Anda di halaman 1dari 13

TIME VALUE OF MONEY, RISK DAN IMBAL HASIL

Disusun Oleh : Shasha Try Marchelina


NIM : A1C02310121

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
2023/2024

JL. MAJAPAHIT NO.62, GOMONG, KEC. SELAPARANG, KOTA


MATARAM, NUSA TENGGARA BARAT.83115
No Author Year Title Objektive Finding/Resson Learnt Metode Penelitian Implication/Recomendation
.
1. Wiwik 2021 ANALISIS Penelitian ini hasil penelitian Dalam penelitian ini Simpulan:
Saidatur MANAJEMEN membahas tentang menunjukkan adanya memakai metode nilai rata-rata (mean) sebelum
Rolianah1, RISIKO IMBAL rasio imbal hasil pengaruh yang signifikan paired sample t-test covid-19 senilai 46,9767 lebih
Sri HASIL yang terpengaruh dimana terdapat penurunan yang sebelumnya besar dibandingkan setelahnya
Mulyani2, PERBANKAN dengan kondisi rasio imbal hasil setelah diuji terlebih dahulu yaitu 45,0283, artinya setelah
Muhammad SYARIAH DI eksternal tersebut pandemi covid-19 sehingga dengan uji adanya pandemi covid-19 rasio
Ridlwan ERA PANDEMI atau tidak. manajemen risiko normalitas. imbal hasil perbankan syariah
Hasyim3 COVID-19 perbankan syariah bisa Metode yang mengalami penurunan.
dioptimalkan lagi dipakai dalam
menghadapi tantangan penelitian ini adalah
tersebut. penelitian kuantitatif
dengan pendekatan
deskriptif.
2. Athaya 2022 Time value of Membahas Konsep Hasil analisis didapatkan Metode pembahasan Simpulan:
Zendania1, money dan Time Value of hasil bahwa berdasarkan disini merupakan Konsep Time Value of Money
Kartika economic value Money perhitungan kasus asumsi studi kasus terhadap yakni uang yang memberikan
Setyani2 of time menyatakan bahwa dari beberapa bank, investasi properti nilai dari waktu, menciptakan
nilai uang saat ini penggunaan KPR dengan menggunakan perbedaan nilai dari uang dalam
lebih berharga pilihan terbaik yakni KPR sistem kredit waktu ke waktu. Konsep ini
daripada nilai uang BCA First, apabila calon pemilikan rumah menyatakan bahwa nilai dari
yang sama di masa pembeli memiliki menggunakan uang cenderung menurun di
depan. Namun preferensi pada bank platform masa yang akan datang, hingga
dalam prinsip syariah dengan konvensional dan tercipta konsep bahwa uang
syariah tidak ada mempertimbangkan prinsip syariah. Penelitian kerap bertambah karena adanya
yang namanya ekonomi islam maka ini bersifat waktu yang berjalan. Sementara
Time Value of pilihan terbaik yakni KPR kuantitatif deskriptif dalam perspektif ekonomi
Money. BTN Syariah. yang menyampaikan syariah, tidak dikenal adanya
gambaran tentang nilai waktu dari uang, melainkan
pendanaan KPR adanya konsep ekonomi dari
Konvensional dan waktu.
Syariah.

Lanjutan Tabel

No. Author Year Title Populasi/Sample Theory Variable/Definition Hypothesis


1. Wiwik Saidatur 2021 ANALISIS - -manajemen resiko - -
Rolianah1, Sri MANAJEMEN -resiko imbal hasil
Mulyani2, RISIKO IMBAL -perbankan syariah
Muhammad HASIL
Ridlwan PERBANKAN
Hasyim3 SYARIAH DI
ERA PANDEMI
COVID-19
2. Athaya 2022 Time value of - Konsep time value Pada penelitian ini -
Zendania1, money dan of money. variabel yakni hasil
Kartika economic value of analisis biaya yang
Setyani2 time ditanggung oleh
calon pembeli. Data
pada penelitian
menggunakan
pengumpulan data
sekunder.
BAB I
PEMBAHASAN
A. Time Value of Money
Dalam aktivitas perekonomian, uang memiliki nilai waktu. Betapa sering kita
mendengar ungkapan “time is money” (waktu adalah uang). Bagi manajer keuangan
perusahaan, ungkapan itu memiliki makna khusus yang sangat penting dalam mengelola
aktivitas investasi dan keputusan pendanaan perusahaan. Faktanya, uang satu rupiah yang
diterima di masa mendatang tidak sama nilainya dengan uang satu rupiah yang dikeluarkan
pada saat ini. Pada dasarnya sejumlah uang pada saat ini lebih tinggi nilainya daripada
jumlah uang yang sama di masa mendatang. Dengan ungkapan lain, rupiah pada hari ini
lebih berharga daripada rupiah satu tahun kedepan. Dengan dasar konsep inilah pengakuan
atas nilai waktu uang dan resiko sangat penting dalam pengambilan keputusan. Misalnya,
pengadaan dana (modal) atau pembelian asset pada saat ini akan memengaruhi arus kas
perusahaan pada periode waktu yang berbeda.
Pada intinya, konsep Time Value of Money (TVoM) mengakui adanya perbedaan nilai
uang pada titik waktu yang berbeda, tergantung pada kapan arus kas dikeluarkan dan kapan
diterima. Misalnya, perusahaan meminjam dana dari bank, perusahaan menerima uang tunai
dan berkewajiban untuk membayar bunga serta mengembalikan pokok pinjaman pada akhir
periode jatuh tempo. Perusahaan dapat pula menghimpun dana dengan menerbitkan saham.
Saldo kas perusahaan akan meningkat pada saat sahan dikeluarkan, tetapi arus kas keluar
akan terjadi ketika perusahaan membayar dividen di masa mendatang. Begitu pula, ketika
perusahaan melakukan pembelian asset tetap, perusahaan akan membutuhkan pengeluaran
kas langsung pada saat sekarang dan menghasilkan arus kas selama beberapa periode
mendatang.
Pengambilan keputusan pendanaan mensyaratkan nilai arus kas yang dikeluarkan oleh
perusahaan pada saat ini harus setara dengan nilai arus kas yang akan diterima oleh
perusahaan di masa mendatang. Padahal, jumlah arus kas absolut pada titik waktu dan
tingkat resiko yang berbeda tidak dapat dibandingkan secara langsung. Perbandingan
jumlah arus kas akan menjadi logis jika nilai arus kas disesuaikan dengan perbedaan waktu
dan tingkat resikonya. Dengan pertimbangan itu, pengakuan nilai waktu dan resiko arus kas
sangat penting dalam pengambilan keputusan finansial. Jika nilai arus kas yang dikeluarkan
dan diterima oleh perusahaan pada berbagai titik waktu dan tingkat resiko yang berbeda
tidak disetarakan, keputusan yang dibuat oleh perusahaan dapat berpotensi menyimpang
(bias) dalam menentukan nilai tunai bersih saat ini (net present value) dari arus kas tersebut.
Dengan demikian, konsep nilai waktu dari uang merupakan konsep penting yang harus
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan keuangan perusahaan.
Pembahasan mengenai nilai waktu dari uang (Time Value of Money) telah mendasari
berkembangnya teori-teori keuangan lainnya seperti teori capital budgeting (penganggaran
modal) dan valuations (penilaian). Konsep nilai waktu dari uang kemudian menjadi dasar
dalam pengambilan keputusan suatu investasi karena menyangkut periode waktu di masa
yang akan datang. Dalam melakukan valuasi atau suatu aktiva, misalnya katakanlah
“Berapa nilai atau harga yang wajar dari suatu Gedung?” “Berapa nilai atau harga yang
wajar dari suatu perusahaan?” “Berapa nilai atau harga yang wajar dari suatu saham?”
Pertanyaan-pertanyaan itu dapat dijawab dengan teori keuangan dalam bentuk teori
valuation (penilaian). Oleh karena itu, pembahasan mengenai nilai waktu dari uang masih
sangat relevan dalam ilmu manajemen keuangan dengan harapan agar perusahaan
mempertimbangkan nilai waktu dari uang dalam pengambilan keputusan-keputusannya
yang tentu pada akhirnya akan berimbas pada kesejahteraan pemegang saham. Tujuan dari
konsep nilai waktu dari uang tentunya sama dengan tujuan perusahaan, yaitu menghasilkan
laba optimal yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham (to
maximize the shareholder’s wealth) (Anwar, 2019).
B. Konsep Dasar Nilai Waktu Dari Uang
Jika kita di hadapkan pada satu pilihan: Menerima uang saat ini dengan nilai Rp.
10.000.000,00 atau menerima uang satu tahun yang akan dating dengan nilai sama Rp.
10.000.000,00. Mana yang akan kita pilih?, tentu jawabannya kita akan memilih menerima
uang itu saat ini. Karena jika kita terima uang saat ini, senilai Rp. 10.000.000,00 kemudian
uang itu kita simpan di bank yang memberikan bunga 10% per tahun, maka uang kita
setahun mendatang nilainya akan menjadi Rp. 11.000.000,00. Jadi jelaslah, bahwa uang
dengan nilai nominal sama saat ini bernilai lebih tinggi dibandingkan dengan uang dengan
nilai nomimal yang sama setahun mendatang.
Pertanyaan berikutnya, jika kita bandingkan uang dengan nilai nominal yang sama
saat ini senilai Rp. 5.000.000,00 dengan uang setahun lalu senilai Rp. 5.000.000,00, mana
yang memiliki nilai lebih besar?, tentu jawabannya adalah uang dengan nilai nominal sama
setahun lalu, karena jika kita terima uang saat itu senilai Rp.5.000.000,00, saat ini tentu
nilainya akn lebih besar, mungkin Rp. 5.500.000,00 atau bisa Rp. 5.600.000,00 dan
seterusnya tergantung tingkat bunga yang berlaku pada saat itu. Perhitungan tersebut
memberikan gambaran bahwa uang dengan nilai nominal yang sama untuk setiap titik
waktu yang berbeda memiliki nilai yang berbeda.
Mengapa hal itu terjadi? Jawabannya adalah karena adanya tingkat bunga. Sepanjang
ada tingkat bunga, maka nilai uang dengan nominal yang sama pada beberapa titik waktu
yang berbeda akan memiliki nilai yang berbeda. Dengan tingkat bunga tersebut, terdapat
kesempatan bagi kita untuk melakukan investasi sehingga nilai uang tersebut di kemudian
hari menjadi lebih besar.
Prinsip-prinsip konsep Time Value of Money antara lain (Irfani, 2020):
1) Arus kas pada berbagai titik waktu yang berbeda tidak dapat secara langsung
dibandingkan dan digabungkan.
2) Semua arus kas harus dibawa ke titik waktu yang sama sebelum perbandingan dan
penggabungan dilakukan.
3) Titik waktu dipertemukannya arus kas antarwaktu tersebut dapat menggunakan titik
waktu sekarang (present value) atau titik waktu di masa depan (future value).
a. Future Value (Nilai Pada Masa yang Akan Datang)
Future Value atau nilai majemuk adalah nilai uang pada suatu titik waktu yang akan
datang dari sejumlah uang pada saat ini atau beberapa waktu dengan mempertimbangkan
suatu tingkat bunga tertentu (Astawinetu and Handini, 2020). Future Value adalah nilai pada
masa yang akan datang dari sejumlah nilai yang kita simpan saat ini. Future Value
merupakan nilai yang bersifat compounding atau tumbuh dari waktu ke waktu, tergantung
perhitungan pertumbuhannya (perhitungan bunganya) dilakukan berapa kali dalam satu tahun.
Future Value dibagi dalam tiga bagian yaitu (Astawinetu and Handini, 2020):
1) Nilai kemudian dari jumlah tunggal (Future Value of Single Amount)
Nilai majemuk dari suatu jumlah tunggal adalah merupakan perhitungan nilai
uang yang akan dating dari sejumlah aliran uang tunggal dengan
mempertimbangkan suatu tingkat bunga tertentu.
FVr,n = PV (1+r )n
Dimana:
FVr,n = Nilai mendatang pada akhir periode n
PV = Nilai sekarang atau jumlah awal
r = Suku bunga
n = Jumlah periode
(1+r) = Future Value Interest Factor (FVIF) yang dapat dilihat pada table FV di
buku-buku Manajemen Keuangan.
2) Nilai kemudian jika bunga dihitung lebih dari satu kali dalam satu periode
(Interyear Compounding)
Perhitungan nilai majemuk jika pembayaran bunga dilakukan beberapa kali
dalam satu tahun.
FVr,n = PV(1+r /m)n .m
Dimana:
m = Frekuensi pembayaran bunga dalam satu tahun
n = Periode permajemukan
3) Nilai kemudian dari Anuitas (Future Value of Anuity)
Anuitas adalah serangkaian uang/cashflow dengan nilai yang sama pada beberapa
waktu tertentu.
Annuity dapat terjadi dalam dua kondisi:
a) An Ordinary Annuity
Anuitas dengan cashflow yang terjadi setiap akhir periode.
b) An Annuity Due
Anuitas dengan cashflow yang terjadi pada setiap awal periode.
Future Value of An Ordinary Annuity adalah nilai masa yang akan dating dari
suatu anuitas dimana cashflow atau aliran kas terjadi pada setiap akhir periode
(umumnya akhir tahun) (Helmi, 2020).
FV (A) = A. {(1+i )n−1}
r
Dimana:
FV(A) = Nilai anuitas pada waktu n
A = Nilai individu peracikan pembayaran di masing-masing periode
i = Tingkat bunga yang akan ditambah untuk setiap periode waktu
n = Jumlah periode pembayaran
b. Present Value (Nilai Sekarang)
Present Value didefinisikan jumlah yang bila dimiliki sekarang dan diinvestasikan pada
tingkat bunga tertentu (r%) akan sama dengan pembayaran yang akan dating (Vn), pada
tanggal jatuh tempo (Sudiantini and Apiti, 2022). Present Value kebalikan Future Value,
apabila dalam FV kita melakukan penggandaan (compounding), maka dalam PV kita
melakukan pendiskontoan (discounding) (Syafril, 2016).
Artinya, dengan konsep PV menunjukkan besarnya uang pada awal periode atas dasar tingkat
bunga tertentu dari sejumlah uang yang akan diterima pada tahun-tahun mendatang. Karena itu
konsep PV merupakan kebalikan dari FV.
FVn = P0 (1+i)n sehingga
Pv0 = P0 = FVn/(1 +1)n = FVn (1/(1 + i)n )

Pv0 = FVn (PVIFi,n)

Present Value of Annuity adalah jumlah gabungan yang perlu kita miliki pada hari ini,
agar dapat menarik sejumlah dana yang sama (a) setiap tahun dan berakhir dengan sisanya
tepat sama dengan (0) pada akhir periode anuitas. Anuitas sendiri didefinisikan sebagai suatu
pembayaran berkala dari suatu jumlah yang tetap selama waktu tertentu dan setiap
pembayaran terjadi pada akhir tahun.

| |
n
1
PVA n=R ∑ t
t =1 ( 1+i )
= R [(1-[1/1+i)n])/i]
= R(PVIFAi,n)
Dimana:
PVIFAi,n adalah present value interest factor of annuity pada bunga i%, dan periode n
Perpetuitas yakni anuitas sederhana dimana pembayaran atau penerimaan berlangsung
selamanya.
C. Resiko Imbal Hasil
Risiko tingkat pengembalian yang dipengaruhi oleh perubahan yang diharapkan pada
tingkat pengembalian yang diterima bank syariah dan disebabkan oleh perubahan perilaku
dana pihak ketiga bank nasabah. Hal tersebut terjadi karena dua faktor yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Dipengaruhi oleh faktor internal, seperti penurunan nilai saham bank
syariah atau penurunan dana kecukupan modal. Dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti
kenaikan imbal hasil bank syariah atau kenaikan suku bunga bank tradisional. Risiko
pengembalian hampir sama dengan tingkat risiko bank tradisional, tetapi terdapat beberapa
perbedaan dalam risiko pengembalian dan suku bunga:
1. Menurut sumber pendapatan
a. Resiko pengembalian Bank Syariah merupakan gabungan antara mark-up dan
investasi berbasis ekuitas, sehingga ketidakpastiannya semakin besar.
b. Risiko Suku Bunga Bank tradisional mengoperasikan sekuritas pendapatan tetap atas
dasar bunga aset, oleh karena itu, ada sedikit ketidakpastian dalam tingkat pengembalian
investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo.
2. Sesuai dengan jumlah kembalian
a. Resiko pengembalian Hasil deposito bank syariah diharapkan, tetapi belum disepakati
sebelumnya. Selain itu, hingga akhir masa investasi, pengembalian investasi berdasarkan
sistem kemitraan tidak terlalu akurat.
b. Risiko Suku Bunga Tingkat pengembalian deposito bank biasa telah ditentukan
sebelumnya. 61 B.
Imbal Hasil Pembiayaan Imbal hasil adalah salahsatu kegiatan utama yang dilakukan
dalam bank syariah sebagaimana layaknya dalam industri perbankan syariah. dengan kata
lain pembiayaan berarti menyediakan dana untuk memberikan fasilitas guna memenuhi
kebutuhan pihak ketiga. Secara umum pembiayaan dibedakan menjadi dua jenis sesuai
dengan tujuannya yaitu pembiayaan produktif dan pembiayaan konsumen.
Pembiayaan produktif adalah pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
produksi. Sedangkan pada pembiayaan konsumtif berarti suatu pembiayaan yang bertujuan
dalam pemenuhan kebutuhan konsumtif. Apabila didasarkan pada keperluannya, pembiayaan
produktif dibagi menjadi pembiayaan modal kerja serta pembiayaan investasi. Pada
pembiayaan modal kerja digunakan dalam rangka memenuhi kebutuhan, baik dalam rangka
peningkatan produksi maupun keperluan perdagangan. Sedangkan pembiayaan investasi
digunakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan barang-baranag modal serta fasilitas.
Penyetoran sejumlah dana oleh nasabah pembiayaan kepada bank disebut sebagai imbal
hasil pembiayaan di bank syariah. penentuan tingkat bagi hasil pembiayaan ditentukan atas
tingkat harga dari komoditas yang diperjualbelikan oleh perbankan, sehingga pihak
perbankan harus mampu memperkirakan antara selisih imbal hasil dana simpanan nasabah
dan imbal hasil dana pembiayaan pada bank syariah.selisih imbal hasil itu disebut sebagai
margin imbal hasil. Dengan berkembang pesatnya pembiayaan dalam bank syariah bisa
memungkinkan timbulnya permasalahan pad hukum yang berkaitan dengan mekanisme
pembiayaan tersebut.
Adapun sumber pendapatan bank syariah dalam distribusi pembiayaan yaitu sebagai
berikut:
1. Membagi hasil berdasarkan kontrak mudharabah
2. Keuntungan/margin atas kontrak jual beli
3. Hasil sewa berdasarkan akad ijarah dan juga IMBT
4. Fee serta biaya administrasi atas jasa-jasa yang diberikan bank syariah
Terdapat dua factor umum yang dapat menentukan tingkat pengembalian yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Tentang faktor internal yaitu biaya imbal hasil, biaya operasi,
serta kondisi lainnya. Sedangkan pada faktor ekstern yaitu pertumbuhan ekonomi, tingkat
inflasi, perubahan nilai tukar valas, dan masih banyak lainnya.
Secara khusus faktor lainnya yang tak kalah penting yang bisa mempengaruhi besar
kecilnya penetapan imbal hasil yaitu kebutuhan dana, persaingan, kualitas agunan, jangka
waktu, besarnya margin yang diinginkan, kebijakan pemerintah, reputasi perusahaan, serta
daya saing produk yang diberikan.
Metode Imbal Hasil Pembiayaan Berdasarkan prinsip syariah metode imbal bagi hasil
pembiayaan pada bank syariah digolongkan menjadi dua yaitu sebagai berikut:
1. Penetapan tingkat imbal bagi hasil berdasarkan price base pricing
Pada umumnya penetapan ini didasarkan pada konsep penghitungan biaya dana. Biaya
dana bisa dipengaruhi karena beberapa factor diantaranya:
a. Kebutuhan dana suatu bank dalam rangka membayar kewajibannya seperti halnya
penarikan uang dari nasabah setiap saat, mengharuskan bank untuk meningkatkan pendapatan
dana tertentu agar dapat mencukupi dana yang dibutuhkan.
b. Komposisi sumber/struktur dana pihak ketiga, jangka waktu, serta tingkat bunga yang
dihasilkan, ketentuan giro wajib minimum, persaingan antar bank, kebujakan pemerintah,
tingkat imbal hasil maupun bunga, target keuntungan yang diinginkan, serta kualitas
pembiayaan daik dalam negeri maupun luar negeri
Pada umumnya metode penghitungan biaya dana yang telah ditetapkan oleh perbankan
baik bank syariah maupun bank konvensional terdiri atas tiga cara yaitu sebagai berikut:
a. Metode biaya rata-rata tertimbang Dalam metode ini didasarkan atas kondisi biaya
dana bank yang sebenarnya. Cost of fund dihitung sesuai peran masing-masing sumber dana /
masing-masing jenis, termasuk memperhitungkan minimal wajib likuiditas yang didapat dari
angka aktual sesuai kebutuhan lembaga setiap hari, dan menghitung biaya premi asuransi
gadai yang dibayarkan oleh institusi. Andalkan dana tabungan nasabah. Pada metode kali ini
memperlihatkan besarnya biaya dana yang telah riil serta secara langsung memperlihatkan
besarnya biaya dana yang seharusnya dibayar leh bank.
b. Biaya modal rata-rata historis Kali ini merupakan metode yang cukup sederhana serta
paling mudah dalam memperhitungkan biaya dana bank, yakni dana dibagi dengan total
tahun atau waktu yang secara bersamaan. Kelemahannya yakni pada hasil yang diperoleh
tidak mengilustrasikan angka/nilai cost of fund yang berlaku saat ini, akan tetapi
menilustrasikan besarnya dana yang telah dikeluarkan pada masa yang telah berlalu. Metode
ini dipakai apabila tingkat imbal hasil dana stabil.
c. Metode biaya dana marginal Kali ini adalah motode yang mana biaya yang telah
dibayar oleh bank untuk memperoleh tambahan dana serta mendapatkan keuntungan yang
akan diterima dari bertambahnya aset yang dibiayai dengan dana yang didapatkan.
BAB II
KESIMPULAN
1. Time Value of Money (Nilai Waktu Uang):
 Konsep ini menyatakan bahwa nilai uang pada waktu yang berbeda tidak
sama. Uang pada waktu sekarang lebih berharga daripada uang di masa depan
karena memiliki potensi untuk diinvestasikan dan menghasilkan keuntungan.
 Dengan adanya konsep nilai waktu uang, individu atau perusahaan dapat
menghitung nilai sekarang dari arus kas masa depan atau nilai masa depan dari
jumlah uang saat ini dengan menggunakan konsep diskonto dan bunga.
2. Risiko:
 Risiko merujuk pada ketidakpastian yang terkait dengan hasil dari suatu
investasi atau keputusan keuangan. Semakin besar risiko suatu investasi,
semakin besar kemungkinan hasil yang tidak terduga atau kerugian.
 Berbagai jenis risiko dalam investasi termasuk risiko pasar, risiko kredit,
risiko likuiditas, risiko operasional, dan lain-lain. Penting bagi investor untuk
memahami dan mengelola risiko ini sesuai dengan toleransi risiko dan tujuan
investasi mereka.
3. Imbal Hasil:
 Imbal hasil adalah pengukuran pengembalian atau keuntungan yang diperoleh
dari suatu investasi. Ini bisa berupa keuntungan dalam bentuk bunga, dividen,
atau kenaikan nilai investasi itu sendiri.
 Imbal hasil merupakan faktor penting dalam pengambilan keputusan investasi.
Investor sering mencari investasi yang menawarkan imbal hasil yang tinggi
dengan risiko yang dapat diterima.

Kesimpulannya, pemahaman tentang nilai waktu uang membantu dalam menghitung nilai
investasi sekarang dan masa depan, sementara pemahaman tentang risiko membantu
mengelola ketidakpastian dalam investasi, dan imbal hasil menjadi ukuran kinerja investasi.
Kombinasi dari ketiga konsep ini membantu individu dan perusahaan dalam membuat
keputusan investasi yang cerdas dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Mokhamad. DASAR-DASAR MANAJEMEN KEUANGAN PERUSAHAAN. 1 ed.,
2019.
Astawinetu, Erwin, dan Sri Handini. MANAJEMEN KEUANGAN TEORI DAN PRAKTEK. 1
ed. Scopindo Media Pustaka, 2020.
Helmi, Andri. TIME VALUE OF MONEY, 2020.
Irfani, Agus S. MANAJEMEN KEUANGAN DAN BISNIS: TEORI DAN APLIKASI.
Percetakan PT Gramedia, 2020.
Sudiantini, Dian, dan Laode Apiti. MANAJEMEN KEUANGAN. Banyumas: CV. PENA
PERSADA, 2022.
Syafril. Time Value of Money. Banjarmasin, 2016.

Anda mungkin juga menyukai