Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN CASE MANAGEMEN

RUMAH SAKIT AS-SHOFWAN

2022

JL. Raya Karawang Bekasi KM 30, Ds. Bojongsari, Kec. Kedungwaringin -


Kab. Bekasi
Telp. (021) 89141890

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat serta hidayah-Nya sehingga
panduan Case Manajemen di Rumah Sakit As-Shofwan ini dapat tersusun dengan baik. Buku
panduan ini dibuat berdasarkan surat Keputusan Direktur Nomor Tahun 2022 Tentang
Panduan Case Manajemen di Rumah Sakit As-Shofwan.
Panduan ini dibuat sebagai acuan pelaksanaan Case Manajemen di Rumah Sakit As-
Shofwan untuk mendukung pelayanan yang profesional terhadap pasien di Rumah Sakit.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu sehingga
Panduan Case Manajemen ini dapat diselesaikan dan dapat diterbitkan.
Kritik dan saran yang membangun serta bermanfaat selalu diterima guna pengembangan
panduan ini agar menjadi lebih baik.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................I

DAFTAR ISI .....................................................................................................................II

BAB I

DEFINISI ..........................................................................................................................1

BAB II

RUANG LINGKUP ..........................................................................................................2

BAB III

TATA LAKSANA..................................................................................................3,4,5,6,7

BAB IV

DOKUMENTASI ..............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

ii
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AS-SHOFWAN

NOMOR: 092/SK/DIR/RSASW/X/2022

TENTANG
PANDUAN CASE MANAJEMEN
RUMAH SAKIT AS-SHOFWAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT AS-SHOFWAN

Menimbang : a. Bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan pada Rumah Sakit As-
Shofwan, maka diperlukan penyelenggaraan skrining yang efektif;
b. Bahwa agar pelaksanaan Case Manajemen di Rumah Sakit As-
Shofwan dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya Peraturan
Direktur Rumah Sakit As-Shofwan sebagai landasan bagi
pelaksanaan Case Manajemen di Rumah Sakit.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan b tersebut di atas, perlu ditetapkan dengan panduan Case
Manajemen dengan surat Peraturan Direktur Rumah Sakit As-
Shofwan.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 tahun 2010 tentang Rekam
Medis;
6. Pengangkatan Direktur RS As-Shofwan Nomor:
02/DIR-PT/SK/III/2022.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AS-SHOFWAN


TENTANG PANDUAN CASE MANAJEMEN.
Kesatu : Panduan Case Manajemen di Rumah Sakit As-Shofwan adalah
sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini, yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini.

iii
Kedua : Kebijakan sebagaimana dimaksud dalam diktum pertama agar digunakan
sebagai acuan dalam memberikan pelayanan yang bermutu di lingkungan
Rumah Sakit As-Shofwan.
Ketiga : Pembinaan dan pengawasan dilaksanakan oleh Kasie Pelayanan Medik
dan Kasie Keperawatan dan Penunjang Medik Rumah Sakit As-Shofwan.
Keempat : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam peraturan ini, maka
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bekasi

Pada tanggal : 18 Oktober 2022

DIREKTUR RS AS SHOFWAN

dr. Ahmad Barokah

iv
LAMPIRAN 1

KEPUTUSAN DIREKTUR RS AS-SHOFWAN


NOMOR : 092/SK/DIR/RSASW/X/2022
TANGGAL : 18 OKTOBER 2022
TENTANG : PANDUAN CASE MANAGER

BAB I

DEFINISI

Manajemen Pelayanan Pasien (Case Management) adalah suatu proses kolaboratif


untuk asesmen, perencanaan, fasilitas, koordinasi pelayanan, evaluasi, dan advokasi untuk
opsi dan pelayanan bagi pemenuhan kebutuhan komprehensif pasien dan keluarganya melalui
komunikasi dan sumber daya yang Rumah Sakit sedia sehingga memberi hasil asuhan pasien
yang bermutu dengan biaya efektif. Case Management merupakan suatu intervensi yang
penting dan komprehensif dalam rangka peningkatan mutu dan keselamatan asuhan pasien,
kendali biaya, pelayanan befokus pada pasien (Patient Centered Care), asuhan pasien
terintegrasi, kontinuitas pelayanan, kepatuhan pasien, serta kepuasan pasien.
Case Manager (CM) atau Manager Pelayanan Pasien (MPP) adalah profesional di
Rumah Sakit yang melaksanakan manajemen pelayanan pasien, berkoordinasi dan kolaborasi
dengan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) serta Profesional Pemberi Asuhan
(PPA) lainnya, managemen Rumah Sakit, pasien dan keluarganya, pembayarannya, mengenai
assesmen, perencanaan, fasilitasi, koordinasi asuhan, evaluasi dan advokasi untuk opsi dan
pelayanan bagi pemenuhan kebutuhan pasien dan keluarganya yang komprehensif melalui
komunikasi dan sumber daya yang teRumah Sakitedia sehingga memberi hasil (outcome)
yang bermutu dengan biaya efektif selama dan pasca rawat inap. Secara garis besar CM
adalah seorang koordinator, fasilitator, problem solver, konselor, manajer finansial, manajer
perencanaan, pemberi advokasi, dan juga edukator. CM bukanlah PPA, namun CM memiliki
peran penting di Rumah Sakit sebagai bagian dari penerapan pelayanan berfokus pada pasien
(Patient Centered Care) dan berperan dalam membantu meningkatkan kolaborasi
interprofesional. CM tidak hanya mencari solusi bagi penggunaan biaya atau memanfaatkan
sumber daya pelayanan dengan sebaik-baiknya, tetapi juga mengupayakan agar nilai dan
manfaat layanan dapat dirasakan pasien dan keluarganya. Kualifikasi CM adalah (terutama)
perawat dengan kualifikasi tertentu dan yang tidak aktif sebagai PPA atau dokter,khususnya
dokter umum, dengan kualifikasi tertentu dan juga tidak aktif sebagai PPA.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan ini berlaku pada semua lini pelayanan Rumah Sakit yang meliputi: gawat darurat,
rawat jalan, rawat inap, kamar operasi, dan ruang perawatan intensif.
Ruang lingkup CM antara lain:
1. Kontinuitas Pelayanan
Menjaga kontinuitas pelayanan dalam pola asuhan terintegrasi dan pelayanan berfokus
pada pasien
2. Koordinasi dan Kolaborasi
CM berkoordinasi dan kolaborasi dengan DPJP dan PPA lainnya, serta manajemen
Rumah Sakit
3. Hubungan dengan Pasien
Penting bagi CM untuk membangun dan memiliki relasi yang kondusif dengan pasien –
keluarga agar proses pelayanan dapat memenuhi kebutuhan mereka. CM merupakan
“laison” pasien – keluarga dengan PPA, manajemen Rumah Sakit, pembayar
4. Skrining Pasien
Untuk penanganan pasien, CM melakukan skrining pasien, kelompok: anak, usia lanjut,
pasien dengan penyakit kronis, risiko tinggi, kasus kompleks dengan hasil asuhan yang
tidak mudah.

2
BAB III
TATALAKSANA

MANAJER PELAYANAN PASIEN


1. Kualifikasi Manajer Pelayanan Pasien
a. CM di Rumah Sakit As-Shofwan diangkat oleh direktur Rumah Sakit As-Shofwan
b. CM di Rumah Sakit As-Shofwan adalah perawat atau dokter dengan kualifikasi
sebagai berikut:
a. Perawat dengan latar belakang pendidikan minimal S1 di Rumah Sakit, memiliki
pengalaman kerja/ klinis minimal 3 tahun sebagai PPA di Rumah Sakit, dan
memiliki pengalaman sebagai kepala ruang rawat minimal 2 tahun
b. Dokter dengan pengalaman minimal 3 tahun dalam pelayanan klinis di Rumah
Sakit dan memiliki pengalaman sebagai dokter ruangan minimal 1 tahun

2. Fungsi-Tugas dari Case Manager/ CM


a. Asssesmen utilitas
Mampu mengakses semua informasi dan data untuk mengevaluasi manfaat/ utilisasi,
untuk kebutuhan manajemen pelayanan pasien. Asesmen dilakukan secara lengkap
terhadap pasien dan keluarga pada saat adimisi, termasuk assesmen psikososial-
ekonomi lengkap
b. Perencanaan
Menyusun rencana untuk pelaksanaan manajemen pelayanan pasien. Perencanaan
teRumah Sakitebut mencerminkan kelayakan, mutu dan efektivitas biaya dari
pengobatan klinis serta kebutuhan pasien, termasuk discharge planning
c. Fasilitasi dan advokasi
Fungsi ini mencakup interaksi antara CM dan para anggota PPA, perwakilan
pembayar, serta pasien/ keluarga untuk menjaga kontinuitas pelayanan. Mewakili
kepentingan pasien adalah inti dari peran CM, namun peran ini juga menjangkau
pemangku kepentingan lain. CM melakukan advokasi untuk opsi pengobatan yang
dapat diterima setelah berkonsultasi dengan DPJP, termasuk rencana pemulangan
yang aman
1. Memastikan bahwa pemeriksaan pasien adalah tepat dan perlu serta dilakukan
dalam kerangka waktu yang telah ditetapkan
2. Berkomunikasi dengan DPJP-PPA secara berkala selama rawat inap. Membantu
para DPJP untuk menjaga biaya dan hasil pasien yang diharapkan
3. Menawarkan bentuk-bentuk asuhan alternatif kepada pasien sesuai kebutuhannya,
baik karena pasien sudah mau dipulangkan atau membutuhkan asuhan jangka
panjang yang rentan terhadap peraturan keuangan Rumah Sakit.
4. Memberikan advokasi kepada pasien, meningkatkan hubungan kolaborasi untuk
memaksimalkan kemampuan pasien dan keluarga dalam membuat keputusan-
keputusan medis
5. Bekerja dengan para manager Rumah Sakit dan para DPJP, memberikan advokasi
atas nama pasien untuk menentukan pelaksanaan layanan terbaik bagi pasien

3
sambil mengkomunikasikan kepada pasien sarana bermutu yang tersedia di Rumah
Sakit
6. Memberikan informasi klinis kepada para pembayar
7. Membantu pasien dan keluarga mengembangkan suatu discharge plan, termasuk
koordinasi dengan pelayanan medis di komunitas dan, bila perlu, admisi ke
fasyankes asuhan pasca ranap, misalnya pelayanan rehabilitasi.
d. Koordinasi Pelayanan
Koordinasi pelayanan untuk kontinuitas pelayanan dan pemenuhan kebutuhan asuhan
pasien
1. Melakukan koordinasi dan integrasi pelayanan sosial/ fungsi case-management ke
dalam asuhan pasien, discharge planning, serta proses pemulangannya
2. Mengkoordinasikan pemberian pelayanan sosial kepada pasien, keluarga, dan
orang-orang lain yang penting untuk memampukan mereka menghadapi dampak
penyakit terhadap fungsi keluarga pasien dan untuk memperoleh manfaat
maksimum dari pelayanan kesehatannya
e. Evaluasi
Evaluasi utilisasi pelayanan, pelaksanaan Clinical Pathway, termasuk evaluasi kendali
mutu dan biaya
1. Melakukan telaah utilisasi (utilization review), melalui tugas evaluasi clinical
pathway. Telaah utilisasi mencakup mekanisme kendali biaya dan ketepatan,
kebutuhan dan mutu pelayanan kesehatan yang dimonitor oleh para pembayar dan
provider
2. Melaksanakan telaah atas utilisasi pelayanan secara tepat sejak admisi sampai
dicharge. Mengevaluasi kepuasan pasien dan mutu layanan yang diberikan
3. Memantau length of stay
f. Tindak lanjut pasca dicharge
Pemantauan dan tindak lanjut menjaga kontinuitas pelayanan
1. Tindak lanjut, pemantauan, pelayanan dan asuhan pasca discharge
2. ReimbuRumah Sakitement

3. Tata Laksana
Manajer Pelayanan Pasien (CM) melakukan manajemen pelayanan pasien melalui
beberapa tahapan atau aktivitas sebagai berikut:
a. Identifikasi, seleksi/ skrining pasien untuk Manajemen Pelayanan Pasien
CM melakukan skrining pasien yang membutuhkan manajemen pelayanan pasien,
pada waktu admisi atau bila dibutuhkan pada waktu di ruang rawat inap, berdasarkan
kiteria pasien antara lain:
1. Usia pasien
2. Pasien dengan fungsi kognitif rendah
3. Pasien dengan risiko tinggi
4. Potensi komplain tinggi
5. Kasus dengan penyakit kronis, katastropik, terminal
6. Status fungsional rendah, kebutuhan bantuan ADL (Activity Daily Living) yang
tinggi

4
7. Pasien dengan riwayat penggunaan peralatan medis di masa lalu
8. Riwayat gangguan mental, upaya bunuh diri, krisis keluarga, isu sosial seperti
terlantar, tinggal sendiri, narkoba
9. Sering masuk IGD, readmisi Rumah Sakit
10. Perkiraan asuhan dengan biaya tinggi
11. Kemungkinan sistem pembiayaan yang kompleks, adanya masalah finansial
12. Kasus yang melebihi rata-rata lama dirawat
13. Kasus yang diidentifikasi rencana pemulangannya penting/ berisiko atau yang
membutuhkan kontinuitas pelayanan
b. Asesmen untuk Manajemen Pelayanan Pasien
Setelah pasien ditentukan sebagai klien CM, maka dilakukan assesmen utilitas dengan
mengumpulkan berbagai informasi klinis, psiko-sosial, sosio-ekonomis, maupun
sistem pembayaran yang dimiliki pasien. Komponen asesmen yang dimaksud, antara
lain:
1. Fisik, fungsional, kognitif, kekuatan/ kemampuan kemandirian
2. Riwayat kesehatan
3. Perilaku psiko-spiritual-sosio-kultural
4. Kesehatan mental dan kognitif
5. Lingkungan dan tempat tinggal
6. TeRumah Sakitedianya dukungan keluarga, kemampuan merawat dari pemberi
asuhan
7. Finansial
8. Status asuransi
9. Riwayat penggunaan obat alternatif
10. Riwayat trauma, kekerasan
11. Pemahaman tentang kesehatan (health literacy)
12. Harapan terhadap hasil asuhan, kemampuan untuk menerima perubahan
13. Discharge plan
14. Perencanaan lanjutan
15. Aspek legal
Data assessment Rumah Sakit diperoleh melalui, antara lain:
1. Wawancara pasien, keluarga, pemberi asuhan
2. Asesmen awal saat admisi rawat inap, asesmen secara intermitten “ongoing”
selama dirawat
3. Komunikasi dengan dokter, PPA lainnya
4. Rekam medis
5. Data klaim asuransi
c. Identifikasi Masalah dan Kesempatan
Melakukan identifikasi masalah dan kesempatan, antara lain:
1. Tingkat asuhan yang tidak sesuai panduan atau norma yang digunakan
2. Ketidakpatuhan pasien
3. Edukasi kurang memadai atau pemahamannya yang belum memadai tentang
proses penyakit, kondisi terkini, obat
4. Kurangnya dukungan keluarga

5
5. Penurunan determinasi pasien (ketika tingkat keparahan/ komplikasi meningkat)
6. Pemulangan/ rujukan yang belum memenuhi kriteria, atau sebaliknya,
pemulangan/ rujukan yang ditunda
d. Perencanaan Manajemen Pelayanan Pasien
CM mengidentifikasi kebutuhan jangka pendek, jangka panjang, maupun kebutuhan
berjalan/ ongoing pasien, sehingga dapat menyusun strategi dan sasaran manajemen
pelayanan pasien untuk memenuhi kebutuhan teRumah Sakitebut. Dalam menyusun
rencana manajemen pelayanan pasien teRumah Sakitebut, CM berkolaborasi dengan
DPJP serta PPA lainnya, dengan memperhatikan antara lain kebutuhan asuhan,
sasaran hasil asuhan, mutu asuhan, efektivitas biaya, pemberian informasi kepada
pasien dan keluarga agar dapat mengambil keputusan dengan tepat, partisipasi pasien
dan keluarga dalam auhan, fasilitas untuk mengatasi masalah dan konflik, harapan
pembayar, dan evaluasi perkembangan pasien
e. Monitoring
CM melakukan asesmen untuk menilai respon pasien terhadap pemberian rencana
asuhan.
1. Mencatat perjalanan/ perkembangan kolaborasi dengan pasien, keluarga, pemberi
asuhan, tim PPA, dan pemangku kepentingan lain yang terkait, sehingga dapat
dinilai respons pasien terhadap intervensi yang diberikan
2. Verifikasi kelangsungan pelaksanaan rencana asuhan yang memadai, dipahami,
dan diterima pasien serta keluarga
3. Melakukan revisi rencana asuhan bila diperlukan dan melakukan kolaborasi dalam
rangka perubahan rencana dan pelaksanaan teRumah Sakitebut
f. Fasilitasi, Koordinasi, Komunikasi, dan Kolaborasi
CM melakukan fasilitasi, koordinasi, komunikasi, kolaborasi antara pasien dengan
PPA dan pemangku kepentingan lainnya untuk mencapai sasaran dan memaksimalkan
hasil positif asuhan pasien.
g. Advokasi
CM memberikan advokasi pada pelaksanaan pelayanan, administrasi, dan
pengambilan keputusan
1. CM menyampaikan dan mendiskusikan dengan PPA tentang kebutuhan pasien,
kemampuan, dan sasaran pasien
2. Memfasilitasi dan memberikan advokasi agar pasien memperoleh pelayanan yang
optimal sesuai dengan sistem pembiayaan dan kemampuan finansial
3. Memfasilitasi pasien akses ke pelayanan sesuai kebutuhan pasien melalui
koordinasi dengan PPA dan pemangku kepentingan terkait
4. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga dalam menentukan pilihan dan
mengambil keputusan
5. Melakukan advokasi untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan yang berkembang/
bertambah karena perubahan kondisi
h. Hasil Pelayanan
CM melakukan dokumentasi tentang hasil pelayanan, antara lain:
1. Pencapaian sasaran asuhan

6
2. Keberhasilan, kualitas, kendala biaya-efektif dari intervensi CM dalam mencapai
sasaran asuhan pasien
3. Mencatat utilisasi sesuai panduan/ norma yang digunakan
4. Mencatat kepuasan pasien dan keluarga terhadap manajemen pelayanan pasien
i. Kompetensi Budaya
CM memahami dan tanggap terhadap beragam budaya populasi di mana pasien
berasal dan kekhasan profilnya, termasuk melakukan komunikasi secara efektif
j. Manajemen Sumber Daya
CM mengintegrasikan faktor-faktor terkait mutu, keselamatan, akses, dan efektivitas
biaya dalam proses asesmen, monitoring, dan evaluasi sumber daya untuk asuhan
pasien
1. Mencatat pemeriksaan/ pelayanan yang akan dilakukan dan rencana pelayanan,
termasuk informasi waktu yang diperlukan, antisipasi hasil, dan beban biaya
2. Mencatat komunikasi pasien dengan PPA dalam proses transisi internal maupun
eksternal, juga pada perubahan kondisi pasien.
k. Terminasi Manajemen Pelayanan Pasien
CM mengakhiri pelaksanaan manajemen pelayanan pasien apabila:
1. Telah tercapainya sasaran manajemen pelayanan pasien
2. Telah terlaksananya transisi ke fasilitas pelayanan lain
3. Pasien menolak manajemen pelayanan pasien
4. Tercapainya peRumah Sakitetujuan pengakhiran pelaksanaan manajemen
pelayanan pasien dengan pasien maupun pemangku kepentingan lain
Proses terminasi/ pengakhiran manajemen pelayanan pasien teRumah Sakitebut
didokumentasikan
l. CM bertanggung jawab terhadap direktur medis RUMAH SAKIT
Diagram Manajer Pelayanan Pasien-Case Manager

BAB IV
7
DOKUMENTASI

CM mendokumentasikan kegiatan manajemen pelayanan pasien secara benar dan tepat


waktu. Dokumentasi tentang kegiatan CM Rumah Sakit tersebut ditulis pada rekam medis
pasien dalam bentuk Form A dan Form B. Pendokumentasian CM harus mencerminkan
elemen-elemen sebagai berikut:
1. Informasi dari proses identifikasi/ skrining pasien
2. Tanggal, waktu, dan uraian/ deskripsi saat kontak dengan pasien, sistem pendukung
pasien, seperti keluarga, teman, dan sebagainya
3. Evaluasi awal, rencana, dan prosedur untuk memonitor kemajuan terhadap pencapaian
sasaran/ goal pasien
4. Pelayanan yang diberikan dan informasi lain tentang implementasi rencana
5. Hasil dari pelayanan
6. Informasi sekitar rujukan, termasuk alasan rujukan, transfer/ pemindahan atau
penghentian pelayanan dan kolaborasi lain
7. Supervisi atau konsultasi yang diberikan
8. Setiap catatan tambahan harus diberi tanggal dan ditandatangani oleh CM

Semua elemen-elemen teRumah Sakitebut ditulis dalam Form MPP yang terdiri dari dua
macam:
a. Form A – Evaluasi Awal MPP
b. Form B – Catatan Implementasi MPP

Pada Form A dicatat antara lain: identifikasi/ skrining pasien, asesmen untuk manajemen
pelayanan pasien, identifikasi masalah – risiko – kesempatan, dan perencanaan manajemen
pelayanan pasien.

Pada Form B dicatat antara lain: pelaksanaan rencana manajemen pelayanan pasien,
monitoring, fasilitasi, koordinasi, komunikasi, kolaborasi, advokasi, hasil pelayanan, dan
terminasi manajemen pelayanan pasien.

Ditetapkan di : Bekasi

Pada tanggal : 18 Oktober 2022

DIREKTUR RS AS SHOFWAN

dr. Ahmad Barokah

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/294854611/4-Panduan-Case-Manager. Diunduh pada tanggal 17


Oktober 2022

Anda mungkin juga menyukai