Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENGANTAR ANTROPOLOGI

BAB I
ASAS-ASAS DAN RUANG LINGKUP ANTROPOLOGI

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH :


Dr.Nurmalinda,S.Kar,M.Pd

DISUSUN OLEH :

ANNISA FITRIA NUSKI (216710700)

ADINDA LENI

DHEA HUSNAINI AZZAHRA(216710582)


KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami sebagai penyusun makalah mengucapkan puja dan puji Syukur ke pada allah
SWT yang mana selalu memberikan Rahmat waktu dan Kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah mata kuliah pengantar antropologi sholawat beriring salam tak lupa pula kami ucapkan
kepada baginda nabi besar muhammad SAW dengan mengucapkan

“Allahuma shalli wa sallim alaa sayidinaa Muhammadin wa ala ali sayidina Muhammadin
shalatan tadfa'u bihaa 'annath tha'na wath tha'uuna yaa amruhu idzaa araada syai'an
yaquula lahu kun fa yakuun”.

tujuan kami Menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi tugas di mata kuliah pengantar
antoropologi dan juga untuk menjelaskan lebih rinci dan jelas materi yang sudah di berikan sehingga
makalah kami ini bisa menjadi bacaan dan sumber informasi yang jelas sehingga bisa membantu
teman-teman untuk lebih memahami matakuliah perkuliahan ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I ASAS-ASAS DAN RUANG LINKUP ANTROPOLOGI

1.Fase-fase perkembangan aantropologi

2.Antropologi masakini

3.Ilmu-ilmu bagian dari antropologi

4.Hubungan antara antropologi

5.Hubungan antara antropologi dan ilmu-ilmu lain

6.Metode ilmiah dari antropologi budaya atau sosial dan sosiologi

7.Tenaga ahli, lembaga, majalah, dan prasarana antropologi

ASAS-ASAS DAN RUANG LINGKUP ANTROPOLOGI

1.FASE -FASE PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI


Fase pertama (sebelum 1800) . Dengan kedatangan orang eropa di benua Afrika ,asia dan Amerika selama
sekitar 4 abad sejak akhir abad ke 15 dan awal abad ke 16, suku-suku bangsa penduduk pribumi
berbagai daerah di muka bumi mulai mendapat pengaruh negara-negara Eropa barat. Bersamaan
dengan itu terbit berbagai macam tulisan hasil buah tangan para Musafir ,pelaut,pendeta,,pengawal
agama nasrani ,penerjemah kitab injil ,maupun para pengawal pemerintah jajahan,berupa buku-buku
kisah perjalanan ,laporan,dan lain lain yang jumlahnya sangat banyak.

3 sikap yang bertentangan terhadap orang orang Afrika,Asia,Osenian,dan Idian tersebut ,yaitu:
1.Anggapan bahwa orang-orang tersebut sebnarnya bukan manusia sungguh sungguh ,melainkan
manusai liar keturunan ibli,dan lain lain,sehingga timbul istilah istilah savage dan primitive yang
mengacu kepada bangsa pribumi itu.
2.pandangan bahwa masyarakat pribumi tersebut merupakan contoh contoh masyarakat yang masi
murni,yang belum mengenal kejahatan seperti yang ada dalam masyarakat bangsa bangsa Eropa Barat
pada waktu itu.
3.pandangan bahwa keanehan bangsa-bangsa pribumi itu (adat-istiadatnya, maupun benda benda
kebudayaannya)dapat dimanfaatkan untuk di percontoh kepada khalayak ramai di Eropa
Barat ,sehingga kebudayaan berbagai dibangsa di luar Eropa.
Fase kedua (kira kira pertengahan abad ke 19). Integrasi yang sungguh-sungguh baru terlaksana pada
pertengahan abat ke 19,dengan terbitnya karangan-karangan yang bahannya tersusun berdasarkan cara
berpikir evolusi masyarakat.
Fase ketiga (awal abad ke 20)[ada awal abad ke 20,sebagian besar negara penjajah di Eropa berhasil
memantapkan kekuasaannya di daerah-daerah penjajahan mereka.
Dalam fase ketiga ini antropologi menjadi suat ilmu yang praktis.
Fase ke empat(sesudah kira-kira 1930) dalam fase ini antropologi berkembang sangat luas, baik dalam
hal ketelitian bahan pengetahuannya ,baik dalam pengetahuannya maupun ketajaman metode metode
ilmiahnya.
Antropologi gaya baru ini dalam fase perkembangannya yang keempat ini mempunyai dua
tujuan ,yaitu(1)tujuan akademis(2)tujuan praktis. tujuan akademisnya adalah untuk mencapai
pengertian tentang makhluk manusia pada umumnya dengan mempelajari berbagai bentuk fisiknya,
masyarakatnya ,maupun kebudayaannya.

2. ANTROPOLOGI MASA KINI

Di Amerika serikat serta Meksiko antropologi telah menggunakan serta mengintegrasikan semua
bahan dan metode antropologi fase pertama ,kedua ,ketiga, maupun berbagai spesialisasi yang telah di
kembangkan secara khusus.
Di inggris dan negara-negara persemakmuran seperti Australia ,antropologi dalam fase ketiga masih
dilakukan.
Di Eropa tengah ,seperti Jerman, Belanda, Perancis, Austria, dan, Swiss, pada awal tahun 1970-an saja
antropologi masih bertujuan mempelajari bangsa-bangsa di luar Eropa guna mendapatkan pengertian
tentang sejarah penyebaran kebudayaan umat manusia dibumi .

3.ILMU-ILMU BAGIAN DARI ANTROPOLOGI


Ilmu antropologi terbagi menjadi 5 yaitu:
1.masalah sejarah asal dan perkembangan manusia atau evolusinya di pandang dari segi biologi
2.masalah sejarah terjadinya berbagai ragam manusia, dipandang dari ciri-ciri tubuhnya.
3.masalah sejarah asal ,perkembangan, penyebaran berbagai macam bahasa di seluruh dunia.
4.masalah perkembangan, penyebaran ,dan terjadinya beragam kebudayaan dunia.
5.masalah mengenai asas-asas kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat-masyarakat suku
bangsa di dunia.
Pemabagian antropologi sebagai berikut:
Paleoantropologi =keduanya disebut antropologi fisik dalam arti luas
Etnolingustik prasejarah etnologi=ketiganya di sebut antropologi budaya atau antropologi sosial.

Paleoantropologi adalah ilmu bagian yang meneliti asal-usul atau terjadinya serta evolusi manusia,
yang menggunakan sisa-sisa tubuh yang telah membatu(fosil manusia)

Etnolingustik, yang juga di sebut antropologi lingustik, adalah suatu ilmu bagian yang pada awalnya
berkaitan erat dengan antropologi.
Dalam ilmu sejarah perkembangan kebudayaan umat manusia yang di mulai sejak saat munculnya
makhluk manusia di dunia sekitar 800.000 tahun yang lalu hingga sekarang,
Di inggris, penelitian-penelitian antropologi mulai menggunakan banyak konsep psikologi dalam
analisanya karena timbulnya perhatian terhadap kepribadiaan bangsa, peranan individu dalam proses
perubahan adat istiadat, dan nilai universal dari konsep konsep psikologi.
Tahun 1930, dengan menggunakan metode-metode antropologi, ahli antropologi inggris R.Firth mulai
meneliti gejala-gejala ekonomi pedesaan, penumpukan modal, pengerahan tenaga, sistem produksi,
serta pemasaran hasil pertanian dan perikanan.

4. HUBUNGAN ANTARA ANTROPOLOGI BUDAYA ATAU SOSIAL DAM SOSIOLOGI

Antropologi sosial berupaya mencari unsur-unsur yang sama diantara beragam masyarakat dan
kebudayaan yang ada di dunia.
Tujuan sosiologi
1.kedua ilmu itu masing-masing mempunyai asal-mula dan sejarah perkembangan yang berbeda.
2.perbedaan sejak awal itu menyebabkan pengkhususan pada pokok dan bahan penelitian dari kedua
ilmu itu masing-masing.
3.perbedaan sejak awal itu juga telah menyebabkan bermkembannya metode metode dan masalah-
maslah yang khusus pada antropologi budaya maupun sosial dan sosiologi.
Mula-mula sosiologi hanya meruoakan bagian dari ilmu filsafat.
Pokok-pokok ilmiah dari antropologi budaya atau sosial dan sosiologi. Sejarah perkembangan
antropologi telah menyebabkan bahwa sejak awal ilmu itu terutama masih tertuju pada obyek-obyek
penelitian daklam mansyarakat dsn kebudadayaan
Suku-suku bangsa. Sejarah perkembangan sosiologi menyebabkan bahwa ilmu itu sejak mulanya
tertuju pada obyek-obyek penelitian dalam masyarakat dan kebudayaan bangsa-bangsa yang justru
hidup dalam lingkungan kebudayaan Eropa Barat dan Anerika modern. dalam meneliti suatu
masyarakat dalam kota kecil misalnya mojokuto di Indonesia. Pendekatan yang dilakukan seorang
ahli sosiologi akan meneliti gejala-gejala atau proses-proses khusus, misalnya perkumpulan gereja,
hubungan pemerintah dengan penduduk gerakan buruh dalam kota besar atau kecilnya agka
kejahatan, kemiskinan di kota, dan lain-lain.

5. HUBUNGAN ANTARA ANTROPOLOGI DAN ILMU-ILMU LAIN


Hubungan antara geologi dan antropologi ,bantuan ilmu geologi yang mempelajari ciri-ciri dari
lapisan bumi beserta perubahan-perubahannya, terutama dibutuhkan oleh sub-ilmu paleoantropologi
dan prasejarah, guna menetapkan umur relatif dari fosil-fisil manusia zaman dahulu.
Hubungan antara paleontologi dan antropologi. Bantuan dari paleontologi sebagai ilmu yang meneliti
fosil makhluk purba guna merekontruksi proses evolusi yang terjadi pada manusia, tentu sangat
diperlukan ilmu paleoantropologi dan prasejarah.
Hubungan antara ilmu anatomi dan antropologi. Seorang ahli antropologi fisik, baik yang
mengkhususkan perhatiannya pada paleoantropologi mauoun yang meneliti ciri-ciri ras-ras, sangat
memerlukan bantuan ilmu anatoni karena ciri-ciri dari berbagai bagian kerangka manusia, bagian
tengkoak, serta ciri-ciri pada bagian tubuh manusia pada umumnya menjadi obyek penelitian yang
terpenting bagi seorang ahlli antropologi fisik untuk memahami asal mula serta penyebaran manusia,
dan hubungan antara berbagai ras di dunia.
Hubungan antara ilmu kesehatan masyarakat dan antropologi. Yaitu data mengenai konsepsi dan sikap
penduduk desa tentang kesehatan. Bagi seorang dokter kesehatan masyarakat yang akan bekerja dan
tinggal di suatu kebudayaan yang asing antropologi juga memiliki metode-meode dan cara-cara untuk
dapat memahami serta menyesuaikan diri dengan kebudayaan.
Hubungan antara ilmu psikiatri dn antropologi. Hubungan antara psikiatri dan antropologi telah di
uraikan di atas, dan merupakan suatu pengluasan dari hubungan antara antropologi da psikologi.
Hubungan antara geografi dan antropologi. Geografi, atau ilmu bumi, mencoba mencapai pengertian
tentang alam dunia ini dengan gambaran-gambaran tentang bumi dan ciri ciri segala bentuk hidup
yang ada di bumi.
Hubungan antara ilmu hukum adat Indonesia dan antropologi. Sejak awal timbulnya ilmu hukum adat
Indonesia pada permulaan abad ke 20 para ahli telah menyadari pentingnya antropologi sebagai ilmu
bantu dalam melakukan penelitian penelitiannhya. Antropologi juga memerlukan bantuan ilmu hukum
adat Indonesia, karen setiap masyarkat, bsik yang sangat sederhana bentuknya, maupun yang telah
maju.
Hubungan antara ilmu politik dan antropologi. Sejak kira-kira tahun 1960, dari hubungan antara
kekuatan-kekuatan serta proses-proses politik berbagai negara dengan berbagai sistem pemerintahan,
proses politik berbagai negara dengan berbagai siistem pemerintahan, ilmu politik telah melebarkaan
perhatiannya ke masalah-masalah yang yang menyangkut latar belakang sosial budaya dari kekuatan
politik-politik itu.

6. METODE ILMIAH ANTROPOLOGI BUDAYA ATAU SOSIAL DAN SOSIOLOGI


Metode ilmiah dari suatu cabang ilmu pengetahuan adalah semua cara yang dapat digunakan dalam
ilmu tersebut untuk mencapai suatu kesatuan pengetahuan. Tanpa metode ilmiah, suatu ilmu
pengetahuan bukanlah ilmu, melainkan hanya suatu hingga ilmu pengethuan saja mengenai berbagai
gejala alam atau masyarakat, tanpa adanya kesadaran mengemai hubungan antara gejala-gejala yang
ada. Kesatuan pengetahuan itu dapat dicapai para ahli dalam ilmu yang bersangkutan melalui ilmu
tiga tingkat yaitu: (1)pengumpulan data(2)penentuan ciri-ciri umum dan sistem(3)verivikasi.
Untuk antropologi budaya atau sosial, tingkat ini addalah pengumpulan data mengenai kejadian dan
gejala masyarakat dan kebudayaan untuk diolah secara ilmiah.
Pada umumnya metode metode pengumpulan fakta dalam ilmu pengetahuan dapat dibagi dalam tiiga
golongan yang masing-masing mempunyai perbedaan pokok, yaitu(1)penelitian di lapangan (2)
penelitian di laboratorium(3)penelitian perpustakaan.
Dalam penelitian lapangan seorang peneliti harus secara langsung melibatkan dirinya dengan
obyeknya, sementara dalam penelitian laboratorium dan perpustakaan ia tetap berada di luar, dan
tidak melibatkan dirinya secara langsung dengan obyek yang ditelitinya.
Para peneliti antropologi budaya atau sosial umumnya sangat tertarik pada tingkatan dan tingkah laku
manusia dalam hubungan kelompok-kelompok kecil, yang biasanya tidak melebihi 3000 orang.
Dalam abad ke 19 pernah ada ahli yang menganut anggapan bahwa ilmu-ilmu sosial dapat
merumuskan kaidah-kaidah mengenai semua gejala kehidupan masyarakat dan kebudayaan manusia,
namun anggapan seperti itu sekarang hampir tidak terdengar lagi.
Dalam antropologi dan ilmu-ilmu sosial pada umumnya, sebagian besar pengetahuannya bersifat
pengertian mengenai kehidupan masyarakat dan kebudayaan, di samping pengetahuan yang berupa
kaidah-kaidah sosial budaya.
Dalam melakukan pengujian, proses berpikirnya dilakukan secara deduktif, yaitu perumusan umum
ke fakta-fakta yang ada. Pengetahuan dalam antropologi yang lebih banyak berdasarkan pengertian
daripada kaidah, menggunakan metode-metode verifikasi yang bersifat kualitatif, yang dimaksudkan
untuk memperkuat pengertian dengan cara menerapkannya secara rinci pada kenyataan, yaitu pada
beberapa masyarakat yang ada.
7. TENAGA AHLI LEMBAGA, MAJALAH DAN PRASARANA ANTROPOLOGI
Kehidupan ilmiah. Suatu cabang ilmu pengetahuan dapat dikatakan “hidup” apabila para ahli dalam
bidang ilmu pengetahuan tersebut melakukan kegiatan-kegiatan penelitian untuk memecahkan
berbagai masalah dalam bidang itu.
Tugas lembaga ilmiah yang utama pada umumnya adalah menyelenggarakan pertemuan-pertemuan
atau kongres-kongres ilmiah dan menerbitkan majalah ilmiah, disamping membiayai proyek-proyek
penelitian.

Para tokoh antropologi. Dalam fase pertama perkembangannya, antropologi tentu belum memiliki
tokoh-tokoh ahli.
Seorang pengarang etnografi kuno golongan musafir adalah
A.Bastian, seorang dokter kapal bangsa Jerman yang telah mengarungi berbagai benua pada awal
abad ke 19.
Pengarang etnografi kuno golongan penyiar agama Nasrani sangat banyak jumlahnya, antara lain
pendeta katolik Perancis J.F. Lafitau, yang pernah bekerja di daerah aliran sungai St.Lawrence di
Amerika Utara.
Pengarang etnografi kuno ahli eksplorasi adalah N.N.Miklukho-maklai seorang pengembara Rusia
yang pernah mengunjungi Kepulauan Oseania dan pulau Irian (Irian Jaya dan Papua Nugini)
Amerika adalah negara dengan jumlah lembaga, organisasi dan perkumpulan antropologi yang
terbanyak yaitu:
1.American Anthropolical Association.
2.American association of phisical antropology
3.Institu of Human Relation
Lembaga-lembaga antropologi di inggris sangat penting bagi kemajuan antropologi karena mereka
mengasuh berbagai majalah ternama, yakni:
1.Royal Antropological Istitute of Great Britain, suat lembaga yang didirikan di London dalam abad
ke 19. Majalah yang di terbitkannya adalah Journal Of Royal Antropological Institut , yang
dimerupakan salah satu di antara tiga majalah antropologi terpenting di Inggris, dan sebuah majalah
lain, yaitu Man.
2. Internasional Africa Institute adalah lembaga yang berpusat di Univesitas Oxford dan yang
menggiatkan penelitian ilmu-ilmu sosial di Afrika.
Dalam kalangan ilmuwan antropologi majalah-majalah penting yang di terbitkan di Austria dan
Selandia baru di asuh oleh:
1.Australian National Research Council di Sydney, yang menggiatkan penelitain antropologi di
Australia, Papua Nugini, Malanesia, Polynesia, dan Mikronesia. Majalah yang diterbitkaannya adalah
Oceania.
2. Polynesian Society di Wellington, Selandia Baru, yang mensponsori Popenelitian-penelitian dalam
lapangan sejarah, dan menerbitkan majalah Journal Of Polynesian Society.
Jerman, Austria dan Swiss juga memiliki lembaga-lembaga antropologi yang berjasa membiayai
ekspedisi-ekspedisi ilmmiah ke berbagai daerah di muka bumi, dn mengasuh majalah ilmiah.
Lembaga lembaga itu adalah:
1. Dutsche Gesellscaft Voelkekunde di Braunschweig, yang meeruoakan perkumpulan pusat bagi
semu ahli antropologi di Eropa tengah. Perkumpulan it, menerbitkan makalah Zeitschrift Fuer
Ethnologie.
2. Frobenius Institut di Frankfut a.M., yang selama ini tela membiayai berbagai ekspedisi ilmiah ke
Afrika, Amerika Selatan, dan juga Indonesia. majalah yang di asuhnya adalah Mitteilungen Zul
Kulturkunde.
3. Anthropos Institut di Freiborg (Swiss), suatu lembaga antropologi yang di dirikan oleh W.Schmidt
seorang ahli antropologi Australia yang dalam tahun 1942 melarikan diri ke negara Swiss ketika
tentara Nazi jerman memduduki Austria.
Selain lembaga-lembaga tersebut di atas, ada beberapa lembaga ilmiah lain yang juga penting, yaitu:
1. I’Institut d’Ethnologie di Paris
2. Miklukho-Maklai Institut Of Ethnography di Rusia
3. Institut Nacional De Anthropologi E Historia di Meksiko.

Seperti halnya ilmu bumi, antropologi sangat membutuhkan atlas dunia guna mengetahui
lokasi suku-suku bangsa di seluruh dunia.

Anda mungkin juga menyukai