Anda di halaman 1dari 36

Optimalisasi Sistem Manajemen Pasok Safety Equipment Kapal

Laut Dalam Meningkatkan Produktivitas Perusahaan

Optimizing Marine Ship Safety Equipment Supply Management


System to Increase Company Productivity

……………….
Institut Transportasi dan Logistik Trisakti, Jl. IPN. No. 2, Cipinang Besar Selatan, Jakarta, Indonesia
.............................@gmail.com

ABSTRACT

The research objective is to determine the direct contribution and indirect effect
of airport officers’ competence and performance on On Time Performance
mediated by delay management supervision in Soekarno-Hatta International
Airport. The importance of the Air Transport Inspector performance in
supervising is required to improve the performance of the employees. The method
used in this study was a Descriptive Quantitative using survey. The population
were all flight service inspectors. The study used Smart Partial Least Square path
analysis method with purposive sampling of 72 respondents. The results of the
analysis show that there are three direct contributions which are officers’
competence on Delay Management supervision, officers’ performance on
DelayManagement supervision and Delay Management supervision on OTP.
Delay Management supervision is able to mediate the competence and
performance on OnTime Performance in Soekarno-Hatta International Airport.

Keywords: on time performance, delay management supervision, competence,


performance, air transport inspector

1
2

ABSTRAK

Tujuan penelitian untuk mengetahui dan menganalisis sistem manajemen pasok


safety equipment kapal laut yang saat ini sedang berjalan di PT Intan bahari,
mengetahui dan menganalisis prosedur yang digunakan oleh PT Intan Bahari
dalam menjalankan sistem manajemen pasok safety equipment kapal laut,
mengetahui dan menganalisis cara PT Intan Bahari mengoptimalkan sistem
manajemen pasok safety equipment kapal laut, mengetahui kendala yang dihadapi
PT Intan Bahari dalam menjalankan sistem manajemen pasok safety equipment
kapal laut, mengetahui upaya yang dilakukan oleh PT Intan Bahari dalam
menghadapi kendala yang terjadi dalam menjalankan sistem manajemen pasok
safety equipment kapal laut, mengetahui manfaat yang diperoleh PT Intan Bahari
dalam menjalankan sistem manajemen pasok pada safety equipment kapal laut,
mengetahui penilaian konsumen pada sistem manajemen pasok safety equipment
yang dilakukan oleh PT Intan Bahari, dan mengetahui dan menganalisis dampak
yang terjadi pada sistem manajemen pasok pada safety equipment kapal laut
dalam meningkatkan produktivitas perusahaan. Penelitian menggunakan metode
analisis kualitatif deskriptif, dengan teknik wawancara, observasi dan
dokumentasi. Teknik purposive sampling digunakan dalam memilih narasumber
sebagai informan penelitian. Informan penelitian adalah orang dalam internal
perusahaan, yaitu Direktur perusahaan dan Manager Stock atau Logistik PT Intan
Bahari.

Rancangan penelitian ini diharapkan dapat mencapai semua tujuan yang ingin
dicapai. Hasil analisis menunjukkan adanya tiga kontribusi langsung yaitu
kompetensi terhadap pengawasan Delay Management, kinerja terhadap
pengawasan Delay Management dan pengawasan Delay Management terhadap
On Time Performance, sedangkan tidak terdapat dua kontribusi langsung yaitu
kompetensi terhadap On Time Performance dan kinerja terhadap On Time
3

Performance. Pengawasan Delay Management mampu memediasi kompetensi dan


kinerja terhadap On Time Performance di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Kata Kunci: kinerja tepat waktu, pengawasan manajemen keterlambatan,


kompetensi inspektur, kinerja inspektur,

A. Fokus Penelitian kapal asing


(Direktorat Jenderal Perhubungan Laut,
Sebagai cara yang paling efisien .
untuk mengangkut barang, angkutan Banyaknya jumlah kapal
laut memainkan peran penting dalam yang melakukan kegiatan di
perdagangan internasional. Seiring perairan Indonesia ikut berdampak
dengan meningkatnya aktivitas pada bertambahnya permintaan atas
perdagangan internasional di Indonesia, alat keselamatan (safety equipment)
industri pelayaran domestik diharapkan pada kapal yang dilakukan oleh
dapat berkembang untuk memenuhi pemilik atau pengelola kapal. Dalam
permintaan angkutan laut domestik. menangkap peluang tersebut yaitu
Berdasarkan data Sistem Manajemen untuk memenuhi permintaan alat
Lalu Lintas Angkutan Laut keselamatan yang dibutuhkan oleh
(SIMLALA), 60.000 kapal mengangkut kapal, PT Intan Bahari hadir sebagai
hingga satu miliar ton barang keluar dan perusahaan yang bergerak supplier
masuk perairan Indonesia setiap alat keselamatan pada kapal.
tahunnya. Dari seluruh kapal yang Produk yang disedikan oleh
melakukan kegiatan ekspor impor di PT Intan Bahari sebagai salah satu
wilayah perairan Indonesia selama distributor penyediaan alat-alat
kurun waktu 2017-2022, sebanyak 37% keselamatan kapal laut meliputi life
merupakan kapal Indonesia, dan 63% jacket, life bouy, life bouy light,
merupakan kapal asing. Pada tahun parachute signal, life boat, hydrant
2022 yang lalu, jumlah kapal yang pillar, fire man, dan fire blanket.
melakukan kegiatan di perairan Sebagai perusahaan berkembang
Indonesia mencapai 10.534, dan tingkat permintaan pada safety
sebanyak 9.458 diantaranya merupakan equipment cukup baik diterima oleh
PT Intan Bahari khusunya untuk
4

permintaan pelampung dan jaket (Sumber: Sales Marketing PT Intan


pelampung. Kondisi tni dapat dilihat bahaei, Diolah (2023)
dari data penjualan perusahaan life
bouy dan life jacket dalam 3 (tigan) Berdasarkan Tabel. 1 dapat
bulan terakhir yang disajikan dalam dilihat bahwa dalam 3 (tiga bulan)
tabel 1 sebagai berikut: terakhir penjualan PT Intan Bahari
Tabel. 1 untuk life buoy dan life jacket
Data Penjualan Life Buoy dan mengalami kondisi yang fluktuatif.
Life Jacket PT Intan bahri Penjualan terbanyak terjadi pada
produk life buoy untuk kapal ro-ror
Jenis Peoduk penumpang yaitu sebebesar 92 buah.

Item Spesifikasi Sedangkan penjualan untuk produk


life buoy kapal kargo sebesar 44

Life Bouy Kapal kargo panjang < 100m


buah. Kemudian untuk permintaan
Kapal Kargo produk life jacket sendiri sebesar 55
Kapal kargo panjang 100-150m
buah Hal ini menggambarkan bahwa
Kapal kargo panjang 150-200m
permintaan konsumen kepada PT
Kapal kargo panjang > 200m Intan Bahari untuk life buoy dan life

Total Keseluruhanjacket cukup baik.


Tingginya permintaan alat
Life Buoy Kapal ro ro panjang < 60m
keselamatan pada kapal yang
Kapal ro-ro
Kapal ro ro panjang 60 – 120m
pasenger dilakukan oleh pemilik atau
Kapal ro ro panjang 120 – 180m pengelola kapal kepada PT Intan

Kapal ro ro panjang 180 – 240m Bahari tidak berdampak pada


meningkatnya produktivitas
Kapal panjang > 240m
perusahaan. Hal ini terjadi karena
Total Keseluruhan
banyak faktor yang
Life Jacket Panjang kapal 100 - 150m mempengaruhinya baik secara

Panjang kapal 150 - 200m ekternal maupun internal


perusahaan. Faktor ekternal yang
Panjang kapal > 200m
mempengaruhi diantaranya
Total Keseluruhan
keberadaan pesaing pada jenis usaha
5

ini. Saat ini market leader untuk 1. Manajemen perusahaan yang


distributor peralatan keselamatan buruk
kapal dipegang oleh Velasco Manajemen yang tidak
Indonesia. Kompetitor ini telah efektif menurunkan
bekerjasama dengan berbagai produktivitas PT Intan Bahari
perusahaan baik di dalam maupun di dari segala arah. Strategi
luar negeri untuk memberikan keseluruhan bisa menyebabkan
pelayanan yang memuaskan untuk inefisiensi karena manajer tidak
customer serta harga harga yang melihat dan mengambil langkah
sesuai untuk para pelanggan dan untuk menerapkan cara paling
telah mencapai pangsa pasar di produktif untuk menyelesaikan
Indoesia sendiri sebesar 60% tugas khususnya dalam
(velascoindonesia.com, 2023). mensuplai alat keselamatan
Sedangkan untuk faktor kapal ke konsumen.
internal sendiri berdasarkan hasil 2. Sistem yang kuno
prapengamatan yang telah Ketika sebuah
dilakukan, ditemukan fenomena perusahaan menggunakan
masalah produktivitas pada PT Intan metode lama dan kaku untuk
Bahari yang masih rendah. PT Intan mencapai tujuan,
Bahari memiliki tingkat produktivitasnya akan menurun
produktivitas rendah secara teoritis secara signifikan. Sebagai
dapat memenuhi permintaan alat contoh, perusahaan lain atau
keselamatan pada kapal dari kompetitor telah menggunakan
konsumen, tetapi ada beberapa perangkat otomatis untuk
faktor yang menghalangi perusahaan merekam dan melacak data,
untuk mencapai tingkat terbaiknya. sementara PT Intan Bahari
Dalam Prapengamatan pada PT masih mengumpulkannya
Intan Bahari, faktor-faktor yang dengan tangan, produktivitas PT
membuat produktivitas perusahaan Intan Bahari tentu akan jauh
masih rendah, yaitu: lebih rendah, karena
membutuhkan lebih banyak
waktu dan tenaga.
6

3. Ketidakpuasan karyawan berbagai perusahaan yang berbeda


Karyawan yang tidak yang bekerja untuk mencapai tujuan
puas terhadap perusahaannya yang sama. Dari menyediakan,
sendiri yaitu PT Intan Bahari mengemas barang dan
sehingga membuat perusahaan mengirimkannya ke konsumen akhir
menjadi tidak produktif. Sebagai dengan cara yang efisien dan efektif.
contoh, dalam prapengamatan Dengan bekerja sama, produk akan
ditemukan fakta jika dalam memiliki nilai tambahan. “Supply
mensuplai alat keselamatan chain juga disebut sebagai logistic
masih menggunakan prosedur network yang dapat menghubungkan
yang berbelit sehingga mata rantai yang saling terkait
menimbulkan rasa tidak puas antara pembuat, pemasok, distribusi,
pada karyawan dalam dan pelanggan”
(Fernando et al., 2022).
menyelesaikan pekerjaan dan Keadaan model eksisting
memenuhi permintaan khusus untuk life buoy dan life
konsumen dengan cepat. jacket dalam periode Oktober –
Salah satu upaya yang dapat Desember 2023 dirangkum dalam
dilakukan dalam meningkatkan bentuk grafik seperti yang disajikan
produktivitas perusahaan ialah pada Gambar. 1 sebagai berikut:
dengan mengoptimalkan sistem Gambar. 1
manajemen pasok. Dengan Grafik Keadaan Model Eksisting
optimalnya manajemen pasok akan Life Buoy dan Life Jacket
membantu perusahaan dalam
mengatasi manajemen yang buruk
dan sistem yang kuno. Manjemen
pasok merupakan bagian dari
manajemen rantai pasok (supply
chain management) yang
merupakan suatu sistem perusahaan
yang dirancang untuk menyediakan
barang atau jasa kepada pelanggan.
Dalam siklus atau rantai ini, ada
7

manajemen pasok safety equipment


kapal laut dalam meningkatkan
produktivitas perusahaan.
Sedangkan untuk subfokus
penelitian dirumuskan sebagai
berikut:
1. Sistem manajemen pasok
terhadap safety equipment untuk
kapal laut yang telah
berlangsung di PT Intan Bahari.
2. Prosedur yang digunakan PT
Sumber: Hasil Intan Bahari dalam menjalankan
Prapengamatan, Diolah (2023) sistem manajemen pasok pada
Keadaan eksisting PT Intan safety equipment untuk kapal
Bahari khususnya untuk Life Buoy laut.
dan Life Jacket berdasarkan grafik 3. Cara mengoptimalkan sistem
pada Gambar. 1 memiliki kapasitas manajemen pasok yang
berbeda setiap bulannya dalam digunakan dalam memasok
kurun waktu Oktober – Desember safety equipment untuk kapal
2023. Pada bulan Oktober 2023 laut yang dilakukan oleh pihak
sebanyak 75 buah, bulan November manajemen PT Intan Bahari.
sebanyak 79 buah, dan bulan 4. Kendala yang dihadapi PT Intan
Desember 2023 sebanyak 39 buah. Bahari dalam menjalankan
Berdasarkan latar belakang sistem manajemen pasok pada
masalah yang telah diuraikan dan safety equipment untuk kapal
berkaitan dengan sistem menejemen laut.
pasok safety equipment untuk kapal 5. Cara mengatasi kendala yang
laut yang lakukan PT Intan Bahari dihadapi oleh PT Intan Bahari
sebagai pemasok dalam upaya dalam menjalankan sistem
meningkatkan produktivitas manajemen pasok pada safety
perusahaan, maka fokus utama equipment untuk kapal laut
penelitian ialah optimalisasi sistem
8

6. Manfaat yang diperoleh PT fenomena, baik sebagai fenomena


Intan Bahari dalam menjalankan mandiri maupun hubungannya satu
sistem manajemen pasok pada sama lain, baik sebagai penyebab
safety equipment untuk kapal maupun akibat. Pertanyaan
laut. penelitian yang disusun dalam
7. Penilaian konsumen yaitu proposal tesis ini sebagai berikut:
pemilik atau pengelola kapal 1. Bagaimana sistem manajemen
atas sistem manajemen pasok pasok safety equipment kapal
safety equipment yang dilakukan laut yang saat ini sedang
oleh PT Intan Bahari. berjalan di PT Intan bahari?
8. Menganilis dampak yang terjadi 2. Bagaimana prosedur yang
ketika sistem manajemen pasok digunakan oleh PT Intan Bahari
pada safety equipment telah dalam menjalankan sistem
dijalankan dan dioptimalkan manajemen pasok safety
khususnya pada meningkatnya equipment kapal laut?
produktivitas perusahaan. 3. Bagaimana cara PT Intan Bahari
Berdasarkan urain latar mengoptimalkan sistem
belakang, fokus utama dan subfokus manajemen pasok safety
penelitian, penulis tertarik untuk equipment kapal laut?
meneliti dan menganalisis lebih 4. Apa kendalah yang dihadapi PT
dalam karya ilmiah berbentuk tesis Intan Bahari dalam menjalankan
dengan judul “Optimalisasi Sistem sistem manajemen pasok safety
Manajemen Pasok Safety equipment kapal laut?
Equipment Kapal Laut Dalam 5. Bagaimana upaya yang
Meningkatkan Produktivitas dilakukan oleh PT Intan Bahari
Perusahaan (Studi Kasus Pada PT dalam menghadapi kendala yang
Intan Bahari)”. terjadi dalam menjalankan
sistem manajemen pasok safety
B. Pertanyaan Penelitian equipment kapal laut?
Pertanyaan penelitian
(research question) ialah rumusan
yang mempertanyakan suatu
9

6. Apa manfaat yang diperoleh PT sistem manajemen pasok


Intan Bahari dalam menjalankan safety equipment kapal laut.
sistem manajemen pasok pada c. Untuk mengetahui dan
safety equipment kapal laut? menganalisis cara PT Intan
7. Bagaimanan penilaian Bahari mengoptimalkan
konsumen pada sistem sistem manajemen pasok
manajemen pasok safety safety equipment kapal laut.
equipment yang dilakukan oleh d. Untuk mengetahui kendala
PT Intan Bahari? yang dihadapi PT Intan
8. Bagaimana dampak yang terjadi Bahari dalam menjalankan
pada sistem manajemen pasok sistem manajemen pasok
pada safety equipment kapal laut safety equipment kapal laut.
dalam meningkatkan e. Untuk mengetahui upaya
produktivitas perusahaan? yang dilakukan oleh PT
Intan Bahari dalam
C. Tujuan dan Manfat Penelitian menghadapi kendala yang
1. Tujuan Penelitian terjadi dalam menjalankan
Mengacu pada sistem manajemen pasok
pertanyaan penelitian yang telah safety equipment kapal laut.
disusun, tujuan yang ingin f. Untuk mengetahui manfaat
dicapai dalam penelitian ini yang diperoleh PT Intan
sebagai berikut: Bahari dalam menjalankan
a. Untuk mengetahui dan sistem manajemen pasok
menganalisis sistem pada safety equipment kapal
manajemen pasok safety laut.
equipment kapal laut yang g. Untuk mengetahui penilaian
saat ini sedang berjalan di konsumen pada sistem
PT Intan bahari. manajemen pasok safety
b. Untuk mengetahui dan equipment yang dilakukan
menganalisis prosedur yang oleh PT Intan Bahari.
digunakan oleh PT Intan h. Untuk mengetahui dan
Bahari dalam menjalankan menganalisis dampak yang
10

terjadi pada sistem yang berguna bagi


manajemen pasok pada perusahaan khususnya
safety equipment kapal laut PT Intan Bahari dalam
dalam meningkatkan menjalankan sistem
produktivitas perusahaan. manajemen pasok safety
2. Manfaat Penelitian equipment dengan baik
Hasil dalam penelitian dan benar sehingga akan
ini nantinya diharapkan dapat memberikan dampak
berguna atau memberikan pada meningkatnya
manfaat antara lain: produktivitas perusahaan
a. Manfaat Teoritis 2) Bagi Pemilik atau
Penelitian ini dapat Pengelola Kapal
memberikan manfaat bagi Penelitian ini dapat
pengembangan ilmu digunakan sebagai bahan
pengetahuan khususnya referensi atau acuan
manajemen transportasi laut dalam memilih supplier
berupa pemahaman yang yang tepat dalam
lebih mendalam mengenai memenuhi permintaaan
optimalisasi sistem atas alat keselamatan
manajemen pasok safety pada kapal mereka
equipment kapal laut dalam sehingga tidak
meningkatkan produktivitas memberikan kerugian
perusahaan bagi pemilik atau
pengelola kapal sebagai
konsumen.
3) Bagi Peneliti
b. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat
1) Bagi Perusahaan digunakan sebagai
Penelitian ini dapat tambahan pengetahuan
digunakan sebagai bahan untuk lebih memahami
masukan dalam transportasi laut terutama
memberikan informasi pada sistem manajemen
11

pasok khususnya alat


keselamatan pada kapal
yang secara langsung
fokus pada optimalisasi
sistem manajemen pasok
safety equipment kapal
laut dalam meningkatkan
produktivitas perusahaan
(studi kasus pada PT
Intan Bahari).
BAB II

LANDASAN TEORI, KAJIAN PUSTAKA, DAN ALUR PIKIR

A. Landasan Teori

1. Alat Keselamatan Kapal

SOLAS 1974 (International Convention for the Safety of Life at

Sea) “mengatur alat keselematan yang harus digunakan oleh semua kapal,

dan ada ketentuan untuk mengoperasikannya sesuai prosedur”


(Ricardianto et al., 2021)
. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2021 jelas

menyatakan bahwa setiap kapal berbendera Indonesia atau asing yang

beroperasi di perairan Indonesia harus memenuhi persyaratan keselamatan

kapal. Persyaratan ini meningkat seiring dengan jumlah armada kapal yang

dimiliki oleh setiap perusahaan pelayaran. Setiap kapal harus dilengkapi

dengan alat keselamatan yang dimaksudkan untuk awak kapal dan benar-

benar berfungsi sebagai alat keselamatan.

a. Pengertian Alat Keselatan Kapal

Secara umum, definisi peralatan keselamatan adalah perlindungan

yang digunakan oleh pekerja untuk menghindari cedera, korban jiwa,

situasi yang mengancam jiwa, dll. Berbagai jenis peralatan

keselamatan digunakan oleh pekerja tergantung pada sifat risiko yang


(Handoyo, 2016)
terlibat dalam pekerjaan . Alat–alat keselamatan pada

kapal ialah “alat–alat penolong di atas kapal yang dengan persyaratan

kapal SOLAS '74 yang dapat digunakan pada waktu terjadi kecelakaan
(Karim et al., 2023)
kapal” .

11
12

b. Jenis-Jenis Alat Keselamatan Kapal

1) Life Jacket (Jaket Pelampung): salah satu alat keselamatan yang

wajib disediakan di kapal untuk membantu para penumpang atau

kru kapal tetap mengapung di atas air jika terjadi kecelakaan di

tengah laut.

2) Lifebuoy/Ring Buoy (Pelampung Lingkaran): jenis alat

keselamatan berupa pelampung yang berbentuk seperti lingkaran

dan digunakan sebagai alat bantu untuk menyelamatkan korban

yang terjatuh atau tercebur ke dalam air.

3) Immersion Suit: alat keselamatan kapal yang wajib ada pada kapal

yang berlayar pada musim dingin atau di area dengan suhu rendah.

4) Liferaft (Rakit Penyelamat): alat keselamatan yang digunakan

sebagai tempat perlindungan dan tempat berlindung apabila terjadi

kecelakaan di tengah laut.

5) Lifeboat (Sekoci): alat keselamatan kapal yang digunakan untuk

evakuasi dan didesain untuk menampung penumpang dan kru

kapal dalam situasi darurat.

6) Distress Red Flare: digunakan sebagai pemberi sinyal yang dapat

menarik perhatian kapal-kapal di sekitarnya atau pihak penyelamat.

7) Parachute Signal: alat untuk menembakkan bola api dengan

ketinggian 300 meter di udara agar menarik perhatian kapal

penyelamat.
13

8) Smoke Signal: alat ppemberi sinyal dengan mengeluarkan asap

berwarna yang terlihat oleh kapal-kapal di sekitarnya atau oleh

pihak penyelamat.

9) Line Throwing Apparatus: alat untuk melempar tali ke kapal atau

ke orang yang jatuh ke laut.

10) Man Overboard Alarm (MOB): suatu sistem yang dirancang untuk

mendeteksi jika seseorang jatuh dari kapal dan memberi peringatan

ke awak kapal untuk mengevakuasi orang tersebut.

11) Fire Extinguisher (Alat Pemadam Kebakaran): alat keselamatan

kapal yang sangat penting untuk mencegah kebakaran di tengah

laut.

12) Automatic Identification System (AIS): sistem pelacakan otomatis

yang digunakan pada kapal.

13) EPIRB (Emergency Position Indicating Radio Beacon): alat

pelacak yang digunakan untuk memberikan sinyal ke pihak

penyelamat dalam keadaan darurat.

14) SART (Search and Rescue Transponder): peralatan keselamatan

kapal yang berfungsi sebagai pelacak.

15) PLB (Personal Locator Beacon): perangkat transmisi elektronik

pribadi yang sinyalnya dipersonalisasi dalam rentang tertentu.

2. Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management)

Dalam bisnis, ada serangkaian proses yang digunakan untuk

mengolah barang dalam penelitian ini yaitu alat keselamatan kapal (safety

equipment) hingga dikirimkan kepada pelanggan yaitu pemilik atau


14

operator kapal. Rangkaian tersebut bergantung pada cara manajemen

rantai pasokan dijalankan sehingga produktivitas perusahaan dapat

meningkat, perusahaan dapat dengan mudah menghasilkan keuntungan,

kepuasan pelanggan muncul, citra merek perusahaan meningkat jika

manajemen rantai pasok dikelola dengan baik. Sebaliknya, jika tidak

dikelola dengan baik semua hal tersebut akan sulit atau bahkan tidak akan

terwujud. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami manajemen

rantai pasokan dari pengertian, tujuan, proses, dan strateginya.

a. Pengertian Manajemen Rantai Pasok

Secara umum, manajemen rantai pasokan adalah “serangkaian

tindakan yang mencakup perencanaan, pengelolaan, dan aktivasi

produk. Tentu saja, setiap tindakan ini dilakukan dengan menggunakan

strategi biaya yang berbasis efisien, terkontrol dan memiliki


(Hastari, 2023)
kemampuan untuk meningkatkan keuntungan” .
Hastari, 2023)
Menurut James & Mona (dalam menjelaskan bahwa

manajemen rantai pasokan membutuhkan penggunaan teknologi

informasi. Artinya, untuk mengubah bahan baku menjadi bahan jadi,

diperlukan perangkat lunak. Bahkan terlibat dalam pencatatan

distribusi produk kepada pelanggan. Supply Chain Management

adalah “sistem yang dapat digunakan untuk mengambil pendekatan

menyeluruh untuk mengatur semua arus informasi, material, dan jasa

yang terlibat dari bahan mentah hingga konsumen”


(Aquilano et al., 2014)
.

b. Tujuan Manajemen Rantai Pasok


15

Dalam pernyataan (Hastari (2023) , mengatur dan mengelola

dengan baik hubungan antara penawaran dan permintaan adalah tujuan

manajemen rantai pasok. Sebenarnya, tidak akan ada masalah jika

dapat dilakukan. Meskipun demikian, kita harus memahami apa saja

masalah yang termasuk dalam manajemen rantai pasokan, seperti:

1) Hubungan antara konsumen dan klien.

2) Pengadaan barang dengan distributor.

3) Tingkat outsourcing.

Kita harus mengelola masalah tersebut dengan efektif setelah

mengetahuinya. Jika ini dilakukan maka perusahaan mendapatkan

keuntungan dan manajemen merek perusahaan tetap terjaga.

c. Prinsip Manajemen Rantai Pasok

Manajemen rantai pasok memiliki beberapa prinsip. Prinsip ini

terkait dengan proses koordinasi, termasuk produksi, hubungan dengan

pemasok, dan distribusi barang ke pelanggan. Lebih dari itu,

koordinasi terjadi secara virtual dan fisik. Dalam konteks ini, penyedia

layanan perangkat lunak manajemen rantai pasok mencakup prinsip-

prinsip berikut:

1) Melihat konsumen berdasarkan kebutuhan atau permintaan.

2) Membangun hubungan dengan supplier untuk mengurangi biaya

material.

3) Menggunakan teknologi informasi untuk membantu rantai pasokan

mulai dari produksi, distribusi, hingga promosi produk.


16

4) Mengamati target pasar dalam menggunakan sebagai perencanaan

dalam merancang produk.

5) Mengetahui produk yang lebih sesuai dengan konsumen.

6) Mengelola aliran informasi untuk menjadi lebih terarah dan cair.

7) Menggunakan teknologi informasi dalam mengevaluasi kinerja

rantai pasok dan mendapatkan bahan evaluasi.

d. Proses-Proses Dalam Manajemen Rantai Pasok

Setiap proses memiliki tahapan. Dalam hal mengelola manajemen

rantai pasok, berikut tahapan yang harus diikuti:

1) Perencanaan

2) Pengadaan

3) Produksi

4) Pengelolahan Gudang

5) Pengiriman Produk

6) Pengembalian Produk

Karena perusahaan ingin melakukan setiap proses bisnisnya

seefektif mungkin, supply chain management adalah salah satu hal

penting yang harus dilakukan secara optimal. Manajemen rantai pasok

yang baik memastikan bahwa setiap proses mulai pembuatan produk

hingga menjadi produk jadi dan sampai kepada pelanggan dapat

dilakukan dengan cepat dan dengan kualitas terbaik.

e. Sistem Manajemen Rantai Pasok

Dalam melakukan manajemen rantai pasokan, ada tiga sistem yang

perlu dijalankan, yaitu:


17

1) Upstream supply chain, yaitu pengelolaan perpindahan produk

yang dilakukan antara perusahaan dengan vendor penyedia bahan

baku.

2) Downstream supply chain, yaitu pendistribusian produk dari

perusahaan ke konsumen. Biasanya, proses ini dilakukan langsung

oleh perusahaan tanpa menggunakan jasa vendor penyetok barang.

3) Internal supply chain, yaitu pengelolaan ketersediaan bahan baku,

pasokan bahan baku, serta proses pabrikasi yang dilakukan oleh

sistem manajemen.

3. Produktivitas Perusahaan

a. Pengertian Produktivitas

Dewan Produktivitas Nasional dalam (Fithri & Yulinda Sari, 2015),

menyatakan bahwa produktivitas adalah perbandingan antara hasil

yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan.

Sedangkan menurut American Productivity Center (APC),

menjelaskan bahwa profitabilitas adalah rasio antara pendapatan

(revenue) dengan biaya (cost). Berdasarkan pengukuran produktivitas

model APC ini tampak bahwa profitabilitas berhubungan secara

langsung dengan produktivitas dan faktor perbaikan harga.

Berdasarkan hubungan ini, “profitabilitas perusahaan dapat

meningkatkan melalui peningkatan produktivitas dan perbaikan harga


(Fithri & Yulinda Sari, 2015)
produk di pasar global” . Produktivitas ialah

“mengukur efisiensi proses produksi suatu perusahaan. Dihitung

dengan membagi output yang dihasilkan suatu perusahaan dengan


18

input yang digunakan dalam proses produksinya. Input yang umum

adalah jam kerja, modal, dan sumber daya alam, sedangkan output

umumnya diukur dalam penjualan atau jumlah barang dan jasa yang
(Barone, 2021).
diproduksi”

b. Siklus Produktivitas

Sumanth dalam Fithri & Yulinda Sari (2015). memperkenalkan suatu

konsep formal yang disebut sebagai siklus produktivitas (productivity

cycle) untuk dipergunakan dalam usaha peningkatan

produktivitas terus-menerus. Konsep siklus produktivitas yang

dikemukakan ini terdiri dari empat tahap kegiatan utama, yaitu:

1) Pengukuran produktivitas (Measurement)

2) Evaluasi produktivitas (Evaluation)

3) Perencanaan produktivitas (Planning)

4) Peningkatan produktivitas (Improvement)

Gambar 1
Siklus Produktivitas

Sumber: Sumanth dalam Fithri & Yulinda Sari (2015)


19

Dari Gambar 1, dapat dilihat bahwa siklus produktivitas

merupakan suatu proses yang kontinu, dan melibatkan aspek-aspek

pengukuran, evaluasi, perencanaan, dan pengendalian produktivitas.

c. Komponen Produktivitas

Kualitas, efisiensi, dan efektivitas adalah tiga komponen utama


Fithri & Yulinda Sari (2015)
produktivitas, menurut Everett dalam

1) Efisiensi

Salah satu cara untuk mengukur efisiensi adalah dengan

membandingkan masukan dan keluaran, yang menunjukkan

seberapa efisien seseorang.

2) Efektivitas

Salah satu cara untuk mengukur seberapa efektif tercapainya target

(dalam hal kuantitas, kualitas, atau waktu) adalah dengan

menghitung efektivitas. Efektivitas berkorelasi positif dengan

persentase yang dicapai. Komponen ini lebih fokus pada keluaran.

3) Kualitas

Kualitas adalah ukuran seberapa jauh terpenuhinya berbagai

persyaratan, spesifikasi, dan harapan. Komponen ini mungkin

berorientasi pada pengadaan masukan, hanya pada keluaran, atau

kedua-duanya.

d. Manfaat Pengukuran Produktivitas

Setiap perusahaan harus melakukan pengukuran produktivitas

untuk menilai kondisi perusahaannya dan mengetahui apakah tingkat


20

produktivitasnya telah memenuhi standar atau tidak. Pengukuran

produktivitas dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti:

1) Membandingkan hasil dengan standar produktivitas manajemen.

2) Menentukan bagaimana peningkatan produktivitas dapat

dilakukan.

f. Evaluasi Produktivitas

Evaluasi produktivitas sangat penting untuk mengetahui apakah

produktivitas telah meningkat atau menurun pada suatu perencanaan

dalam jangka pendek atau jangka panjang. Tanpa melakukan evaluasi,

penilaian hasil pengukuran produktivitas menjadi rancu, sehingga tidak

mungkin menentukan apakah nilai produktivitas itu baik atau buruk.

Cara untuk mendapatkan hasil evaluasi yang baik adalah sebagai

berikut:

1) Menciptakan suatu tekat untuk mengubah nilai produktivitas dalam

dua periode berturut-turut dan membuat suatu cara yang

memungkinkan perubahan itu terjadi.

2) Menciptakan cara untuk mendapatkan nilai produktivitas yang

sesuai dengan hasil peramalan dan membandingkannya dengan

hasil saat ini

3) Melakukan pemantapan dari tahap ke tahap untuk evaluasi.

B. Kajian Pustaka

1. Studi pustaka terhadap penelitian yang dilakukan oleh


(Andi & Soediantono, 2022)
dengan judul ” Supply Chain Management and Recommendations
21

for Implementation in the Defense Industry: A Literature Review”. Tujuan

penelitian untuk menggali manfaat penerapan sistem supply chain

management (SCM) di berbagai industri dan memberikan rekomendasi

untuk diterapkan pada industri pertahanan. Hasil analisis tinjauan literatur

menyatakan bahwa penerapan sistem manajemen rantai pasok

berkontribusi dalam meminimalkan persediaan, mengurangi biaya,

mengurangi lead time pengadaan, produksi dan distribusi, meningkatkan

pendapatan, integrasi seluruh elemen SCM melalui sistem informasi dapat

memperlancar arus barang. Sistem SCM direkomendasikan untuk

diterapkan pada industri pertahanan.

2. Studi pustaka terhadap penelitian yang dilakukan oleh


(Djuardi & Aprilia, 2020)
dengan judul “Optimalisasi Strategi Rantai Pasok UMKM”. Fokus

penelitian adalah mengembangkan model strategi rantai pasok yang

optimal pada UMKM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan

pelaksanaan rantai pasok UMKM Lampung antara lain meliputi

pengembangan produk, pengadaan bahan, produksi dan persediaan,

distribusi dan pemasaran, serta konsumen. Pelaku UMKM Lampung

masih menerapkan sistem rantai pasok secara tradisional. Sehingga,

dikembangkan alternatif model sistem rantai pasok yang optimal agar

UMKM dapat berkompetisi di era global, dengan mengembangkan saluran

dan distribusi pemasaran yang lebih luas sehingga meningkatkan

produktivitas UMKM terutama dalam segi pendapatan.

3. Studi pustaka terhadap penelitian yang dilakukan oleh


(Cuandra et al., 2022)
dengan judul “Pengaruh Manajemen Rantai Pasok Berbasis Sistem
22

ERP Dalam Meningkatkan Kinerja PT Duta Multi Karya”. Tujuan

penelitian adalah menganalisis pengaruh manajemen rantai pasok berbasis

sistem ERP dalam meningkatkan kinerja PT Duta Multi Karya. Hasil

penelitian menunjukkan manajemen rantai pasok berbasis sistem

perencanaan sumber daya perusahaan memudahkan kontrol dan evaluasi

pihak manajemen terkait proses bisnis perusahaan. Hal ini meningkatkan

internal kontrol perusahaan yang berdampak pada kinerja perusahaan.

4. Studi pustaka terhadap penelitian yang dilakukan oleh Andita & Jaya (2016)

dengan judul “Rancang Bangun dan Optimalisasi Sistem Informasi

Manajemen Rantai Pasokan di PT Argo Pantes”. Fokus penelitian adalah

dengan dirancang, dibangun, dan dioptimalkannya sistem informasi supply

chain management ini diharapkan proses pengadaan bahan baku menjadi

lebih mudah dan dapat menciptakan hubungan baik antar sesama

perusahaan.. Hasil penelitian ditemukan bahwa Solusi utama yang

ditawarkan oleh sistem tersebut adalah adanya antarmuka pengguna yang

melibatkan pihak supplier untuk melakukan penawaran harga secara

langsung melalui sistem. Negosiasi dan approval dilakukan secara online,

diharapkan dapat memotong waktu pemesanan bahan baku menjadi lebih

singkat. Adanya notifikasi dan pengingat di sistem dapat meminimalisir

kesalahan manusia.

C. Alur Pikir

Alur pikir adalah “alur penelitian yang dijadikan landasan berpikir


(Sugiyono, 2019)
peneliti saat melakukan penelitian terhadap subjek yang dimaksud”
23

. Alur pikir yang disusun peneliti dilandaskan atas pengetian tersebut

dalam optimalisasi sistem manajemen pasok safety equipment kapal dalam

meningkatkan produktivitas perusahaan distrukturkan pada gambar 4 sebagai

berikut:

Gambar 2
Alur Pikir Penelitian

Sumber: Diolah Peneliti (2023)


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tahapan dan Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Tahapan Penelitian

Gambar 3
Tahapan Penelitian

STUDI LAPANGAN
(Prapengamatan)

Menemukan Fenomena
dan Identifikasi Masalah

1. Fokus Penelitian
2. Qustions Reserach
Penyusunan Proposal 3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian 4. Literatur
5. Alur Pikir
6. Metode Panelitian

Pengumpulan Data

Analisis Data

Uji Keabsahan Data

Penyusunan Tesis

Analisis Hasil dan Penarikan


Pembahasan Kesimpulan

Sumber: Diolah Peneliti (2023)

Tahapan penelitian dimulai dari studi lapapangan sebagai

prapengamatan guna menemukan fenomena yang terjadi dan

24
25

mengidentifikasi masalah. Kemudian tahapan berikutnya adalah menyusun

proposal penelitian yang bersifat kualitatif sesuai pedoman penyusunan

dimulai dari fokus penelitian, pembuatan daftar pertanyaan, menentukan

tujuan dan manfaat penelitian, literatur untuk landasan teori dan tinjauan

pustaka sesuai dengan penelitian yang relevan, dan membuat metode

penelitian. Tahap selanjutnya yaitu pelakukan pengumpulan data, uji

terhadap keabsahan data, menganalisis data. Tahap terakhir adalah

menyusun menjadi tesis dengan menganalisis hasil yang diperoleh dan

dibuat pembahasan serta menarik kesimpulan atas hasil penelitian yang

telah diperoleh.

2. Gambaran Singkat PT Intan Bahari

PT Intan Bahari adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang

komponen keselamatan. Menjual berbagai macam alat-alat keselamatan

laut, alat-alat keselamatan darat, alat-alat keselamatan industri. Perusahaan

melayani service alat keselamatan kapal terbaik. PT Intan Bahari telah

dipercaya sejak lama dalam penyediaan alat-alat keselamatan kapal laut

meliputi:

a. Life Jackets

b. Life bouy

c. Life Bouy Light

d. Parachute Signal

e. Life boat
26

Service dan Supply alat-alat keselamatan darat dan alat-alat

keselamatan industri yang berkualitas. Menjual Hydrant Pillar, Menjual

Fire Man, Fire Blanket, dan alat keselamatan kapal lainnya.

Gambar 4
Life Jackets Salah Satu Produk Safety Equipment PT Intan Bahari

Sumber: Google Image (2023)

B. Informan Penelitian

Informan penelitian ialah “orang yang dapat memberikan keterangan

atau informasi mengenai masalah yang sedang diteliti dan dapat berperan
(Moleong, 2018)
sebagai narasumber selama proses penelitian” , Teknik

purposive sampling digunakan dalam memilih narasumber sebagai informan

penelitian. Purposive sampling ialah “salah satu teknik pengambilan sampel


(Sugiyono, 2019)
sumber data dengan kriteria tertentu” . Kriteria tertentu

tersebut adalah orang yang dianggap paling tahu tentang topik penelitian

sehingga akan memudahkan dalam mendapatkan data penelitian yang akurat

dan dapat dipertanggungjawabkan. Informan penelitian adalah orang dalam

internal perusahaan, yaitu:

1. Direktur perusahaan PT Intan Bahari.

2. Manager Stock atau Logistik PT Intan Bahari.


27

3. Manager Pemasaran PT Intan Bahari.

C. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah paling strategis dalam

penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah


(Sugiyono, 2019)
wawancara, observasi, dan dokumentasi .

1. Wawancara

Wawancara adalah “pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonsruksikan makna dalam
(Sugiyono, 2019)
suatu topik tertentu” . Wawancara mendalam digunakan

sebagai teknik wawancara dilakukan dalam penelitian ini. Maksunya,

peneliti mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam yang

berhubungan dengan fokus permasalahan sehingga data-data yang

dibutuhkan dalam penelitian dapat terkumpul secara maksimal.

Wawancara dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana

optimalisasi sistem manajemen pasok safety equipment kapal yang

dilakukan oleh manajemen PT Intan Bahari dalam meningkatkan

produktivitas perusahaan. Rencana wawancara yang akan dilakukan

disusun dalam tabel 1 dan dfat pertanyaan yang akan digunakan dalam

wawancara disajikan dalam tabel 2 sebagai berikut:


28

Tabel 1
Rencana Wawancara

Tanggal dan Narasumber Data yang ingin diperoleh Media


Tempat Wawancara Wawancara
…. ….. Data yang ingin dipatkan yaitu 1.Tatap muka
untuk mengetahui dan langsung
Direktur PT menganalisis: 2.Alat tulis,
Intan BAhari 1.Sistem manajemen pasok safety 3.Smartphone
equipment kapal laut yang saat sebagai
ini sedang berjalan di PT Intan kamera dan
bahari. alat perekam
2.Prosedur yang digunakan oleh suara
PT Intan Bahari dalam
menjalankan sistem manajemen
pasok safety equipment kapal
laut.
……. 3.Cara PT Intan Bahari
mengoptimalkan sistem
Manager manajemen pasok safety
Stock / equipment kapal laut.
Logistik PT 4.Kendalah yang dihadapi PT
Intan Bahari Intan Bahari dalam menjalankan
….. sistem manajemen pasok safety
equipment kapal laut.
Mamager 5.Upaya yang dilakukan oleh PT
Pemasaran Intan Bahari dalam menghadapi
PT Intan kendala yang terjadi dalam
Bahari menjalankan sistem manajemen
pasok safety equipment kapal
laut.
6.Manfaat yang diperoleh PT Intan
Bahari dalam menjalankan
sistem manajemen pasok pada
safety equipment kapal laut.
7.Penilaian konsumen pada sistem
manajemen pasok safety
equipment yang dilakukan oleh
PT Intan Bahari.
8.Dampak yang terjadi pada sistem
manajemen pasok pada safety
equipment kapal laut dalam
meningkatkan produktivitas
perusahaan..
Sumber: Diolah Peneliti (2023)
29

Tabel 2
Draft Pertanyaan Wawancara

1 Bagaimana sistem manajemen pasok safety equipment kapal laut yang saat ini sedang
berjalan di PT Intan bahari?
2 Bagaimana prosedur yang digunakan oleh PT Intan Bahari dalam menjalankan sistem
manajemen pasok safety equipment kapal laut?
3 Bagaimana cara PT Intan Bahari mengoptimalkan sistem manajemen pasok safety
equipment kapal laut?
4 Apa kendalah yang dihadapi PT Intan Bahari dalam menjalankan sistem manajemen pasok
safety equipment kapal laut?
5 Bagaimana upaya yang dilakukan oleh PT Intan Bahari dalam menghadapi kendala yang
terjadi dalam menjalankan sistem manajemen pasok safety equipment kapal laut?
6 Apa manfaat yang diperoleh PT Intan Bahari dalam menjalankan sistem manajemen pasok
pada safety equipment kapal laut?
7 Bagaimanan penilaian konsumen pada sistem manajemen pasok safety equipment yang
dilakukan oleh PT Intan Bahari?
8 Bagaimana dampak yang terjadi pada sistem manajemen pasok pada safety equipment kapal
laut dalam meningkatkan produktivitas perusahaan?

Sumber: Diolah Peneliti (2023)

2. Observasi

Observasi adalah “suatu cara untuk memperoleh data dengan


(Sugiyono, 2019)
menggunakan pengamatan langsung di lapangan” . Dalam

pengamatan ini peneliti menggunakan observasi partisipatif.

3. Dokumentasi

Teknik studi dokumentasi, digunakan “untuk mengumpulkan data

dari sumber non insani. dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu, dalam bentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari


(Sugiyono, 2019)
seseorang” . Instrumen dokumentasi dalam penelitian ini

berupa catatan, alat rekaman suara dan kamera handphone. Rekaman suara

pada handphone digunakan untuk merekam jawaban informan saat

dilakukan wawancara dan kamera handphone digunakan untuk foto

sebagai dokumentasi yang mungkin menjadi bahan penting digunakan

sebagai kelengakapan penelitian seperti foto narasumber.


30

D. Metode Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, batasan penelitian yang dilakukan disebut

"fokus". Fokus ini berisi pokok masalah penelitian tetapi tetap umum. “Ada

beberapa hal yang harus diperhatikan saat menentukan fokus. Dalam

menentukan fokus penelitian kualitatif, salah satu hal yang harus diperhatikan

adalah seberapa baru informasi yang diperoleh tentang situasi sosial di

lapangan. Biasanya, pembaruan informasi ini berupa upaya untuk memahami

situasi sosial secara lebih mendalam, yang menghasilkan hipotesis atau ilmu
(Azis, 2022)
baru yang berbasis pada situasi sosial yang diteliti” . Dalam
Sugiyono (2019)
pernyataan , menjelaskan untuk menentukan fokus penelitian

kualitatif, hal-hal berikut harus dipertimbangkan yaitu fenomena sosial yang

diteliti tidak dapat dijelaskan atau diukur, semua fenomena sosial harus aktual

dan dapat diamati oleh peneliti di lapangan, dan idak memerlukan bukti saling

kebergantungan. Metode analisis data dilakukan melalui 3 (tiga) tahapan,

yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan “proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang


(Rahmawati, 2016)
muncul dari catatan-catatan lapangan” . Langkah-

langkah yang dilakukan dimulai dari menajamkan analisis,

menggolongkan atau pengkategorikan dalam tiap permasalahan melalui

uraian singkat, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan

mengorganisasikan data sehingga dapat ditarik serta diverifikasi. Data

yang di reduksi antara lain seluruh data mengenai permasalahan penelitian.


31

2. Penyajian Data

Setelah data di reduksi, langkah analisis selanjutnya adalah

penyajian data. Penyajian data merupakan “sebagai sekumpulan informasi

tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan


(Rahmawati, 2016)
dan pengambilan tindakan” . Pada langkah ini, peneliti

berusaha menyusun data yang relevan sehingga informasi yang didapat

disimpulkan dan memiliki makna tertentu untuk menjawab masalah

penelitian. Langkah berikutnya dalam proses analisis data kualitatif adalah

menarik kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data.

3. Menarik Kesimpulan Atau Verifikasi

Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua data

yang telah diperoleh sebagai hasil dari penelitian. Penarikan kesimpulan

atau verifikasi adalah usaha untuk mencari atau memahami makna atau

arti, keteraturan, pola-pola, penjelasan,alur sebab akibat atau proposisi.


Rahmawati (2016)
Sesuai dengan pendapat proses analisis tidak sekali

jadi, melainkan interaktif, secara bolak-balik diantara kegiatan reduksi,

penyajian dan penarikan kesimpulan atau verifikasi selama waktu

penelitian. Setelah melakukan verifikasi maka dapat ditarik kesimpulan

berdasarkan hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk narasi. Penarikan

kesimpulan merupakan tahap akhir dari kegiatan analisis data. Penarikan

kesimpulan ini merupakan tahap akhir dari pengolahan data.


32

E. Validasi atau Uji Keabsahan Data

Keabsahan data adalah “suatu uji atau pemeriksaan yang dilakukan

untuk membuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan

penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang diperoleh”


(Sugiyono, 2019)
. Adapun uji keabsahan data yang dapat dilakukan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Meningkatkan Ketekunan dan Kecermatan Dalam Penelitian

Meningkatkan kecermatan atau ketekunan secara berkelanjutan

maka kepastian data dan urutan kronologis peristiwa dapat dicatat atau

direkam dengan baik, sistematis. Meningkatkan kecermatan adalah salah

satu cara mengontrol atau mengecek pekerjaan apakah data yang telah

dikumpulkan, dibuat, dan disajikan sudah benar atau belum.

2. Triangulasi

Triangulasi adalah “teknik atau usaha mengecek kebenaran data

atau informasi yang diperoleh peneliti dari sudut pandang yang berbeda

dengan cara mengurangi sebanyak mungkin perbedaan yang terjadi pada


(Sugiyono, 2019)
saat pengumpulan dan analisis data” .

a. Triangulasi Sumber Data

Triangulasi sumber data adalah “untuk menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui


(Sugiyono, 2019)
beberapa sumber” . Dalam menguji kredibilitas data

melalui wawancara tentang optimalisasi sistem managemen pasok

safety equipment kapal laut dalam meningkatkan produktivitas


33

perusahaan, peneliti menayakan “pertanyaan yang sama” kepada

direktur, manajer stock atau logistik dan manajer pemasaran PT Intan

bahari. Data yang diperoleh dianalisis oleh peneliti dan menghasilkan

suatu kesimpulan. Selanjutnya dimintakan kesepakatan (member chek)

dengan ketiga informan sebagai sumber data tersebut. Jika terdapat

kemiripan hasil wawancara dari ketiga sumber, maka dapat

disimpulkan bahwa data kredibel.

b. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu adalah “untuk menguji kredibilitas data yang

dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara,

observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang


(Sugiyono, 2019)
berbeda” . Dalam penelitian ini trigulasi waktu akan

dilakukan dengan melaksanakan wawancara sebanyak dua kali atau

lebih kepada ketiga sumber sampai ditemukan kepastian datanya.


34

DAFTAR REFERENSI

Andi, M. Y., & Soediantono, D. (2022). Supply Chain Management and Recommendations
for Implementation in the Defense Industry: A Literature Review. International Journal
of Social and Management Studies (IJOSMAS), 3(3), 63–77.

Andita, & Jaya, T. I. (2016). Rancang Bangun dan Optimalisasi Sistem Informasi
Manajemen Rantai Pasokan di PT Argo Pantes. Jurnal Teknik Informatika , 9(2), 158–
165.

Aquilano, N. J., Chase, R. B., & Jacobs, F. R. (2014). Operations and Supply Chain
Management (14th ed.). McGraw-Hill Education.

Azis, Y. A. (2022, September 13). Fokus Penelitian Adalah: Pengertian dan Contoh.
deepublishstore.com.

Barone, A. (2021, June 24). How Is Productivity Calculated? investopedia.com.

Cuandra, F., Rizni, A. Q., Hernandez, L., Olivia, E., & Lee, A. (2022). Pengaruh Manajemen
Rantai Pasok Berbasis Sistem ERP Dalam Meningkatkan Kinerja PT Duta Multi Karya.
Jurnal Cakrawala Ilmiah (JCI), 1(9), 2311–2320.

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. (2023, September 22). Rakor Angkutan Laut Luar
Negeri, Kemenhub Dorong Pertumbuhan Industri Pelayaran Nasional dalam
Perdagangan Internasional. hubla.dephub.go.id.

Djuardi, K. D., & Aprilia, H. D. (2020). Optimalisasi Strategi Rantai Pasok UMKM. Jurnal
Kompetitif Bisnis, 1(3), 145–153.

Fernando, A., Kusuma, A. C., Suganjar, & Astriawati, N. (2022). Optimalisasi Fungsi Alat
Keselamatan di Kapal MT. Patra Tanker 2. Majalah Ilmiah Gema Maritim, 24(1), 67–
75.

Fithri, P., & Yulinda Sari, R. (2015). Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Alsintan
CV. Cherry Sarana Agro. Jurnal Optimasi Sistem Industri, 14(1), 138–155.

Handoyo, J. J. (2016). Manajemen Perawatan Kapal (M. Ester, Ed.; 3rd ed.). Buku Maritim
Djangkar.

Hastari, I. R. (2023, September 6). Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasok).
Kementrian Keuangan Republik Indonesia.

Karim, A., Lesmini, L., Sunarta, D. A., Suparman, A., Yunus, A. I., Khasanah, Marlita, D.,
& Andari, T. (2023). Manajemen Transportasi (I. P. Kusuma, Ed.; 1st ed.). Cendikia
Mulia Mandiri.

Moleong, L. J. (2018). Metode Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi: 38). PT Remaja


Rosdakarya.
35

Rahmawati. (2016). Manajeman Pemasaran (T. Fitriastuti & Kiswanto, Eds.; Cetakan Pe).
Mulawarman University Press.

Ricardianto, P., Fauzi, R., Sakti, J., Fiva, H., Sembiring, A., & Abidin, Z. (2021). Safety
Study On State Ships and Commercial Ships According To The Requirements of
SOLAS 1974. Journal of Economics, Management, Entrepreneur, and Business, 1(1),
1–11.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D – MPKK (2nd
ed.). Alfabet.

Anda mungkin juga menyukai