Anda di halaman 1dari 17

PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara

http://jurmafis.untan.ac.id

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN


PUBLIK PADA KANTOR CAMAT PONTIANAK KOTA
Oleh:
JUNARTA
NIM. E21109102

Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2016

Abstrak
Tujuan Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan direktif terhadap
Kualitas Pelayanan Publik yang ada pada Kantor Camat Pontianak Kota. Apakah memang ada pengaruhnya
antara kepemimpinan direktif dengan kualitas pelayanan publik pada Kantor Camat Pontianak Kota dan apabila
ada seberapa besar pengarunhya terhadap kualitas pelayanan publik yang diselenggarakan oleh Kecamatan
Pontianak Kota. Dalam penulisan ini dibatasi pada gaya kepemimpinan direktif dan rumusan masalahnya adalah
rumusan masalah asosiatif yang bersifat menanyakan hubungan dua variabel yaitu satu variabel independen
(yang mempengaruhi) dan variabel dependen (yang dipengaruhi). Apabila kepemimpinan direktif yang
dijalankan oleh Camat Pontianak Kota ini mempunyai pengaruh terhadap kualitas pelayanan yang diberikan
apakah pengaruh ini sangat signifikan atau tidak dan apabila ternyata sangat signifikan apakah Camat selaku
kepala pada Kantor Camat Pontianak Kota akan merubah atau memperbaiki atau bahkan mempertahankan gaya
kepemimpinan yang dijalankan. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS 20.0 for Windows uji validitas dan
reliabilitas antara variabel bebas dan variabel terikat semua indikator dinyatakan valid, demikian juga analisis uji
validitas dan uji reliabilitas antara kedua variabel tersebut dinyatakan reliabel.
Variabel kepemimpinan direktif berpengaruh signifikan pada kualitas pelayanan berdasarkan hasil perhitungan
dengan korelasi Produc Moment Personsebesar (rhitung)= 0,491 dan (rtabel)= 0,444 maka H0 ditolak dan Ha
diterima, artinya gaya kepemimpinan direktif mempunyai pengaruh dan terdapat hubungan signifikan terhadap
kualitas pelayanan. Berdasarkan hasil penelitin bahwa Kantor Camat Pontianak Kota masih perlu meningkatkan
kualitas pelayanan publik bagi petugas pelayanan, untuk mempercepat dan memperlancar pelayanan keberadaan
pimpinan sebagai pengesahan pelayanan masih perlu diperhatikan karena pimpinan sangat berpengaruh terhadap
kelancaran pelayanan.Apabila pimpinan tidak berada ditempat maka untuk memperlancar pelayanan kepada
masyarakat hendaknya ditunjuk salah satu pejabat untuk menandatangani berkas pelayanan atas nama Camat
Pontianak Kota.

Kata-kata kunci: Kepemimpinan, Pelayanan Publik

THE INFLUENCE LEADERSHIP ON THE QUALITY OF PUBLIC SERVICE IN


SUB-DISTRICT OFFICE OF PONTIANAK CITY

Abstract

Then the main of is reseach intended to know how big the influence of directive leadership to the quality of
public service in sub-district office of Pontianak City. Is there any influence between directive leadership and
quality of public service in sub-district of Pontianak City it here is how big the influence to the quality of public
service that held by sub-district of Pontianak City. This thesis is limited to directive leadership’s manner and
problem’s formulation that is problem’s formulation associative wich asked about the relation of two variable
that is independent variable (wich influence) and dependent variable (wich affected). If directive leadership
which run by sub district’s head of Pontianak City has influence to the service’s quality wich given. Is the
influence significant or not and if it really significant will sub district’s head as a chief of sub-district office of
Pontianak City change or solve event stand the leadership manner that run. Based on the result of SPSS 20.0 for
Windows processing validity test and reliability between independent variable and dependent variable all

1
JUNARTA, NIM. E21109102
Program Studi Ilmu Administrasi Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara
http://jurmafis.untan.ac.id

indicator state that it’s valid, also the analize of validity test and reliability test between both of that variable
stated reliable.
Directive leadership’s variable give significant influence to the service’s quality based on tabulation’s result with
correlation of Product Moment Person as big as (rcount)= 0,491 and (r table)= 0,444 then Ho is refuse and Ha is
accept, which means directive leadership’s manner has influence there is significant relation to service quality.
Based on the research’s result that sub-district office of Pontianak City still need to increase the quality of public
service for service operator, to speed up and expedite the service of leader presence as a legilization of the
service still need concern because the leader is really influence to the service continuity. If leader stay on seat so
to expedite the service to the citizen should apointed are of official to sign the service files in the name of sub-
district had of Pontianak City.

Keywords : Leadership, Public service

A. PENDAHULUAN lanjut dalam penelitian ini berdasarkan


pengamatan bahwa fenomena yang terjadi
Kecamatan Pontianak Kota sebagai berikut:
merupakan unsur pelaksana Pemerintah 1. Tugas pokok dan fungsi masing-masing
yang dipimpin oleh seorang Camat sebagai pegawai Kecamatan Pontianak Kota
kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah telah diuraikan secara rinci dalam
(SKPD) dan bertanggung jawab kepada Peraturan Walikota Pontianak Nomor
Walikota Pontianak. Camat mempunyai 10 Tahun 2010.
tugas membantu walikota dalam 2. Perintah diberikan langsung oleh Camat
melaksanakan tugas pokoknya yaitu dalam Pontianak Kota sebagai kepala SKPD
penyelenggaraan pemerintahan, sehingga seluruh pegawai bertanggung
pelaksanaan pembangunan, pembinaan jawab terhadap Camat Pontianak Kota.
masyarakat dan memberikan pelayanan 3. Fungsi pengawasan sehari-hari
administrasi, organisasi dan tata laksana dilakukan oleh Camat Pontianak Kota
serta memberikan pelayanan teknis walaupun secara hirarki atasan langsung
administrasi kepada seluruh perangkat pegawai tetap memiliki tugas untuk
daerah. melakukan fungsi tersebut.
Ada empat gaya kepemimpinan yang Hal tersebut sejalan dengan pendapat
umum diterapkan yaitu gaya Luthans (2005:557) bahwa kepemimpinan
kepemimpinan direktif, gaya direktif yaitu gaya kepemimpinan yang
kepemimpinan konsultatif, gaya mempunyai hubungan yang positif dengan
kepemimpinan partisipatif dan gaya kepuasan dan harapan bawahan. Atasan
kepemimpinan delegatif. Gaya sering memberikan perintah atau tugas
kepemimpinan direktif akan dibahas lebih khusus. Pengambilan keputusan didasarkan

2
JUNARTA, NIM. E21109102
Program Studi Ilmu Administrasi Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara
http://jurmafis.untan.ac.id

pada kekuasaan dan wewenang serta menjadi lebih baik lagi dimasa-masa yang
memberikan petunjuk spesifik untuk akan datang.
kinerja bawahannya. Berdasarkan laporan hasil survey
UU Nomor 32 Tahun 2004 mengatur kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
bahwa kecamatan merupakan perangkat umum Kantor Kecamatan Pontianak Kota
daerah kabupaten/kota yang dipimpin oleh yang dilakukan oleh Kecamatan Pontianak
kepala kecamatan yang disebut camat. Kota sendiri pada tahun 2011 dari 14 unsur
Kecamatan Pontianak Kota sebagai salah Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
satu SKPD Kota Pontianak dalam sebagai unsur minimal yang dinilai
penyelenggaraan pelayanan publik yang terdapat tiga unsur yang termasuk kategori
dilakukan oleh aparatur pemerintahdalam rendah seperti data Tabel 1 sebagai
berbagai sektor pelayanan terutama berikut:
yangmenyangkut pemenuhan hak-hak sipil
dan kebutuhan dasar masyarakat Tabel. 1
sepertipelayanan PPAT, KK, KTP, Surat Hasil Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap
Kualitas Pelayanan
Keterangan Waris, Keterangan Domisili Kecamatan Pontianak Kota Tahun 2012
Usaha, keterangan domisili penduduk dan Nilai Unsur
NO Unsur Pelayanan
Pelayanan
sebagainya. 1 2 3
Kecamatan merupakan lembaga yang 1 Prosedur pelayanan 3,21
2 Persyaratan pelayanan 3,18
melakukan pelayanan langsung sebagian
3 Kejelasan petugas pelayanan 3,22
tugas-tugas pemerintahan yang telah 4
Kedisiplinan petugas
3,18
pelayanan
dilimpahkan oleh Walikota Pontianak dan Tanggung jawab petugas
5 3,18
pelayanan
melaksanakan pelayanan langsung tersebut Kemampuan petugas
6 3,21
kepada masyarakat di wilayah Kecamatan pelayanan
7 Kecepatan pelayanan 3,14
Pontianak Kota dan Camat Pontianak Kota Kedilan mendapatkan
8 3,09
pelayanan
adalah seorang pemimpin lembaga Kesopanan dan keramahan
9 3,23
petugas
pemerintahan di lingkungan Kecamatan
10 Kewajaran biaya pelayanan 3,11
mempengaruhi lembaga yang dipimpinnya 11 Kepastian biaya pelayanan 3,29
terutama dalam memberikan pelayanan 12 Kepastian jadwal pelayanan 3,24
13 Kenyamanan lingkungan 3,21
kepada masyarakat. 14 Keamanan pelayanan 3,22
Kantor Camat Pontianak Kota telah Sumber : Kantor Camat Pontianak Kota,
November 2012
melaksanakan pelayanan sesuai dengan
tugas dan fungsinya, akan tetapi masih Keempat belas unsur pelayanan

perlu peningkatan kualitas pelayanan agar dalam IKM di atas merupakan persepsi
3
JUNARTA, NIM. E21109102
Program Studi Ilmu Administrasi Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara
http://jurmafis.untan.ac.id

masyarakat tentang kualitas pelayanan besar pengaruh gaya kepemimpinan


Kantor Camat Pontianak Kota. Survei IKM direktif terhadap kualitas pelayanan publik
dilaksanakan berdasarkan Kepmenpan pada Kantor Camat Pontianak Kota Kota
Nomor: 25 Tahun 2004 tentang Indeks Pontianak.
Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan
Instansi Pemerintah. Selanjutnya secara 1. Pembatasan Penelitian
teoritik, Zeithaml, et.al. (1990:23) Ada empat gaya kepemimpinan
mengemukakan bahwa penilaian kualitas yaitu gaya direktif, gaya konsultatif, gaya
pelayanan menurut konsumen didasari partisipatif dan gaya delegasi. Karena
pada indikator-indikator: adanya keterbatasan penulis baik dari segi
1. Tangibles, artinya kualitas pelayanan waktu, dana, tenaga serta teori-teori yang
berupa sarana fisik perkantoran, ruang dimiliki, dan supaya penelitian dapat
tunggu, komputer dan lain-lain. dilakukan lebih mendalam makapeneliti
2. Reliability, artinya kemampuan dan membatasi pada gaya kepemimpinan
keandalan untuk menyediakan direktif. Alasannya karena kepemimpinan
pelayanan yang terpercaya. di pemerintahan pada umumnya
3. Responsiveness, artinya kesanggupan menerapkan gaya direktif. Penelitian ini
untuk membantu dan menyediakan dibatasi pada gaya kepemimpinan direktif
pelayanan secara cepat dan tepat serta dan kualitas pelayanan publik pada Kantor
tanggap terhadap keinginan konsumen. Camat Pontianak Kota.
4. Assurance, artinya kemampuan dan
keramahan serta sopan santun pegawai 2. Perumusan permasalahan
dalam meyakinkan kepercayaan Berangkat dari permasalahanyang
konsumen. menjadi latar belakang kajian ini, maka
5. Empathy, artinya sikap tegas tetapi untuk menjawab permasalahan penelitian
penuh perhatian terhadap pelanggan. diperlukan suatu rumusan masalah yang
Berdasarkan uraian di atas, akan berguna bagi arah dan langkah
disimpulkan bahwa terdapat lima indikator peneltian. Rumusan masalah yang akan
kualitas pelayanan yaitu tangibles digunakan adalah rumusan masalah
(berwujud), reliability (keandalan), asosiatif yaitu suatu rumusan masalah
responsiveness (ketanggapan), assurance penelitian yang bersifat menanyakan
(jaminan) dan empathy (empati). hubungan antara dua variabel, yaitu
Penelitian ini dianggap sebagai upaya variabel independen dan variabel
baru untuk mengetahui tentang seberapa dependen. Rumusan masalah umum
4
JUNARTA, NIM. E21109102
Program Studi Ilmu Administrasi Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara
http://jurmafis.untan.ac.id

sebagai berikut: Apakah ada pengaruh Berkontribusi secara praktis bagi


gaya kepemimpinan direktif terhadap Kantor Camat Pontianak Kota Kota
kualitas pelayanan publik pada Kantor Pontianak, khususnya dalam
Camat Pontianak Kota? peningkatan kualitas pelayanan publik.

3. Tujuan Penelitian
Mengacu pada pokok permasalahan B. METODE
di atas, maka tujuan umum penelitian ini
adalah mendeskripsikan pengaruh gaya 1. Jenis Penelitian
kepemimpinan direktif terhadap kualitas Jenis penelitian menggunakan
pelayanan publik pada Kantor Camat metode survey, yaitu penelitian yang
Pontianak Kota. Selanjutnya tujuan khusus mengambil sampel dari satu populasi dan
penelitian ini sebagai berikut: menggunakan kuesioner sebagai alat
a) Mendeskripsikan gaya kepemimpinan pengumpul data pokok (Singarimbun,
direktif pada Kantor Camat Pontianak 1985:1) kemudian data yang dianalisis
Kota. adalah data sampel bukan populasi
b) Mendeskripsikan kualitas Pelayanan berdasarkan hipotesis yang telah
Publik pada Kantor Camat Pontianak dirumuskan.
Kota. Penelitian dilakukan terhadap
c) Mengetahui besarnya signifikansi pegawaiKantor Camat Pontianak Kota
pengaruh gaya kepemimpinan direktif sebagai pemberi layanan masyarakatyang
terhadap kualitas pelayanan publik berjumlah 22 orang. Hubungan
pada Kantor Camat Pontianak Kota. kepemimpinan direktif terhadap kualitas
pelayanan diukur menggunakan analisis
4. Manfaat Penelitian Korelasi Product Moment Pearson. Data
Hasil penelitian ini diharapkan dapat yang dianalisis adalah data kuesioner yang
memberi manfaat : diisi pegawai Kantor Camat Pontianak
a) Manfaat Teoritis Kota. Kualitas pelayanan diukur
Berkontribusi secara akademis bagi berdasarkan persepsi pemberi layanan
ilmu pengetahuan yaitu pengembangan maka respondennya adalah Pegawai
ilmu administrasi publik. Kantor Camat Pontianak Kota.
b) Manfaat Praktis

5
JUNARTA, NIM. E21109102
Program Studi Ilmu Administrasi Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara
http://jurmafis.untan.ac.id

2. Langkah-langkah Penelitian bahwa Kecamatan Pontianak Kota belum


Dalam penelitian ini langkah pertama mampu memberikan pelayanan sesuai
adalah merumuskan masalah penelitian. dengan harapan masyarakat. Waktu
Rumusan masalah dalam penelitian ini penelitian dilakukan kurang lebih selama
adalah rumusan masalah asosiatif. tiga bulan setelah proposal disetujui dan
Rumusan masalah asosiatif adalah suatu diseminarkan.
rumusan masalah penelitian yang bersifat
menanyakan hubungan antara dua variabel 4. Populasi dan Sampel Penelitian
yang berbentuk hubungan kausal yaitu Populasi dalam penelitian ini adalah
hubungan yang bersifat sebab akibat, satu Pegawai Kantor Camat Pontianak Kota
variabel independen (yang mempengaruhi) yang masing-masing untuk mengukur gaya
dan variabel dependen (yang dipengaruhi). kepemimpin dan kualitas pelayanan publik
Kemudian menetapkan teori, konsep yang yang diberikan oleh Kantor Camat
dijadikan landasan teoritis untuk Pontianak Kota. Karena objek yang diteliti
pelaksanaan penelitian (Sugiyono, pegawai Kantor Camat Pontianak Kota
2010:52). sebagai pemberi layanan terhadap
Penelitian dilapangan dengan masyarakat sebagai populasi dan sekaligus
dilengkapi angket sebagai instrumen sebagai sampel dalam penelitian. Arikunto
penelitian, hasil angket kemudian diuji (1998:17) mengemukakan “sampel adalah
validitas dan reliabilitas instrumen bagian dari populasi (sebagian atau wakil
penelitian, mentabulasi kemudian populasi yang diteliti) sebagai sumber data
menganalisis data yang diolah berdasarkan dan dapat mewakili seluruh populasi.”
hasil angket yang dikumpulkan. Pendapat tentang kualitas pelayanan
masyarakat di Kantor Kecamatan
3. Lokasi dan Waktu Penelitian Pontianak Kota dijaring melalui responden
Penelitian ini dilakukan di Kantor Pegawai Kantor Camat Pontianak Kota
Camat Pontianak Kota Kota Pontianak Jl. dengan teknik Insidental
Pangeran Natakusuma (Sumur Boor) Samplingsebanyak 22 orang.
Pontianak. Pemilihan lokasi ini
menggunakan teknik purpose (disengaja) 5. Instrumen Penelitian
dengan pertimbangan bahwa Kantor Camat Instrumen penelitian yang digunakan
merupakan perangkat daerah berupa kuesioner. Menurut Nawawi
kabupaten/kota sesuai dengan UU No. 32 (1992:84) kuesioner atau angket
Tahun 2004 dan berdasarkan hasil IKM merupakan alat pengumpulan data yang
6
JUNARTA, NIM. E21109102
Program Studi Ilmu Administrasi Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara
http://jurmafis.untan.ac.id

paling efektif untuk memperoleh informasi peryataan atau pertanyaan (Sugiyono,


dari responden tentang dirinya sendiri atau 93:2010).
keadaan di luar dirinya. Ada dua instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu a) Identifikasi Variabel Penelitian
kuesioner untuk mengukur gaya Variabel gaya kepemimpinan direktif
kepemimpinan direktif dan kuesioner dijabarkan menjadi 4 indiator yang
untuk mengukur pendapat Pegawai Kantor dijadikan dasar untuk menyusun instrumen
Kecamatan Pontianak Kota tentang pertanyaan yang nantinya akan disebarkan
kualitas pelayanan di Kantor Kecamatan kepada responden sebanyak 22 orang.
Pontianak Kota. Variabel gaya kepemimpinan direktif
Tabel 2 disajikan pada Tabel 3 sebagai berikut:
Skala Pengukuran
No Variabel Opsi Skala
. Ordina Tabel 3
l Variabel Gaya Kepemimpinan
1. Gaya  Selalu 4 Direktif
Kepemimpina
n direktif (X)
 Kadang- 3 Variabel Indikator Item Pernyataan
kadang
 Jarang 2
Gaya 1. Pemberia a. Penjelasan tugas-tugas yang
Kepemim n tugas harus dikerjakan
 Tidak pernah 1 pinan dan b. Pemberitahuan tentang jenis
2. Kualitas  Sangat Puas 4 direktif perintah dan teknis pekerjaan
pelayanan 3 yang c. Penetapan hubungan kerja
publik Kantor
 Puas jelas d. Pemberian instruksi
Camat  Tidak Puas 2 e. Kepedulian terhadap pekerjaan
f. Pelaksanaan evaluasi
Pontianak  Sangat Tidak 1 g. Pembuatan aturan
Kota (Y) Puas
Sumber: Dikembangkan dari Skala Likert a. Pernyataan cara mendapatkan
2. Pengharg penghargaan
(Sugiyono, 2010:93). aan dan b. Penggunaan penghargaan dan
sanksi sanksi
Skala Likert digunakan untuk c. Pemberian penghargaan
kepada pegawai
3. Iklim
mengukur sikap, pendapat dan persepsi kerja a. Perhatian kepada pegawai
seseorang atau sekelompok orang tentang yang mempunyai kinerja
rendah
b. Peringatan kepadapegawai
fenomena sosial. Dalam fenomena sosial yang tidak disiplin
c. Pengembangan suasana
ini telah ditetapkan secara spesifik oleh bersahabat
d. Pemberian motivasi kinerja
peneliti, yang selanjutnya disebut variabel e. Pemberian kesempatan untuk
menyampaikan perasaan atau
penelitian. Dengan skala Likert, maka perhatian
4. Keterliba f. Perhatian terhadap konflik
variabel yang akan diukur dijabarkan tan yang terjadi
pegawai
menjadi indikator variabel. Kemudian a. Keterlibatan pegawai dalam
membuat program kerja
b. Keterlibatan pegawai dalam
indikator variabel tersebut dijadikan menyelesaian tugas
c. Perhatian terhadap kompetensi
sebagai titik tolak untuk menyusun item- individu
d. Pemberian kesempatan untuk
item instrumen yang dapat berupa mendiskusikan masalah-
masalah
7
JUNARTA, NIM. E21109102
Program Studi Ilmu Administrasi Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara
http://jurmafis.untan.ac.id

e. Pendelegasian pengambilan b. Kemudahan menemui


keputusan petugas yang menangani
f. Koordinasi dengan para pelayanan
pegawai c. Tanggapan petugas
Sumber: Data olahan terhadap keluhan yang
disampaikan
Sumber : data olahan
Variabel kualitas pelayanan
dijabarkan menjadi 5indikator yang
6. Uji Validitas dan Reliabilitas Data
selanjutnya dijadikan dasar untuk
a) Uji Validitas Instrumen Penelitian
menyususn item pernyataan yang nantinya
Uji validitas adalah suatu uji yang
disebarkan kepada responden yaitu
digunakan untuk menunjukkan sejauhmana
sebanyak 21 item pernyataan yang
suatu alat ukur itu mengukur apa yang
disajikan pada Tabel 4 sebagai berikut:
seharusnya diukur (Effendi, 1985:3). Suatu
Tabel 4
Variabel Kualitas Pelayanan alat ukur yang valid tidak sekedar mampu
mengungkapkan data dengan tepat saja,
Variabel Indikator Item Pernyataan
tetapi juga harus memberikan gambaran
Kualitas 1. Tangibles/ a. Jangkauan
Pelayanan berwujud terhadaplokasi yang cermat mengenai data tersebut. Uji
pelayanan
b. Fasilitas Pelayanan validitas dimaksudkan untuk mengetahui
memadai
c. Kebersihan tempat apakah butir-butir pernyataan sungguh-
pelayanan
d. Penampilanpetugas
pelayanan sungguh mengukur yang seharusnya
2. Reliability/kean a. Prosedur pelayanan
dalan b. Kecepatan pelayanan diukur.
c. Realisasi janjipelayanan
d. Keakuratan dalam b) Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
pelaksanaan pelayanan
e. Transparansi biaya Uji reliabilitas ditujukan untuk
pelayanan
3. Responsiveness a. Ketanggapan petugas
/ketanggapan dalammemberikan
mengetahui konsistensi atau kestabilan
pelayanan
b. Kesediaan petugas hasil instrumen yang digunakan. Metode
membantumasyarakat
dalam pelayanan yang digunakan dalam penelitian ini
c. Keberadaan unsur
pimpinan sebagai adalah Alpha Cronbach’sdengan SPSS
pejabat pengesahan
pelayanan
d. Pengesahan
20.0 for Windows.
pelayananoleh bawahan
bila pimpinan tidakada Pengujian reliabilitas data
4. Assurance/ a. Kemampuan petugas menunjukkan alat ukur yang digunakan
jaminan dalam menangani
pelayanan dapat diandalkan dan dipercaya. Artinya
b. Keramahan petugas
pelayanan
c. Kesopanan petugas
alat ukur dinyatakan reliabel jika suatu alat
dalam memberikan
pelayanan ukur digunakan lebih dari satu kali untuk
d. Pengetahuan petugas
e. Kepercayaan terhadap mengukur suatu kondisi yang sama
petugas
menghasilkan suatu hasil yang relatif
5. Assurance/ a. Pemahaman petugas
jaminan pelayananyang sama.
dibutuhkanpublik

8
JUNARTA, NIM. E21109102
Program Studi Ilmu Administrasi Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara
http://jurmafis.untan.ac.id

Jika koefisien-koefisien reliabilitas b) Menghitung Korelasi dengan


telah dihitung, selanjutnya untuk Metode Korelasi Product Moment
menentukan keeratan hubungan digunakan Pearson
kriteria Guilford (Sugiono, 2010:55) Pengujian validitas dilakukan
digambarkan sebagai berikut: dengan bantuan program SPSS 20 for
Tabel5 Windows. Sehubungan dengan nilai
Interval Koefisien Tingkat Keeratan Hubungan
No Interval Koefisien Tingkat Hubungan validitas, Azwar (1997:158) memberikan
1. 0,00 < 0,20 Sangat Lemah kriteria tentang koefisien korelasi –
2. 0,20 - < 0,40 Lemah
3. 0,40 - < 0,70 Sedang validitas, digunakan harga koefisien
4. 0,70 - < 0,90 Kuat
5. 0,90 - < 1,00 Sangat Kuat
korelasi yang minimal sama dengan 0,30.
Semua item yang memiliki korelasi kurang
c) Penyebaran Kuesioner (Angket)
dari 0,30 disisihkan. Item-item yang
Kuesioner (angket) merupakan
digunakan adalah yang memiliki korelasi
instrumen penelitian yang akan digunakan
0,30 ke atas, dengan pengertian semakin
untuk mengukur variabel yang akan diteliti
tinggi korelasi (mendekati angka 1,00)
maka peneliti menggunakan tipe
maka semakin valid. Pengukuran validitas
pertanyaan tertutup. Tipe pertanyaan
masing-masing variabel dalam penelitian
tertutup yaitu dengan memberikan daftar
ini dilakukan dengan melihat nilai
pertanyaan yang telah dilengkapi dengan
koefisien korelasi model Korelasi Product
beberapa alternatif jawaban, responden
Moment Pearson (Sugiyono, 2010:183)
hanya memilih salah satu alternatif
sebagai berikut :
jawaban yang telah tersedia. ( )( )
=
( −( ) ( −( ) )

7. Teknik Analisis Data


di mana :
a) Menghitung Distribusi Frekuensi rxy = nilai korelasi
dan Prosentase n = jumlah sampel
x = skor butir pertanyaan
Menghitung frekuensi dan y = skor total
persentase suatu variabel atau setiap
instrumen variabel dapat dilakukan dengan
fasilitas yang disediakan Program SPSS
20.0 For Windows yaitu menu Analyze
Discriptive Statistics Frecuencies.

9
JUNARTA, NIM. E21109102
Program Studi Ilmu Administrasi Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara
http://jurmafis.untan.ac.id

C. HASIL PENELITIAN DAN Kecamatan Pontianak Kota


PEMBAHASAN mempunyai visi “Terselenggaranya
Pelayanan Umum yang Prima dengan
1. Hasil Penelitian didukung Sumber Daya Manusia yang
a) Gambaran Umum Kecamatan memadai”. Dalam mewujudkan visi
Pontianak Kota tersebut Kecamatan Pontianak Kota
Kecamatan Pontianak Kota menetapkan misi sebagai arah dalam
merupakan unsur pelaksana Pemerintah mewujudkan visi yaitu :
yang dipimpin oleh seorang Camat sebagai 1. Meningkatkan produktivitas dan
kepala SKPD dan bertanggung jawab efisiensi penyelenggaraan pemerintah
kepada walikota. Camat mempunyai tugas guna meningkatkan pelayanan prima
membantu walikota dalam melaksanakan kepada masyarakat.
tugas pokoknya yaitu dalam 2. Meningkatkan administrasi
penyelenggaraan pemerintahan, pemerintahan dan pelayanan umum
pelaksanaan pembangunan, pembinaan 3. Meningkatkan peran aktif masyarakat
masyarakat dan memberikan pelayanan dalam menciptakan keamanan dan
administrasi, organisasi dan tata laksana ketertiban
serta memberikan pelayanan teknis 4. Meningkatkan infrastruktur dan
administrasi kepada seluruh perangkat pemberdayaan ekonomi masyarakat
daerah. berdasarkan potensi daerah
Pemerintah Kota Pontianak telah 5. Meningkatkan peran serta masyarakat
melakukan reorganisasi perangkat daerah di bidang sosial dan budaya
yang diwujudkan dalam bentuk Peraturan Untuk mencapai visi dan misi
Daerah yaitu Perda Nomor 17 Tahun 2004 tersebut, dituntut peran kepemimpinan
tentang Pembentukan Lembaga Teknis dalam menciptakan iklim kerja yang baik,
Daerah Kota Pontianak. Kemudian solid dan harmonis bagi seluruh pegawai
Pemerintah Kota Pontianak juga guna menumbuhkan semangat kerja
menerbitkan Perda No: 18 Tahun 2004 sehingga dapat meningkatkan kinerja
tentang Pembentukan Pemerintah kualitas pelayanan yang diharapkan
Kecamatan Dalam Daerah Kota Pontianak. masyarakat.
Selanjutnya perda tersebut ditindaklanjuti Kecamatan Pontianak Kota
dengan Perwa No: 54 Tahun 2008 tentang merupakan hasil pemekaran dari
Susunan Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi Kecamatan Pontianak Barat. Hal ini
dan Tata Kerja Pemerintah Kecamatan. berdasarkan Perda No. 5 Tahun 2002 yaitu
10
JUNARTA, NIM. E21109102
Program Studi Ilmu Administrasi Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara
http://jurmafis.untan.ac.id

tentang Pembentukan Kecamatan Pontianak Kota yang berjumlah 22 orang.


Pontianak Kota dan Kelurahan Sungai Artinya setiap pegawai harus melayani
Jawi di Wilayah Kota Pontianak. rata-rata 5.330 jiwa atau 1.318 kepala
Kecamatan Pontianak Kota terdiri keluarga dengan kualitas pelayanan yang
atas 5 kelurahan: baik.
1. Kelurahan Sungai Bangkong
2. Kelurahan Sungai Jawi a. Visi dan Misi Kantor Camat
3. Kelurahan Darat Sekip Pontianak Kota
4. Kelurahan Tengah Kecamatan Pontianak Kota
5. Kelurahan Mariana mempunyai visi yaitu “ Terselenggaranya
Adapun jumlah penduduk Pelayanan Umum yang Prima dengan di
Kecamatan Pontianak Kota disajikan dukung Sumber Daya Manusia yang
dalam tabel 6 sebagai berikut: memadai”. Pengembangan sumber daya
manusia terutama upaya peningkatan
kualitas aparatur terus ditingkatkan untuk
memberikan pelayanan yang berkualitas
Tabel 6
Jumlah Penduduk Kecamatan Pontianak Kota dimasyarakat, sehingga pelayanan yang
Tahun 2012
Jumlah Jumlah Kepala diberikan mampu mengimbangi tuntutan
Kelurah Penduduk Keluarga
No
an
L P
L+
L P L+P
perkembangan seiring kemajuan teknologi
P
Sungai
25.
25. 50.
7.5 3.2 di era globalisasi saat ini.
1 Bangko 24 60 10.751
363 46 05
ng 2 5
2 Sungai 18. 18. 37. 8.9 1.4 10.430
Jawi 515 62 13 63 67
2 7 b. Tugas Pokok dan Fungsi
3 Darat 5.6 5.6 11. 2.8 35 2.876
Sekip 97 28 32 41 1. Camat
5
4 Tengah 4.2 4.2 8.5 2.1 67 2.98 Camat mempunyai tugas pokok
84 69 53 26 2
5 Mariana 4.7 4.8 9.6 2.0 10 2.137 melaksanakan penyelenggaraan
96 41 37 32 5
Jumlah 58. 58. 11 23. 5.4 28.992 urusan pemerintahan,
655 60 7.2 50 84
2 57 8
pembangunan, kemasyarakatan dan
Sumber: Kantor Camat Pontianak Kota,
November 2012 urusan pemerintahan yang
dilimpahkan oleh walikota di
Berdasarkan data diatas Secara
wilayahnya.
demografis Kecamatan Pontianak Kota
2. Sekretaris Kecamatan
memiliki jumlah penduduk sekitar 117.257
Sekretaris kecamatan mempunyai
jiwa dengan 28.992 kepala keluarga yang
tugas pokok membantu camat
harus dilayani oleh Pegawai Kecamatan
dalam menyiapkan bahan dan
11
JUNARTA, NIM. E21109102
Program Studi Ilmu Administrasi Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara
http://jurmafis.untan.ac.id

merumuskan kebijakan, fasilitasi, 4. Seksi Ketentraman dan


monitoring dan evaluasi dibidang Ketertiban
kesekretariatan. Sekcam Mempunyai tugas membantu camat
membawahi 3 kasubbag: dalam menyiapkan bahan
a. Kasubbag Umum dan perumusan kebijakan teknis dan
Kepegawaian operasional, pelaksanaan, evaluasi
Mempunyai tugas mengolah dan dan pelaporan penyelenggaraan
menyusun bahan perumusan urusan ketentraman dan ketertiban.
kebijakan, melaksanakan 5. Seksi Ekonomi dan
kegiatan dan menyusun laporan Pembangunan
dibidang umum dan Mempunyai tugas membantu camat
kepegawaian. dalam menyiapkan bahan
b. Kasubbag Perencanaan perumusan kebijakan teknis dan
Mempunyai tugas mengolah dan operasional, pelaksanaan evaluasi
menyusun bahan perumusan dan pelaporan penyelenggaraan
kebijakan, melaksanakan urusan dibidang ekonomi dan
kegiatan dan menyusun laporan pembangunan.
dibidang perencanaan. 6. Seksi Pemberdayaan Masyarakat
c. Kasubbag Keuangan Mempunyai tugas membantu camat
Mempunyai tugas mengolah dan dalam menyiapkan bahan
menyusun bahan perumusan perumusan kebijakan teknis dan
kebijakan, melaksanakan operasional, pelaksanaan, evaluasi
kegiatan dan menyusun laporan dan pelaporan penyelenggaraan
dibidang keuangan. urusan dibidang pemberdayaan
3. Seksi Pemerintahan masyarakat.
Mempunyai tugas membantu camat Tabel 7
Kondisi Pegawai Kantor Camat
dalam menyiapkan bahan Pontianak Kota menurut golongan:
perumusan kebijakan teknis dan No Golongan Jumlah Persentase (%)
1 IV 1 5
operasional, pelaksanaan, evaluasi 2 III 11 50
dan pelaporan penyelenggaraan 3 II 10 45
Jumlah 22 100
urusan pemerintahan serta Sumber: Kantor Camat Pontianak Kota,
November 2012
menyusun laporan dibidang
pemerintahan. Berdasarkan tabel 7 diatas dapat
dilihat bahwa Pegawai golongan II
12
JUNARTA, NIM. E21109102
Program Studi Ilmu Administrasi Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara
http://jurmafis.untan.ac.id

mempunyai prosentase sebanyak 45%, Pengujian validitas masing-masing


Pegawai golongan III mempunyai indikator variabel (butir kuesioner dalam
prosentase sebanyak 50%, dan Pegawai penelitian ini menggunakan faktor analisis
golongan IV mempunyai prosentase sebagai fasilitas yang disediakan program
sebanyak 5%. Pegawai gologan II dan III SPSS 20.0 for Windows. Caranya dengan
adalah merupakan unsur pelaksana membandingkan r hitung dengan r tabel.
pelayanan perlu mendapat perhatiandari Dari hasil uji validitas untuk semua
Camat Pontianak Kota selaku atasan variabel kepemimpinan direktif diperoleh
langsung. nilai secara keseluruhan lebih besar dari R
Tabel 8 tabel = 0,433α = 0,05; dk = n – 1 sehingga
Pegawai Kantor Camat Pontianak Kota
berdasarkan Tingkat Pendidikan: semua indikator variabel bebas dinyatakan
No Tingkat Jumlah Persenta valid.
Pendidikan se (%)
1 Tamatan S2 1 5 b. Analisis Uji Reliabilitas
2 Tamatan S1 8 36 Pengujian reliabilitas masing-
3 Tamatan D3 3 14
4 Tamatan 10 45 masing indikator varibel (butir kuesioner)
SLTA
5 Tamatan SLTP 0 0
dalam penelitian ini dilakukan
6 Tamatan SD 0 0 menggunakan metode Alpha Cronbach’s
Jumlah 22 100
Sumber: Kantor Camat Pontianak Kota, November dengan SPSS 20.0 for Windows.
2012

Berdasarkan tabel 8 diatas dapat 3. Pembahasan


a) Analisis Korelasi Gaya Kepemimpinan
dilihat bahwa Pegawai Kantor Camat
Direktif dan Kualitas Pelayanan
Pontianak Kota 45% berpendidikan SLTA,
Hubungan variabel bebas dengan
36% berpendidikan S1, 14%
variabel terikat diukur dengan Korelasi
berpendidikan D3 dan 5% berpendidikan
Product Moment Pearson (Pearson’s Product
S2, ini berarti bahwa pegawai inilah yang Moment Correlation) menggunakan SPSS 20.0
diharapkan dapat memberikan pelayanan Output yang disajikan pada Tabel 9 berikut ini:
yang berkualitas kepada masyarakat.Dari
22 pegawai Kecamatan Pontianak Kota
Pegawai yang telah mengikuti Diklat
Struktural Tingkat III sebanyak 9,09%dan
Tingkat IV sebesar 31,81%.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas


a. Analisis Uji Validitas

13
JUNARTA, NIM. E21109102
Program Studi Ilmu Administrasi Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara
http://jurmafis.untan.ac.id

Tabel 9
Correlations
Gaya Kualitas D. SIMPULAN
Kepemim Pelayanan
pinan Publik
Direktif Kantor
Camat Penelitian tentang Pengaruh
Pontianak
Kota
Kepemimpinan Direktif terhadap Kualitas
Gaya Pearson
1 .155
Correlation
Kepemimpina Pelayanan Publik merupakan penelitian
n Sig. (2-tailed) .491
Direktif N 22 22 diskriptif kuantitatif. Kajian utama dalam
Kualitas Pearson
.155 1
Pelayanan Correlation
Publik kantor
penelitian ini menitikberatkan pada analisis
Sig. (2-tailed) .491
Camat
Pontianak N 22 22 faktor kepemimpinan direktif dan kualitas
Kota
pelayanan. Hubungan kepemimpinan
b) Rumusan hipotesis penelitian: direktif dengan kualitas pelayanan publik
H0 : ρ = 0 artinya tidak terdapat korelasi dianalisis menggunakan Sofware SPSS
antara faktor gaya kepemimpinan direktif 20.0 for Windows yaitu analisis Produc
dengan kualitas pelayanan (kedua variabel MomentPerson, disimpulkan sebagai
tidak ada hubungan yang signifikan); berikut:
H0 : ρ ≠ 0 artinya terdapat korelasi antara 1. Kepemimpinan direktif yang diukur
faktor gaya kepemimpinan direktif dengan menurut persepsi pegawai Kantor
kualitas pelayanan (kedua variabel ada Camat Pontianak Kota dengan empat
hubungan yang signifikan); indikator seluruhnya (nilai minimal 1
dan maksimal 4) hasilnya adalah mean
c) Kaidah keputusan penelitian: seluruhnya diatas 3 dan median
Jika rhitung> rtabel maka H0 ditolak dan Ha seluruhnya juga diatas 3 artinya
diterima, artinya signifikan; kepemimpinan dalam kategori baik.
Jika rhitung< rtabel maka H0 diterima dan 2. Kualitas Pelayanan yang diukur
Ha ditolak, artinya tidak signifikan; menurut persepsi pegawai Kantor
Menurut data Tabel 58di atas, nilai Camat Pontianak Kota dengan empat
koefisien korelasi (rhitung) sebesar 0,491, indikator seluruhnya (nilai minimal 1
signifikansi (α = 0,05), dk = 2, n -dk = 22– dan maksimal 4) hasilnya adalah mean
2= 20, rtabel = 0,444. Karena nilai rhitung seluruhnya diatas 3 dan median
=0,491 > rtabel = 0,444, maka H0 ditolak seluruhnya juga diatas 3 artinya kualitas
dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan pelayan di Kantot Camat Pontianak
signifikan gaya kepemimpinan direktif Kota dalam kategori memuaskan.
terhadap kualitas pelayanan.

14
JUNARTA, NIM. E21109102
Program Studi Ilmu Administrasi Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara
http://jurmafis.untan.ac.id

3. Variabel kepemimpinan direktif pelayanan di kantor Camat Pontianak


berpengaruh signifikan pada kualitas Kota.
pelayanan berdasarkan hasil 2. Untuk mempercepat dan memperlancar
perhitungan dengan korelasi Produc pelayanan Keberadaan pimpinan
Moment Personsebesar (rhitung) 0,491 sebagai pengesahan pelayanan masih
dan rtabel = 0,444 maka H0 ditolak dan perlu diperhatikan karena apabila
Ha diterima, artinya gaya melihat hasil distribusi frtekuensi pada
kepemimpinan direktif mempunyai Tabel Tabel 47 tentang Keberadaan
pengaruh dan terdapat hubungan pimpinan sebagai pengesahan
signifikan terhadap kualitas pelayanan. pelayanan jumlahnya hanya 40,9% dari
seluruh jawaban responden berati
bahwa pimpinan sangat berpengaruh

E. SARAN terhadap kelancaran pelayanan. Apabila


pimpinan tidak berada ditempat maka

Saran yang disampaikan untuk untuk memperlancar pelayanan kepada

peningkatan pelayanan berdasarkan masyarakat hendaknya ditunjuk salah

kesimpulan diatas adalah: satu pejabat untuk menandatangani atas

1. Bahwa Kantor Camat pontianak Kota nama Camat.

masih perlu meningkatkan kualitas


pelayanan publik untuk petugas
pelayanan apabila melihat dari analisis F. KETERBATASAN PENELITIAN

distribusi frekuensi pada Tabel 37


tentang Fasilitas pelayanan, Tabel 38 Dalam penelitian ini masih banyak

tentang Kebersihan tempat pelayanan, kekurangan dan kelemahan baik mengenai

Tabel 39 tentang penampilan petugas paradigma penelitian, model penelitian,

pelayanan dan Tabel 47 tentang keterbatasan teori, teknik pengumpulan

Keberadaan pimpinan sebagai data dan analisis data, waktu, biaya, tenaga

pengesahan pelayanan jumlahnya hanya dan sebagainya. Untuk itu saya sangat

40,9% dari seluruh jawaban responden, mengharpakan bahwa penelitian ini dapat

ini berarti dari keempat poin tersebut disempurnakan dan lebih diperdalam

masih perlu diupayakan untuk dalam penelitian berikutnya yang tertarik

ditingkatkan oleh para petugas mengangkat masalah Pengaruh


Kepemimpinan direktif terhadap Kualitas
pelayanan publik.
15
JUNARTA, NIM. E21109102
Program Studi Ilmu Administrasi Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara
http://jurmafis.untan.ac.id

G. REFERENSI Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur


Negara. 2003. Surat Keputusan Menteri
Amirudin. 2002. Kinerja Pelayanan Publik Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
dalam Policy Brief N0. 01/PB/2001. 63 Tahun 2003 Tentang Pedoman Tata
Yogyakarta: PSKK UGM. Laksana Pelayanan Umum. Jakarta :
Kantor Menteri Negara Pendayagunaan
Arikunto, Suharsimi. 1992. Manajemen Aparatur Negara.
Penelitian. Jakarta : Rajawali Press.
Moenir. 1995. Pendekatan Manusiawi dan
Azwar, Saifuddin. 1997. Reliabilitas dan Organisasi Terhadap pembinaan
Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Kepegawaian. Jakarta: Gunung Agung.

Bappenas. 2003. Rencana Pembangunan Moenir. 2002. Manajemen Pelayanan


Jangka Menengah 2004-2009. Jakarta. Umum di Indonesia. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Barata, AtepAdya. 2003. Dasar-dasar Nurcholis, Hanif. 2005. Teori dan Praktik
Pelayanan Prima. Jakarta: Gramedia. Pemerintahan dan Otonomi Daerah.
Jakarta: PT. Grasindo.
Dahlan, Alwi dkk. 1995. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Sugiono. 2010. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Imam Mujiono. 2002. Kepemimpinan dan Alfabeta.
Keorganisasian. Yogyakarta. UII Pres.
Sutarto. 1991. Dasar-Dasar
Kartono, Kartini. 1998. Kepemimpinan Kepemimpinan Administrasi. Yogyakarata:
Dalam Teori dan Praktek. Alumni. Gajah Mada University Press.
Bandung. Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Tjiptono, F. 1996. Manajemen Jasa.
Juliantara, Dadang. 2005. Peningkatan Yoyakarta: Andi.
Kapasitas Pemerintah Daerah Dalam
Pelayanan Publik. Yoyakarta: pembaruan. Zethaml, Valerie A, A. Parasuraman &
Leonard L. Berry. 1990. Delivering
Kartono, Kartini. 1990. Pemimpin dan Quality Service: Balancing Customer
kepemimpinan. Jakarta: Gramedia. Perceptions Expectations. New York: The
Free Press Macmillan Inc.
Kasim, Azhar. 1993. Pengukuran
Efektifitas dalam Organisasi. Jakarta: ------------. 2009. Undang-Undang
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI. Pelayanan Publik No. 25 Tahun 2009.
Jakarta: Sekretariat Negara Republik
Lembaga Administrasi Negara. 2003. Indonesia.
Penyusunan Standar Administrasi Publik.
Jakarta.

Luthans Fred. 2006 . Perilaku Organisasi.


Diterjemahkan, Vivi, Andika, Yuwono,
dkk, Edisi 1. Yogyakarta. Andi

Mangunharjana, A.M. 1986.


Kepemimpinan. Bandung: Kanisius.

16
JUNARTA, NIM. E21109102
Program Studi Ilmu Administrasi Fisip UNTAN

Anda mungkin juga menyukai