Halaman X
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875
Ekky Putri A.1) Ivan Eka S.2 ) Nikmah Laisa F.3) Yaisha Nurafni.4) Zahra
Budiyanto.5)
Program Studi D3 Manajemen Administrasi, Sekolah Vokasi, Universitas Sebelas Maret
email: laisafatihah@student.uns.ac.id
Abstrak
Dengan berkembangnya kehidupan manusia di era modern saat ini, masyarakat lain
pun ikut merasakan krisis jati diri. Hal ini disebabkan oleh sikap dan perilaku manusia
yang cenderung membesar-besarkan hal-hal duniawi. Dalam situasi ini, masyarakat
Barat modern membutuhkan spiritualitas. Pengalaman Barat modern telah membentuk
kecenderungan masyarakat Islam untuk mengabaikan apa yang dicanangkan Islam
sebagai agama yang bersinergi dengan fitrah manusia. Pertanyaan-pertanyaan berikut
muncul sehubungan dengan kondisi ini, seperti bagaimana sebenarnya Islam
menunjukkan eksistensi dan dinamika batin kehidupan manusia? Pada titik ini, artikel
ini menggunakan metode dan pendekatan tematik dalam menafsirkan Al-Quran dan
berupaya menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas. Hasil ini menunjukkan bahwa
Islam sangat menghargai dunia sebagai realitas sementara dan akhirat sebagai realitas
abadi yang ada. Oleh karena itu, manusia dapat menjaga keseimbangan antara
kebutuhan duniawi dan surgawi melalui ketekunan, usaha, dan kreativitas sosial
pribadi dan pribadi untuk kehidupan duniawi, dan melalui amalan ketakwaan untuk
kehidupan surgawi. Penerapan hukum Islam di negara Indonesia mencakup aspek
hukum perdata dan hukum keluarga. Perkawinan, perceraian, dan pewarisan termasuk
hukum keluarga dalam hukum Islam di negara Indonesia, meliputi perkawinan,
perceraian, dan pewarisan. Meskipun mayoritas penduduknya beragama Islam,
pendekatan ini sejalan dengan prinsip persatuan dan keberagaman bangsa serta
pengakuan terhadap hak-hak komunitas non-Muslim. Namun demikian, muncul juga
Spirit Publik Volume X, Nomor X, X
Halaman X
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875
pertanyaan dan perdebatan terkait keadilan, hak asasi manusia, dan keseimbangan
antara hukum Islam dan hukum domestik. Peningkatan penerapan hukum Islam di
Indonesia melibatkan beberapa langkah seperti pendidikan dan peningkatan kesadaran.
Artinya, meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai dan hukum Islam
melalui pendidikan dan kampanye penyadaran. Lalu, liberalisasi hukum berarti
menyesuaikan hukum Islam dengan aspek-aspek HAM, demokrasi, serta keberagaman
sehingga dapat mencerminkan kebutuhan dan kondisi masyarakat Indonesia.
Kemudian, pembenahan sistem peradilan, khususnya penguatan sistem peradilan
untuk menjamin putusan hukum sejalan dengan prinsip keadilan, transparansi, dan hak
asasi manusia. Setelah itu, partisipasi masyarakat berarti mendorong partisipasi
masyarakat lokal dalam proses pengambilan kebijakan dan penerapan syariat Islam.
Abstract
With the development of human life in today's modern era, other communities are also
feeling a crisis of identity. This is caused by human attitudes and behaviors that tend to
exaggerate worldly things. In this situation, modern Western society needs spirituality.
The modern Western experience has shaped the tendency of Islamic societies to ignore
what Islam proclaims as a religion that synergizes with human nature. The following
questions arise in relation to this condition, such as how exactly does Islam show the
existence and inner dynamics of human life? At this point, this article uses the method
and thematic approach in interpreting the Quran and attempts to answer the above
questions. The results show that Islam highly values the world as a temporary reality
and the afterlife as an eternal reality that exists. Therefore, humans can maintain a
balance between worldly and heavenly needs through personal and private diligence,
effort, and social creativity for worldly life and through the practice of piety for
heavenly life. The application of Islamic law in Indonesia includes aspects of civil law
and family law. Islamic law in Indonesia is in the field of family law, including
marriage, divorce, and inheritance. Although the majority of the population is Muslim,
this approach is in line with the principles of national unity and diversity and the
Spirit Publik Volume X, Nomor X, X
Halaman X
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875
Pendahuluan (penambahan sitasi & 6. Pada akhir abad ke-20, agama besar ini
referensi) telah menjangkau lebih dari satu miliar
1. Al-Quran telah menggarisbawahi dua hal orang di seluruh dunia, khususnya di Asia
itu dalam kehidupan manusia, dan dalam dan Afrika (Hitti, 2005).
ilmu pengetahuan, konflik dalam keilmuan 7. Nasib Islam di era modern ini akan
telah banyak dibahas untuk memberikan sangat ditentukan oleh seberapa baik umat
arahan dan dorongan untuk terciptanya Islam mampu menyikapi tuntutan dan
kebaikan dalam hubungan antar manusia perubahan sejarah zaman ini (SH, t.t.).
(M.H, t.t.).
2. Sementara itu, makna kehidup dalam Hasil dan pembahasan (penambahan sitasi
Islam adalah beribadah, dan hakikatnya & referensi)
tidak ada makhluk lain di dunia ini yang Poin A :
beribadah kepada Allah. Dapat juga 1. Oleh karena itu, mempelajari ilmu
diartikan sebagai sikap atau cara pandang pengetahuan dan teknologi adalah wajib
seseorang terkait dengan makna hidup dan dalam islam (Ali, 2016).
bagaimana menjalani hidup dengan 2. Sebaliknya jika suatu negara tertinggal
sesungguhnya (M.H, t.t.). dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan
3. Secara sosiologis, Islam adalah fenomena teknologi, maka negara tersebut dapat
peradaban dan realitas sosial kemanusiaan digolongkan sebagai bangsa yang belum
(Bagir, 2005). maju atau belum berkembang (Syafaruddin
4. Al-Qur'an juga menyatakan bahwa dkk., 2016).
manusia cenderung berkonflik bahkan 3. Kata ‘ilmun digunakan untuk
sebelum mereka diciptakan (Muchith, memahaminsubjek ilmu dan proses
2016). perolehannya, sehingga menimbulkan
5. Islam mengedepankan kehidupan yang kejelasan (Kertanegara, 2002).
seimbang, dinamis dan progresif, 4. pengetahuan dalam arti sains atau ilmiah
memenuhi kebutuhan material dan spiritual, adalah pengalaman suatu bidang tertentu
selalu menumbuhkan kesadaran sosial, yang telah disitematisasikan (secara ilmiah)
menghargai waktu, terbuka, berorientasi dengan menggunakan metodologi tertentu
pada kualitas, egaliter dan kerjasama, sehingga membentuk satu kesatuan (sistem)
mengajarkan kita untuk bersikap, mencintai (Octaviana & Ramadhani, 2021).
kebersihan, dan mengutamakan 5. Ekonomi islam memerlukan
persaudaraan (Sanjaya, t.t.). pertimbangan nilai-nilai syariah dalam
perekonomian yang kaitannya dengan
Spirit Publik Volume X, Nomor X, X
Halaman X
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875