Anda di halaman 1dari 124

1

TESIS

PERAN TVRI KALIMANTAN SELATAN


MELALUI UNIT MULTIPLATFORM PADA PROGRAM
HIDUP SEHAT SEBAGAI MEDIA PEMBERDAYAAN
KESEHATAN MASYARAKAT DI TENGAH PANDEMI
COVID-19 DI BANJARMASIN

ARIE VIDYA OKTARI


NIM 1920 4223 2 0011

PROGRAM STUDI MAGISTER


STUDI PEMBANGUNAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2022
TESIS

PERAN TVRI KALIMANTAN SELATAN


MELALUI UNIT MULTIPLATFORM PADA PROGRAM
HIDUP SEHAT SEBAGAI MEDIA PEMBERDAYAAN
KESEHATAN MASYARAKAT DI TENGAH PANDEMI
COVID-19 DI BANJARMASIN

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Guna Memperoleh Gelar Magister Sosial (M.Sos)
Program Studi Magister Studi Pembangunan

Oleh :
ARIE VIDYA OKTARI
NIM 1920 4223 2 0011

PROGRAM STUDI MAGISTER


STUDI PEMBANGUNAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tesis : Peran TVRI Kalimantan Selatan Melalui Unit


Multiplatform Pada Program Hidup Sehat Sebagai
Media Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat di Masa
Pandemi Covid 19 di Kota Banjarmasin
Nama : Arie Vidya Oktari
NIM : 1920422320011
Konsentrasi Program : Manajemen Pemberdayaan Masyarakat

Komisi Penguji

Ketua Anggota

Dr. Yusuf Hidayat, S.Sos., M.Si. Drs. Setia Budhi, M.Si., Ph.D

NIP 197605202005011004 NIP 196501011990031008

Anggota Anggota

Dr. Muhammad Riduansyah Syafari, S.Sos, MPA Dr. Fahriannor, S.IP., M.Si.
NIP 197303162005011001 NIP 197403132006041002

Mengetahui

Koordinator Program Studi Direktur Pascasarjana


Magister Studi Pembangunan

Dr. Muhammad Riduansyah Syafari, S.Sos, MPA Prof. Drs. Ahmad Suriansyah, M.Pd., Ph.D
NIP 197303162005011001 NIP 195912251986031001

Tanggal lulus :
Tanggal wisuda :

ii
SERTIFIKAT PLAGIASI

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Arie Vidya Oktari

NIM : 1920422320011

Program Studi : Magister Studi Pembangunan

Judul Tesis : Peran TVRI Kalimantan Selatan Melalui Unit


Multiplatform Pada Program Hidup Sehat Sebagai
Media Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat di Masa
Pandemi Covid 19 di Kota Banjarmasin

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tesis yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri,

kecuali dicantumkan sebagai kutipan/acuan dalam naskah dengan disebutkan

sumber kutipan/acuan dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan tesis/disertasi ini

hasil jiplakan, plagiat maupun manipulasi, maka saya bersedia menerima sanksi

atas perbuatan tersebut.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sehat dan tanpa paksaan

dari siapapun.

Banjarmasin, Januari 2023


Yang membuat pernyataan

Arie Vidya Oktari


NIM 1920422320011

iv
ABSTRAK

Arie Vidya Oktari 2022. Peran TVRI Kalimantan Selatan melalui Unit
Multiplatform dalam Program Hidup Sehat Sebagai Media Pemberdayaan
Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 di Banjarmasin. Pembimbing 1 : Yusuf
Hidayat, Pembimbing 2 : Setia Budhi.

Kata Kunci : Peran, Program Hidup Sehat, Media Pemberdayaan Masyarakat

TVRI Kalimantan Selatan melalui Program Hidup Sehat berupaya menjadi


media pemberdayaan masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Tujuan penelitian
ini adalah: 1) Menganalisis peran TVRI Kalimantan Selatan melalui unit
multiplatform dalam program hidup sehat sebagai media pemberdayaan kesehatan
masyarakat di tengah pandemi Covid-19 di Banjarmasin. 2) Menganalisis faktor
penghambat peran TVRI Kalimantan Selatan melalui unit multiplatform dalam
program hidup sehat sebagai media pemberdayaan kesehatan masyarakat di
tengah pandemi Covid-19 di Banjarmasin
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan telah dilakukan
di Banjarmasin. Wawancara dilakukan terhadap 12 informan yang ditentukan
secara purposive sampling. Penggalian data dilakukan dengan menggunakan
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisisnya dilakukan melalui
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Penelitian ini menemukan: 1) Peran TVRI Kalimantan Selatan melalui unit
multiplatform dalam program Hidup Sehat sebagai media pemberdayaan
kesehatan masyarakat di tengah pandemi Covid-19 di Banjarmasin berupaya
memberikan informasi kesehatan yang dapat menjadi bekal ilmu bagi masyarakat
dari narasumber spesialis di bidangnya. Dari pengetahuan tersebut diharapkan
masyarakat dapat berdaya dalam mengatasi gejala awal suatu keluhan penyakit
serta menjaga dan meningkatkan kesehatan diri, keluarga, dan lingkungan di
tengah serangan virus Covid 19. 2). Faktor penghambat peran TVRI Kalimantan
Selatan melalui unit multiplatform dalam program hidup sehat sebagai media
pemberdayaan kesehatan masyarakat pada masa pandemi Covid-19 di
Banjarmasin adalah persaingan dengan acara televisi lain yang berbeda dalam
waktu tayang yang sama dengan “ Program Hidup Sehat”, dan juga dimana
masyarakat masih sibuk di kantor dan aktivitas lainnya. Minimnya promosi yang
menarik juga menjadi kendala tontonan program Hidup Sehat karena masyarakat
masih memilih acara hiburan.

Banjarmasin, 29 September 2023


Disetujui oleh:
Kepala Pusat Bahasa

Dr. Jumariati, M.Pd.


GIGIT. 197608062001122002

v
ABSTRACT

Arie Vidya Oktari 2022. The Role of TVRI South Kalimantan through the
Multiplatform Unit in the Healthy Living Program as a Media for Community
Empowerment in the Middle of the Covid-19 Pandemic in Banjarmasin.
Supervisor 1: Yusuf Hidayat, Supervisor 2: Setia Budhi.
Keywords: Role, Healthy Living Program, Community Empowerment Media
TVRI South Kalimantan through the Healthy Living Program seeks to
become a medium for community empowerment in the midst of the Covid-19
pandemic. The objectives of this study are: 1) Analyzing the role of TVRI South
Kalimantan through the multiplatform unit in the healthy living programs as a
medium for empowering public health in the midst of the Covid-19 pandemic in
Banjarmasin. 2) Analyzing the factors inhibiting the role of TVRI South
Kalimantan through the multiplatform unit in the healthy living programs as a
medium for empowering public health in the midst of the Covid-19 pandemic in
Banjarmasin
This research uses qualitative research methods and has been carried out in
Banjarmasin. Interviews were conducted with 12 informants determined by
purposive sampling. Data mining is carried out using interviews, observations,
and documentation. The analysis is carried out through data collection, data
reduction, data presentation, and conclusion.
This research found: 1) The role of TVRI South Kalimantan through the
multiplatform unit in the Healthy Living program as a medium for empowering
public health in the midst of the Covid-19 pandemic in Banjarmasin has tried to
provide health information that can be a provision of knowledge for the
community from specialist speakers in their fields. From this knowledge, people
are expected to empower themselves to overcome the initial symptoms of a disease
complaint and maintain and improve the health of themselves, their families, and
the environment in the midst of the Covid 19 virus attack. 2). The inhibiting factor
of TVRI South Kalimantan's role through the multiplatform unit in the healthy
living programs as a medium for empowering public health during the Covid-19
pandemic in Banjarmasin is the competition with other television shows that are
different during the same broadcast time as the "Healthy Life" program, and also
where people are still busy in the office and other activities. The lack of attractive
promotions is also an obstacle for the Healthy Living program to watch because
people still choose entertainment programs.

Banjarmasin, September 29, 2023


Approved by:
Head of Language Center

Dr. Jumariati, M. Pd.


NIP. 197608062001122002

vi
RIWAYAT PENULIS

Nama : Arie Vidya Oktari

Tempat Lahir : Ujung Pandang

Tanggal Lahir : 05 Oktober 1983

Orang Tua : Bapak Supardi dan Ibu Hasiati

Riwayat Pendidikan : SD Negeri Mangkura 2 Ujung Pandang Sulawesi Selatan

SMP LPP UMI Ujung Pandang Sulawesi Selatan

Pondok Pesantren Darussalam Gontor Ngawi Jawa Timur

STMIK Dipanegara Makassar Sulawesi Selatan

Pengalaman Kerja : Reporter, dan Redaktur Berita Manakarra TV Sulawesi


Barat

Pembaca Berita Manakarra TV Sulawesi Barat

Staff Teknik Produksi TVRI Kalimantan Selatan

Produser dan Pengarah Acara (Director) TVRI

Kalimantan Selatan

Arie Vidya Oktari

vii
HALAMAN PERSEMBAHAN

KU PERSEMBAHKAN KEPADA YANG TERCINTA

KAENGKU SUPARDI PASSAMULA DAN INDO’KU Hj.

HASIATI

YANG SELALU MEMBERIKAN YANG TERBAIK

UNTUKKU DAN KELUARGAKU DENGAN SEGENAP JIWA

RAGA MEREKA.

Ku PERSEMBAHKAN JUGA KEPADA SUAMI TERKASIH

FADLIANSYAH YANG TAK PERNAH BOSAN MENEMANI

LELAHKU, BOSANKU DAN SEMANGATKU

MENYELESAIKAN STUDI INI. SEMOGA APA YANG

TELAH AKU CAPAI INI BISA MENJADI MANFAAT YANG

BAIK BAGIKU, KELUARGAKU, AGAMAKU,

MASYARAKAT DAN BANGSA INDONESIA.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan

hidayah-Nya penulis telah menyelesaikan tesis yang berjudul “Peran TVRI

Kalimantan Selatan Melalui Unit Multiplatform Pada Program Hidup Sehat

Sebagai Media Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat di Masa Pandemi Covid 19

di Kota Banjarmasin”. Penulis menyadari bahwa selesainya tesis ini tidak

terlepas dari peran dan andil dari berbagai pihak karenanya melalui kata

pengantar ini penulis mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak antara

lain:

1. Rektor Universitas Lambung Mangkurat Bapak Prof. Dr. Ahmad Alim

Bachri, S.E., M. Si.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat, Bapak

Prof. Dr. Ir. Ahmad Suriansyah, M. Pd.

3. Koordinator Program Magister Studi Pembangunan Program Pascasarjana

Universitas Lambung Mangkurat, Bapak Dr. Muhammad Riduansyah

Syafari, S. Sos, M.PA.

4. Dosen Pembimbing 1, Bapak Dr. Yusuf Hidayat, S. Sos, M. Si dan Dosen

Pembimbing 2, Bapak Drs. H. Setia Budhi, M.Si., Ph.D yang telah

meluangkan waktu dan mecurahkan tenaganya untuk memberikan arahan

dan masukan bagi kesempurnaan penulisan tesis ini.

5. Dosen pengajar, Pengelola Magister Studi Pembangunan, Staf Administrasi

dan Akademik pada Magister Studi Pembangunan Program Pascasarjana

Universitas Lambung Mangkurat yang penuh ikhlas memberikan

pengetahuan dan berbagi pengalaman dan memberikan fasilitas guna

ix
kelancaran dalam setiap perkuliahan sehingga menambah ilmu pengetahuan

dan wawasan penulis dalam menunjang pelaksanaan tugas-tugas penulis di

tempat kerja.

6. Orang Tua dan suami tercinta yang selalu mendukung dan memberikan doa

dan semangat untuk menyelesaikan tesis ini.

7. Terkhusus terima kasih untuk Ibu Andi Tenri Sompa yang banyak membantu

selama perkuliahan berlangsung. Sahabat – sahabat saya, Isma Febrina, Andi

Hasfira, Sugiati, dan Welly yang telah banyak membantu dan mendukung

saya selama masa perkuliahan. Teman-teman mahasiswa Magister Studi

Pembangunan yang membantu dan mendukung dalam proses penyusunan

tesis ini.

8. Serta pihak-pihak lainnya yang telah mendukung baik secara langsung

maupun tidak langsung dalam penuliasan tesis ini.

Tesis ini tentu saja masih jauh dari sempurna, sehingga masih

diharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Akhir kata

semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Banjarmasin, Desember 2022

Arie Vidya Oktari

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
SERTIFIKAT PLAGIASI.....................................................................................iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN.................................................................iv
ABSTRAK............................................................................................................v
RIWAYAT HIDUP PENULIS..............................................................................vii
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................viii
KATA PENGANTAR...........................................................................................ix
DAFTAR ISI.........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................11
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................12
1.4 Manfaat Penelitian ..........................................................................................12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................14


2.1 Penelitian terdahulu ........................................................................................14
2.2 Tinjauan teori .................................................................................................16
2.2.1 Pembangunan .......................................................................................16
2.2.2. Pemberdayaan Masyarakat ..................................................................20
2.2.3 Teori tentang Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat ..........................26
2.2.4 Media ....................................................................................................32
2.2.5 Komunikasi ..........................................................................................38
2.2.6 Peran .....................................................................................................49
2.2.7 Televisi Republik Indonesia (TVRI) Stasiun Kalimantan Selatan .......54
2.2 Kerangka Konseptual ...................................................................................55

xi
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................56
3.1 Pendekatan Penelitian .....................................................................................56
3.2 Lokasi Penelitian ...........................................................................................56
3.3 Sumber Data ...................................................................................................57
3.4 Teknik Pengumpulan Data ...........................................................................58
3.4.1 Wawancara ..................................................................................................58
3.4.2 Observasi .....................................................................................................58
3.4.3 Dokumentasi ................................................................................................58
3.5 Teknik Analisis Data ......................................................................................58
3.6 Jadwal Penelitian ...........................................................................................63

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ...............................64


4.1 Gambaran Umum TVRI Kalimantan Selatan .................................................64
4.2 Program Hidup Sehat TVRI Kalimantan Selatan ..........................................70

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................72


5.1 Hasil Penelitian ...............................................................................................72
5.1.1 Media Unit Multiplatform Yang digunakan TVRI Kalimantan Selatan Untuk
Program Hidup Sehat Sebagai Media Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
di Masa Pandemi Covid-19 di Kota Banjarmasin .......................................72
5.1.2 Peran TVRI Kalimantan Selatan Melalui Unit Multiplatform Pada Program
Hidup Sehat Sebagai Media Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat di Masa
Pandemi Covid-19 di Kota Banjarmasin ....................................................81
5.1.3 Faktor Penghambat Peran TVRI Kalimantan Selatan Melalui Unit
Multiplatform Pada Program Hidup Sehat Sebagai Media Pemberdayaan
Kesehatan Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19 di Kota Banjarmasin . 88
5.2 Pembahasan ....................................................................................................91
5.2.1 Peran TVRI Kalimantan Selatan Melalui Unit Multiplatform Pada Program
Hidup Sehat Sebagai Media Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat di Masa
Pandemi Covid 19 di Kota Banjarmasin .....................................................91
5.2.2 Faktor Penghambat Peran TVRI Kalimantan Selatan Melalui Unit
Multiplatform Pada Program Hidup Sehat Sebagai Media Pemberdayaan
Kesehatan Masyarakat di Masa Pandemi Covid 19 di Kota Banjarmasin...99

xii
BAB VI PENUTUP..............................................................................................102
6.1 Kesimpulan .....................................................................................................102
6.2 Saran ...............................................................................................................103
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................105

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian .............................................................63


Tabel 4.1 Transmisi Digital TVRI Kalimantan Selatan .......................................68
Tabel 5.1 Data Audienceshare Hidup Sehat TVRI Kalimantan Selatan ..............74
Tabel 5.2 Data Streaming Youtube TVRI Kalimantan Selatan ..........................75
Tabel 5.3 Instagram Hidup Sehat TVRI Kalimantan Selatan .............................77
Tabel 5.4 Data dari Tiktok TVRI Kalimantan Selatan ........................................79

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ......................................................55

Gambar 3.1 Model dan Analisis Data Penelitian .................................................60

xv
DAFTAR LAMPIRAN

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pandemi Covid 19 telah melanda seluruh dunia sejak tahun 2020 lalu.

Kemunculan virus Covid 19 di Indonesia dinyatakan masuk sejak Maret 2020.

Pandemi Covid 19 ini telah mengakibatkan krisis di beberapa sektor kehidupan

masyarakat kita. Rakyat Indonesia dan secara khusus masyarakat di Kalimantan

Selatan mengalami banyak perubahan iklim bermasyarakat, dari kebiasaan

kegiatan bertatap muka hingga harus menjaga jarak bahkan sampai melalui

daring. Kerabat, sahabat, teman bahkan rekan kerja tak dapat lagi saling

mengunjungi seperti sebelumnya. Pertemuan orang satu dan lainnya dibatasi

dengan jarak minimal satu meter. Tidak hanya itu, di tahun 2020 pembatasan

bersosialisasi pun diatur dalam aturan pemerintah yaitu Pembatasan Sosial

Berskala Besar atau (PSBB).

PSBB merupakan salah satu kesatuan yang melaksanakan karantina medis

pada wilayah selain karantina rumah, karantina rumah sakit, dan karantina

wilayah (UU nomor 6/2018, pasal 49 ayat 1). Tujuan PSBB adalah untuk

mencegah meluasnya kedaruratan kesehatan masyarakat (KKM) yang sedang

terjadi pada masyarakat di suatu wilayah. Pemerintah tingkat provinsi maupun

kabupaten atau kota memutuskan adanya kebijakan PSBB setelah mendapatkan

persetujuan Menteri Kesehatan melalui Keputusan Menteri.

1
Pemerintah juga telah menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9

Tahun 2020 sebagai pedoman penerapan PSBB. Permenkes menjelaskan, PSBB

diterapkan pada masa inkubasi Covid 19 yang paling lama (14 hari) dan dapat

diperpanjang apabila masih terdapat bukti penyebaran. Kegiatan PSBB meliputi

hari libur sekolah dan hari raya, pembatasan kegiatan keagamaan, pembatasan

kegiatan di fasilitas umum, pembatasan kegiatan sosial dan budaya, pembatasan

moda transportasi, pembatasan mengatur kegiatan lain khusus yang berkaitan

dengan aspek pertahanan dan keamanan. Pelanggaran PSBB diancam dengan

pidana penjara paling lama satu tahun dan denda Rp. 100 juta. Hal ini sesuai

dengan ketentuan Pasal 93 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018.

Pemberlakuan PSBB ini menjadi langkah yang tepat untuk menghentikan

masalah penyebaran virus covid 19. Namun masalah ini hendaknya berlandaskan

pada pengertian masyarakat untuk mematuhi aturan PSBB tersebut dan mematuhi

protokol kesehatan ketika berada diluar rumah. Beberapa riset telah dilakukan

terkait dampak dari PSBB. Apakah langkah efektif ini bisa menghasilkan dampak

yang efektif juga bagi masyarakat.

Wibowo Hadiwardoyo (2020) dalam jurnalnya kerugian ekonomi nasional

akibat PSBB menandakan perlunya kebijakan yang tepat, baik secara tempat,

waktu dan juga caranya. Jika PSBB bisa menjadi jaminan berhentinya penyebaran

Covid 19, sebaiknya dilakukan secara tepat, dan sesegera mungkin. Membatasi

pergerakan sosial masyarakat dengan waktu yang panjang dan tidak serentak,

dapat mempengaruhi kekuatan bertahan baik perseorangan juga pelaku usaha.

Namun jika hal tersebut tidak terhindarkan, pada saat itu pengamanan akan sulit,

resesi mungkin terjadi, sosial Masyarakat pun akan merosot.

2
3

Wahyudi (2020) dalam jurnal penelitiannya Kebijakan Pemberlakuan

Lockdown Sebagai Antisipasi Penyebaran Corona Virus Covid-19, memaparkan

adanya efek yang baik dari PSBB di masyarakat dan sekitarnya. Bersama

pelaksanaan metode PSBB ini yang diharapkan dapat menghentikan penularan

virus corona, pemerintah tidak perlu melakukan lockdown. Hal ini diharapkan

tidak hanya bebasnya masyarakat dari covid 19, tetapi juga kualitas lingkungan

yang lebih baik.

Setelah diberlakukannya PSBB di tahun 2020, angka penularan Covid 19

belum juga menunjukkan hasil dari upaya pemerintah. Oleh karenanya pemerintah

menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di awal

tahun 2021. Pemerintah pertama kali menerapkan PPKM sejak tanggal 11 hingga

25 Januari 2021. PPKM selama dua pekan ini dilaksanakan berdasarkan instruksi

Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2021 yang diberlakukan di wilayah Jawa

dan Bali.

Menurut Airlangga Hartanto selaku Ketua Komite Penanganan Covid 19

dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), ide pertama pengutaraan PSBB

ada pada pemerintah daerah, dan PPKM berada pada pemerintah pusat. Wakil

Ketua KPCPEN Luhut Panjaitan menyampaikan bahwa PSBB diterapkan dengan

cara tidak serentak, dan PPKM dapat dilakukan dengan serentak. Dibeberapa

perusahaan pun mengalami penurunan produktifitas yang mengakibatkan

terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) pada karyawannya sehingga

masyarakat cenderung mengalami penurunan stabilitas ekonomi keluarga.

Dengan demikian masyarakat haruslah diberikan strategi pemberdayaan agar

perekonomian masyarakat bisa kembali stabil dan bahkan meningkat.


4

Ketidak tepatan dalam merespon mulainya pandemi Covid-19, terlalu

mempercayai diri sendiri dan lemahnya penerimaan terhadap kenyataan adalah

awal dari segala bentuk kegagalan dalam membendung pandemi ini. Berita yang

juga bisa menimbulkan kesalahan informasi berakibat pada perubahan pandemi

yang semula sebatas deskripsi medis akhirnya berubah menjadi masalah sosial

yang tidak terkendali menerobos dan membuat kekacauan pada netralitas

manusia. Gugus Covid-19 bentukan pemerintah seakan tidak mempunyai

kekuatan dan berada dalam kondisi kebimbangan menghadapi dahsyatnya arus

komunikasi dalam lingkup pesatnya kemajuan komunikasi digital. Situasi ini

menjadi semakin buruk karena perilaku kelompok tertentu yang sengaja

melakukan komunikasi dalam berbagai makna untuk menyembunyikan ketidak

berhasilan strategi mereka menghadapi pandemi ini. Dinamika Komunikasi di

Masa Pandemi Covid-19 akhirnya menguak tirai hitam model, strategi dan tata

kelola komunikasi kita.

Media komunikasi adalah relung paling dalam menyampaikan suatu

kebijakan dan informasi kepada masyarakat. Kemasan komunikasi menjadi satu

dinamika tersendiri yang bisa bermakna aneka yang akan menjadi informasi

positif ataukah informasi kurang jelas (dis-informasi) yang melanda semua aspek

kehidupan manusia. Hal inilah yang menjadi bidang tembak para pakar

komunikasi kali ini, seberapa dahsyat pandemi Covid-19 ini telah menciptakan

dinamika komunikasi di tengah kehidupan manusia Indonesia. TVRI Kalimantan

Selatan sebagai salah satu media komunikasi hendaknya mempunyai peran untuk

mengedukasi masyarakat dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat di bidang

kesehatan di tengah pandemi Covid-19.


5

Salah satu pemberdayaan yang mudah dilakukan oleh masyarakat adalah

dibidang kesehatan. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai

kesehatan ataupun dibidang lainnya adalah salah satu strategi pemberdayaan yang

lazim saat ini. Namun dengan adanya Pandemi Covid 19 yang menghalangi kita

untuk mengadakan penyuluhan – penyuluhan secara koonvensional seperti yang

selama ini dilakukan, sehingga perlu dipikirkan untuk mengambil langkah baru

dalam pelaksanaan sistem pemberdayaan masyarakat.

Di era globalisasi informasi saat ini, masyarakat bisa menggunakan segala

bentuk teknologi untuk mendapatkan informasi. Mulai dari teknologi penyiaran

seperti radio dan televisi, jaringan internet dan telekomunikasi nirkabel, manusia

menjadi semakin mudah berhubungan satu sama lainnya. Globalisasi informasi

adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan

dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia diseluruh dunia melalui

informasi. Dengan adanya teknologi internet dan telekomunikasi nirkabel kita bisa

terhubung dan mendapatkan informasi dari berbagai penjuru dunia dan dari

siapapun. Hal ini dapat dimanfaat sebagai sarana pemberdayaan masyarakat yang

bisa menjangkau masyarakat lebih luas.

TVRI Kalimantan Selatan memanfaatkan jaringan media sosial yang

diperuntukkan bagi masyarakat milenial atau kawula muda yang menjadi salah

satu target pemberdayaan masyarakat demi tercapainya tujuan penyiaran yaitu

mencerdaskan bangsa, meningkatkan sumber daya manusia, dan mendorong peran

aktif masyarakat dalam pembangunan nasional dan daerah serta untuk berperan

dalam meningkatan pemberdayaan masyarakat terutama di kota Banjarmasin

melalui programnya yaitu “Program Hidup Sehat”


6

Peranan menurut terminology adalah seperangkat tingkah yang diharapkan

dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat. Dalam bahasa Inggris peranan

disebut “role” yang definisinya adalah “person‟s task or duty in undertaking.”

Artinya “tugas atau kewajiban seseorang dalam suatu usaha atau

pekerjaan.”(Mukmin, 2014).

Dalam sebuah program pemberdayaan masyarakat, banyak faktor maupun

pihak yang terlibat dalam implementasinya. Jika selama ini konsentrasi kita hanya

pada orang – orang yang secara fisik ada, biaya yang secara fisik tampak, dan

program yang secara sistematis terbaca, sebagai motor dari sebuah pemberdayaan,

maka bagaimana dengan peran media dalam aktivitas pemberdayaan pada

masyarakat? Ini adalah hal yang sering terlupakan. Peran media jauh lebih dapat

menjangkau banyak kelompok sasaran dibandingkan dengan pemberdayaan yang

konvensional.

Paradigma pemberdayaan masyarakat yang mengemuka sebagai isu sentral

dewasa ini muncul sebagai tanggapan atas kenyataan adanya kesenjangan yang

belum tuntas terpecahkan terutama antara masyarakat di pedesaan, kawasan

terpencil, dan terbelakang. Pemberdayaan pada dasarnya menempatkan

masyarakat sebagai pusat perhatian dan sekaligus pelaku utama pembangunan.

Paradigma pemberdayaan adalah pembangunan yang berpusat pada rakyat dan

merupakan proses pembangunan yang mendorong prakarsa masyarakat yang

berakar dari bawah. (Alfitri, 2011:21).

Media dapat menjadi faktor yang berperan dalam perubahan sosial

masyarakat. Pada dasarnya, media menjalankan fungsinya untuk memberikan

beberapa informasi dalam beragam tujuan program dan segmen. Media juga dapat
7

dipergunakan dalam membuat sebuah program untuk memberdayakan

masyarakat. Dengan kelebihan–kelebihan yang dimiliki, seharusnya televisi dapat

menjadi media yang mampu membuat masyarakat menjadi berdaya.

Televisi sebagai salah satu media komunikasi yang dominan di masa kini.

Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat memiliki televisi. Semua media

komunikasi yang ada di televisi mempunyai pengaruh yang besar pada kehidupan

manusia. Televisi adalah media yang sangat potensial tidak saja untuk

menyampaikan informasi, melainkan juga membangun dan membentuk karakter

serta perilaku seseorang, baik ke arah positif maupun negatif, disengaja ataupun

tidak disengaja.

Sejalan dengan dinamika penyiaran di Indonesia, sejumlah pihak melalui

DPR kemudian mendorong adanya regulasi penyiaran yang berpihak pada

masyarakat, melalui rancangan Undang–Undang Penyiaran pada tahun 2002.

Penyiaran televisi adalah media komunikasi massa dengar pandang yang

menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara

umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan

berkesinambungan (Undang – Undang nomor 32 tahun 2002 pasal 1 ayat 4).

Dalam undang – undang tersebut, penyiaran mempunyai asas, tujuan, fungsi

dan arah yaitu diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang – undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan asas manfaat, adil dan

merata, kepastian hukum, keamanan, keberagaman, kemitraan, etika,

kemandirian, kebebasan, dan tanggung jawab, menjadikan media penyiaran yang

sebagai kegiatan komunikasi massa yang menjalankan fungsinya sebagai media

informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, ekonomi
8

dan budaya, meningkatkan sumber daya manusia, menyalurkan pendapat umum

serta mendorong peran aktif masyarakat dalam pembangunan nasional dan daerah

serta melestarikan lingkungan hidup, mendorong peningkatan kemampuan

perekonomian rakyat, mewujudkan pemerataan dan memperkuat persaingan

bangsa dalam era globalisasi (Pasal 2, 3, 4 dan 5).

Penyiaran selayaknya memberikan informasi – informasi yang bermanfaat

bagi masyarakat dengan program – program acara yang tidak hanya dapat

mencerdaskan masyarakat dan bangsa, melainkan juga sebagai media

pemberdayaan untuk meningkatkan sumber daya manusia. Sebagaimana Visi

Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI adalah menjadi lembaga penyiaran kelas

dunia yang memotivasi dan memberdayakan, melalui program program informasi,

pendidikan, dan hiburan yang menguatkan persatuan dan keberagaman guna

meningkatkan martabat bangsa. Sedangkan misinya, menyelenggarakan program

siaran yang terpercaya, memotivasi, memberdayakan, menguatkan kesatuan dan

keberagaman guna meningkatkan martabat bangsa.

Tidak hanya itu TVRI Kalimantan Selatan, pancaran siaran TVRI

Kalimantan Selatan juga dapat dinikmati diberbagai daerah hingga ke pelosok

karena daya pancar dari pemancar yang sudah tersedia hampir di semua daerah di

Kalimantan Selatan. Daya pancar yang luas dari pemancar TVRI Kalimantan

Selatan, mampu menjangkau masyarakat luas hingga ke pelosok dengan

tayangan- tayangan program acara yang tujuannya sesuai dengan Undang-Undang

Penyiaran. Oleh karena itu, TVRI Kalimantan Selatan juga mempunyai peran

penting sebagai media pemberdayaan masyarakat dengan menyajikan program


9

acara yang mendidik masyarakat agar menjadi berdaya dari kelemahan atau

kekurangan yang dimiliki masyarakat.

Selain dari siaran TVRI yang disiarkan melalui pemancar ke televisi di

rumah–rumah masyarakat, TVRI juga menyadari adanya era digitalisasi siaran,

sehingga siaran tidak hanya dapat dinikmati melalui televisi di rumah melainkan

juga dapat dinikmati melalui perangkat telekomunikasi berupa telepon selular

menggunakan media sosial seperti instagram, tiktok dan facebook, youtube, dan

juga dapat melalui aplikasi TVRI Klik yang dapat di unduh melalui playstore

maupun appstore. Menyelenggarakan penyiaran berbasis digital konvergensi

dalam bentuk layanan multiplatform dengan menggunakan teknologi terkini, yang

dikelola secara modern dan tepat guna, serta dapat diakses secara global. Siaran

TVRI Kalimantan Selatan dapat dinikmat berbagai kalangan usia, pekerjaan dan

status sosial masyarakat.

Dengan adanya jaringan internet, telekomunikasi nirkabel, dan media sosial,

TVRI bersaing merebut hati pemirsa melalui tayangan – tayangan program yang

menyuguhkan informasi yang mendidik dan membangun masyarakat dan bangsa.

Hal tersebut sangat berguna mengingat masa Pandemi Covid 19 yang sudah

berlangsung selama hampir tiga tahun membatasi kegiatan masyarakat dapat

menjadi alternatif yang sangat baik dalam pembangunan bangsa dan turut

mendukung pencegahan penyebaran Covid 19.

Penyebaran Covid 19 di Kalimantan Selatan yang masih tinggi hingga akhir

2021 mengakibatkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)

berada di level 4, sehingga masyarakat Kalimantan Selatan harus kembali ekstra

hati – hati dalam bersosialisasi di luar rumah. Hal tersebut memberikan dampak
10

ekonomi dan sosial masyarakat bisa menjadi kembali melemah. Melihat

pengalaman selama diberlakukannya Pembatasan Sosialisasi Berskala Besar

(PSBB) sebelum PPKM di tetapkan, televisi dan media sosial menjadi favorit

dikalangan masyarakat dengan berbagai hiburan yang disajikan didalamnya.

Melihat hal itu, televisi memiliki peran penting di masa Pandemi Covid 19

ini. Tak hanya itu, media sosial yang menjangkau masyarakat lebih luas lagi, turut

memegang peranan penting untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, TVRI

Kalimantan Selatan selayaknya menjangkau masyarakat melalui siaran televisinya

dan media sosial yang dimilikinya agar lebih banyak konten menarik yang

membangun dan meningkatkan kualitas masyarakat menuju pemberdayaan dan

pembangunan bangsa.

Pemberdayaan masyarakat menuju peningkatan kualitas masyarakat untuk

pembangunan bangsa diharapkan menjadi fokus konten dari program – program

acara TVRI di Banjarmasin. Pandemi Covid 19 ini menjadi alasan penting untuk

meningkatkan program-program acara yang berbasis pemberdayaan masyarakat

dikarenakan saat ini tidak disarankan adanya kerumunan yang melebihi batas

untuk diadakan penyuluhan-penyuluhan pemberdayaan masyarakat yang

konvensional. Sementara itu, masyarakat atau pemirsa yang menjadi sasaran

tujuan siaran tersebut agar lebih difokuskan ke kaum milenial atau kawula muda,

yang mempunyai daya saing dan semangat lebih dari masyarakat dewasa ke atas.

Media sosial yang didominasi kaum remaja hingga dewasa produktif,

sehingga menjadi cara terbaik memberikan informasi mengenai pemberdayaan

masyarakat. Dari hal tersebut, peran TVRI Kalimantan Selatan selayaknya

menjadi media pemberdayaan masyarakat yang mengemas konten pemberdayaan


11

masyarakat dengan baik dan mudah diterima dan dipahami masyarakat luas

hingga ke pelosok Kalimantan Selatan baik kaum milenial maupun kaum dewasa

produktif ataupun tidak produktif lagi.

Dengan adanya covid 19 ini, masyarakat diharapkan mendapatkan informasi

yang dapat menjadi sumber pemberdayaan masyarakat terlebih di bidang

kesehatan. TVRI Kalimantan Selatan dapat berperan menjadi media

pemberdayaan kesehatan masyarakat yang memberikan informasi akurat dan

aktual kepada masyarakat luas menggunakan jaringan televisi dan

multiplatformnya. Memaksimalkan manfaat sosial media yang memiliki jaringan

dunia, bisa menjadi nilai tambah yang efektif untuk konten pemberdayaan

khusunya pemberdayaan kesehatan masyasrakat. Dengan harapan langkah

tersebut menjadi cermin dijalankannya dengan baik peran TVRI Kalimantan

Selatan sebagai media informasi untuk pemberdayaan kesehatan masyarakat di

masa pandemic covid 19 ini.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena di atas maka peneliti

memfokuskan penelitian dengan judul : “Peran TVRI Kalimantan Selatan Melalui

Unit Multiplatform Pada Program Hidup Sehat Sebagai Media Pemberdayaan

Kesehatan Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19 di Kota Banjarmasin”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan di atas, maka dapat

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana peran TVRI Kalimantan Selatan melalui unit multiplatform pada

program hidup sehat sebagai media pemberdayaan kesehatan masyarakat di

tengah pandemi Covid-19 di Banjarmasin?


12

2. Apa saja faktor penghambat peran TVRI Kalimantan Selatan melalui unit

multiplatform pada program hidup sehat sebagai media pemberdayaan

kesehatan masyarakat di tengah pandemi Covid-19 di Banjarmasin?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan tentang multiplatform pada program hidup sehat sebagai

media pemberdayaan kesehatan masyarakat di tengah pandemi Covid-19 di

Banjarmasin

2. Menganalisis tentang peran TVRI Kalimantan Selatan melalui unit

multiplatform pada program hidup sehat sebagai media pemberdayaan

kesehatan masyarakat di tengah pandemi Covid-19 di Banjarmasin.

3. Mengetahui dan menganalisis faktor penghambat peran TVRI Kalimantan

Selatan melalui unit multiplatform pada program hidup sehat sebagai media

pemberdayaan kesehatan masyarakat di tengah pandemi Covid-19 di

Banjarmasin.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis :

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dalam mengimplementasikan konsep pemberdayaan kesehatan

masyarakat selain dengan cara konvensional, melainkan mengikuti tren

zaman.
13

2. Manfaat Praktis

Secara praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk

mempertahankan dan meningkatkan stabilitas perekonomian masyarakat di

tengah krisis wabah penyakit melalui pemberdayaan kesehatan masyarakat.

3. Manfaat Akademis

Secara akademis penelitian ini dapat menjadi khazanah keilmuan di bidang

administrasi pembangunan dan juga dapat menjadi referensi bagi penelitian

yang relevan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian terdahulu

Penelitian terdahulu terdiri dari jurnal, skripsi, dan artikel di analisa dan

dikaji sebagai perbandingan dan tolak ukur agar dapat di evaluasi demi

menghindari duplikasi, dan sebagai pelengkap rekomendasi penelitian lanjutan

untuk penelitian tesis ini.

Jurnal Ike Herdiana (2010), Pemberdayaan dan Fungsi Media dalam

Pemberdayaan Masyarakat. Fungsi media dalam memberdayakan masyarakat

dibahas dalam esai ini. Komunitas memiliki kapasitas untuk meningkatkan

kualitas hidup, menjadikannya solusi untuk lebih sedikit masalah psikososial dari

waktu ke waktu. Media yang selama ini sering dimanfaatkan oleh masyarakat

sebagai sumber hiburan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih

besar. Penulis mendorong media untuk mempertimbangkan peran mereka sebagai

sumber informasi, pengaruh, dan bahkan pendidikan selain popularitas dan

peringkat program. Media memiliki kapasitas untuk memajukan pemberdayaan

sosial secara signifikan.

Budhi Hermanto (2011), Televisi Komunitas, Media Pemberdayaan

Masyarakat. Sebagai salah satu bentuk media, televisi komunitas memiliki

kewajiban sosial kepada masyarakat dan komunitasnya. Salah satu bentuk media

yang mendukung kepentingan masyarakat dan komunitasnya adalah televisi

komunitas. Outlet media lokal ini hadir sebagai outlet alternatif yang mendukung

keberagaman kepemilikan maupun keberagaman konten program siaran. Televisi

14
15

komunitas dapat menjadi alat pemberdayaan masyarakat selain sebagai media

alternatif.

Hartanto (2010), Peran Strategis Televisi Komunitas dalam Pemberdayaan

Masyarakat. Eksistensi Televisi Komunitas Grabag TV, salah satu stasiun Televisi

Komunitas yang beroperasional di Indonesia, dipaparkan dalam jurnal ini. Setiap

Senin, Rabu, dan Jumat sore, berbagai program berdurasi 2 jam disiarkan di

Grabag TV. Sebaiknya diperlukan orang yang memegang kendali untuk mengatur

kelangsungan siaran guna menjamin kelangsungan program Televisi Komunitas.

Siapa pun yang tertarik dengan penyiaran atau memiliki ide untuk suatu acara

dapat berkontribusi. Petani dan pemilik usaha dapat berpartisipasi dalam kegiatan

pemberdayaan masyarakat dengan menghadiri acara untuk membahas masalah

profesional mereka serta ide dan strategi mereka.

Jurnal Cinra Aprida (2015), Edukasi Kesehatan Melalui Program Acara

Kesehatan Di Media Massa (TVRI Sulawesi Selatan). Jurnal ini membahas

tentang media massa, khususnya televisi, yang merupakan media yang paling

mudah dijangkau oleh masyarakat umum. Penyebaran pengetahuan dan

pendidikan dipermudah oleh media lokal. Media lokal yang paling dikenal publik

di Sulawesi Selatan adalah TVRI SulSel. Kajian ini bertujuan untuk mempelajari

tentang narasumber, sasaran, dan tanggapan terhadap program kesehatan yang

dijalankan oleh media daerah TVRI Sulawesi Selatan. Purposive sampling

digunakan untuk memilih 15 informan untuk penelitian kualitatif ini, yang

memiliki desain fenomenologis dan melibatkan media, narasumber, dan

masyarakat. Wawancara mendalam dan observasi langsung di lapangan digunakan

untuk mendapatkan data di lokasi penelitian.


16

Jurnal Fitria Ningsih (2017), Peran Televisi Republik Indonesia (TVRI)

Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pembangunan Di Kecamatan Sungai

Kunjang (Studi Kasus Pada TV Regional Kaltim). Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui bagaimana stasiun TVRI Kaltim memenuhi kebutuhan

masyarakat Kabupaten Sungai Kunjang akan informasi pembangunan. Penelitian

ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang

bertujuan untuk mendeskripsikan atau mengkarakterisasi subjek penelitian dengan

menggunakan data aktual dari lapangan. Informan digunakan sebagai sumber

data, dan data primer dan sekunder diperoleh melalui wawancara, dokumen, buku,

dan internet. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis data kualitatif dengan menggunakan model interaktif yang dibuat oleh

Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman. Temuan studi ini menunjukkan

bahwa kontribusi TVRI Kaltim dalam memenuhi kebutuhan informasi

pembangunan tidak banyak berubah.

2.2 Tinjauan teori

2.2.1 Pembangunan

Pembangunan secara umum dapat dipahami sebagai suatu kegiatan yang

bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup suatu negara dan masyarakatnya

melalui penciptaan sarana dan prasarana baru atau pengembangan yang sudah ada.

Untuk menciptakan atau mengembangkan sarana dan prasarana, pemerintah

memerlukan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Pertumbuhan juga

memerlukan ruang, baik untuk mengeksplorasi sumber daya maupun sebagai

tempat untuk membangun.


17

Pembangunan merupakan salah satu konsep yang paling banyak digunakan

namun juga banyak diperdebatkan dalam upaya mengembangkan kehidupan

manusia. Pengelolaan sumber daya alam seringkali memicu perdebatan mengenai

upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hingga saat ini, cara pemerintah

mengelola sumber daya alam belum memberikan dampak positif terhadap

kesejahteraan masyarakat. Mengingat pengelolaan sumber daya alam yang

melimpah di berbagai wilayah di Indonesia, seperti sumber daya nikel di Sulawesi

Tengah, emas dan tembaga di Papua, serta batu bara di Kalimantan, kesejahteraan

masyarakat belum mencapai tingkat sejahtera. Pengelolaan sumber daya alam

memang meningkatkan kekayaan secara keseluruhan, namun hal ini hanya

dirasakan oleh kelompok elit masyarakat.

Pembangunan akan berkeadilan jika pengelolaan sumber daya alam

dilakukan secara adil antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, serta antara

pemerintah pusat dan daerah. Pemerataan pembangunan dapat dicapai melalui

keadilan dalam pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya manusia bagi

masyarakat oleh pemerintah. Pemerintah harus berusaha menyeimbangkan

pengelolaan sumber daya yang ada di Indonesia. Dalam hal tata kelola, sumber

daya alam harus dikelola sesuai prinsip tata kelola yang baik. Terwujudnya

pemerintahan yang baik merupakan prasyarat terciptanya keseimbangan ekonomi

dan ekologi (Abdoellah, 2012). Untuk mencapai keseimbangan tersebut, perlu

adanya koordinasi antara Negara, swasta, dan masyarakat sipil dalam mengatur

sumber daya alam. Jadi apa kriteria sebenarnya keberhasilan pembangunan?

Pembangunan sering kali dipahami sebagai pertumbuhan ekonomi.


18

2.2.1.1 Pembangunan Berkelanjutan

Konsep pembangunan berkelanjutan bukanlah hal baru di Indonesia.

Konsep ini menekankan pentingnya keselarasan dengan lingkungan. Dalam

masyarakat tradisional, mereka tidak hanya menjaga hubungan sosial seperti asah,

asih, asuh tetapi juga selalu menjaga hubungan harmonis dengan lingkungannya.

(Abdoellah, 2016). Meskipun konsep ini bukan hal baru di masyarakat kita,

namun pada kenyataannya konsep pembangunan berkelanjutan masih belum

diterapkan dengan baik. Oleh karena itu, perlu dibahas model pembangunan

berkelanjutan.

Komitmen pemerintah untuk terus melaksanakan pembangunan

berkelanjutan tertuang jelas dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007

tentang RPJPN 2005-2025 serta program pemerintah lainnya. Program-program

tersebut berkaitan dengan terwujudnya pembangunan nasional melalui

pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup serta pemeliharaan daya

dukungnya untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan rakyat dari satu generasi

ke generasi berikutnya.

Peran positif yang dilakukan Indonesia selama ini dalam diskusi isu

pembangunan berkelanjutan juga bertujuan untuk menunjukkan komitmen

Indonesia di mata internasional. Menurut Soemarwoto (2006), yang perlu

dilakukan adalah:

Pertama, menyatukan program pembangunan antara pemerintah pusat dan

daerah melalui mekanisme yang jelas sehingga tidak terjadi dikotomi dalam

konsep pembangunan. Kita harus mengakhiri tumpang tindih program antara

pusat dan daerah yang terjadi selama ini.


19

Kedua, keberhasilan penerapan pembangunan berkelanjutan harus dapat

diukur. Langkah ini harus dapat diukur dan mencerminkan persyaratan ramah

lingkungan dari sudut pandang fisiologis, sosial-ekonomi dan budaya.

Pemerintahan yang terdesentralisasi harus memberikan kesempatan

kepada daerah untuk mengelola sumber daya alam untuk kepentingan masyarakat.

Karena sumber daya alam tersebut merupakan sumber kebahagiaan bagi

masyarakat daerah, maka diharapkan akan timbul rasa memiliki dan upaya untuk

melestarikannya demi kelangsungan hidupnya di masa depan.

Kurangnya implementasi pembangunan berkelanjutan yang berpihak pada

NKRI telah menyebabkan kesenjangan ekonomi dan sosial antar masyarakat

Indonesia, meningkatnya sentimen separatis dan risiko hilangnya pulau-pulau

yang menjadi batas kedaulatan negara. Ketimpangan pembangunan muncul ketika

membandingkan perkotaan-perdesaan, pusat-daerah, pertanian-non-pertanian,

kaya-miskin, Jawa-ekstra-Jawa, dan sebagainya. Dengan kata lain, dampak dari

tidak dilaksanakannya pembangunan berkelanjutan yang berpihak pada NKRI

dapat mengakibatkan kesenjangan pembangunan disintegrasi bangsa. Tentang

topik ini, Abdoellah:75:2016 secara jelas tertuang indikator kinerja pembangunan

berkelanjutan yang mendukung NKRI dalam mendukung stabilitas nasional

sebagai berikut:

1. Pemerataan kesejahteraan rakyat desa-kota, Jawa-luar Jawa, dan

Kawasan timur-kawasan barat Indonesia.

2. Peningkatan pemerataan dan perbaikan kuantitas dan kualitas

infrastruktur antar daerah, terutama pulau-pulau terluar.


20

3. Peningkatan akses penduduk terhadap sumber daya alam dan

lingkungan serta sumber-sumber lainnya.

4. Pembuatan kebijakan Pembangunan yang tidak mengorbankan

keberlanjutan daya dukung lingkungandan mengurangi kesempatan

yang dapat dinikmati generasi mendatang.

5. Memperbaiki kualitas pelaksanaan otonomi dan desentralisasi.

2.2.2. Pemberdayaan Masyarakat

Pranarka dan Vidyandika (2012) berpendapat bahwa proses pemberdayaan

memiliki dua kecenderungan. Pertama, proses pemberdayaan menitikberatkan

pada proses pemberian atau pengalihan kekuasaan, wewenang atau kapasitas

kepada masyarakat agar lebih otonom. Kedua, menekankan pada proses

menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar memiliki kapasitas atau

kekuatan untuk menentukan pilihannya sendiri.

Craig dan Mayo dalam Alfitri (2011:22) berpendapat bahwa konsep

pemberdayaan tertanam dalam pengembangan masyarakat dan dikaitkan dengan

konsep : saling membantu, partisipasi, jaringan dan kesetaraan.

Pemberdayaan mencakup mempersiapkan masyarakat agar mampu dan mau

berpartisipasi aktif dalam seluruh program dan kegiatan pembangunan yang

bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup (kesejahteraan) masyarakat, baik

secara ekonomi, sosial, fisik, dan mental (Mardikanto, 2010).

Menurut Riduansyah (2020) menyatakan bahwa konsep pemberdayaan

masyarakat yang dikemukakan berikut ini meliputi makna pemberdayaan

masyarakat, proses penguatan kapasitas, fasilitator pemberdayaan masyarakat.


21

2.2.2.1 Makna Pemberdayaan Masyarakat

Organisasi atau lembaga pemberdayaan masyarakat yang efektif dapat

meningkatkan partisipasi aktif masyarakat sebagai pelaku pembangunan.

Masyarakat juga dapat ditingkatkan profesionalitas dan kinerjanya, sehingga dapat

mewujudkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat (Adisasmita, 2011:

131).

Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat itu dapat

meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan dan meningkatkan

kinerja organisasi. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat mempunyai dua

kecenderungan, yaitu: Pertama, pemberdayaan berfokus pada proses pemberian

atau pengalihan sejumlah kekuasaan, kekuatan atau kapasitas kepada masyarakat,

organisasi atau individu sehingga mereka menjadi lebih otonom, hal ini sering

disebut kecenderungan primer. Kecenderungan yang kedua bersifat sekunder dan

menekankan pada proses menstimulasi, mendorong dan memotivasi individu agar

mampu atau berdaya dalam menentukan pilihan hidupnya (Pranarka dalam

Sedamayanti, 2014:40). Dengan demikian pemberdayaan masyarakat itu

merupakan proses penyadaran, pemberian motivasi dan pemberian kekuasaan

serta pemampuan dan pengkapasitasan baik itu individu, organisasi dan

masyarakat yang mandiri dan berdaya.

Makna tersebut sesuai dengan uraian Mardikanto dan Soebianto (2013:113)

bahwa pemberdayaan adalah proses pemberian atau optimalisasi kekuasaan (yang

dimiliki dan/atau dapat digunakan oleh masyarakat), baik kekuasaan dalam arti

“kemampuan dan keberanian” maupun kekuasaan dalam arti “kekuasaan atau

posisi tawar”.
22

Selain itu, pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh berbagai aktor

seringkali hanya sebatas pemberdayaan ekonomi untuk mengentaskan

kemiskinan. Oleh karena itu, secara umum kegiatan pemberdayaan masyarakat

berbentuk pembangunan ekonomi yang efektif yang bertujuan untuk

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Menurut Sedarmayanti (2014: 81-82) Pemberdayaan dapat melahirkan

inisiatif dan respon yang cepat dan fleksibel atas masalah individu dan organisasi.

Pegawai/karyawan organisasi yang berdaya dan memiliki kewnangan

menyelesaikan permasalahan dalam organisasi, dapat menyelesaikan

permasalahan dengan cepat dan benar tanpa harus takut tidak melapor dahulu

kepada pimpinan. Maka, apa yang dinyatakan Stewart memang benar, bahwa

pemberdayaan itu dapat meningkatkan kualitas individu dan efektivitas organisasi.

Adapun ruang lingkup pemberdayaan masyarakat itu sendiri meliputi bina

manusia, bina usaha dan bina lingkungan (Sumadyo, 2001 dalam Mardikanto &

Soebianto, 2013: 113). Mardikanto & Soebianto (2013: 113) menambahkan Bina

Kelembagaan, karena ketiga bina itu akan terwujud jika didukung oleh efektifitas

beragam kelembagaan yang diperlukan.

2.2.2.2 Proses Penguatan Kapasitas

Untuk dapat melaksanakan pemberdayaan masyarakat dengan baik, maka

organisasi/lembaga pemberdayaan masyarakatnya harus memiliki kapasitas yang

mumpuni. Kapasitas atau yang biasa disebut capacity building penting dilakukan

agar organisasi/lembaga atau masyarakat yang diberdayakan memiliki kecakapan,

kekuasaan dan kemampuan. Proses ini umumnya terdiri dari tiga jenis, yaitu

pengkapasitasan manusia, organisasi, dan sistem nilai. Inilah yang dimaksud


23

dengan pembangunan dan peningkatan kapasitas sebagai suatu proses yang

bertujuan untuk meningkatkan kapasitas individu, kelompok, organisasi dan

lembaga lainnya untuk memahami dan melaksanakan pembangunan dalam arti

luas secara berkelanjutan. berkelanjutan (Mardikanto dan Soebianto, 2013:69).

Pemberdayaan masyarakat dengan pengkapasitasannya dapat meningkatkan

partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan. Masyarakat bukan lagi objek

tetapi menjadi subjek pembangunan yang berdaya. Jika masyarakat itu berdaya

dan mandiri, maka pemerintah dapat fokus pada tugasnya sebagai fasilitator dan

dinamisator pembangunan baik oleh masyarakat maupun swasta (Rusli, 2015:

191).

Mardikanto dan Soebianto (2013: 70-72) menguraikan proses penguatan

kapasitas sebagai berikut:

Pertama, meningkatkan kapasitas pribadi. Penguatan kapasitas ini berkaitan

dengan segala upaya untuk meningkatkan atau mengembangkan kualitas

karakteristik individu agar lebih efektif, baik di dalam unit maupun secara

keseluruhan.

Kedua, pengembangan kapasitas kelembagaan. Pengembangan kapasitas ini

lebih ditekankan kepada pengembangan mutu organisasi/kelembagaan.

Ketiga, penguatan kapasitas sistem jejaring/networking. Pengembangan

kapasitas jejaring ini sejalan dengan perkembangan global, di mana dunia hampir

tidak mengenal batas lagi. Perkembangan peradaban ilmu pengetahuan dan

teknologi modern menunjukkan pentingnya jejaring antar pemangku kepentingan.

Kondisi ini menuntut pengembangan yang terus menerus demi terwujudnya

efektivitas individu dan organisasi.


24

2.2.2.3 Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat

Fasilitator atau penyuluh dalam pemberdayaan masyarakat keberadaannya

sangat penting, karena posisinya yang ideal harus berada bersama-sama dengan

masyarakat penerima manfaat dalam membina dan mengarahkan penerima

manfaat dalam membina dan mengarahkan penerima manfaat dalam

melaksanakan kegiatan usahanya, baik usaha tani maupun usaha ekonomi lainnya.

Menurut Mardikanto dan Soebianto (2013:139), istilah fasilitator diartikan

sebagai pelaksana atau agen yang memberdayakan masyarakat. Lippit (1958) dan

Rogers (1983) dalam Mardikanto dan Soebianto (2013:139) merujuk pada “agen

perubahan”, yaitu seseorang yang, atas nama pemerintah atau organisasi

pemberdayaan masyarakat, diharapkan mempengaruhi proses pengambilan

keputusan yang dilakukan oleh (kandidat). Pendamping harus profesional, yaitu

mempunyai tingkat keahlian tertentu dalam hal kepribadian, pengetahuan, sikap

dan keterampilan yang diperlukan untuk mendukung pemberdayaan masyarakat.

2.2.2.4 Teori dan Tahap Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat

Di bidang kesehatan, pemberdayaan menjadi isu penting sejak Piagam

Ottawa tahun 1986, yang kemudian berkembang sebagai respon birokrasi

terhadap kemajuan gerakan sosial. Banyak penggerak kesehatan fokus pada

pemberdayaan masyarakat, memahami pemberdayaan masyarakat sebagai kondisi

yang memungkinkan individu mengendalikan berbagai keputusan yang

mempengaruhi kesehatan dan kehidupan mereka. Secara khusus, pemberdayaan

masyarakat didefinisikan sebagai pergeseran menuju persamaan hak dalam

kehidupan sosial sehubungan dengan sumber daya, kekuasaan, legitimasi, atau

pengaruh (Laverack dan Labonte, 2000).


25

Beberapa definisi pemberdayaan masyarakat menurut beberpa ahli, yang

terkait dengan pemberdayaan kesehatan, antara lain sebagai berikut :

1. WHO : Reaksi setiap orang memperoleh pengendalian keputusan yang besar

dan aktifitas yang mempengaruhi kesehatannya.

2. Balnchard (2002) : Mendorong dan memusatkan kekuasaan masyarakat, karena

masyarakat telah mempunyai kekuasaan melalui pengetahuan dan motivasi

yang dimilikinya.

3. Sadan (2004) : Pengelolaan individu untuk mendapatkan kendali lebih besar

atas kehidupan mereka, baik melalui diri sendiri maupun dengan bantuan orang

lain.

Sulistiyani (2004) menjelaskan tahapan pemberdayaan masyarakat meliputi:

1. Tahap kesadaran dan pembentukan perilaku mengarah pada perilaku sadar

dan peduli. Pada tahap ini, masyarakat menerima pengetahuan tentang

persepsi, keyakinan, dan penyembuhan. Prinsip dasarnya adalah membuat

subjek memahami bahwa mereka harus membangun “kebutuhan” akan

pemberdayaan dan bahwa proses pemberdayaan dimulai dari diri mereka

sendiri.

2. Tahap mentransformasikan kompetensi, pengetahuan, keterampilan, dan

kemampuan sehingga dapat meningkatkan perannya. Langkah kedua adalah

peningkatan kapasitas. Sering juga dikenal dengan istilah capacity building

atau pemberdayaan. Ada tiga jenis peningkatan kapasitas, yaitu manusia,

organisasi, dan sistem nilai. Peningkatan kapasitas manusia dalam arti

pemberdayaan manusia, baik dalam konteks individu maupun kelompok,


26

dapat dicapai melalui pelatihan, seminar, lokakarya, peningkatan kesadaran,

penyebaran informasi, dan lain-lain.

3. Tahap ini merupakan tahap pengembangan kapasitas intelektual untuk

membentuk kemampuan proaktif dan kreatif ke arah mandiri. Fase ini

memberikan daya atau memberdayakan. Masyarakat diberi kekuasaan,

wewenang, kewenangan atau kesempatan. Selain itu, masyarakat juga

mempunyai kemampuan dalam mengidentifikasi permasalahan dan strategi

yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Komunitas juga

menerima metrik yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan.

Bidang kesehatan masyarakat mencakup dua disiplin ilmu utama: ilmu

biomedis (biologi medis) dan ilmu sosial (social science). Menurut perkembangan

ilmu kesehatan masyarakat meliputi: biologi, kedokteran, kimia, fisika,

lingkungan hidup, ilmu sosial, antropologi, pendidikan, dll (Sulistiyani (2004)

2.2.3 Teori tentang Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat

2.2.3.1 Konsep Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

193/MenKes/SK/114/MenKes/SK/VII Tahun 2005 tentang pedoman pelaksanaan

kerja promosi kesehatan yaitu : Pemberdayaan, Penciptaan suasana, Advokasi

kebijakan, Kolaborasi. Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai

pemberdayaan. (Dedi, 2011: 25)

Ada banyak jenis definisi terkait pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan

masyarakat merupakan upaya yang menyatukan berbagai upaya individu,

kelompok, dan masyarakat di bidang kesehatan secara terpadu dan saling

mendukung untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang terbaik.


27

Ada banyak jenis definisi terkait pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan

masyarakat merupakan upaya yang menyatukan berbagai upaya individu,

kelompok, dan masyarakat di bidang kesehatan secara terpadu dan saling

mendukung untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang terbaik. Dengan

kata lain, memberdayakan masyarakat adalah meningkatkan kemampuan dan

meningkatkan kemandirian masyarakat. (Dedi, 2011: 25)

Pemberdayaan adalah suatu proses dan tujuan. Sebagai suatu proses,

pemberdayaan merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk

memperkuat atau memberdayakan kelompok masyarakat yang kurang beruntung.

Pemberdayaan mengacu pada kondisi atau hasil yang ingin dicapai oleh

perubahan sosial. Mengidentifikasi pemberdayaan sebagai suatu tujuan seringkali

digunakan sebagai indikator keberhasilan suatu proses pemberdayaan.

Pembangunan dan pemberdayaan komunitas mencakup proses dan tindakan sosial

di mana warga suatu komunitas berorganisasi untuk mengembangkan rencana dan

tindakan kolektif untuk memecahkan masalah sosial atau memenuhi kebutuhan.

Kebutuhan sosial dengan kemampuan dan sumber daya yang dimilikinya. Proses

ini tidak muncul secara otomatis tetapi tumbuh dan berkembang berdasarkan

interaksi masyarakat lokal dengan pihak eksternal atau pekerja sosial yang bekerja

dalam perspektif filantropis atau profesional dalam pengelolaan masalah program.

2.2.3.2 Prinsip Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan

Prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dapat

dilakukan sebagai berikut:

1. Kepedulian dan suka rela, keikutsertaan individu dalam kegiatan yang

memperkuat komunitasnya, tidak dapat didasarkan pada paksaan, tetapi


28

harus didasarkan pada hati nurani dan motivasinya sendiri untuk

memperbaiki dan menyelesaikan permasalahan kesehatan.

2. Otonomi, kemampuan suatu masyarakat untuk mandiri atau bebas dari

ketergantungan pada individu, kelompok, atau lembaga lain.

3. Kemandirian, yaitu kemampuan masyarakat untuk bertindak secara

bertanggung jawab tanpa menunggu atau mengharapkan dukungan dari

pihak luar.

4. Partisipatif, yaitu keterlibatan pemangku kepentingan mulai dari

pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,

evaluasi, dan pemanfaatan hasil kegiatan.

5. Egalitarianisme, segala perbuatan yang mempunyai manfaat diberi

status yang sama, tidak ada seorangpun yang mempunyai status tinggi,

dan tidak ada seorangpun yang merasa kepentingannya diremehkan.

6. Demokrasi, yaitu memberikan hak kepada semua pihak untuk

menyampaikan pandangannya dan saling menghormati pandangan serta

perbedaan pemangku kepentingan.

7. Keterbukaan harus didasari rasa saling percaya, jujur, saling

membutuhkan dan saling mempertimbangkan satu sama lain.

Mengembangkan rasa persatuan, rasa kebersamaan, gotong royong dan

sinergi.

8. Akuntabilitas yang terbuka sehingga siapapun dapat

mempertanggungjawabkan dan mengawasi.

9. Desentralisasi yang memungkinkan seluruh daerah otonom (kabupaten

dan kota) mengoptimalkan sumber daya kesehatan untuk meningkatkan


29

keberlanjutan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan kesehatan.

(Permenkes RI, 2013)

Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan ini juga berlandaskan pada:

1. Prinsip menghormati kearifan lokal yang termasuk : sumber daya

lokal, pengetahuan lokal, budaya lokal, keterampilan lokal, proses

lokal.

2. Prinsip ekologi yang meliputi: keseimbangan, keragaman,

keberlanjutan, dan jaringan.

3. Prinsip keadilan sosial dan hak asasi manusia (HAM) senantiasa

memberikan manfaat dan tidak merugikan semua pihak. (Permenkes

RI, 2013)

Menurut Setiani (2009), indikator hasil pemberdayaan kesehatan masyarakat

terdiri dari input, proses, output dan outcome, yaitu :

1. Indikator input mencakup sumber daya manusia, dana, bahan, dan alat

yang mendukung kegiatan penguatan kesehatan masyarakat.

2. Indikator proses mencakup jumlah kegiatan penjangkauan yang

dilakukan, banyaknya pelatihan yang dilakukan, jumlah tokoh

masyarakat yang terlibat, dan pertemuan yang diadakan.

3. Indikator output mencakup akses terhadap sumber daya masyarakat

dan langkah-langkah pemberdayaan, partisipasi, kontrol, dan

kesetaraan masyarakat.

4. Outcome-nya meliputi penurunan masalah kesehatan. (Setiani, 2009)

2.2.3.4 Indikator Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat di Masa Pendemi

Covid 19
30

Pemberdayaan merupakan kegiatan aktif bukan pasif. Dari Adams (2003),

pemberdayaan adalah aktivitas transfomasional. Kemampuan perseorangan,

kelompok, dan komunitas mengendalikan situasi, mencapai tujuan, dan

memaksimalkan kualitas hidup bagi diri mereka sendiri dan orang lain.

Pemberdayaan juga sebuah konsep, oleh sebab itu mengandung banyak makna

multi interpretative.

Menurut Ife (1995) pemberdayaan berarti memberikan masyarakat miskin

sumber daya, peluang, pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan

kemampuan mereka dalam menentukan masa depan mereka dan untuk

berpartisipasi serta mempengaruhi komunitas mereka..

Rappaport (dalam Dubois & Miley 1992) , Pemberdayaan merupakan suatu

cara atau jalan bagi mereka yang tidak dapat memperoleh keahlian dalam

kehidupan agar dapat menjadi ahli.

Tak jauh berbeda dengan Rappaport, Robinson (dalam Babari et al., 1996),

mengatakan pemberdayaan adalah proses pribadi dan sosial berupa perasaan

leluasa atas kekuatan diri, kemampuan, kesanggupan, dan kebebasan seseorang

untuk melakukan sesuatu.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan, indikator pemberdayaan

kesehatan masyarakat di tengah pandemi covid 19 yaitu sebagai berikut :

1. Masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan utuh mengenai

kesehatan dan terkait SAR-Cov virus atau virus covid 19 agar masyarakat

bisa ikut berperan mencegah penyebaran virus covid 19 ini.

2. Masyarakat mendapatkan informasi atau peluang kemandirian dalam

mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas kesehatan mereka.


31

3. Masyarakat dapat menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan

lingkungannya melalui informasi yang mereka terima.

4. Masyarakat tidak hanya mampu menjaga kesehatan medis mereka tetapi

juga mampu menjaga kesehatan psikologis mereka dan keluarga.

Menurut Kiefer seperti dikutip Eddie Suharto, pemberdayaan mencakup tiga

aspek : sumber daya manusia, keterampilan sosial politik, dan kapasitas

partisipatif. Untuk mengetahui fokus operasional dan tujuan pemberdayaan, perlu

diketahui berbagai indikator pemberdayaan yang menunjukkan berdaya atau

tidaknya seseorang. Oleh karena itu, dalam melaksanakan program pemberdayaan

sosial, seluruh upaya dapat difokuskan pada aspek perubahan sasaran (misalnya

rumah tangga miskin) yang perlu dioptimalkan. (Suharto 2010)

Dikutip dari teori Schuler, Hashemi dan Riley dalam Edi Suharto (2010)

dikaitkan dengan empat dimensi kekuasaan, yaitu kekuasaan di dalam (power

within), kekuasaan untuk (power to), kekuasaan atas (power over), dan keuasaan

dengan (power with). Keberhasilan pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari

keberdayaan mereka yang menyangkut kemampuan ekonomi, kemampuan

mengakses manfaat kesejahteraan, dan kemampuan kultural dan politis. Ketiga

aspek tersebut tersebut meliputi :

1. Pertama-tama perlu dilakukan penguatan modal fisik dan pengembangan

modal fisik. Peran modal fisik diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

masyarakat dalam mendidik dan berinteraksi satu sama lain. Dengan

berfokus pada pentingnya memperluas jaringan sosial/profesional dan

menganalisis peluang bisnis, masyarakat dapat memperoleh manfaat dari

bisnis masa depan.


32

2. Pengembangan sumber daya manusia. Menjadi landasan bagi

pengembangan pemberdayaan dan memperkuat pemberdayaan masyarakat

melalui modal fisik. Oleh karena itu, pertukaran pengetahuan merupakan

prasyarat untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi. Masyarakat akan

mampu mengembangkan pemberdayaan secara lebih optimal apabila

didukung dengan proses-proses yang meningkatkan kualitas manusia. Peran

aktor pemberdayaan memperluas kapasitas mereka baik dalam hal

pengetahuan maupun keahlian, sehingga memungkinkan mereka untuk

memutuskan pelaksanaan kegiatan dalam pembangunan masyarakat yang

kompetitif.

3. Pengembangan pemberdayaan untuk mewujudkan masyarakat yang lebih

kuat tidak hanya bergantung pada kemampuan menilai dan merencanakan,

tetapi juga pada kemampuan berinteraksi satu sama lain. Keterbukaan di

kalangan masyarakat menciptakan manfaat dengan memfasilitasi akses

terhadap informasi penting untuk berinovasi dengan unggul. Perlunya

menghargai inovasi dan ide-ide baru di masyarakat sebagai kekuatan

pendorong pengambilan risiko guna meningkatkan keunggulan di sektor

korporasi (Suharto 2010).

2.2.4 Media

Secara etimologis kata “media” berasal dari kata latin “medius” yang berarti

perantara, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Indonesia, kata rata-rata

mempunyai arti antara (menyatakan posisi) atau rata-rata (menyatakan ukuran).

Istilah “media” biasanya mengacu pada sesuatu yang digunakan sebagai wadah,

alat, atau sarana komunikasi.


33

Media adalah sarana atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan

dari pengirim pesan kepada penerima pesan dengan tujuan untuk meningkatkan

pemahaman penerima pesan. Di Indonesia terdapat beberapa jenis media yang

sering digunakan untuk berkomunikasi dan menyebarkan informasi diantaranya,

televisi, radio, surat kabar atau koran, majalah, internet website, dan lain – lain.

Segala bentuk dan saluran yang digunakan masyarakat untuk

menyampaikan pesan disebut juga media. Informasi, atau kata “semua”, tidak

berarti bahwa media terbatas pada jenis media yang dirancang khusus untuk

mencapai tujuan tertentu, namun lebih kepada kehadiran informasi yang

memudahkan atau memperjelas pemahaman terhadap materi atau pesan tertentu.

Dengan kata lain, jika kita bisa menyampaikan suatu pesan, kita bisa

menyampaikannya dalam bentuk apa pun melalui media. (Prasetya, 2015).

Jadi, media merupakan alat perantara yang diciptakan untuk menyalurkan

pesan dengan tujuan merangsang minat seseorang dalam memperoleh ilmu

pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baru.

2.2.4.1 Media Pemberdayaan

Kata “medium” berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak

dari kata “medium”. Secara harfiah, kata tersebut berarti perantara atau pengantar.

Namun, saat ini kata tersebut digunakan dalam bentuk jamak dan muhurad.

Selanjutnya, banyak pakar dan organisasi menetapkan batasan terhadap makna

media. (Esau Mambraku, 2019)

Kata “media” yang sering digunakan dalam bidang komunikasi sebenarnya

merupakan singkatan dari media komunikasi. Media komunikasi memegang

peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi perubahan sosial. Televisi dan
34

radio adalah contoh media yang paling berhasil mendorong perubahan. ( Idonbiu,

2019).

Ada juga yang disebut media sosial. Media sosial merupakan salah satu

bentuk komunikasi antar warga yang bercirikan forum personal, aktif, dan

pertemuan tatap muka. Tentunya dalam melaksanakan program pemberdayaan

masyarakat melibatkan banyak unsur dan pemangku kepentingan. Jika selama ini

kita secara sistematis membaca program sebagai pendorong pemberdayaan,

dengan fokus hanya pada masyarakat yang hadir secara fisik, biaya yang terlihat

secara fisik, dan apa peran mereka? Tentu saja peran media dalam menjangkau

kelompok sasaran yang besar jauh lebih besar dibandingkan pemberdayaan di

ruang tertutup.

Tidak dapat disangkal bahwa media merupakan faktor yang berkontribusi

terhadap perubahan sosial di masyarakat. Dengan kata lain, perubahan-perubahan

yang terjadi di masyarakat melalui media televisi nampaknya cenderung ke arah

negatif. Pada dasarnya media menjalankan fungsi penyampaian informasi dalam

berbagai tujuan dan segmen program.

Fungsi-fungsi tersebut selanjutnya disederhanakan oleh Onong Uchyana

(1986) yang menyatakan bahwa fungsi utama komunikasi massa adalah

memberikan informasi, mendidik masyarakat, memberikan hiburan. Ia juga

menyatakan bahwa hal ini bertujuan untuk mempengaruhi masyarakat agara dapat

memberikan dampak pada masyarakat.

Saluran televisi saat ini mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dalam

perkembangannya. Selain televisi komersial, beberapa stasiun televisi lokal juga

mulai menayangkan berbagai macam program. Semua fungsi komunikasi massa


35

sudah hadir dalam media tersebut. Berita acara nasional dan lokal merupakan

salah satu jenis media yang tugasnya memberikan informasi.

Beberapa program pendidikan telah mengemas bahasa media yang menarik

sedemikian rupa untuk menjalankan fungsi pendidikan. Tentu saja, televisi

memerlukan kiprah untuk tetap hidup, sehingga hiburan mungkin mempunyai

porsi yang lebih besar dibandingkan program lainnya seperti mayoritas keinginan

masyarakat. Untuk alasan rating, penting bagi televisi untuk menyajikan acara

hiburan sedemikian rupa sehingga sebanyak mungkin pemirsa tertarik untuk

menonton acara tersebut. Televisi sepertinya mengabaikan tanggung jawab

sosialnya karena tuntutan bisnisnya jauh lebih besar. Di sisi lain, kita masih

melihat peran media televisi dalam mempengaruhi masyarakat dalam beriklan,

baik komersial maupun layanan publik. Seperti yang kita ketahui, media

mempunyai kekuatan yang sangat besar yang dapat mengubah situasi dan tatanan

masyarakat kita. Adanya batasan dalam media tidak mempengaruhi kekuatan

yang dimilikinya untuk menjadi pengaruh bagi masyarakat.

Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa televisi dapat mengubah

persepsi, keyakinan, moral, dan bahkan perilaku tertentu. Jadi sebenarnya,

seseorang bisa menggunakan media untuk membuat program yang memperkuat

komunitasnya. Televisi harus memanfaatkan kelebihannya dan menjadi media

yang efektif untuk memperkuat masyarakat. Inti dari media adalah untuk melayani

masyarakat. Layanan ini bertujuan agar media lebih mudah diakses oleh

masyarakat. Mengingat hubungannya dengan pelayanan masyarakat, media

memainkan peran penting dalam memperkuat masyarakat.


36

Harold D.Laswell (1953) dalam Mulyana (2007) yang dikenal didunia

komunikasi massa lewat rumusan strategi komunikasinya: who says in which

channel to whom with what effect menguraikan proses komunikasi di masyarakat

menunjukkan fungsi sebagai berikut :

1. Pengamatan lingkungan hidup (environmental monitoring), pengungkapan

ancaman dan peluang mempengaruhi nilai-nilai masyarakat dan

komponennya.

2. Korelasi respon lingkungan komponen sosial dengan fungsi penyediaan

informasi. (Mulyana, 2007:69-71)

Kemudian beberapa penelitian bahkan menyatakan bahwa televisi memiliki

kemampuan untuk mengubah persepsi, keyakinan, etika, dan bahkan perilaku

tertentu. Jadi, media juga bisa digunakan untuk membuat program pemberdayaan

masyarakat. Dengan berbagai manfaatnya, televisi diharapkan dapat menjadi

media yang efektif untuk memberdayakan masyarakat. Karena hakikat media

adalah melayani masyarakat. Berkat layanan ini, media bisa lebih mudah

melakukan pemberdayaan ke masyarakat.

Menurut Laswell, untuk menilai efektivitas komunikasi pada suatu momen

tertentu, perlu memperhatikan nilai-nilai dan persoalan identitas kelompok yang

diteliti. Dalam program pemberdayaan masyarakat, penting untuk memahami

audiens yang menjadi sasaran komunikasi persuasif. Dengan cara ini, program

akan menjadi lebih tepat sasaran dan efektif. Penting juga untuk memetakan

demografi, psikografis, gaya hidup, dan nilai-nilai yang dianut audiens sebagai

titik awal untuk merencanakan pesan yang akan disampaikan (Mulyana, 2007, 71)
37

Lebih jauh Joseph R Dominick, seorang guru besar Universitas Georgia

menguraikan fungsi komunikasi massa sebagai : pengawasan, dimana media

menyajikan informasi yang diperoleh dari hasil pengawasannya yang tidak

diketahui publik. Fungsi ini dibagi menjadi : pemantauan peringatan, seperti

pemantauan media terhadap informasi mengenai ancaman tertentu, seperti

bencana alam, krisis ekonomi, inflasi militer, atau ancaman ledakan,

pengangguran dan alat pemantauan terkait dengan informasi yang berguna untuk

kehidupan sehari-hari, seperti informasi harga bahan pokok yang diperlukan,

produk dan publikasi.

Fungsi komunikasi massa dengan kaitannya terhadap pemberdayaan

masyarakat dapat kita ketahui melalui :

1 Interpretasi (interpretation), media massa tidak hanya menyajikan fakta dan

data tetapi juga interpretasi mengenai suatu berita tertentu.

2 Hubungan (link), media mempunyai kemampuan untuk menghubungkan

segmen masyarakat yang tidak dapat dijangkau oleh saluran individu secara

langsung. Misalnya, iklan menghubungkan permintaan dengan produk

penjual.

3 Sosialisasi, sosialisasi ini merupakan transmisi nilai-nilai yang mengacu pada

bagaimana individu mengadopsi perilaku dan nilai-nilai suatu kelompok.

4 Hiburan, media hiburan mampu menyuguhkan hal-hal yang menghibur

kepada khalayaknya. Dalam hal ini ada nilai-nilai yang ditransmisikan kepada

masyarakat yang mengacu pada nilai-nilai yang ingin ditularkan sehingga

terjadi perubahan yang signifikan pada keadaan masyarakat sebelumnya.

Tentu saja pemberdayaan diharapkan akan membawa perubahan positif.


38

Misalnya saja program acara yang tujuannya untuk memberdayakan umat

manusia melalui pencerahan spiritual (Ike Herdiana INSAN Vol. 12 No. 03,

Desember 2010).

Dengan demikian, media menjadi efektif dengan adanya komunikasi massa

yang dapat menjadi media pemberdayaan masyarakat dalam berbagai bidang

kehidupan.

2.2.5 Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian informasi berupa pesan atau

gagasan, dari komunikator atau pemberi informasi kepada komunikan atau

penerima informasi. Ketika dua orang berkomunikasi dalam bentuk percakapan,

makna yang sama dalam percakapan tersebut menjadi dasar komunikasi tersebut.

Kegiatan komunikasi tidak hanya bersifat informatif yaitu agar orang lain

mengerti dan mengetahui, tetapi juga persuasif yaitu agar orang lain mau

menerima suatu pengertian atau keyakinan, untuk melakukan suatu tindakan,

gerakan atau aktivitas, dan lain-lain (Onong Uchyana, 1984). Komunikasi

dilakukan agar maksud dari informasi yang disampaikan dapat dipahami dan

bahkan diterapkan.

Wilbur Schramm, seorang pakar komunikasi terkenal, menyatakan dalam

bukunya “Communication Research in America” bahwa komunikasi akan berhasil

jika pesan yang disampaikan komunikator sesuai dengan kerangka acuan,

khususnya kombinasi pengalaman dan pemahaman yang diperoleh komunikan.

Ada beberapa ruang lingkup komunikasi antara lain:


39

1. Komponen Komunikasi terdiri dari: Komunikator (communicator,

source, sender), pesan (message), media (chanel, media), komunikan

(communicant,communicatee, receiver, recipient), efek (effect, impact,

influence).

2. Komunikasi Massa terdiri dari : Pers, radio, televisi, film, dan

sebagainya.

3. Sifat Komunikasi terdiri dari : Tatap muka (Face to Face), bermedia,

verbal (lisan, tulisan/cetak), nonverbal (kial/isyarat badaniah,

bergambar/pictorial).

4. Metode Komunikasi terdiri dari: Jurnalistik (cetak, elektronik, radio,

televisi), hubungan masyarakat, periklanan, pameran, publisitas,

propaganda, perang urat syaraf, penerangan.

5. Teknik Komunikasi terdiri dari: Komunikasi informatif, komunikasi

persuasive, komunikasi instruksi/koersif, hubungan manusiawi.

6. Tujuan Komunikasi terdiri dari: Perubahan sikap, perubahan pendapat,

perubahan perilaku, perubahan sosial.

7. Fungsi Komunikasi terdiri dari: Menyampaikan informasi, mendidik,

menghibur, mempengaruhi.

8. Bidang Komunikasi terdiri dari: Komunikasi sosial, komunikasi

manajemen/organisasional, komunikasi perusahaan, komunikasi politik,

komunikasi internasional, komunikasi antar budaya, komunikasi

pembangunan, komunikasi lingkungan, komunikasi tradisional.

Setelah mengetahui ruang lingkup dari komunikasi, maka akan muncul

pertanyaan bagaimana cara agar gambaran dalam benak dan isi kesadaran pada
40

komunikator itu dapat dimengerti, diterima, dan bahkan dilakukan oleh

komunikan. Masalah ini akan menjadi lebih jelas setelah meninjau prosesnya.

Proses komunikasi dibagi menjadi dua tahap, yaitu primer dan sekunder.

1. Proses komunikasi secara primer.

Dalam proses komunikasi secara primer lambang atau simbol

menjadi media untuk menyampaikan pikiran maupun perasaan seseorang

kepada orang lain. Simbol merupakan sarana utama dalam proses

komunikasi yang berupa bahasa, tanda, simbol, gambar, warna dan hal-

hal lain yang mempunyai kemampuan untuk menyampaikan secara

langsung pikiran dan/atau perasaan komunikator kepada orang lain atau

komunikan. Bahasa juga yang paling banyak digunakan dalam

berkomunikasi karena hanya bahasa yang mampu menyampaikan pikiran

seseorang kepada orang lain. Bahasa mampu menerjemahkan dengan

jelas tentang informasi maupun pendapat. Tidak hanya itu, bahasa juga

dapat menjelaskan hal pasti ataupun abstrak, baik di masa lampau, masa

kini, bahkan masa mendatang.

Dalam proses komunikasi secara primer, bahasa yang

disampaikan oleh komunikator kepada komunikan harus berakhir dengan

umpan balik atau feedback. Umpan balik mempunyai peranan penting

dalam berkomunikasi. Umpan balik dalam proses komunikasi secara

primer adalah tanggapan komunikan setelah menerima informasi dari

komunikator. Umpan balik komunikan ada yang secara verbal maupun

nonverbal. Tanggapan komunikan yang disampaikan melalui bahasa

yaitu kata-kata termasuk dalam umpan balik secara verbal. Tepuk tangan,
41

anggukan atau gelengan kepala, tanda bendera putih, dan lain sebagainya

adalah tanggapan dari komunikan yang termasuk umpan balik nonverbal.

Umpan balik dari komunikan harus selalu diperhatikan oleh

komunikator, agar komunikator dapat menguasai metode komunikasinya

saat komunikasi sedang berlangsung. Ketika terjadi tanggapan yang

kurang baik dari komunikan, maka komunikator dapat mengambil

metode komunikasi yang lain agar komunikan bisa menerima dengan

baik informasi yang disampaikan komunikator, dan juga dapat

menanggapinya dengan baik.

2. Proses komunikasi secara sekunder.

Berbeda dengan proses komunikasi primer, proses komunikasi

sekunder ini memerlukan media atau alat atau sarana sebagai media

kedua setelah menggunakan lambang atau simbol. Media kedua

diperlukan oleh seorang komunikator dalam melakukan komunikasi

karena sasaran komunikasinya atau disebut komunikannya tidak berada

di tempat yang sama dengan komunikator dan juga bisa berjumlah lebih

dari satu orang. Oleh karena itu komunikator dapat menggunakan media

seperti surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film,

dan lain sebagainya untuk menyampaikan informasi kepada komunikan.

Proses komunikasi secara sekunder pun memiliki umpan balik.

Tanggapan atau umpan balik dari komunikan juga sangat diperlukan oleh

komunikator dalam proses ini, untuk mengetahui bagaimana komunikasi

berjalan dan apakah informasi yang disampaikan komunikator sudah

diterima dengan baik oleh komunikan. Meski para ahli komunikasi


42

menganggap bahwa efektifitas dan efisiensi komunikasi lebih baik

dengan tatap muka karena kerangka acuannya dapat langsung dilihat oleh

komunikator, namun ada kondisi tertentu dimana komunikator

mengambil proses komunikasi sekunder ini yang menggunakan media

untuk menyampaikan informasinya. Efektifitas dan efisiensi dalam

proses ini hanya dalam menyampaikan atau menyebarkan pesan yang

bersifat informatif. Umpan balik dari proses ini bersifat tertunda (delayed

feedback), ini disebabkan karena komunikan memerlukan waktu untuk

menyampaikan tanggapan atau reaksinya kepada komunikator.

Proses komunikasi sekunder adalah lanjutan dari proses

komunikasi primer yang harus mencapai dimensi yang berbeda dari

sekedar tatap muka. Komunikator hendaknya lebih mencermati ciri khas

dari media yang akan digunakan untuk memformulasikan isi pesan

komunikasi menjadi simbol-simbol yang tertata rapi untuk menembus

dimensi ruang dan waktu. Media yang dipilih untuk digunakan sebagai

pengantar komunikasi sebaiknya didasari atas pertimbangan mengenai

siapa komunikannya, karena setiap media mempunyai ciri khas tertentu

yang mana efektifitas dan efisiensinya tergantung pesan tertentu juga.

Unsur-unsur dalam proses komunikasi ditegaskan dalam beberapa hal

sebagai berikut :

1. Sender, yaitu komunikator yang memberikan pesan atau informasi

2. Encoding, yaitu penyandian berupa sebuah proses mengubah pikiran

kedalam simbol.
43

3. Message, yaiut pesan yang berupa simbol-simbol bermakna yang

disampaikan komunikator.

4. Media, yaitu saluran komunikasi sebagai wadah pengiriman pesan dari

komunikator kepada komunikan.

5. Decoding, yaitu proses menangkap dan mengartikan pesan pada simbol

yang disampaikan komunikator oleh komunikan.

6. Receiver, yaitu komunikan (orang yang menerima dan mengartikan

pesan)

7. Response, yaitu reaksi komunikan setelah menerima pesan.

8. Feedback, yaitu umpan balik komunikan setelah menerima pesan.

9. Noise, yaitu suatu gangguan tak terencana yang diterima komunikan

dari komunikator selama proses komunikasi.

2.2.5.1 Komunikasi Massa

Komunikasi massa menurut pakar komunikasi adalah komunikasi yang

menggunakan media massa untuk menyampaikan pesan. Media yang digunakan

seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film. Menurut Werner I. Severin

dan James W. Tankard, Jr. dalam bukunya Communication Theories, Origins,

Methods, Uses mengatakan komunikasi massa adalah sebagian keterampilan,

sebagian seni, dan sebagian ilmu pengetahuan yang merupakan keterampilan

dalam arti mencakup sejumlah teknik dasar yang dapat dipelajari seperti

memfokuskan kamera televisi, menggunakan tape recorder atau membuat catatan

saat wawancara.

Joseph A. Devito juga mengatakan hal yang hampir sama dengan Tankard,

Jr. dalam bukunya Communicology : An Introduction to the Study of


44

Communication bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang ditransmisikan

menggunakan pemancar audio dan atau video. Komunikasi massa akan lebih

mudah dipahami jika digolongkan menurut bentuknya, seperti : televisi, radio,

surat kabar, majalah, film, buku, dan pita. Jika kita kaitkan antara pendapat

Severin dan Tankard, Jr. dengan pendapat Devito bahwa komunikasi massa

ditujukan kepada massa melalui media massa dibandingkan dengan jenis

komunikasi lainnya, oleh karena itu media mempunyai ciri khusus karena sifat

komponen-komponennya.

Dari hal tersebut kita dapat mengetahu ciri-ciri komunikasi massa yaitu :

1. Komunikasi massa berlangsung satu arah

2. Komunikator pada komunikasi massa adalah lembaga

3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum

4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan

5. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogeny

Selain ciri-ciri komunikasi massa, juga terdapat fungsi komunikasi massa

menurut Onong Uchjana, yaitu :

1. Menyampaikan informasi (to inform)

2. Mendidik (to educate)

3. Menghibur (to entertain)

4. Mempengaruhi (to influence)

2.2.5.2 Komunikasi Kesehatan


45

Komunikasi kesehatan adalah komunikasi yang dilakukan dalam bidang

kesehatan dengan tujuan untuk mencapai keadaan kesehatan yang utuh, baik

jasmani, rohani, maupun sosial. Komunikasi ini hanya fokus pada masalah

kesehatan. Komunikasi kesehatan memiliki ikatan yang kuat dengan Upaya

manusia dalam menjaga kesehatannya baik itu secara individu, kelompok,

organisasi, maupun pemerintah. Untuk bisa menjaga kesehatan, manusia perlu

berkomunikasi dengan para praktisi kesehatan, begitupun sebaliknya. Komunikasi

juga merupakan elemen penting dalam upaya promosi kesehatan, misalnya

kampanye kesehatan yang dibuat untuk mempengaruhi pengetahuan, sikap dan

perilaku publik mengenai kesehatan, dan meminimalisir resiko kesehatan juga

agar masyarakat dapat berperilaku hidup sehat.

Penelitian di bidang komunikasi kesehatan menunjukkan semakin

pentingnya proses komunikasi dalam mencapai standar kesehatan dan tujuan

promosi kesehatan. Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh Gary Kreps dan Don

O'Hair pada tahun 1995 melaporkan pentingnya pengaruh strategi dan program

komunikasi (diperkenalkan pada tingkat individu, kelompok, tim, organisasi, dan

masyarakat) tentang pengetahuan dan perilaku sehat. Penelitian yang dilakukan

James Dearing beserta teman-temaannya pada tahun 1996 menggambarkan

dampak strategi pemasaran sosial dan kampanye komunikasi berbasis penyebaran

informasi dalam mendorong populasi yang berisiko tinggi untuk mengadopsi

perilaku kesehatan berisiko tinggi (Schement, 2002:395).

Komunikasi kesehatan yang kian berkembang juga mengikuti

perkembangan teknologi komunikasi dan informasi. Perkembangan teknologi

yang semakin pesat menjadikan pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi


46

dalam proses komunikasi kesehatan harus lebih dimaksimalkan. Salah satu

pemanfaatan teknologi informasi yang sudah diterapkan adalah pengolahan

database kesehatan yang telah diterapkan dan mudah digunakan. Penerapan

teknologi komunikasi yang berbasis internet membuat pelayanan kesehatan

berbasis komputer lebih efektif dan efisien. Betapapun canggihnya teknologi

komunikasi, bidang penelitian komunikasi kesehatan masih mengandalkan literasi

komunikasi. Perkembangan komunikasi kesehatan terus mengikuti tingkat

perkembangan teknologi komunikasi. Beberapa jenis komunikasi kesehatan yang

mengikuti tingkat perkembangan teknologi komunukasi adalah sebagai berikut :

1. Komunikasi Kesehatan Intrapersonal

Komunikasi kesehatan interpersonal mengkaji proses mental dan psikologis

internal yang mempengaruhi kesehatan, seperti keyakinan, sikap, dan nilai-

nilai yang berhubungan dengan kesehatan. Perspektif intrapersonal dalam

komunikasi kesehatan memberikan wawasan unik mengenai orientasi,

harapan, dan kecenderungan pribadi yang berbeda, membantu komunikator

kesehatan beradaptasi dengan kondisi saat ini (Schement, 2002:98).

2. Komunikasi Kesehatan Interpersonal

Komunikasi kesehatan interpersonal mengkaji hubungan yang

mempengaruhi kesehatan, dengan fokus pada studi tentang bagaimana

penyedia layanan kesehatan dan konsumen berinteraksi dalam edukasi

kesehatan, pengobatan, interaksi dalam terapi dan bertukar informasi

kesehatan yang relevan antar individu (Schement, 2002:98).

Dalam komunikasi kesehatan interpersonal, penelitian berfokus pada

pengembangan studi tentang hubungan kolaboratif dalam sistem perawatan


47

kesehatan modern, seperti hubungan antara profesional kesehatan dan

pasien, hubungan antara profesional medis, hubungan antara profesional

medis dan keluarga pasien, dan sebagainya.

3. Komunikasi Kesehatan Kelompok

Komunikasi kesehatan kelompok mempelajari peran komunikasi dalam

koordinasi yang saling bergantung di antara anggota kelompok, seperti

dalam tim medis, komite etika, dan keluarga. Anggota kelompok yang

berpartisipasi dalam komunikasi kesehatan kelompok akan berbagi

informasi kesehatan yang relevan untuk membuat keputusan kesehatan yang

tepat (Schement, 2002:399).

Sebagai permisalan, satu kelompok layanan kesehatan berasal dari berbagai

latar belakang, seperti dokter, perawat, terapis, dan apoteker. Mereka adalah

anggota kelompok yang merawat pasien yang sama, yang mana mereka

harus dapat bekerja sama sebagai satu kelompok agar pasien dapat pulih

kembali.

4. Komunikasi Kesehatan Organisasi

Mengelola komunikasi organisasi, baik internal maupun eksternal, sangatlah

penting agar pelayanan kesehatan dapat terus terlaksana dengan prima.

Untuk mengelola manajemen komunikasi, rumah sakit dapat

mengembangkan standard operating procedure (SOP). Ketika SOP sudah

baku, semua orang di organisasi menjadi lebih mudah untuk berkomunikasi

satu sama lain.

5. Komunikasi Kesehatan Bermedia


48

Perkembangan media massa, khususnya yang didukung oleh teknologi

internet, seperti keberadaan media sosial, menjadi tantangan baru dalam

kesehatan komunikasi. Di satu sisi, keberadaan media baru ini membuka

peluang untuk lebih banyak melakukan kegiatan promosi kesehatan yang

viral, dimana partisipasi pengguna internet dapat menjadi kunci

keberhasilannya. Namun di sisi lain, jika kegiatan komunikasi kesehatan

tidak dikelola dengan baik maka keberadaan jejaring sosial dapat

merugikan.

Berkat media, kegiatan promosi kesehatan dapat dilakukan dalam skala

yang lebih besar. Misalnya, iklan layanan masyarakat di bidang kesehatan

dipublikasikan di surat kabar cetak, disiarkan di radio dan televisi, dan

ditampilkan di komputer yang terhubung ke internet seperti media sosial.

Dengan iklan layanan masyarakat, pesan kesehatan dapat menjangkau

masyarakat lebih luas dalam waktu singkat.

Dari pembahasan jenis komunikasi diatas, dapat kita ketahui bahwa tujuan

dari komunikasi kesehatan yaitu pertama adalah untuk menyampaikan informasi

mengenai komunikasi kesehatan. Kedua, komunikasi kesehatan bertujuan untuk

mempengaruhi orang lain, berdasarkan pengaruh kognitif, emosional dan

psikomotorik. Dengan demikian, manusia juga yang menjadi subjek dan objek

utama dalam tujuan komunikasi kesehatan.

2.2.6 Peran
49

2.2.6.1 Definisi Peran

Teori peran adalah teori yang digunakan dalam dunia sosiologi, psikologi,

dan antropologi, yang merupakan gabungan dari banyak teori, orientasi, dan

prinsip ilmiah yang berbeda. Teori peran berbicara tentang istilah “peran” yang

umum digunakan dalam dunia teater, dimana seorang aktor teater harus

memerankan tokoh tertentu dan sebagai pengganti tokohnya ia harus berperilaku

tertentu. Kedudukan seorang aktor dalam teater mirip dengan kedudukan

seseorang dalam masyarakat dan keduanya mempunyai persamaan kedudukan

(Sarlito, 2015: 215).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa teori peran adalah

suatu teori yang berbicara tentang kedudukan dan perilaku seseorang yang

diharapkan dari dirinya, tidak terisolasi tetapi selalu dalam kaitannya dengan

keberadaan orang lain yang relevan untuk orang atau aktor ini. Aktor sadar akan

konstruksi sosial yang ditempatinya, oleh karena itu seorang aktor selalu berusaha

tampil “berkualitas” dan dinilai oleh aktor lain “tidak menyimpang” dari penilaian

yang ada di lingkungan masyarakat.

2.2.6.2 Aspek- aspek Peran

Ada empat istilah dalam teori peran menurut Biddle dan Thomas yaitu:

1. Orang yang berpartisipasi dalam interaksi sosial

2. Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut

3. Tempat atau posisi orang- orang dalam perilaku

4. Korelasi atau hubungan antara orang dan perilaku (Sarlito, 2015: 215).

2.2.6.3 Orang Yang Berperan


50

Terdapat istilah berbeda tentang orang dalam teori peran. Orang-orang yang

berperan dalam interaksi sosial dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai

berikut:

1. Aktor atau pemeran, yaitu orang yang berperilaku menurut peran

tertentu.

2. Sasaran (target) atau orang lain, khususnya mereka yang mempunyai

hubungan dengan pelaku dan tingkah lakunya.

Aktor maupun target merupakan individu ataupun kelompok. Actor maupun

target mempunyai hubungan erat, seperti halnya, hubungan kelompok-kelompok

terjadi antara paduan suara (aktor) dan pendengar (target). Seringkali istilah aktor

diganti dengan person, ego dan self. Selama ini tujuan digantikan dengan istilah

alter ego, ego, atau non-ego (Sarlito, 2015 : 216). Dengan ini dapat kita pahami

bahwa teori peran digunakan untuk menganalisa setiap hubungan antara dua orang

atau kelompok.

Menurut Cooley dan Mead, hubungan antara subjek dan tujuan membentuk

identitas subjek (pribadi, diri, ego) yang dalam hal ini dipengaruhi oleh penilaian

atau sikap orang tersebut. (tujuan) lainnya digeneralisasikan oleh aktor. Secord

dan Backman mengemukakan bahwa aktor menempati posisi sentral (focal

position), sedangkan target menempati posisi yang setara dengan posisi sentral

(counterpoint position). Jadi, kita melihat bahwa, dalam teori peran, target

bertindak sebagai mitra aktor.

2.2.6.4 Perilaku Dalam Peran


51

Menurut Biddle dan Thomas terdapat indikator tentang kaitan antara

perilaku dengan peran sebagai berikut :

1. Harapan tentang peran (expectation)

Harapan peran adalah harapan orang lain mengenai perilaku pantas

yang harus ditunjukkan oleh seseorang yang memainkan peran

tertentu. Harapan terhadap perilaku ini mungkin bersifat umum,

mungkin harapan sekelompok orang, atau mungkin harapan orang

tertentu. (Sarlito, 2015: 216).

2. Norma (nilai)

Secord dan Backman berpendapat bahwa nilai hanyalah sebuah

bentuk harapan. Ada beberapa jenis harapan menurut Secord dan

Backman sebagai berikut :

a. Harapan antisipatif (prediktif), khususnya harapan bahwa suatu

perilaku akan terjadi.

b. Harapan normatif (harapan peran), khususnya persyaratan yang

menyertai suatu peran. Harapan normatif ini dibagi menjadi dua

kategori :

1) Harapan tersembunyi, yaitu harapan yang selalu ada meski

tidak diungkapkan.

2) Harapan terbuka (jelas), yaitu harapan yang diungkapkan.

Jenis harapan ini disebut permintaan peran. Persyaratan peran

melalui internalisasi dapat menjadi standar bagi peran yang

bersangkutan. (Sarlito, 2015: 217).

2.2.6.5 Wujud perilaku dalam peran (performance)


52

Peran diekspresikan melalui perilaku para aktor. Bentuk perilaku dalam

peran ini bersifat realistis dan bervariasi, bervariasi dari satu aktor ke aktor

lainnya. Dalam teori peran, variasi ini dianggap normal dan tidak terbatas. Teori

peran tidak cenderung mengklasifikasikan istilah-istilahnya berdasarkan suatu

perilaku tertentu, melainkan mengklasifikasikan berdasarkan sifat asal mula

perilaku tersebut dan tujuannya (motif). Dengan demikian, bentuk-bentuk perilaku

peran dapat digolongkan misalnya ke dalam kategori prestasi kerja, prestasi

akademik, prestasi olah raga, disiplin anak, pencari nafkah, menjaga ketertiban

diri, dan sebagainya (Sarlito, 2015: 218 – 219).

Peran dipertimbangkan berdasarkan tujuan atau hasil akhir yang

mendasarinya, terlepas dari bagaimana tujuan atau hasil tersebut dicapai. Namun,

hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa cara-cara tertentu dalam menjalankan

peran akan dikenakan sanksi sosial. Sebuah jalur menjadi penting dalam kinerja

suatu peran ketika jalur tersebut bertentangan dengan aspek lain dari peran

tersebut. Oleh karena itu, seorang aktor bebas menentukan metodenya sendiri

selama metode tersebut tidak bertentangan dengan aspek apa pun dari peran yang

diinginkannya (Sarlito, 2015: 219).

Terdapat 2 pendapat dari wujud peran, yaitu :

1. Sarbin mengatakan bahwa pertunjukan peran dapat dibagi menjadi tujuh

kelompok menurut intensitasnya berdasarkan keterlibatan individu aktor

dalam peran yang dimainkannya. Tingkat intensitas paling rendah adalah

keadaan dimana aktor sangat rileks. Perilaku peran terjadi secara otomatis

dan mekanis. Tingkat tertinggi akan terjadi jika aktor melibatkan seluruh
53

keberadaannya dalam perilaku peran yang dimainkannya. dan sebagainya.

(Sarlito, 2015: 218 – 219).

2. Goffman melihat perwujudan peran dari sudut yang berbeda. Ia

memperkenalkan istilah permukaan (depan), yaitu menunjukkan perilaku

tertentu yang diungkapkan secara khusus agar orang lain mengetahui

dengan jelas peran penulis (aktor), dan sebagainya. (Sarlito, 2015: 220).

2.2.6.6 Penilaian (evaluation) dan sanksi (sanction)

Jika dikaitkan dengan peran, evaluasi dan hukuman agak sulit dipisahkan.

Konflik antara Biddle dan Thomas Role menegaskan bahwa penilaian dan

hukuman didasarkan pada ekspektasi standar sosial (orang lain). Evaluasi peran

dalam teori peran merupakan kesan positif atau negatif yang diberikan masyarakat

berdasarkan standar yang diterapkan terhadap perilaku yang dilakukan oleh

seorang aktor. Sebaliknya sanksi yang dimaksud adalah upaya seorang aktor

untuk mempertahankan nilai positif atau mengubah perwujudan suatu peran

sehingga yang tadinya dianggap negatif menjadi positif (Sarlito, 2015: 220).

Menurut Biddle dan Thomas, penilaian dan hukuman dapat datang dari orang

lain (eksternal) dan dari diri sendiri (internal). Jika penilaian dan sanksi datang

dari luar, berarti penilaian dan sanksi atas peran tersebut ditentukan oleh perilaku

orang lain. Jika evaluasi dan hukuman datang dari diri sendiri, maka orang yang

menyebabkan perilaku tersebutlah yang memberi nilai dan hukuman berdasarkan

pemahamannya terhadap harapan dan standar sosial. Biasanya, evaluasi dan

hukuman internal terjadi pada peran yang dianggap penting bagi individu yang

bersangkutan, sedangkan evaluasi dan hukuman eksternal sering kali diterapkan


54

pada peran dan norma yang kurang penting daripada untuk individu, dan lainnya.

(Sarlito, 2015: 220).

Selanjutnya, Biddle dan Thomas juga menyebut evaluasi dan sanksi

eksternal sebagai evaluasi dan sanksi terbuka (publik), sedangkan evaluasi dan

sanksi internal dianggap terselubung (rahasia). Hal ini disebabkan evaluasi dan

hukuman didasarkan pada harapan terhadap norma yang berasal dari orang lain

dan dikomunikasikan melalui perilaku terbuka. Tanpa deklarasi melalui perilaku

terbuka, seseorang tidak dapat menerima penilaian atau hukuman atas perilakunya

(Sarlito, 2015: 220-221).

2.2.7 Televisi Republik Indonesia (TVRI) Stasiun Kalimantan Selatan

Televisi Republik Indonesia (TVRI) Stasiun Kalimantan Selatan adalah

Lembaga Penyiaran Publik (LPP) yang berpusat di Jakarta dengan penyiaran

daerah. Televisi Republik Indonesia (TVRI) Stasiun Kalimantan Selatan yang

memiliki 3 pemancar siaran digital, memiliki daya pancar siaran hingga ke

pelosok Kalimantan Selatan. Hal ini menjadikan Televisi Republik Indonesia

(TVRI) Stasiun Kalimantan Selatan mempunyai peranan yang sangat penting

sebagai media yang aktif memberikan informasi – informasi kepada masyarakat

melalui program acara dengan konten – konten yang bertujuan mencerdaskan,

pembangunan daerah, dan pemberdayaan masyarakat yang dikemas dengan baik

dan menarik sesuai ketentuan aturan Undang-Undang Penyiaran untuk masyarakat

Kalimantan Selatan. Ini adalah bentuk partisipasi menuju kemakmuran

masyarakat dan bangsa.

Dengan memanfaatkan multiplatform yang ada saat ini, TVRI Kalimantan

Selatan berusaha menyuguhkan informasi yang sesuai dengan perkembangan


55

zaman. Unit kerja Konten Media baru TVRI Kalimantan Selatan, akan selalu

berpartisipasi meningkatkan aktualisasi informasi kepada masyarakat guna

mencapai pembangunan bangsa.

2.3. Kerangka Konseptual

Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini sebagai

berikut :

Peran TVRI Kalimantan Selatan

Media Pemberdayaan
Program Hidup Sehat
Kesehatan Masyarakat

Pemberdayaan
Kesehatan Masyarakat

Mampu/berdaya
mengatasi masalah
kesehatannya di Tengah
Pandemi Covid-19

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Peneliti

memilih kualitatif karena penelitian ini bersifat kompleks, peneliti bisa menggali

informasi lebih dalam lagi tentang: “Peran TVRI Kalimantan Selatan Melalui Unit

Multiplatform Pada Program Hidup Sehat Sebagai Media Pemberdayaan

Kesehatan Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19 di Kota Banjarmasin”.

Karena peneliti ingin memahami fenomena atau realita yang terjadi di

lapangan dengan mengumpulkan data atau informasi yang dapat diperoleh dari

informan secara langsung, maka dilakukan penelitian kualitatif yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku

orang-orang yang diamati. Peneliti berupaya untuk mengetahui dan mengkaji serta

menganalis bagaimana “Peran TVRI Kalimantan Selatan Melalui Unit

Multiplatform Pada Program Hidup Sehat Sebagai Media Pemberdayaan

Kesehatan Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19 di Kota Banjarmasin”. Bentuk

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif

deskriptif, dimana konsep atau gejala yang diteliti dikaji secara konseptual sebagai

bagian dari proses penelitian.

3.2 Lokasi Penelitian

Berdasarkan judul penelitian, penulis mengambil tempat penelitian di

Televisi Republik Indonesia (TVRI) Stasiun Kalimantan Selatan. Lokasi

penelitian yang dituju adalah untuk mengumpulkan data dengan beberapa metode

56
57

sesuai dengan metode penelitian yang dipakai. Selain itu dalam penentuan lokasi,

peneliti menimbang efektifitas waktu yang dimiliki peneliti.

3.3 Sumber Data

1. Data Primer, yaitu data yang didapatkan dari observasi dan wawancara

langsung kepada informan yang berperan dan berhubungan langsung

dengan program acara Hidup Sehat, juga bagian penyiaran dan produksi

program acara Televisi Republik Indonesia (TVRI) Kalimantan Selatan.

Wawancara terhadap beberapa informan tersebut ditentukan berdasarkan

jabatan yang berkaitan langsung dengan program acara dan penyiaran TVRI

Kalimantan Selatan. Informan ditentukan secara purposive sampel. Peneliti

menggali data primer dalam penelitian ini melalui informan, yaitu :

a. Produser Hidup Sehat

b. Presenter Hidup Sehat.

c. Dokter – dokter pengisi acara Hidup Sehat

d. Masyarakat

2. Data Sekunder, yaitu data yang peneliti dapatkan secara tidak langsung,

yaitu audienceshare acara Hidup Sehat TVRI Kalimantan Selatan yang

didapatkan dari nelson maupun media sosial, seperti Instagram, tiktok, dan

youtube yang bisa menjadi data tambahan bagi penelitian ini.


58

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Penggalian data pada penelitian ini dilakukan melalui :

3.4.1 Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh data dari pihak terkait secara

langsung dengan menggunakan pedoman wawancara semi terstruktur untuk

mendapatkan data lebih mendalam, serta mengetahui secara langsung seperti apa

peran TVRI Kalimantan Selatan Melalui Unit Multiplatform Pada Program Hidup

Sehat Sebagai Media Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat di Masa Pandemi

Covid-19 di Kota Banjarmasin

3.4.2 Observasi

Melakukan observasi dengan melihat penyiaran secara langsung dan

mengamati sejauh mana acara Unit Multiplatform yang digunakan Hidup Sehat

Televisi Republik Indonesia (TVRI) Stasiun Kalimantan Selatan memiliki konten

sebagai Media Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19

di Kota Banjarmasin.

3.4.3 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

mendukung informasi peneliti. Dokumentasi ini berupa audienceshare program

acara Hidup Sehat TVRI Stasiun Kalimantan Selatan, dokumentasi siaran, dan

naskah program.

3.5 Teknik Analisis Data

Pada tahap pengumpulan data, data – data yang sudah dikumpulkan peneliti

akan dimanfaatkan dan dianalisa agar diperoleh fakta – fakta dan kebenaran yang

dapat dipakai untuk menjawab persoalan penelitian. . Pengumpulan data, reduksi


59

data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan merupakan bagian dari proses

analisis data. Analisis data penelitian ini menggunakan model interaktif Miles dan

Huberman (Sugiyono, 2014:4). Dalam model interaktif ini, terdiri dari empat

proses yaitu :

1. Pengumpulan data

Mengumpulkan data dengan cara wawancara dan dokumentasi kemudian

peneliti menganalisa data - data yang dibutuhkan dalam penelitian.

2. Reduksi data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan, penyederhanaan, dan

abstraksi data dari berbagai sumber guna mengumpulkan data yang

diperlukan dan menggunakannya untuk memajukan tujuan penelitian.

3. Penyajian data

Dalam penelitian kualitatif ini, data disajikan dalam bentuk prosa naratif

yang mudah dibaca, bagan, dan tabel sehingga mudah dipahami.

4. Penarikan kesimpulan

Menarik kesimpulan setelah melalui proses pengujian dan terbuka.

Kesimpulan ini harus bisa menjawab rumusan masalah yang sudah

ditetapkan dalam penelitian ini. Kredibiltas dari kesimpulan harus

didukung dengan bukti – bukti yang kuat sehingga dapat berlanjut ketahap

penarikan hasil penelitian.


60

Pengumpulan Penyajian
Data Data

Reduksi Data Penarikan


Kesimpulan

Gambar 3.1 Model dan Analisis Data Penelitian

Selain analisis data Miles dan Huberman, dilakukan analisis data media

sosial sebagai bagian dari analisis sosial. Setelah diproses, data diubah menjadi

wawasan terstruktur yang membantu bisnis dan merek menjadi lebih berorientasi

pada informasi dan berpusat pada pelanggan. Beberapa informasi yang digunakan

dalam analisis media sosial dapat disebut sebagai data. Niat kami adalah untuk

mengadopsi tindakan yang tepat. Data ini kemudian diproses menjadi wawasan

terstruktur yang mengarah pada keputusan bisnis yang lebih didorong oleh

informasi dan meningkatkan sentralitas pelanggan untuk merek dan bisnis. Dalam

analisis media sosial, ada beberapa informasi yang dapat kita sebut sebagai

data. Tujuannya adalah agar kita bisa mengambil strategi yang tepat.

Untuk mencapai tujuan dari analisis data tersebut, strategi yang dapat

kita lakukan adalah merangkum beberapa informasi dasar terkait sebuah

akun media sosial. Informasi dasar yang bisa kita gunakan sebagai bahan

analisis media sosial sederhana sebagai berikut:


61

1. Follower, Subscriber, dan like

Salah satu indikator berapa banyak audience yang dimiliki sebuah

akun di media sosial adalah jumlah followers atau pengikutnya.

Selain mengamati jumlah pengikut akun, jumlah subscribers dan like

menunjukkan seberapa antusias ketertarikan netizen atau audiens

terhadap sebuah akun.

2. Reach (Jangkauan), Impression dan View

Jangkauan postingan menunjukkan berapa banyak orang yang melihatnya.

Jangkauan juga mengungkapkan calon audiens, atau jumlah orang yang

mungkin tertarik dengan postingan dan merek akun. Tayangan dan

tampilan menunjukkan berapa kali postingan konten dilihat di beranda

atau linimasa akun. Jumlah followers atau pengikut merupakan salah satu

tanda dari berapa banyak audience yang dimiliki oleh sebuah akun media

sosial. Reach menunjukkan berapa banyak orang yang menjangkau

postingan sebuah akun. Jangkauan juga menunjukkan calon audiens,

berapa banyak orang yang tertarik dengan postingan dan merek akun

tersebut. Tayangan dan penayangan menunjukkan berapa kali postingan

konten dilihat di beranda atau linimasa akun. Salah satu indikator berapa

banyak audience yang dimiliki sebuah akun di media sosial adalah jumlah

followers atau pengikutnya.

3. Engagement (Keterlibatan)

Keterlibatan melampaui jangkauan, tayangan, dan pandangan untuk

menggambarkan seberapa banyak audiens terlibat dengan suatu

konten, seperti dengan memberikan suka (suka), mengomentarinya


62

(komentar), atau membagikannya (berbagi). Pemirsa yang benar-

benar tertarik harus ditemukan untuk mengimbangi daya tarik konten

yang luas. Keterlibatan adalah indikator yang baik untuk daya tarik

pemirsa atau kualitas konten yang kami hasilkan. Jangkauan

postingan menunjukkan berapa banyak orang yang melihatnya.

Jangkauan juga mengungkapkan calon audiens, atau jumlah orang

yang mungkin tertarik dengan postingan dan merek akun. Tayangan

dan tampilan menunjukkan berapa kali postingan konten dilihat di

beranda atau linimasa akun. Salah satu ukuran akun audiens.

4. “Brand”/Account mentions

5. Metrik ini dapat menunjukkan seberapa sering pengguna akun kami

mendiskusikannya di media sosial, baik melalui tag, mention,

hashtag, atau penggunaan kata kunci yang relevan di obrolan

pengguna. Indikasi ini juga dapat digunakan untuk menentukan

apakah sikap audiens dalam diskusi online itu baik, negatif, atau

netral.

Dari beberapa bahan analisis diatas, dapat digunakan sebagai data

bahan analisis media sosial untuk mengkaji nilai dari sebuah merek yang

dipromosikan melalui akun media sosial. Setelah mengkaji informasi data

media sosial, maka sebuah akun atau sebuah merek dapat mengambil

keputusan yang tepat untuk meningkatkan kualitas dari merek tersebut atau

kualitas konten dari sebuah akun. Dengan demikian analisis media sosial

bisa menjadi acuan keberhasilan sebuah akun dan juga merek. Adanya data
63

analisis media sosial juga bisa mempengaruhi sentralitas pelanggan atau

konsumen untuk sebuah akun dan juga merek

3.6 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2022 sampai dengan bulan

Juli 2022 yaitu selama 2 bulan.

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Waktu (Bulan)
Kegiatan Maret Mei-Juli Agustus - Desember
November

Uji Kelayakan Proposal


Pengumpulan Data
Lapangan
Penyusunan Laporan Tesis
Pengolahan Data dan
Pembimbingan
Seminar Hasil Penelitian
Revisi Tesis
Pengumpulan Tesis
BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum TVRI Kalimantan Selatan

4.1.1 Sejarah TVRI Kalimantan Selatan

Disahkannya Surat Keputusan Departemen Umum Radio dan Sinema

Nomor 07 Tahun 1982 tentang Pendirian Stasiun Produksi Berkeliling di Berbagai

Daerah di Indonesia, menjadi landasan bagi diselenggarakannya Stasiun TVRI

Bergerak Banjarmasin yang mempunyai fungsi kemampuan menyelenggarakan

organisasi. kegiatan yang berkaitan dengan produksi acara televisi serta

peranannya dalam mencari, melestarikan, dan mengembangkan seni dan budaya

tradisional di wilayah Kalimantan Selatan dan memuat berbagai berita dan

informasi kejadian dan kejadian.

Pada tahun 1982, Direktorat Jenderal Televisi Kementerian Penerangan RI

memasang unit produksi keliling di stasiun pemancar TVRI Banjarmasin,

bersamaan dengan persiapan serupa di beberapa TVRI di sembilan kota lainnya

(Aceh, Padang, Pontianak, Bandung, Semarang, Malang, Kupang, Ambon dan

Jayapura) tayang di TVRI lokal. Dengan adanya mobile manufacturing unit ini

maka di 10 (sepuluh) kota didirikan dan diresmikan Stasiun Produksi Keliling

(SPK) TVRI.

Hari jadi TVRI Banjarmasin jatuh pada tanggal 5 Agustus 1983 dengan

diresmikannya stasiun relay TVRI Banjarmasin dan Amuntai yang menandakan

bahwa TVRI resmi mengudara di Kalimantan Selatan, dan dengan diresmikannya

TVRI SPK Banjarmasin yang menunjukkan bahwa TVRI resmi dapat

64
65

berproduksi. program televisi di Kalimantan Selatan. Peresmian dua pilar utama

penyiaran secara serentak, yaitu unit produksi program televisi dan unit penyiaran

program televisi, mempunyai makna sejarah karena hari jadi TVRI Banjarmasin

jatuh pada tanggal 5 Januari. Stasiun Produksi Keliling (SPK) TVRI Banjarmasin

bersama TVRI Banjarmasin Stasiun Transmisi dan Stasiun Transmisi TVRI

Amuntai, diresmikan pada tanggal 5 Agustus 1983 oleh Harmoko (Menteri

Penerangan RI saat itu), di Kantor Gubernur Tingkat I Kalimantan Selatan,

Banjarmasin. . Dengan adanya Transmisi SPK Banjarmasin, maka dari segi

struktur organisasi, di Banjarmasin terdapat dua kantor TVRI yang mempunyai

pengurus dan kepala kantor masing-masing, yaitu TVRI Bidang Transmisi

Kalimantan Selatan dan TVRI SPK Banjarmasin..

Kegiatan ini dilaksanakan setelah terbitnya Keputusan Departemen Umum

Radio-Televisi-Film Departemen Penerangan Nomor 07/KEP/DIRJEN/RTF/1985

tentang Pengangkatan Direktur dan Pejabat Stasiun Produksi dari Banjarmasin.

Selama kurun waktu ± 2 tahun setelah berdirinya yaitu tahun 1983 sampai dengan

tahun 1985, Perseroan tidak beroperasi atau melakukan kegiatan karena

keterbatasan jumlah karyawan dan tidak mampu mengoperasikan peralatan yang

ada.

TVRI SPK Banjarmasin didirikan pada pertengahan tahun 1985 berdasarkan

surat keputusan Direktur Jenderal Radio-Televisi-Film Kementerian Penerangan

Republik Indonesia. Nomor : 07/KEP/DIRJEN/RTF/1985 tanggal 18 Mei 1985

tentang pengangkatan pengurus dan staf stasiun produksi keliling Banjarmasin

dengan jumlah staf sebanyak 18 orang. Selanjutnya TVRI Banjarmasin sebagai

Stasiun Produksi Bergerak (SPK) TVRI resmi berdiri pada tanggal 5 Agustus
66

1985. Kegiatan produksi lokal dapat dilakukan oleh TVRI Banjarmasin bahkan

bekerjasama dengan TVRI Balikpapan, namun penyiarannya tetap dilakukan di

TVRI Jakarta.

Berdasarkan Keputusan Menteri Penerangan Republik Indonesia No. :

Berdasarkan Keputusan Nomor 141/KEP/MENPEN/1996 tanggal 22 Mei 1996

tentang Organisasi dan Tata Kerja Stasiun Produksi Televisi Republik Indonesia,

TVRI SPK Banjarmasin berubah status menjadi Stasiun Produksi TVRI (SP)

Banjarmasin.

Namun produksi TVRI SP Banjarmasin tetap tayang di TVRI Jakarta.

Bertepatan dengan peringatan 48 tahun berdirinya Provinsi Kalimantan Selatan

pada tahun 2001, TVRI SP Banjarmasin diubah statusnya menjadi stasiun

Banjarmasin dengan uji coba siaran lokal (relai) di Transmisi Kandangan dan

Amuntai, disusul dengan siaran Lokal ditunda dari 'sehari dengan sistem playback

di Transmisi Kotabaru dan Batulicin serta transmisi Murung Pudak Tanjung

Pertamina.

Berdasarkan Keputusan Menteri Penerangan Republik Indonesia Nomor :

Keputusan Nomor 141/KEP/MENPEN/1996, tanggal 22 Mei 1996, tentang

Organisasi dan Tata Kerja Televisi Republik Indonesia Stasiun Produksi, maka

TVRI SPK Banjarmasin berubah menjadi TVRI Stasiun Produksi (SP)

Banjarmasin menjadi Studio Mini Televisi. Menanggapi keinginan masyarakat

Kalimantan Selatan agar televisi lokal mengudara di Banjarmasin, Gubernur

Provinsi Kalimantan Selatan pada bulan April 1998 mengirimkan surat kepada

Menteri Penerangan Republik Indonesia untuk diterima oleh TVRI SP


67

Banjarmasin agar memproduksi siaran lokal. Atas izin Menteri Penerangan RI,

Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan menjadi studio televisi mini.

Setelah melalui perjalanan panjang pendirian TVRI Kalimantan Selatan,

kini usianya sudah menginjak tahun ke 37. Di usia yang tidak sedikit itu, TVRI

Kalimantan Selatan telah banyak memberikan sumbangsih kepada daerah dan

bangsa Indonesia. TVRI Kalimantan Selatan ikut mengembangkan daerah melalui

tayangan program – program acara yang berkualitas dan mengedepankan

informasi yang faktual, aktual, edukatif dan menghibur tidak hanya untuk

masyarakat dan pemirsa di Kalimantan Selatan, tetapi juga pemirsa Nusantara

dengan adanya program – program acara terpadu yang ditayangkan secara

nasional yang mengangkat kearifan lokal. Seiring berkembangnya tayangan acara

televisi, berkembang juga kualitas siarannya. Tahun 2022 saat ini, siaran televisi

akan beralih ke siaran digital. Siaran digital dengan tayangan yang bersih, suara

yang jernih, dan teknologi yang canggih, akan mempersembahkan kepuasan bagi

pemirsa Indonesia. Siaran digital memiliki karakteristik signal yang flat dan garis

lurus, sehingga menghasilkan gambar dengan kualitas yang sama bersih dari yang

dipancarkan. Dengan adanya digitalisasi siaran, maka TVRI Kalimanatan Selatan

melakukan switch off untuk kanal analog di 4 transmisinya dan digital switch on

di tiga transmisi yang lain. Berikut data transmisi pemancar digital TVRI

Kalimantan Selatan :
68

Tabel 4.1 Transmisi Digital TVRI Kalimantan Selatan

Kota / Kab. Spesifikasi On Air Line of Site


Pemancar (Daya Pancar)
Banjarmasin 3,4 kw 3,2 kw 32 km
Kandangan 2,5 kw 1,8 kw 18 km
Kotabaru 500 w 500 w 5 km
Sumber : TVRI Kalimantan Selatan

TVRI Kalimantan Selatan akan mempersiapkan pemancar digital di

Kabupaten lainnya. Dengan adanya siaran digital ini masyarakat akan lebih puas

menikmati tayangan – tayangan yang disuguhkan. Selain transformasi siaran

digital, TVRI Kalimantan Selatan juga sudah menjalankan sistem reformasi

birokrasi. Dengan sistem reformasi birokrasi yang kini diterapkan, TVRI

Kalimantan Selatan menjadi lebih dinamis dan mengikuti zaman. TVRI

Kalimantan Selatan juga menggunakan platform media sosial untuk

mempromosikan berbagai program acaranya. Ada beberapa program acara yang

ditayangkan setiap harinya. Ada acara – acara live maupun rekaman. Beragam

acara pun merebut hati segmentasi penontonnya. Mulai dari acara hiburan,

budaya, edukasi dan keagamaan. Contohnya Hidup sehat, acara ini memberikan

materi edukasi mengenai kesehatan dari dokter spesialis. TVRI Kalimantan

Selatan selalu berupaya memberikan tontonan program acara yang dubutuhkan

masyarakat. Seperti program Hidup Sehat yang memberikan informasi edukasi

kesehatan yang sangat dibutuhkan khususnya dimasa pandemi covid 19 saperti

saat ini.
69

4.1.3 Konten Media Baru

Konten Media Baru TVRI Kalimantan Selatan adalah bagian dari tugas

TVRI Kalimantan Selatan yang memberikan informasi dari program acara yang

ada ke media sosial. Tugas ini, mengupayakan promosi dan informasi terkait

semua program acara yang ada di TVRI Kalimantan Selatan ke sosial media.

Konten media baru bertanggung jawab atas kelancaran kinerja semua akun media

sosial TVRI Kalimantan Selatan.

Beberapa akun media sosial yang dikelola oleh Konten Media Baru adalah :

Youtube, Instagram, Facebook dan Tiktok. Untuk Youtube dan facebook acara

ditayangkan secara streaming atau live. Sementara untuk akun Instagram dan

Tiktok, selain akun TVRI Kalimantan Selatan, ada juga yang dibuatkan sebuah

akun per program acara. Pada akun tersebut berisi konten yang menampilkan

acara-acara TVRI Kalimantan Selatan.

Konten yang dihadirkan pada akun media sosial tersebut, adalah untuk

kepentingan promosi juga memberikan informasi penting dan menarik bagi

masyarakat. Selain informasi dari acara Hidup Sehat, Konten Media Baru pun

memberikan informasi dari program acara lain di TVRI Kalimantan Selatan. Dari

Konten Media Baru ini diharapkan bisa memberikan informasi penting yang

mungkin terlewatkan masyarakat. Dari kreatifitas Konten Media Baru ini

bertujuan untuk membuat netizen tertarik menonton program acara yang disajikan

ditelevisi.

Khusus untuk program Hidup Sehat, platform yang digunakan demi

menunjang siaran live acara ini adalah Youtube secara streaming. Untuk

menunjang promosi dan menarik perhatian masyarakat agar menonton acara ini
70

secara live maka dibuatkan akun media sosial pada platform Instagram dan

TikTok. Konten-konten yang diposting pada media sosial tersebut adalah

potongan informasi penting dan menarik yang bermanfaat bagi masyarakat.

Dengan adanya akun media sosial ini, diharapkan masyarakat bisa lebih mengenal

program acara Hidup Sehat dan dapat menontonnya secara keseluruhan di

Youtube juga secara live di televisi.

4.2 Program Hidup Sehat TVRI Kalimantan Selatan

Televisi merupakan salah satu media massa yang banyak diminati oleh

masyarakat karena memiliki fitur audio visual dan dapat diakses secara gratis

kapan saja. Ini adalah media dengan jumlah pembaca yang besar. Televisi dapat

menjadi sarana pengembangan masyarakat apabila dikembangkan sesuai dengan

fungsinya yang berorientasi pada khalayak.

Sebagai lembaga penyiaran publik, TVRI berfungsi untuk mengedepankan

khalayak (public) atau isu marginal, menciptakan dialog antar masyarakat,

melakukan sosialisasi, mengupayakan nilai-nilai normatif, meningkatkan

kesadaran akan pluralisme sosial dan menggambarkan aktivitas masyarakat

sehari-hari. Program Hidup Sehat merupakan program edukasi yang dapat

meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan. Sebagai

bagian dari program Hidup Sehat, pemirsa akan diajak untuk belajar bagaimana

mencegah dan mengelola kesehatannya.

Program Hidup Sehat memberikan informasi edukasi kepada masyarakat

seputar masalah kesehatan fisik atau medis juga psikologis. Program ini hadir

setiap hari Selasa pukul 15.00 Wita. Setiap jadwal penayangan, menghadirkan dua

narasumber dengan tema menarik yang biasanya diangkat dari isu-isu kesehatan
71

yang aktual maupun yang sering dialami masyarakat. Narasumber yang

dihadirkan adalah dokter Spesialis terkait tema yang diangkat. Tidak hanya itu,

terdapat juga segmen gizi yang dipandu oleh narasumber ahli gizi yang

memberikan informasi mengenai kandungan gizi yang tepat untuk dikonsumsi

masyarakat. Dari situlah, program Hidup Sehat ini diharapkan menjadi media

informasi yang dapat memberdayakan masyarakat terkait kesehatan mereka. Dari

informasi yang diberikan dalam program acara Hidup Sehat ini, masyarakat

diharapkan bisa dan mampu mendeteksi gejala yang sedang dihadapi agar

penanganan awal bisa dilakukan sebelum ke dokter maupun rumah sakit.


BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan peneliti sejak bulan Mei hingga Juli 2022

mendapatkan beberapa data dari berbagai informan yang telah dipilih melalui

purposive sampling. Penelitian ini memberikan hasil bagaimana peran TVRI

Kalimantan Selatan melalui pada program Hidup Sehat sebagai media

pemberdayaan kesehatan masyarakat dengan melihat adanya media yang

digunakan TVRI Kalimantan Selatan yang multiplatform.

Sebelum kita memaparkan peran TVRI Kalimantan Selatan melalui

program Hidup Sehat sebagai media pemberdayaan kesehatan masyarakat, maka

perlu kita paparkan media apa saja yang digunakan TVRI dalam menayangkan

siarannya. Dengan memanfaatkan berbagai platform dan media sosial TVRI

Kalimantan Selatan dapat memberikan informasi kepada masyarakat dengan

cakupan yang lebih luas.

5.1.1 Media Unit Multiplatform Yang digunakan TVRI Kalimantan Selatan

Untuk Program Hidup Sehat Sebagai Media Pemberdayaan Kesehatan

Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19 di Kota Banjarmasin

Kajian pertama yang akan peneliti mulai tentang media yang digunakan

TVRI Kalimantan Selatan untuk program hidup sehat sebagai media

pemberdayaan kesehatan masyarakat di masa pandemi Covid-19 di kota

Banjarmasin. TVRI Kalimantan Selatan dalam meningkatkan pemberdayaan

masyarakat dengan membahas media sesuai kategorisasinya.

72
73

Berdasarkan wawancara dengan produser mengenai media yang digunakan

TVRI selain penyiaran televisi, Produser Hidup Sehat juga selaku Ketua Unit

Konten Media Baru mengatakan :

“Dapat dilihat dari streaming youtube, Instagram, dan tiktok yang berisikan
potongan – potongan video tayangan yang sudah disiarkan.” (Wawancara,
12 Juli 2022)

Dari penejelasan Produser Hidup Sehat diatas, kita mendapatkan data – data

dari beberapa platform yang disebutkan selain media televisi.

Berikut ini kita akan membahas media apa saja yang digunakan TVRI

Kalimantan Selatan untuk menayangkan program Hidup Sehat.

1. Televisi

TVRI Kalimantan Selatan yang pada hakikatnya adalah stasiun penyiaran

daerah, menyiarkan program Hidup Sehat sebagaimana mestinya melalui layar

kaca televisi. Harapan besar bagi TVRI Kalimantan Selatan melalui program

Hidup Sehat ini, adalah memberikan informasi kesehatan yang dapat menjangkau

masyarakat luas. Dengan informasi yang disampaikan, tujuan program ini adalah

agar masyarakat dapat memberdayakan diri mereka sendiri dalam menjaga,

menangani dan meningkatkan kualitas kesehatan mereka.

Untuk mengetahui apakah target dan tujuan dari program ini sudah tercapai

sesuai harapan, kita memerlukan data seberapa banyak pemirsa atau penonton

Hidup Sehat menyaksikan tayangan program ini. Dapat kita lihat dari data

audienceshare yang di dapatkan dari nelson dan di ambil dari data puslitbang

TVRI Nasional. Data audienceshare ini berkisar antara masa penelitian yaitu

bulan Mei sampai dengan Juli. Berikut table yang bisa kita lihat dari data
74

audienceshare Hidup Sehat TVRI Kalimantan Selatan yang tayang setiap hari

Selasa pukul 15.00 -16.00 wita :

Tabel 5.1 Data Audienceshare Hidup Sehat TVRI Kalimantan Selatan

No. Tema View

1 Panik Kolesterol Naik 1


2 Hepatitis Misterius 10
3 Kenali Early Childhood Karies pada Gigi 32
Anak
4 Darah Rendah atau Kurang Darah 4
5 Rumination Thinking 1
6 Gangguan Psikologi Menyakiti Diri Sendiri 0

7 Mengenal Maloklusi Gigi Anak dan 1


Pencegahannya
8 Tetap Sehat di Hari Tasyrik 1
9 Hari Pertama Sekolah, Ayah Bunda Siap 33
Lahir Batin
Total 83

Data yang di dapatkan di atas bersumber dari puslitbang TVRI yang diambil

dari Nelson. Melihat data table diatas, tema Hari Pertama Sekolah, Ayah Bunda

Siap Lahir Batin memiliki viewer terbanyak sebanyak 33 penonton, sedangkan

tema yang tidak memiliki penonton adalah Gangguan Psikologi Menyakiti Diri

Sendiri. Dari data tersebut kita melihat bahwa masih sedikit audiens yang

menyaksikan secara langsung program acara Hidup sehat ini di televisi. Berbagai

kemungkinan mengenai mengapa hal itu bisa terjadi. Melihat program acara

Hidup Sehat ini adalah salah satu acara yang mengedukasi masyarakat dengan

informasi kesehatan.

Kelebihan dari menonton Hidup Sehat di televisi adalah penonton dapat

berinteraksi langsung dengan dokter terkait masalah kesehatan yang akan

disampaikannya melalui layanan telepon interaktif, dan juga tidak adanya biaya
75

tambahan selain tanggungan biaya pemakaian listrik rumah. Namun, meski tidak

adanya biaya selain tagihan listrik, menonton Hidup Sehat secara langsung di

televisi mempunyai kekurangan atas jam penayangannya.

2. Streaming youtube

Masyarakat harus lebih banyak berkesempatan untuk memperoleh sumber-

sumber informasi komunikasi yang ada sesuai dengan kemajuan era digitalisasi

siaran. Adapun media yang digunakan TVRI Kalimantan Selatan untuk program

Hidup Sehat antara lain juga melalui streaming Youtube. Berikut data dari

streaming Youtube yang di data sesuai urutan tanggal penayangan dan memiliki

1.530 subscriber :

Tabel 5.2 Data Streaming Youtube TVRI Kalimantan Selatan


No. Tema Like View

1 Panik Kolesterol Naik 18 21


2 Hepatitis Misterius 28 199
3 Kenali Early Childhood 5 114
Karies pada Gigi Anak
4 Darah Rendah atau Kurang 2 103
Darah
5 Rumination Thinking 17 182
6 Gangguan Psikologi 11 313
Menyakiti Diri Sendiri
7 Mengenal Maloklusi Gigi 1 98
Anak dan Pencegahannya
8 Tetap Sehat di Hari 2 32
Tasyrik
9 Hari Pertama Sekolah, 10 181
Ayah Bunda Siap Lahir
Batin
Total 94 1243
Sumber : Data Streaming Youtube TVRI Kalimantan Selatan

Berdasarkan tabel 5.1 tentang data Streaming Youtube TVRI Kalimantan

Selatan dapat diketahui sebagai berikut :


76

a. Tema siaran “Gangguan Psikologi Menyakiti Diri Sendiri” mempunyai

jumlah View terbanyak berjumlah 313 viewers. Ini menandakan

banyaknya ketertarikan masyarakat tentang masalah psikologis mereka

dan keluarga. Meski memiliki views terbanyak tetapi jumlah like tidak

lebih banyak dari tema yang hanya mempunyai viewers paling sedikit,

yaitu hanya 11 likes. Hal ini menandakan masyarakat mungkin tertarik

dengan keseluruhan isi tema, namun bisa saja belum puas dengan

materi yang disampaikan.

b. Mempunyai jumlah View yang paling sedikit dengan tema “Panik

Kolesterol Naik” sebanyak 21 orang. Melihat jumlah like sebanyak 18

likes, menandakan dari 21 viewers yang melike tayangan ini sekitar

80% dari jumlah viewers. Dengan jumlah persentase sebanyak itu, bisa

saja tema inilah yang dianggap berhasil dipahami oleh masyarakat.

c. Kelebihan dari nonton Hidup Sehat Streaming Youtube ini bisa sangat

fleksibel. Penonton bisa nonton dimanapun dan kapanpun, baik secara

langsung maupun nanti saat memiliki waktu luang. Jika menonton

secara live streaming maka penonton dapat berinteraksi secara live juga

dengan dokter narasumber yang hadir.

d. Kekurangan dari Streaming Youtube ini, jika tidak menonton secara

live maka penonton tidak bisa menyampaikan masalah kesehatan yang

dihadapinya, sama seperti siaran live televisi. Penonton hanya bisa

menyimak rekaman acara yang sudah ditayangkan, karena dokter tidak

bisa lagi menjawab meski penonton menyampaikan keluhan di kolom

komentar.
77

3. Instagram

Sebagian masyarakat sudah sangat mengenal platform Instagram. Hampir

semua kalangan menggunakan platform media sosial ini. Melihat peluang ini

TVRI Kalimantan Selatan ikut memanfaatkannya untuk program hidup sehat

sebagai media pemberdayaan kesehatan masyarakat di masa pandemi Covid-19 di

kota Banjarmasin. Berikut data dari Instagram Hidup Sehat yang memiliki 103

pengikut atau followers :

Tabel 5.3 Instagram Hidup Sehat TVRI Kalimantan Selatan

No Tema Video Like View


1 Puasa dan Jantung Sehat 84 5.613
2 Minum Air Garam 47 3.570
3 Keinginan dan Kenyataan 104 4.873
4 Gejala Hepatitis 8 799
5 Gula dan Coklat 114 9.340
6 Teh / Kopi 369 16.700
7 Jus Buah dan Daging 103 5.842
8 Diet Nasi Mie 64 5.382
9 Penyebab Malokusi Gigi 35 3.432
10 Memilih Susu Untuk 58 2.873
Orang Dewasa
11 Maag 59 6.202
12 Pria Bisa Sekeras Apa 6 35
Total 1.051 64.661
Sumber : Data Instagram Hidup Sehat

Berdasarkan tabel 5.2 tentang data Instagram program Hidup Sehat TVRI

Kalimantan Selatan dapat diketahui sebagai berikut:

a. Tema siaran “Teh/Kopi” mempunyai jumlah Views terbanyak berjumlah

16.700 viewers, dengan like sebanyak 369. Jumlah likes sebanyak itu
78

hanya berkisar 0.2% dari viewers dan belum mendekati jumlah viewers

yang sudah belasan ribu. Hal ini menandakan tema tersebut mungkin

belum sesuai dengan hati dan pemahaman para viewers. Karena materi

kesehatan yang baik belum tentu bisa diterima dengan baik oleh

masyarakat.

b. Jumlah Views yang paling sedikit dengan tema “Pria Bisa Sekeras Apa”

sebanyak 35 viewers dan like sebanyak 5 likes. Tema ini lebih mendekati

pemahaman kepada masyarakat, karena persentase likes dikisaran 14%

dari jumlah viewers.

c. Kelebihan menonton konten di Instagram adalah viewer bisa mendapatkan

pengetahuan dari konten yang berasal dari tayangan Hidup Sehat yang

lebih menarik dan ringkas yang memungkinkan untuk lebih mudah

dipahami dengan cepat dari keseluruhan tayangan Hidup Sehat yang

berduarasi satu jam.

d. Kekurangannya, viewer bisa saja juga salah memahami konten yang

disajikan karena tidak melihat tayangan secara utuh. Tidak semua konten

yang disajikan berisi pesan yang mudah dipahami.

4. TikTok

TVRI Kalimantan Selatan untuk program Hidup Sehat juga memanfaatkan

platform media sosial TikTok. Berikut data dari platform media sosial TikTok

TVRI Kalimantan Selatan :

Tabel 5.4 Data dari Tiktok TVRI Kalimantan Selatan

No Tema Video Like View Komentar


1 Diet nasi / mie 1.467 68.600 36
79

2 Seberapa keras 77 1.947 4


anda
3 Maag 347 5.538 14
4 Mental health 44 1.144 2
5 Kontrol diri 138 1.909 1
6 Daging teh kopi 722 9.143 4
7 Gula dan coklat 24 372 0
8 Gejala hepatitis 11 288 0
9 Puasa dan jantung 9 203 0
sehat
10 Air garam / sakit 13 180 0
tenggorokan
Total 2.852 89.324 79
Sumber : Data media sosial TikTok TVRI Kalimantan Selatan

Berdasarkan tabel 5.3 tentang data platform media sosial tiktok TVRI

Kalimantan Selatan dapat diketahui sebagai berikut:

a. Tema siaran “Diet nasi/mie” mempunyai jumlah View terbanyak

berjumlah 68.600 viewers dengan like 1.467 dan komentar 36. Tema

ini dapat dikatakan tema yang paling dipahami masyarakat karena

hampir mendekati target dari sebuah konten. 36 komentar

menandakan adanya feedback yang baik dari masyarakat terhadap

konten tersebut.

b. Mempunyai jumlah Views yang paling sedikit dengan tema “Air

garam/sakit tenggorokan” sebanyak 180 viewers dan 13 likes. Konten

ini tidak memiliki komentar yang berarti hanya 13 dari 180 viewers

yang bisa menerima konten tersebut.

c. Kelebihan dari menonton konten Tiktok hampir sama dengan

kelebihan Menonton konten di Instagram. Dari konten Hidup Sehat di

Tiktok, viewer dapat melihat konten yang menarik dan ringkas yang

disajikan. Harapannya, viewer bisa lebih cepat memahami masalah

kesehatan dari konten yang disajikan.


80

d. Kelemahannya juga sama seperti kelemahan Instagram, viewer bisa

saja kurang memahami tentang konten yang disajikan. Karena tidak

semua konten bisa mudah dipahami oleh semua viewer.

Dari pembahasan mengenai semua media yang digunakan TVRI

Kalimantan Selatan untuk program Hidup Sehat, media televisi dan streaming

Youtube yang paling memungkinkan penonton mendapatkan pemahaman yang

lebih baik secara keseluruhan, karena dapat berinteraksi secara langsung dengan

dokter yang hadir sebagai narasumber selama acara berlangsung. Penonton atau

audiens dapat mengemukakan masalah mereka dan dijawab secara langsung dan

intens oleh dokter narasumber yang hadir. Namun, untuk konten yang disajikan

melalui media sosial juga dapat membantu secara ringkas mengenai masalah

kesehatan yang telah dijelaskan dokter narasumber.

5.1.2 Peran TVRI Kalimantan Selatan Melalui Unit Multiplatform Pada

Program Hidup Sehat Sebagai Media Pemberdayaan Kesehatan

Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19 di Kota Banjarmasin

Sebagai cara untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini tentang

“Peran TVRI Kalimantan Selatan Melalui Unit Multiplatform Pada Program

Hidup Sehat Sebagai Media Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat di Masa

Pandemi Covid-19 di Kota Banjarmasin”, secara khusus peneliti akan

memaparkan hasil temuan data di lapangan, yang dijabarkan dalam beberapa

point.

Dalam hal ini dapat dijelaskan tentang program hidup sehat sebagai media

pemberdayaan kesehatan masyarakat di masa pandemi Covid-19 di kota


81

Banjarmasin. Setelah dilakukan penelitian, peneliti telah menemukan jawaban

dari perumusan masalah tersebut tentang “Peran TVRI Kalimantan Selatan

Melalui Unit Multiplatform Pada Program Hidup Sehat Sebagai Media

Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19 di Kota

Banjarmasin” sebagai berikut:

1. Memberikan Informasi tentang Kesehatan kepada Masyarakat

Untuk lebih mempermudah menganalisis data tersebut peneliti memberikan

penjelasan tentang program hidup sehat sebagai media pemberdayaan kesehatan

masyarakat di tengah pandemi Covid-19 di Banjarmasin berdasarkan hasil

wawancara peneliti dengan informan penelitian sebagai berikut :

Menurut informan produser program “Hidup Sehat” tentang pertanyaan

peran TVRI Kalimantan Selatan melalui pada program acara hidup sehat bisa

menjadi media pemberdayaan kesehatan masyarakat Ibu Desi Kridaningsih, S.H.

menyatakan sebagai berikut:

“Peran TVRI Kalimantan Selatan sebagai perpanjangan tangan atau stasiun


TVRI yang berada di daerah misinya adalah untuk mencerdaskan
masyarakat, membekali ilmu dengan program-program yang bermanfaat
termasuk kesehatan jasmaniah dan rohaniah karena acara Hidup Sehat juga
menghadirkan Spesialis Kejiawaan maupun Psikolog satu kali dalam
sebulan. Terlebih di masa pandemi saat ini yang kembali menunjukkan
peningkatan kasus. Masyarakat harus dibekali dengan tayangan-tayangan
yang positif. Hidup Sehat juga terdapat ruang gizi di setiap episode akan
lebih membantu pemirsa dalam menambah wawasan tentang gizi dan
peningkatan imun dan menjaga Kesehatan, dengan acara ini diharapkan
TVRI Kalimantan Selatan bisa menjadi media pemberdayaan kesehatan
masyarakat.” (Wawancara, 12 Juli 2022)

Menurut salah satu pengisi acara Hidup Sehat, dr. Yanti Fitria, Sp.KJ terkait

dengan acara ini apakah sudah bisa memberikan informasi yang jelas kepada

masyarakat sebagai berikut :


82

“Tentunya acara “Hidup Sehat” ini bisa memberikan informasi kesehatan


kepada masyarakat.” (Wawancara, 12 Juli 2022)

Masyarakat juga memberikan tanggapan dari beberapa wawancara yang

dilakukan peneliti. Dari informan Bapak Akhmad Syaiful Abdani yang beralamat

di Jl Kayutangi 2 Komplek Kejaksaan RT 19 No 36 pekerja swasta tentang

seberapa sering menonton TVRI Kalimantan Selatan dan tentang program hidup

sehat sebagai media pemberdayaan kesehatan masyarakat di masa pandemi

Covid-19 di kota Banjarmasin menyatakan sebagai berikut:

“Kalau saya kadang-kadang saja menonton acara di TVRI Kalimantan


Selatan. Saya juga tidak pernah menonton Hidup Sehat TVRI Kalsel.
Namun saya pernah mendengar cerita teman di kantor bahwa kalau materi
acara Hidup Sehat sangat berperan dan bisa menjadi sumber informasi
Covid 19 dan bisa menjadi informasi kesehatan bagi masyarakat. Untuk
materi dalam hidup sehat tersebut dia bisa memahaminya dengan baik dan
jelas. Kalau saya sendiri belum memahami materi dalam hidup sehat karena
tidak pernah menonton acaranya”. (Wawancara, 21 Juli 2022)

Intensitas menonton TVRI Kalimantan Selatan dapat menjadi ukuran

seberapa besar peran TVRI Kalimantan Selatan menjadi media pemberdayaan

masyarakat. Menurut informan dari masyarakat tentang seberapa sering menonton

TVRI Kalimantan Selatan dan tentang peran TVRI Kalimantan Selatan melalui

program hidup sehat sebagai media pemberdayaan kesehatan masyarakat Bapak

Zakiran Naem yang beralamat di Jl. Gerilya Kampung Baru RT. 15 Banjarmasin

menyatakan sebagai berikut :

“Iya saya menonton 2-3 acara di TVRI Kalimantan Selatan. Saya pernah
menonton Hidup Sehat TVRI Kalsel. Materi hidup sehat sangat berperan
dan bisa menjadi sumber informasi covid 19 dan bisa menjadi informasi
kesehatan bagi saya sendiri beserta keluarga saya. Untuk materi dalam
hidup sehat, saya memahaminya dengan baik dan jelas. Dengan materi
Hidup Sehat saya sudah bisa memahami masalah awal kesehatan saya.”
(Wawancara, 20 Juli 2022)
83

Menjaga kesehatan dan menjadi hidup sehat adalah dua hal yang berkaitan.

Untuk menjaga kesehatan, kita memerlukan informasi tidak hanya seputar

bagaimana menangani dan mencegah penyakit, namun juga kita membutuhkan

informasi gizi yang dapat menunjang kesehatan kita dan keluarga. Berdasarkan

wawancara dengan informan dr. Dina Aulia Insani, Sp.GK., AIFO-K sebagai

seorang Spesialis Gizi Klinik sekaligus pengisi acara “Hidup Sehat” tentang

informasi gizi disegmen Hidup Sehat ini apakah cukup untuk informasi kepada

masyarakat menyatakan sebagai berikut :

“Cukup sekali karena segmen gizi ini dikupas secara rutin setiap
minggunya.” (Wawancara, 12 Juli 2022)

2. Memberikan Edukasi kepada Masyarakat

Informasi kesehatan yang diberikan oleh dokter spesialis di Hidup Sehat,

tidak hanya sekedar informasi semata, melainkan juga berisi edukasi kepada

masyarakat. Mengenai hal ini produser Hidup Sehat Ibu Desi Krida mengatakan

“Isi konten program “Hidup Sehat” tentunya beragam, karena bagaimana


kita bisa memberikan nilai edukasi kepada pemirsa tentang kesehatan baik
fisik maupun psikologis. Kita mendatangkan spesialis baik ilmu medis
maupun dari kesehatan kejiwaan. Dalam konten Hidup Sehat kita
mengupayakan memberikan informasi secara tepat dari dokter spesialis
yang kita hadirkan untuk mengupas masalah - masalah kesehatan dengan
tema-tema yang menarik.” (Wawancara, 12 Juli 2022)
Besaran intensitas menonton Hidup Sehat TVRI Kalimantan Selatan,

menjadikan edukasi dari informasi yang diberikan akan bermanfaat bagi penonton

dan keluarganya. Seperti yang disampaikan informan dari masyarakat tentang

menonton TVRI Kalimantan Selatan dan program hidup sehat sebagai media

pemberdayaan kesehatan masyarakat di masa pandemi Covid-19 di kota


84

Banjarmasin Ibu Sariani Pekerjaan swasta yang beralamat di Jl. Manunggal I

Bina Brata Banjarmasin mengatakan :

“Saya kadang-kadang saja menonton acara di TVRI Kalimantan Selatan.


Saya pernah menonton Hidup Sehat TVRI Kalsel. Materi hidup sehat sangat
berperan dan bisa menjadi sumber informasi covid 19 dan juga bisa menjadi
edukasi kesehatan bagi saya sendiri beserta keluarga saya. Untuk materi
dalam hidup sehat tersebut saya memahaminya dengan baik dan cukup
jelas diterangkannya. Setelah saya menonton acara Hidup Sehat saya dan
keluarga saya sudah bisa menjaga kesehatan dengan baik.” (Wawancara, 23
Juli 2022)
Selanjutnya menurut informan dari masyarakat mengenai program hidup

sehat sebagai media pemberdayaan kesehatan masyarakat di masa pandemi

Covid-19 di kota Banjarmasin Ibu Nur seorang mahasiswa yang beralamat di Jl.

Alalak Tengah Banjarmasin menyatakan sebagai berikut :

“Saya pernah menonton Hidup Sehat TVRI Kalsel. Materi hidup sehat
tentunya sangat berperan dan bisa menjadi sumber informasi covid 19 dan
merupakan informasi edukatif kesehatan bagi saya sendiri. Untuk materi
dalam hidup sehat tersebut saya memahaminya dengan baik karena
diterangkan oleh dokter atau narasumber yang lainnya dengan sangat baik.
Setelah saya menonton acara Hidup Sehat saya dan keluarga saya sudah bisa
menjaga kesehatan dengan baik.” (Wawancara, 24 Juli 2022)

Meski masyarakat tidak setiap saat penayangan menonton program Hidup

Sehat, beberapa mengakui informasi didalamnya bisa mengedukasi mereka.

Menurut informan dari masyarakat mengenai pemahaman dan edukasi dari

informasi dalam program Hidup Sehat, Ibu Emma Indirawati seorang ibu rumah

tangga yang beralamat di Jl. Gunung Sari IV No 2 Banjarmasin menyatakan

sebagai berikut :

“Kalau saya sih kadang-kadang saja menonton acara Hidup Sehat TVRI
Kalsel. Untuk materi hidup sehat menurut saya bisa menjadi sumber
informasi di masa pandemi covid 19 dan bisa menjadi sumber informasi
kesehatan bagi masyarakat luas. Untuk materi dalam hidup sehat tersebut
saya cukup memahaminya. Setelah saya menonton acara Hidup Sehat saya
dan keluarga saya sudah bisa menjaga kesehatan dengan baik.”
(Wawancara, 24 Juli 2022)
85

3. Menghimbau dan Memberikan Manfaat kepada Masyarakat

Program Hidup Sehat tidak hanya memberikan informasi dan mengedukasi

masyarakat, tetapi juga menghimbau masyarakat untuk bisa memberdayakan diri

mereka sendiri demi kesehatan mereka, keluarga mereka dan lingkungan mereka.

Selain itu informasi dan edukasi yang diberikan memberikan manfaat kepada

masyarakat agar masyarakat bisa menjaga kesehatan mereka dan mendeteksi dini

gejala-gejala penyakit yang ada agar diberikan penanganan awal sebelum

ditangani dokter. Menurut informan produser program Hidup Sehat tentang

pertanyaan apakah program acara hidup sehat bisa menghimbau dan memberikan

manfaat serta menjadi media pemberdayaan kesehatan masyarakat Ibu Desi

Kridaningsih, S.H. menyatakan sebagai berikut :

“Iya karena program Hidup Sehat bagian dari acara yang berisikan tentang
bagaimana menjadikan diri kita sehat melalui berbagai materi didalamnya.
Program Hidup Sehat sebagai media siaran yang memberikan nilai positif
bagi publik atau masyarakat karena berbagai materi dibahas disana. Terkait
covid 19 di hidup sehat lebih di konsentrasikan untuk masyarakat agar lebih
mengenal dan menangani masalah covid.” (Wawancara, 12 Juli 2022)
Adanya nilai edukasi yang mana menghimbau masyarakat agar lebih

memperhatikan kesehatan mereka, apakah sudah bisa tersampaikan dengan baik

kepada masyarakat. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan tentang apakah informasi dari Hidup Sehat ini sudah bisa

tersampaikan ke masyarakat? dr. Dina Aulia Insani, Sp.GK., AIFO-K mengatakan

“Sudah tersampaikan ke masyarakat. Dilihat dari antusiame masyarakat


yang menghubungi saya baik dari media sosial seperti DM Instagram
maupun melalui praktik saya, dan pasien saya tidak hanya dari Banjarmasin
bahkan sampai ke daerah dan pelosok sejak adanya segmen gizi di Hidup
Sehat ini. Ini bisa jadi karena TVRI bisa sampai ke pelosok daerah di
Kalimantan selatan.”. (Wawancara, 12 Juli 2022)
86

Berdasarkan hasil wawancara tentang apakah informasi dari Hidup Sehat ini

sudah bisa sampai ke masyarakat Sri Agustina sebagai presenter acara Hidup

Sehat menyatakan sebagai berikut :

“Sudah sampai. Saya lihat betul bahwa informasi di hidup sehat ini
memberikan informasi yang benar karena terkadang masyarakat termakan
informasi yang hoax jadi dengan adanya acara Hidup Sehat masyarakat jadi
tahu mana yang benar. Respon masyarakat pun baik dengan melihat dari
lingkungan pergaulan saya sendiri banyak dari teman teman dan keluarga
yang merasakan manfaat dari Hidup Sehat ini. Apalagi Hidup Sehat,
dikemas dengan kemasan acara yang sudah menarik jadi minat masyarakat
pun jadi lebih baik.” (Wawancara, 12 Juli 2022)

Selanjutnya tentang sejauh mana acara Hidup Sehat bisa memberikan

manfaat terhadap masyarakat, dr. Yanti Fitria, Sp.KJ menyatakan sebagai berikut :

“Sangat bermanfaat dan respek masyarakat juga baik sebagai bukti bahwa
pasien saya tahu bahwa saya pernah mengisi acara Hidup Sehat ini. Ini
berarti masyarakat sudah menerima manfaat dari informasi acara Hidup
Sehat.” (Wawancara, 12 Juli 2022).

Dari beberapa wawancara tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa informasi

edukasi yang disampaikan dalam program acara Hidup Sehat TVRI Kalimantan

Selatan, menghimbau masyarakat agar lebih berdaya menjaga dan menangani

kesehatan mereka dan keluarga, serta meberikan manfaat yang baik bagi

masyarakat luas.

4. Memperkuat, Meningatkan, dan Mengembangkan Potensi Pemahaman

Masyarakat untuk Menjaga Kesehatan Mereka

Beberapa manfaat yang diberikan dari informasi program acara Hidup Sehat

yaitu memperkuat, meningkatkan, dan mengembangkan potensi pemahaman

masyarakat untuk menjaga kesehatan mereka. Menurut informan dari masyarakat

tentang manfaat apa yang didapatkan dari program acara Hidup Sehat, Bapak
87

Zakiran Naem yang beralamat di Jl. Gerilya Kampung Baru RT. 15 Banjarmasin

menyatakan sebagai berikut :

“Setelah menonton Hidup Sehat saya sudah bisa mengambil tindakan awal
mengenai masalah kesehatan saya dan keluarga. Setelah menonton hidup
sehat saya dan keluarga juga sudah mempunyai kemampuan dan bisa
menjaga kesehatan dengan baik.” (Wawancara, 20 Juli 2022)

Untuk mengetahui beberapa manfaat dari informasi dalam program acara

Hidup Sehat ini, dapat kita lihat dari pembagian segmentasi acara tersebut.

Segmentasi dalam program “Hidup Sehat” Ibu Desi Kridaningsih, S.H.

menyatakan sebagai berikut :

“Kita memiliki 2 segmen pembahasan dengan 3 durasi segmen. Segmen


pertama, dan kedua membahas tentang tema terkait, dan segmen terakhir
kita menghadirkan segmen gizi dan nutrisi dari seorang dokter ahli gizi”.
(Wawancara, 12 Juli 2022)

Menurut dr. Meldy Muzada Elfa, Sp.PD., FINASIM (Spesialis Penyakit

Dalam) yang hadir sebagai narasumber pada tanggal 12 Juli 2022, mengatakan :

“Hidup Sehat yang ada di platform media sosial tik tok TVRI Kalimantan
Selatan bisa menjadi media pemberdayaan kesehatan masyarakat dan
tentunya, yang pertama akan meningkatkan pemahaman atau pengetahuan
mengenai masalah kesehatan, dan kedua masyarakat bisa mengaplikasikan
dari pemahaman dan pengetahuan yang mereka dapatkan dari program acara
Hidup Sehat di kehidupan mereka.” (Wawancara, 12 Juli 2022)
Berdasarkan temuan penelitian melalui wawancara dengan informan,

peneliti dapat mengetahui bahwa program “Hidup Sehat” sangat bermanfaat dan

respon masyarakat juga baik. Isi konten program “Hidup Sehat” sangat beragam

yang dapat memberikan nilai edukasi kepada pemirsa tentang kesehatan baik fisik

maupun psikologis. Setelah menonton acara Hidup Sehat masyarakat juga sudah

bisa menjaga kesehatan dengan baik.


88

5.1.3 Faktor Penghambat Peran TVRI Kalimantan Selatan Melalui Unit

Multiplatform Pada Program Hidup Sehat Sebagai Media

Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19 di

Kota Banjarmasin

Televisi merupakan salah satu media massa yang paling efektif dalam hal

menyampaikan pesan. Dengan karakteristiknya yang merupakan media audio

visual, televisi mampu menampilkan tayangan yang menarik minat masyarakat.

Tayangan TVRI Kalimantan Selatan sudah dapat dinikmati oleh seluruh

masyarakat di Indonesia, terutama wilayah kota Banjarmasin.

Kemajuan teknologi televisi dan program-programnya mampu membawa

dampak yang cukup besar dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari

besarnya jumlah masyarakat yang menikmati tayangan televisi sebagai media

yang terbilang sangat besar. TVRI Kalimantan Selatan juga menyajikan program

acara dan berusaha menarik perhatian pemirsanya. Segala jenis program dengan

berbagai segmen terdapat di dalamnya. Salah satunya adalah program Hidup

Sehat yang mempunyai peran sebagai media pemberdayaan kesehatan masyarakat

di masa pandemi Covid-19 di kota Banjarmasin. Namun seperti halnya program

acara yang ada di TVRI Kalimantan Selatan, program acara Hidup Sehat juga

mempunyai faktor penghambatnya. Apa yang menjadi faktor penghambat peran

TVRI Kalimantan Selatan melalui unit multiplatform pada program hidup sehat

sebagai media pemberdayaan kesehatan masyarakat di masa pandemi Covid-19 di

kota Banjarmasin? Akan kita jelaskan sebagai berikut :

Menurut informan produser program “Hidup Sehat” tentang pertanyaan

faktor penghambat peran TVRI Kalimantan Selatan melalui unit multiplatform


89

pada program hidup sehat sebagai media pemberdayaan kesehatan masyarakat Ibu

Desi Kridaningsih, S.H. menyatakan sebagai berikut:

“Adapun faktor penghambat TVRI Kalimantan Selatan terhadap tayangan


program siaran Hidup Sehat, dapat kita bagi menjadi dua bagian, yaitu
faktor penghambat eksternal, meliputi: masih kurangnya pengetahuan
masyarakat terhadap pentingnya program penyiaran, masih banyaknya
masyarakat menganggap tidak penting terhadap informasi kesehatan, masih
sedikitnya waktu dan kesempatan masyarakat untuk menonton program
Hidup sehat di jam tayang yang dijadwalkan. Banyaknya pilihan masyarakat
untuk menonton program acara sejenis, dan kurangnya kesadaran
masyarakat terhadap pentingnya program Hidup Sehat yang ditayangkan
oleh TVRI Kalimantan Selatan. Selain itu juga adanya persaingan dengan
acara lain di TV swasta dengan jam tayang yang sama program “Hidup
Sehat”. Selain itu jam tayang Hidup Sehat berada di jam sibuk di kantor dan
waktu dimana masyarakat masih sibuk dengan aktifitasnya.” (Wawancara, 6
Agustus 2022)

Dari wawancara dengan produser Hidup Sehat, didapatkan faktor

penghambat peran TVRI Kalimantan Selatan melalui program Hidup Sehat

sebagai media pemberdayaan kesehatan masyarakat sebagai berikut :

1. Kurangnya durasi untuk program Hidup Sehat

Menurut Produser program acara Hidup Sehat, durasi yang saat ini masih

dirasa kurang untuk pembagian segmentasi materi. Jika durasi untuk program

acara Hidup Sehat bisa ditambah, kemungkinan adanya pertambahan penonton.

Dengan demikian pemahaman akan kesehatan dan manfaat yang didapatkan bisa

lebih banyak.

2. Kurangnya promosi tentang program Hidup Sehat

Promosi memang menjadi salah satu kendala dilingkungan TVRI Kalimantan

Selatan. Promosi untuk program acara Hidup Sehat hanya berbentuk flyer yang

diposting di media sosial. Hal ini menyebabkan, kurangnya antusiasme

masyarakat untuk menonton disebabkan karena pada saat flyer diposting di media
90

sosial, kemungkinan untuk melihat dan mengingat flyer tersebut tidak terjangkau

oleh semua lapisan masyarakat, khususnya masyakarat Banjarmasin.

3. Kurangnya kesempatan masyarakat untuk menonton karena masih berada di

jam kesibukan kantor dan aktifitas lainnya.

Waktu penayangan program acara Hidup Sehat yang kita ketahui adalah

pukul 15.00 Wita atau jam 3 sore. Di waktu ini, sebagian besar masyarakat masih

berada di kantor. Masyarakat yang produktif juga masih berada pada aktifitas

mereka. Sementara, melihat dari kebiasaan sosial di masyarakat Banjarmasin, di

waktu tersebut, para ibu rumah tangga biasanya sedang sibuk dengan aktifitasnya

diluar rumah bersama anak-anak yang masih jam sekolah maupun yang

beraktifitas ekstrakurikuler.

4. Adanya tayangan hiburan yang lebih diminati masyarakat yang belum

memahami pentingnya informasi yang disampaikan di program Hidup Sehat

ini.

Pada jam tayang yang sama dengan program acara Hidup Sehat, ada beberapa

tayangan hiburan di televisi kompatitor. Masyarakat yang senang dengan hiburan

maupun informasi hiburan akan lebih memilih tayangan hiburan dibandingkan

dengan tayangan informasi edukasi. Hal itu dikarenakan pada jam tayang tersebut,

masyarakat ingin merelaksasi pikiran mereka dengan tayangan yanga ringan dan

mudah untuk mereka pahami. Ini bukan berarti pemaparan dokter narasumber

tidak bisa dipahami dengan cepat oleh penonton atau audiens, namun karena

sudah Lelah seharian, maka masyarakat bisa jadi memilih tayangan yang lebih

ringan dan menghibur. Selain itu juga beberapa masyarakat masih belum

memahami pentingnya informasi kesehatan yang jelas di masa pendemi covid 19


91

ini. Karena itulah program acara Hidup Sehat masih belum banyak diminati

masyarakat luas.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Peran TVRI Kalimantan Selatan Melalui Unit Multiplatform Pada

Program Hidup Sehat Sebagai Media Pemberdayaan Kesehatan

Masyarakat di Masa Pandemi Covid 19 di Kota Banjarmasin

Teori peran adalah sebuah teori yang digunakan dalam dunia sosiologi,

psikologi dan antropologi yang merupakan perpaduan berbagai teori, orientasi

maupun disiplin ilmu. Teori peran berbicara tentang istilah “peran” yang biasa

digunakan dalam dunia teater, dimana seorang aktor dalam teater harus bermain

sebagai tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk

berprilaku secara tertentu. Posisi seorang aktor dalam teater dinalogikan dengan

posisi seseorang dalam masyarakat, dan keduanya memiliki kesamaan posisi

(Sarlito, 2015: 215).

Peranan menurut terminology adalah seperangkat tingkah yang diharapkan

dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat. Dalam bahasa Inggris peranan

disebut “role” yang definisinya adalah “person‟s task or duty in undertaking.”

Artinya “tugas atau kewajiban seseorang dalam suatu usaha atau

pekerjaan.”(Mukmin, 2014).

Peran dilihat wujudnya dari tujuan dasarnya atau hasil akhirnya, terlepas

dari cara mencapai tujuan atau hasil tersebut. Suatu cara menjadi penting dalam

perwujudan peran, ketika cara itu bertentangan dengan aspek lain dari peran.

Dengan demikian, seorang aktor bebas untuk menentukan cara- caranya sendiri
92

selama tidak bertentangn dengan setiap aspek dari peran yang diharapkan darinya

sebagainya (Sarlito, 2015: 219).

Media dapat menjadi faktor yang berperan dalam perubahan sosial

masyarakat. Pada dasarnya, fungsi media adalah untuk memberikan beberapa

informasi dalam beragam tujuan program dan segmen. Media ini juga

dipergunakan untuk membuat sebuah program yang dapat memberdayakan

masyarakat. Dengan kelebihan–kelebihan yang dimiliki, televisi dapat menjadi

media yang mampu membuat masyarakat menjadi berdaya.

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa teori peran adalah

teori yang berbicara tentang posisi dan prilaku seseorang yang diharapkan dari

padanya tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berada dalam kaitannya dengan

adanya orang- orang lain yang berhubungan dengan orang atau aktor tersebut.

Media dapat digunakan untuk menjalankan sebuah peran yang memberikan

informasi kepada masyarakat dengan memberikan daya atau empowerment dari

edukasi informasi yang disuguhkan.

Televisi merupakan salah satu media audio visual yang banyak diminati

khalayak karena dapat diakses secara gratis hampir kapan saja. Sebagai media

yang banyak memiliki audiens, Televisi potensial sebagai sarana untuk

pengembangan masyarakat jika dikembangkan sesuai dengan fungsi-fungsi

penyiaran untuk publik. Sebagai televisi yang berorientasi publik, TVRI

Kalimantan Selatan berperan untuk memberikan tayangan program acara yang

mendidik, informatif dan menghibur bagi masyarakat.

TVRI Kalimantan Selatan melakukan perannya sebagai media yang

memberikan informasi kepada masyarakat. Informasi-informasi yang dikemas


93

menjadi konten di sebuah program acara diharapkan mampu menjadi informasi

yang bersifat positif, edukatif, dan menghibur untuk masyarakat. Beberapa materi

program acara ada yang dikhususkan menjadi informasi yang memberdayakan

masyarakat. TVRI Kalimantan Selatan selalu berupaya meningkatkan kualitas

informasi yang disampaikan.

Biddle dan Thomas membagi indikator tentang perilaku dalam kaitanya

dengan peran sebagai berikut :

1). Harapan tentang peran (expectation)

Harapan tentang peran adalah harapan- harapan orang lain tentang perilaku

yang pantas, yang seharusnya ditunjukkan oleh seseorang yang mempunyai

peran tertentu. Harapan tentang perilaku ini bisa berlaku umum, bisa

merupakan harapan dari segolongan orang saja, dan bisa juga merupakan

harapan dari satu orang tertentu.(Sarlito, 2015: 216).

2). Norma (norm)

Secord dan Backman berpendapat bahwa, norma hanya merupakan salah

satu bentuk harapan. Secord dan Backman membagi jenis- jenis harapan

sebagai berikut :

a) Harapan yang bersifat meramalkan (anticipatory), yaitu harapan

tentang suatu perilaku yang akan terjadi.

b). Harapan normatif (role expectation), yaitu keharusan yang

menyertai suatu peran. Harapan normatif ini dibagi lagi ke dalam

dua jenis:

(1) Harapan yang terselubung (convert), yaitu harapan itu tetap ada

walaupun tidak diucapkan


94

(2) Harapan yang terbuka (overt), yaitu harapan yang diucapkan.

Harapan jenis ini dinamai tuntutan peran (role demand). Tuntutan

peran melalui proses internalisasi dapat menjadi norma bagi peran

yang bersangkutan (Sarlito, 2015: 217).

Masyakarat menaruh harapan kepada TVRI Kalimantan Selatan agar selalu

meningkatkan konten acara dan kemasan acara yang sesuai dengan keinginan

mereka. Namun TVRI Kalimantan Selatan tidak dapat secara bebas menayangkan

program acara yang mungkin tidak baik bagi masyarakat, karena TVRI

berorientasi publik bukan profit.

Di masa Pandemi Covid 19 yang ditetapkan sejak tahun 2020 lalu,

menyadarkan berbagai kalangan bahwa media televisi sangat efektif dan efisien

untuk dijadikan media pemberdayaan masyarakat. Di masa dimana masyarakat

sangat dibatasi dalam berbagai hal, khususnya dalam bersosialisasi, efektifitas

televisi sangat berperan untuk menyampaikan lebih banyak lagi informasi dan

edukasi yang dapat memberdayakan diri mereka sendiri. Dari televisi masyarakat

bisa mencari jawaban atas permasalahan yang mereka hadapi.

Adanya pandemi covid 19 yang melanda hingga saat ini, membuat TVRI

memutuskan untuk memanfaatkan platform media sosial. Penayangan siaran

TVRI Kalimantan Selatan menggunakan multiplatform, sehingga siaran TVRI

Kalimantan Selatan tidak hanya dapat dinikmati di televisi saja tetapi juga dapat

dilihat melalui streaming youtube. Ini memudahkan masyarakat untuk tetap dapat

menonton secara langsung tayangan program acara live TVRI Kalimantan Selatan

meski tidak melalui televisi.


95

Pemanfaatan platform media sosial sangatlah strategis untuk menjangkau

masyarakat luas. Pengelolaan kerja media sosial ini di bawahi langsung oleh Unit

Kerja Konten Media Baru TVRI Kalimantan Selatan. Hal ini semakin

memperkuat kerja peran TVRI Kalimantan Selatan dalam menguatkan

penyiarannya. Dengan adanya streaming Youtube dan konten-konten di media

sosial seperti di Instagram dan Tiktok, masyarakat akan bisa mengenal lebih baik

informasi yang diberikan dan merasakan manfaat dari program acara TVRI

Kalimantan Selatan.

Program acara Hidup Sehat TVRI Kalimantan Selatan juga memanfaatkan

platform media sosial untuk menarik audiens dengan konten-kontennya. Semua

konten yang diposting di sosial media adalah potongan tayangan acara live Hidup

Sehat yang berisikan beberapa informasi inti pada suatu tema. Konten ini

bertujuan memberikan informasi yang lebih sederhana namun tepat dan tepat

sasaran.

Sesuai dengan teori dari Craig dan Mayo dalam Alfitri (2011: 22)

mengatakan bahwa konsep pemberdayaan termasuk dalam pengembangan

masyarakat dan terkait dengan konsep: kemandirian (self help), partisipasi

(participation), jaringan kerja (networking), dan pemerataan (equity).

Berdasarkan hasil penelitian diatas, TVRI Kalimantan Selatan sebagai

Lembaga Penyiaran Publik mempunyai peran penting untuk memberdayakan

masyarakat dengan program “Hidup Sehat” nya. Program Hidup Sehat ini

bertujuan agar masyarakat atau audiens mau dan mampu untuk mengatasi masalah

kesehatannya serta berprilaku hidup sehat.


96

Melalui program “Hidup Sehat” TVRI Kalimantan Selatan memberikan

edukasi agar masyarakat tidak hanya menjadi objek dari sebuah tayangan

melainkan menjadi subjek atas pemberdayaan kesehatan mereka. Sebagai institusi

yang berhubungan dengan masyarakat, TVRI Kalimantan Selatan mampu

membuka akses terhadap kontrol masyarakat demi meningkatkan mutu siaran dan

menegakkan inti semangat penyiaran sebagai sarana pendidikan, informasi,

hiburan yang mendidik, juga bisa sebagai kontrol sosial.

Masyarakat harus dibekali dengan tayangan-tayangan yang positif. Dengan

memberikan segmen gizi di program acara Hidup Sehat setiap episodenya akan

lebih membantu pemirsa dalam menambah wawasan tentang gizi dan peningkatan

kesehatan mereka. Dengan acara ini diharapkan TVRI Kalimantan Selatan bisa

menjadi media pemberdayaan kesehatan masyarakat. Terlebih di masa pandemi

seperti saat ini. Peran TVRI Kalimantan Selatan sebagai perpanjangan tangan atau

stasiun TVRI yang berada di daerah misinya adalah untuk mencerdaskan

masyarakat, membekali ilmu dengan program-program yang bermanfaat termasuk

kesehatan jasmaniah dan rohaniah karena acara Hidup Sehat juga terdapat materi

psikologi satu kali dalam sebulan.

Untuk program “Hidup Sehat” berdasarkan hasil wawancara dengan

informan dr. Yanti Fitria, Sp.KJ. menyatakan bahwa program ini sangat

bermanfaat dan respon masyarakat juga baik. Ini berarti masyarakat sudah

menerima manfaat dari informasi acara “Hidup Sehat ini. Meskipun penayangan

program acara Hidup Sehat TVRI Kalimantan Selatan ini masih pada waktu

padatnya aktifitas masyarakat sehingga peluang untuk menikmati acara tersebut

masih terbilang sedikit. Hal ini terlihat dari data audienshare yang didapatkan dari
97

puslitbang TVRI yang menunjukkan tidak lebih dari 33 audience atau penonton.

Namun jika kita melihat data dari youtube maupun media sosial, antusias

masyarakat terhadap program Hidup Sehat TVRI Kalimantan Selatan ini cukup

baik. Ini menandakan program acara Hidup Sehat TVRI Kalimantan Selatan dapat

dikatakan berperan sebagai media pemberdayaan kesehatan masyarakat.

Bagaimana peran TVRI Kalimantan Selatan melalui unit multiplatform pada

program Hidup Sehat sebagai media pemberdayaan kesehatan di masa pandemi

covid 19 di kota Banjarmasin, hal ini dapat dijelaskan dengan menggunakan

multiplatform, program Hidup Sehat TVRI Kalimantan Selatan telah berupaya

memberikan informasi edukasi kepada masyarakat. Dari informasi edukasi yang

disampaikan langsung oleh dokter spesialis dibidangnya, maka diharapkan

masyarakat dalam hal ini penonton dapat berdaya dalam menangani masalah awal

gejala penyakit yang dideritanya maupun keluarganya, menjaga kesehatannya dan

meningkatkan kualitas kesehatannya.

Upaya-upaya yang dilakukan TVRI Kalimantan Selatan dalam

memaksimalkan program acara Hidup Sehat ini, salah satunya dengan

meningkatkan kemasan acaranya dan menyisipkan segmen gizi didalam

episodenya. Materi yang diangkatpun beragam sesuai dengan isu yang ada

dimasyarakat maupun urgensi penyakit yang beredar di masyarakat.

Menurut Setiani (2009), indikator hasil pemberdayaan kesehatan

masyarakat terdiri dari input, proses, output dan outcome, yaitu :

1. Indikator input meliputi sumber daya manusia, dana, bahan-bahan dan

alat-alat yang mendukung kegiatan pemberdayaan masyarakat.


98

2. Indikator proses meliputi jumlah penyuluhan yang dilaksanakan, frekuensi

pelatihan yang dilaksanakan, jumlah tokoh masyarakat yang terlibat dan

pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan.

3. Indikator output meliputi akses masyarakat terhadap sumber daya dan

sarana pemberdayaan, partisipasi masyarakat, kontrol dan kesetaraan,

4. Outcome-nya meliputi penurunan masalah kesehatan. (Setiani, 2009)

Dari indikator yang disebutkan diatas dan melihat wawancara dari informan

penelitian, peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa dari indikator input yang

meliputi sumber daya manusia, dana, bahan, alat yang mendukung kegiatan

pemberdayaan sudah dilakukan oleh TVRI Kalimantan Selatan dalam hal ini

secara maksimal. Dengan juga memanfaatkan multiplatform sebagai pendukung

siarannya TVRI Kalimantan Selatan sudah menjalankan perannya dengan baik.

Indikator proses yang meliputi jumlah penyuluhan yang dapat berarti berapa

banyak tayangan siaran live program Hidup sehat telah ditayangkan dan jumlah

tokoh dalam hal ini narasumber spesialis dibidangnya yang telah terlibat dalam

proses siaran Program Hidup Sehat, maka dapat dikatakan bahwa TVRI

Kalimantan Selataan sudah menjalankan perannya dengan baik.

Melihat dari indikator input diatas, sama halnya dengan indikator output

yang meliputi akses masyarakat terhadap sumber daya dan sarana pemberdayaan,

ini dapat dilihat dari akses masyarakat pada multiplatform yang digunakan

program Hidup Sehat. Selama masa penelitian dari data platform media sosial

maupun youtube jumlah followers dan viewers yang terbilang cukup banyak.

Followers Youtube yang mencapai 1.530 dengan viewrs terbanyak 313, Instagram

dengan 103 followers dan 16.700 viewers dan 369 likes, TikTok sebanyak 2091
99

followers dan 36,9k likes akun dengan viewers terbanyak 68.600, like 1.467

dengan 36 komentar. Data tersebut juga didukung oleh pernyataan informan

penelitian dr. Dina Aulia Insani, Sp.GK., AIFO-K bahwa banyak dari masyarakat

yang menghubunginya melalui pesan Instagram dan menyampaikan pemahaman

mereka terhadap materi yang disampaikan pada program Hidup Sehat.

Indikator outcome dapat kita lihat dari pernyataan ibu Emma bahwa setelah

menonton program Hidup Sehat TVRI Kalimantan Selatan, ia dan keluarga sudah

bisa menjaga kesehatan dengan baik. Ini mengindikasikan dapat terjadi penurunan

masalah kesehatan di kota Banjarmasin.

Dengan demikian TVRI Kalimantan Selatan melalui unit multiplatform

pada program Hidup Sehat sebagai media pemberdayaan Kesehatan masyarakat di

masa pandemic covid 19 di kota Banjarmasin sudah melaksanakan perannya

dengan baik. Hal ini terlihat dengan terjawabnya teori indikator dari hasil

pemberdayaan kesehatan masyarakat.

5.2.2 Faktor Penghambat Peran TVRI Kalimantan Selatan Melalui Unit

Multiplatform Pada Program Hidup Sehat Sebagai Media

Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat di Masa Pandemi Covid 19 di

Kota Banjarmasin.

Faktor penghambat peran TVRI Kalimantan Selatan melalui program

hidup sehat sebagai media pemberdayaan kesehatan masyarakat di tengah

pandemi Covid-19 di Banjarmasin adalah kurang menariknya promo acara dengan

intensitas penayangan promo yang terbilang masih kurang. Promo acara Hidup

Sehat biasanya hanya menggunakan flyer yang diposting di Instagram TVRI


100

Kalimantan Selatan. Flyer yang tampil pun tidak berulang diposting, sehingga

menyebabkan kurangnya perhatian masyarakat tentang acara Hidup Sehat ini.

Selain kurangnya promo acara Hidup Sehat, dan kurang menariknya

promo acara tersebut, juga kurangnya durasi penayangan, sehingga menyebabkan

materi yang diangkat dibahas sepadat mungkin. Hal ini diungkapkan oleh

produser Hidup Sehat, yang menganggap durasi menjadi salah satu faktor

penghambatnya. Produser Hidup Sehat berpendapat bahwa penambahan durasi

penayangan Hidup Sehat bisa saja lebih meningkatkan informasi yang akan

didapatkan masyarakat.

Adanya persaingan dengan acara lain di chanel televisi yang berbeda, juga

menjadi faktor penghambatnya. Banyaknya pilihan tayangan acara di berbagai

chanel televisi menjadikan masyarakat bebas memilih tayangan yang mereka

inginkan. Tentu saja bagi yang belum memahami pentingnya menjaga kesehatan

dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, akan memilih chanel lain.

Apalagi program acara yang mengusung konten kesehatan sudah banyak disiarkan

diberbagai chanel televisi.

Masalah jam tayang program “Hidup Sehat” pun menjadi faktor

penghambat peran TVRI Kalimantan Selatan. Pukul 3 sore hari adalah waktu

masih padatnya aktifitas masyarakat. Sebagian besar masyarakat masih berada di

kantor. Para ibu rumah tangga pun biasanya sedang sibuk dengan aktifitasnya

seputar sekolah anak-anak mereka. Sementara yang biasanya staycation di rumah

mungkin beberapa dari lansia.


101

Di usia ini, biasanya lansia lebih menyibukkan diri dengan program acara

hiburan atau aktifitas ibadah. Seperti yang disebutkan diatas, pada sore hari

masyarakat akan lebih memilih tayangan yang lebih mudah dicerna dan dipahami

juga acara yang menghibur karena telah melakukan rutinitas selama beberapa jam.
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Penelitian tentang program Hidup Sehat Sebagai Media Pemberdayaan

Kesehatan Masyarakat telah dilakukan dan menyimpulkan :

1. Peran TVRI Kalimantan Selatan melalui unit multiplatform pada program

Hidup Sehat sebagai media pemberdayaan kesehatan masyarakat di masa

pandemi Covid-19 di kota Banjarmasin telah berupaya memberikan

informasi kesehatan yang dapat menjadi bekal pengetahuan bagi

masyarakat dari narasumber Spesialis dibidangnya. Dari pengetahuan

itulah, masyarakat diharapkan dapat memberdayakan diri mereka

mengatasi gejala awal sebuah keluhan penyakit, dan terlebih lagi bisa

menjaga dan meningkatkan kesehatan diri mereka sendiri, keluarga dan

lingkungan mereka di tengah serangan virus Covid 19.

2. Faktor penghambat peran TVRI Kalimantan Selatan melalui program

hidup sehat sebagai media pemberdayaan kesehatan masyarakat di tengah

pandemi Covid-19 di Banjarmasin adalah adanya persaingan dengan acara

lain di Televisi yang berbeda pada jam tayang yang sama dengan program

“Hidup Sehat”, dan juga dimana masyarakat masih berada pada waktu

padatnya aktifitas mereka. Selain itu, faktor penghambat internalnya

adalah kurangnya promosi yang menguatkan pentingnya program ini bagi

masyarakat, sehingga masyarakat luas tidak begitu mengenal program

102
103

Hidup Sehat ini. Durasi dari pogram ini juga bisa menjadi hambatan Peran

TVRI bagi pemberdayaan kesehatan masyarakat.

6.2 Saran

1. Program Hidup Sehat TVRI Kalimantan Selatan diharapkan meningkatkan

kualitas kemasan dan durasi programnya. Selain itu pentingnya

memanfaatkan platform media sosial lebih efektif dengan memberikan

konten yang lebih banyak, lebih sering dan dibuat semenarik mungkin.

Membuat konten yang lebih menarik dari yang sudah ada, dapat dilakukan

dengan beberapa tahapan, seperti meningkatkan analisis akun media sosial

tersebut agar lebih diketahui lagi intensitas informasi yang lebih menarik

bagi masyarakat. Setelah dilakukan analisis terhadap konten, TVRI

Kalimanatan Selatan dapat mengetahui bagaimana mengemas informasi

yang ada menjadi konten yang lebih menarik dari sebelumnya.

2. Konten tidak harus selalu mengambil potongan dari tayangan program

Hidup Sehat, tetapi juga dapat dibuat konten baru yang lebih menarik atau

potongan tayangan tersebut dimodifikasi agar lebih menarik lagi.

3. Membuat konten dengan mengutamakan dan memperhitungkan efisiensi

komunikasi. Menurut Laswell dalam Mulyana, 2007, memetakan

demografi, psikografi, gaya hidup dan nilai-nilai yang diyakini audiens

sebagai pintu masuk merencanakan suatu pesan juga menjadi hal yang

sangat penting. Dari sinilah, konten yang dimodifikasi dari potongan

tayangan program Hidup Sehat ditambah dengan beberapa adegan baru


104

yang selaras dengan konten tersebut dengan melihat dasar nilai yang

dikatakan Laswell tersebut.

4. Membuat promosi program televisi yang lebih menarik seperti PSA (Publik

Service Advertising) berisikan pentingnya menjaga kesehatan dan

bagaimana agar masyarakat berdaya dalam menjaga dan menangani

kesehatan mereka ada di program Hidup Sehat. Dengan begitu, masyarakat

akan lebih mengenal program Hidup Sehat ini dengan baik.

5. Membuat konten promosi khusus untuk media sosial tidak hanya sekedar

flyer dengan sasaran audiens sesuai analisis data yang sudah dilakukan

sebelumnya, agar target audiens dapat tercapai, dan audiens tidak hanya

senang melihat konten dari akun media sosial, tetapi juga penasaran dan

bisa berkenan melihat program Hidup Sehat secara utuh di televisi.

6. Melihat adanya persaingan di jam tayang dengan program acara lain yang

lebih menarik dari program acara Hidup Sehat bisa dikarenakan promosi

dan kemasan program tidak menarik minat audiens. Hal ini masih berkaitan

dengan pengembangan promosi program. Jika promosi program Hidup

Sehat sudah baik dan dibuatkan promosi disetiap episodenya, maka audiens

akan mengetahui tema sebelum program tersebut tayang. Dengan begitu

audiens akan menantikan program acara Hidup Sehat karena telah

mengetahui tema yang mungkin mereka perlukan untuk menambah

pengetahuan Kesehatan mereka.


DAFTAR PUSTAKA

.
Alfitri. 2011. Community Development (Teori dan Aplikasi). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.Hlm.21
Adisasmita, Rahardjo. 2011. Manajemen Pemerintah Daerah. Yogyakarta:
Penerbit Graha Ilmu
Ashadi, Siregar. 2001. Menyikapi Media Penyiaran: Membaca Televisi Melihat
Radio Cet.I, Yogyakarta: LP3Y
Cinra, Aprida. 2015 Edukasi Kesehatan Melalui Program Acara Kesehatan DI
Media Massa (TVRI Sulawesi Selatan). JURNAL MKMI, Maret 2015,
hal. 16-22
Dedi Alamsyah, 2011. Meberdayakan Ummat . Yogyakarta : Nuha Medika

Esau Mambraku, Hakikat Media Pembelajaran,


http://kurtek.upi.edu/media/konsep% 20media.htm, Tanggal akses 14
November 2022

Hadiwardoyo, Wibowo, 2020. Jurnal: kerugian ekonomi nasional akibat PSBB.


Jurnal : Of Business and Entrepreneurship 2 (2). diakses pada 28 Oktober
2021.
Hardiana, Ike. 2010. Pemberdayaan dan Fungsi Media Dalam Pemberdayaan
Masyarakat di https://www.researchgate.net/publication/323771264 diakses
pada 28 Oktober 2021.
Hartanto. 2010. Jurnal: Peran Strategis Televisi Komunitas dalam Pemberdayaan
Masyarakat
Hermanto, Budhi. 2011. Televisi Komunitas, Media Pemberdayaan Masyarakat.
Idonbiu, Pengertian Media Komunikasi dan Audio-Visual,
http://www.idonbiu.com, /2009/03/ pengertian-media-komunikasi-dan-
audio.html, Tanggal Akses 14 November 2022

Menteri Dalam Negeri RI. 2021. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan


Masyarakat (PPKM) di awal tahun 2021di wilayah Jawa dan Bali.
Jakarta.
Mardikanto, Totok. 2010. Konsep-konsep pemberdayaan masyarakat. Surakarta
: Fakultas Pertanian UNS dengan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS
(UNS Press).

Mardikanto, Totok & Poerwoko, Soebianto, 2013, Pemberdayaan Masyarakat


Dalam Perspktif Kebijakan Publik (cet.Ke-2), Bandung: Penerbit
Alfabeta.Hlm.113

105
106

Morissan. 2009. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan


Televisi. Jakarta: Prenada Media Group.

Ningsih, Fitria. 2017. Peran Televisi Republik Indonesia (TVRI) Dalam


Memenuhi Kebutuhan Informasi Pembangunan Di Kecamatan Sungai
Kunjang ( Studi Kasus Pada TV Regional Kaltim). Journal Ilmu
Komunikasi, 5 (2) 2017 :150-159 ISSN (Cetak) 2502 - 5961, ISSN
(Online) 2502 – 597X

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang


Pedoman Pelaksanaan dan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat Bidang
Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Pedoman Untuk
Menjalankan PSBB. Jakarta.

Pranarka. A.M.W dan Vidhyandika. 2012, Pemberdayaan : Konsep, Kebijakan


dan Implementasi, Jakarta : CSIS
Razief Al Hadi, M. 2012. Skripsi: Peranan LPP TVRI dalam memberikan
informasi pembangunan terhadap masyarakat kota pekanbaru.
Riduansyah. Syafari.M. 2020. Administrasi Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat. Banjarmasin: CEPP-ULM.
Rusli, Budiman. 2015. Kebijakan Publik; Membangun Pelayanan Yang
Responsif. Bandung: Hakim Publishing.
Sarlito Wirawan Sarwono. 2015. Teori- Teori Psikologi Sosial, Jakarta:
Rajawali Pers,
Sedarmayanti, 2014. Restrukturisasi dan Pemberdayaan Organisasi Untuk
Menghadapi Dinamka Perubahan Lingkungan. Bandung: PT. Refika
Aditama.Hlm. 40, 81-82
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Suharto, Edi. 2010. Membangun masyarakat memberdayakan masyarakat: Kajian
Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Jakarta:
Refika Aditama..
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. 1945
Undang-Undang Republik Indonesia. 2002. Penyiaran. Jakarta
Undang-Undang Republik Indonesia. 2018. Penyelenggaraan kekarantinaan
kesehatan. Jakarta
107

Wahyudi. 2020. Jurnal: Kebijakan pemberlakuan lockdown sebagai antisipasi


penyebaran corona virus covid-19

Anda mungkin juga menyukai