Anda di halaman 1dari 17

MENYUSUN

MODUL AJAR
UNTUK PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI
ARTI PENTING DIFERENSIASI
Banyak murid yang merasa guru mereka tidak
memahami kebutuhannya. Murid yang belajar dengan
cepat merasa tidak memiliki tantangan, sementara
murid yang membutuhkan waktu belajar lama merasa
tidak mendapatkan bantuan yang semestinya.

Setiap murid memiliki kebutuhan belajar yang beragam,


sementara guru biasanya melakukan cara pengajaran
yang sama untuk satu kelas.
SKEMA DIFERENSIASI

BAHAN STRATEGI

1. Kesiapan Belajar Strategi Diferensiasi


(Readiness) 1. Konten
2. Minat (Interest) 2. Proses
3. Profil Belajar (Learning 3. Produk
profile)
LANGKAH PENGAJARAN DIFERENSIASI
Awal
1. Identifikasi dan rumuskan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
2. Lakukan asesmen awal untuk memetakan dan memahami minat,
kesiapan, dan profil belajar murid.
3. Buat rencana pengajaran berupa RPP atau modul yang
disesuaikan dengan hasil asesmen awal untuk mendiferensiasi
konten/proses/produk.
LANGKAH PENGAJARAN DIFERENSIASI

Proses
4. Laksanakan dan kembangkan rencana pengajaran secara fleksibel.
5. Lakukan asesmen formatif untuk terus memahami minat, kesiapan, dan
profil belajar murid.
6. Kembangkan diferensiasi konten/proses/produk selama pembelajaran
berlangsung.
7. Lakukan asesmen formatif untuk memahami pencapaian murid terhadap
tujuan pembelajaran.
8. Berikan umpan balik kepada murid berdasarkan hasil asesmen formatif.
LANGKAH PENGAJARAN DIFERENSIASI

Akhir
9. Lakukan asesmen sumatif dengan memberikan pilihan cara
kepada murid untuk menunjukkan kemampuannya dalam mencapai
tujuan pembelajaran.

10. Lakukan refleksi apa yang sudah baik dan apa yang perlu
ditingkatkan pada siklus belajar berikutnya.
CONTOH INSTRUKSI MEMETAKAN
KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR
“saya paling mudah memahami pelajaran ketika . . . . .
(melihat langsung/mendengar
langsung/mempraktekkan)

“saya belajar, saya paling suka dengan ...


(melihat video/mendengarkan orang lain/
mempraktekkan sendiri)”
CONTOH MEMBAGI KELOMPOK
Waktunya membagi kelompok !
pada tahapan ini Bapak/Ibu guru dapat mengelompokkan peserta didik
berdasarkan sebaran profesi secara proporsional.
Setiap kelompok dapat memiliki lebih dari satu profesi, tergantung pada
jumlah keseluruhan peserta didik.

Juru Teliti : menonton video pembelajaran dan menyampaikan kepada


Juru Tulis
Juru Tulis : mendengarkan temuan dari juru teliti dan menuliskannya.
Juru Bicara : memimpin diskusi dan menyampaikan hasil diskusi
kelompok.
CONTOH PRAKTIK DIFERENSIASI
DIFERENSIASI DAN BUKAN DIFERENSIASI

1. Melihat perbedaaan 1. Melihat perbedaan


kemampuan murid sebagai kemampuan murid sebagai
sesuatu yang problematis. sesuatu yang wajar sehingga
seiring berjalan guru
semakin terbiasa
menanganinya.
DIFERENSIASI DAN BUKAN DIFERENSIASI
KELAS
KELAS BIASA
TERDIFERENSIASI

1. Melihat perbedaaan 1. Melihat perbedaan


kemampuan murid sebagai kemampuan murid sebagai
sesuatu yang problematis. sesuatu yang wajar sehingga
seiring berjalan guru
semakin terbiasa
menanganinya.
DIFERENSIASI DAN BUKAN DIFERENSIASI

1. Pengajaran dilaksanakan
1. Pengajaran
secara bervariasi dengan
dilaksanakan secara
melakukan
seragam untuk satu pengelompokkan murid
kelas. sesuai dengan
kebutuhannya.
DIFERENSIASI DAN BUKAN DIFERENSIASI
KELAS
KELAS BIASA
TERDIFERENSIASI

1. Pengajaran dilaksanakan 1. Pengajaran dilaksanakan


secara seragam untuk secara bervariasi dengan
satu kelas. melakukan
pengelompokkan murid
sesuai dengan
kebutuhannya.
DIFERENSIASI DAN BUKAN DIFERENSIASI

1. Konten pelajaran berupa 1. Konten pelajaran berupa


sekumpulan materi materi esensial, pemahaman
pengetahuan yang di tansfer bermakna dan ketrampilan
guru. yang dibangun secara
mandiri oleh murid.
DIFERENSIASI DAN BUKAN DIFERENSIASI
KELAS
KELAS BIASA
TERDIFERENSIASI

1. Konten pelajaran berupa 1. Konten pelajaran berupa


sekumpulan materi materi esensial, pemahaman
pengetahuan yang di tansfer bermakna dan ketrampilan
guru. yang dibangun secara
mandiri oleh murid.
HAL PENTING DALAM MELAKUKAN PEMBERLAJARAN TERDIFERENSIASI

Hal penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan pembelajaran terdiferensiasi


menurut kesiapan peserta didik tersebut adalah bahwa pengelompokan peserta didik
berdasarkan capaian atau hasil asesmen tidak mengarah pada terbentuknya persepsi
tentang pengkategorian peserta didik ke dalam kelompok yang “pintar” dan tidak.
Terbentuknya kelompok “unggulan” hingga kelompok yang dinilai paling rendah
kemampuannya dapat menyebabkan diskriminasi terhadap peserta didik. Mereka yang
ditempatkan pada kelompok yang paling marginal akan cenderung menilai diri mereka
sebagai individu yang tidak memiliki kemampuan untuk belajar sebagaimana
temantemannya yang lain. Demikian pula pendidik sering tanpa sadar memiliki harapan
atau ekspektasi yang rendah terhadap peserta didik yang sudah dianggap kurang
berbakat atau kurang mampu secara akademik. Akibatnya, mereka akan terus
terpinggirkan.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai