2022
i
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................I
BAB I
DEFINISI ..........................................................................................................................1
BAB II
BAB III
TATA LAKSANA..................................................................................................3,4,5,6,7
BAB IV
DOKUMENTASI ..............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
ii
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AS-SHOFWAN
NOMOR: 092/SK/DIR/RSASW/X/2022
TENTANG
PANDUAN CASE MANAJEMEN
RUMAH SAKIT AS-SHOFWAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT AS-SHOFWAN
Menimbang : a. Bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan pada Rumah Sakit As-
Shofwan, maka diperlukan penyelenggaraan skrining yang efektif;
b. Bahwa agar pelaksanaan Case Manajemen di Rumah Sakit As-
Shofwan dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya Peraturan
Direktur Rumah Sakit As-Shofwan sebagai landasan bagi
pelaksanaan Case Manajemen di Rumah Sakit.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan b tersebut di atas, perlu ditetapkan dengan panduan Case
Manajemen dengan surat Peraturan Direktur Rumah Sakit As-
Shofwan.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 tahun 2010 tentang Rekam
Medis;
6. Pengangkatan Direktur RS As-Shofwan Nomor:
02/DIR-PT/SK/III/2022.
MEMUTUSKAN
iii
Kedua : Kebijakan sebagaimana dimaksud dalam diktum pertama agar digunakan
sebagai acuan dalam memberikan pelayanan yang bermutu di lingkungan
Rumah Sakit As-Shofwan.
Ketiga : Pembinaan dan pengawasan dilaksanakan oleh Kasie Pelayanan Medik
dan Kasie Keperawatan dan Penunjang Medik Rumah Sakit As-Shofwan.
Keempat : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam peraturan ini, maka
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Bekasi
DIREKTUR RS AS SHOFWAN
iv
LAMPIRAN 1
BAB I
DEFINISI
1
BAB II
RUANG LINGKUP
Panduan ini berlaku pada semua lini pelayanan Rumah Sakit yang meliputi: gawat darurat,
rawat jalan, rawat inap, kamar operasi, dan ruang perawatan intensif.
Ruang lingkup CM antara lain:
1. Kontinuitas Pelayanan
Menjaga kontinuitas pelayanan dalam pola asuhan terintegrasi dan pelayanan berfokus
pada pasien
2. Koordinasi dan Kolaborasi
CM berkoordinasi dan kolaborasi dengan DPJP dan PPA lainnya, serta manajemen
Rumah Sakit
3. Hubungan dengan Pasien
Penting bagi CM untuk membangun dan memiliki relasi yang kondusif dengan pasien –
keluarga agar proses pelayanan dapat memenuhi kebutuhan mereka. CM merupakan
“laison” pasien – keluarga dengan PPA, manajemen Rumah Sakit, pembayar
4. Skrining Pasien
Untuk penanganan pasien, CM melakukan skrining pasien, kelompok: anak, usia lanjut,
pasien dengan penyakit kronis, risiko tinggi, kasus kompleks dengan hasil asuhan yang
tidak mudah.
2
BAB III
TATALAKSANA
3
sambil mengkomunikasikan kepada pasien sarana bermutu yang tersedia di Rumah
Sakit
6. Memberikan informasi klinis kepada para pembayar
7. Membantu pasien dan keluarga mengembangkan suatu discharge plan, termasuk
koordinasi dengan pelayanan medis di komunitas dan, bila perlu, admisi ke
fasyankes asuhan pasca ranap, misalnya pelayanan rehabilitasi.
d. Koordinasi Pelayanan
Koordinasi pelayanan untuk kontinuitas pelayanan dan pemenuhan kebutuhan asuhan
pasien
1. Melakukan koordinasi dan integrasi pelayanan sosial/ fungsi case-management ke
dalam asuhan pasien, discharge planning, serta proses pemulangannya
2. Mengkoordinasikan pemberian pelayanan sosial kepada pasien, keluarga, dan
orang-orang lain yang penting untuk memampukan mereka menghadapi dampak
penyakit terhadap fungsi keluarga pasien dan untuk memperoleh manfaat
maksimum dari pelayanan kesehatannya
e. Evaluasi
Evaluasi utilisasi pelayanan, pelaksanaan Clinical Pathway, termasuk evaluasi kendali
mutu dan biaya
1. Melakukan telaah utilisasi (utilization review), melalui tugas evaluasi clinical
pathway. Telaah utilisasi mencakup mekanisme kendali biaya dan ketepatan,
kebutuhan dan mutu pelayanan kesehatan yang dimonitor oleh para pembayar dan
provider
2. Melaksanakan telaah atas utilisasi pelayanan secara tepat sejak admisi sampai
dicharge. Mengevaluasi kepuasan pasien dan mutu layanan yang diberikan
3. Memantau length of stay
f. Tindak lanjut pasca dicharge
Pemantauan dan tindak lanjut menjaga kontinuitas pelayanan
1. Tindak lanjut, pemantauan, pelayanan dan asuhan pasca discharge
2. ReimbuRumah Sakitement
3. Tata Laksana
Manajer Pelayanan Pasien (CM) melakukan manajemen pelayanan pasien melalui
beberapa tahapan atau aktivitas sebagai berikut:
a. Identifikasi, seleksi/ skrining pasien untuk Manajemen Pelayanan Pasien
CM melakukan skrining pasien yang membutuhkan manajemen pelayanan pasien,
pada waktu admisi atau bila dibutuhkan pada waktu di ruang rawat inap, berdasarkan
kiteria pasien antara lain:
1. Usia pasien
2. Pasien dengan fungsi kognitif rendah
3. Pasien dengan risiko tinggi
4. Potensi komplain tinggi
5. Kasus dengan penyakit kronis, katastropik, terminal
6. Status fungsional rendah, kebutuhan bantuan ADL (Activity Daily Living) yang
tinggi
4
7. Pasien dengan riwayat penggunaan peralatan medis di masa lalu
8. Riwayat gangguan mental, upaya bunuh diri, krisis keluarga, isu sosial seperti
terlantar, tinggal sendiri, narkoba
9. Sering masuk IGD, readmisi Rumah Sakit
10. Perkiraan asuhan dengan biaya tinggi
11. Kemungkinan sistem pembiayaan yang kompleks, adanya masalah finansial
12. Kasus yang melebihi rata-rata lama dirawat
13. Kasus yang diidentifikasi rencana pemulangannya penting/ berisiko atau yang
membutuhkan kontinuitas pelayanan
b. Asesmen untuk Manajemen Pelayanan Pasien
Setelah pasien ditentukan sebagai klien CM, maka dilakukan assesmen utilitas dengan
mengumpulkan berbagai informasi klinis, psiko-sosial, sosio-ekonomis, maupun
sistem pembayaran yang dimiliki pasien. Komponen asesmen yang dimaksud, antara
lain:
1. Fisik, fungsional, kognitif, kekuatan/ kemampuan kemandirian
2. Riwayat kesehatan
3. Perilaku psiko-spiritual-sosio-kultural
4. Kesehatan mental dan kognitif
5. Lingkungan dan tempat tinggal
6. TeRumah Sakitedianya dukungan keluarga, kemampuan merawat dari pemberi
asuhan
7. Finansial
8. Status asuransi
9. Riwayat penggunaan obat alternatif
10. Riwayat trauma, kekerasan
11. Pemahaman tentang kesehatan (health literacy)
12. Harapan terhadap hasil asuhan, kemampuan untuk menerima perubahan
13. Discharge plan
14. Perencanaan lanjutan
15. Aspek legal
Data assessment Rumah Sakit diperoleh melalui, antara lain:
1. Wawancara pasien, keluarga, pemberi asuhan
2. Asesmen awal saat admisi rawat inap, asesmen secara intermitten “ongoing”
selama dirawat
3. Komunikasi dengan dokter, PPA lainnya
4. Rekam medis
5. Data klaim asuransi
c. Identifikasi Masalah dan Kesempatan
Melakukan identifikasi masalah dan kesempatan, antara lain:
1. Tingkat asuhan yang tidak sesuai panduan atau norma yang digunakan
2. Ketidakpatuhan pasien
3. Edukasi kurang memadai atau pemahamannya yang belum memadai tentang
proses penyakit, kondisi terkini, obat
4. Kurangnya dukungan keluarga
5
5. Penurunan determinasi pasien (ketika tingkat keparahan/ komplikasi meningkat)
6. Pemulangan/ rujukan yang belum memenuhi kriteria, atau sebaliknya,
pemulangan/ rujukan yang ditunda
d. Perencanaan Manajemen Pelayanan Pasien
CM mengidentifikasi kebutuhan jangka pendek, jangka panjang, maupun kebutuhan
berjalan/ ongoing pasien, sehingga dapat menyusun strategi dan sasaran manajemen
pelayanan pasien untuk memenuhi kebutuhan teRumah Sakitebut. Dalam menyusun
rencana manajemen pelayanan pasien teRumah Sakitebut, CM berkolaborasi dengan
DPJP serta PPA lainnya, dengan memperhatikan antara lain kebutuhan asuhan,
sasaran hasil asuhan, mutu asuhan, efektivitas biaya, pemberian informasi kepada
pasien dan keluarga agar dapat mengambil keputusan dengan tepat, partisipasi pasien
dan keluarga dalam auhan, fasilitas untuk mengatasi masalah dan konflik, harapan
pembayar, dan evaluasi perkembangan pasien
e. Monitoring
CM melakukan asesmen untuk menilai respon pasien terhadap pemberian rencana
asuhan.
1. Mencatat perjalanan/ perkembangan kolaborasi dengan pasien, keluarga, pemberi
asuhan, tim PPA, dan pemangku kepentingan lain yang terkait, sehingga dapat
dinilai respons pasien terhadap intervensi yang diberikan
2. Verifikasi kelangsungan pelaksanaan rencana asuhan yang memadai, dipahami,
dan diterima pasien serta keluarga
3. Melakukan revisi rencana asuhan bila diperlukan dan melakukan kolaborasi dalam
rangka perubahan rencana dan pelaksanaan teRumah Sakitebut
f. Fasilitasi, Koordinasi, Komunikasi, dan Kolaborasi
CM melakukan fasilitasi, koordinasi, komunikasi, kolaborasi antara pasien dengan
PPA dan pemangku kepentingan lainnya untuk mencapai sasaran dan memaksimalkan
hasil positif asuhan pasien.
g. Advokasi
CM memberikan advokasi pada pelaksanaan pelayanan, administrasi, dan
pengambilan keputusan
1. CM menyampaikan dan mendiskusikan dengan PPA tentang kebutuhan pasien,
kemampuan, dan sasaran pasien
2. Memfasilitasi dan memberikan advokasi agar pasien memperoleh pelayanan yang
optimal sesuai dengan sistem pembiayaan dan kemampuan finansial
3. Memfasilitasi pasien akses ke pelayanan sesuai kebutuhan pasien melalui
koordinasi dengan PPA dan pemangku kepentingan terkait
4. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga dalam menentukan pilihan dan
mengambil keputusan
5. Melakukan advokasi untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan yang berkembang/
bertambah karena perubahan kondisi
h. Hasil Pelayanan
CM melakukan dokumentasi tentang hasil pelayanan, antara lain:
1. Pencapaian sasaran asuhan
6
2. Keberhasilan, kualitas, kendala biaya-efektif dari intervensi CM dalam mencapai
sasaran asuhan pasien
3. Mencatat utilisasi sesuai panduan/ norma yang digunakan
4. Mencatat kepuasan pasien dan keluarga terhadap manajemen pelayanan pasien
i. Kompetensi Budaya
CM memahami dan tanggap terhadap beragam budaya populasi di mana pasien
berasal dan kekhasan profilnya, termasuk melakukan komunikasi secara efektif
j. Manajemen Sumber Daya
CM mengintegrasikan faktor-faktor terkait mutu, keselamatan, akses, dan efektivitas
biaya dalam proses asesmen, monitoring, dan evaluasi sumber daya untuk asuhan
pasien
1. Mencatat pemeriksaan/ pelayanan yang akan dilakukan dan rencana pelayanan,
termasuk informasi waktu yang diperlukan, antisipasi hasil, dan beban biaya
2. Mencatat komunikasi pasien dengan PPA dalam proses transisi internal maupun
eksternal, juga pada perubahan kondisi pasien.
k. Terminasi Manajemen Pelayanan Pasien
CM mengakhiri pelaksanaan manajemen pelayanan pasien apabila:
1. Telah tercapainya sasaran manajemen pelayanan pasien
2. Telah terlaksananya transisi ke fasilitas pelayanan lain
3. Pasien menolak manajemen pelayanan pasien
4. Tercapainya peRumah Sakitetujuan pengakhiran pelaksanaan manajemen
pelayanan pasien dengan pasien maupun pemangku kepentingan lain
Proses terminasi/ pengakhiran manajemen pelayanan pasien teRumah Sakitebut
didokumentasikan
l. CM bertanggung jawab terhadap direktur medis RUMAH SAKIT
Diagram Manajer Pelayanan Pasien-Case Manager
BAB IV
7
DOKUMENTASI
Semua elemen-elemen teRumah Sakitebut ditulis dalam Form MPP yang terdiri dari dua
macam:
a. Form A – Evaluasi Awal MPP
b. Form B – Catatan Implementasi MPP
Pada Form A dicatat antara lain: identifikasi/ skrining pasien, asesmen untuk manajemen
pelayanan pasien, identifikasi masalah – risiko – kesempatan, dan perencanaan manajemen
pelayanan pasien.
Pada Form B dicatat antara lain: pelaksanaan rencana manajemen pelayanan pasien,
monitoring, fasilitasi, koordinasi, komunikasi, kolaborasi, advokasi, hasil pelayanan, dan
terminasi manajemen pelayanan pasien.
Ditetapkan di : Bekasi
DIREKTUR RS AS SHOFWAN
8
DAFTAR PUSTAKA