Anda di halaman 1dari 14

62

efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomiefektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi Juni 2013
Vol. 4, No. 1, Juni 2013, 62 - 75

PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI, DAN


KOMUNIKASI KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA:
KASUS WANITA PEKERJA DI SEKTOR PERBANKAN*

Fereshti Nurdiana Dihan


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia

ABSTRACT
This research aims to analyze the influence of leadership, organizational culture,
and working communication on work effectivity. This research was located in Solo. The
sample of 100 peoples were the employees of the largest private bank with convenience
sampling. The instrument of the questionnaires was calculated with validity and reliability
test. The analysis used multiple regression. The finding of this research indicate that:
(1) leadership, organizational culture, and working communication can influence work
effectivity; (2) corporation and organization play a role in creating sound environment
through leadership, organizational culture, and condusive working communication;
(3) high work effectivity will promote a performance of all departments within the
organization.

Keyword: leadership, organizational culture, working communication, and work


effectiveness

PENDAHULUAN ditentukan ketiga faktor tersebut,


melainkan masih ada faktor lain yang
Keberhasilan suatu organisasi
secara tidak langsung juga ikut berperan,
ditentukan oleh banyak aspek, baik
misalnya menurut Carson, et.al., (2004)
itu berasal dari internal maupun
yaitu efektivitas dalam self-managed
eksternal (Tsamenyi, et.al., 2008).
work team.
Pemahaman tentang aspek eksternal
(kondisi persaingan dan regulasi global) Keberhasilan suatu organisasi
menekankan standar mutu internasional, tidaklah hanya diukur melalui
misalnya aturan ISO (Sheth, 2007). peningkatan penjualan, tetapi dapat juga
Di sisi lain, pemahaman tentang aspek diukur oleh faktor lain. Dalam lingkup
internal (kepemimpinan, budaya sumber daya manusia (SDM), untuk
organisasi dan komunikasi) ada, tumbuh menilai keberhasilan suatu organisasi bisa
dan berkembang pada lingkup organisasi dilihat dari tingkat absensi, turnover, dan
tersebut (Manderscheid & Ardichvili, efektivitas kerja (Ballinger & Schoorman,
2008). Oleh karena urgensinya peran 2007). Efektivitas kerja karyawan secara
kepemimpinan, budaya organisasi dan tidak langsung berpengaruh terhadap
komunikasi kerja, maka kajian tentang produktivitas dan efisiensi (Bach, 2000).
ketiganya menjadi salah satu isu aktual Terkait hal tersebut, maka peningkatan
dalam konteks manajemen era global efektivitas kerja menjadi salah satu poin
(Selvrajah & Meyer, 2008). Meskipun penting, terutama jika dikaitkan dengan
demikian keberhasilan suatu organisasi kepemimpinan, budaya organisasi dan
ditinjau dari aspek internal tidak hanya komunikasi kerja dalam organisasi.
Juni 2013 Fereshti Nurdiana Dihan 63

Pemahaman tentang efektivitas diharapkan (Lok & Crawford, 2004).


kerja sangat beragam sehingga perlu Dalam kondisi yang dinamis maka peran
adanya batasan pengertian yang jelas. kepemimpinan menjadi sangat penting
Pendekatan yang sering digunakan antara terutama untuk mencapai tujuan, visi
lain berbasis tujuan (goal approach) - misi dan mengantisipasi persaingan
karena aspek utama dari goal approach yang semakin ketat. Oleh karena itu,
bisa mewakili semua unsur tujuan kepemimpinan yang berhasil adalah
organisasi (Pinnington & Scanlon, 2009). yang mampu menggerakkan semua target
Esensi dari goal approach adalah bahwa tujuan mencapai hasil yang ditetapkan
keberadaan organisasi untuk mencapai sebelumnya (Liu, et.al., 2003).
tujuan dengan upaya bersama. Oleh Persoalan yang berkembang terkait
karena itu, jika individu-individu dalam dengan kepemimpinan adalah semakin
organisasi melakukan pekerjaan dengan peliknya masalah yang dihadapi tenaga
baik maka tujuan tersebut akan dapat kerja, antara lain adalah aspek gender,
tercapai secara sempurna (Sewell & budaya, pengaruh teknologi dan pengaruh
Wilkinson, 1992). globalisasi terhadap pengupahan
Penelitian ini akan sangat (Dorfman & Howell, 1997). Gerke (2006)
menarik dilakukan karena isu tentang menggambarkan proses transformasi
kepemimpinan dewasa ini berkernbang peran kepemimpinan terkait interaksi
sangat pesat dan dinamis, misalnya dalam komunikasi terlihat pada Tabel 1.
tentang tipologi era kepemimpinan Mengacu pada kompleksitas peran
kharismatik dan transformasional. Selain dan fungsi kepemimpinan di era global,
itu, isu budaya organisasi yang terkait maka pada dasarnya terdapat dua
dengan multikultural juga menjadi aspek penting bagi pemimpin dalam
perhatian yang intens dalam beberapa menjalankan tugasnya untuk mencapai
dekade terakhir, serta fakta perkembangan tujuan antara lain:
teknologi informasi yang didukung oleh
ketersediaan hardware dan software a. Fungsi Kepemimpinan
sehingga memungkinkan individu dapat Pada dasarnya fungsi kepemimpinan
saling berinteraksi tanpa perlu bertemu ada 2 yaitu pertama: fungsi yang
secara langsung (face-to face). Disisi terkait langsung dengan tugas
lain, mobilitas individu yang kian tinggi sehingga fungsi ini lebih mengarah
memungkinkannya mengontrol dan pada perintah kerja dan menunjukkan
dikontrol oleh iklim kerja dan budaya adanya hierarkhi dalam struktur
organisasi karena tersedianya sarana (Hamilton dan Bean, 2005). Fungsi
kemudahan dalam berkomunikasi. kedua berkaitan dengan fungsi sosial
yang pada dasarnya lebih mengarah
kepada proses pembinaan dan
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPO- pemeliharaan kondisi dalam lingkup
TESIS area. dimana jalinan interaksi kerja
terjadi (Hofmann dan Jones, 2005).
1. Kepemimpinan Harmonisasi diantara kedua fungsi
Kepemimpinan adalah proses kepemimpinan tersebut pada akhirnya
mem-pengaruhi orang lain, baik akan menciptakan iklim kerja yang
individu atau kelompok (England, kondusif sehingga berdampak positif
2002). Kepemimpinan yaitu suatu terhadap efektivitas kerja, mereduksi
proses mempengaruhi orang lain burnout dan turnover (Huang, et.al.,
untuk melakukan sesuatu seperti yang 2003).
64 efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi Juni 2013

Tabel 1. Transformasi Kepemimpinan dari Aspek Komunikasi


SARANA MANFAAT KONSEKUENSI

Lebih cepat, namun tidak memiliki Ketidakjelasan dalam maksud dan tujuan bisa
E-mail
dokumentasi yang baik menimbulkan kebimbangan

Lebih cepat, dapat mendengar intensitas Tidak ada umpan balik sebagai masukan dari
Voice mail
maksud dan tujuan pekerjaan pihak lain

Komunikasi dua arah yang dapat saling Tidak dapat melihat bahasa tubuh sebagai
Voice-to voice
memberikan input penekanan maksud

Bentuk interaksi komunikasi dua arah yang


Face-to face Pertimbangan biaya yang lebih mahal
sempurna

Sumber: Gerke, Susan K (2006)

b. Gaya Kepemimpinan Budaya organisasi berhubungan erat


Pemahaman tentang gaya dengan komunikasi kerja pada lingkup
kepemimpinan pada dasarnya lebih organisasi tersebut (Larson dan Kleiner,
mengarah kepada sikap, tindakan 2004). Hal tersebut terjadi karena budaya
dan perbuatan yang dilakukan oleh organisasi pada dasarnya merupakan pola
pimpinan terhadap bawahan yang berbagai asumsi dasar dan nilai yang
berhubungan dengan kegiatan kerja dipegang dan diyakini sebagai acuan
(Isaac, et.al., 2001). Aspek utama untuk mempersepsikan, merasakan,
dari gaya kepemimpinan tidak memikirkan dan memecahkan berbagai
dapat dilepaskan dari karakteristik masalah yang ada di organisasi
individu pemimpin, iklim - budaya (Jashapara, 2003). Ragam shared values
kerja, hierarkhi struktur, dan alur dikembangkan oleh organisasi sejalan
komunikasi (Sussman, et.al., 2002). dengan proses pembelajaran dalam
Hal ini secara tidak langsung menghadapi masalah adaptasi eksternal
menunjukkan bahwa tipikal setiap dan integrasi internal. Oleh karena itu,
pemimpin berbeda, meski mereka budaya organisasi mencerminkan sistem
memimpin pada satu induk organisasi. shared meaning yang dianut dan yang
membedakan dengan perusahaan lainnya
2. Budaya Organisasi (Pitta, et.al., 2008). Dari pemahaman
Budaya organisasi pada dasarnya ini maka budaya organisasi berfungsi
tidak stagnan karena banyak dipengaruhi sebagai:
intensitas interaksi dari semua individu a. Mekanisme pengendali yang
yang ada didalamnya, sementara membentuk dan mengarahkan sikap
masing-masing individu tersebut juga dan perilaku.
menganut budaya berbeda dan hal ini b. Perekat sosial untuk memelihara
akhirnya semakin memperkaya budaya stabilitas melalui pengkomunikasian
organisasi (Helms dan Stern, 2001). Dari berbagai standar tentang yang
pemahaman ini, maka setiap individu, seharusnya dikatakan dan dilakukan.
terutama pegawai baru, mempunyai c. Pengembangan sense of identity bagi
intensitas yang berbeda untuk dapat para karyawan.
memasuki budaya organisasi yang ada d. Pendefinisian batas-batas
di tempat kerjanya, sementara budaya keperilakuan atau berbagai
organisasi itu sendiri selalu bersikap karakteristik organisasi, yang
terbuka (Pool, 2000).
Juni 2013 Fereshti Nurdiana Dihan 65

membedakannya dengan organisasi a. Budaya positif, adalah suatu budaya


lain. organisasi yang memberikan
e. Fasilisator bagi pengembangan kontribusi pada kinerja efektif dan
komitmen organisasi. produktivitas.
Versi Helms dan Stern (2001), b. Budaya negatif, adalah budaya
budaya organisasi terdiri dari beberapa organisasi yang menjadi sumber
aspek, pertama: budaya dominan yang penolakan dan kekacauan, dan dapat
mencerminkan core values dan menjadi menghambat pemecahan masalah
pegangan mayoritas anggota organisasi, yang efektif.
kedua: sub-budaya yaitu mini-budaya c. Budaya kuat, adalah budaya
dalam suatu organisasi, yang secara umum organisasi dimana core values
terbentuk karena pemisahan geografis dipegang dan dianut secara intensif
dan pembagian unit kerja (departemen) dan meluas.
dan ketiga: nilai-nilai inti yaitu nilai-nilai d. Budaya lemah, adalah budaya
dominan yang diterima di semua level organisasi yang dipandang lemah,
organisasi. Esensi dari budaya organisasi karena sangat terfragmentasi dan
adalah bahwa budaya organisasi yang tidak disatukan dan diikat oleh
positif dan kuat akan memberikan berbagai nilai dan keyakinan bersama
kontribusi pada keberhasilan perusahaan e. Budaya dan struktur, adalah budaya
yaitu: yang kuat meningkatkan konsistensi
keperilakuan dan dapat memfasilitasi

INTERNAL
ORGANISASI DAMPAK – KONSEKUENSI
1. Penurunan kinerja
2. Perubahan lingkungan sosial BUDAYA
ORGANISASI
PENGARUH

3. Perubahan teknologi
KONDISI

4. Perubahan lingkungan persaingan BERUBAH


BUDAYA 5. Perubahan keuangan pasar
ORGANISASI 6. Perubahan fundamental visi – misi BUDAYA
7. Deregulasi dan industrialisasi ORGANISASI
8. Merger dan akuisisi STAGNAN
9. Ekspansi bisnis
EKSTERNAL
ORGANISASI

Gambar 1. Interaksi Budaya Organisasi dan Perubahannya

Gambar 2. Lingkaran Komunikasi


66 efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi Juni 2013

integrasi organisasional. Meski tidak lain adalah membentuk saling


demikian, budaya dapat berubah pengertian (mutual understanding). Oleh
seiring dengan kompleksitas yang karena itu, beralasan jika Hoogervorst,
ada (lihat Gambar 1): et.al, (2004) menegaskan bahwa
komunikasi organisasi yaitu suatu proses
3. Komunikasi Kerja penciptaan dan saling menukar pesan
Organisasi pada dasarnya adalah dalam satu jaringan hubungan yang
kelompok, bukan individu sehingga saling tergantung satu sama lain untuk
memerlukan interaksi agar dapat terjalin mengatasi lingkungan yang tidak pasti
interaksi yang harmonis dalam norma - dan selalu berubah-ubah. Terkait hal
kaidah yang ada dan berkembang dalam tersebut maka masing-masing interaksi
organisasi itu (Gray dan Laidlaw, 2002). dalam komunikasi mempunyai tingkatan
Jalinan interaksi dapat tercipta melalui berbeda tergantung saluran media yang
alur komunikasi, baik secara formal ada (lihat Tabel 2).
sesuai hirarki atau non-formal (Chen,
et.al., 2006). Menurut Hunt, et.al., (2000), 4. Efektivitas Kerja
komunikasi adalah proses pertukaran Efektivitas kerja merupakan suatu
informasi antara pengirim - penerima ukuran tentang hasil pencapaian suatu
dan kesimpulan - persepsi makna antar tugas atau tujuan dalam rentang waktu
individu yang terlibat sehingga tercipta tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya
suatu pemahaman (lihat Gambar 2). (Costa, 2003). Efektivitas kerja lebih
banyak ditentukan oleh konsistensi
Masalah komunikasi sering muncul tindakan, kerja dan juga implementasi
dalam proses pengorganisasian terutama dalam kegiatan. Di sisi lain, efisiensi lebih
terkait dengan budaya dan karakteristik mengarah pada proses pengurangan biaya,
masing-masing individu yang ada meminimalisasi berbagai pemborosan dan
dalam lingkup organisasi (Larson peningkatan terhadap produktivitas, serta
dan Kleiner, 2004). Meski demikian, mengacu kepada Standard Operating
komunikasi mempu-nyai peran besar Procedures (Pitta, et.al., 2008). Berbagai
dalam membangun iklim - budaya suatu kajian literatur tentang efektivitas kerja
organisasi yaitu terciptanya nilai dan pada akhirnya menunjukkan adanya pola
kepercayaan yang menjadi bagian dari pemetaan tentang pengukuran efektivitas
implementasi visi - misi organisasi. kerja sehingga menurut Salas, et.al (2004)
Tujuan komunikasi dalam organisasi terdapat dua kelompok, yaitu:
Tabe1 2. Interaksi Komunikasi dan Saluran Komunikasi
INTERAKSI MEDIA PROSES SALURAN KARAKTER ACUAN
NILAI KOMUNIKASI UMPAN BALIK KOMUNIKASI KOMUNIKASI BAHASA

Tubuh,
TINGGI Tatap Muka Segera Visual -Audio Pribadi
Alami
Langsung

Telepon Cepat Audio Pribadi Alami

Tertulis Lambat Visual Terbatas Pribadi Alami

Perorangan

Tertulis Formal Sangat Lambat Audio Terbatas Impersonal Alami

Numerik Sangat Lambat Audio Terbatas Impersonal Numerik


RENDAH Formal
Sumber: Larson, John dan Brian H. Kleiner (2004).
Juni 2013 Fereshti Nurdiana Dihan 67

a. Kelompok Pertama: resolusi konflik yang ada, pengambilan


Adalah kelompok yang melakukan keputusan dan juga pemecahan masalah.
penekanan terhadap “input - proses Secara umum interaksi tersebut juga
– output” seperti yang disarankan mengacu output yang ditetapkan yang
oleh McGrath (1964) dan kemudian kemudian dikelompokan menjadi 3 yaitu:
dikembangkan oleh Hackman dan Morris 1) Perubahan di dalam tim, misal
(1975). Model ini kemudian dikenal regulasi - kebijakan, peran, pola
sebagai pendekatan - fungsional yang komunikasi yang ada dan berbagai
mengacu tiga asumsi dasar (Wittenbaum, penerapan proses baru dalam
et al., 2004) yaitu: operasional.
2) Kinerja tim, misal tentang kualitas,
1) Orientasi tujuan kelompok. kuantitas, tingkat kesalahan dan
2) Pengukuran kinerja kelompok secara biaya.
kuantitas dan kualitas yang keduanya 3) Perubahan dalam individu anggota
terukur. tim, misal terkait sikap, motivasi,
3) Pengaruh internal dan eksternal mental, dan aspek individual lainnya.
terhadap kinerja kelompok
melalui interaksi proses yang Menurut Guzzo dan Dickson (1996)
berkesinambungan. model struktural “input – proses –
Pengembangan lebih lanjut dari output” bagi pengukuran efektivitas kerja
pendekatan fungsional mengarah pada biasanya mengacu pada 3 pengukuran,
interaksi yang sistematis sehingga yaitu:
muncul model integrasi-terpadu seperti
yang dilakukan oleh Tannenbaum et.al., 1) Hasil produktivitas, misal dilihat
(1992). Pada model integrasi-terpadu dari aspek kuantitas, kualitas,
terdiri 4 tipe input variabel yaitu: penghematan biaya, waktu tunggu
yang semakin minim, kecilnya
1) Atribut dari setiap individu, misalnya komplain konsumen, dll.
kemampuan dan keilmuan, motivasi, 2) Outcome dari anggota, misalnya
sikap, dan mental. dilihat dari peningkatan keahlian –
2) Struktur pekerjaan, misalnya ilmu, sikap, dan pengembangan diri.
penugasan pekerjaan, aturan dalam 3) Peningkatan kapasitas tim secara
teamwork, dan struktur komunikasi berkelanjutan terkait dengan
sesuai hirarki. efektivitas fungsinya pada jangka
3) Atribut dari tim, misalnya distribusi panjang.
wewenang dan kekuasaan,
kemampuan sumber daya dari b. Kelompok Kedua:
masing-masing individu dari Adalah kelompok yang menekankan
kesamaan tugas dalam setiap tim pada teoritis kerangka kerja bagi suatu
yang ada. tim untuk mencapai tujuan secara lebih
4) Lingkup penugasan, misalnya terkait terarah. Pemetaan model ini dilakukan
organisasinya, tipe dan kompleksitas oleh Salas, et.al., (2004) yang merupakan
tugas tersebut. pengembangan dari Campion et.al., (1993
dan 1996). Definisi model ini mengacu
Semua variabel tersebut tidak hanya
pada 5 aspek penting, yaitu: disain
berinteraksi secara individu, tetapi juga
pekerjaan, interdependensi, komposisi,
tidak bisa terlepas dari interaksi dengan
konteks pekerjaan, dan proses sebagai
aspek lainnya misalnya koordinasi,
acuan untuk penentuan hasil akhir.
68 efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi Juni 2013

5. Penelitian Sebelumnya di Australia memiliki nilai yang lebih


Podsakof et.al., (1996) tinggi dibanding manajer di Hongkong.
mengemukakan bahwa gaya Selain itu, budaya secara nasional untuk
kepemimpinan menjadi faktor penentu kasus di Hongkong berpengaruh lebih
yang mempengaruhi sikap, persepsi, besar sebagai efek moderasi dibanding
dan perilaku karyawan, dimana terjadi Australia.
peningkatan kepercayaan kepada Penelitian Helms dan Stern
pemimpin, motivasi, kepuasan kerja, dan (2001) menegaskan bahwa persepsi
mampu mengurangi sejumlah konflik karyawan terhadap budaya organisasi
yang sering terjadi dalam suatu organisasi berpengaruh positif terhadap pencapaian
sehingga memicu efektivitas kerja tujuan sehingga hal ini mempengaruhi
pegawai. Temuan Judge dan Locke (1993) efektivitas kerja secara simultan. Dalam
bahwa gaya kepemimpinan merupakan hierarkhi yang berbeda maka persepsi
salah satu faktor penentu kepuasan kerja terhadap budaya yang berkembang dalam
dan secara tidak langsung hal ini terkait lingkup heirarkhi tersebut ternyata juga
dengan efektivitas kerja. Penelitian berbeda, meskipun persepsi terhadap
yang dilakukan Popper dan Zakkai budaya organisasi secara keseluruhan di
(1994) menunjukkan bahwa pengaruh organisasi tersebut tetap sama. Temuan
kepemimpinan transformasional terhadap ini sekaligus mendukung asumsi bahwa
organisasi sangatlah besar sehingga budaya organisasi dalam berbagai
berdampak positif terhadap efektivitas jenjang hierarkhi akan berdampak positif
kerja secara keseluruhan. terhadap efektivitas kerja.
Penelitian Costa (2003) menunjukan Hasil penelitian Chen, et.al.,
bahwa peran kepercayaan dari suatu tim (2006) menunjukkan adanya perbedaan
sangat penting untuk mencapai efektivitas signifkan dalam komitmen organisasi
kerja secara tim. Dengan menggunakan dan juga kinerja antara pekerja
data 112 tim dari sampel 395 orang dari profesional di bidang akuntansi untuk
insitusi yang peduli sosial di Belanda kasus di Amerika dan Taiwan, di sisi
ternyata hasilnya menunjukkan bahwa lain tidak ada perbedaan signifikan pada
multi komponen struktur yang mewakili komunikasi kerja dan tingkat stress
peran kepercayaan dari suatu tim ternyata terhadap pekerjaan. Meskipun demikian,
sangat berpengaruh terhadap efektivitas secara keseluruhan terdapat hubungan
kerja dari setiap individu dalam tim positif bagi peningkatan efektivitas
tersebut sehingga secara keseluruhan kerja mengacu pada peran penting dari
kinerja tim menjadi meningkat. Hal komitmen organisasi, tingkat stres kerja,
ini juga diperkuat temuan bahwa sikap komunikasi dalam organisasi dan juga
kepercayaan individu terhadap tim kinerja.
yang kuat maka akan berdampak positif
terhadap kinerja secara menyeluruh. Mengacu pada berbagai penelitian
terdahulu, maka hipotesis yang
Temuan Lok dan Crawford (2004) dikembangkan dalam penelitian ini
menegaskan bahwa budaya organisasi lebih mengacu pada hubungan antara
dan gaya kepemimpinan berpengaruh kepemimpinan, budaya organisasi
terhadap kepuasan kerja dan komitmen dan juga komunikasi kerja terhadap
organisasi. Hal ini terjadi untuk kasus efektivitas kerja yang kemudian
manajer di Hongkong dan Australia. dijabarkan dalam model penelitian yaitu:
Meski demikian, hal yang menarik dari
penelitian ini ternyata bahwa manajer
Juni 2013 Fereshti Nurdiana Dihan 69

KEPEMIMPINAN penelitian ini bahwa efektivitas kerja


dipengaruhi oleh kepemimpinan,
budaya organisasi dan komunikasi
EFEKTIVITAS kerja.
BUDAYA
ORGANISASI KERJA b. Kepemimpinan (X1)
Dalam penelitian ini, pengukuran
kepemimpinan dilihat dari
KOMUNIKASI harmonisasi hubungan dalam
KERJA hierarkhi dan kewenangan tugasnya.
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Kepemimpinan yang baik diharapkan
meningkatkan efektivitas kerja.

METODE PENELITIAN c. Budaya Organisasi (X2)


Dalam penelitian ini, budaya
Penelitian dilakukan di Solo dan organisasi dilihat dari rasa
obyek penelitian adalah karyawan dari kepemilikan dan kebanggaan
salah satu bank swasta terbesar. Alasan atas pekerjaan, antusiasme atas
utama pemilihan didasarkan pada nilai pekerjaan, komitmen dan tanggung
kompleksitas kerja pada sektor jasa, jawab. Budaya organisasi yang baik
khususnya jasa perbankan yaitu interaksi diharapkan dapat meningkatkan
antar karyawan dan dengan nasabah. efektivitas kerja.
Artinya aspek kepemimpinan, budaya
d. Komunikasi Kerja (X3)
kerja dan juga komunikasi kerja dalam
Dalam penelitian ini, komunikasi
lingkup perbankan sangat kompleks.
kerja dilihat dari komunikasi
Pertimbangan lain adalah karena bank
dalam kelompok, komunikasi
swasta ini merupakan salah satu bank
dalam hirarki clan komunikasi non
swasta terbesar di Indonesia dan para
formal. Komunikasi kerja yang baik
karyawan berkecenderungan memiliki
diharapkan meningkatkan efektivitas
keberagaman suku yang secara tidak
kerja.
langsung terkait dengan perbedaan
aspek budaya, cara komunikasi, dan Pengukuran semua variabel dari
tipologi kepemimpinan. Sampel penelitian ini memakai instrumen skala
penelitian diambil sebanyak 100 orang pengukuran likert dengan skala lima,
dari karyawan bank swasta tersebut. yaitu: 1,2,3,4,5 dan mempunyai kriteria
Pengambilan sampel dilakukan jawaban sebagai berikut: Sangat Setuju
dengan cara convenience samping dan (SS) skor 5, Setuju (S) skor 4, Kurang
pengumpulan data dilakukan melalui Setuju skor 3, Tidak Setuju skor 2, Sangat
penyebaran kuesioner. Tidak Setuju (STS) skor 1.
1. Definisi Operasional dan HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran Variabel
Penyebaran kuesioner dilakukan
a. Efektivitas Kerja (Y)
terhadap 100 orang karyawan, akan
Dalam penelitian ini, efektivitas kerja
tetapi kuesioner yang dapat dianalisis
dilihat dari disiplin kerja, kualitas dan
hanya sebanyak 47, sisanya tidak dapat
kuantitas pekerjaan, tanggung jawab
dianalisis karena cacat dalam dalam
dalam bekerja dan juga respons
menjawab kuesioner yang disajikan.
timbal-balik. Argumen dalam
70 efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi Juni 2013

Untuk menguji validitas digunakan Berdasarkan tabel tersebut diketahui


korelasi product Moment Pearson bahwa nilai signifikansi F sebesar
dengan bantuan program SPSS. Hasil 0,000, sedangkan nilai signifikansi t
dari uji validitas instrumen variabel untuk variabel kepemimpinan, budaya
kepemimpinan (X1) sebanyak 8 butir organisasi, dan komunikasi kerja sebesar
soal, variabel budaya organisasi (X2) 0,044; 0,041; dan 0,015. Hal ini berarti
sebanyak 7 butir pertanyaan dan variabel kepemimpinan, budaya organisasi, dan
komunikasi kerja (X3) sebanyak 4 butir komunikasi kerja berpengaruh terhadap
pertanyaan semuanya valid karena efektivitas kerja. Hasil analisis juga
nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05. menunjukkan besarnya adjusted R
Sedangkan hasil uji reliabilitas terlihat square sebesar 0,456, yang berarti bahwa
pada Tabe1 3. 45,6% variabel dalam penelitian ini
Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas
dapat menerangkan variasi dari variabel
efektivitas kerja, sedangkan sisanya
VARIABEL
CRONBACH NILAI
KETERANGAN 54,4% diwakili oleh variabel lain yang
ALPHA KRITIS
tidak ada dalam variabel penelitian
Kepemimpinan
0,827 0,6 Reliabel
ini. Besarnya pengaruh kepemimpinan
(X1) terhadap efektivitas kerja adalah 0,267;
Budaya pengaruh budaya organisasi sebesar
0,859 0,6 Reliabel
Organisasi (X2) 0,276; dan pengaruh komunikasi
kerja sebesar 0,328. Dengan demikian
Komunikasi
Kerja (X3)
0,740 0,6 Reliabel komunikasi kerja memiliki pengaruh
dominan terhadap efektivitas kerja.
Efektivitas Kerja
(Y)
0,736 0,6 Reliabel Tabel 4 menunjukkan bahwa
semua variabel yaitu kepemimpinan,
Sumber: data diolah
budaya organisasi, dan komunikasi
Dari hasil analisis regresi berganda kerja, signifikan pada α = 5% sehingga
yang tertera pada tabel 4, dapat dituliskan hipotesis diterima bahwa kepemimpinan,
persamaan regresi dari penelitian ini budaya organisasi, dan komunikasi kerja
yaitu: mempengaruhi efektivitas kerja.
Y = 2,55 + 0,22 XI + 0,23 X2 + 0,54 X3

Tabe1 4. Hasil Analisis Regresi


VARIABEL KOEF.REGRESI STD.ERROR t-HITUNG SIGN

Konstanta 2,547 3,478 0,732 0,468

Kepemimpinan 0,224 0,108 2,074 0,044*

Budaya Organisasi 0,233 0,111 2,106 0,041 *

Komunikasi Kerja 0,535 0,202 2,523 0,015*

R-Squared 0,492

Adj.R-Squared 0,456
F-Hitung 13,585 .
Probabilitas F 0,000

Ket: *signifikan ada α = 5%


Juni 2013 Fereshti Nurdiana Dihan 71

SIMPULAN DAN SARAN menunjukkan kondisi keterwakilan


1. Dari hasil analisis maka beberapa yang kompleks.
simpulan yang bisa ditarik dari hasil 2. Pengisian kuesioner dari responden
penelitian ini adalah sebagai berikut: ternyata dilakukan pada jam kerja
2. Kepemimpinan, budaya organisasi sehingga hal ini dikhawatirkan
dan komunikasi kerja mempunyai memicu bias terhadap obyektivitas
pengaruh bagi penciptaan efektivitas hasil.
kerja. 3. Penelitian mendatang perlu
3. Korporasi dan organisasi pada memasukan variabel lain yang belum
umumnya sangat berkepentingan dilakukan dalam riset ini untuk
untuk memberikan iklim sehat menjawab problem kompleks tentang
melalui aspek kepemimpinan, budaya efektivitas kerja.
organisasi dan komunikasi kerja yang 4. Penelitian mendatang juga perlu
kondusif untuk dapat menciptakan untuk mengantisipasi aspek bias
dan membangun efektivitas kerja. dalam pengisian kuesioner karena hal
ini sangat rentan terhadap hasil akhir.
Efektivitas kerja yang meningkat
pada akhirnya akan meningkatkan kinerja
secara menyeluruh melalui berbagai unit DAFTAR PUSTAKA
kerja yang ada dalam korporasi atau Bach, Stephen (2000), Human Resources
organisasi. and New Approaches to
Adapun beberapa Saran yang dapat Public Sector Management:
disampaikan yaitu: Improving Human Resources
Management Capacity,
1. Pentingnya efektivitas kerja di era Workshop on Global Health
persaingan global memang sangat Workforce Strategy, Annecy,
kompleks dan hal ini perlu ada France, 9-12 December.
perhatian serius bagi semua pihak,
terutama dalam kaitan memacu Ballinger, G.A., and Schoorman, F.D.,
persaingan untuk mencapai keber- (2007), Individual Reactions
hasilan dibanding pesaing. to Leadership Succession in
2. Membangun semua faktor yang Workgroups, Academy of
mempengaruhi efektivitas kerja Management Review, Vol.
dalam lingkup dan iklim global 31, No. 1, hal. 118-136
menjadi kebutuhan yang sangat
penting sehingga perlu sinergi terkait Campion, M.A.; Medsker, G.J.;
pengaruh aspek kepemimpinan, and Higgs, A.C. (1993),
budaya organisasi dan komunikasi Relations between Work
kerja. Group Characteristics and
Effectiveness: Implications
for Designing Effective
Keterbatasan dari penelitian tersebut Work Groups, Personnel
adalah: Psychology, Vol. 46, hal. 823-
1. Lingkup penelitian terfokus pada 850.
satu bidang yaitu perbankan. Meski
lingkup area dalam penelitian ini Campion, M.A.; Papper, E.M.; and
mewakili keberagaman suku, namun Medsker, G.J. (1996),
sampel yang kecil kurang mampu Relations between Work
Team Characteristics and
72 efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi Juni 2013

Effectiveness: a Replication England, David (2002), Inner Leadership


and Extension; Personnel - Personal Transformation,
Psychology, Vol. 49, hal. 429- Industrial and Commercial
452. Training, Vol. 34, No. 1, hal.
21-27.
Carson, Charles M.; Don C. Mosley; and
Scott L. Boyar (2004), Goal Gerke, Susan K (2006), If I Cannot
Orientation and Supervisory See Them, How Can I
Behaviors: Impacting Lead Them?, Industrial and
SMWT Effectiveness, Team Commercial Training, Vol. 3,
Performance Management, No. 2, hat. 102-105.
Vol. 10, No. 7, hal. 152-162.
Gray, Judy and Heather, Laidlaw (2002),
Chen, Jai-Chen; Colin, Silverthorne; Part-time Employment and
and Jung-Yao Hung (2006), Communication Satisfaction
Organization Communication, in an Australian Retail
Job Stress, Organizational Organization, Employee
Commitment, and Job Relations, Vol. 24, No. 2.
Performance of Accounting ha1.211-228.
Professionals in Taiwan and
America, Leadership and Guzzo, R.A. and Dickson, M.W.
Organization Development (1996), Teams in
Journal, Vol. 27, No. 4, hal. Organizations: Recent
242-249. Research on Performance
and Effectiveness, Annual
Costa, A.C.; Roe, R.A; and Taillieu. Review of Psychology, Vol.
T. (2001), Trust within 47, hal. 307-328.
Teams: The Relation with
Performance Effectiveness, Hackman, J.R. and Morris, C.G.
European Journal of (1975), Group Tasks,
Work and Organisational Group Interaction Process,
Psychology, Vol. 10. No. 3, and Group Performance:
hal. 225-244. A Review and Proposed
Integration, dalam Francisco
Costa, Ana Cristina (2003), Work Team Gil, Carlos Maria Alcover,
Trust and Effectiveness, and Jose Maria Peiro (2005),
Personnel Review, Vol. 32 No. Work Team Effectiveness
5, hal. 605-622. in Organizational Contexts:
Recent Research and
Dorfman, P. W. and Howell, J. Applications in Spain
P. (1997), Leadership and Portugal, Journal of
in Western and Asian Managerial Psychology, Vol.
Countries: Commonalities 20-No. 3/4, hal. 193-218.
and Differences in Effective
Leadership Processes Hamilton, F. and Bean, C. J. (2005),
across Cultures, Leadership The Importance of Context,
Quarterly, Vol. 8, No. 3, hal. Beliefs, and Values in Leader-
233-274. ship Development, Business
Ethics: A European Review,
Vol. 14, No. 4, hal. 336-347.
Juni 2013 Fereshti Nurdiana Dihan 73

Helms, Marilyn M. dan Stern, Rick Isaac, R.G.; Zerbe, W.J.; and Pitt,
(2001), Exploring the D.C. (2001), Leadership
Factors that Influence and Motivation: The
Employees’ Perception of Effective Application of
The Organization’s Culture, Expectancy Theory, Journal
Journal of Management in of Managerial Issue, Vol. 13,
Medicine, Vol. 15, No. 6, hal. No. 2, hal. 212-226.
415-429.
Jashapara, Ashok (2003), Cognition,
Hofmann, D.A. and Jones, L.M. Culture, and Competition:
(2005), Leadership, Empirical Test of The
Collective Personality, and Learning Organization, The
Performance, Journal of Learning Organization, Vol.
Applied Psychology, Vol.. 90, 10, No. 1, hal. 31-50.
No. 3, hat. 509-522.
Judge, T.A. and Locke, E.A. (1993),
Hoogervorst, Jan; Van der Tlier, Henk; Effect of Dysfunctional
and Koopman, Paul (2004), Thought Processes on
Implicit Communication in Subjective Well-being and
Organizations: The Impact Job Satisfaction, Journal of
of Culture, Structure and Applied Psychology, Vol. 78,
Management Practices No. 3, hat. 475-490.
on Employee Behaviour,
Journal of Managerial Larson, John and Kleiner, Brian H.
Psychology, Vol. 19, No. 3., (2004), How to Read Non
hal. 288311 Verbal Communication in
Organizations, Management
Huang, I. C.; Chuang, C. H. J.; and Lin, Research News, Vol. 27, No.
H. C. (2003), The Role of 4/5, hal. 17-22.
Burnout in The Relationship
between Perception of Liu, Wei.; Lepak, David P.; Takeuchi,
Organization Politics and Rice; and Sarris, Jr, Henry P.
Turnover Intentions, Public (2003), Matching Leadership
Personnel Management, Vol. Styles with Employment
32, No. 4, hal. 519-531. Modes: Strategic Human
Resource Management
Hunt, Orlagh; Tourish, Dennis; and Perspective, Human Resource
Hargie, Owen D.W. (2000), Management Review, Vol. 13,
The Communication hal. 127-152.
Experiences of Education
Managers: Identifying Lok, Peter and Crawford, John (2004),
Strengths, Weaknesses The Effect of Organizational
and Critical Incidents, The Culture and Leadership
International Journal of Style on Job Satisfaction and
Educational Management, Organizational Commitment:
Vol. 14, No. hal. 120-129. A Cross-national Compa-
rison, Journal of Management
Development, Vol. 23, No. 4,
hal. 321-338.
74 efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi Juni 2013

Manderscheid, Steven V. and Ardichvili, Behaviors, Journal of


Alexandre (2008), New Management, Vol. 22, No. 2,
Leader Assimilation: Process hal. 259-298.
and Outcomes, Leadership &
Organization Development Pool, Steven W (2000), The Learning
Journal, Vol. 29, No. 8, hal. Organization: Motivating
661-677. Employees by Integrating
TQM Philosophy in a
McGrath, J.E. (1964), Social Psychology: Supportive Organizational
A Brief Introduction, Holt, Culture, Leadership &
Rinehart & Winston, New Organization Development
York, NY, dalam Francisco Journal, Vol. 21, No. 8, hal.
Gil, Carlos-Maria Alcover 373-378.
dan Jose’-Maria Peiro (2005),
Work Team Effectiveness Popper,M. and Zakkai, E. (1994),
in Organizational Contexts: Transactional, Charismatic,
Recent Research and and Transformational
Applications in Spain Leadership: Conditions
and Portugal, Journal of Conductive to Their
Managerial Psychology, Predominance. Leadership
Vol. 20, No. 3/4, hal. 193- and Organizational
218. Development Journal, Vol.
15, No. 6, hal. 3-7.
Pinnington, B. Douglas and Scanlon,
Thomas J. (2009), Roy, Santanu; Nagpaul, P.S.; and
Antecedents of Collective- Mohapatra, Pratap K.J.
Value within Business-to- (2003). Developing a
Business Relationships, Model to Measure the
European Journal of Effectiveness of Research
Marketing, Vol. 43 No. 1/2, Units, International Journal
hal. 31-45. of Operations & Production
Management, Vol. 23, No.
Pitta, Dennies A.; Van R., Wood; and 12, hal. 1514-1531.
Franzak, Frank J. (2008),
Nurturing an Effective Salas, E.; Stagl, K.C.; and Burke,
Culture within a Marketing C.S. (2004), 25 Years of
Organization, Journal of Team Effectiveness in
Consumer Marketing, Vol. Organizations: Research
25, No. 3, hal. 138-148. Themes and Emerging
Needs, dalam Cooper,
Podsakoff, P.; MacKenzie, S.B.; and C.L. and Robertson, LT.
Bommer, W.H. (1996), (Eds), International
Transformational Leader Review of Industrial and
Behavior and Substitutes for Organizational Psychology,
Leadership as Determinants Vol. 19, John Wiley & Sons,
of Employee Satisfaction, Chichester, hal. 47-91.
Commitment, Trust, and
Organizational Citizenship
Juni 2013 Fereshti Nurdiana Dihan 75

Selvarajah, Christopher and Meyer, Tannenbaum, S.I.; Beard, R.L.; and


Denny (2008), One Nation, Salas, E. (1992), Team
Three Cultures: Exploring Building and Its Influence
Dimensions that Relate to on Team Effectiveness: an
Leadership in Malaysia, Examination of Conceptual
Leadership & Organization and Empirical Developments,
Development Journal, Vol. dalam Francisco Gil, Carlos-
29, No. 8, hal. 693-712. Maria Alcover dan Jose’-
Maria Peiro (2005), Work
Sewell, G. and Wilkinson, B. (1992), Team Effectiveness in
Someone to Watch Over Me: Organizational Contexts:
Surveillance, Discipline and Recent Research and
The Just-in-Time Labour Applications in Spain
Process, Sociology, Vol. 26, and Portugal, Journal of
No. 2, hal. 271-289. Managerial Psychology,
Sheth, Jagdish N. (2007), Emerging Vol. 20, No. 3/4, hal. 193-
Research Opportunities 218.
for Doctoral Students in Tsamenyi, Mathew; Noormansyah,
B-to-B Marketing, Journal Irvan; and Uddin, Shahzad
of Business-to-Business (2008), Management Controls
Marketing, Vol. 14, No.1, in Family-owned Businesses
hal. 13-22. (FOBs): a Case Study of an
Sussman, L.; Adam, A.J.; Kuzmits, Indonesian Family-owned
F.E.; and Raho, L.E. (2002), University, Accounting
Organizational Politics: Forum, 32, hal. 62-74.
Tactics, Channels, and Wittenbaum, G.M.; Hollingshead, A.B.;
Hierarchical Roles, Journal Paulus, P.B.; Hirokawa, R.Y.;
of Business Ethics, Vol. 40, Ancona, D.H.; Peterson,
No. 4, hal. 313-329. R.S.; Jehn, K.A.; and Yoon,
K. (2004), The Functional
Perspective as a Lens for
Understanding Groups,
Small Group Research,
Vol. 35, hal. 17-43.

Anda mungkin juga menyukai