Tinjauan Pustaka
Udang vannamei atau yang sering juga disebut udang putih oleh
adalah jenis udang berasal dari pantai Pasifik Barat Amerika Latin. Ada
Menurut Zakaria (2010), udang putih pasifik atau yang dikenal dengan
Kingdom : Animalia
Sub kingdom : Metazoa
Filum : Arthropoda
Sub filum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Sub kelas : Eumalacostraca
Super ordo : Eucarida
Ordo : Decapoda
Sub ordo : Dendrobranchiata
Famili : Penaeidae
Genus : Litopenaeus
Spesies : Litopenaeus vannamei
(gabungan kepala dada, perut) dan ekor. Ruas-ruas yang nampak pada
seluruh bagian tubuhnya ditutupi oleh kerangka luar yang mengeras, yang
terbuat dari chitin. Pada bagian perut (abdomen) terdapat lima pasang
Sedangkan pada ruas keenam terdapat kaki renang telah berubah bentuk
menjadi ekor kipas yang diujungnya membentuk ujung ekor yang disebut
Gambar 1.
1) Kepala (Thorax)
dan dua pasang maxillae. Kepala udang vanamei juga dilengkapai dengan
tiga pasang maxillped dan lima pasang kaki berjalan (peripoda) atau kaki
berbentuk capit (kaki ke-1, ke-2, dan ke-3) dan tanpa capit (kaki ke-4 dan
2) Perut (Abdomen)
pasang kaki renang dan sepasang uropods (mirip ekor) yang membentuk
kelebihan dalam hal kandungan asam aminonya dari pada daging hewan
darat. Asam aminonya tirosin, triptofan dan sistein lebih tinggi terdapat
histidin lebih rendah, disamping itu daging udang mempunyai rasa lebih
kimia lainnya seperti kolesterol yang terdapat dalam udang yang dicampur
dari berbagai jenis udang. Komponen tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :
kedua yang terpenting adalah protein yaitu sebesar 17,8 gr. Protein ini
tubuh udang adalah sebesar 1,33 gr dan kalori yang dihasilkan adalah
sebesar 85 kkal.
sebesar 0,92 gr, adapun lemak yang dikandung oleh udang adalah
terdiri dari lemak jenuh (saturated fatty acid) sebesar 0,264 gr, lemak
kalsium 33 mg, iron (besi) 2,62 mg, magnesium 29 mg, phosphor 116
mg, potassium 154 mg, sodium 190 mg, Zinc 1,33 mg, cooper 0,164
terdiri dari Vit. B1, Vit. B2, Vit. B6, dan Vit. B12. Komposisi kimia daging
mendapat perlakuan lebih lanjut untuk mendapat produk yang lebih lezat
merubah penampilan dan tekstur, juga memiliki daya awet yang lama.
potensi cukup baik untuk dimanfaatkan. Salah satu cara yang bisa
selama ini umumnya diolah secara langsung. Oleh sebab itu, untuk
1) Head On
yang cukup baik. Udang beku head on pada pengolahan udang PT. 1368
Head less yaitu produk udang beku yang diproses dalam bentuk
kepala sudah dipotong tetapi masih memiliki kulit, kaki, dan ekor.
yang dipotong mulai dari batas kelopak penutup kepala sampai batas
leher bagian atas. Bagian daging kepala yang tersisa sedikit dari
pemotongan kepala biasa disebut genjer. Udang beku head less pada
3) Peeled
Peeled adalah produk udang beku tanpa kepala, kulit atau tanpa
Peeled tail on adalah produk udang beku tanpa kepala dan kulit
dikupas mulai ruas pertama sampai ruas kelima sedangkan ruas terakhir
dan ekor disisakan. Udang beku peeled tail on pada pengolahan udang
PTO, tetapi pada bagian punggung udang diambil vena (kotoran perut)
membelah bagian punggung mulai dari ruas pertama atau kedua sampai
ruas kelima. Udang beku peeled deveined tail on pada pengolahan udang
Peeled and deveined (PND) adalah produk udang yang seluruh kulit
peeled and deveined pada pengolahan udang PT.1368 dapat dilihat pada
Gambar 6.
ekor seperti produk PND tetapi tidak dikeluarkan kotoran perutnya. Udang
pada Gambar 7.
2. Butterflay
Butterflay adalah produk udang beku yang hampir sama dengan
produk PDTO, kulit udang dikupas mulai dari ruas pertama hingga ruas
perut bawahnya, tetapi tidak sampai putus dan kotoran perutnya dibuang.
Udang beku butterflay pada pengolahan udang PT. 1368 dapat dilihat
pada Gambar 8.
akan terjadi perubahan biokimia dan mulai terjadi proses penurunan mutu
(deterioration).
1. Penurunan Mutu secara Enzimatik/Autolisis
mutu yang terjadi karena kegiatan enzim dalam tubuh udang yang tidak
terkendali sehingga senyawa kimia dalam jaringan tubuh yang telah mati
hitam. Proses melanosis ini segera dan cepat dipengaruhi oleh keadaan
kering, adanya oksigen, suhu tinggi dan faktor waktu (Ilyas, 1993).
mutu yang terjadi karena adanya kegiatan bakteri yang berasal dari
busuk (Purwaningsih,1995).
dalam waktu kurang satu jam setelah penangkapan akan segera menjadi
busuk setelah melewati masa kekakuan sehingga pendinginan atau
lanjut. Kesegaran udang akan dapat dipert ahankan jika disimpan dalam
suhu rendah sekitar 0oC serta melindungi udang dari pengeringan oleh
terhadap asam lemak yang dihasilkan dari penguraian lemak oleh enzim.
rancidity), disamping itu juga rupa udang dan daging berubah warnanya
pada produk).
rantai dingin yang tidak tepat dan kondisi sanitasi serta higienis saat
1) Deteriorasi
Adalah adanya perubahan mutu udang pada udang segar yang baru
udang yang berubah secara tiba-tiba secara dratis. Moulting juga bisa
ukuran tubuhnya.
4) Dehidrasi
uap air. Hal ini ditunjukkan oleh adanya salju diatas atau produk
putihan.
Bercak hitam udang ini terjadi adanya aktivitas sejenis enzim yang
disebut Tyrosinase. Enzim ini terdapat pada kulit udang dan memudahkan
bereaksi dengan jenis asam amino. Dari hasil reaksi akan terbentuk dari
tyrosine yaitu melanin. Timbul bercak hitam antar lain disebabkan oleh
kurang baik, jika bahan dasar mempunyai mutu yang baik, maka produk
semua jenis udang segar yang dapat ditangani dan diolah untuk dijadikan
produk akhir berupa udang beku, dan bahan baku harus berasal dari
perairan yang tidak tercemar baik disengaja maupun tidak disengaja oleh
kotoran manusia dan hewan yang dapat mencemari produk yang dimakan
sebagai berikut :
manis
belum ada perubahan warna, transparan dan tidak ada kotoran atau
noda-nodanya.
Udang ini mutunya dibawah prima, ditandai dengan adanya kulit udang
bermutu baik. Udang sudah tidak utuh lagi, misalnya kakinya patah,
Kulit udang yang pecah dan mengelupas, antar ruas-ruas pada tubuh
namun bukan merupakan bagian dari bahan baku utama untuk produk
produksi tetapi bukan menjadi bagian dari bagian utama produk jadi
(Anonim, 2016).
1) Air
daya tahan tubuh. Air merupakan pencuci yang baik bagi makan tersebut
serangan mikroba yang dinyatakan dengan AW yaitu jumlah air bebas yang
yang digunakan adalah standar air minum sesuai dengan SNI 01-
Persyaratan
No. Kriteria Uji Satuan
Air Mineral Air Demineral
1. Keadaan
pH 6,0-8,5
2 - 5,0 – 7,5
Kekeruhan Maks. 1,5
3 NTU Maks. 1,5
Zat yang terlarut Maks. 500
4 mg/I Maks 1,0
Zat organik (angka KmnO4) Maks 1,0
5 mg/I -
Total organik karbon -
6 mg/I Maks. 0,5
Nitrat (sebagai NO3) Maks. 45
7 mg/I -
Nitrit (sebagai NO2) Maks. 0,005
8 mg/I -
Amonium (NH4) Maks. 0,15
9 mg/I -
Sulfat (SO4) Maks. 200
10 mg/I -
Klorida (Cl) Maks. 250
11 mg/I -
Flourida (F) Maks.1
12 mg/I -
Sianida (CN) Maks. 0,05
13 mg/I -
Besi (Fe) Maks. 0,1
14 mg/I -
Mangan (Mn) Maks. 0,05
15 mg/I -
Klor bebas (Cl2) Maks. 0,1
16 mg/I -
Kromium (Cr) Maks. 0,05
17 mg/I -
Barium (Ba) Maks. 0,7
18 mg/I -
Boron (B) Maks. 0,3
19 mg/I -
Selenium (Se) Maks. 0,01
20 mg/I -
Cemaran Logam
21
Timbal (Pb) Maks. 0,005
21.1 mg/I Maks. 0.005
Tembaga (Cu) Maks. 0,5
21.2 mg/I Maks. 0,5
Kadmium (Cd) Maks. 0,003
21.3 mg/I Maks 0,003
Raksa (Hg) Maks. 0,001
21.4 mg/I Maks. 0,001
Perak (Ag) -
21.5 mg/I Maks. 0,025
Kolbat (Co) -
21.6 mg/I Maks. 0,01
Cemaran arsen Maks. 0,01
22 mg/I Maks. 0,01
Cemaran mikroba
23
Angka lempeng total awal *) Maks. 1,0 x 102
23.1 koloni/ml Maks. 1,0 x 102
Angka lempeng total akhir **) Maks. 1,0 x 105
23.2 koloni/ml Maks. 1,0 x 105
Bakteri bentuk koli <2
23.3 APM/100 ml <2
Salmonella Negatif/100 ml
23.4 - Negatif/100 ml
Pseudomonas aeruginosa Nol
23.5 koloni/ml Nol
Keterangan *) Di Pabrik
**) Di Pasaran
aman dan saniter, berasal dari sumber yang diijinkan dengan angka
bertekanan 145, 26 per cm3 (20 pound per square inch). Air minum yang
2) Es
pendingin yang sangat besar per satuan berat atau volume. Proses
yang baik perlu memperhatikan beberapa hal pada pekerjaan, antara lain
yang digunakan, serta menghindari pengesan ikan yang masih kotor dan
sumber air yang bersih dan memenuhi persyaratan air minum serta tidak
d. Fisika *
suhu pusat °C Maksimal -3
Catatan : * untuk es balok
** jika diperlukan
Sumber : BSN, 2006
Lanjutan Tabel 5.
2.5.3 Bahan Tambahan
sifat atau bentuk pangan atau produk pangan. Bahan ini berfungsi untuk
1) Garam
Garam dapur atau garam meja merupakan kristal dari senyawa sodium
klorida. Garam nitrit dan nitrat biasa digunakan untuk curing daging untuk
ini akan tereduksi oleh bakteri nitrat menghasilkan nitrit (Ebook Pangan,
2006).
2) Fospat
miofibril protein sehingga dan dengan bantuan gaya dari luar (misalnya
2011).
ditentukan.
Polifosfat merupakan salah satu jenis garam alkali fosfat yang sering