Anda di halaman 1dari 3

Nama : Khairunnisa Okta Melina Fadila

NIM : 2313061576

Mata Kuliah : Filosofi Pendidikan Indonesia

RUANG KOLABORASI

1. Apa apa relevansi Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan
Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada peserta didik dalam Pendidikan
Abad ke-21?
Jawab :
Pancasila sebagai entitas dan identitas Bangsa Indonesia, memiliki relevansi dengan konteks
pendidikan abad ke-21. Pancasila merupakan pilar moral dan spiritual yang membangun
karakter bangsa. Dalam pendidikan abad ke-21, nilai-nilai Pancasila menjadi landasan untuk
membentuk peserta didik yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki
kepribadian yang kokoh dan berlandaskan nilai-nilai luhur. Relevansi ini tercermin dalam
perwujudan profil pelajar Pancasila, di mana peserta didik tidak hanya diberi bekal
pengetahuan, tetapi juga diajarkan untuk memahami, menghargai, dan menerapkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Konsep kebhinekaan dan gotong royong dalam
Pancasila menjadi panduan dalam menghadapi kompleksitas masyarakat global dan
multikultural saat ini. Pendidikan abad ke-21 yang berpihak pada peserta didik perlu
menekankan pentingnya pembentukan karakter yang inklusif, bertanggung jawab, dan
memiliki kepedulian social.

Profil pelajar Pancasila dalam pendidikan abad ke-21 bukan hanya mencakup pencapaian
akademis yang tinggi, tetapi juga keterampilan interpersonal, kreativitas, dan semangat
kepemimpinan yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Dalam menghadapi tantangan masa
depan, peserta didik perlu dilatih menjadi individu yang adaptif, inovatif, dan memiliki
tanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, pendidikan abad ke-21
yang berorientasi pada Pancasila perlu menjadi wadah untuk membentuk generasi penerus
bangsa yang kokoh dalam nilai-nilai kebhinekaan, demokrasi, dan kemanusiaan
2. Bagaimana mewujudkan Profil Pelajar Pancasila pada pendidikan yang berpihak pada
peserta didik dalam pendidikan abad ke-21?
Jawab :
Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila dalam pendidikan abad ke-21 yang berpihak pada
peserta didik memerlukan pendekatan yang mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam
seluruh aspek pembelajaran. Penting untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam
kurikulum, baik melalui penyusunan materi pelajaran maupun pengembangan kegiatan
ekstrakurikuler. Pembelajaran tidak hanya mencakup aspek kognitif, tetapi juga afektif dan
psikomotor, sehingga peserta didik dapat memahami, menginternalisasi, dan menerapkan
nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, pendidikan abad ke-21 yang
berpihak pada peserta didik perlu mendorong metode pembelajaran yang berfokus pada
pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti keterampilan berpikir kritis, kreativitas,
komunikasi, dan kolaborasi. Kegiatan pembelajaran yang interaktif dan kontekstual juga
dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan tersebut dan tetap
berlandaskan nilai-nilai Pancasila.

Penting juga untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan menciptakan rasa
kebersamaan. Keberagaman dalam bentuk apapun harus dihargai, dan peserta didik diajarkan
untuk bekerja sama dalam semangat gotong royong. Pembelajaran harus memberikan ruang
bagi peserta didik untuk mengembangkan empati, toleransi, dan sikap hormat terhadap
perbedaan. Selain itu, peran guru dalam menciptakan atmosfer pendidikan yang kondusif
sangatlah penting. Guru bukan hanya sebagai pemberi informasi, tetapi juga sebagai
fasilitator pembelajaran yang dapat membimbing peserta didik dalam memahami makna dan
relevansi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan abad ke-21 yang berorientasi pada Profil Pelajar Pancasila juga harus
memanfaatkan teknologi dengan bijak. Penggunaan teknologi dapat memperluas akses
peserta didik terhadap informasi, memfasilitasi pembelajaran interaktif, dan membantu
peserrta didik mengembangkan literasi digital sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Dengan
demikian, mewujudkan Profil Pelajar Pancasila dalam pendidikan abad ke-21 memerlukan
sinergi antara kurikulum, metode pembelajaran, lingkungan belajar, peran guru, dan
pemanfaatan teknologi. Hal ini bertujuan untuk membentuk generasi yang cerdas, kreatif,
inklusif, dan memiliki karakter yang kuat sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai