Anda di halaman 1dari 30

Individualitas

(Menyesuaikan Pembelajaran dengan Perbedaan


Individual)
1.
SETIAP ANAK
BERBEDA
Tidak ada dua anak yang sama persis, kembar
sekalipun
Setiap anak berbeda

 Tidak ada dua anak yang sama persis, kembar


sekalipun
 Salah satu faktor pembeda anak adalah intelegensi
(biasanya diukur dengan tes IQ)  menyebabkan
perbedaan nilai tes/ulangan
 Faktor lain: keadaan rumah, keadaan lingkungan
sekitar rumah, pendidikan, kesehatan, usia, keadaan
sosial ekonomi orang tua, dll
Setiap anak berbeda

 Setiap anak berbeda,


sehingga memberikan
bahan pelajaran –
kecepatan – cara
mengerjakan – penilaian
yang sama, prinsip
individualitas tidak
terpenuhi
Setiap anak berbeda

 Keadaan ideal: memberi pembelajaran sedemikian rupa


sehingga setiap anak maju menurut kesanggupan masing-
masing
 Keadaan ideal ini sangat sukar bahkan tidak mungkin
dilaksanakan sepenuhnya, karena batas-batas kesanggupan
guru (waktu, tenaga, pendidikan, alat pengajaran, banyaknya
siswa yang diajar)
 Meski demikian sebagai guru kita tidak bisa menutup mata
akan perbedaan individual siswa kita
2.
CARA MENYESUAIKAN PEMBELAJARAN
DENGAN KESANGGUPAN INDIVIDUAL
Kita tidak mungkin melaksanakan dengan sempurna pembelajaran yang berbeda
menurut individu, namun kita tidak boleh semerta-merta menutup mata
Cara Menyesuaikan Pembelajaran dengan
Kesanggupan Individual

Berikut beberapa cara untuk memenuhi prinsip individualitas:


1. Pengajaran individual: Siswa menerima tugas yang diselesaikan menurut
kecepatan masing-masing
2. Tugas tambahan: Siswa yang pandai mendapat tugas tambahan selain
tugas umum yang diberikan kepada seluruh siswa
3. Pengajaran proyek: Siswa mengerjakan sesuatu yang sesuai minat dan
kesanggupannya
4. Pengelompokkan menurut kesanggupan: Kelas dibagi dalam beberapa
kelompok berdasarkan kemampuan siswa
Cara Menyesuaikan Pembelajaran dengan
Kesanggupan Individual

1. Pembelajaran Individual
 Inti pembelajaran ini adalah memberi kebebasan
pada setiap siswa untuk maju berdasar kecepatan
masing-masing
 Pembelajaran ini dilakukan dengan sistem tugas:
bahan pelajaran dibagi dalam tugas mingguan.
Apabila suatu tugas sudah selesai, siswa bisa
menerima tugas baru.
Cara Menyesuaikan Pembelajaran dengan
Kesanggupan Individual

1. Pembelajaran Individual
 Tugas-tugas yang diberikan bisa bersifat:
a. Self-instructive, siswa membaca sendiri instruksi dan
petunjuk mengenai cara melakukan tugas, sedapat mungkin
tanpa bantuan guru
b. Self-corrective, berisi jawaban sehingga siswa bisa
memeriksa pekerjaannya sendiri, mengetahui hasil
belajarnya, dan bisa memperbaiki kesalahannya sendiri
Cara Menyesuaikan Pembelajaran dengan
Kesanggupan Individual

1. Pembelajaran Individual
 Dalam sistem pembelajaran individual, anak tidak ‘naik
kelas’ pada waktu yang sama. Siswa menempuh pembelajaran
menurut kemampuan dan kerajinan masing-masing
 Semua siswa pasti naik kelas, hanya saja dalam waktu yang
berbeda
 Pembelajaran individual biasanya dikemas dalam sistem
modul
Cara Menyesuaikan Pembelajaran dengan
Kesanggupan Individual

2. Tugas tambahan
 Dalam sistem ini pembelajaran dilakukan seperti biasa di
dalam kelas, hanya saja anak-anak yang pandai diberikan
tugas tambahan (pengayaan) sesuai kesanggupan dan
kecepatan masing-masing
 Setiap anak di dalam kelas diberi tugas minimum yang sama,
setelah menyelesaikan tugas minimum, siswa bisa diberi
tugas sedang, kemudian tugas maksimum.
Cara Menyesuaikan Pembelajaran dengan
Kesanggupan Individual

2. Tugas tambahan
 Dalam sistem tugas tambahan:
1. Tugas disesuaikan dengan kapasitas anak masing-masing
2. Tugas harus berbeda secara kuantitatif maupun kualitatif
3. Tugas jangan hanya mengenai fakta/hafalan saja
4. Tugas seharusnya juga bersifat demonstrasi, eksperimen, penyelidikan,
pemecahan soal, dan aktivitas lain
5. Tugas hendaknya mengandung motivasi dan membangkitkan aktivitas
anak
 Dalam sistem tugas tambahan, setiap anak naik kelas pada waktu yang
bersamaan
Cara Menyesuaikan Pembelajaran dengan
Kesanggupan Individual

3. Pembelajaran proyek

 Proyek diberikan kepada siswa supaya siswa bisa memilih


bagian yang sesuai dengan kemampuan dan bakat masing-
masing
 Dalam pembelajaran proyek, setiap siswa tidak mempelajari
bahan yang sama dengan jumlah yang sama
 Bakat khusus siswa mungkin ditemukan dan dikembangkan
Cara Menyesuaikan Pembelajaran dengan
Kesanggupan Individual

4. Pengelompokan

 Pengelompokan dilakukan dengan mengumpulkan siswa


berdasarkan prestasi/kemampuan mereka: high-achiever,
middle-achiever, low-achiever
 Pengelompokan disebut juga dengan ‘homogenous grouping’
 Dalam batas tertentu, pengelompokan dapat memfasilitasi
perbedaan siswa, namun tidak benar-benar sampai taraf
individu
Cara Menyesuaikan Pembelajaran dengan
Kesanggupan Individual

4. Pengelompokan

 Pengelompokan tidak semerta-merta


menghilangkan perbedaan, namun memperkecil
perbedaan dalam kelompok
 Meski sudah dibagi dalam kelompok, guru tetap
harus memperhatikan perbedaan setiap individu
Cara Menyesuaikan Pembelajaran dengan
Kesanggupan Individual

4. Pengelompokan
 Mengajar siswa low-achiever: siswa yang kurang cepat memahami, kurang
mampu berpikir secara abstrak, kurang tajam daya imajinasi, kurang pandai
mengingat-mengasosiasi-menganalisis
1. Pembelajaran harus lebih konkrit, banyak pengalaman langsung, banyak alat
peraga
2. Mendahulukan pengertian, kemudian banyak mengulang
3. Bervariasi, disisipi selingan, disisipi motivasi, disisipi aktivitas fisik, karena
durasi perhatian siswa low-achiever tidak cukup lama
4. Guru harus lebih sabar, ramah, dan bersemangat
Cara Menyesuaikan Pembelajaran dengan
Kesanggupan Individual

4. Pengelompokan
 Mengajar siswa high-achiever: siswa yang cepat berpikir, tinggi daya imajinasi,
mampu mengasosiasi-menganalisis-memahami dengan cepat, tinggi rasa ingin
tahu, suka mengajukan pertanyaan, minat luas, mampu berpikir abstrak
1. Bahan pelajaran ditambah kuantitas dan kualitasnya untuk memperdalam
pengetahuan
2. Diajarkan untuk belajar mandiri, diberi bahan ajar seperti modul yang
memungkinkan mereka untuk berproses menurut kecepatan masing-masing
3. Diberi soal pemecahan masalah
4. Tidak perlu banyak diberi alat peraga
Cara Menyesuaikan Pembelajaran dengan
Kesanggupan Individual

4. Pengelompokan

 Mengajar siswa middle-achiever: menyesuaikan dan


memodifikasi low- dan high-achiever
3.
PELAKSANAAN PRINSIP
INDIVIDUALITAS DI INDONESIA
Prinsip individualitas masih kurang mendapat perhatian di Indonesia
Pelaksanaan prinsip individualitas di
Indonesia

 Kurikulum yang diterapkan di Indonesia masih bersifat


uniform/seragam
 Cara mengajar masih menggunakan metode ceramah dan memukul
rata semua siswa
 Tes yang diberikan belum mampu mengukur perbedaan individual,
tidak ada kesempatan memberi petunjuk khas di bagian mana siswa
memerlukan perhatian khusus
 Kelas terlalu besar (>35 siswa dalam satu kelas)
 Dulu siswa diberikan kesempatan memilih jurusan (kelas X)
4.
PRINSIP INDIVIDUALITAS MENURUT
BEBERAPA AHLI
Prinsip individualitas dalam sejarah pendidikan
Prinsip individualitas menurut beberapa ahli

1. Rousseau: Mengemukakan
prinsip kebebasan dan
menyesuaikan pendidikan
dengan masa perkembangan
Prinsip individualitas menurut beberapa ahli

2. Dewey: menyesuaikan
pembelajaran dengan masing-
masing individu siswa dan
penggagas metode proyek
Prinsip individualitas menurut beberapa ahli

3. Montessori: Setiap anak memiliki


kemampuan untuk berkembang
secara mandiri, didorong oleh
kebutuhan diri. Anak harus diberi
kebebasan berkembang. Masa peka
berbeda-beda pada setiap anak. Alat
pendukung belajar diperlukan anak
pada masa perkembangan tertentu.
Montessori mendukung
pengajaran individual, bukan
pengajaran klasikal.
Prinsip individualitas menurut beberapa ahli

4. Helen Parkhurst: Setiap


anak diberi kesempatan
untuk berkembang menurut
kecepatan masing-masing
dengan pemberian tugas-
tugas individual
5.
PETUNJUK DALAM MENERAPKAN
PRINSIP INDIVIDUALITAS
Berikut beberapa petunjuk dalam menerapkan prinsip individualitas
Petunjuk dalam menerapkan prinsip
individualitas

1. Pelajari setiap individu; kelebihan dan kekurangan masing-masing


siswa
2. Berikan kesempatan yang cukup untuk berunding dengan guru
3. Bantulah siswa ketika perlu. Guru bukan semata ‘pemberi ilmu’
namun merupakan ‘pembimbing’ bagi siswa
4. Ajarlah siswa untuk mampu belajar mandiri
5. Siswa yang pandai juga membutuhkan perhatian, tidak hanya siswa
yang kurang pandai
Selesai!
Ada pertanyaan?
Silakan mengajukan pertanyaan dengan bahasa formal
dan sopan.
Jangan lupa menuliskan identitas diri sebelum
mengajukan pertanyaan.

🔸Semua orang jenius. Tapi jika Anda menilai ikan
dari kemampuannya memanjat pohon, ia akan
menjalani hidupnya dengan percaya bahwa ia
bodoh.
🔸 - Albert Einstein
Selamat ber
malam ming
gu!

Anda mungkin juga menyukai