Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH EKONOMI KREATIF

INDUSTRI KREATIF

Disusun oleh:

Kelompok 6
o Abed Nego Siregar ( 7213341007)
o Firman Saputra (7213141020)
o Sarah Lylia Saragi (7213141015)

Mata Kuliah : Ekonomi Kreatif

Dosen Pengampu :

Putri Kumala Dewi Lubis,SE.,M.Si.Ak.,CA

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MARET 2023
Kata Pengantar

Ucapan syukur penulis kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
Industri Kreatif untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Kreatif.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang senantiasa
memberikan dukungan kepada penulis, Putri Kumala Dewi Lubis,SE.,M.Si.Ak.,CA
selaku dosen pengampu, dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi
kepadapenulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Tuhan senantiasa
memberikananugerahNya kepada mereka.

Dengan ditulisnya makalah ini, penulis berharap dapat bermanfataat bagi pembaca.
Dan penulis sepenuhnya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang penulis miliki
dalam menulis makalah ini. Untuk itu penulis mohon saran dan kritikannya sehingga untuk
kedepannya dapat menulis dengan lebih baik lagi

MEDAN, MARET 2023

KELOMPOK 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 1

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................... 4

1.1 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 5


1.2 Tujuan Pembahasan ......................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 6

2.1 Definisi Industri Kreatif .................................................................................................. 6


2.2 Karakteristik Industri Kreatif ....................................................................................... 7
2.3 Klasifikasi Industri Kreatif ............................................................................................. 8
2.4 Peran Industri Kreatif ...................................................................................................... 9
2.5 Keunggulan Industri Kreatif.......................................................................................... 10
2.6 Peluang Industri Kreatif.................................................................................................. 11

CONTOH KASUS EKONOMI KREATIF .............................................................................................. 12

BAB III. PENUTUP ................................................................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 15


3.2 Saran ....................................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 16


BAB I
PENDAHULUAN

Industri kreatif sudah santer terdengar belakangan ini. Geliatnya yang cukup pesat
kemudian membuat industri kreatif mulai diminati oleh masyarakat dari berbagai
kalangan terutama kalangan muda. Bahkan belakangan industri kreatif mulai menguasai
pangsa pasar di Indonesia.
Industri kreatif didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan
kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta
lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan memberdayakan daya kreasi dan daya cipta
individu tersebut (Kemendag, 2007: 10).
Industri kreatif sejalan dengan berkembanganya. ekonomi kreatif, kenyataan
sejarah membuktikan bahwa ekonomi kreatif yang mencakup industri kreatif telah
memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan perekonomian di sejumlah negara.
Konsep industri kreatif memberikan suatu pada terhadap perekonomian,
khususnya pengaruhnya terhadap pengangguran, pembangunan regional dan dinamika
kawasan urban (Andari et al., 2007; Dina, Deny 2015). Adanya suatu inovasi dalam suatu
perusahaan dapat dikategorikan industry kreatif (Green et al., 2007, Dina, Deny 2015).
Kajian tentang peran industri kreatif dalam kontribusinya untuk inovasi dalam
perekonomian lebih luas dimana input dari industri kreatif dapat digunakan sebagai proses
inovasi dalam industri lain (Bakhshi et al.,2008, ; Dina, Deny, 2015).
Berdasarkan Instruksi Presiden Nomer 6 Tahun 2009 tentang pengembangan
ekonomi kreatif terdapat 15 subsektor yang merupakan bagian dari industri kreatif, yaitu
(a) . Penelitian dan Pengembangan, (b) Penerbitan, (c) Perangkat lunak, (d) TV dan Radio,
(e) Desain, (f) Musik, (g) Film, (h) Permainan dan Games, (i) Jasa Periklanan, (j) Arsitetur,
(k) Seni Pertunjukkan, (l) Kerajinan, (m) Fesyen, (n) Seni Rupa.
1.1 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dari adanya latar belakang masalah diatas adalah
sebagai berikut:

A. Apa yang dimaksud dengan industri kreatif?


B. Bagaimana karakteristik dari industri kreatif?
C. Apa saja klasifikasi industri kreatif?
D. Apa saja peran dari industri kreatif?
E. Apa saja keunggulan industri kreatif?
F. Bagaimana peluang industri kreatif?

1.2 Tujuan Pembahasan


A. Memahami definisi/pengertian industri kreatif
B. Memahami karakteristik industri kreatif
C. Memahami klasifikasi industri kreatif
D. Memahami peran industri kreatif
E. Memahami keunggulan industri kreatif
F. Memahami peluang industri kreatif
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Industri Kreatif


Menurut Departemen Perdagangan RI (2009:5)Industri kreatif adalah industri yang
berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta baklat individu untuk
menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan
memberdayakan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.
Menurut Simatupang (2007) Industri kreatif adalah industri yang mengandalkan
taienta, keterampilan, dan kreativites yang merupakan elemen dasar setiap individu. Unsur
utama industri kreatif adalah kreativitas, keahlian, dan talenta yang berpotensi
meningkatkan kesejahteraan melalui penawaran kreasi intelektual.
Menurut UK DCMS Task Force (1988: 4) Industri kreatif merupakan industri yang
berasal dari kreativitas individu, keterampilan, dan bakat yang secara potensial
menciptakan kekayaan, dan lapangan pekerjaan melalui eksploitasi dan pembangkitan
kekayaan intelektual dan daya cipta individu.
Menurut UNCTAD dan UNDP dalam Creative Economy Report, (2008:4) Industri
kreatif dapat didefinisikan sebagai siklus kreasi, produksi, serta distribut barang dan jasa
yang menggunakan kreativitas dan modal intelektual sebagai input utama. Industri kreatif
terdiri dari seperangkat pengetahuan berbasis aktivitas yang menghasilkan barang-barang
riil dan intelektual nonriil atau jasa-jasa artistic.
Berdasarkan definisi tersebut terdapat tiga pengertian, yaitu sebagai berikut.
 Industri kreatif dapat didefinisikan sebagai siklus kreasi, produksi, seria distribusi
barang dan jasa yang menggunakan kreativitas dan modal intelektual sebagai input
utama.
 Industri kreatif terdiri dari seperangkat pengetahuan berbasis aktivitas yang
menghasilkan barang-barang riil dan intelektual nonriil, atau jasa-jasa artistik yang
memiliki kandungan kreatif, nilai-nilai ekonomi, dan objek pasar.
 Industri kreatif tersusun dari suatu bidang yang heterogen, yang saling
memengaruhi dari kegiatan-kegiatan kreatif yang bervariasi, yang tersusun dari
seni dan kerajinan tradisional, penerbitan -publikasi, musik, visual, dan
pembentukan seni sampai dengan penggunaan teknologi yang intensif dan jasa-jasa
yang berbasis kelompok, seperti film, televisi dan siaran radio, serta media baru dan
desain.
Produk dari industri kreatif disebut produk komersialisasi (commercial product)
yaitu berupa barang dan jasa kreatif (creative goods and services). Menurut Hermawan K.
yang dikutip oleh kelompok kerja indonesia design power departemen perdagangan RI
(2008. 73). "Komersialisasi adalah segala aktivitas yang berfungsi memberi pengetahuan
kepada pembeli tentang produk barang dan jasa yang disediakan dan juga memengaruhi
konsumen untuk membelinya."
Kegiatan komersialisasi, meliputi hal-hal sebagai berikut.
 Pemasaran
Dalam pemasaran, kegiatan komersialisasi yang dilakukan mencakup pencitraan/
konsep merek (branding), penentuan pasar sasaran (targeting), dan menentukan
posisi pasar (market positioning).
 Penjualan
Dalam penjualan, kegiatan komersialisasi yang dilakukan mencakup penjualan
langsung oleh desainer kreator, agen, distributor, pemegang lisensi, pemegang
pewaralaba (franchisee), pabrikan, dan lain sebagainya.
 Promosi
Kegiatan komersialiasi yang dapat dilakukan melalui promosi, seperti ekspo (expo),
pameran, pertunjukan, penggunaan saluran media baru.

2.2 Karakteristik Industri Kreatif


Berdasarkan hasil studi pemetaan Industri kreatif yang dilakukan Departemen
Perdagangan RI (2007: 38), industri kreatif memiliki karekteristik umum sebagai berikut.
 Fluktuasi pertumbuhan nilai tambah terjadi hampir pada seluruh subsektor industri
kreatif.
 Fluktuasi pertumbuhan nilai tambah tersebut diikuti oleh fluktuasi pertumbuhan
jumlah perusahaan.
 Fluktuasi pertumbuhan penyerapan tenaga kerja tinggi, tetapi tidak setinggi
fluktuasi pertumbuhan perusahaan.
 Memiliki tingkat teknologi dan produktivitas modal yang relatif konstan. Artinya
teknologi yang digunakan bukan teknologi tinggi dan bukan industri padat modal
(capital intensive).

2.3 Klasifikasi Industri Kreatif


Ada beberapa klasifikasi Industri kreatif. Menurut UNDP dan UNCTAD (2008: 18),
dapat dilihat dari model sektor-sektor kreatif sebagai berikut.
 Berdasarkan UK DCMS model terdiri atas: periklanan, arsitektur, seni dan pasar
barang antik, kerajinan, desain, pakaian, film dan video, musik, pertunjukan,
kesenian, penerbitan, perangkat lunak (software), televisi dan radio, serta video dan
permainan komputer (computer games).
 Berdasarkan symbolic texts model ada beberapa kategori, yaitu:
a. kategori industri budaya inti (core cultural industries), meliputi periklanan,
film, internet, musik, penerbitan, televisi dan radio, serta video dan
permainan komputer.
b. kategori industri budaya di sekelilingnya (peripheral cultural industries),
meliputi kesenian kreatif.
c. kategori industri budaya perbatasan (borderline cultural industries), melipun
elektronik untuk konsumen, mode, perangkat lunak, olahraga.
 Berdasarkan concentric circles modei terdiri atas empat kategori:
a. kategori seni kreatif inti (core creative arts), meliputi literatur, musik, seni
pertunjukan, dan seni visual.
b. kategori inti industri budaya lainnya (other core cultural industries), meliputi
film, periklanan, museum, dan perpustakaan.
c. kategori industri budaya yang lebih luas (wider cultural industries), meliputi
jasa jasa heritage (heritage services), penerbitan, rekaman suara, televisi dan
radio, video, dan permainan komputer.
d. kategori industri yang berkaitan (related industries), meliputi periklanan,
arsitektur, desain, dan mode.
 Berdasarkan WIPO copyright model ada beberapa kategori, yaitu:
a. kategori industri penerbitan inti (core copyright industries), meliputi
periklanan, collecting societies, film dan video, serta musik.
b. kategori seni pertunjukan (performing arts), neliputi penerbitan, perangkat
lunak televisi dan radio, serta visual dan seni grafis.
c. kategori industri penerbitan yang saling terkait (interdependent copyrige
industries), meliputi materi rekaman yang masih kosong, elektronika untuk
konsumen (consumer electronics), alat-alat musik, kertas, fotokopi, dan
peralata fotografis.
d. kategori industri secara parsial (partial copyright industries), meliputi
arsitektur, pakaian (clothing), alas kaki (footwear), desain, mode, alat-alat
rumali tangga (household goods)

2.4 Peran Industri Kreatif


Industri kreatif memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional maupun
global karena memberikan kontribusi terhadap berbagai aspek kehidupan baik secara
ekonomi maupun nonekonomi. Secara ekonomi, industri kreatif berperan dalam
menciptakan iklim biznis, penciptaan lapangan kerja, menumbuhkan inovasi dan
kreativitas, pencipta sumber daya yang terbarukan, dan berkontribusi positif terhadap
pendapatan nasional bruto (Gross National Product-GNP).
Berdasarkan laporan ekononii kreatif (2008: 2), dari Departemen Perdagangan RI,
kontribusi ekonomi kreatif dapat dilihat dari beberapa indikator baik secara ekonomi
maupun nonekonomi sebagai berikut.
a. Berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB)
Berdasarkan data dari Departemen Perdagangan RI (2008: 26), Kontribusi Industri
kreatif terhadap PDB di Indonesia tahun 2002-2007 sebesar 6,3
b. Menciptakan lapangan pekerjaan
Industri kreatif telah mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Laporan
Departemen Perdagangan (2008: 27), industri kreatif Indonesia tahun 2002-2006
rata-rata mampu menyerap 5,4 juta tenaga kerja dengan tingkat partisipasi tenaga
kerja nasional sebesar 5,79%
c. Mempertinggi ekspor
Kontribusi industri kreatif terhadap ekspor Indonesia tahun 2006 sebesar 9.1%
pertumbuhan ekspor industri kreatif Inggris 11% dan kontribusi ekspornya 4.3%
d. Meningkatkan iklim bisnis
Industri kreatif dapat dimanfaatkan sebagai investasi, yaitu dengan pembangunan
kota-kota kreatif, yang diikuti pembangunan infrastruktur komunika dan informasi
yang mempermudah akses, kemudian mendatangkan para investor.
e. Pencipta lapangan usaha
Perkembangan industrri kreatif sangat berkontribusi terhadap sektor jasa dan
produksi. Berbagai sektor tercipta akibat tumbuhnya industri kreatif baik yang
berskala kecil maupun yang berskala besar.
f. Dampak terhadap sektor lain
Industri kreatif telah menciptakan struktur industri baru sehingga menimbulkan
lapangan usaha baru bagi industri pendukungnya.
Misalnya, dengan tumbuh dan berkembangnya sektor Industri kuliner di kota
Bandung telah meningkatkan pertumbuhan sektor-sektor usaha lainnya, seperti
pariwisata dan perdagangan.
g. Dampak terhadap aspek sosial
Industri kreatif berkontribusi terhadap sosial ekonomi lainnya. Misalnya, terhadap
peningkatan kualitas hidup, peningkatan toleransi sosial, bahkan peningkatan citra
dan identitas bangsa.
h. Dampak terhadap pelestarian budaya
Peran penting nonekonomi dari industri kreatif adalah berperan dalam membangun
budaya, warisan budaya, dan nilai-nilai lokal. Industri kreatif yang berbasis budaya
menciptakan landasan karakter budaya lokal yang kuat.

2.5 Keunggulan Industri Kreatif


Menurut Departemen Perdagangan RI, yang dikutip Ubaydillah dalam karyanya
Melirik Peluang Industri Kreatif, (2009: 1), industri kreatif memiliki kelebihan dan telah
terbukti memberikan sumbangan dalam pembangunan, di antaranya sebagai berikut.
 Kebutuhan terhadap modal uang dan material relatif lebih kecil. Siapa saja, individu
atau kelompok bisa memulainya dengan menggunakan modal yang sudah ada.
 Fleksibel terhadap perubahan sehingga lebih tahan terhadap goncangan eksternal.
Ide kreatif itu bisa diterapkan dan diadaptasikan ke tingkat yang tak ada batasnya
meski masih dalam satu bidang.
 Kelincahan dalam bermair, terutama dalam distribusi dan pemasaran. Kalau kita
mengirim barang ke Saudi, ini butuh waktu beberapa hari, di samping juga biayanya
mahal. Namun, kalau kita mengirim berkas (file), hitungannya menit dan biayanya
lebih murah.

2.6 Peluang Industri Kreatif


Industri kreatif sangat responsif terhadap fenomena-fenomena sosial konsumen.
Sebaliknya, konsumen juga sangat responsif terhadap barang-barang dan jasa-jasa baru
yang unik yang diciptakan industri kreatif. Oleh sebab itu, industri kreatif akan merespons
balik dari konsumen dengan cara menciptakan produk-produk yang berkarakter baru.
Dengan daya respons dan fleksibilitas maka permintaan konsumen telah mengubah
pendekatan dalam orientasi industri, dari supply driven, yaitu industri yang merespons
konsumen, ke demand driven, yaitu pendekatan industri yang berorientasi untuk
merangsang permintaan, dan proses produksinya tidak di suatu tempat, tetapi tersebar.
Perkembangan industri jasa lebih cepat daripada perkembangan industri barang, seperti
tampak pada industri jasa transportasi, keuangan, dan telekomunikasi.
Berdasarkan data dari United Nation tahun 2003, bahwa 50% dari belanja
masyarakat (consumer spending) dari negara-negara G7-AS, Jerman, Prancis, Jepang,
Inggris, Italia, dan Kanada berasal dari produk industri kreatif (Ryan, Deperindag, 2008:
26). Sedangkan belanja masyarakat meliputi 2/3 dari kontribusi GDP sehingga potensi
pasar industri kreatif di negara-negara G7 dapat diperkirakan sebesar 50 x 2/3 GDP. Hal
tersebut menjadi sangat penting mengingat Amerika, Inggris, Prancis, Kanada, Italia, dan
Jepang merupakan negara-negara tujuan ekspor dari negara-negara berkembang.
Berdasarkan data Bank Dunia (1999), ekonomi kreatif berkontribusi 7,3% terhadap
ekonomi global (Howkins, 2001. Departemen Perdagangan RI, 2008; 26).
CONTOH KASUS
Pengembangan Industri Kreaif di Kota Batu
(Studi Tentang Industri Kreatif Sektor Kerajinan di Kota Batu)

Pembahasan
Kota Batu memiliki potensi industri kreatif yang melimpah untuk dapat
dikembangkan. Potensi tersebut pada gilirannya akan berkolerasi dengan pengembangan
dan pertumbuhan ekonomi maupun terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di
Kota Batu.
Adapun penelitian ini difokuskan kedalam Industri Kreatif Sektor Kerajinan, maka
didapatkan data jumlah pengrajin di Kota Batu pada tahun 2013 berjumlah 30 unit yang
tercatat oleh Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Batu. Dengan
dilakukannya wawancara kepada beberapa pelaku industri tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa pengembangan industri kreatif yang dilakukan oleh pemilik usaha
industri sebagian besar untuk meningkatkan kualitas produksi dan kualitas Sumber Daya
Manusia atau pengrajinnya sendiri.
Terbukti setelah dilakukannya penelitian, adanya industri kreatif ini cukup
membantu tingkat kesejateraan masyarakat Kota Batu. Pelaku industri selain berorientasi
untuk meningkatkan hasil produksinya juga ikut serta dalam membantu pendapatan para
pekerjanya dan membantu mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Kota Batu

Permasalahan yang dihadapi para pengerajin di Kota Batu


 Modal untuk pengembangan industri dan susahnya mendapatkan bahan baku yang
berkualitas.
 Kendala pada sarana dan prasarana pemasaran juga diakui pelaku industri dapat
mempengaruhi lambatnya distribusi hasil produksi.
Para pengerjain berharap agar pihak Dinas Koperindag dapat lebih tanggap
mengenai masalah-masalah yang dihadapi oleh pengrajinpengrajin kecil seperti mereka.
Faktor Pendukung dan Penghambat Industri Kreatif di Kota Batu
Pengembangan Industri Kreatif sektor kerajinan di Kota Batu ini banyak mengalami
dukungan dari berbagai aspek, sebagai berikut
 Seperti adanya pengelolaan dari Dinas Koperindag Batu sebagai instansi terkait
terhadap pelaku industri dengan mengadakan berbagai pelatihan, pembekalan/
pembinaan, serta monitoring kepada para pelaku industry.
 Kualitas sumber daya manusia sendiri membuktikan bahwa kemampuan dan
kreativitas yang dimiliki oleh setiap individu menjadikan industri kreatif semakin
diberdayakan.
Potensi Kota Batu juga dapat menjadi faktor pendukung.

Adapun faktor penghambat industri kreatif di Kota Batu adalah sebagai berikut
 Modal untuk pengembangan industri dan susahnya mendapatkan bahan baku yang
berkualitas.
 Kendala pada sarana dan prasarana pemasaran juga diakui pelaku industri dapat
mempengaruhi lambatnya distribusi hasil produksi.
Para pemilik usaha industri mengaku untuk masalah pemasaran masih dilakukan
sebatas kemampuan mereka dengan be-kerjasama dengan orang-orang terdekat atau yang
mereka kenal.
Pihak Dinas Perindustrian sendiri mengaku sudah melakukan berbagai sosialisasi
dan pembinaan/pembekalan kepada para pelaku industri untuk usaha pengembangan
industri kreatif ini. Namun masih dibutuhkan partisipasi dari berbagai pihak agar
pengembangan industri kreatif khususnya sektor kerajinan ini dapat dilaksanakan sesuai
dengan apa yang diharapkan

Saran
 Pemerintah Kota Batu mendengar keluh kesah atau permasalahan yang dihadapi
para pengerjain/pemikik usaha industri kreatif yang ada di Kota Batu, seperti
fasilitas sarana dan prasana yang dibutuhkan untuk menunjang perekonomian
masyarakat setempat, terkait modal dan pengembangan industri, dan bahan baku
yang sulit ditemukan.
Gambar Industri Kreatif di Kota Batu
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
John Howkins (2001) yang berjudul “Creative Economy How People Make Money
from Ideas”. Dalam buku ini dikemukakan definisi dari ekonomi kreatif adalah kegiatan
yang menghasilkan input dan output berupa ide. Ide tersebut jika di kolaborasikan dengan
kreatifitas dapat menghasilkan karya yang memiliki nilai ekonomi.
Industri kreatif adalah industri tersendiri dengan penampilan pada keunggulan
kreativitas dalam menghasilkan desain-desain kreatif yang melekat pada produk
barang/jasa yang dihasilkan. Industri kreatif merupakan kumpulan dari sektor-sektor
industri yang mengutamakan kreativitas sebagai modal utama dalam menghasilkan produk
barang dan jasa.
Ciri industri kreatif antara lain adalah sebagai berikut
 Industri yang unsur utamanya adalah kreativitas, keahlian dan talenta.
 Industri kreatif terdiri dari penyediaan produk kreatif langsung kepada pelanggan
dan pendukung penciptaan nilai kreatif pada sektor lain yang secara tidak langsung
berhubungan dengan pelanggan.
Menurut Depatemen Perdagangan Republik Indonesia (2007) industri kreatif di
setiap negara sekarang ini menyumbang kontribusi yang signifikan bagi perekonomian di
setiap Negara. Indonesia melihat bahwa sektor industri kreatif ini merupakan sektor
industri yang potensial untuk dikembangkan, karena jika dilihat dari sumber daya yang
dimiliki oleh Bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya karya anak bangsa
yang telah diakui oleh komunitas internasional.

3.2 Saran
Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat ini, industri kreatif menyumbang
kontribusi yang signifikan bagi perekonomian di setiap Negara. Untuk itu dibutuhkan
perhatian khusus dari pemerintah dalam meningkatkan industri kreatif dinegaranya baik
dari segi fasilitas maupun investor.
DAFTAR PUSTAKA

Suryana. 2013. EKONOMI KREATIF – EKONOMI BARU: Mengubah Ide dan Menciptakan
Peluang. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Arifianti, Ria, dkk. (2017). Activation of Creative Sub-Economic Sector In Bandung City.
Jurnal AdBispreneur. 2(3), 201-209.

Fitriana, Aisyah Nurul, dkk. (2013). PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF DI KOTA BATU
(Studi Tentang Industri Kreatif Sektor Kerajinan di Kota Batu). Jurnal Administrasai Publik.
2(2), 281-286.

https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/3886/8/UNIKOM_WIDIANATA%20RAMADAN_BA
B%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai