Anda di halaman 1dari 9

Teks cerita

sejarah
1. Pengertian Teks cerita
sejarah

2. Ciri-ciri teks cerita sejarah

3. Fungsi teks cerita sejarah

4. Struktur teks cerita sejarah

5. Unsur kebahasaan teks


cerita sejarah

6. Nilai nilai yang terkandung


pada teks cerita sejarah.
- Pengertian sejarah
Peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau yang dapat
dibuktikan kebenarannya berdasarkan fakta dan data yang dimiliki

- pengertian teks cerita sejarah


Naskah cerita yang mengandung nilai-nilai sejarah namun terdapat
cerita rekaan
Ciri-ciri teks cerita sejarah
1. Kronologis
2. Konjungsi Temporal
3. Bentuk ceritanya recount
4.Isinya dapat berupa fakta dan fiksi
dengan latar berupa fakta
Fungsi teks cerita sejarah

1) Rekreatif

2) Inspiratif

3) Instruktur

4) Edukatif
Lembuswana,Satwa Mitologi Kota Raja
Berbelalal bukan gajah, bertaring bukan harimau, bertaji bukan ayam dan bersisik bukan ikan. Itulah
satwa mitos dengan nama Lembuswana. Legenda kemunculannya di sungai Mahakam ratusan tahun
silam menjadikannya simbol kerajaan Kutai kartanegara. Sosok berwarna keemasan nan berkilau
ditempa sinar matahari itu menjadi ikon penanda di halaman Museum Mulawarman, Tenggarong, Kutai
Kartanegara, Kalimantan Timur. Patung satwa itu berbadan kuda,bersisik dan bertaji.Taringnya
menghunus ganas yang mengapit belalainya,. Legenda ini muncul pada masyarakat setempat sejak
zaman Raja Mulawarman yang memerintah Kutai saat itu.

Kemunculan Lembuswana atau dikenal juga dengan nama Paksi Liman Jonggo Yakso ini kerap
dihubungkan dengan kisah lahirnya Putri Karang Melenu yang muncul bersama satwa mitologi ini dari
dasar sungai Mahakam.Menurut legenda rakyat Kutal Lembuswana adalah muncul mengawal bayi putri
Melenu yang kelak menikah dengan Raja Aji Batara Agung Dewa Sakti yaitu raja kutai yang terkenal
sakti. Dan Sang Putrilah yang melahirkan raja-raja dinasti Kutal.
leluhur warga Kutai memercayai bahwa Sang Lembuswana merupakan tunggangan Raja
Mulawarman yangj bertahta sebagai raja Kutai sekitar 1500 tahun silam. Satwa mitologi
inilah yang konon digunakan Mulawarman saat memerintah dan sebagai tunggangan saat
raja melaksanakan tugasnya ke daerah kekuasaanya. Binatang ini diyakini memiliki
kekuatan super yang bisa hidup di air,darat dan udara. Tampaknya mirip dengan sebagian
besar penganut Satwa di nusantara bahwa lembu merupakan kendaraan dewa Shiwa. Satwa
mitologi ini telah menjadi simbol keperkasaan dan kedaulatan seorang penguasa. Unsur
belalainya menandakan bahwa satwa ini juga perlambang sosok Ganesha, Dewa
Kecerdasan.Lembuswana memiliki ciri tubuh yang unik, seperti berbadan lembu, berkepala
singa dan bermahkota, memiliki belalai seperti gajah, bersayap seperti garuda,bersisik
seperti naga, bertanduk seperti sapi,bertaring dan berekor panjang seperti singa.dan kaki
bertaji seperti ayam. Satwa mitos ini juga merupakan lambang dari seorang raja yaitu
melambangkan keperkasaan,, kekuasaan, kecerdasan dan raja adalah pengayom.
Lembuswana yang diukir oleh seniman burm sekitar abad ke-19 ini telah
meretas masa,dari zaman kerajaan martadipura. Makna bagi warga Kutai
tetap tidak berubah bahwa sosok ini mengikhtiarkan pula pemimpin mulia
seharusnya juga mengayomi seluruh rakyatnya. Seperti semboyan
Lembuswana dalam falsafah "Paksi Liman Gangga Yakso" yang artinya seorang
Raja seyogianya memiliki sifat-sifat mulia sebagai pengayom rakyat.

Kini patung Lembuswana dapat kita lihat di berbagai tempat seperti di


halaman depan Museum Mulawarman, Tenggarong,Kutai Kartanegara dan
juga di pulau Kumala. Pulau Kumala adalah daratan kecil di tengah sungai
Mahakam. Pulau ini menjadi destinasi wisata di kota Raja,Kutai Kartanegara.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai