KESELAMATAN PASIEN
NOMOR : 058.b/PD/RS-BR/VII/2022
i
PEMERINTAH KABUPATEN BARRU
DINAS KESEHATAN
UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LA PATARAI
Jl. Lasawedi, Kel.Coppo, Kec.Barru, Kab.Barru, 90771, Telp./Fax. (0427) 21221
e-mail :barru.rsud@yahoo.co.id, Website : rsud.barrukab.go.id
PERATURAN DIREKTUR
UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LA PATARAI KABUPATEN BARRU
NOMOR :058.b/PD/RSUD-BR/VII/2022
TENTANG
PEMBERLAKUANPEDOMAN PENERAPAN SASARAN KESELAMATAN
PASIENUPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
LA PATARAI KABUPATEN BARRU
ii
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 tahun 2014
tentang Klasifikasi dan perizinan rumah sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017
tentang keselamatan pasien;
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 749a/
MENKES/PER/XII/1989 tentang Rekam Medis / Medical
Record;
MEMUTUSKAN
Ditetapkandi :Barru
Padatanggal : 21 Juli 2022
DirekturUPT RSUD La PataraiKab. Barru
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang MahaEsa, atas rahmat dan karunia-
Nya buku pedoman penerapan sasaran keselamatan pasien ini dapat
diselesaikan. Pedoman ini disusun dengan maksud menambah pengetahuan
bagi pembaca mengenai lingkup keselamatan pasien terkait identifikasi,
komunikasi, obat yang perlu diwaspadai, ketepatan operasi, kebersihan
tangan dan resiko pasien jatuh, sehingga memperlancar atau mempermudah
pemberian pelayanan kepada pasien sehingga dapat mencegah kejadian-
kejadian potensial cidera baik di ruang perawatan, poliknik dan tempat
lainnya di lingkungan UPT RumahSakit Umum Daerah La Patarai Kabupaten
Barru.
Tim Penyusun
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................iv
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................v
BAB I.........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A. Ketentuan Umum:.................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................................2
KETETAPAN IDENTIFIKASI PASIEN................................................................................................2
BAB III.......................................................................................................................................................4
PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF.............................................................................4
Hasil Kritis Laboratorium................................................................................................................6
Hasil Kritis Radiologi........................................................................................................................6
BAB IV.......................................................................................................................................................7
PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI............................................7
(HIGH-ALERT MEDICATIONS).......................................................................................................................7
BAB VI.......................................................................................................................................................9
KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR, TEPAT-PASIEN OPERASI.....................9
BAB VII...................................................................................................................................................11
PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN............................11
BAB VIII..................................................................................................................................................12
PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH.....................................................................................12
PENANGANAN PASIEN JATUH....................................................................................................13
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Ketentuan Umum:
1. Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implemenetasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil ataupun lingkungan sekitar rumah sakit.
2. Sasaran Keselamatan Pasien meliputi
a. Ketetapan identifikasi pasien
b. Peningkatan komunikasi yang efektif
c. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
d. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
e. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
f. Pengurangan risiko pasien jatuh
3. Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap
kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri
dari Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak
Cedera dan Kejadian Potensial Cedera.
4. Kejadian tidak diharapkan, selanjutnya disingkat KTD adalah Insiden yang
mengakibatkan cedera pada pasien
5. Kejadian Nyaris Cedera, selanjutnya disingkat KNC adalah terjadinya insiden
yang belum sampai terpapar ke pasien.
6. Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden yang
sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.
7. Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat KPC adalah kondisi yang
sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
8. Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau
cedera yang serius.
9. Pelaporan insiden kesalamatan pasien yang selanjutnya disebut Pelaporan
insiden adalah suatu sistem untuk mendokumentasikan laporan insiden
keselamatan pasien, analisis dan solusi untuk pembelajaran.
1
BAB II
KETETAPAN IDENTIFIKASI PASIEN
1. Identifikasi pasien menggunakan: nama lengkap, tanggal lahir dan nomor rekam
medis (minimal 2 identitas).
2. Dilarang identifikasi dengan nomor kamar pasien.
3. Identifikasi pasien dilakukan oleh semua tenaga medis/paramedis/tenaga
penunjang medis dan tenaga penunjang non medis.
4. Pada gelang identifikasi pasien: Nama pasien harus ditulis lengkap sesuai e-KTP
bila tak ada gunaka KTP/kartu identitas lainnya, bila tak ada semuanya minta
pasien/keluarganya untuk menulis pada formulir identitas yang disediakan RS
dengan huruf kapital pada kotak huruf yang disediakan. Nama tidak boleh
disingkat, tak boleh salah ketik walaupun satu huruf.
5. Jika ada kesalahan dalam penulisan identitas pasien pada gelang identifikasi,
maka gelangnya harus di ganti (tidak boleh diperbaiki)
6. Identifikasi pasien pada gelang identitas pasien harus di cetak, tulisan tangan
hanya boleh bila printer sedang rusak/tak ada fasilitas untuk itu dan harus
segera diganti bila printer sudah ada/berfungsi kembali
7. Identifikasi dengan cara verbal (menanyakan/mengkonfirmasi nama pasien) dan
visual (melihat gelang pasien). Pertemuan pertama secara verbal dan visual
pertemuan kedua bisa langsung secara visual.
8. Semua pasien harus di identifikasi secara benar sebelum dilakukan pemberian
obat, pemberian tranfusi/produk darah, pemberian prosedur/tindakan,
pengambilan sampel darah, urin atau cairan tubuh lainnya
9. Pasien dengan nama harus diberi tanda “HATI HATI PASIEN DENGAN NAMA
SAMA” pada rekam medik dan semua formulir permintaan penunjang.
10. Pasien yang akan diberikan gelang identitas pasien adalah pasien rawat inap,
observasi di Instalasi gawat darurat.
11. Warna gelang identifikasi:
a. Pasien perempuan : warna merah muda (pink)
b. Pasien laki-laki : warna biru muda
12. Semau pasien yang mempunyai risiko seperti risiko jatuh, alergi ataupun yang
tidak boleh diresusitasi akan diberikan gelang/penanda risiko yang disematkan
pada gelang identifikasinya
13. Warna gelang/penanda resiko:
a. Ident-Alertrtrisiko alergi : Warna merah
2
b. Ident-Alert risiko jatuh : warna kuning
c. Ident-Alert risiko DNR (DoNot Resusite): Warna ungu
14. Pemasangan gelang pasien dilakukan oleh dokter, tenaga perawat ataupun
tenaga rekam medis.
15. Pemasangan gelang tambahan seperti gelang rresiko jatuh, alergi dan do not
resucitate dilakukan oleh dokter, tenaga perawat ataupun tenaga bidan
16. Pemasangan gelang identifikasi bisa dilakukan di IGD, Perawatan.
3
BAB III
PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
4
c. Serah terima pasien (antar shift dokter/perawat), transfer pasien antar
ruangan menggunakan S-BAR (Situation-Background-Assesment-
Recommendation).
d. Untuk melapokan kondisi pasien menggunakan teknik S-BAR.
11. Untuk Tidak Langsung : ( Pesan elektrolit/sms ; Buku Operan Shift ;
Buku Instruksi/Laporan Hasil Krisis)
a. Menuliskan secara jelas dan lengkap pada lembar/buku yang telah
disediakan.
b. Menggunakan singkatan terstandar di RSUD Kab.Barru dan menuliskan
kata dengan lengkap bila tidak ada dalam daftar singkatan.
c. Untuk serah terima pasien (antar shift dokter/perawat), transfer pasien
antar ruangan menggunakn Teknik SBAR (Situation- Background-
Assesment- Recommendation)
d. Komunikasi lewat sms digunakan jika komunikasi lisan/verbal tidak bisa
dilakukan atau ada hal-hal yang dipertimbangkan.
e. Sebelum memberikan instruksi via sms, maka pengirim instruksi wajib
memastikan nomor handphone yang dituju aktif dengan cara menelpon
nomor tersebut dan menginformasikan bahwa akan dikirim sms instruksi.
Jika konfirmasi lewat sms wajib menunggu balasan sms dari penerima
yang menandakan nomor yang dituju aktif. Setelah menerima sms
instruksi maka penerima sms wajib membalas sms tersebut dengan
menuliskan bahwa instruksi telah diterma/dibaca.
12. Pelaporan Hasil Kritis
a. Pelaporan hasil kritis yang dimaksud adalah segala hasil pemeriksaan
penunjang medis yang sifatnya kritis berupa hasil Laboratorium, Hasil
Radiologi, yang sifatnya internal rumah sakit dan hanya digunakan dalam
lingkup RSUD Kab.Barru
b. Untuk hasil kritis Radiologi dan Laboratorium maka petugas
Lab/Radiologi boleh menginformasikan ke bagian pengirim sambil
menunggu hasil lab/radiologi yang tertulis dikirim.
c. Dokter/perawat wajib melaporkan hasil kritis tersebut kepada DPJP nya/
dokter yang meminta pemeriksaan.
d. Mengimplementasikan mekanisme pelaporan hasil tes kritis saat
menerima pesan verbal dan saat menerima hasil tes kritis terapkan TBAK
(Tulis Baca dan Konfirmasi Kembali)
e. Hasil tes kritis harus segera disampaikan dalam waktu< 30 menit kepada
DPJP/Dokter yang diberi kewenangan menangani pasien.
5
Hasil Kritis Laboratorium:
6
BAB IV
PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI
(HIGH-ALERT MEDICATIONS)
Penanganan obat high alert di Instalasi Farmasi UPT Rumah Sakit Umum Daerah La
Patarai Kabupaten Barru
1. Setiap unit pelayanan obat harus tersedia daftar obat high alert, Obat LASA,
Elektrolit Konsentrat, serta panduan penatalaksanaan obat high alert
2. Setiap staf klinis terkait harus tahu penatalaksanaan obat high alert
3. Obat high alert harus disimpan terpisah, akses terbatas, diberi label yang jelas.
4. Instruksi lisan obat high alert hanya boleh dalam keadaan emegensi, atau
nama obat harus di eja perhuruf.
Penyimpanan obat high alert di instalasi farmasi UPT Rumah Sakit Umum Daerah La
Patarai Kabupaten Barru
7
ganti shift harus tercatat dalam buku serah terima lengkap dengan jumlahnya
dan di tanda tangani
6. Sebelum perawat memberikan obat high alert cek kepada perawat lain untuk
memastikan tak ada salah pasien dan salah dosis (double check).
7. Obat high alert dalam infus: cek selalu kecepatan dan ketepatan pompa infus,
tempel stiker-label, nama obat pada botol infus. Dan di isi dengan catatan
sesuai ketentuan.
8
BAB VI
KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR, TEPAT-PASIEN OPERASI
9
Dilakukan di tempat tindakan, tepat sebelum dimulai,
Melibatkan seluruh tim operasi
10
BAB VII
1. Semua pegawai dan masyarakat UPT Rumah Sakit Umum Daerah La Patarai
Kabupaten Barruwajib melakukan kebersihan tangan sesuai standard WHO
2. Semua pegawai dan masyarakat UPT Rumah Sakit Umum Daerah La Patarai
Kabupaten Barru mengetahui dan melakukan Five moment kebersihan tanan
sesuai standard WHO
3. Semua pegawai dan masyarakat UPT Rumah Sakit Umum Daerah La Patarai
Kabupaten Barru mengetahui dan melakukan cara hard rub dengan berbahan
dasar alkohol sesuai dengan standard WHO
4. Semua pegawai dan masyarakat UPT Rumah Sakit Umum Daerah La Patarai
Kabupaten Barruwajib mengetahui dan melakukan cara cuci tangan dengan
berbahan dasar sabun dengan standard WHO
5. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sat melakukan tindakan medis
ataupun tindakan yang beresiko resiko terkena cairan kimia/cairan dari tubuh
pasien seperti handscoen, celemek, kacamata dsb.
11
BAB VIII
PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH
12
Pastikan pasien yang diangkut dengan brandcard/tempat tidur, posisi bedside
rel dalam keadaan terpasang
Informasikan dan mendidik pasien dan/ atau anggota keluarga mengenai
rencana perawatan untuk mencegah jatuh
Berkolaborasi dengan pasien atau keluarga untuk memberikan bantuan yang
dibutuhkan
Pertimbangkan efek puncak obat yang diresepkan yang mempengaruhi tingkat
kesadaran.
13
Intervensi Pasien resiko Jatuh Dewasa
1. Orientasi ruangan
2. Posisikan tempat tidur rendah dan ada remnya
3. Ada pengaman samping tempat tidur
4. Menggunakan alas kaki yang tidak licin untuk pasien yang dapat berjalan
5. Bila kemampuan untuk ke kamar mandi dan bantu bila di butuhkan
6. Akses untuk menghubungi petugas kesehatan mudah di jangkau
7. Lingkungan harus bebas dari peralatan yan mengandung resiko
8. Penanganan lampu harus cukup
14
Laporan kejadian/insiden
a. Berikan edukasi mengenai risiko jatuh dan upaya pencegahannya kepada
pasien dan keluarga
b. Resiko jatuh pasien akan dinilai ulang menggunakan esesmen risiko jatuh
harian lalu akan di tentukan dan pemilihan alat pengaman yang sesuai
Ditetapkan di : Barru
Pada tanggal : 21 Juli 2022
Direktur UPT RSUD La Patarai Kab. Barru
15