9i2.381
Pralambang, S. D., & Setiawan, S. (2021). Faktor Risiko Kejadian
Tuberkulosis di Indonesia. Jurnal Biostatistik, Kependudukan,
dan Informatika Kesehatan, 2(1), 60.
25
https://doi.org/10.51181/bikfokes.v2i1.4660
Purnama, T., Tusmin, & Ruflah. (2018). Penggunaan Giemsa Sebagai
Alternatif Pewarna Pengganti Carbol Fuchsin dan Methilen Blue
Pada Pewarnaan BTA Metode Ziehl Neelsen. Angewandte
Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 4(2), 123–131.
https://journal.tlm.umw.ac.id/index.php/JMMedilab/article/view/1
26/71
Susanti, D. (2013). Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) Pada
Sputum Penderita Batuk ≥ 2 Minggu di Poliklinik Penyakit
Dalam BLU RSUP. Prof. Dr. R.D Kandao Manado. E-CliniC,
1(1), 1–5. https://doi.org/10.35790/ecl.1.1.2013.4037
Wulandari, S. K. (2018). Perbedaan Waktu Pencucian Alkohol 3%
Terhadap Hasil Pewarnaan Ziehl Neelsen Pada Preparat BTA.
26
LAMPIRAN
27
Lampiran 2 :Instruksi Kerja Pemeriksaan
Prinsip : Dinding bakteri tahan asam serta memiliki lapisan lilin dan lemak
yang sulit untuk menembus cat. Dibawah pengaruh fenol dan
pemanasan, warna dasar fuchsin menembus lapisan lilin dan
lemak. Saat pencucian, lapisan lilin dan lemak yang terbuka akan
menutup kembali. Pada saat pencucian dengan alkohol asam,
warna fuchsin tidak dilepas. Sedangkan bakteri yang tidak tahan
terhadap asam akan akan luntur dan mengambil warna biru dari
methylene blue.
Alat : - Mikroskop
- Objek glass
- Deck glass
- Pot sputum
- Rak pewarnaan
- Lampu spiritus
- Korek api
- Pipet tetes
- Ose
- Labu semprot
- Tissu gulung
Sampel : Sputum
28
Prosedur Kerja:
29
5. Bilas karbol fuchsin dengan air mengalir
6. Celupkan asam alkohol (konsentrasi 1%, 3 % sebagai kontrol, 6% dan
9%) beberapa kali hingga warna merah karbol fuchsin menghilang
7. Bilas sisa-sisa asam alkohol dengan air mengalir
8. Teteskan methylene blue 0,1% hingga menggenangi seluruh permukaan
sediaan dan diamkan selama 10-20 detik
9. Bilas methylene blue dengan air mengalir
10. Keringkan sediaan dengan meletakkannya di udara terbuka
11. Setelah kering, tutup sediaan dengan deck glass
12. Amati hasil pewarnaan dengan mikroskop dengan perbesaran 1000x yang
telah ditetesi oil imersi
30
Lampiran 3 : Tabel Hasil Pemeriksaan
31
BIODATA
Agama : Islam
No Hp/WA : 085769583831
Ayah : Malkan
Ibu : Guslina
Riwayat Pendidikan :
32