Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF


“PEMBUATAN LARUTAN”

Disusun Oleh :

Nama : Marzelin Niangsari Lumonang

NIM : 18101101036

Program Studi : Kimia

Kelompok : V (Lima)

Tanggal :
ACC :

Dosen/asisten Dosen

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2019
PEMBUATAN LARUTAN

I. Tujuan
I.1 membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
I.2 menentukan konsentrasi suatu larutan contoh
II. Dasar Teori
larutan merupakan campuran dari dua zat atau lebih. Larutan dapat terjadi karena
komponen larutan terdispersi menjadi atom atau molekul-molekul atau lain-lain yang
bercampur baur. Larutan dapat berupa padat, cair, atau gas. Namun lazimnya yang disebut
larutan adalah zat cair. Larutan terdiri dari dua komponen yaitu pelarut dan zat terlarut
(Harjadi,2000).
Larutan adalah campuran karena terdiri dari dua bahan yang disebut homogeny karena
sifat-sifatnya sama dengan sebuah cairan. Karena larutan adalah campuranmolekul yang
biasanya molekul-molekul pelarut agak berjauhan dalam larutan bila dalam larutan murni
(Wahyudi,2000).
Larutan adalah campuran homogeny dari dua macam zat atau lebih. Zat padat cair dan
gas semuanya dapat dilarutkan ke dalam cairan untuk membuat larutan. Dengan kata lain,
setiap campuran yang membentuk hanya satu fase adalah larutan. Sesuai dengan definisi atau
pengertian maka udara bersih dapat dipandang sebagai larutan. Sebab larutan yang dianggap
udara merupakan campuran homogeny dari system gas seperti nitrogen, oksigen, argon, dan
juga karbondioksida, dan lain-lain (Khopkar,1990).
Dalam kimia larutan adalah campuran homogeny yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat
yang jumlahnya lebih sdikit di dalam larutan di sebut zat terlarut atau solute, sedangkan zat
yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solvent.
Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan,
sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan
atau solvasi (Chang,2003).
Fasa larutan dapat berupa fasa cair, padat atau gas tergantung pada dua sifat komponen
larutan tersebut. Dan tiga wujud zat seharusnya terbentuk dalam Sembilan macam zat larutan,
tetapi zat berwujud padat dan cair tidak membentuk dalam larutan dalam pelarut berwujud
gas. Partikel yang berwujud padat dan cair dalam zat lain yang berwujud gas akan membentuk
larutan heterogen (Khopkar,1990).
Campuran adalah gabungan zat-zat yang berbeda jenisnya dengan perbandingan tidak
tetap atau juga penggabungan anatar dua zat atau lebih yang berbeda tanpa reaksi dan jenis-
jenis campuran ada dua macam, yaitu campuran homogeny yang artinya adalah campuran
yang seluruh bagiannya mempunyai perbandingan komponen yang sama sehingga sangat sulit
untuk membeda-bedakan komponen zat penyusunnya dan campuran heterogen yang artinya
adalah campuran yanag perbandingan komponen di setiap bagiannya tidak sama sehingga
masih dapat dibedakan zat-zat penyusunnya (Khopkar,1990).
Kelarutan atau solubility merupakan jumlah maksimum dari suatu zat yang dapat larut di
dalam sejumlah pelarut pada temperature atau suhu tertentu (Khopkar,1990).
Menurut Hiskia (1996). Kelarutan suatu zat memiliki beberapa faktur yang
mempengaruhinya yaitu :
1. jenis pelarut, zat bisa bercampur asalkan keduanya memiliki jenis yang sama.
2. Suhu, kelarutan suatu zat berwujud padat semakin tinggi, jika suhunya dinaikkan.
3. Penagadukan, dengan diaduk maka antara partikel dan pelarut bertumbukkan
sehingga akan semakin cepat larut dalam cair.

Larutan pekat adalah larutan yang memiliki atau mengandung sebagian besar zat pelarut
sedangkan larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil zat pelarut relative
terhadap jumlah pelarut (Hiskia,2001).

Menurut Hisikia (2001). Larutan dapat dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Larutan jenuh, suatu larutan yang mengandung sejumlah zat pelarut yang larut dan
mengadakan kesetimbangan dengan zat pelarut padatnya. Atau dengan kata lain,
larutan yang partikel-pertikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi.
2. Larutan tak jenuh, larutan yang mengandung (zat terlarut) kurang dari suatu yang
diperlukan untuk membuat larutan jenuh atau dengan kata lain, larutan yang partikel-
partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi.
3. Larutan lewat jenuh, suatu larutan yang mengandung lebih banyak solute daripada
yang diperlukan untuk larutan jenuh, atau dengan kata lain larutan yang dapat lagi
melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan

Air disebut pelarut universal karena dapat melarutkan lebih banyak zat daripada
pelarutnya lainnya, tetapi tidak benaar-benar universal. Namun air merupakan pelarut yang
luar biasa karena ditandai polaritas dari molekul air dan kecenderungan utnuk membentuk
ikatan hydrogen dengan molekul lain (Aminu, 2010).

Konsentrasi di definisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau
pelarut. Konsentrasi dinyatakan pada satuan fisik seperti halnya satuan volume, satuan kimia,
ataupun satuan berat seperti mol, ekuivalen, dan massa rumus (Gunawan,2014).

Menurut gunawan (2004). Konsentrasi memiliki tiga satuan antara lain :


1. Molalitas (m) merupakan satuan konsentrasi yang penting untuk menentukan sifat-sifat
yang tergabung dari jumlah partikel dalam larutan. Secara matematis pernyataan tersebut

1000 massa 1000


dinyatakan sebagai berikut : m=n× m= ×
p Mr p
2. Molaritas (M) adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Secara matematis ditulis

n
sebagai berikut : M =
v
3. Fraksi Mol (X) menyatakan perbandingan mol salah satu komponen dengan jumlah mol
semua komponen-komponen. Fraksi mol masing-masing komponen dalam suatu larutan

nA nB
dapat di tentukan sebagai berikut : xA= + B Atau xB +nB
nA nA

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H 2O), selain air yang
berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzene, minyak, asam asetat,
akan tetapi kalua menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan,2004).

Faktu-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperature, sifat pelarut, efek ion
sejenis, efek ion berlainan, Ph, hidrolisis, pengaruh kompleks, dan lain-lain (Khopkar,2003).

Larutan yang saling melarutkan adalah campuran dua larutan polar atau dua larutan non
polar yang membentuk larutan satu fase homogeny. Larutan yang tidak melarutkan adalah
campuran dari dua zat cair polar dan non polar membentuk dua fase (Stephen,2000).

Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan konsentrasi yang
tidak kita inginkan. Untuk mengetahui konsentrasi yang sebenarnya perlu dilakukan
standarisasi. Standarisasi sering dilakukan dngan titrasi. Zat-zat yang di dalam jumlah yang
relative besar disebut pelarut (Wahyudi,2000).

Menurut Baroroh (20044). Satuan-satuan dari konsentrasi adalah sebagai berikut :

1. Fraksi Mol adalah perbandingan antara jumlah mol satu komponen dengan jumlah mol
seluruh komponen yang terdapat dalam larutan.
2. Persen berat adalah gram berat zat terlarut dalam 100 gram larutan.
3. Molalitas (m) menyatakan jumlah mol zat dalam 1000 gram pelarut.
4. Molaritas (M) menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
5. Normalitas (N) menyatakan jumlah ekivalen zat terlaru dalam setiap liter larutan.
6. Persesn massa (% b/b) adalah berat bahan yang tekandung dalam 100 gram larutan.
7. Persen volume (% v/v) adalah volume bahan yang tekandung di dalam 100 ml larutan.
8. Persen berat per volume (% b/v) adalah berat bahan yang terkandung di dalam 100 ml
larutan.
9. Part per million (ppm) menyatakan kandung suatu senyawa dalam larutan.
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan
senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini
terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat, yang harus ditambahkan dalam air
tidak boleh sebaliknya. Jika air yang ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat panas yang
dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendidih dan menyebabkan asal
sulfat memercik (Baroroh 2004).
Menurut John (2011), rumus yang digunakan pada pengenceran adalah sebagai berikut :
M1 × V1 = M2×V2
Di mana :
M1 = molaritas larutan sebelum pelarutan
V1 = volume larutan sebelum pelarutan
M2 = molaritas larutan sesudah pelarutan
V2 = volume larutan sesudah pelarutan

Larutan sebagai campuran dua zat atau lebih yang membentuk satu macam fasa dan sifat
kimia setiap zat yang membentuk larutan tidak berubah. Larutan homogeny adalah larutan
yang jika dicampurkan dengan pelarut akan terlarut dan menyatu menjadi satu larutan.
Sedangkan larutan heterogen merupakan larutan jika dicampurkan dengan air maka tidak akan
menyatu (Triana,2004).
Pencampuran merupakan penggabungan dari dua atau lebih senyawa baik itu berbentuk
cair, padat, maupun gas. Proses pencampuran dimaksud untuk membuat suatu keseragaman
dari beberapa konstituen baik likuid-solid (pasta), atau solid-solid dan kadang-kadang likuid-
gas. Berbagai proses pencampuran harus dilakukan di dalam industry pangan seperti
pencampuran susu dengan cokelat, tepung dengan gula, atau CO2 dengan air. Pencampuran
bertujuan untuk menyatukan satu atau lebih bahan dengan menambahkan satu bahan dengan
bahan lainnya, sehingga dihasilkan suatu bentuk yang seragam dan beberapa konstituen baik
padat, padat-cair, maupun cair-gas. Prinsip dari pencampuran adalah berdasarkan pada
peringatan pengayakan dan distribusi dua atau lebih beberapa komponen yang mempunyai
sifat berbeda, yang mana derajat pencampuran dapat dikarakterisasi dari waktu yang
dibutuhkan, keadaan produk atau jumlah energy yang diperlukan untuk melakukan
pencampuran dari beberapa bahan agar didapatkan karakteristik bahan yangs sesuai dengan
yang diinginkan atau dibutuhkan (Wirakartakusumah,1992).
Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, dalam jumlah tertentu pada
temperature konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu,
molekuk pelarut, temperature dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung banyak
komponen, tapi pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yang mengandung dua komponen.
Yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu temperature, sifat pelarut, efek ion
jenis, efek ion berlainan, Ph, hidrolisis pengaruh kompleks, dan lain-lain (Khopkar,1990).
Larutan yang saling melarutkan adalah campuran dua larutan polar atau dua larutan non
polar yang membentuk larutan satu fase homogeny. Larutan yang tidak melarutkan adalah
campuran dari dua zat cair polar dan non polar membentuk dua fase (Khopkar,1990).
Menurut Gunawan (2004). Dalam menghitung konsentrasi sangat penting memperhatikan
hal-hal berikut :
1. Satuan yang digunakan untuk menyatakan zat terlarut, pelarut maupun larutan.
2. Perbandingan yang digunakan adalah zat terlarut dengan pelarut ataukah zat terlarut
dengan larutan.
3. Satuan yang digunakan untuk menyatakan hasil dari perbandingan tersebut.
Menurut Gunawan (2004). Konsentrasi sutu larutan dapat dinyatakan dalam beberapa cara
yaitu :
1. Persen massa (% m/m) menyatakan jumlah gram zat terlarut dalam 100 gram larutan. ma
ma + mp x 100%
2. Persen volume (% m/v) menyatakan jumlah ml zat terlarut dalam 100 ml larutan.
VaVlarutan x 100%
3. Konsentrasi massa (% mg) menyatakan banyaknya mg zat terlarut dalam 1000 ml zat
pelarut
4. Molaritas (M) menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan. naVlarutan
5. Fraksi mol (Xi) menyatakan perbandingan jumlah mol suatu zat terlarut dengan jumlah
mol semua komponen yang ada dalam larutan. nini+nj+…+nz
Campuran zat-zat yang homogeny disebut larutan yang memiliki komposisi merata atau
serba sama di seluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung satu zat terlarut atau
lebih dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan
zat pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak (Darlina,1998).
Ada dua komponen yang penting dalam suatu larutan yaitu pelarut dan zat yang di larutkan
dalam pelarut tersebut. Zat yang dilarutkan itu disebut zat terlarut (solute). Larutan yang
menggunakan air sebagai pelarut dinamai larutan dalam air. Larutan yang mengandung zat
terlarut dalam jumlah yang banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat terlarut sedikit,
larutan dinamakan dengan cairan, padatan atau gas sebagai zat yang terlarut. Larutan dapat
berupa padatan atau gas, karena molekul-molekul gas berpisah jauh, molekul-molekul dalam
campuran gas berbaur secara acak, semua gas adalah larutan, contoh terbaik larutan adalah
udara (Darlina,1998).
Konsentrasi larutan adalah komposisi yang menunjukkan dengan jelas perbandingan
jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Kelarutan dapat kecil atau besar sekali, dan jika jumlah
zat terlarut melewati titk jenuh zat itu akan keluar (mengendap di bawah larutan).dalam
kondisi tertentu suatu larutan dapat mengandung lebih banyak zat terlarut daripada dalam
keadaan jenuh (Adha,S.D.2015).
Air adalah suatu zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini dibumi,tetapi tidak di planet lain. Air merupakan bahan pelarut yang universal,
sehingga air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis senyawa
kimia misalnya seperti garam-garam, gula, asam , berbagai jenis gas dan banyak macam
molekul organic (Utomo,S.2015).
Sifat-sifat suatu larutan sangan dipengaruhi oleh susunan komposisinya. Untuk
menyatakan komposisi larutan tersebut maka digunakan istilah konsntrasi larutan yang
menunjukan perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut (Khikmah,N.2015).
Untuk jumlah terlarut yang berbeda pada setiap larutan, maka dibutuhkan energy panas
yang berbeda pula, yang nantinya akan mempengaruhi titik didih larutan tersebut. Titik didih
suatu larutan merupakan suhu larutan pada saat tekanan uap jenuh larutan itu sama dengan
tekanan udara luar (tekanan yang diberikan pada permukaan cairan) (Wolke,2003).
Bila dua atau lebih zat yang tidak bereaksi di campur, campuran yang terjadi ada 3
kemungkinan, yaitu campuran kasar, disperse koloid, dan larutan sejati. Dua jenis campuran
yang pertama bersifat heterogen dan dapat dipisahkan secara mekanis. Sedangkan larutan
yang bersifat homogeny dan tidak dapat dipisahkan secara mekanis. Atas dasar ini campuran
larutan di definisikan sebagai campuran homogeny antara dua zat atau lebih. Keadaan fisika
larutan dapat berupa gas, cair, atau pada dengan perbandingan yang berubah-ubah pada jarak
yang luas (Darlina,1998).
III. Alat Dan Bahan

3.1 Alat
• Botol Reagen
• Gelas Piala
• Gelas Ukur
• Kaca Arloji
• Labu Takar
• Neraca Analitik
• Spatula

3.2 Bahan
 Ba(OH)2 . 8H2O
 Bi5O(OH)9(NO3)4
 C6H5Na3O7 . 2H2O
 CaCl2 . 2H2O
 K2Cr2O7
 H2SO4
 K2S2O7
 LiOH
 NaCl
 NaHCO3

IV. Prosedur Percobaan

1. Larutan dibuat dalam konsentrasi 0,1 M dengan larutan Ba(OH)2 . 8H2O, C6H6Na3O7 .
2H2O, CaCl2 . 2H2O dan H2SO4. Masing-masing didalam 300 mL aquades.

2. Larutan di buat dalam konsentrasi 0,05 M dengan larutan K2Cr2O7, NaCl. Masing-masing
didalam 300 mL aquades

3. Larutan dibuat dalam konsentrasi 1 M dengan larutan Bi5O(OH)9(NO3)4, K2O7S2.


Masing-masing didalam 300 mL aquades
4. Larutan dibuat dalam konsentrasi 2 M dengan larutan LiOH, NaHCO3. Masing-masing
dalam 300 mL aquades.
VI. Pembahasan

Pada praktikum pembuatan larutan kali ini, perlu diketahui bahwa yang dilakukan di
dalam laboratorium hanyalah tujuan yang kedua yaitu menentukan konsentrasi larutan,
sedangkan tujuan yang pertama yaitu membuat larutan dengan konsentrasi tertentu itu tidak
dilakukan dalam praktikum. Hal ini disebabkan karena keterbatasan bahan-bahan untuk
praktikum.
Pada praktikum pembuatan larutan ini, zat yang dilarutkan ialah zat padat yang
berbentuk padatan atau serbuk pada pelarut cair, yang bertujuan untuk mendapatkan suatu
larutan dengan konsentrasi tertentu. Zat padat yang dimaksud adalah berupa padatan
Ba(OH)2.8H2O, padatan K2CrO2, padatan K2S2O7, padatan Bi5OH9(NO3)4, padatan
C6H5Na3O7.2H2O, padatan CaCl2.2H2O, padatang H2SO4, padatan LiOH, padatan NaCl, dan
padatan NaHCO3. Semua jenis zat terlarut yang berbentuk padatan ini yang nantinya akan
dilarutkan dengan aquades yang bertindak sebagai pelarut. Adapun alat-alat yang digunakan
dalam praktikum pembuatan larutan kali ini ialah neraca analitik, gelas piala, labu takar,
spatula, botol reagen, gelas ukur, dank aca arloji.
Pada praktikum ini, percobaan dilakukan sebanyak 4 kali percobaan . dalam setiap
percobaan larutan dibuat dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Tetapi menggunakan pelarut
dengan volume yang sama yaitu 300 ml aquades.
Pada percobaan pertama, larutan dibuat dalam konsentrasi 0,1 M dalam 300 ml
aquades. Percobaan pertama menggunakan beberapa jenis padatan. Padatan Ba(OH) 2.8H2O
sebagai zat yang dilarutkan di dalam 300 ml aquades, baerdasarkan perhitungan massa
Ba(OH)2.8H2O yang dibutuhkan untuk membuat larutan yang konsentrasinya 0,1 M ialah 9,45
gr. Padatan C6H5Na3O7 sebagai zat yang dilarutkan di dalam 300 ml aquades, berdasar hasil
perhitungannya massa C6H5Na3O7 yang dibutuhkan untuk membuat larutan yang
konsentrasinya 0,1 M ialah harus sebesar 8,82 gr. Padatan CaCl 2.H2O sebagai zat yang
dilarutkan di dalam 300 ml aquades, berdasarkan hasil perhitungan massa CaCl 2.H2O yang
dibutuhkan adalah sebesar 4,41 gr. Padatan H2SO4 sebagai zat yang di larutkan dalam 300 ml
aquades berdasrkan hasil perhitungan massa H2SO4 yang dibutuhkan adalah sebesar 2,94 gr.
Pada percobaan kedua, larrutan dibuat dalam konsentrasi 0,05 M dalam 300 ml
aquades. Percobaan kedua menggunakan beberapa padatan. Padatan K2CR2O7 sebagai zat
yang dilarutkan berdasarkan hasil perhitungan massa K2CR2O7 yang dibutuhkan untuk untuk
membuat larutan adalah 4,44 gr. Padatan NaCl, berdasarkan hasil perhitungan massa NaCl
yang dibutuhkan adalah 0,88 gr.
Pada percobaan ketiga, larutan dibuat dalam konsentrasi 1 M dalam 300 ml aquades.
Untuk padatan Bi5O(OH)9(NO3)4 berdasarkan perhitungan massa yang dibutuhkan untuk
membuat larutan adalah 403,8 gr. Padatan K2O7S2, berdasarkan perhitungan massa yang
dibutuhkan untuk membuat larutan adalah 76,8 gr.
Pada percobaan keempat,, larutan dibuat dalam konsentrasi 2 M dalam 300 ml
aquades. Percobaan keempat menggunakan dua jenis padatan. Padatan LiOH sebagai zat yang
dilarutkan di dalam 300 ml aquades, berdasarkan hasil perhitungannya massa LiOH yang
dibutuhkan untuk membuat larutan yang konsentrasinya 2 M ialah sebesar 14,40 gr. Padatan
NaHCO3 sebagai zat yang dilarutkan di dalam 300 ml aquades berdasarkan hasil
perhitungannya massa NaHCO3 yang di butuhkan untuk membuat larutan yang
konsentrasinya 2 M ialah 50,40 gr.
VII. Penutup

7.1 Kesimpulan

 Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu kita harus menentukan


terlebih dahulu massa dari zat terlarut, setelah itu zat terlarut dicampurkan
dengan pelarut.
 Untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dapat dilakukan dengan beberapa
cara yaitu frakmi mol, persen massa, persen volume, konsentrasi massa, dan
molaritas.

7.2 Saran
 Diperlukan ketelitian dalam menghitung atau menentukan massa zat terlarut.
 Diperlukan kerja sama yang baik antar praktikan
LAMPIRAN

Botol Reagen Sudip Aquades

Ba(OH)2 . 8H2O yang CaCl2 . 2H2O yang LiOH yang ditimbang


ditimbang ditimbang
Ba(OH)2 . 8H2O + aquades CaCl2 . 2H2O + aquades Pipet Tetes

Sikat Tabung
Daftar Pustaka

Adha,S.D.2015.Pengaruh Konsentrasi Larutan HNO3 dan Waktu Kontak Terhadap Deserpsi


Kadmium (II) yang Terikat pada Biomassa Azolla Micropylla Sitrat.Kimia Student
Journal.1(1):636-642.

Aminu.2010.Mengapa Air disebut Pelarut Universal.Yogyakarta:Farmasi UGM.

Baroroh Uni L U.2004.Diklat Kimia Dasar I.Banjar Baru:Universitas Lambung Mangkurat.

Chang,R.2003.Kimia Dasar.Jakarta : Pt.Gramedia Pustaka.

Darlina.1998.Pembuatan Larutan Standar dan Pereaksi Pemisah Kit RIA T3.Jurnal


RadioIsotop dan Radiofarmaka.1(2):636-642.

Gunawan,A.2004.Tangkas Kimia.Surabaya : Kartika.

Hiskia,Achhmad.1996.Kimia Larutan.Bandung : Citra Aditya Bakti.

Hiskia,Achmad.2001.Kimia Larutan.Bandung : Citra Aditya Bakti

Harjadi,W.2000.Ilmu Kimia Analitik.Jakarta : Pt.Gramedia Pustaka.

Khikmah,N.2015.Pengaruh Konsentrasi NaOH dan Laju Alir Pada Penentuan Kreatinin


dalam Urin secara Sequential Injection Analysis.Kimia Student Journal.Vol 1(1) : 613-
615.

Khopkar.1990.Konsep Dasar Kimia Analitik.Universitas Indonesia.Jakarta : Erlangga.

Khopkar.2003.Konsep Dasar Kimia Analitik.Universitas Indonesia.Jakarta : Erlangga.

Stephen.2002.Kimia Dasar 2.Bandung : ITB.

Triana,E.Q.2004.Pembuatan dan Penentuan Konsentrasi Larutan.Jurnal Kimia Analisis dan


Kuantitatif.2(3):22-23.

Wahyudi.2000.Jurnal Kimia dan Larutasn.Purwokerto : UJS.

Wirakartakusumah,A.1992.Peralatan Dan Unit Proses Industri Pangan.Bogor : Institut


pertanian Bogor.

Wolke,R.L.2003.Einstein Aja Gak Tau !.Jakarta : Gramedia Pustaka Umum

Anda mungkin juga menyukai