Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN MODERN

Dosen Pengampu: Ustadzah Yeniati Ulfah, M.PdI.

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan
Islam

Disusun Oleh:

Naimatul Fuadah (231201020583)

Nur Diana Afifah (231201020584)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG

KRAKSAAN PROBOLINGGO

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Aliran-Aliran Filsafat
Pendidikan Modern”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat


Pendidikan Islam. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan Modern bagi para pembaca dan penulis.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ustadzah Yeniati Ulfah, M.PdI


selaku dosen Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam. Ucapan terimakasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah
ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Probolinggo, 18./12/2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Cover 1

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

BAB I PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang Masalah 4

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan Masalah 5

BAB II PEMBAHASAN 6

Pengertian Filsafat Pendidikan Modern 6

Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan Modern 7

Tujuan Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan Modern 13

BAB III PENUTUP 15

A. Kesimpulan 15

Daftar Pustaka 16

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Masalah


Istilah Pendidikan berasal dari bahasa Yunani, yaitu “paedagogie”
yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Arti Pendidikan menurut
istilah sangat beragam. Definisi atau pengertian pendidikan antara seorang
ahli dan lainnya tidaklah sama. Apalagi ahli-ahli pada zaman dahulu dan
zaman sekarang.1
Menurut Sondang P. Siagian, filsafat berarti cinta kepada
kebijaksanaan. Untuk menjadi bijaksana, berarti harus berusaha mengetahui
tentang sesuatu dengan sedalam-dalamnya, baik mengenai hakikat adanya
sesuatu, fungsi, ciri-ciri, kegunaan, masalah-masalah, dan sekaligus
pemecahannya.2 Jadi, Filsafat pendidikan adalah teori atau
ideologi pendidikan yang muncul dari sifat filsafat seorang pendidik, dari
pengalaman-pengalamnnya dalam pendidikan dan kehidupan dari kajiannya
tentang berbagai ilmu yang berhubungan dengan pendidikan, dan berdasar itu
pendidik dapat mengetahui sekolah berkembang..3 Diketahui dalam filsafat
pendidikan ini terdapat beberapa aliran.
Pada makalah ini penulis bertujuan untuk membahas tentang Filsafat
Pendidikan Modern dan Aliran-Alirannya.

1
Sudarto,“Filsafat Pendidikan Islam”, (April, 2019), H 51.
2
Muhammad Anwar, Filsafat Pendidikan, h 4
3
Dr. H. Heris Hendriana, M.Pd./ Ruli Setiyadi, M.Pd. Konsep Filsafat Pendidikan,

4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Filsafat Pendidikan Modern?
2. Apa Saja Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan Modern ?
3. Bagaimana Tujuan Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan Modern?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Pengertian Filsafat Pendidikan Modern;
2. Untuk mengetahui Apa Saja Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan Modern;
3. Untuk mengetahui Bagaimana Tujuan Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan
Modern.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Pendidikan Modern

Filsafat Modern adalah pembagian dalam sejarah Filsafat Barat yang


menjadi tanda berakhirnya era skolastisisme. Waktu munculnya filsafat modern
adalah abad ke-17 hingga awal abad ke-20 di Eropa Barat dan Amerika Utara.
Filsafat Modern ini pun dimulai sejak munculnya rasionalisme lewat
pemikiran Descafilrtes, seorang filsuf terkemuka pada zaman Modern.

Secara ontologi filsafat pendidikan modern berarti ilmu hakikat yang


menyelidiki alam nyata dan bagaimana keadaan yang sebenarnya, apakah hakikat
dibalik alam nyata ini. Ontologi menyelidiki hakikat dari segala sesuatu dari alam
nyata yang sangat terbatas pagi panca indra. Bagaimana realita yan ada ini,
apakah materi saja, apakah wujud sesuatu ini bersifat tetap kekal tanpa perubahan,
apakah realita itu berbentuk satu unsur (monoisme), dua unsur ( duanisme ) atau
terdiri dari unsur yang banyak.

Secara epistemologi filsafat pendidikan pendidikan modern adalah


pengetahuan yang berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti apakah
pengetahuan, cara manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan dan jenis-
jenis pengetahuan. Menurut Epistemologi, setiap pengetahuan mannusia
merupakan hasil dari penyelidikan hingga akhirna diketahui manusia.
Epistemologi membahas sumber, proses, syarat, batas fasilitas, dan hakikat
pengetahuan yang memberikan kepercayaan dan jaminan bagi guru bahwa ia
memberikan kebenaran kepada murid-muridnya.

Sedangkan secara aksiologi merupakan suatu pendidikan yang menguji


dan mengintregasikan semua nilai tersebut dalam kehidupan manusia. Kemudian
nilai-nilai tersebut ditanamkan dalam kepribadian anak-anak.

6
B. Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan Modern

1. Aliran Progresivisme
Progresivisme adalah aliran pendidikan yang menempatkan fokus pada
pengalaman langsung siswa, interaksi mereka dengan lingkungan belajar,
dan perkembangan individual mereka. Aliran ini menekankan pentingnya
pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa,
membangun pemahaman mereka melalui pengalaman nyata, dan
mendorong kreativitas serta eksplorasi dalam proses pembelajaran.

Beberapa prinsip utama dalam pendidikan progresivisme meliputi:

1. Pembelajaran Berpusat pada Siswa: Progresivisme menganggap siswa


sebagai subjek utama dalam proses pembelajaran. Kurikulum dan metode
pengajaran didesain untuk memenuhi kebutuhan, minat, dan kemampuan
individu siswa.

2. Pengalaman Nyata: Aliran ini menekankan pentingnya pengalaman


langsung dalam pembelajaran. Siswa didorong untuk belajar melalui
interaksi dengan lingkungan sekitar, percobaan, dan pengalaman langsung
lainnya.

3. Pembelajaran Aktif: Progresivisme mempromosikan pembelajaran aktif


di mana siswa terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Ini
melibatkan percakapan, proyek-proyek, eksperimen, dan kolaborasi.

4. Kolaborasi dan Komunikasi: Pembelajaran progresif mendorong


kolaborasi antar siswa dan komunikasi yang terbuka. Hal ini
memungkinkan mereka untuk belajar satu sama lain dan mengembangkan
keterampilan sosial.

7
5. Penghargaan terhadap Kreativitas dan Kemandirian: Aliran ini memberi
nilai pada kreativitas siswa dan mendorong mereka untuk mengeksplorasi
minat pribadi serta solusi-solusi inovatif terhadap masalah.
6. Evaluasi yang Beragam: Progresivisme mengutamakan penilaian yang
inklusif dan beragam, yang melampaui tes standar dan memperhitungkan
progres individu, keterampilan, dan pemahaman yang diperoleh dari
pengalaman langsung.

2. Aliran Perensialisme
Perenialisme adalah aliran pendidikan yang menekankan pada nilai-nilai
universal dan pengetahuan yang abadi. Aliran ini menganggap bahwa
pengetahuan yang diperoleh dari masa lalu memiliki nilai yang tetap dan
relevan untuk masa kini dan masa depan. Oleh karena itu, pendidikan
perenialisme menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada
pengetahuan dan keterampilan dasar, seperti membaca, menulis, dan
berhitung.

Beberapa prinsip utama dalam pendidikan perenialisme meliputi:

1. Pengetahuan Abadi: Perenialisme menganggap bahwa pengetahuan


yang diperoleh dari masa lalu memiliki nilai yang tetap dan relevan untuk
masa kini dan masa depan. Oleh karena itu, pendidikan perenialisme
menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada pengetahuan dan
keterampilan dasar.

2. Kurikulum Berbasis Pengetahuan: Aliran ini menekankan pada


kurikulum yang berbasis pengetahuan dan keterampilan dasar, seperti
membaca, menulis, dan berhitung. Kurikulum ini dirancang untuk
mempersiapkan siswa agar memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk sukses dalam kehidupan.

8
3. Pembelajaran Berpusat pada Guru: Perenialisme menempatkan guru
sebagai pusat pembelajaran. Guru dianggap sebagai sumber pengetahuan
dan keterampilan yang penting bagi siswa.

4. Pembelajaran Berpusat pada Siswa: Meskipun guru dianggap sebagai


sumber pengetahuan, pendidikan perenialisme juga menekankan pada
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa didorong untuk
mengembangkan keterampilan kritis dan analitis, serta untuk
mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang pengetahuan yang
diperoleh.
5. Evaluasi yang Berbasis pada Prestasi: Perenialisme menekankan pada
evaluasi yang berbasis pada prestasi siswa. Evaluasi ini dirancang untuk
mengukur kemajuan siswa dalam memahami pengetahuan dan
keterampilan dasar.

3. Aliran Esensialisme
Esensialisme adalah aliran pendidikan yang menekankan pada
pengetahuan dan keterampilan dasar yang dianggap esensial untuk
kehidupan sehari-hari. Aliran ini berfokus pada transfer pengetahuan yang
telah terbukti dan relevan untuk kehidupan siswa. Pendidikan esensialisme
menekankan kurikulum yang ketat dan struktur pembelajaran yang disusun
secara sistematis.

Beberapa prinsip utama dalam pendidikan esensialisme meliputi:

1. Kurikulum Ketat: Esensialisme menetapkan kurikulum yang ketat


dengan penekanan pada pengetahuan dan keterampilan dasar. Fokus utama
adalah pada mata pelajaran yang dianggap esensial, seperti matematika,
sains, bahasa, dan ilmu pengetahuan sosial.

9
2. Pendidikan Akademis: Aliran ini mengutamakan pendidikan akademis
dan pembelajaran yang bersifat formal. Siswa diharapkan untuk
memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dapat diukur secara
objektif.

3. Disiplin dan Keteraturan: Esensialisme menekankan disiplin dan


keteraturan dalam proses pembelajaran. Lingkungan belajar diatur secara
ketat untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi pemahaman dan
pencapaian siswa.

4. Fokus pada Guru sebagai Otoritas: Dalam esensialisme, peran guru


dianggap sangat penting. Guru dianggap sebagai otoritas yang
memberikan pengetahuan kepada siswa dan membimbing mereka melalui
proses pembelajaran.

5. Evaluasi Berbasis pada Prestasi: Pendekatan evaluasi dalam


esensialisme berfokus pada prestasi siswa dalam mencapai tujuan-tujuan
akademis. Evaluasi dilakukan secara objektif untuk mengukur kemajuan
siswa.

4. Aliran Existensialisme

Aliran filsafat pendidikan modern yang dikenal sebagai eksistensialisme


menekankan pada pentingnya individu dalam proses pendidikan.
Eksistensialisme berfokus pada eksistensi manusia, kebebasan individu,
dan tanggung jawab pribadi.

Dalam konteks pendidikan, eksistensialisme menekankan pada


pengembangan pribadi dan kebebasan individu dalam mencari makna
hidup. Pendidikan eksistensialis berusaha untuk membantu siswa
mengembangkan kesadaran diri, mengenali nilai-nilai dan tujuan hidup

10
mereka sendiri, serta mengambil tanggung jawab atas pilihan dan tindakan
mereka.

Beberapa prinsip utama dalam pendidikan eksistensialis meliputi:

1. Kebebasan: Eksistensialisme mengakui pentingnya kebebasan individu


dalam proses pendidikan. Siswa dianggap sebagai agen bebas yang
memiliki kemampuan untuk membuat pilihan dan mengambil tanggung
jawab atas tindakan mereka.

2. Pengalaman Pribadi: Pendidikan eksistensialis menekankan pada


pengalaman pribadi siswa sebagai sumber utama pembelajaran. Siswa
didorong untuk mengalami, merenungkan, dan mencari makna dalam
pengalaman hidup mereka sendiri.

3. Tanggung Jawab Pribadi: Eksistensialisme menekankan pada tanggung


jawab pribadi dalam mencari makna hidup dan mengambil keputusan yang
berarti. Siswa didorong untuk mengambil tanggung jawab atas pilihan
mereka dan menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka.

4. Subjektivitas: Eksistensialisme mengakui subjektivitas individu dalam


memahami dunia dan mencari makna hidup. Pendidikan eksistensialis
menghargai keragaman perspektif dan pengalaman siswa.
5. Keterlibatan Emosional: Pendidikan eksistensialis mengakui pentingnya
keterlibatan emosional dalam proses pembelajaran. Siswa didorong untuk
terlibat secara pribadi dan emosional dalam materi pembelajaran untuk
mencapai pemahaman yang lebih dalam.

5. Aliran Rekontstruksionalisme
Aliran filsafat pendidikan modern yang dikenal sebagai
rekonstruksionalisme menekankan pada perubahan sosial dan transformasi

11
masyarakat melalui pendidikan. Rekonstruksionalisme berfokus pada
pemahaman kritis terhadap struktur sosial yang ada dan upaya untuk
mengubahnya melalui pendidikan yang berpusat pada keadilan sosial.

Dalam konteks pendidikan, rekonstruksionalisme menekankan pada


pentingnya memahami dan mengkritisi ketidakadilan sosial, ketimpangan
kekuasaan, dan diskriminasi dalam masyarakat. Pendidikan
rekonstruksionalis bertujuan untuk memberdayakan siswa untuk menjadi
agen perubahan sosial yang aktif dan kritis.

Beberapa prinsip utama dalam pendidikan rekonstruksionalis meliputi:

1. Keadilan Sosial: Rekonstruksionalisme menekankan pada pentingnya


keadilan sosial dalam pendidikan. Pendidikan harus berfokus pada
mengatasi ketidakadilan sosial, diskriminasi, dan ketimpangan kekuasaan
yang ada dalam masyarakat.

2. Pemahaman Kritis: Pendidikan rekonstruksionalis mendorong siswa


untuk mengembangkan pemahaman kritis terhadap struktur sosial yang
ada. Mereka didorong untuk mengidentifikasi dan mengkritisi
ketidakadilan, bias, dan ketimpangan dalam masyarakat.

3. Transformasi Sosial: Pendidikan rekonstruksionalis bertujuan untuk


menghasilkan perubahan sosial yang positif melalui pendidikan. Siswa
didorong untuk menjadi agen perubahan sosial yang aktif dan
berkontribusi dalam mengubah struktur sosial yang tidak adil.
4. Partisipasi Aktif: Pendidikan rekonstruksionalis mendorong partisipasi
aktif siswa dalam proses pembelajaran dan dalam masyarakat. Siswa
didorong untuk terlibat dalam proyek-proyek sosial, advokasi, dan
tindakan kolektif untuk mencapai perubahan sosial yang diinginkan.

12
5. Multikulturalisme: Rekonstruksionalisme mengakui pentingnya
menghargai keragaman budaya dan pengalaman siswa. Pendidikan harus
mencerminkan dan menghormati keberagaman sosial, budaya, dan
identitas siswa.

C. Tujuan Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan Modern

1. Tujuan utama pendidikan progresivisme adalah untuk mempersiapkan


siswa agar menjadi pembelajar seumur hidup, memiliki pemahaman yang
mendalam, serta memiliki keterampilan kritis dan kreatif yang diperlukan
untuk menghadapi tantangan dunia yang terus berubah. Pendekatan ini
memberikan perhatian khusus pada perkembangan holistik siswa, baik
secara intelektual, emosional, maupun sosial, sambil mempromosikan
kepemimpinan, tanggung jawab, dan kemandirian dalam pembelajaran

2.Tujuan utama pendidikan perenialisme adalah untuk mempersiapkan


siswa agar memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan
untuk sukses dalam kehidupan. Pendekatan ini memberikan perhatian
khusus pada pengembangan keterampilan kritis dan analitis, serta
pemahaman yang mendalam tentang pengetahuan yang diperoleh. Aliran
ini juga menekankan pada pengembangan karakter dan nilai-nilai
universal, seperti kejujuran, integritas, dan tanggung jawab.
3. Tujuan utama pendidikan esensialisme adalah untuk memberikan siswa
dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk berhasil
dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini menekankan penguasaan
materi pelajaran esensial dan pembentukan dasar akademis yang kuat.
Esensialisme mendorong siswa untuk mencapai standar tertentu dalam
bidang akademis dan mengembangkan keterampilan yang dapat diterapkan
dalam berbagai konteks kehidupan.

13
4. Pendidikan eksistensialis menekankan pada pengembangan
individu yang otonom, kritis, dan bertanggung jawab. Tujuannya adalah
untuk membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih dalam
tentang diri mereka sendiri, mengenali nilai-nilai dan tujuan hidup mereka,
serta mengambil tanggung jawab atas tindakan mereka dalam mencapai
makna dan tujuan hidup yang bermakna bagi mereka.
5. Pendidikan rekonstruksionalis bertujuan untuk menciptakan
masyarakat yang lebih adil dan setara melalui pendidikan yang berpusat
pada keadilan sosial. Tujuannya adalah untuk memberdayakan siswa untuk
menjadi agen perubahan sosial yang kritis, aktif, dan berkontribusi dalam
mencapai transformasi sosial yang lebih baik.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Filsafat Modern adalah pembagian dalam sejarah Filsafat Barat yang


menjadi tanda berakhirnya era skolastisisme. Waktu munculnya filsafat modern
adalah abad ke-17 hingga awal abad ke-20 di Eropa Barat dan Amerika Utara.
Filsafat Modern ini pun dimulai sejak munculnya rasionalisme lewat
pemikiran Descafilrtes, seorang filsuf terkemuka pada zaman Modern.

Aliran-aliran filsafat modern mempunyai 5 aliran yaitu sebagai berikut :


Aliran Progresivisme, Perensialisme, Esensialisme. Existensialisme, dan
Rekonstruksionalisme. Dan aliran-aliran tersebut memiliki tujuan masing-masing.

Salah satu tujuannya adalah untuk mempersiapkan siswa agar menjadi


pembelajar seumur hidup, memiliki pemahaman yang mendalam, serta memiliki
keterampilan kritis dan kreatif yang diperlukan untuk menghadapi tantangan
dunia yang terus berubah. Pendekatan ini memberikan perhatian khusus pada
perkembangan holistik siswa, baik secara intelektual, emosional, maupun sosial,
sambil mempromosikan kepemimpinan, tanggung jawab, dan kemandirian
dalam pembelajaran

15
DAFTAR PUSTAKA

Sudarto. (2019). Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: CV Budi Utama.


Anwar, MuhammaSd. (2018). Filsafat Pendidikan. Jakarta: Prenademedia Group.
Hutchins, R.M. (1936). The Higher Learning In America. Chicago: University Of
Chicago Press.
Bagley, W.C. (1983). Educational Values. New York: The Macmillan Company
Dewey, J. (1916). Democracy and Education. New York: The Macmillan
Company.
Sartre, J.P. (1943). Being and Nothingness. Paris: Gallimard
Counts, G.S. (1932). Dare The School Build a New Social Order?. New York:
The John Day Company.

16

Anda mungkin juga menyukai