Critical Journal Review Mateko
Critical Journal Review Mateko
MATEMATIKA EKONOMI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
DOSEN PEMBIMBING :
WENY NURWENDARI S.E, M.Pd
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2
ZAKY ASDHIKA SINAGA 7222610003
DHITA MARSHELA SARAGIH 7222510003
FARHAN 7223210003
NAFIDZA SHADRINA 7221210013
i
KATA PENGANTAR
Puji serta rasa syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas
berkat dan kasih karunia yang dari pada Nya lah sehingga kami dari kelompok 2 dapat
menyelesaikan Critical Journal Review (CJR) di mata kuliah matematika ekonomi dan bisnis.
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu,
kami sangat berterima kasih kepada Ibu Weny Nurwendari S.E,M.pd yaitu selaku Dosen
pengampu yang telah membimbing kami dan mengarahkan kami dalam menyelesaikan tugas CJR
ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Demikian penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................. 16
4.1 Kesimpulan................................................................................................................. 16
4.2 Saran...........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
a. Untuk penyelesaian tugas dengan Mata Kuliah Matematika Ekonomi dan Bisnis.
Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah untuk melatih cara berfikir yang kritis bagi penulis
dan pembaca serta mengembangkan ide/gagasan yang akan dituangkan dalam jurnal. Manfaat
lainnya ialah menjadikan jurnal ini akan semakin mudah dipelajari oleh semua khalayak.
iv
BAB II
IDENTITAS JURNAL
2.1 JURNAL UTAMA
Judul Artikel : Analisis Produk dan Efisiensi Beras
Nama Jurnal : Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan
Pengindeks : Dede Ruslan, Indra Maipita
E-ISSN, P-ISSN : -
Volume & No : Vol.03 - No.04 December 2014
Tahun & Hal : 2014 & 230
Pendahuluan Penyediaan pangan, terutama beras dalam jumlah yang cukup dan harga
terjangkau agar tetap menjadi prioritas utama pembangunan nasional. Selain
menjadikan makanan pokok lebih dari 95% rakyat Indonesia padi juga telah
menyediakan lapangan untuk para pekerja sekitar 20 juta rumah tangga para petani
di pedesaaan. Permasalahan klasik yang ada pada system pertanian pada umumnya
merupakan keterbatasan modal petani dalam mengembangkan usahataninya.
Demikian juga usahatani beras perlu dibutuhkan sejumlah modal selama budidaya
mulai dari sewa lahan, membersihkan lahan,bibit, tenaga kerja, pupuk, obat-obatan
pemeliharaan dan panen. Besar dan kecilnya modal yang didapatkan disediakan
oleh petani mempengaruhi luas lahan usahatani beras yang dikelola. Selain masalah
ketersediaan modal usahatani juga melakukan pengelolaan belum optimal.
Oleh sebab itu permasalahan umum dalam produksi beras adalah efesiensi
usahatani yang dapat memberikan keuntungan kepada petani efesiensi usahatani
beras tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi investasi beras dalam budidaya
beras. Peningkatan produksi beras dapat dilakukan melalui peningkatan
penggunaan teknologi baik berupa pemupukan,obat-obatan,bibit varitas unggul
maupun perluasan areal tanam akan memperkuat swasembada beras kombinasi
v
antar factor-faktor produksi dan teknologi budidaya beras akan menentukan
seberapa besar produksi pendapatan usahatani beras pada umumnya petani
mengendalikan harga factor-faktor produksi beras.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian kuantitatif
karenaa pengujian teori atau konsep-konsep melalui pengukuran variable-variabel
penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistic.
Penentuan sampel dilakukan dengan metode stratified random sampling(zimund
1997) berdasarkan luas lahan. Straka luas lahan usahatani beras ditentukan lebih
kecil atau sama dengan satu hektar dan lebih besar dari suatu hektar metode analisis
yang perlu digunakan untuk menganalisis factor-faktor mempengaruhi produksi
beras menganalisis factor-faktor mempengaruhi produksi beras
QB=QB[( HN,BBT,PPK,TK]
Dimana
QB=Jumlah produksi beras(kg)
LHN=Luas lahan(ha)
BBT=Bibit(Kg)
PPK=Pupuk(Kg)
TK= Tenaga kerja(org)
Sedangkan untuk model analisis biaya produksi
(B=(B[PFB,W,QB]
Dimana (B=Total biaya produksi usahatani beras
PFB= Harga rata-rata factor-faktor produksi yaitu jumlah biaya
lahan,bibit,pupuk,dan obat-obatan di bagi menjadi 3
W=Harga atau upah rata-rata tenaga kerja yaitu jumlah biaya tenaga kerja dibagi
TK kedua model tersebut digunakan untuk model analisis ekonometrik
vi
Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN
Analisis efesiensi ekonomis usahatani beras di kabupaten deli Serdang. Hasil
penelitian adalah sifat-sifat model produksi, pengangguran factor-factor produksi
dan biaya opportunitas produksi adalah dcreasing returns to scale atau decreasing
cost industries, yang dimana konstribusi biaya factor-faktor produksi yaitu lahan,
bibit, dan pupuk serta tenaga kerja terhadap biaya opportunitas produksi masing-
masing 31,27 persen dan 36,59 persen
Sedangkan konstribusi produksi terhadap biaya opportunitas adalah sebesar
97,20 persen. Skala ekonomis usahatani beras cenderung turun sejalan dengan
peningkatan produksi beras. Analisis efisiensi ekonomi dari usahatani beras
ditunjukkan oleh kondisi biaya marginal produksi lebih kecil dari harga jual beras
dimana biaya marginal produksi beras perkilogram sebesar Rp 3.885.12 dengan
harga jual produksi beras sebesar Rp 5000 perkilogram.
Dengan konstribusi lahan bibit dan pupuk serta tenaga kerja terhadap produksi
usahatani beras dijelaskan bahwa peningkatan produksi beras dapat dilakukan
dengan meningkatkan penggunaan lahan, bibit, pupuk dan tenaga kerja.
Peningkatan penggunaan lahan,bibit akan mengakibatkan peningkatan produksi
atau penerimaan lebih tinggi dari peningkatan biaya opportunitas produksi,sehingga
tingkat keuntungan petani beras meningkat.
vi
i
Tegakan Kelapa. Buletin Teknik Pertanian (8): 2
Ruskadin. 2005. Teknik Pemupukan Buatan dan Kompos pada Tanaman Sela Beras
di antara Kelapa. Buletin Teknik Pertanian (10): 2.
Sarasutha, I. G. P. 2002. Kinerja Usahatani dan Pemasaran Beras di Sentra
Produksi. Jurnal Litbang Pertanian (21): 2.
Soekartawati. 1994. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis
Fungsi Produksi Cobb-Douglas. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Soekartawati. 1999. Agribisnis: Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Spence, M. 1976. “Products Selection, Fixed Cost, and Monopolistic Competition”.
Review of Economic Studies 43: 217-235.
Subandi, Zubachtirodin dan A. Nazamuddin. 2005. Produksi Beras Melalui
Pendekatan Pengelolaan Sumber Data dan Tanaman Terpadu pada Lahan Kering
Masam. Bogor: Puslitbang Tanaman Pangan.
Tohir. 1991. Seuntai Pengetahuan Usahatani. Jakarta: Rineka Cipta.
Varian, H. R. 1993. Intermediate Microeconomics: A Modern Approach. Third
Edition. New York: W. W. Norton & Company.
Zikmund, W. G. 1997. Business Research Methods. Fifth Edition. USA: The
Dryden Press Harcourt Brace College Publishers.
vi
ii
kata lain pajak adalah sumbangan wajib yang
harus dibayar oleh para wajib pajak kepada
negara
berdasarkan UU tanpa ada balas jasa yang
secara langsung diterima oleh pembayar pajak.
Yang dimana pajak ada yang secara langsung
dikenakan kepada masyarakat, ada juga pajak
yang tidak dikenakan secara langsung kepada
masyarakat.Subsidi sering disebut sebagai
pajak negatif. Hal ini berbanding terbalik
dengan pajak. Karena pajak merupakan iuran
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan Undang-Undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal
balik yang langsung dapat ditunjukkan dan
yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum.
Jenis-jenis pajak:
1. Pajak penghasilan (PPH).
2. Pajak bumi dan bangunan (PBB)
3. Pajak pertambahan nilai (PPN).
ix
per unit setelah kena pajak sebesar t%(P) =
i penawaran sebelum pajak. P = F (Q)
i penawaran setelah pajak. P = F (Q) +
Menurut Dani Iskandar dkk, subsidi adalah
bantuan yang diberikan pemerintah kepada
produsen sehingga harga yang ditawakan
sesuai dengan keinginan pemerintah dengan
harga lebih murah daripada harga semula. i
penawaran sebelum subsidi P = F (Q) i
penawaran setelah subsidi P = F (Q) – S ya
subsidi yang diberikan pemerintah S = s (Q)
Harga keseimbangan (Price Equilibrium) akan
terjadi pada saat demand (permintaan)
bertemu dengan penawaran (supply).
Disebut harga keseimbangan karena harga
tersebut telah menjadi keseimbangan jumlah
barang yang dibeli dengan jumlah barang yang
dijual. Secara matematis harga keseimbangan
dapat ditunjukkan dengan persamaan Qd = Qs"
Penelitian ini termasuk penelitian menjelaskan
(explanatory research) karena penelitian ini
bermaksud untuk menjelaskan pengaruh pajak
dan subsidi pada keseimbangan pasar melalui
pengujian hipotesis. Model analisis data dalam
studi ini menggunakan teknik analisis SEM
(Structural Equation Modeling) dengan
bantuan pengolahan komputer
Hasil dan pembahasan a. Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan
Pasar
Pajak yang dikenakan atas penjualan selalu
menambah harga barang yang ditawarkan.
Sehingga hanya mempengaruhi fungsi
x
penawaran. Sedangkan pada fungsi permintaan
tidak mengalami perubahan sama sekali.
Keseimbangan pasar adalah memecahakan
fungsi persamaan penawaran sebelum dan
setelah kena pajak.
Contoh:
Jika fungsi permintaan akan beras dan fungsi
penawaran akan beras adalah Pd = 12 –Q dan
Ps = 2 + Q, sedangkan pemerintah mengenakan
pajak sebesar 4 setiap unit beras yang
diproduksi. Tentukan:
a. Nilai keseimbangan pasar sebelum pajak
b. Nilai keseimbangan pasar setelah pajak.
c. Total pajak yang dibayar oleh pemerintah.
d. Besarnya pajak yang ditanggung oleh
produsen.
e. Besarnya pajak yang ditanggung oleh
konsumen.
Jawab:
a. Nilai keseimbangan sebelum pajak
Pd = Ps
12 – Q = 2 + Q
12-2 = Q + Q
10 = 2Q
Q=5
Jadi nilai keseimbangan pasar sebelum pajak
adalah (5,7)
b. Nilai keseimbangan pasar setelah pajak
Pd = 12 – Q
Pst = 2 + Q + t
=2+Q+4
xi
=6+Q
Pd = Pst
12 – Q = 6 + Q
12 – 6 = Q + Q
6 = 2Q
Q=3
[17.26, 7/11/2022] Mirandaaaaaaaa: Jadi nilai
keseimbangan pasar setelah pajak adalah (3,9)
c. Total pajak yang dibayar oleh pemerintah
T = t (Qt)
= 4 (3)
= 12
d. Besarnya pajak yang diterima produsen
T = 12 – 6
=6
e. Besarnya pajak yang diterima oleh
konsumen
T = (9 – 7) X 3
=2X3
=6
b. Pengaruh subsidi terhadap keseimbangan
pasar
Subsidi adalah bantuan yang diberikan
peemerintah kepada produsen terhadap
produk
yang dihasilkan atau yang dipasarkan, sehingga
harga yang berlaku dipasar lebih rendah
sesuai dengan keinginan pemerintah dan daya
beli masyarakat meningkat.
Contoh:
Jika fungsi permintaan akan suatu komoditas
xi
i
adalah Qd = 12 – 2P sedangkan besarnya fungsi
penawaran Qs = -4 + 2P. Dan subsidi yang
diberikan pemerintah sebesar Rp 2 setiap unit
barang yang diproduksi, tentukan:
a. Berapakah jumlah dan harga barang
keseimbangan pasar sebelum subsidi.
b. Berapakah jumlah dan harga keseimbangan
pasar setelah subsidi.
c. Berapakah bagian dari subsidi untuk
konsumen.
d. Berapakah bagian subsidi untuk produsen.
e. Berapakah subsidi yang diberikan oleh
pemerintah.
Jawab:"
xi
ii
setelah subsidi
Qs = -4 + 2P
Qst = -4 + 2(P + 2)
= -4 + 2P + 4
= 2P
Qd = Qst
12 – 2P = 2P
12 = 2P + 2P
12 = 4P
P=3
Jadi nilai keseimbangan pasar setelah subsidi
adalah (6,3)
c. Bagian dari subsidi untuk konsumen
SK = (Pd – Ps) x Qs
= (4 – 3) x 6
=6
SK = Qs x s
=6x2
= 12
d. Bagian dari subsidi untuk produsen
SP = (Pd – Ps) x Qs
= (4 – 3) x 6
=6
e. Subsidi yang diberikan oleh pemerintah
SG = s x Qs
=2x6
= 12
Kesimpulan Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan Undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal
balik yang langsung dapat ditunjukkan dan
yang digunakan untuk membayar pengeluaran
xi
v
umum.Sedangkan subsidi merupakan lawan
atau kebalikan dari pajak. Oleh karena itu
subsidi sering disebut sebagai pajak negatif.
subsidi yang diberikan pemerintah kepada
masyarakat akan menyebabkan ongkos
produksi yang dikeluarkan oleh produsen
menjadi lebih rendah dari pada ongkos
produksi sebelum adanya atau tanpa adanya
subsidi. Yang menjadi indikator pengaruh pajak
dan subsidi pada keseimbangan pasar yaitu
pajak terhadap keseimbangan pasar dan
subsidi terhadap keseimbangan pasar.ternyata
pajak sangat
berpengaruh terhadap atas penjualan selalu
menambah harga barang yang ditawarkan.
Sehingga hanya mempengaruhi
fungsipenawaran. Sedangkan pada fungsi
permintaan tidak mengalami perubahan sama
sekali. Sedangkan dengan adanya subsidi yang
diberikan pemerintah kepada masyarakat akan
menyebabkan ongkos produksi yang
dikeluarkan oleh produsen menjadi lebih
rendah dari pada ongkos produksi.
Menyebabkan daya beli konsumen terhadap
produk tersebut meningkat.
xv
Sri Endang Rahayu, dkk, 2015, Pengantar
Ekonomi Mikro, Perdana Publishing, Medan.
Waluyo, 2009, Perpajakan Indonesia, Salemba
Empat, Jakarta
BAB III
PEMBAHASAN
xv
i
3.2 KEKURANGAN/KELEMAHAN JURNAL
KEKURANGAN JURNAL UTAMA
- Pada bagian abstrak hanya menggunakan satu bahasa saja, yaitu bahasa Inggris
- Jurnal memiliki beberapa kata yang sulit dipahami
KEKURANGAN JURNAL PEMBANDING
- Pada bagian abstrak hanya menggunakan satu bahasa saja, yaitu bahasa Indonesia
- Di dalam jurnal tidak ada kesimpulan dan saran
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Analisis efisiensi ekonomis usahatani beras di Kabupaten Deli Serdang, hasil penelitian adalah sifat-
sifat model produksi, penggunaan faktorfaktor produksi dan biaya opportunitas produksi adalah decreasing
returns to scale atau decreasing cost industries, dimana Kontribusi biaya faktor-faktor produksi, yaitu lahan,
bibit dan pupuk serta tenaga kerja terhadap biaya opportunitas produksi masing-masing 31,27 persen dan
36.59 persen. Sedangkan kontribusi produksi terhadap biaya opportunitas produksi adalah sebesar 97.20
persen. Skala ekonomis usahatani beras menjelaskan bahwa biaya rata-rata per unit produksi beras cenderung
turun sejalan dengan peningkatan produksi beras. Analisis efisiensi ekonomi dari usahatani beras ditunjukkan
oleh kondisi biaya marginal produksi lebih kecil dari harga jual beras, dimana biaya marginal produksi beras
xv
ii
per kilogram sebesar Rp 3.885,12 dengan harga jual produksi beras sebesar Rp 5000 per kilogram.
Penjualan atas suatu produk biasanya dikenakan pajak oleh pemerintah. Pemerintah mengenakan
pajak per unit pada produk tertentu akan mengakibatkan harga produk naik dan jumlah yang
diminta/ditawarkan atas barang tersebut akan berkurang. Kenaikan harga produk ini dari harga keseimbangan
awal (sebelum pajak) ke seimbangan setelah pajak tidaklah setinggi pajak per unit yang dikenakan
pemerintah.Pemerintah tidak hanya mengenakan pajak atas suatu produk, tetapi pemerintah juga memberikan
subsidi terhadap suatu produk. Apabila suatu produk diberikan subsidi per unit, maka akan terjadi perubaha
keseimbangan pasar atas produk tersebut, baik harga maupun jumlah keseimbangan. Dengan kata lain, jika
pemerintah memberikan subsidi per unit pada produk tertentu akan mengakibatkan harga produk tersebut
turun dan jumlah yang diminta/ditawarkan akan bertambah
4.2 Saran
LAMPIRAN
xv
iii
xi
x
xx