PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUNAN GEDUNG DPR TIGA
LANTAI DI KOTA PARIAMAN
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6
Dosen Pengampu
NIP: 198910042019032022
Dosen Asistensi
NIP: 198910042019032022
Disusun sebagai salah satu syarat kelulusan pada mata kuliah Perencanaan
Struktur Bangunan Baja
Disusun Oleh:
Balikpapan, 2022
Andina Prima Putri, S.T., M.Eng. Andina Prima Putri, S.T., M.Eng.
NIP: 198910042019032022 NIP: 198910042019032022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha esa yang telah memberi rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tugas besar pada
mata kuliah Perencanaan Elemen Baja dengan judul “Perencanaan Struktur
Bangunan Gedung DPR Tiga Lantai Di Kota Pariaman” tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
besar pada mata kuliah Perencanaan Elemen Baja di Institut Teknologi
Kalimantan. Selain itu, laporan ini bertujuan untuk menambah ilmu dan wawasan
baru bagi para penulis serta pembacanya.
Pada kesempatan ini, tak lupa kami ucapkan terimakasih sebanyak-
banyaknya kepada pihak-pihak yang terlibat dalam proses pengerjaan laporan
tugas besar ini, yaitu:
1. Ibu Andina Prima Putri, S.T., M.Eng. selaku dosen pengampu pada mata
kuliah Perencanaan Elemen Baja yang telah memberikan ilmu dan
wawasan selama masa perkuliahan.
2. Ibu Andina Prima Putri, S.T., M.Eng. selaku dosen asistensi yang telah
memberikan bimbingan serta arahannya dalam pengerjaan laporan ini.
3. Nur Afni Rahmatul Islamiah dari Teknik Sipil 2019 selaku Asisten Dosen
yang telah membimbing dan mengarahkan kami selama mengerjakan
tugas besar dan pembuatan laporan.
4. Teman-teman yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk
menyelesaikan tugas besar Perencanaan Elemen Baja dengan semangat.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan pada
penulisan laporan kami. Oleh karena itu, kami berharap pembaca dapat
menyampaikan kritik dan saran yang membangun agar laporan kami dapat lebih
baik lagi kedepannya.
Balikpapan, 1 Desember 2022
Tim Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun denah bangun dari perencanaan Gedung DPR tiga lantai di Kota
Pariaman ini adalah sebagai berikut.
Mutu
No. Nama Eleman
Beton (Mpa) Baja
1. Balok BJ 41
2. Kolom BJ 41
3. Pelat Lantai 30
4. Pelat Tangga BJ 41
5. Tulangan Longitudinal BJ 41
6. Tulangan Sengkang BJ 41
7. Dak Beton 30
(Sumber: Penulis, 2022)
Adapun bagian struktur yang didesain pada perencanaan Gedung DPR ini
adalah sebagai berikut.
a. Balok
Menurut SNI 1727:2020, balok merupakan komponen struktur
horizontal nominal yang memiliki fungsi utama untuk menahan momen
lentur. Balok merupakan elemen struktur yang berfungsi menyalurkan
beban ke kolom. Balok merupakan bagian dari struktur inti bangunan
selain kolom dan pondasi. Menurut Dipohusodo (1994) balok merupakan
elemen struktural yang menerima gaya-gaya yang bekerja dalam arah
transversal terhadap sumbu yang mengakibatkan terjadinya momen lentur
dan gaya geser sepanjang bentangnya (Dipohusodo, 1994). Terdapat dua
hal yang dialami oleh balok yaitu tekan dan tarik yang disebabkan oleh
pengaruh lentur maupun gaya lateral (Wahyudi & Rahim, 1999).
Menurut Dipohusodo (1994), apabila bentang balok sederhana
menahan beban yang menyebabkan timbulnya momen lentur, maka akan
terjadi deformasi atau regangan lentur pada balok tersebut. Pada kejadian
momen lentur positif, regangan tekan akan terjadi di bagian atas dan
regangan tarik akan terjadi di bagian bawah penampang. Regangan
tersebut menyebabkan tegangan-tegangan harus ditahan oleh balok,
tegangan tekan dibagian atas dan tegangan tarik di bagian bawah
(Dipohusodo, 1994).
b. Kolom
Menurut SNI 1727:2020, kolom merupakan komponen struktur
vertikal nominal yang memiliki fungsi utama menahan gaya aksial tekan.
Kolom merupakan struktur utama pada bangunan gedung karena kolom
merupakan struktur yang akan menahan beban dari bangunan baik itu
merupakan beban mati maupun beban hidup. Dalam mendesain suatu
ukuran kolom pada bangunan, langkah pertama yang harus dilakukan yaitu
menghitung beban yang harus ditahan oleh kolom tersebut berdasarkan
kombinasi beban yang terjadi. Momen yang terjadi pada pelat lantai
maupun atap didistribusikan dengan kolom di bawah dan di atas pelat
lantai berdasarkan kekuatan relatif kolom (Dipohusodo, 1994).
Menurut Nawy (1990), fungsi kolom di dalam konstruksi yaitu
untuk meneruskan beban dari sistem lantai ke pondasi yang mana jika
beban pada kolom bertambah maka retak akan banyak terjadi diseluruh
tinggi kolom pada lokasi-lokasi tulangan sengkang.
c. Pelat
Nawy (1990) mendefinisikan pelat lantai sebagai elemen horizontal
utama yang menyalurkan beban hidup maupun beban mati ke kerangka
pendukung vertikal dari suatu sistem struktur. Elemen-elemen pelat
tersebut dibuat sehingga bekerja dalam satu arah atau bekerja dalam dua
arah. Pelat lantai menerima beban yang tegak lurus terhadap permukaan
pelat (Nawy, 1990).
Dipohusodo (1994) mendefinisikan pelat lantai sebagai panel-panel
beton bertulang yang mungkin bertulang satu arah atau dua arah,
tergantung sistem strukturnya. Pelat dikatakan satu arah apabila nilai
perbandingan antara panjang dan lebar pelat lebih dari 2, dengan lenturan
utama pada arah sisi yang pendek. Struktur pelat satu arah dapat
didefinisikan sebagai pelat yang didukung pada dua tepi yang berhadapan
sedemikian sehingga lenturan timbul hanya dalam satu arah saja, yaitu
pada arah yang tegak lurus terhadap arah dukungan tepi. Apabila nilai
perbandingan antara panjang dan lebar pelat tidak lebih dari 2, pelat
dianggap sebagai pelat dua arah (Dipohusodo, 1994).
1.5 Acuan Peraturan dan Software
a. Acuan Peraturan
Dalam perencanaan Gedung DPR tiga lantai di Kota Pariaman ini
terdapat beberapa acuan yang kami gunakan sebagai referensi yaitu
sebagai berikut.
1. SNI-03-1726-2019 tentang “Tata Cara Perencanaan Struktur
Gempa untuk Bangunan Gedung”.
2. SNI 1727:2020 tentang “Beban Minimum untuk Perancangan
Bangunan Gedung dan Struktur Lain”.
3. SNI 1729-2020 tentang “Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja
Struktural”.
4. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung Tahun 1983.
b. Software
Adapun software yang kami gunakan dalam perencanaan Gedung DPR
tiga lantai di Kota Makassar ini adalah sebagai berikut.
1. AutoCAD 2020
AutoCAD merupakan software yang digunakan untuk
menggambar, baik itu dua dimensi maupun tiga dimensi.
Keunggulan dari Software AutoCAD ini dibandingkan dengan
penggambaran secara manual yaitu gambar yang dihasilkan lebih
rapi dan presisi. Selain itu, gambar yang dihasilkan memiliki
akurasi yang tinggi karena AutoCAD memiliki tingkat presisi
mencapai tiga belas digit sehingga ketepatan ukuran gambar yang
dihasilkan sangat baik. Skala gambar yang dihasilkan fleksibel
karena mampu mencetak gambar desain dengan jenis skala yang
bervariasi. Tak hanya itu, gambar yang sudah dibuat dapat
disimpan dengan cara yang sangat mudah (Munoto et al., 2018).
2. Microsoft Word
Microsoft Word atau Microsoft Office Word merupakan perangkat
lunak pengolah kata pada komputer yang diperkenalkan pada tahun
1983 oleh Microsoft. Microsoft Word membantu penggunanya
mengombinasikan kata, gambar maupun diagram (Purnomo,
2011).
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa Microsoft Word
merupakan program komputer atau software yang digunakan
dalam penulisan serta penyusunan laporan secara rapi dan
sistematis (Aulia et al., 2021).
3. Microsoft Excel
Microsoft Excel atau Microsoft Office Excel merupakan program
aplikasi lembar kerja spreadsheet yang memiliki fitur kalkulasi dan
pembuatan grafik (Agus Pranoto et al., 2018). Microsoft Excel
merupakan software pengolahan angka secara otomatis yang mana
sangat membantu dalam perhitungan perencanaan kekuatan
struktur bangunan (Penulis, 2022).
4. Structural Analysis Program (SAP 2000)
B. Beban Terfaktor
Berdasarkan SNI 1729:2020 untuk memperoleh beban terfaktor
digunakan persamaan sebagai berikut:
q u = 1,2D + 1,6 L …………………………. (2.1)
qu = 486,228 kg/m2
qu = 1885,668 kg/m2
qu = 1495,732 kg/m2
dimana:
M ek =
qu =
l =
α =
a
α =
l
2.5
=
6
= 0.42 m
2
q l
M ek = u ¿
12
2
1495,732× 6
= ¿
12
= 3838.42 kg.m
Sehingga, nilai Momen Ekivalen pada balok A3-1 sebesar 2770.49 kgm.
∅ M n≥ M u……………………………… (2.5)
dimana:
Dari persamaan 2.5 di atas, maka dapat diperoleh nilai tahanan nominal pada
lantai 1 dengan kode balok A1-7 adalah sebagai berikut.
∅M n = Mu
M ek
Mn =
∅
2804.50
=
0.9
= 3116.11 kg.m
E. Dimensi Penampang
Menurut SNI 1729-2020 dalam perhitungan tahanan momen nominal
dibedakan menjadi penampang kompak, penampang tak kompak dan
penampang langsing seperti halnya saat membahas batang tekan. Batasan
penampang-penampang di atas adalah sebagai beikut.
1. Penampang kompak : λ ˂ λp
2. Penampang tak kompak : λp < λ < λr
3. Penampang langsing : λ > λr
M n= M p= F y. Z x ………………………… (2.6)
dimana:
Dari persamaan 2.6 di atas, maka pada lantai 1 dengan kode balok B1-5,
diperoleh dimensi yang digunakan adalah sebagai berikut.
Mn = F y. Z x
Mn
Zx =
fy
= ¿ ) × 1000000
= 303.34 cm3
Dengan menggunakan tabel profil baja, maka diperoleh nilai Z x yang
mendekati yaitu balok dengan dimensi 250 mm × 125 mm × 6 mm × 9 mm
yaitu pada Z x 324 cm3.
Dengan melakukan langkah yang sama dengan cara di atas maka akan
diperoleh rekapitulasi perhitungan untuk mencari dimensi penampang Balok
Induk Atap Sumbu X berdasarkan lokasi balok di ujung, tepi maupun tengah
seperti Tabel 2.8 sebagai berikut:
Tabel 2.8 Rekapitulasi Perhitungan Momen Maksimum Beban Terfaktor
Lantai Atap
Tabel 2.9 Rekapitulasi Perhitungan Balok Induk Lantai Atap Arah Sumbu X
dan Arah Sumbu Y
Preliminary Design pelat terdiri dari pelat satu arah dan pelat dua arah.
Berikut ini merupakan persamaan untuk menghitung ketebalan minimum pelat
berdasarkan SNI 2847:2019 pasal 7.3.1.1 untuk pelat satu arah yang ditunjukkan
pada tabel 2.13, sedangkan pelat dua arah berdasarkan SNI 2847:2019 pasal
8.3.1.1 yang ditunjukkan pada tabel 2.14 Berikut ini.
Tabel 2.13 Ketebalan Minimum Pada Pelat Solid Satu Arah Nonprategang
L
Tumpuan Sederhana
20
L
Satu Ujung Menerus
24
L
Kedua Ujung Menerus
28
L
Kantilever
10
(Sumber: SNI 2847:2018 Pasal 7.3.1.1)
Tabel 2.14 Ketebalan Minimum Pelat Dua Arah Nonprategang Tanpa Balok
Interior
Ln Ln Ln Ln Ln Ln
280
33 36 36 36 40 40
Ln Ln Ln Ln Ln Ln
420
30 33 33 33 36 36
Ln Ln Ln Ln Ln Ln
520
28 31 31 31 34 34
(Sumber: SNI 2847:2018 Pasal 8.3.1.1)
Ln
t= …………………………………… (2.7)
33
Berdasarkan persamaan di atas pada pelat lantai 3 dengan kode pelat PA-3
yang memiiliki panjang melintang 6 meter dan panjang memanjang 6 meter, maka
tebal pelat memanjang dan melintangnya adalah sebagai berikut:
Ln
t melintang =
33
6
=
33
= 0.18 meter
= 180 milimeter
Ln
t memanjang =
33
6
=
33
= 0.18 mm
= 180 milimeter.
Tabel 2.15 berikut ini merupakana rekapituasi tebal pelat yang digunakan di lantai 3 pada
perencanaan gedung DPR di Kota Pariaman.
Lantai 3
L L t
Nama Jenis
Melintang Memanjang Jenis Pelat Melintang Memanjang pakai
Pelat Panel
(m) (m) (m)
Pelat dua
PA-1 6 5 Interior 0.18 0.15
arah
Pelat dua
PA-2 4 5 Interior 0.12 0.15
arah
Pelat dua
PA-3 6 6 Interior 0.18 0.18
arah
0.18
Pelat dua
PA-4 4 6 Interior 0.12 0.18
arah
Pelat dua
PA-5 6 4 Interior 0.18 0.12
arah
Pelat dua
PA-6 4 4 Interior 0.12 0.12
arah
(Sumber: Penulis, 2022)
Berdasarkan tabel 2.15 di atas, maka tebal pelat yang digunakan pada lantai 3 dalam
perencanaan adalah setebal 0,18 meter atau setara dengan 180 milimeter. Selanjutnya,
tabel 2.16 dibawah ini merupakan rekapitulasi tebal pelat yang digunakan di lantai 2 pada
perencanaan gedung DPR di Kota Pariaman.
Berdasarkan tabel 2.16 di atas, maka tebal pelat yang digunakan pada lantai 2 dalam
perencanaan adalah setebal 0,18 meter atau setara dengan 180 milimeter. Selanjutnya,
tabel 2.17 dibawah ini juga merupakan rekapitulasi tebal pelat yang digunakan di lantai 1
pada perencanaan gedung DPR di Kota Pariaman.
Lantai 1
L L t
Nama Jenis
Melintang Memanjang Jenis Pelat Melintang Memanjang pakai
Pelat Panel
(m) (m) (m)
Pelat dua Interio
PA-1 6 5 0.18 0.15
arah r
Pelat dua Interio
PA-2 4 5 0.12 0.15
arah r
Pelat dua Interio
PA-3 6 6 0.18 0.18
arah r
0.18
Pelat dua Interio
PA-4 4 6 0.12 0.18
arah r
Pelat dua Interio
PA-5 6 4 0.18 0.12
arah r
Pelat dua Interio
PA-6 4 4 0.12 0.12
arah r
(Sumber: Penulis, 2022)
Berdasarkan tabel 2.17 di atas, maka tebal pelat yang digunakan padalantai 1 dalam
perencanaan adalah setebal 0,18 meter atau setara dengan 180 milimeter.
2.1.3 Preliminary Design Kolom
Menurut SNI 1729:2020 kolom merupakan komponen struktur vertikal
nominal yang berfungsi untuk menahan gaya aksial tekan. Adapun langkah-
langkah yang perlu dilakukan untuk menghitung preliminary design adalah
sebagai berikut.
Lk = L × K c ……………………………. ( )
lk
i min = …………………………. ( )
50
dimana:
Ag = Luas penampang kotor (cm2 ¿
ω =
fy = Tegangan leleh (Mpa)
λc =
lk = Panjang tekuk
i min =
E =
L = Panjang bentang
Kc = Koefisien panjang tekuk
Beban Mati
Jenis Beban Berat Satuan Panjang Lebar Tebal Berat Satuan
Penggantung
10.2 kg /m2 5.5 5 280.5 kg
Plafond
Plafond 5.1 kg /m2 5.5 5 140.25 kg
Ducting dan
19.37 kg /m2 5.5 5 532.675 kg
Plumbing
Pelat Atap 2400 kg /m3 5.5 5 0.1 6600 kg
Balok
23.8 kg/m 5.5 130.9 kg
memanjang
Balok
23.8 kg/m 5 119 kg
melintang
Jumlah 7803.325 kg
(Sumber: Penulis, 2022)
Tabel 2.19 di bawah merupakan rekapitulasi beban hidup pada kolom
lantai 3 dengan kode kolom KE-3.
Beban Hidup
Beba
Jenis Beban Satuan Panjang Lebar Berat Satuan
n
2
Hujan 40 kg /m 5.5 5 1100 kg
Beban hidup atap 2
97.89 kg /m 5.5 5 2691.975 kg
datar
Nilai terbesar 2691.975 kg
(Sumber: Penulis, 2022)
Tabel 2.20 di bawah merupakan perhitungan beban terfaktor pada
kolom lantai 3 dengan kode kolom KE-3.
Beban Terfaktor
Persamaan Beban Satuan
2
Ru = 1.2 D + 1.6 L 13671.15 kg /m
(Sumber: Penulis, 2022)
Menghitung beban aksial
Tabel 2.21 di bawah merupakan perhitungan beban aksial pada kolom
lantai 3 dengan kode kolom KE-3.
Beban Aksial
Persamaan Beban Satuan
2
Rn = Pu/faktor reduski 15190.167 kg /m
(Sumber: Penulis, 2022)
Menghitung nilai Ag
Lk = L ×Kc
= 0.6 × 4
= 2.4
lk
i min =
50
2.4
=
50
= 0.048
√
1 lk fy
λc = × ×
π i min E
=
1
×
2.4
3.14 0.048
× 250
200000 √
= 0.56
1.43
ω =
1.6−(0.67 × λc )
1.43
=
1.6−(0.67 × 0.56)
= 1.17
Rn× ω
Ag =
fy
15190.16 ×1.17
=
250 ×10.197
= 724.56 cm3
Menghitung nilai Ag
Lk = L ×Kc
= 0.6 × 4
= 2.4
lk
i min =
50
2.4
=
50
= 0.048
√
1 lk fy
λc = × ×
π i min E
=
1
×
2.4
3.14 0.048
× 250
200000 √
= 0.56
1.43
ω =
1.6−(0.67 × λc )
1.43
=
1.6−(0.67 × 0.56)
= 1.17
Rn× ω
Ag =
fy
15190.16 ×1.17
=
250 ×10.197
= 724.56 cm3
C. Kolom Lantai 1
2.2 Pembebanan
Ada
5.1 Pendahuluan
Ada
6.1 Kesimpulan
Ada
6.2 Saran
ada
Lampiran
1. Gambar Denah
3. Potongan Arah X
4. Potongan Arah Y
Kelompok 6A
NO PARAF ASISTEN
HARI/TANGGAL KETERANGAN
. DOSEN
Rabu, 7 September
1. ● Revisi penempatan ruang
2022
● Lengkapi denah