INDUSTRI KREATIF
Disusun oleh:
Kelompok 6
o Abed Nego Siregar ( 7213341007)
o Firman Saputra (7213141020)
o Sarah Lylia Saragi (7213141015)
Dosen Pengampu :
FAKULTAS EKONOMI
MARET 2023
Kata Pengantar
Ucapan syukur penulis kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
Industri Kreatif untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Kreatif.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang senantiasa
memberikan dukungan kepada penulis, Putri Kumala Dewi Lubis,SE.,M.Si.Ak.,CA
selaku dosen pengampu, dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi
kepadapenulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Tuhan senantiasa
memberikananugerahNya kepada mereka.
Dengan ditulisnya makalah ini, penulis berharap dapat bermanfataat bagi pembaca.
Dan penulis sepenuhnya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang penulis miliki
dalam menulis makalah ini. Untuk itu penulis mohon saran dan kritikannya sehingga untuk
kedepannya dapat menulis dengan lebih baik lagi
KELOMPOK 6
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................... 4
Industri kreatif sudah santer terdengar belakangan ini. Geliatnya yang cukup pesat
kemudian membuat industri kreatif mulai diminati oleh masyarakat dari berbagai
kalangan terutama kalangan muda. Bahkan belakangan industri kreatif mulai menguasai
pangsa pasar di Indonesia.
Industri kreatif didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan
kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta
lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan memberdayakan daya kreasi dan daya cipta
individu tersebut (Kemendag, 2007: 10).
Industri kreatif sejalan dengan berkembanganya. ekonomi kreatif, kenyataan
sejarah membuktikan bahwa ekonomi kreatif yang mencakup industri kreatif telah
memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan perekonomian di sejumlah negara.
Konsep industri kreatif memberikan suatu pada terhadap perekonomian,
khususnya pengaruhnya terhadap pengangguran, pembangunan regional dan dinamika
kawasan urban (Andari et al., 2007; Dina, Deny 2015). Adanya suatu inovasi dalam suatu
perusahaan dapat dikategorikan industry kreatif (Green et al., 2007, Dina, Deny 2015).
Kajian tentang peran industri kreatif dalam kontribusinya untuk inovasi dalam
perekonomian lebih luas dimana input dari industri kreatif dapat digunakan sebagai proses
inovasi dalam industri lain (Bakhshi et al.,2008, ; Dina, Deny, 2015).
Berdasarkan Instruksi Presiden Nomer 6 Tahun 2009 tentang pengembangan
ekonomi kreatif terdapat 15 subsektor yang merupakan bagian dari industri kreatif, yaitu
(a) . Penelitian dan Pengembangan, (b) Penerbitan, (c) Perangkat lunak, (d) TV dan Radio,
(e) Desain, (f) Musik, (g) Film, (h) Permainan dan Games, (i) Jasa Periklanan, (j) Arsitetur,
(k) Seni Pertunjukkan, (l) Kerajinan, (m) Fesyen, (n) Seni Rupa.
1.1 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dari adanya latar belakang masalah diatas adalah
sebagai berikut:
Pembahasan
Kota Batu memiliki potensi industri kreatif yang melimpah untuk dapat
dikembangkan. Potensi tersebut pada gilirannya akan berkolerasi dengan pengembangan
dan pertumbuhan ekonomi maupun terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di
Kota Batu.
Adapun penelitian ini difokuskan kedalam Industri Kreatif Sektor Kerajinan, maka
didapatkan data jumlah pengrajin di Kota Batu pada tahun 2013 berjumlah 30 unit yang
tercatat oleh Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Batu. Dengan
dilakukannya wawancara kepada beberapa pelaku industri tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa pengembangan industri kreatif yang dilakukan oleh pemilik usaha
industri sebagian besar untuk meningkatkan kualitas produksi dan kualitas Sumber Daya
Manusia atau pengrajinnya sendiri.
Terbukti setelah dilakukannya penelitian, adanya industri kreatif ini cukup
membantu tingkat kesejateraan masyarakat Kota Batu. Pelaku industri selain berorientasi
untuk meningkatkan hasil produksinya juga ikut serta dalam membantu pendapatan para
pekerjanya dan membantu mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Kota Batu
Adapun faktor penghambat industri kreatif di Kota Batu adalah sebagai berikut
Modal untuk pengembangan industri dan susahnya mendapatkan bahan baku yang
berkualitas.
Kendala pada sarana dan prasarana pemasaran juga diakui pelaku industri dapat
mempengaruhi lambatnya distribusi hasil produksi.
Para pemilik usaha industri mengaku untuk masalah pemasaran masih dilakukan
sebatas kemampuan mereka dengan be-kerjasama dengan orang-orang terdekat atau yang
mereka kenal.
Pihak Dinas Perindustrian sendiri mengaku sudah melakukan berbagai sosialisasi
dan pembinaan/pembekalan kepada para pelaku industri untuk usaha pengembangan
industri kreatif ini. Namun masih dibutuhkan partisipasi dari berbagai pihak agar
pengembangan industri kreatif khususnya sektor kerajinan ini dapat dilaksanakan sesuai
dengan apa yang diharapkan
Saran
Pemerintah Kota Batu mendengar keluh kesah atau permasalahan yang dihadapi
para pengerjain/pemikik usaha industri kreatif yang ada di Kota Batu, seperti
fasilitas sarana dan prasana yang dibutuhkan untuk menunjang perekonomian
masyarakat setempat, terkait modal dan pengembangan industri, dan bahan baku
yang sulit ditemukan.
Gambar Industri Kreatif di Kota Batu
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
John Howkins (2001) yang berjudul “Creative Economy How People Make Money
from Ideas”. Dalam buku ini dikemukakan definisi dari ekonomi kreatif adalah kegiatan
yang menghasilkan input dan output berupa ide. Ide tersebut jika di kolaborasikan dengan
kreatifitas dapat menghasilkan karya yang memiliki nilai ekonomi.
Industri kreatif adalah industri tersendiri dengan penampilan pada keunggulan
kreativitas dalam menghasilkan desain-desain kreatif yang melekat pada produk
barang/jasa yang dihasilkan. Industri kreatif merupakan kumpulan dari sektor-sektor
industri yang mengutamakan kreativitas sebagai modal utama dalam menghasilkan produk
barang dan jasa.
Ciri industri kreatif antara lain adalah sebagai berikut
Industri yang unsur utamanya adalah kreativitas, keahlian dan talenta.
Industri kreatif terdiri dari penyediaan produk kreatif langsung kepada pelanggan
dan pendukung penciptaan nilai kreatif pada sektor lain yang secara tidak langsung
berhubungan dengan pelanggan.
Menurut Depatemen Perdagangan Republik Indonesia (2007) industri kreatif di
setiap negara sekarang ini menyumbang kontribusi yang signifikan bagi perekonomian di
setiap Negara. Indonesia melihat bahwa sektor industri kreatif ini merupakan sektor
industri yang potensial untuk dikembangkan, karena jika dilihat dari sumber daya yang
dimiliki oleh Bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya karya anak bangsa
yang telah diakui oleh komunitas internasional.
3.2 Saran
Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat ini, industri kreatif menyumbang
kontribusi yang signifikan bagi perekonomian di setiap Negara. Untuk itu dibutuhkan
perhatian khusus dari pemerintah dalam meningkatkan industri kreatif dinegaranya baik
dari segi fasilitas maupun investor.
DAFTAR PUSTAKA
Suryana. 2013. EKONOMI KREATIF – EKONOMI BARU: Mengubah Ide dan Menciptakan
Peluang. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Arifianti, Ria, dkk. (2017). Activation of Creative Sub-Economic Sector In Bandung City.
Jurnal AdBispreneur. 2(3), 201-209.
Fitriana, Aisyah Nurul, dkk. (2013). PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF DI KOTA BATU
(Studi Tentang Industri Kreatif Sektor Kerajinan di Kota Batu). Jurnal Administrasai Publik.
2(2), 281-286.
https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/3886/8/UNIKOM_WIDIANATA%20RAMADAN_BA
B%20II.pdf