Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KEGAGALAN PRODUKSI

SEGMENTAL APLASIA DUCTUS WOLFFIAN


Dosen Pengampu : drh. Annisa Rahmi, MSi

Nama Anggota :
1.Muhammad Ihsan Kholilullah (A.2110463)
2. Muhammad Dzulfiqar (A.2110259)
3. Mujahiroh (A.2110824)
4. Tivanka Adinda Putri (A.2210297)
5. Wildan Muhammad (A.2110698)
6. Rian Riyadi (A.2111600)
7. Irsaludin (A.2110303)
8. Zaky Syaban Suryanto (A.2110670)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2024
I. PENGERTIAN
SEGMENTAL APLASIA DUCTUS WOLFFIAN merupakan jenis penyakit cacat
lahir yang disebabkan oleh kegagalan dalam perkembangan normal bagian-bagian dari
ductus Wolffian, yang merupakan bagian dari sistem reproduksi jantan pada mamalia,
termasuk manusia dan hewan ternak. Segmental aplasia dari ductus Wolffian seperti
diketahui dari epididimis (Epididymis merupakan saluran reproduksi jantan yang terdiri
dari tiga bagian yaitu kaput epididymis, korpus epididymis dan kauda epididymis),
ductus deferens, dan ampulla ductus deferens merupakan perkembangan dari ductus
Wolffian (adalah struktur embriologis yang berkembang pada embrio untuk
membentuk bagian dari sistem reproduksi jantan pada mamalia, termasuk manusia dan
hewan ternak). Pada cacat ini sebagian kecil atau sebagian besar, satu atau kedua ductus
Wolffian hilang. Kalau hanya unilateral yang tidak tumbuh atau buntusering kali masih
fertil. Tetapi kalau bilateral hewan tersebut akan steril (mandul). Kejadian ini lebih
sering terjadi pada keturunan dari pejantan yang memperlihatkan cacat ini. Pada sapi
hilangnya epididimis dapat sebagian atau total dari satu atau kedua epididimis, tetapi
lebih sering terjadi epididimis yang kanan yang tidak ada. Segmental aplasia dari
epididimis menyebabkan terkumpulnya spermatozoa di dalam epididimis yang buntu,
kejadian ini disebut spermatocele.

Gambar. SEGMENTAL APLASIA DUCTUS WOLFFIAN pada babi hutan

II. PENYEBAB
Aplasia adalah kegagalan jaringan atau organ untuk berkembang, sehingga
menghasilkan organ yang belum sempurna pada orang dewasa. Atresia ditandai dengan
aplasia organ tubular yang mengakibatkan stenosis atau tidak adanya sama sekali. Aplasia
segmental dapat mempengaruhi beberapa bagian saluran reproduksi tubular karena
berbagai malformasi yang mendasarinya Colaço dkk. mengklasifikasikan beragam
penyebab aplasia berdasarkan tiga kelainan kongenital: kegagalan perkembangan saluran
paramesonefrik, kegagalan fusi saluran paramesonefrik ekor menjadi satu lumen, dan
kegagalan ujung ekor saluran paramesonefrik untuk menyatu dengan saluran. sinus
urogenital. Dalam kasus ini ratu menderita aplasia akibat ketiga malformasi perkembangan,
yang belum pernah didokumentasikan pada satu individu spesies ini.
Saluran Wolfii atau duktus Mesoneprikus berperan kepada perkembangan saluran
reproduksi hewan jantan (epididimis, vas deferens, ampula, dan kelenjar vesikula
seminalis), sehingga kelainan pada perkembangan ini akan mengakibatkan kelainan pada
perkembangan saluran reproduksinya. Seringkali ditemukan pada kasus
epididimis lebih kecil dari normal(aplasia segmentalis epididimis), kelenjar vesikula m
engecil (aplasia/hipoplasia vesikulaseminalis), aplasia/hipoplasia kelenjar bulbourethral
is atau prostate (Jost et al. 1973). Kelainan anatomi pada alat kelamin yang disebabkan
oleh faktor genetik dan bersifat menurun, dapat terjadi baik pada hewan jantan
maupun betina.
Menurut Konig et al. (1972) dan Ostrowski (1972) kondisi pada kasus kelainan ini
diwariskan dan diduga secara resesif melibatkan gen dari kedua orang tuanya. Di dukung
penelitian Blom dan Hermansen (1969) penemuan serupa juga terjadi pada cerpelai yaitu
kondisi kelainan ini bersifat bilateral antara kedua orang tuanya yang menjadi alasan
etiologi genetik serta pada sapi jantan kasus Segmental Aplasia duktus mesonefrikus
bilateral bersifat steril.

III. PENANGANAN
Aplasia Segmental Ductus Wolffian adalah kondisi di mana saluran Wolffian pada
hewan ternak mengalami gangguan. Berdasarkan hasil pencarian,terdapat beberapa metode
pengobatan yang dapat dilakukan untuk gangguan reproduksi pada ternak sapi terkait
dengan kondisi ini:
➢ Pemeriksaan reproduksi pada ternak sapi meliputi palpasi rektal dan penentuan
kadar progesteron dalam serum darah.
➢ Palpasi rektal dapat membantu dalam menentukan kebuntingan, umur kebuntingan,
dan ramalan waktu kelahiran dengan ketepatan
➢ mendiagnosa gangguan reproduksi, tindakan pengobatan dilakukan sesuai dengan
tanda klinis yang ditemukan
➢ Pengobatan yang diberikan harus disesuaikan dengan kondisi spesifik yang terjadi
pada hewan ternak.
➢ Infeksi uterus dapat berdampak negatif pada kesuburan hewan ternak, oleh karena
itu, manajemen kesehatan reproduksi sangat penting untuk mencegah masalah
reproduksi seperti aplasia segmental ductus Wolffian
➢ Diagnosa terhadap infeksi uterus melibatkan pemeriksaan klinis secara umum,
palpasi rektal, vaginoskopi, dan uji laboratorium
Dalam penanganan aplasia segmental ductus Wolffian pada hewan ternak, penting
untuk melakukan pemeriksaan yang teliti, mendiagnosa dengan akurat, dan
memberikan pengobatan yang tepat sesuai dengan kondisi spesifik yang dialami oleh
hewan ternak tersebut.
REFERENSI

Jost A, Vigier B, Prépin J, Perchellet JP. 1973. Studies on sexual differentiation in mammals.
Recent Prog Horm Res 29:1–41

Konig H, Weber W, Kupferschmied H, 1972: Epididymal aplasia in bulls and boars. A.


demonstration of 18 cases with recessive inheritance in the Simmentaler spotted breed. B.
Occurrence of abnormalities in one boar and 3 offsprings. Schweiz Arch Tierheilkd 114, 73–
82.

Ostrowski, J. E. B. (1972)--Df. tierorzrl. Wschr. 79: 473

Blom, E. and Hermansen, E. (1969)--Nord. Vet-Med 21: 188


https://id.scribd.com/document/358508288/Kegagalan-Reproduksi-Hewan-Jantan
https://docplayer.info/33480710-Kesuburan-hewan-jantan-ada-hubungannya-dengan-
beberapa-faktor-yaitu.html
Ilmu Reproduksi Ternak Dr. Tita Damayanti Lestari, drh., MSc. Prof. Dr. Ismudiono,
drh,
MS.https://repository.unair.ac.id/74419/33/Bukti%207%20Ilmu%20Reproduksi%20Te
rnak-dikompresi.pdf
https://betcipelang.ditjenpkh.pertanian.go.id/site/upload/common/file/MANAJEMEN%
20KESEHATAN%20REPRODUKSI,%2002%20Februari%202018%20BET%20Cipel
ang.pdf
Colaço B, Pires MDA, Payan-Carreir R. Aplasia kongenital segmen uterus-vagina pada
anjing . Dalam: Perez-Marin CC, penyunting. Pandangan Luas tentang Kedokteran
Hewan. Kroasia: InTech; (2012) hal. 165–78.

Anda mungkin juga menyukai