Anda di halaman 1dari 18

1.

Pendahuluan
: CTM atau klorfeniramin maleat merupakan obat yang
● Alasan Pembuatan
digunakan untuk mengobati gejala alergi yang disebabkan oleh
Sediaan rhinitis alergi, dermatitis atopik, urtikaria, dan konjungtivitis
alergi. CTM juga dapat digunakan untuk mengobati gejala
batuk pilek atau common cold.
CTM diformulasikan dalam bentuk sediaan sirup karena CTM
mudah larut dalam air. Selain itu, sediaan sirup disukai oleh
anak- anak karena ditambahkan dengan pemanis yang dapat
menutupi rasa pahit dari obat tersebut serta pengaroma dan
pewarna yang dapat memberi aroma dan warna menarik pada
sediaan sirup. Sediaan sirup lebih mudah ditelan dibandingkan
dengan sediaan padat seperti tablet dan kapsul sehingga dapat
dikonsumsi oleh bayi, anak- anak, dan usia lanjut yang sulit
menelan obat dalam bentuk tablet atau kapsul.

: CTM merupakan obat golongan antihistamin generasi pertama


● Farmakologi
yang bekerja dengan cara menghambat kerja histamin pada
pembuluh darah, saluran pernapasan, dan saluran pencernaan
(MEDSCAPE, 2023).

: Dosis oral (MIMS, 2023):


● Dosis
- Orang dewasa: 4 mg setiap 4-6 jam, maksimal 24 mg
per hari
- Anak-anak: <2 tahun 1 mg; 2-5 tahun 1 mg; setiap 4-6
jam maksimal 6 mg per hari; 6-12 tahun 2 mg setiap 4-6
jam maksimal 12 mg per hari; >12 tahun dosisnya sama
seperti orang dewasa
- Orang tua: Dosis perlu dikurangi, maksimal 12 mg per
hari

: Berdasarkan NHS (2021), CTM memiliki efek samping yang


● Efek samping
umum terjadi ketika dikonsumsi dan efek samping yang serius.
Secara umum, efek sampingnya antara lain merasa ngantuk
pada siang hari, merasa mual, merasa kebingungan atau
kesulitan berkonsentrasi, mulut kering, sakit kepala, dan
pandangan yang kabur. Efek samping yang serius antara lain,
pendarahan atau memar tidak normal, mata berubah menjadi
kuning dan kulit menjadi lebih kuning.

CTM diserap baik pada pemberian secara oral dan memiliki


● Farmakokinetik
waktu paro sekitar 20 jam pada orang dewasa. Apabila
mengkonsumsi makanan, akan menghambat konsentrasi puncak
obat di dalam darah, akan tetapi tidak berpengaruh terhadap
absorpsinya. Dikarenakan terdistribusi ke seluruh tubuh,
golongan pertama antihistamin memiliki struktur yang lebih
lipofilik sehingga dapat menembus sawar darah otak dan
mempengaruhi sistem saraf pusat. Obat ini melewati
metabolisme first pass effect di mukosa gastrointestinal dan
hati, oleh karena itu terdapat 25-60% konsentrasi obat bebas
secara sistemik. Di hati, obat ini dimetabolisme oleh enzim
sitokrom P450. CTM dan metabolitnya
(desmethylchlorpheniramine and didesmethylchlorpheniramine)
di ekskresi melalui ginjal. Eliminasi waktu paro lebih cepat
terjadi pada anak-anak yaitu 9,5-13 jam, sedangkan pada orang
dewasa yaitu 14-24 jam (Nakhaee dan Mehrpour, 2023).

2. Data Preformulasi Zat Aktif (Depkes RI, 2020)


- Nama Resmi/Sinonim : Klorfeniramin maleat; Chlorpheniramine maleate;
Chlorphenamine maleate/piridina maleat

- Struktur dan BM :

Bobot molekul: 390,86


Rumus molekul: C16H19CIN2 .C4H4O4

- Pemerian : Serbuk hablur putih; tidak berbau

- Kelarutan : Mudah larut dalam air; larut dalam etanol dan dalam
kloroform; sukar larut dalam eter dan dalam benzen

- Stabilitas zat aktif : Tidak stabil terhadap cahaya, stabil pada suhu
penyimpanan kurang dari 40 C

- Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan CaCl2 atau phenobarbital natrium

- pH stabilitas zat aktif : Stabil pada pH 4-5

- Bentuk zat aktif : Bentuk dasar dengan gugus kromofor berupa cincin
(ester, dasar, dan pirimidin, benzen, dan ikatan -C=C- (Budiarti dan Afifah,
garam) 2017). Tidak terpolimerisasi

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya

3. Permasalahan Farmasetika dan Solusi


Permasalahan farmasetika : CTM tidak stabil terhadap cahaya, berbentuk hablur
putih, tidak berbau, memiliki rasa pahit, dan stabil
pada pH 4-5 (Depkes RI, 2020).

Solusi : Dosis CTM 2 mg/5mL diperuntukkan untuk anak 6-


12 tahun tiap 4-6 jam. Dikarenakan dosisnya untuk
anak usia 6-12 tahun, zat aktif ini cocok untuk
diformulasikan dalam sediaan sirup. Rasa pahit dari
CTM dapat ditutupi dengan penambahan sukrosa.
Sediaan sirup juga lebih mudah dikonsumsi bagi
bayi, anak-anak dan usia lanjut yang susah menelan
obat dalam sediaan padat seperti tablet atau kapsul,
sehingga bayi, anak-anak dan usia lanjut hanya perlu
meminumnya menggunakan sendok takar yang
disediakan.

4. Rancangan Formula
a. Rancangan Formula Sirupus Simplex 85% (b/v)
Nama Komponen Kadar Jumlah
untuk 100
mL (g)
Sukrosa 85% 85

Metil paraben ad to ad to 100


0,25% b/v 100% mL

b. Rancangan Sirup CTM


Setiap 5 ml mengandung 2 mg CTM

Zat aktif

Nama Komponen Fungsi Rentang Kadar Kadar Bahan Bahan


setiap 5 untuk 1 untuk 3
mL botol (60 botol (180
mL) mL)

Chlorpheniramine Zat aktif Tidak 2 mg/5 2 mg 24 mg 72 mg


Maleat ada mL
rentang

Zat tambahan

Nama Komponen Fungsi Rentang Kadar Bahan untuk 1 botol Bahan


(60 mL) untuk 3
botol (180
mL)

Propilen glikol Pengawet 15-30% 15% 9g 27 g


(Preservativ
es)

Sirupus simplex Pemanis 5-20% 20% 12 g 36 g


85% (Sweetening
agent)

Asam sitrat antioksidan 0,1-2% 2% 1,2 g 3,6 g


monohidrat

Natrium sitrat Dapar 0,3-2% 2% 1,2 g 3,6 g


dihirat (Buffer)

Aquades Pelarut - Ad 100 Ad 60 mL Ad 600 mL


%

5. Data Preformulasi Bahan Tambahan


a. Sirupus Simplex (Depkes RI, 1979)
- Nama : Sirup gula
resmi/sinonim

- Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna

- Kelarutan : Larut dalam air, mudah larut dalam air mendidih, sukar
larut dalam eter

- Stabilitas : Stabil pada tempat yang sejuk

- Inkompatibilitas : Bubuk sukrosa akan terkontaminasi dengan adanya


logam berat yang akan berpengaruh terhadap zat aktif,
dapat bereaksi dengan aluminium

- Penyimpanan : Disimpan pada wadah yang tertutup rapat pada suhu


yang dingin

b. Propilen glikol (Depkes RI, 2020; Rowe et.al, 2009)


- Nama : Propylene Glycol/Propilen glikol
resmi/sinonim

- Struktur dan BM :

Bobot Molekul: 76.09


Rumus Molekul: C3H8O2

- Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas;


praktis tidak berbau; menyerap air pada udara lembab.

- Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan


dengan kloroform; larut dalam eter dan dalam
beberapa minyak esensial; tidak dapat bercampur
dengan minyak lemak.

- Titik leleh : 59°C


- Nama : Propylene Glycol/Propilen glikol
resmi/sinonim

- Struktur dan BM :

Bobot Molekul: 76.09


Rumus Molekul: C3H8O2

- Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas;


praktis tidak berbau; menyerap air pada udara lembab.

- Stabilitas Stabil pada suhu dingin di dalam wadah yang tertutup


rapat, tetapi pada temperatur tinggi dengan wadah
yang terbuka, akan mengalami oksidasi, sehingga
menghasilkan propionaldehida, asam laktat, asam
piruvat, dan asam asetat. Secara kimiawi, propilen
glikol stabil ketika dicampur dengan etanol 95%,
gliserin, atau aquades; larutan berbasis aquades dapat
disterilisasi dengan autoklaf

- Inkompatibilitas : Propilen glikol tidak kompatibel dengan reagen


pengoksidasi seperti kalium permanganat.

- pH stabilitas : -

- Penyimpanan : Propilen glikol bersifat higroskopis dan harus


disimpan pada wadah yang tertutup rapat, terlindungi
dari cahaya, tempat yang dingin dan kering

c. Asam sitrat (Depkes RI, 2020; Rowe et.al, 2009)


- Nama : Acidum Citricum / Sinonim : 2-hydroxy propane-
resmi/sinonim 1,2,3-tricarboxylic acid monohydrate
- Struktur dan BM :

Bobot Molekul: 192.12


Rumus Molekul: C6H8O7

- Pemerian : Hablur bening, tidak berwarna, atau serbuk putih, tidak


berbau atau praktis tidak berbau, rasa sangat asam

- Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam


etanol, agak sukar larut dalam eter

- Titik leleh : 153°C

- Stabilitas :
Asam sitrat akan kehilangan air dari proses kristalisasi
di udara atau ketika dipanaskan sekitar 40oC disimpan
ditempat sejuk

- Inkompatibilitas :
Asam sitrat ini inkom dengan kalium tartrat, alkali
dengan alkali tanah, karbonat dan bikarbonat, asetat
dan sulfida. Senyawa ini berpotensi meledak jika
dikombinasikan dengan logam nitrat

- pH stabilitas : -

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

d. Natrium sitrat (Depkes RI, 2020 ; Rowe et.al, 2009)


- Nama : Tritanium sitrat (anhidrat) / asam sitrat garam
resmi/sinonim trisodium; E331; natrium sitrat tersier;
Trisodium sitrat.
- Struktur dan BM :

Bobot molekul: 258,10


Rumus Molekul: Na3C6H5O7

- Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk putih

- Kelarutan : Dalam bentuk hidrat mudah larut dalam air; sangat


mudah dalam air mendidih; tidak larut dalam etanol
(FI VI, 2020)

- Titik leleh : Mengkonversi ke bentuk anhidrat pada 150°C (HOPE)

- Stabilitas : Sodium sitrat dihidrat merupakan bahan yang stabil.


Larutan berair dapat disterilisasi dengan autoklaf. Pada
penyimpanan, larutan berair dapat menyebabkan
pemisahan partikel padat kecil dari wadah kaca. Bahan
curah harus disimpan dalam wadah kedap udara di
tempat sejuk dan kering

- Inkompatibilitas : Kalsium, garam strontium, basis, agen pereduksi, dan


zat pengoksidasi.

- pH stabilitas : 7,0-9,0 (5% w/v aqueous solution)

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

e. Aquades (Depkes RI, 2020)


- Nama : Air Suling, air murni
resmi/sinonim

- Struktur dan BM :

Bobot molekul: 18,02 g/mol


Rumus molekul: H2O

- Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak


mempunyai rasa

- Kelarutan : sebagai pelarut

- Titik leleh : -

- Stabilitas : Lebih mudah terurai dengan adanya udara luar

- Inkompatibilitas : Meta alkali, magnesium oksida, garam anhydrous,


bahan organik dan kalsium karbida

- pH stabilitas : 7

- Penyimpanan : Jika dikemas, gunakan kemasan wadah non reaktif


yang dirancang untuk mencegah masuknya mikroba.

6. Alat dan Bahan


● Alat

Nama Alat Jumlah

Mortar dan stamper 1

Timbangan analitik 1

Kaca arloji 4

Sendok tanduk 1

Batang pengaduk 1

Hot plate 1

Sudip 2

Magnetic stirrer 1

Viskometer stormer 1

Indikator pH 1
Gelas beaker 1000 mL 1

Gelas beaker 250 mL 3

Gelas ukur 100 mL 1

Botol kaca gelap 10

● Bahan

Nama Bahan Jumlah

CTM 72 mg

Propilen glikol 27 g

Sukrosa 85 g

Asam sitrat 3,6 g

Natrium sitrat 3,6 g

Aquades ad 180 mL

7. Prosedur Pembuatan
a) Persiapan Alat
● Disiapkan Alat dan bahan
● Wadah pencampuran dikalibrasi 80% dari total volume pembuatan sirup
dengan air dan gelas ukur 1 liter
● Wadah pencampuran dikalibrasi hingga volume akhir sediaan (180 mL)
● Botol sediaan dikalibrasi sesuai dengan volume per botol, yaitu 60 mL
● Bahan-bahan ditimbang sesuai dengan keperluan batch
● Apabila bahan berbentuk serbuk, digerus terlebih dahulu sebelum ditimbang
b) Penimbangan bahan
● Serbuk CTM digerus dalam mortir hingga halus
● Serbuk CTM Sebanyak 240 mg
● Serbuk sukrosa digerus dalam mortir hingga halus
● Serbuk sukrosa ditimbang sebayak 360 g
● Serbuk asam sitrat digerus dalam mortir hingga halus
● Serbuk asam sitrat ditimbang sebayak 12 g
● Serbuk natrium sitrat digerus dalam mortir hingga halus
● Serbuk natrium sitrat ditimbang sebayak 12 g
● Propilen glikol ditimbang Sebanyak180 g
c) Pembuatan Sirupus Simplex
● Sukrosa ditimbang sebanyak 85 g
● Aquades dididihkan menggunakan gelas beaker 2,5 mL pada hotplate
● Sukrosa dimasukkan ke dalam aquades yang mendidih
● Campuran diaduk hingga homogen
● Campuran ditunggu hingga dingin
● Campuran dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 mL
d) Pelarutan dan Pencampuran Bahan
● CTM 240 mg dilarutkan dalam 100 mL aquades (disisihkan)
● Sukrosa 360 gram dilarutkan dalam 150 mL air panas (disisihkan)
● Asam sitrat 12 gram dan natrium sitrat 12 gram dilarutkan dalam 10 mL
aquades (disisihkan)
● Sukrosa dan propilen glikol 180 gram diaduk sampai hingga homogen
● CTM dan campuran sukrosa-propilen glikol diaduk hingga homogen
● Campuran tersebut ditambahkan campuran asam sitrat-natrium sitrat
● Campuran diaduk hingga homogen
● Aquades ditambahkan hingga 600 mL
● Campuran diaduk dengan magnetic stirrer hingga homogen
● Setelah homogen dilakukan In Process Control yang meliputi
- Uji Organoleptis
- Uji pH (nilai 7)
- Bobot jenis
- Viskositas
e) Filling
● Campuran homogen dituang ke dalam botol sediaan sesuai dengan batas
kalibrasi
● Hapus tanda kalibrasi ketika sudah cukup terisi
● Botol sediaan ditutup rapat
● Dilakukan In Process Control yang meliputi
- Penampilan
- Kelengkapan
- Penandaan
- Volume terpindahkan
- Kebocoran
- Kemudahan dituang
f) Evaluasi Sediaan
1. Uji Organoleptik

-Indra penglihatan : Berhubungan dengan warna, viskositas, volume,


wujud dari sediaan

-Indra peraba : Berkaitan dengan tekstur dan konsistensi dari sediaan

-Indra pembau : Berkaitan dengan aroma dari sediaan sebagai


indikator terjadinya kerusakan pada sediaan

-Indra pengecap : Berkaitan dengan rasa dari sediaan

2. Pengukuran pH
- Alat pH meter dikalibrasi dengan buffer standar
- Wadah limbah disiapkan
- Indikator pH dimasukkan ke dalam sirup
- Tombol read ditekan
- Ditunggu hingga alat selesai mengukur
- Nilai pH yang terbaca dicatat
- Indikator pH dibersihkan dengan aquades semprot
- Indikator dikeringkan dengan tisu
- Indikator diletakkan di dalam wadah pH meter
3. Penentuan Volume Terpindahkan (Untuk wadah dosis ganda)
- Dipilih 3 wadah untuk pengujian
- Wadah dikocok satu per satu
- Isi dari tiap wadah dituang secara perlahan-lahan ke dalam gelas ukur tidak
lebih dari dua setengah kali volume yang diukur dan telah dikalibrasi
- Penuangan dilakukan secara hati-hati agar terhindar dari pembentukan
gelembung udara
- Didiamkan selama 30 menit
- Apabila bebas dari gelembung udara, volume diukur dari setiap campuran
4. Penentuan Bobot Jenis
- Piknometer yang bersih dan kering disiapkan
- Piknometer kosong ditimbang
- Piknometer kosong diisi dengan aquades
- Bagian luar piknometer dibersihkan hingga kering dan ditimbang
- Aquades dibuang
- Piknometer dikeringkan
- Piknometer diisi dengan sirup yang akan diukur bobot jenisnya pada suhu
yang sama pada pengukuran di aquades
- Bagian luar piknometer dibersihkan dan ditimbang
- Bobot jenis sirup dihitung
5. Uji kejernihan
- Pengamatan dilakukan secara visual oleh praktikan
- Pengamatan dilakukan pada sediaan
6. Penentuan viskositas Brookfield
- Uji viskositas dapat menggunakan viscometer Brookfield
- Sampel dimasukkan ke dalam gelas kimia
- Ukuran spindle dipilih sesuai sampel yang digunakan
- Spindel dipasang pada konektor
- Spindel dimasukkan ke dalam sampel hingga batas kedalaman yang
ditentukan
- Rpm spindle diatur
- Alat di running
- Hasil pembacaan viskositas dicatat
- Pengukuran viskositas menggunakan 4 jenis spindel yang berbeda
- Viskositas rata-rata merupakan rata-rata dari viskositas dengan 4 spindel
yang berbeda
8. Evaluasi
a) Uji organoleptis (Fickri, 2018)
-Prinsip evaluasi : Pengujian berdasarkan penglihatan (viskositas, ukuran,
bentuk, panjang, lebar, diameter, warna kilap dan bentuk
bahan); Indra peraba (konsistensi, struktur dan tekstur);
Indra pembau (yang dapat digunakan untuk menentukan
kondisi bahan seperti mengalami kerusakan); Indra
pengecap (kepekaan rasa seperti rasa manis, asam, asin,
pahit, gurih, sensasi pedas dan astringent).

-Persyaratan uji : Tidak mengalami perubahan warna, bau, dan rasa setelah
satu minggu diuji.

b) Penetapan pH (Departemen Kesehatan, 1979)


-Prinsip evaluasi : Pengujian derajat keasaman menggunakan pH-meter
untuk menentukan derajat keasaman atau kebasaan dari
suatu larutan.

-Persyaratan uji : PH = 4-5 dikarenakan CTM stabil pada pH 4-5


(Departemen Kesehatan, 1979)

c) Uji Kejernihan (Fickri, 2018)


-Prinsip evaluasi : Pengujian secara visual dengan bantuan cahaya yang
diteruskan pada larutan.

-Persyaratan uji : Jernih dan tidak mengandung pengotor

d) Bobot Jenis (Departemen Kesehatan, 1979)


-Prinsip evaluasi : Pengujian menggunakan alat piknometer yang
berdasarkan perbandingan bobot zat yang di udara
terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama

-Persyaratan uji : Bobot jenis sirup yaitu 1,3 g/mL

e) Viskositas/Kekentalan (Fickri, 2018)


-Prinsip evaluasi : Pengujian berdasarkan kecepatan larutan mengalir.

-Persyaratan uji : 1,811 Cps.

f) Penetapan Volume Terpindahkan (Depkes RI, 2020 hal. 2121)


-Prinsip evaluasi : Pengujian ini dilakukan sebagai jaminan bahwa cairan oral
yang dikemas dengan volume tertera pada etiket tidak
lebih dari 250 mL, yang tersedia dalam bentuk sediaan
cair atau sediaan cair yang di konstitusi dari bentuk padat
dengan penambahan bahan pembawa tertentu dengan
volume yang ditentukan, jika dipindahkan dari wadah asli,
akan memberikan volume terpindahkan sediaan seperti
tertera pada etiket

-Persyaratan uji : Sirup termasuk ke dalam sediaan wadah dosis ganda:


- Volume rata-rata cairan yang diperoleh dari 10 wadah
tidak kurang dari 100%, dan volume dari masing-
masing wadah dari 10 wadah terletak dalam rentang
95% sampai 110% dari volume yang tertera pada
etiket.
- Jika A adalah volume rata-rata kurang dari 100% dari
volume yang tertera pada etiket, tetapi tidak ada satu
wadah pun volumenya terletak diluar rentang 95%
sampai 110% dari volume yang tertera pada etiket,
atau B adalah volume rata-rata tidak kurang dari 100%
dan tidak lebih dari satu wadah yang volumenya diluar
rentang 95% sampai 110%, tetapi dalam rentang 90%
sampai 115%, lakukan uji terhadap 20 wadah
tambahan
- Volume rata-rata cairan yang diperoleh dari 30 wadah
tidak kurang dari 100% dari volume yang tertera pada
etiket, dan tidak lebih dari satu dari 30 wadah
volumenya diluar rentang 95% sampai 110%, tetapi
masih dalam rentang 90% sampai 115% dari volume
yang tertera pada etiket.

9. Hasil Pengamatan
10. Pembahasan
11. Kesimpulan
12. Daftar Pustaka
13. Lampiran
a) Analysis data
● CTM
= 2 mg
Dalam 5 ml
Bahan untuk 1 botol (60 ml) 60 ml
= x 2 mg = 24 mg
5 ml

Bahan untuk 10 botol (600 ml) = 10 x 24 mg

= 240 mg

● Propilen glikol
30
Dalam 5 ml = x 5 = 1,5 gram
100

60 ml
Bahan untuk 1 botol (60 ml) = x 1,5 gram = 18 gram
5 ml
Bahan untuk 10 botol (600 ml)
= 10 x 18 mg
= 180 mg

● Sukrosa
60
Dalam 5 ml = x 5 = 3 gram
100

60 ml
Bahan untuk 1 botol (60 ml) = x 3 gram = 36 gram
5 ml
Bahan untuk 10 botol (600 ml)
= 10 x 36 gram

= 360 gram

● Asam sitrat
2
Dalam 5 ml = x 5 = 0,1 gram
100

60 ml
Bahan untuk 1 botol (60 ml) = x 0,1 gram = 1,2 gram
5 ml
Bahan untuk 10 botol (600 ml)
= 10 x 1,2 gram

= 12 gram

● Natrium sitrat
2
Dalam 5 ml = x 5 = 0,1 gram
100

60 ml
Bahan untuk 1 botol (60 ml) = x 0,1 gram = 1,2 gram
5 ml
Bahan untuk 10 botol (600 ml)
= 10 x 1,2 gram

= 12 gram

● Aquades
100
Dalam 5 ml = x 5 = 5 ml
100

Bahan untuk 1 botol (60 ml)


Bahan untuk 10 botol (600 ml) 60 ml
= x 5 ml = 60 ml
5 ml

= 10 x 60 ml

= 600 ml

Anda mungkin juga menyukai