Anda di halaman 1dari 4

STUDI KELAYAKAN USAHA KECIL

BISNIS WARUNG AYAM BAKAR MADU


Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam menjalankannya diperlukan sebuah
pembahasan mengenai

kelayakan dari usahan yang akan kita buat tersebut.

Walaupun dalam skala kecil dan sederhana, hal ini dilakukan untuk menghindari
terbenamnya modal yang ternyata tidak menguntungkan. Pembahasan tersebut
dikenal dengan studi kelayakan. Sub studi yang tak kalah penting adalah riset
pemasaran hal ini dilakukan agar UKM tersebut dapat terbantu untuk mengetahui
Keinginan, Kebutuhan sekaligus Kepuasan Konsumen.
Beberapa aspek dalam riset pemasaran adalah riset harus memperhatikan
masalah budaya atau kebiasan aktifitas warga setempat, sosial ekonomi, pribadi
dan juga aspek psikologis dari konsumen.
Dengan memperhatikan studi kelayakan usaha dan riset pemasaranya
maka kita dapat menentukan jenis usaha apa atau produk apa yang akan kita
kerjakan, dengan demikian resiko kegagalan dapat ditekan seminimal mungkin.

AKI @2011

PEMBAHASAN
Studi kelayakan ini saya pikirkan setelah mendengar dari seorang dosen
yang bernama Ismu Kusumanto, bahwa bisnis mengenai soal kebutuhan manusia
dalam hal ini Sandang Pangan Papan prospeknya tidak akan mati walaupun bayak
badai yang menerpa tapi kalo kita paham akan ilmu-nya maka kita bias
mengatasinya. Pemikiran ini saya coret-coret seperti ini agar kedepannya jadi
angan-angan yang dapat dicapai, Usaha dalam hal pangan saya ini adalah
Warung Ayam Bakar Madu. Usaha ini cukup bayak juga dimana mana tapi itu
menunjukkan bahwa peluang kta ada. Dan daya saing membuat kita harus lebih
pandai memanajemen usaha kita. Disini saya hanya menjual ayam tersebut saya
tanpa tambahan lain sebagai pelengkap.
Adapun coret-coret saya mengenai usaha ini adalah jika saya punya modal
sekitar 10 juta maka rinciannya sebagai berikut
- Harga ayam hidup, Rp.18.000,-/ekor dipesan sekitar 80 ekor satu minggu Total
= Rp.1.440.000,-/ minggu
- Madu kualitas menengah, Rp. 80.000,- 1 jerigen 10 Kg. Pemakaian di sesuaikan.
- Biaya bumbu dan lain-lain, Rp. 500.000,-/ minggu.
TOTAL : Rp. 2.020.000,-/minggu
Untuk tenaga kerja dambil sekitar 2 orang tetap dan 2 orang tidak tetap
minggu dalam 1 bulan 4 minggu.
- Biaya tenaga kerja tetap @

: Rp. 150.000,- / minggu.= Rp 300.000,-

- Biaya tenaga kerja tidak tetap @

: Rp. 130.000,- / minggu = Rp. 260.000,-

TOTAL : Rp. 560.000,- / minggu


Sewa tempat berhubung saudara ada warung tidak di gunakan dan kondisi
layak maka biaya untuk sewa sebesar : Rp. 2.500.000,- per satu tahun.
Pembelian alat-alat masak dan kebutuhan lain sekitar Rp. 1.000.000,Dan biaya transportasi, promosi dan lain-lain sebesar Rp. 500.000,-/ minggu
Jadi Total keseluruhan : Rp. 8.0200.000,-

AKI @2011

Biaya simpan Rp. 1.980.000,Perkiraan Harga jual,


1 potong : Rp. 6000,- kali 460 potong = Rp. 2.760.000 /minggu.
Jadi Total penjualan dikurang kebutuhan perminggu ;
Rp. 2.760.000,- Rp. 2.580.000,- = Rp.180.000,Keuntungan bersih diperoleh dari harga jual sebesar Rp.180.000,Konsep

dalam

hal

keunggulan

ayam

bakar

madu

ini

sebenarnya tidak jauh berbeda dari konsep yang telah ditawarkan oleh para
pedangang lain tapi yang memasarkan lebih dulu. Tapi kami menjamin bahwa rasa
madu akan terasa lebih meresap dengan proses pemasakan dengan rasa yang khas,
gurih , serta tulang dari ayam tersebut terasa lebih lunak.
Dalam pengembangan produk kedepan untuk produk ayam bakar madu
terasa lebih berat karena banyaknya berbagai inovasi dalam hal pengolahan ayam.
Persiapan produksi setelah kita mengetahui keinginan konsumen
konsumen seperti apa maka tahap selanjutnya adalah persiapan produksi.
persiapan produksi akan meliputi beberapa aspek, yang paling utama adalah
persiapan sumber daya manusia, bahan baku utama, bahan baku tambahan, alat
pengolah, tempat produksi, serta yang tak kalah penting adalah sumber
pendanaan.
Sumber daya manusia dalam aspek produksi sangat penting perannya
mengingat produk ayam goreng ini sebagian besar atau bahkan seluruhnya
dikerjakan secara manual, untuk itu tenaga yang terampil dalam mengolah ayam
goreng mutlak diperlukan.
Ketersediaan bahan baku utama yaitu ayam kampung mesti terjaga stock
dan jumlahnya sebab kelangsungan produksi akan terjaga dengan terjaganya stock
yang cukup, mengenai bahan baku tambahan berupa bumbu bumbu dan alat
pengolah ayam goreng walaupun kontribusi terhadap proses produksi relatif kecil

AKI @2011

namun keberadaannya mutlak diperlukan. Yang tak kalah penting adalah sumber
pendanaan dari proyek ayam goreng kremesan ini,
Segmen pasar yang saya targetkan adalah menengah dimana dalam hal ini
kita mengambil segmen tingkat sosial. Dalam hal positioning produk ayam bakar
madu ini akan kita posisikan sebagai produk ayam bakar dengan rasa yang sedikit
berbeda dengan ayam bakar yang sudah terkenal namun harganya terjangkau oleh
masyarakat kalangan menengah.
Studi positioning produk dalam melakukan uji positioning produk yang
perlu diperhatikan adalah apakah setelah kita meluncurkan produk tersebut dapat
diterima oleh konsumen dengan alasan bahwa produk yang kita bikin itu sesuai
dengan kebutuhannya,berbeda dari produk pesaing, memiliki nilai tambah buat
konsumen.
Untuk itu dalam melakukan kajian atas positioning produk ayam bakar
madu maka tingkat kepuasan antara yang mereka beli (mengeluarkan uang)
sebanding dengan produk yang kita janjikan (yang didapat).
Pemasaran lebih di tujukan kepada kalangan masyarakat menengah
mungkin itu mahasiswa ataupun rumah tangga.
Tempat penjualan produk ayam bakar madu ini benar benar Strategis,
dengan Trafic yang padat dan jumlah populasi orang di sekitar tempat penjualan
padat. Target pada daerah Marpoyan Pekanbaru. Karena dengan pemilihan tempat
yang tepat maka akan memudahkan informasi lokasi tersampaikan dengan. Orang
yang tadinya belum tahu keberadaan produk kita akan dengan segera tahu.

AKI @2011

Anda mungkin juga menyukai