Anda di halaman 1dari 26

Present by: SUPIANI

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan proses


belajar mengajar dimana peserta didik dapat
mempelajari materi pelajaran sesuai dengan
kemampuan, apa yang disukai, dan kebutuhannya
masing-masing sehingga mereka tidak frustasi dan
merasa gagal dalam pengalaman belajarnya
(Breaux dan Magee, 2010; Fox & Hoffman, 2011;
Tomlinson, 2017).
Pengantar

"Pendidikan bertujuan untuk menolong anak agar bisa bertumbuh


sesuai dengan kodratnya" (Ki Hajar Dewantara).
Peserta didik diberikan kemerdekaan untuk bisa menjadi pribadi
yang berkembang sesuai dengan minat, bakat, dan profil belajarnya.
“Start with learning goals, first focus on his learning then think
about teaching” (Hollas ,2013)
Langkah memulai dalam pengajaran diferensiasi adalah dengan
berawal dari tujuan pembelajaran itu sendiri, fokus pada apa yang
akan murid pelajari kemudian baru berpikir bagaimana
mengajarnya.
Pentingnya mengetahui
kebutuhan belajar dan Strategi
lingkungan yang Pembelajaran Pembelajaran
memfasilitasi seluruh berdiferensiasi: berdiferensiasi untuk
individu di sekolah agar diferensiasi konten, mengakomodasi
dapat meningkatkan
diferensiasi proses dan kebutuhan belajar
kompetensinya secara
nyaman
diferensiasi produk murid yang berbeda
Kebutuhan
Belajar Murid

Kesiapan Belajar
Murid

Minat Belajar
Murid Profil Belajar
Murid
Kesiapan Belajar

Bersifat mendasar- Terstruktur - terbuka


trasformatif

Kongkret - abstrak Tergantung - Mandiri

Sederhana –
kompleks Lambat-cepat
Menciptakan Menciptakan Mengkomunikas Menciptakan
situasi konteks ikan nilai kesempatan-
pembelajaran pembelajaran manfaat dari kesempatan
yang menarik yang dikaitkan apa yang belajar dimana
perhatian murid dengan minat dipelajari murid murid dapat
(misalnya dengan individu murid memecahkan
humor, persoalan
menciptakan (problem base
kejutan – kejutan, learning)
ice breaking)
AUDITORI VISUAL KINESTETIK
Belajar dengan mendengar Belajar dengan melihat Belajar sambal melakukan
Strategi Pembelajaran
Berdiferensiasi
Membaca buku,
Bervariasi Memperhatikan melihat video, Belajar mandiri,
PROSES-nya gaya belajar wawancara, kelompok, tutor
dalam memahami murid mengamati sebaya, dll
materi lingkungan, dll

Proses (cara mengajarkan). Contohnya proses pembelajaran dan bentuk pendampingan dapat
didiferensiasi sesuai kesiapan peserta didik. Bagi siswa yang membutuhkan bimbingan, pendidik
perlu mengajarkan secara langsung, bagi peserta didik yang cukup mahir dapat diawali dengan
Modeling yang dikombinasi dengan kerja mandiri, praktik, dan peninjauan ulang (review), bagi
peserta didik yang sangat mahir dapat diberikan beberapa pemantik untuk tugas mandiri kepada
peserta didik yang sangat mahir.
Bervariasi Aktivitas bisa sama dengan konten
KONTEN-nya yang berbeda. Cth: bercerita
tentang tema yang dibahas dengan
konten yang berbeda( mis.
Pengalaman naik kendaraan)

Konten (materi yang akan diajarkan). Contohnya bagi peserta didik yang
memerlukan bimbingan dapat mempelajari 3 (tiga) hal terpenting terkait materi,
bagi siswa yang cukup mahir dapat mempelajari keseluruhan materi dan bagi
peserta didik yang sudah sangat mahir dapat diberikan pengayaan.
Cth: membuat karya tentang alat
Bervariasi Memperhatikan transportasi. Murid bisa membuat karya
PRODUK-nya minat dan sesuai minatnya seperti puisi, lagu,
kecerdasan prakarya memanfaatkan bahan bekas
majemuk murid pakai, menulis cerita tentang alat
transportasi, dll.

Produk (luaran atau performa yang akan dihasilkan). Diferensiasi pembelajaran


melalui produk yang dihasilkan. Contohnya, bagi peserta didik yang memerlukan
bimbingan bisa menjawab pertanyaan- pertanyaan mengenai konten inti materi,
sedangkan bagi peserta didik yang cukup mahir dapat membuat presentasi yang
menjelaskan penyelesaian masalah sederhana, dan bagi peserta yang sangat mahir
bisa membuat sebuah inovasi atau menelaah permasalahan yang lebih kompleks
Karakteristik Pembelajaran
Berdiferensiasi

1. Berpusat pada murid


2. Bersifat proaktif
3. Lebih memperhatikan kualitas
4. Menggunakan pembelajaran yang bervariasi
5. Bersifat dinamis
6. Merjadi rujukan untuk asesmen diagnostic
7. Perspektif penilaian assessment for
learning, assessment of learning,
assessment as learning
Prespektif penilaian

1. Assesment for learning, penilaian yang dilakukan selama


berlangsungnya proses pembelajaran dan biasanya digunakan
sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar mengajar.
Berfungsi sebagai penilaian yang berkelanjutan (ongoing
assessment)
2. Assesment of learning, penilaian yang dilaksanakan setelah proses
pembelajaran selesai. Berfungsi sebagai penilaian sumatif
3. Assessment as learning, penilaian sebagai proses belajar dan
melibatkan murid secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut.
Penilaian ini juga dapa berfungsi sebagai penilaian formatif
Diferensiasi pembelajaran dapat dilakukan menggunakan
berbagai pendekatan, selama tidak menyebabkan diskriminasi
dan sistem jalur berbasis capaian (tracking system )
Pembelajaran
Contoh implementasi yang dianjurkan:
sesuai tahap
✓ Pengelompokan tidak permanen (sepanjang semester atau
capaian (TaRL) tahun) dan tidak berlaku sama untuk semua mapel
✓ Pengelompokan sedapat mungkin tidak memisahkan siswa
belajar di ruangan yang berbeda
✓ Memberikan kesempatan siswa belajar dari temannya
✓ Memberikan waktu belajar untuk siswa yang kesulitan belajar
berdasarkan kesepakatan dengan orang tua
Langkah pertama (dan perubahan ✓ Tidak membebani sepenuhnya kepada orangtua
yang paling dianjurkan): awali
pembelajaran dengan asesmen
yang menilai kesiapan setiap
individu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang ditargetkan -->
asesmen di awal pembelajaran
Bagi sebagian pendidik melakukan pembelajaran
terdiferensiasi bukanlah hal yang sederhana
untuk dilakukan antara lain:
• Keterbatasan waktu untuk merancang
pembelajaran yang berbeda-beda (cara,
Pembelajaran metode, strategi yang dilakukan dalam
sesuai tahap mempelajari suatu materi pelajaran)
berdasarkan kebutuhan individu peserta didik.
capaian (TaRL) • Kesulitan untuk mengelompokkan peserta didik
berdasarkan kesiapan karena jumlah peserta didik
yang banyak dan ruangan kelas yang terbatas

Penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan pembelajaran terdiferensiasi


menurut kesiapan peserta didik tersebut adalah bahwa pengelompokan peserta didik
berdasarkan capaian atau hasil asesmen tidak mengarah pada terbentuknya persepsi
tentang pengkategorian peserta didik ke dalam kelompok yang “pintar” dan tidak -->
tidak diskriminatif
• Pembelajaran dalam kelompok kecil adalah metode yang biasa
dilakukan peserta didik. Ada kalanya pendidik membagi kelompok
berdasarkan minat (misalnya, kesamaan minat permainan
olahraga dalam mata pelajaran PJOK), dan sebagainya
• Pengelompokan berdasarkan kemampuan berubah sesuai dengan
kompetensi yang menjadi kekuatan peserta didik, tidak permanen
Cara sepanjang tahun atau semester, dan tidak berlaku di semua mata
menghindari pelajaran.
• Bagi peserta didik yang sudah mahir perlu dipikirkan bentuk-
dampak negatif bentuk tantangan yang lebih beragam, menjadi tutor sebaya
bisa menjadi salah satu opsi, namun perlu dipikirkan bahwa
tidak semua siswa memiliki kompetensi mengajar dan tanggung
jawab memfasilitasi tetap sepenuhnya ada di pendidik.
• Perlu ada peran-peran beragam yang bisa dipilih oleh peserta didik
untuk memperkaya atau mendalami kompetensi yang dibangun.
Misalnya, di awal tahun ajaran pendidik mengajak peserta didik
berdiskusi mengenai peran-peran apa yang dibutuhkan, setiap
peran bisa diambil oleh peserta didik secara bergantian.
Alternatif pendekatan pembelajaran
sesuai tahap capaian peserta didik

Alternatif 3: Berdasarkan
Alternatif 1: Berdasarkan asesmen asesmen yang dilakukan di
yang dilakukan di awal Alternatif 2: Berdasarkan awal pembelajaran,
pembelajaran, peserta didik di asesmen yang dilakukan pendidik mengajar seluruh
kelas yang sama dibagi menjadi di awal pembelajaran, peserta didik di kelasnya
dua atau lebih kelompok menurut
peserta didik di kelas sesuai dengan hasil
capaian belajar mereka, dan
yang sama dibagi menjadi asesmen tersebut. Untuk
keduanya diajarkan oleh guru yang
sama atau disertai guru
dua atau lebih kelompok sebagian kecil peserta didik
pendamping/asisten. Selain itu, menurut capaian belajar yang belum siap, pendidik
satuan pendidikan juga mereka, dan keduanya memberikan pendampingan
menyelenggarakan program diajarkan oleh guru yang setelah jam pelajaran
pelajaran tambahan untuk peserta sama atau disertai guru berakhir.
didik yang belum siap untuk belajar pendamping/asisten.
sesuai dengan fase di kelasnya.
Contoh
asesmen
awal dan
diferensiasi
pembelajar
an

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Tekn16ologi


25

Catatan:
Langkah pertama yang paling penting adalah membangun awareness guru tentang keberagaman capaian belajar siswa
di kelasnya. Apabila paradigma tentang pembelajaran terdiferensiasi belum terbangun, guru jangan dituntut untuk
melakukan pemisahan belajar siswa karena berisiko mengarah pada diskriminasi, sebagaimana disampaikan dalam
paparan

Anda mungkin juga menyukai