Anda di halaman 1dari 17

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data

Adapun dalam hal ini, peneliti berusaha memaparkan data yang diperoleh dari

lapangan berupa hasil wawancara bersama komponen-komponen penting yang telah

melewati tahap analisis data. Data yang akan dipaparkan sesuai dengan penelitian

yang berkaitan dengan Kursus Pranikah yang dilaksanakan oleh BP4. Data yang akan

dipaparkan adalah data mengenai tugas BP4 Kecamatan Pontianak Utara, materi yang

disampaikan oleh BP4 Kecamatan Pontianak Utara, dan pendapat petugas Kursus

Pranikah KUA Kecamatan Pontianak Utara mengenai kursus pranikah sesuai

Keputusan Dirjen Bimas Islam no. 379 tahun 2018.

B. Persyaratan Mengikuti Kursus Pranikah

Untuk mengikuti kursus pranikah atau suscatin di KUA Kecamatan Pontianak


Utara, tentunya para calon pengantin haryslah mendaftar terlebih dahulu dan
melengkapi syarat-syarat menikah. Syarat-syarat nikah tersebut juga merupakan
syarat utnuk mengikuti kursus pranikah. Hal ini juga disampaikan oleh Kepala KUA
Kecamatan Pontianak Utara, Bapak H. Syaiful Barry S.Ag., M.Pd., (Lampiran 1)
“tentunya, sebelum melaksanakan pernikahan, tentunya calon pengantin harus
melakukan kursus pranikah. Kursus pranikah bisa dilakuakn dan di ikuti oleh calon
pengantin dengan melengkapi syarat-syarat administrasi yang telah di tentukan pihak
KUA”
Berikut syarat-syarat yang harus dilengkapi oleh calon pengantin untuk

mengikuti kursus pranikah :

1. Surat pengantar dari RT untuk menikah

2. Kantor lurah untuk mendapatkan surat model C1, N2 dan N4

3. Mendaftar ke KUA dengan melengkapi persyaratannya

a. Fotocopy Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP),

Akta kelahiran, dan ijazah dari kedua calon mempelai.

b. Pas foto ukuran 2 x 3 cm, lima lembar dan 4 x 6 satu lembar

dengan latar belakang biru.

c. Buku nikah orang tua dari pihak mempelai wanita

d. Fotocopy kartu imunisasi TT dari Puskesmas bagi calon mempelai

wamita.

e. Fotocopy KTP dua ornag saksi pernikahan.’

f. Bagi dua atau janda melampirkan akta cerai asli dari Pengadilan

Agama dan Model N6 bagi yang cerai mati.

g. Surat dispensasi dari Pengadilan Agama bagi calon suami yangh

belum berumur 19 tahun dan calon istri yan belum berusia 16

tahun.

h. Surat rekomendasi pindah nikah dari KUA setempat bagi yang

nikah diluar domisili.

i. Surat izin dispensasi dari kecamatan untuk pernikahan yang

dilangsungkan kurang dari 10 hari kerja


j. Surat izin dari pimpinan bagi anggota TNI atau Polri.

Persyaratan di atas merupakan syarat bagi warga negara Indonesia. Sedangkan

persyaratan nikah bagi pasangan warga Negara Asing ialah sebagai berikut :

1. Izin dari kedaulatan

2. Fotocopy passport maupun visa

3. Surat-surat lainnya dari negara asal berkaitan untuk nikah

4. Semua berkas diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh lembaga resmi.

Setelah syarat nikah dilengkapi sebagaimana yang telah di sebutkan, petugas dari

KUA Kecamatan Pontianak Utara nantinya akan memberikan blangko pendaftaran

Kursus Pranikah, blangko tersebut harus dibawa pada saat akan mengikuti kursus

pranikah. Selain syarat di telah disebutkan, para calon pengantin diwajibkan memakai

pakaian tertutup dan sopan pada saat mengikuti kursus pranikah atau suscatin.

C. Pelaksanaan Kursus Pranikah

Kursus Pranikah dilaksanakan oleh KUA Kecamatan Pontianak Utara melalu

BP4 (Badan Penasehatan, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan. Kursus pranikah

merupakan salah satu bentuk peemberian nasehat pernikahan yang dilaksanakan

sebelum calon pengantin melangsungkan pernikahan dan membangun rumah tangga

yang sakinah. Kursus pranikah diberikan oleh BP4 setelah 10 hari mendaftar ke KUA

Kecamatan Pontianak Utara. Hal ini sesuai dengan Keputusan Dirjen Bimas Islam no.
379 tahun 2018 tentang pedoman kursus pranikah, bahwa penyelenggara kursus

pranikah adalah BP4 atau lembaga/organisasi keagamaan islam lainnya sebagai

penyelenggara kursus pranikah yang telah mendapat Akreditasi dari Kementrian

Agama.

Pelaksanaa kursus pranikah di KUA Kecamatan Pontianak Utara dilaksakan

setiap satu minggu satu kali pada setiap hari Rabu. Para calon pengantin diwajibkan

hadir pada pukul 08.00 WIB dengan membawa blangko kursus pranikah dan

berpakaian tertutup serta sopan. Setelah peserta kursus pranikah sudah hadir, petugas

di KUA akan memberikan materi atau pembekalan selama kurang lebih 60 sampai 90

menit tentang apa saja yang harus dipersiapkan sebelum melaksanakan pernikahan.

Dari temuan penulis, ada hal yang yang menjadi perbedaan mendasar entang

pelaksanaan kursus pranikah di KUA Kecamatan Pontianak Utara dengan Keputusan

Dirjen Bimas Islam no. 379 tahun 2018 tentang pedoman penyelenggaraan kursus

pranikah. Bahwa materi kursus pranikah secara tatap muka dilaksanakan selama 16

jam pelajaran (JPL). Sedangkan dalam pelaksanaan di KUA Kecamatan Pontianak

Utara dilaksanakan kurang lebih 3 – 4 jam saja dari pukul 08.00 WIB sampai 12.00

WIB yang dilaksanakan setiap hari rabu di setiap minggunya.

D. Materi Kursus Pranikah dalam mewujudkan Keluarga Sakinah

Materi penasehatan yang di sampaikan oleh KUA Kecamatan Pontianak Utara

melalui BP4 kepada calon pengantin ialah materi yang berhubungan dengan

kehidupan keseharian berumah tangga. Selanjutnya materi pasangan pranikah dalam

mewujudkan rumah tangga yang sakinah. Materi yang diberikan hanya gambaran
dasar dan tidak begitu banyak karena keterbatasan waktu yang disediakan oleh

petugas BP4.

Tentunya, materi yang akan banyak dibahas ialah tentang cara mewujudkan

keluarga sakinahdalam rumah tangga setelah pernikahan. Untuk mewujudkan hal

tersebut, haruslah benar-benar memahamai hak dan kewajiban masing-masing

pasangan. Materi lain seperti tata cara mandi wajib, kesehatan reproduksi, dan

kesehatan calon anak nantinya.

Untuk lebih jelasnya, materi yang disampaikan kepada calon pengantin saat

kursus pranikah diklasifikasikan ke dalam beberapa bentuk sebagai berikut:

a. Materi Thaharah, materi yang disampaikan oleh KUA Pontianak Utara

melalui BP4 yang didalamnya membahas tentang cara wudhu, mandi

wajib, air suci dan mensucikan, dan tata cara istinja yang baik dan benar.

b. Materi kesehatan reproduksi, materi yang disampaikan oleh KUA

Kecamatan Pontianak Utara melalui petugas puskesmas yang didalamnya

membahas tentang pendidikan sex menurut islam, kesehatan reproduksi

dan pendekatan agama dalam mencegah HIV dan AIDS

c. Materi Hak dan Kewajiban suami istri, materi yang pembahasannya

mencakup banyak hal, seperti kewajiban suami Memberi nafkah lahir

dan bathin, Menyimpan rahasian ataupun aib istri dan anak, Menggauli

dengan ma’ruf, Mendidik anak dan istri sesuai ajaran islam, Simpati

terhadap istri, Menjaga kesehatan istri.


Dan kewajiban istri seperti Taat dan patuh kepada suami, Melayani

suami dengan sebaik-baiknya, Menyimpan rahasia maupun aib suami dan

anak, Menjaga sentuhan diri dari orang lain, Menjaga martabat suami

dan anak.

Materi yang disampaikan oleh BP4 tentunya berfokus pada perwujudan

keluarga harmonis dengan pentingnya tugas dan kewajiban suami istri dalam rumah

tangga. Dengan demikian, dari paparan di atas mengenai materi penasehatan yang

disampaikan adalah materi hak dan kewajiban suami dan istri. Tujuan nya tentu untuk

mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah

E. Sertifikat dan Pembiayaan Kursus Pranikah

Setelah proses kursus pranikah sudah dilaksanakan oleh peserta calon

pengantin bersama petugas BP4, kemudian BP4 akan membuat sertifikat sebagau

bukti bahwa calon pengantin sudah mengikuti kursus pranikah. Sertifikat tersebut

nantinya akan menjadi syarat pencatatan perkawinan, yaitu pada saat mendaftarkan

pernikahan di KUA.

Mengenai pembiayaan kursus pranikah ini sesuai dengan peraturan Keputusan

Dirjen Bimas Islam no. 379 tahun 2018 tentang pedoman penyelenggaraan kursus

pranikah, bersumber pada APBN dan/atau PNBP NR. Selain sumber tersebut, diatur

juga bahwa adanya iuran dari calon pengantin ketika hendak mengikuti kursus

pranikah tatap muka maksimal sebesar Rp.200.000 (dua ratus ribu rupiah) per orang

atau Rp.400.000 (empat ratus ribu rupiah) per pasang calon pengantin.
F. Temuan Penelitian

1. Kebiasaan yang dilakukan oleh pasangan pranikah.

Banyak bentuk dan perilaku dari calon pengantin pada saat kursus pranikah di

KUA Kecamatan Pontianak Utara. Pada saat penyampaian materi, ada yang unik

terutama untuk calon pengantin wanita yang mengganggu calon pengantin pria

pada saat pemateri menyampaikan tentang kewajiban-kewajiban suami terhadap

istri sehingga mengundang decak tawa peserta kursus pranikah lainnya. Ada juga

kebiasaan misalnya bermain handphone (HP) yang sejatinya dapat mengganggu

fokus dari pemateri ataupun calon pengantin saat mengikuti kursus pranikah

tersebut. Bahkan sesekali ada calon pengantin tertidur duduk saat kursus pranikah

2. Pola Pikir Pasangan Kursus Pranikah

Dalam pelaksanaan kursus pranikahdi KUA Kecamatan Pontianak Utara,

berbagai macam pola pikir terlihat pada saat materi kursus diberikan. Ada yang

masih awam dan sedikit sekali tentang pengetahuan ilmu yang berkaitan dengan

keluarga dan rumah tangga. Namun ada pula dari mereka yang sudah mengetahui

ilmu dasar pernikahan dan rumah tangga yang mereka dapatkan dari orang tua dan

ustadz mereka di tempat mengaji.

3. Cara Penyampaian Materi Penasehatan dari BP4

Petugas menyampaikan materi kursus pranikah kepada calon pengantin dengan

bahasa yang santun dan santai. Sehingga peserta menjadi tidak tegang dan kaku

dalam mengikuti kursus pranikah. Sesekali petugas memberikan canda berupa


contoh-contoh kasus rumah tangga yang unik yang ada disekitar kehidupan

bermasyarakat.

G. Kendala dalam penerapan Dirjen Bimas Islam No. 379 tahun 2018

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Syaiful Barry S.Ag., M.Pd.,

Kepala KUA Kecamatan Pontianak Utara (Lampiran 1), ada kendala yang dialami

oleh KUA Kecamatan Pontianak Utara dalam menerapkan Keputusan Dirjen Bimas

Islam no. 379 tahun 2018 ini ialah kecilnya anggaran yang diberikan pemerintah

kepada KUA untuk menyelenggarakan kurus pranikah, sehingga KUA Kecamatan

Pontianak Utara merasa tidak maksimal memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Hanya bisa terbantukan oleh iuran dari calon pengantin pada saat pendaftaraan

peserta kursus pranikah.

Kemudian lemahnya substansi secara hukum yang jelas terhadap

penyelenggaraan kursus pranikah. Dalam hal ini, substansi berupa peraturan

Keputusan Dirjen Bimas Islam no. 379 tahun 2018 Tentang penyelenggaraan kursus

pranikah di KUA Kecamatan Pontianak Utara sudah ada, namun belum adanya

tindakan hukum bagi KUA yang tidak menerapkan sepenuhnya peraturan tersebut.

Para calon pengantin ataupun masyarakat di Kecamatan Pontianak Utara juga masih

belum menganggap kursus pranikah adalah hal yang wajib diikuti sebelum

melaksanakan pernikahan. Kursus pranikah hanya dianggap sebagai formalitas saja

walaupun sertifikat yang di keluarakan dari KUA Kecamatan Pontianak Utara

merupakan slaah satu syarat administrasi untuk melaksanakan pernikahan.


H. Pembahasan

Setelah dijelaskan uraian di atas, maka pada bagian ini peneliti ingin

melakukan pembahasan terhadap hasil-hasil temuan. Pada pemaparan data sudah

disebutkan pelaksanaan kursus pranikah di KUA Kecamatan Pontianak Utara oleh

BP4 bertujuan mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah untuk

calon pengantin yang akan melangsungkan pernikahan dan menjalani bahtera rumah

tangga.untuk lebih jelasnya, hasil analisis data akan dibahas secara deskriptif sesuai

dengan fokus penelitian sebagai berikut :

1. Pelaksanaan kursus panikah oleh BP4 dalam mewujudkan keluarga sakinah di

KUA Kecamatan Pontianak Utara.

a. Pelayanan nikah

Pelayanan nikah yang dilakukan oleh KUA Kecamatan Pontianak

Utara pada dasarnya untuk mempermudah proses pernikahan sesuai dengan

ketentuan undang-undang no. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dan peraturan

pemerintah no. 9 tahun 1975 tentang pelaksanaan perkawinan bahwa mereka

yang melaksanakan perkawinan menurut ketentuan agama Islam. pencatatan

perkawinan dilaksanakan oleh PPN di Kecamatan masing-masing.

Pelayanan nikah di KUA Kecamatan Pontianak Utara memiliki

beberapa prosedur yang harus diikuti dengan seksama, ialah : pendaftaran

pernikahan, verifikasi data, administrasi nikah, dan pelaksanaan kursus

pranikah sesuai dengan Keputusan Dirjen Bimas Islam No. 379 Tahun 2018.
Ada beberapa tugas terkait pelayanan nikah yang dilaksanakan oleh

BP4 di KUA Kecamatan Pontianak Utara

1) Menerima informasi dari pihak yang berkepentingan melakuakn

pernikahan.

2) Melakuakan keabsahan data masing-masing pihak, baik

berdasarkan surat-surat keterangan yang dikeluarkandari instansi

terkait seperti lurah ataupun lainnya yang berkaitan dengan

administrasi pernikahan.

3) Memberikan penasehatan atau kursus pranikah kepada calon

pengantin tentang hal-hal yang baik demi mewujudkan keluarga

yang sakinah

4) Mengikuti dan mengawasi jalannya akad nikah sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Pelayanan nikah yang dilaksanakan oleh KUA Kecamatan Pontianak Utara

terkhusus pelaksanaan kursus pranikah yang menjadi fokus penelitian kali ini, tak

terlepas oleh bantuan BP4. Tugas BP4 sebagai petugas pelaksana penasehatan

pernikahan.

Dari paparan di atas, proses pelayanan pernikahan dapat disimpulakn bahwa

pelaksanaannya ialah melengkapi administrasi dengan mengisi data yang kemudian

diverifikasi oleh petugas KUA. Setelah itu proses kursus pranikah dapat dilaksanakan

dan diberikan kepada calon pengantin.


2. Metode Penasehatan Kursus Pranikah

Beberapa metode diterapkan pada saat pelaksanaan kursus pranikah oleh BP4

di KUA Kecamatan Pontianak Utara. Beberapa bentuk metode penasehatan

pernikahan atau kursus pranikah, ialah sebagai berikut :

a. Ceramah

Salah satu metode yang cukup mudah dan dianggap menjadi metode

paling efektif dalam penasehatan pernikahan. Metode ini berusaha

memberikan pemahaman materi-materi, dan diharapakan para calon

pengantin bisa mengambil pelajaran dan hikmah untuk ke arah yang lebih

baik sesuai tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.

Ceramah yang disampaikan oleh petugas dari BP4 dapat memberikan

pengetahuan masalah agama, adab-adab berumah tangga antara suami dan

istri, ilmu-ilmu yang berkenaan dengan rumah tangga, dan kehidupan

bersosialisai dengan tetangga dan lingkyngan sekitar. Ceramah yang

disampaiakan berlangsung selama 60 sampai 90 menit menurut

pengamatan peneliti

b. Tanya Jawab

Setelah dilakukan metode ceramah kepada calon pengantin, untuk

mencairkan suasana, petugas BP4 mengadakan sesi tanya jawab dengan

alamiah, akrab dan canda tawa. Seperti yang disampaian oleh Bapak

Mukhlis S.HI (Lampiran 2) yang menyatakan bahwa :


“pada saat penyampaian ceramah, terkadang ada beberapa peserta itu
merasa bosan pada waktu lebih dari 1 jam penyampaian ceramahnya,
makanya kami mencoba untuk mencairkan suasana pada saat sesi tanya
jawab, sehingga kegiatan kursus pranikah ini kembali kondusif dan
menyenangkan baik bagi pesrta maupun pemateri nya”

Metode tanya jawab juga menjadi metode yang efektif unntuk

dilakukan, karna tanya jawab merupakan bentuk komunikasi dua arah

yang berisikan materi bisa berasal dari calon pengantin sebagai peserta

ataupun petugas BP4 sebagai pemateri. Hal ini dapat dilihat dari

pertanyaan yang cukup bervariatif pada saat sesi tanya jawab baik

pertanyyan yang bersifat personal maupun menjadi pengetahuan baru bagi

para calon pengantin sebgaai peserta kursu pranikah tersebut.

3. Pendekatan Personal

Metode pendekatan personal menjadi salah satu cara yang diterapakan oleh

BP4 KUA Kecamatan Pontianak Utara dalam membantu dan menangani calon

pasangan yang memiliki masalah khususnya masalah komunikasi. Dengan

metode pendekatan personal, calon pengantin atau klien akan merasa lebih

leluasa, dihargai dan merasa kehadirannya benar-benar ditanggapi serius oleh

penasehat BP4 sehingga lebih terbuka dengan permasalahan yang di alami.

Dalam hal ini, petugas BP4 harus memperhatikan etika sebagai penasehat

demi kelancaran proses ini. Korps penasehatan pernikahan dan keluarga sakinah

ialah :
a. Menghormati dan melindungi kesejahteraan klien, di dalam hubungan

antara konseler dank lien atau calon pengantin.

b. Menjaga kerahasiaan baik secara identitas pribadi maupun masalah yang

dihadapi.

c. Memberikan informasi yang santun, baik dan membangun motivasi positif

kepada calon pengantin.

Materi yang diberikan oleh KUA Kecamatan Pontianak Utara melalui

BP4, adalah materi dasar dan pokok dalam ajaran Islam yang berkaitan

dengan rumah tangga. Keharmonisan dan permasalahan rumah tangga tidak

terlepas dari peranan suami dan istri dalam melaksanakan atau memahami hak

maupun kewajibannya masing-masing.

Materi yang disampaikan ialah materi-materi yang menunjang

keberlangsungan hidup berumah tangga. Seperti materi aqidah akhlak,

thaharah, kesehatan reproduksi kekerasan dalam rumah tangga, pendidikan

agama dan anak dalam keluarga, tugas dan fungsi suami dan istri dalam

keluarga.

Materi tersebut sangatlah penting karena merupakan tujuan pokok

pasangan suami dan istri dalam kehidupan berumah tangga.

a. Materi thaharah
Dalam hal ini disampaikan hal dasar fiqih. Thaharah menurut bahasa

ialah bersih/suci. Menurut istilah ahli fiqih adalah menghilangkan hadas

atau membersihkan najis jasmani seperti darah, air kencing, dan tinja.

b. Materi Kesehatan Reproduksi

KUA Kecamatan Pontianak Utara juga menyampaikan materi tentang

kesehatan reproduksi kepada calon pengantin melalui petugas dari

Puskesmas Kelurahan yang ada di Pontianak Utara. Tujuan diberikannya

materi ini ialah agar keluarga menjadi keluarga yang sehat dan berkualitas

bebas dari HIV dan AIDS. Selain itu, materi tentang kesehatan reproduksi

ini bertujuan untuk tidak hanya mengedukasi suami iatri tetapi untuk

anak-anak. Kesehatan calon ayah, ibu dan anak harus senantiasa dijaga

agar tidak terjadi nya stunting. Seperti yang di sampaiakan oleh petugas

dari Puskesmas, ibu Suci Indrawati (Lampiran 3)

“tentunya yang kita sampaikan fokusnya kepada kesehatan reproduksi


suami dan istri agar terhindar dari penyakit yang berbahaya dan tidak
diinginkan seperti HIV dan AIDS. Dan sekarang juga kita memfokuskan
membahas kesehatan calon ibu dan janin ketika hamil agar terhindar dari
stunting sesuai dengan program pemerintah pada saat ini. Baik dari gizi,
kegiatan beresiko atau hal lain yang beresiko”
Materi ini diberikan agar dalam kehidupan berumah tangga berjalan

dengan tentram dan bahagia.

c. Materi Hak dan Kewajiban Suami Istri


Dalam pemeliharaan keluarga sakinah dan syariat, Islam telah

mengatur tugas dan spesifikasinya antara suami dan istri serta menentukan

kewajibannya. Allah SWT menjadikan pernikahan sebagai sarana terbaik

untuk menjalin dan membentuk keluarga antara laki-laki dan perempuan

di dunia ini.

Materi yang disampaikan kepada calon pengantin tentang membina

rumah tangga berkisar antara kewajiban suami istri. Kewajiban bersama

sebagai suami dan istri ialah :

a. Tawakal bila memeiliki keinginan atau rencana.

b. Saling nasehat menasehati dengan tutur yang baik.

c. Bersyukur dalam mendapat kenikmatan.

d. Bersabar dalam mendapat musibah.

e. Musyawarah dalam menyelesaikan permasalahan keluarga.

f. Saling memberi dan meminta maaf.

g. Berbaik sangka kepada suami dan istri

h. Mempererat silaturrahmi dengan keluarga suami dan istri.

i. Memberi kesempatan kepada suami dan istri untuk menambah

ilmu pengetahun dan melaksakan ibadah kepada Allah SWT.

Suami memiliki kewajiban kepada keluarga sebagai individu, ialah :

a. Memberi nafkah lahir dan bathin.

b. Menyimpan rahasian ataupun aib istri dan anak.


c. Menggauli dengan ma’ruf

d. Mendidik anak dan istri sesuai ajaran islam.

e. Simpati terhadap istri.

f. Menjaga kesehatan istri.

Bukan hanya suami, istri juga memiliki kewajiban kepada keluarga,

ialah :

a. Taat dan patuh kepada suami

b. Melayani suami dengan sebaik-baiknya.

c. Menyimpan rahasia maupun aib suami dan anak

d. Menjaga sentuhan diri dari orang lain.

e. Menjaga martabat suami dan anak

4. Kendala Implementasi Keputusan Dirjen Bimas Islam no. 379 tahun 2018

a. Anggaran

Kecilnya anggaran yang diberikan pemerintah kepada KUA untuk

menyelenggarakan kurus pranikah, sehingga KUA Kecamatan Pontianak

Utara merasa tidak maksimal memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Hanya bisa terbantukan oleh iuran dari calon pengantin pada saat

pendaftaraan peserta kursus pranikah.

b. Substansi Hukum

Substansi berupa peraturan Keputusan Dirjen Bimas Islam no. 379 tahun

2018 Tentang penyelenggaraan kursus pranikah di KUA Kecamatan


Pontianak Utara sudah ada, namun belum adanya tindakan hukum bagi KUA

yang tidak menerapkan sepenuhnya peraturan tersebut. Para calon pengantin

ataupun masyarakat di Kecamatan Pontianak Utara juga masih belum

menganggap kursus pranikah adalah hal yang wajib diikuti sebelum

melaksanakan pernikahan. Kursus pranikah hanya dianggap sebagai

formalitas saja walaupun sertifikat yang di keluarakan dari KUA Kecamatan

Pontianak Utara merupakan slaah satu syarat administrasi untuk

melaksanakan pernikahan.

Anda mungkin juga menyukai