UNIVERSITAS HASANUDDIN PEKAN KE IX A. Ketaatan Masyarakat terhadap peraturan lalu lintas 1. Undang-undang Republik Indonesia No.22 Tahun 2009 Jaringan lalu lintas dan angkutan jalan adalah serangkai simpul dan atau ruang kegiatan yang saling terhubung terhubungkan untuk penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan lalu lintas dan angkutan jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas lalu lintas angkutan jalan jaringan lalu lintas dan angkutan jalan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan kendaraan pengemudi pengguna pengguna jalan serta pengelolaannya lintas dan angkutan jalan diatur oleh sebuah undang-undang yaitu undang-undang 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Pertimbangan yang menjadi latar belakang pengesahan undang-undang 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan adalah : 1) Bahwa lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian brand upaya memajukan kesejahteraan umum sebagai dia magnat kan oleh sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 2) Bahwa pengembangan lingkungan strategis nasional dan internasional menuntut penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi otonomi daerah serta akuntabilitas penyelenggaraan negara Indonesia 2. PP RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas PP RI Nomor 15 Tahun 2005 Infrastruktur yang dibangun pemerintah harus memberikan manfaat sebesar- besarnya dan stadil-adilnya bagi masyarakat bahwa pada beberapa daerah di Indonesia dengan sepeda motor merupakan transportasi dengan populasi yang cukup besar sehingga perlu diberikan kemudahan dalam penggunaan infrastruktur jalan tol dengan memperhitungkan faktor keselamatan dan keamanan bahwa berdasar pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam poin A dan poin B perlu menetapkan peraturan pemerintah tentang perubahan atas peraturan pemerintah nomor 15 tahun 2005 tentang jalan tol. Mengingat pasal 5 ayat 2 undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Undang-Undang nomor 38 Tahun 2004 tentang jalan (Lembaga negara Republik Indonesia tahun 2004 nomor 132. Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438). Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2005 tentang Jalan Tol (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2005 nomor 32. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4489). 3. PP NO. 15 Tahun 2005 1) Dalam rangka menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi mewujudkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menjaga kesinambungan dalam pengembangan wilayah yang memperhatikan kewilayahan serta meningkatkan efisiensi pelayanan jasa distribusi terutama pada wilayah yang sudah tinggi pertumbuhannya diperlukan pembangunan jalan tol. 2) Pembangunan jalan tol sangat diperlukan terutama pada wilayah yang telah tinggi tingkat perkembangannya agar dapat dihindari timbulnya pemborosan pemborosan baik langsung maupun tidak langsung pemborosan langsung antara lain biaya operasi Suatu kendaraan bermotor yang berhenti atau berjalan dan atau bergerak dengan kecepatan sangat rendah akibat terbarunya peranan Jalan. Pemborosan tidak langsung antara lain nilai relatif dan kepentingan setiap pemakaian jalan menyangkut segi waktu dan kenyamanan. 3) Dalam rangka mengoptimalkan fungsi dan kinerjanya maka keanggotaan BPJT terdiri atas unsur pemerintah,unsur pemangku kepentingan dan unsur masyarakat karena dengan adanya unsur-unsur di atas maka dalam melaksanakan dapat saling melengkapi mengoreksi dan menyelesaikan sebuah permasalahan pengusahaan jalan tol. 4. Rambu-rambu Lalu Lintas Adapun pada saat berkendara pastinya terdapat rambu yang mengatur pengguna jalan yang contohnya seperti rambu peringatan, larangan, perintah, petunjuk, dan tambahan. Dalam berkendara juga memiliki aturan untuk menjaga keselamatan dan masih banyak lagi, apabila peraturan tersebut dilaranggar pastinya akan mendapatkan sanksi atau hukuman sebagaimana contohnya dalam penggunaan helm pada roda dua yang wajib berstandar nasional Indonesia (SNI) dan tidak boleh melawan arus jalan yang diatur dalam pasal 57 ayat 1 dan ayat 2 UU No.22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. B. Perilaku Generasi Muda Hedonisme Gaya hidup hedonisme adalah pola hidup seseorang yang diwujudkan dalam suatu perilaku yang mengutamakan kesenangan dan kenikmatan sebagai tujuan utama hidup. 1) Konsep Hedonisme Salah satu faktor yang pengaruhi gaya hidup hedonisme adalah konsep diri gaya hidup hedonis memiliki sifat dan karakteristik perilaku atau budaya yang menginginkan keseluruhan kehidupan penuh dengan kesenangan-kesenangan kesenangan yang bisa dirasakan dan memuaskan keinginan sehingga tujuan akhir dari kehidupan ini adalah kesenangan. Gaya hidup hedonisme cenderung menyerang remaja karena pada masa remaja individu sedang dalam keadaan mencari jati diri. Di Indonesia ini sebagai negara berkembang juga tidak luput merasakan efek dari adanya era globalisasi sehingga tampak dari perilaku remaja pada masa sekarang yang dihadapkan dengan konsep gaya hidup hedonisme dan mengutamakan kesenangan semata sebagai tujuan hidup. 2) Realita dalam Kehidupan Gaya hidup hedonisme menimbulkan kecenderungan kemunculannya tingkah laku individu melalui interaksi sosial antara individu satu dengan individu lain guna memperoleh kesenangan dan kebebasan untuk mencapai kenikmatan hidup kebudayaan hedonisme ini tidak hanya dapat merusak generasi penerus bangsa namun juga dapat mengakibatkan dampak yang buruk bagi perkembangan dunia pendidikan serta bagi kehidupan bangsa Indonesia melihat hal tersebut maka perlu ada antisipasi baik dari pemerintah maupun bagi mahasiswa. Pengaruh gaya hidup hedonisme begitu nyata di kalangan masyarakat terutama di kalangan mahasiswa, dimana mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa yang masih mengalami krisis identitas dalam mencari jati diri, mahasiswa akan mulai mengenali diri mereka melalui lingkungan sekitar dimana mahasiswa sangat antusias dengan hal-hal yang baru. Jadi, gaya hidup hedonisme ini dianggap menarik mengingat gaya hidup hedonisme ini memiliki daya tarik yang besar terhadap kehidupan mahasiswa. 3) Masalah terkait Hedonisme Masyarakat hedonisme cenderung konsumtif. Mereka ingin membeli apa saja yang baru dan menjadi trend yang dijadikan pedoman trend mereka adalah seseorang yang mereka idolakan seperti selebritis mereka meniru memuja dan ini mirip dengan orang yang mereka Puja mereka akan melakukan apa saja untuk dapat menjadi seperti itu sehingga mereka mulai kehilangan jati diri masing-masing. Selain itu para remaja contohnya di kota Bandung cenderung ingin menjadi sesuatu yang beda dari remaja di kota lain baik itu cara gaya hidup, cara berpakaian berpenampilan, juga cara bagaimana mereka ingin dikenal dan diakui sebagai remaja yang ke mengikut tren dan bukan hanya tren saja namun pada cara tingkah laku yang menurut meniru masyarakat barat yang individual cuek tidak menghiraukan orang lain dan juga cara berbicaranya. 4) Solusi terkait Hedonisme a. Membangun kesadaran yang Baik b. Menahan keinginan untuk Bersikap Hedonisme c. Memanfaatkan kekayaan menjadi lebih berkualitas d. Berproses dalam kehidupan