Anda di halaman 1dari 1

Awal Kita Mengenal

Hari kedua Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah berlangsung, ku temui dirimu di depan
ruang kelas sepuluh satu. Kau duduk bertengger pada pagar yang membentang, sibuk
mengamati wajah mereka yang melintas. Sampai dimana matamu saat itu tertuju pada kedua
netraku, menyapa tanpa permisi selama lima menit kedepan. Satu kata yang kuucapkan untuk
menilai kedua netramu adalah, cantik. Bahkan sempat kumerasa iri dengan keindahan kedua
manik mata milikmu itu. Keduanya terlihat begitu mengkilau, seperti mata yang selalu aku
idamkan. Di hari itu tak kusadari kehadiranmu selalu ingin aku nantikan, kedua netramu
menarikku untuk terus ingin bertemu.
Seakan semesta mengizinkan, setelahnya aku merasa selalu dipertemukan padamu. Bahkan
namamu selalu kusadari keberadaannya. Setelah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
berakhir, pembagian kelas pun dilakukan. Aku mendapatkan kelas sepuluh tiga, kelas yang
berada di ujung pojok lantai dua, kelas yang sebelumnya juga menjadi kelasku di masa
MPLS hari pertama hingga ketiga. Lagi-lagi kutemui nama lengkap itu berada tepat di bawah
namaku, nama yang selalu kusadari keberadaannya, nama yang menarik perhatianku di hari
pembagian kelompok MPLS, nama yang tidak kuketahui bahwa itu nama milikmu.
“Dedy ini yang mana, sih?” tanyaku pada Chita, temanku semasa SMP yang turut ikut
mendaftarkan dirinya pada sekolah ini, satu-satunya teman yang aku kenal di kelas sepuluh
tiga saat itu.
“Nggak kenal, aku. Kenapa memangnya?”
Aku menggeleng menanggapi pertanyaan balik miliknya, “Nggak apa-apa, sih. Aku cuman
penasaran. Kita kemarin satu kelompok MPLS juga sama dia. Aku pikir kamu kenal.”
“Masuk di sini juga, dianya?”
“Iya, di sini juga.”
Sampai akhirnya, keributan kelas berubah menjadi keheningan dalam hitungan detik setelah
seorang laki-laki dewasa memasuki kelas sepuluh tiga. Laki-laki itu tersenyum dan
memperkenalkan dirinya, mengatakan bahwa beliau akan menggantikan Wali Kelas kami
untuk sementara waktu.
“Bagaimana kalau sekarang berganti kalian yang memperkenalkan, diri? bukankah kalian
belum saling mengenal saat ini?”

Anda mungkin juga menyukai