Anda di halaman 1dari 12

EKONOMI INTERNASIONAL

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur dalam Mata Kuliah Ekonomi Internasional

Disusun Oleh :
Ahmad Qadri
Ananda Embun Maulydia

Dosen Pengampu :
Andri Kardiansyah, S. Sos. M.M

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
2024M/1445H
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yg berjudul “Ekonomi Internasional”
tepat waktu.

Penulis berharap Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima
kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Sungai Penuh, Maret 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan..............................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Skala Ekonomi Dan Kurva Pengalaman..................................................................3
B. Teori Linder............................................................................................................5
C. Keunggulan Kompetitif Bangsa Foter...............................................................6
BAB III..............................................................................................................................8
PENUTUP.........................................................................................................................8
A. Kesimpulan..............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekonomi internasional adalah cabang dari ekonomi yang mempelajari
interaksi antara ekonomi suatu negara dengan ekonomi negara lain (Afin et al.,
2008). Dalam era globalisasi yang semakin pesat, pemahaman tentang ekonomi
internasional menjadi semakin penting bagi individu, organisasi, dan negara-
negara untuk memahami dunia yang semakin terintegrasi dan bagaimana
mereka dapat memanfaatkan kesempatan dan tantangan yang ada.
Ekonomi internasional mencakup berbagai aspek, termasuk perdagangan,
investasi, pembiayaan, dan teknologi (Diphayana, 2018). Dalam konteks ini,
makalah ini akan membahas beberapa konsep penting yang mempengaruhi
dinamika ekonomi internasional, yaitu skala ekonomi dan kurva pengalaman,
teori Linder (permintaan tumpang tindih), dan keunggulan kompetitif bangsa-
bangsa.
Skala ekonomi dan kurva pengalaman merujuk pada bagaimana ukuran
ekonomi suatu negara dan tingkat pengalaman ekonomi dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bersaing di tingkat internasional. Dalam era globalisasi,
negara-negara dengan skala ekonomi yang lebih besar dan pengalaman ekonomi
yang lebih tinggi cenderung memiliki keunggulan kompetitif yang lebih besar.
Teori Linder, atau permintaan tumpang tindih, adalah konsep yang
menjelaskan bagaimana permintaan untuk barang atau jasa dapat menumpang
tindih atau bertumpuk pada suatu negara, menyebabkan harga meningkat dan
ketersediaan menurun. Konsep ini sangat relevan dalam memahami dinamika
perdagangan internasional dan bagaimana negara-negara dapat memanfaatkan
kesempatan perdagangan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Keunggulan kompetitif bangsa-bangsa adalah kemampuan suatu negara
untuk memproduksi barang atau jasa dengan biaya yang lebih rendah
dibandingkan dengan negara lain, atau untuk menawarkan layanan atau produk
yang lebih baik atau lebih inovatif. Keunggulan kompetitif ini sangat penting
dalam ekonomi internasional, karena memungkinkan negara-negara untuk
mencapai kemajuan ekonomi dan mempertahankan atau meningkatkan posisi
mereka di tingkat internasional.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Skala ekonomi dan kurva pengalaman?
2. Bagaimana Teori Linder?
3. Bagaimana Keunggulan Kompetitif Bangsa Foter?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui Skala ekonomi dan kurva pengalaman
2. Untuk mengetahui Teori Linder
3. Untuk mengetahui Keunggulan Kompetitif Bangsa Foter

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Skala Ekonomi Dan Kurva Pengalaman
Skala ekonomi adalah ukuran yang mencerminkan sejauh mana suatu
negara dapat mempengaruhi ekonomi global dan bagaimana negara tersebut
dapat bersaing di tingkat internasional (Said, 2022). Skala ekonomi biasanya
diukur dalam bentuk Produk Domestik Bruto (PDB) atau PDB per kapita. PDB
adalah total nilai semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara
dalam satu tahun. PDB per kapita, di sisi lain, adalah PDB dibagi dengan
jumlah penduduk negara tersebut, memberikan gambaran tentang kesejahteraan
ekonomi per individu. Skala ekonomi menunjukkan sejauh mana suatu negara
dapat mempengaruhi ekonomi global dan bagaimana negara tersebut dapat
bersaing di tingkat internasional.
Kurva Pengalamanku Diperkenalkan oleh Boston Consulting Group
(BCG), Experience Curve merupakan sebuah konsep yang menyatakan adanya
hubungan yang konsisten antara kuantitas produksi kumulatif suatu perusahaan
dengan biaya produksi (Zaidah & Haq, 2020). Konsep ini menyiratkan bahwa
semakin berpengalaman suatu perusahaan dalam memproduksi produk tertentu,
semakin rendah biaya produksinya.
Ketika total kapasitas produksi (dari unit pertama hingga unit terakhir)
berlipat ganda, biaya pertambahan nilai menurun dengan persentase yang
konstan. Biaya nilai tambah meliputi biaya produksi, pemasaran, distribusi, dan
administrasi.
Konsep kurva pengalaman pertama kali diperkenalkan oleh Boston
Consulting Group (BCG) pada tahun 1960an saat menganalisis perilaku biaya
di perusahaan. Bruce Henderson, pendiri kelompok tersebut, memimpin
penelitian pada produsen semikonduktor terkemuka untuk menganalisis
hubungan antara perilaku biaya dan kuantitas produksi. Penelitian menemukan
bahwa ketika produsen menggandakan volume produksinya, terjadi penurunan
biaya produksi keseluruhan sebesar 25%.
Kurva Pengalaman Boston Consulting Group mendefinisikan hubungan
tersebut sebagai “kurva pengalaman”, di mana perusahaan memperoleh lebih
banyak pengalaman dengan memproduksi lebih banyak produk

3
tertentu. Penelitian tambahan yang dilakukan oleh BCG pada akhir tahun
1960an dan awal tahun 1970an mengungkapkan bahwa efek kurva pengalaman
untuk berbagai industri berkisar antara 10% dan 25% (Melati, 2020).

Gambar 1. Representasi
Saat merepresentasikan kurva pengalaman pada grafik, biaya per unit
produksi diplot pada sumbu Y, sedangkan kuantitas produksi kumulatif diplot
pada sumbu X. Biaya produksi satuan mencakup biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk menambah nilai produk tetapi tidak termasuk biaya
pembelian bahan.
Kurva tersebut menunjukkan bahwa ketika perusahaan meningkatkan
kuantitas produksi kumulatifnya secara keseluruhan, biaya per unitnya menurun
pada tingkat yang konstan. Penurunan ini berlangsung tanpa batas dan ternyata
konsisten, bahkan dari satu industri ke industri lainnya. Dalam beberapa kasus,
kurangnya pengalaman di beberapa industri dapat dipandang sebagai akibat dari
kesalahan manajemen.
Hubungan antara skala ekonomi dan kurva pengalaman sangat erat. Skala
ekonomi yang lebih besar biasanya menunjukkan bahwa negara tersebut
memiliki lebih banyak sumber daya manusia yang memiliki pengalaman kerja
yang lebih tinggi. Ini berarti bahwa negara-negara dengan skala ekonomi yang
lebih besar cenderung memiliki kurva pengalaman yang lebih tinggi, yang pada
gilirannya dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja mereka.

4
Sebaliknya, negara-negara dengan skala ekonomi yang lebih kecil
mungkin memiliki kurva pengalaman yang lebih rendah, karena mereka
mungkin memiliki lebih sedikit sumber daya manusia atau sumber daya
manusia yang kurang berpengalaman. Namun, ini juga berarti bahwa negara-
negara dengan skala ekonomi yang lebih kecil dapat memanfaatkan kurangnya
pengalaman kerja sebagai kesempatan untuk inovasi dan peningkatan
produktivitas melalui pendidikan dan pelatihan.

B. Teori Linder
Teori Linder, juga dikenal sebagai teori permintaan tumpang tindih,
adalah konsep ekonomi yang menjelaskan bagaimana permintaan untuk suatu
barang atau jasa dapat menumpang tindih atau bertumpuk pada suatu negara,
menyebabkan harga meningkat dan ketersediaan menurun. Teori ini pertama
kali diperkenalkan oleh ekonomi srilankalahiran David Linder pada tahun 1960-
an dan telah menjadi topik penting dalam studi ekonomi internasional.
Teori Linder berfokus pada fenomena di mana permintaan untuk suatu
barang atau jasa menumpang tindih pada suatu negara, bukan pada negara
tempat barang atau jasa tersebut sebenarnya diproduksi. Hal ini terjadi ketika
harga barang atau jasa di suatu negara meningkat lebih cepat dibandingkan
dengan negara lain, menarik permintaan dari negara lain yang mencari barang
atau jasa tersebut dengan harga yang lebih rendah. Ini menyebabkan
ketersediaan barang atau jasa di negara asal menurun, karena permintaan yang
tumpang tindih menyebabkan harga meningkat.
Dampak teori Linder pada ekonomi internasional sangat signifikan.
Pertama, teori ini menunjukkan bagaimana harga internasional dapat
dipengaruhi oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran di tingkat global.
Kedua, teori ini menunjukkan bagaimana negara-negara dapat memanfaatkan
kesempatan perdagangan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Misalnya,
negara-negara yang memiliki harga barang atau jasa yang lebih rendah dapat
menarik permintaan dari negara-negara lain, meningkatkan ekspor dan
kesejahteraan ekonomi mereka.

5
Sebagai contoh penerapan teori Linder, kita dapat melihat fenomena
perdagangan mobil baru. Jika harga mobil baru di suatu negara meningkat lebih
cepat dibandingkan dengan negara lain, maka permintaan untuk mobil baru di
negara tersebut akan menumpang tindih, menyebabkan harga mobil baru di
negara tersebut meningkat dan ketersediaan mobil baru di negara tersebut
menurun. Ini akan mendorong konsumen di negara tersebut untuk mencari
mobil baru di negara lain, yang mungkin memiliki harga yang lebih rendah.

C. Keunggulan Kompetitif Bangsa Foter


Keunggulan kompetitif adalah kemampuan suatu negara untuk
memproduksi barang atau jasa dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan
dengan negara lain, atau untuk menawarkan layanan atau produk yang lebih
baik atau lebih inovatif (Sunarsih, 2017). Keunggulan kompetitif ini sangat
penting dalam ekonomi internasional, karena memungkinkan negara-negara
untuk mencapai kemajuan ekonomi dan mempertahankan atau meningkatkan
posisi mereka di tingkat internasional.
Keunggulan kompetitif bangsa-bangsa dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor, termasuk tingkat pendidikan, inovasi teknologi, kualitas infrastruktur,
dan kebijakan pemerintah (Suharman et al., 2018). Negara-negara dengan
tingkat pendidikan yang tinggi cenderung memiliki sumber daya manusia yang
lebih berpengalaman dan terampil, yang dapat meningkatkan produktivitas dan
kualitas kerja. Inovasi teknologi dapat meningkatkan efisiensi produksi dan
menawarkan produk atau layanan yang lebih baik dibandingkan dengan
pesaing. Kualitas infrastruktur yang baik dapat memfasilitasi perdagangan dan
investasi, sementara kebijakan pemerintah yang mendukung bisnis dan inovasi
dapat menciptakan lingkungan yang menguntungkan untuk pertumbuhan
ekonomi.
Beberapa bangsa-bangsa telah menunjukkan keunggulan kompetitif yang
signifikan dalam ekonomi internasional. Misalnya, negara-negara seperti
Singapura, Hong Kong, dan Taiwan telah menjadi pusat perdagangan global
yang penting, dengan keunggulan kompetitif yang didasarkan pada infrastruktur
yang baik, kebijakan pemerintah yang mendukung, dan populasi yang sangat
berpengalaman. Negara-negara lain seperti Amerika Serikat dan Jerman juga

6
dikenal dengan keunggulan kompetitif mereka dalam bidang teknologi dan
inovasi, yang memungkinkan mereka untuk menawarkan produk dan layanan
yang inovatif dan berkualitas tinggi.
Keunggulan kompetitif sangat penting dalam ekonomi internasional,
karena memungkinkan negara-negara untuk mencapai kemajuan ekonomi dan
mempertahankan atau meningkatkan posisi mereka di tingkat internasional.
Negara-negara dengan keunggulan kompetitif yang signifikan dapat menarik
investasi, meningkatkan ekspor, dan menciptakan lapangan kerja yang lebih
baik. Selain itu, keunggulan kompetitif dapat membantu negara-negara untuk
menjaga kesejahteraan sosial dan ekonomi mereka, karena mereka dapat
menawarkan gaji yang lebih tinggi dan kondisi kerja yang lebih baik kepada
warganya.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam ekonomi internasional, skala ekonomi, kurva pengalaman, teori Linder
(permintaan tumpang tindih), dan keunggulan kompetitif bangsa-bangsa semuanya
memainkan peran penting dalam menentukan dinamika perdagangan, investasi, dan
pertumbuhan ekonomi global.
Skala Ekonomi dan Kurva Pengalaman menunjukkan bagaimana ukuran dan
kualitas sumber daya manusia suatu negara dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bersaing di tingkat internasional. Skala ekonomi yang lebih besar dan kurva pengalaman
yang lebih tinggi biasanya menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki lebih banyak
sumber daya manusia yang berpengalaman, yang dapat meningkatkan produktivitas dan
kualitas kerja.
Teori Linder (Permintaan Tumpang Tindih) menjelaskan bagaimana permintaan
untuk suatu barang atau jasa dapat menumpang tindih atau bertumpuk pada suatu
negara, menyebabkan harga meningkat dan ketersediaan menurun. Ini menunjukkan
bagaimana negara-negara dapat memanfaatkan kesempatan perdagangan untuk
meningkatkan kesejahteraan mereka, meskipun ini juga dapat menyebabkan
ketidakstabilan harga dan ketersediaan.
Keunggulan Kompetitif Bangsa-Bangsa adalah kemampuan suatu negara untuk
memproduksi barang atau jasa dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan
negara lain, atau untuk menawarkan layanan atau produk yang lebih baik atau lebih
inovatif. Keunggulan kompetitif ini sangat penting dalam ekonomi internasional, karena
memungkinkan negara-negara untuk mencapai kemajuan ekonomi dan
mempertahankan atau meningkatkan posisi mereka di tingkat internasional.

8
DAFTAR PUSTAKA
Afin, R., Yulistiono, H., & Oktarani, N. A. (2008). Perdagangan internasional, investasi
asing, dan efisiensi perekonomian negara-negara ASEAN. Buletin Ekonomi
Moneter Dan Perbankan, 10(3), 261–296.
Diphayana, W. (2018). Perdagangan internasional. Deepublish.
Melati, S. E. (2020). Manajemen Pemasaran. Deepublish.
Said, L. R. (2022). Pemasaran Internasional. Cendikia Mulia Mandiri.
Suharman, S., Nugroho, M., Muq’Asha, M. W., & Murti, H. W. (2018). Inovasi,
Teknologi dan Peningkatan Daya Saing Industri. Prosiding Seminar Nasional
Peran Sektor Industri Dalam Percepatan Dan Pemulihan Ekonomi Nasional, 1(1),
137–148.
Sunarsih, N. (2017). Membangun Keunggulan Kompetitif Melalui Inovasi Dan
Kewirausahaan. Kewirausahaan Dalam Multi Perspektif, 43–58.
Zaidah, A., & Haq, B. N. (2020). Analisis Boston Consulting Group Pada Produk
Busana Muslim UMKM Azqila Hijrah. IKRAITH-EKONOMIKA, 3(3), 1–10.

Anda mungkin juga menyukai