PENDAHULUAN
Transportasi merupakan sarana yang memiliki peran penting dalam urat nadi
kehidupan manusia. Baik sebagai alat pemindahan barang maupun sebagai sarana
manusia untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain.1 Sebelum adanya
transportasi modern saat ini, pada zaman dahulu nenek moyang kita menggunakan
dengan pola pikir dan kreativitas manusia dalam bidang teknologi transportasi. Dunia
transportasi dibagi kedalam tiga bidang yaitu transportasi darat, transportasi laut atau
dan udara yang berguna untuk menghubungkan antar pulau besar maupun kecil,
dalam hal ini transportasi udara memiliki peran penting dalam aspek perpindahan
cepat sehingga keberadaannya harus dapat menyediakan jasa transportasi efektif dan
lebih efisien. Disamping itu transportasi juga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
1
Eni Setyowati, dkk, “Sejarah Transportasi Bus Esto dan Pngaruhnya Terhadap
Perkembangan Kota Salatiga Tahun 1923-1942”, Jurnal of Indonesian History: Universitas Negeri
Semarang, 2017, hlm.22
2
Sutiawan herwana, “Perkembangan Transportasi Darat di Sukabumi Pengaruhnya terhadap
Kehidupan Sosial Ekonomi dan Perkembangan Kota tahun 1881-1942”, Skripsi: Universaitas
Padjajaran, 2006, hlm.2
1
manusia karena keberadaan transportasi mendukung kelangsungan ekonomi, sosial
manusia dibandingkan dengan transportasi darat dan laut. Hal ini ditandai dengan
keberhasilan Wright bersaudara pada tahun 1903 yang telah membangun „wright flyer
I‟.3 Sejak saat itu banyak orang berlomba-lomba untuk mengembangkan beragam
udara ini bertujuan olahraga atau pertandingan. Seiring berjalannya waktu tranportasi
tersebut berevolusi menjadi sebuah mesin perang hingga sebagai alat angkut komersil
dilakukan oleh Letnan Ter Poorten pada 6 November 1915, penerbangan tersebut
berlangsung selama setengah jam di Tanjung Priok yang pada saat itu merupakan
rekor di Hindia Belanda.4 Sejak saat itu dunia penerbangan memiliki perhatian
khusus dari pemerintah Hindia Belanda. Hal ini dibuktikan dengan keseriusannya
membangun Bandar udara, yang saat ini lebih dikenal dengan sebutan Vliegveld5.
3
„Wright Flyer I‟ merupakan sebuah pesawat yang di bangun oleh Wright bersaudara pada
tahun 1903 dengan sebuah mesin empat silinder rancangan mereka sendiri, setelah dilakukan beberapa
kali percobaan terbang maka pada tahun 1905 berhasil terbang sejauh 39 kilometer sehingga di tahun
1908 Wilbur membawa sebuah pesawat wright flyer IV ke Eropa untuk diperagakan disana. Sebuah
apresiasi Dari TNI Angkatan Udara, Seabad Penerbangan, Jakarta : TNI AU,2003. hlm 19.
4
M. Haselen Van, “Jejak Langkah Penerbangan di Nusantara, Sebuah Rintisan Penerbangan
Militer Hindia-Belanda 1914-1939”, Jakarta: Aerospace Centre Of Indonesia,2005.hlm.19
5
Vliegvelt diambil dari bahasa belanda pada saat itu yang berarti Lapangan terbang. Hoeve
van .W, Kamus Belanda-Indonesia, Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve,1996.hlm.578
2
Sejalan dengan itu didirikan pula dinas penerbangan sebagai wadah pelatihan bagi
Pelabuhan Udara atau kini disebut dengan Bandara6 pertama yang dibangun di
Hindia Belanda yaitu Pelabuhan Udara Cililitan pada 1924, yang saat ini kita kenal
pelabuhan udara di Sumatera, di antaranya terdapat di Jambi yang saat itu merupakan
memiliki dua pelabuhan udara yang di bangun untuk keperluan pendaratan darurat.
Kedua pelabuhan udara tersebut berlokasi di Km 7 dari Kota Sarolangun dan di Teluk
Kuali daerah Tebo. Oleh karena pelabuhan udara ini hanya beroperasi dari tahun
1933 hingga tahun 1935, kemudian ditahun yang sama 1933 dibangun pula pelabuhan
udara darurat di pusat Kota Jambi yang dikenal dengan sebutan pelabuhan udara Paal
Merah km.7.
wilayah keresidenan Djambi pada masa itu. Pelabuhan udara tersebut mendapat
perhatian khusus dari pemerintah Kolonial, karena merupakan salah satu aset penting
6
Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang
digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar
muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.
(http://hubud.dephub.go.id/website/Bandara.php diakses pada 04/03/2020 pukul 07:57 WIB)
3
transportasi udara. Pada tahun 1933 pelabuhan udara Merah resmi didirikan dan pada
tahun 1937 terjadi pembangunan serta perluasan pelabuhan udara oleh pemerintah
Kolonial. Kemudian pada tahun 1942 Jepang masuk ke Jambi dan melakukan
pembangunan sebuah bunker di kawasan Pelabuhan udara tersebut. Tahun 1945 pasca
kemerdekaan rakyat Jambi mengambil alih pelabuhan udara tersebut dan memasang
senjata anti pesawat tempur (AAC).7 Pada tahun 1949 pelabuhan udara Paal Merah
menjadi tempat penyelundupan opium dan obat-obatan guna mendanai perang, dan
ditahun yang sama Kolonel Abunjani selaku komandan TKR daerah Djambi
mendapat penawaran dari R.R Cobley seorang penerbang asal U.S mengenai
serangan atau lebih dikenal dengan agresi Militer Belanda, yang dilakukan oleh
Belanda dengan maksud dapat menduduki wilaya Indonesia setelah perang dunia II
berakhir. Terdapat banyak peristiwa sejarah yang terjadi di pelabuhan udara Paal
Merah. Dinamika Pelabuhan Udara Paal Merah ini menjadi penting untuk dilakukan
pengkajian lebih dalam, sebab sejarah secara historis pelabuhan udara ini merupakan
saksi dan berbagai gejolak yang terjadi di Jambi. Mulai dari periode kolonialisme
Belanda, hingga masa revolusi kemerdekaan. Hal ini membuktikan selain sebagai
prasarana umum, pelabuhan udara juga memiliki aspek historis yang layak di teliti,
7
AAC merupakan singkatan dari Anti Air Craft yang merujuk pada jenis senjata berat
penembak jatuh pesawat musuh.
4
untuk itu penulis ingin mengangkat judul “Sejarah Pelabuhan Udara Paal Merah
Jambi 1933-1950”.
Merah Jambi?
Secara keseluruhan penelitian skripsi ini akan membahas tentang hal-hal yang
berkenaan dengan pelabuhan udara Paal Merah Jambi sebagai pelabuhan udara yang
paling memiliki nilai historis dalam sejarah Jambi berdasarkan data yang didapat,
mulai dari Pembangunan landasan pacu darurat pada 1933, Pembangunan dan
kemudian peran pelabuhan udara Paal Merah dalam dinamika revolusi kemerdekaan
Secara temporal, penelitian ini membatasi waktunya pada tahun 1933 hingga
tahun 1950. Tahun 1933 merupakan awal pembangunan Pelabuhan Udara paal merah
8
Departement Van Verkeer En Waterstaat merupakan Kementerian Transportasi, Pekerjaan
Umum, dan Manajemen air pada masa pemerintahan kolonial belanda di nusantara yang bertanggung
jawab atas manajemen air, transportasi publik, dan infrastruktur.
5
km 7 Jambi oleh “Departement van Oorlog” setelah sebelumnya telah membangun
dua Pelabuhan Udara darurat di Teluk Kuali kabupaten Tebo sekarang dan sebuah
lagi di kilometer 7 dari kota Sarolangun, namun sayang kedua Pelabuhan Udara
tersebut hanya dikuasai hingga tahun 1935, dan sejak saat itu Pelabuhan Udara paal
saat itu. Sedangkan pada tahun 1950 merupakan masa dimana Belanda secara resmi
Indonesia kecuali Papua. Secara spasial, penelitian ini dibatasi ruang lingkupnya
Udara berada.
1.4 Tujuan
sebagai berikut:
Jambi
1933-1950
6
1.5 Manfaat Penelitian
1950
1.5.2 Mengetahui peranan Pelabuhan Udara Paal Merah Jambi dari masa ke
masa
Dewasa ini masih sangat sulit untuk menemukan tulisan-tulisan dari para
tulisan terkait dengan topik tersebut, padahal bila ditinjau lebih mendalam lahan
untuk mengkaji topik tersebut masih sangat luas terlebih lagi bagi para penempuh
jalur sarjana sejarah, adapun buku atau terbitan mengenai topik penerbangan maupun
pelabuhan udara adalah dari kalangan militer terkhususnya Angkatan Udara Republik
Indonesia (AURI).
karya penulis lain, penulis dapat mengumpulkan beberapa buku dan skripsi yang
sebagai bentuk apresiasi dari TNI AU terhadap sejarah penerbangan dunia hingga
7
Indonesia, buku setebal 178 halaman ini menjelaskan dari awal ide gagasan awal
penerbangan, bagaimana jatuh bangunnya ilmuan melakukan uji coba terhadap balon
udara maupun pesawat terbang hingga bagaimana diawal 1950an Indonesia menjadi
Indonesia-Uni Soviet pada masa itu sehingga menguat pula Indonesia dari beragam
merupakan salah seorang anggota penerbang dari KNIL. Buku ini berisi tentang
penerbangan masa lalu tersebut kelak menjadi embrio bagi para penerbang Indonesia.
Buku ini telah dialih bahasakan dari bahasa belanda yang berjudul “25 jaar Militaire
sumber inspirasi bagi para anggota angkatan udara kerajaan belanda (Koninklijke
hasil kerja sama dari TNI AU dengan Aero Space Centre of Indonesia.
cukup lengkap menjelaskan tentang peranan pelabuhan udara paal merah pada saat
pasca kemerdekaan hingga agresi militer belanda II di Jambi. Buku ini diterbitkan
8
oleh dewan pimpinan daerah LVRI Provinsi Jambi dan dicetak tahun 2014. Tentu
Indonesia” karya salah seorang dosen sejarah universitas Indonesia Dr. Yudha
Berikutnya penulis juga diberikan hasil karya skripsi dari salah seorang
tentang “Peranan Angkutan Udara Perintis Merpati Nusantara Airlines di Irian Jaya
Tahun 1978-1997” yang ditulis oleh Alfathan Wira Saputra tahun 2018, meskipun
terbilang cukup jauh dari judul penulis sendiri dari segi judul maupun angka tahunnya
namun tulisan ini dapat membantu penulis dalam melakukan penelusuran sumber
sejarah dan membuat wawasan penulis menjadi terbuka akan hal-hal yang
dalam tulisan ini memilih Irian Jaya sebagai batasan spasialnya maka penulis
Udara di Kota Medan” yang bersyukur penulis bisa temukan sebagai bahan rujukan
penulisan tentang sejarah pelabuhan udara Paal Merah Jambi, karya tersebut di tulis
9
oleh Devika Rizki mahasiswa universitas negeri medan pada tahun 2012. Pada tulisan
ini menceritakan bagaimana sejarah awal penamaan bandara “Polonia” yang berasal
dari kata “Polandia” karena lahan yang didirikan untuk bangunan bandara ini
Tulisan ini merupakan penelitian sejarah seputar peran pelabuhan udara Paal
Merah Jambi periode tahun 1933-1950. Bandar Udara atau pelabuhan udara
digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun
penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda
Tulisan diharapkan ini mampu menyajikan sejarah pelabuhan udara dari segi
sosial, ekonomi, maupun politik. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Prof. Daliman
dalam bukunya : Sejarah memiliki peranan penting dalam pembentukan identitas dan
kepribadian bangsa. Akar sejarah yang dalam dan panjang akan memperkokoh
eksistensi dan identitas serta kepribadian suatu bangsa.10 Sehingga setiap aspek yang
9
http://hubud.dephub.go.id/website/Bandara.php (diakses pada 04/03/2020 pukul 07:57 WIB)
10
A.Daliman, Metode Penelitian Sejarah, Yogyakarta:Ombak,2012.hlm.20.
10
bersinggungan dengan kehidupan sehari-hari manusia dapat ditulis sejarahnya
Penulisan sejarah pelabuhan udara Paal Merah Jambi ini juga didasari oleh
permasalahan dalam penulisan sejarah kota di bidang Ekologi Kota. Ekologi ialah
interaksi antara manusia dan alam sekitarnya dan perubahan ekologi terjadi bila salah
satu dari komponen itu mengalami perubahan.11 Beberapa hal penyebab perubahan
ini juga disebabkan karena kemajuan teknologi seperti pembuatan jalan, jembatan,
penulis. Untuk itu penulis juga menyediakan bagan kerangka berfikir sebagai berikut.
TRANSPORTASI di KOTA JAMBI
11
Kuntowijoyo, “Metodologi Sejarah, Edisi Kedua”, Yogyakarta : PT. Tiara Wacana
Yogya.hlm.64
11
1.8 Metode Penelitian
terdapat pada tulisan-tulisan sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik sumber,
perbaikan Aerodrome di paal merah km.7 Djambi kemudian dokumen dari hasil
sitaan Hatta Djogja Documenten dan terakhir dibantu oleh arsip-arsip foto yang
tersebut hingga rencana Cobley yang merupakan pilot Catalina untuk mendirikan
maskapai penerbangan Rep. Airlines di Jambi dengan modal awal 500.000 str.dollar,
penulis juga menemukan arsip foto kondisi penerbangan jambi pada tahun 1937, foto
landasan pacu masih berupa rumput dan kerikil hingga foto susasana serangan udara
militer belanda di kota jambi pada tahun 1949. Kemudian penulis juga mendapatkan
data berupa arsip foto kegiatan pelabuhan udara Paal Merah Jambi dari Dinas
12
Untuk sumber sekunder penulis telah melakukan penelusuran buku-buku yang
berkaitan tentang pelabuhan udara Paal Merah Jambi. Adapun buku yang telah
terkumpul sebagai rujukan seperti buku Jambi dalam Sejarah Nusantara 692-1949 M,
buku Jambi dalam Sejarah 1500-1942, buku KUPON KARET (Kupon Izin Produksi),
buku Sejarah Revolusi Kemerdekaan Daerah Jambi, dan buku Sejarah Perjuangan
didapatkan secara sah dan legal dari instansi pemerintahan, perpustakaan umum dan
pribadi, sehingga membuat tulisan ini kaya akan sumber dan tanpa ada unsur
plagiarisme.
tahap heuristik, setelah itu penulis melakukan penilaian dan pengujian terhadap
sumber tersebut. Adapun tujuan ketika melakukan kritik sumber sebagai salah satu
Dalam penulisan sejarah kritik sumber terbagi menjadi dua yaitu kritik eksternal dan
kritik internal.
aspek-aspek luar dari sumber sejarah.12 Aspek luar yang dimaksud meliputi empat
penilaian aspek ekstern penulis menemukan arsip asli berupa surat, foto, koran dan
juga peta yang dapat dipertanggungjawabkan keasliannya dan dapat dipastikan lolos
12
Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Penerbit Ombak,2016 .Hlm.84
13
seleksi empat tahap diatas dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan kantor
Kritik internal merupakan kebalikan dari kritik eksternal, kritik ini lebih
menekankan aspek “dalam” yaitu isi dari sumber: kesaksian (testimony).13 bertujuan
untuk melihat kredibilitas kesaksian, apakah isi dari arsip tersebut berhubungan dan
makna kepada fakta-fakta atau bukti-bukti sejarah. tahapan ini dilakukan pada
dasarnya bukti-bukti sejarah hanyalah sebagai saksi di masa lampau adalah saksi bisu
belaka, saksi busu tersebut masih harus menyandarkan dirinya pada kekuatan
informasi dari luar (Ekstern) yaitu peneliti, Penulis, dan sejarawan. Makna dari
interpretasi itu sendiri adalah upaya penafsiran atas fakta-fakta sejarah kedalam
Penyajian tulisan ini dibagi kedalam lima bab pembahasan. Bab I merupakan
pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan
penulisan. Bab I ini memaparkan apa yang akan ditulis dalam penelitian ini beserta
batasan penulisannya.
13
Ibid.Hlm.91
14
Bab II menjelaskan gambaran umum wilayah resident Djambi. Seperti letak
geografis, topografi wilayah, hingga potensi sumber daya alam yang dimiliki wilayah
tersebut sebagai latar belakang pembangunan pelabuhan udara Paal Merah Jambi.
Selanjutnya bab III membahas sejarah pelabuhan udara Paal Merah Jambi
pelabuhan udara Paal Merah jambi terhadap perkembangan sosial ekonomi dan
Kemudian diakhiri dengan bab V yang merupakan bab kesimpulan. Bab ini
akan menyajikan kesimpulan dari penelitian ini. Selain itu penulis akan memberikan
saran mengenai hal-hal yang belum terungkap dalam dalam tulisan ini sehingga bisa
15