Original Article
65145
*Correspondence: retno_astuti@ub.ac.id
Received: January 5th, 2020; Accepted: March 5th, 2020; Published online: November 26th, 2020
Abstrak
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko dan agen risiko, serta memberikan
rekomendasi mitigasi untuk mencegah agen risiko penyebab risiko yang berpotensi dengan
mempertimbangkan kesejahteraan hewan, kehalalan, dan keamanan pada rantai pasok daging ayam
broiler skala menengah di Kota Malang.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode House of Risk (HOR) 2 fase, yaitu HOR fase 1 (HOR-1)
dan HOR fase 2 (HOR-2). Identifikasi risiko, agen risiko, dan penentuan Aggregate Risk Potential
(ARP) dilakukan pada HOR-1. HOR-2 digunakan untuk menentukan prioritas mitigasi risiko yang
paling efektif dengan mempertimbangkan sumber daya. Seluruh penilaian dilakukan oleh
responden ahli, yaitu pemilik RPA dan pengecer daging ayam broiler.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat 38 kejadian risiko dan 27 agen risiko kesejahteraan
hewan, kehalalan, dan keamanan pada rantai pasok industri daging ayam broiler skala menengah.
Agen risiko dengan nilai ARP tertinggi yaitu kesalahan teknik penyimpanan daging ayam broiler
oleh pengecer (A26) dengan nilai ARP 144 dan kesalahan manajemen penyimpanan daging ayam
broiler oleh penyembelihan ayam (A15) dengan nilai ARP 126. Agen risiko tersebut juga
diprioritaskan berdasar diagram Pareto dengan nilai kumulatif sebesar 30,65% dari keseluruhan nilai
ARP. Rekomendasi sebanyak 6 strategi mitigasi risiko dihasilkan secara brainstorming untuk
mencegah kemunculan agen risiko prioritas pada rantai pasok industri daging ayam broiler skala
menengah.
Kesimpulan: Agen risiko prioritas pada rantai pasok industri daging ayam broiler skala menengah
dapat dicegah kemunculannya dengan menerapkan strategi mitigasi risiko berdasar prioritas, yaitu
penyuluhan higienitas penanganan daging (PA5), penyuluhan penyimpanan produk halal (PA3),
dan pemakaian es batu ketika listrik padam (PA6). Strategi mitigasi tersebut diharapkan dapat
meningkatkan aspek kesejahteraan hewan, kehalalan, dan keamanan pada rantai pasok industri
daging ayam broiler skala menengah.
Kata Kunci: Daging ayam broiler; Manajemen risiko; Rantai pasok; Strategi mitigasi
https://jurnal.uns.ac.id/lar/index 311
Noerdyah et al (2020) Livest. Anim. Res. 18(3): 311-325
Abstract
Objective: This study was aimed to identify risks and risk agents and provide mitigation
recommendations to prevent risk agents caused potential risks by considering animal welfare, halal,
and food safety on middle-scale supply chain of broiler chicken meat industries in Malang.
Methods: This research used two phases of House of Risk (HOR) method, the 1st phase of HOR (HOR-
1) and 2nd phase of HOR (HOR-2) method. The identification of risk, risk agent, and determining
Aggregate Risk Potential (ARP) were carried out on HOR-1. The HOR-2 method was then used to
determine the most effective priority of risk mitigation by considering resources. All of the
assessment were done by the expert respondents, i.e. the owner of chicken slaughterhouse and
retailer of broiler chicken.
Results: This study found 38 risk events and 27 risk agents of animal welfare, halal, and food safety
in the middle-scale supply chain of broiler chicken industry. The highest ARP scores of risk agent
was improper storing broiler chicken meat by retailers (A26) with ARP score of 144 and
mismanagement in storing broiler chicken meat by the slaughtering house (A15) with ARP score of
126. The risk agents were also considered as important based on Pareto diagram with cumulative
score 30.65% from the overall ARP scores. The recommendations were 6 risk mitigation strategies
resulted by brainstorming to prevent the occurrence of the priority risk agent in the middle-scale
supply chain of broiler chicken industry.
Conclusions: The priority risk agent in the middle-scale supply chain of broiler chicken industry
could be prevented by applying risk mitigation strategies based on priority, such as counselling of
meat handling hygiene (PA5), counselling of halal product storage (PA3), and using of ice cubes
during the electricity power outage (PA6). Those mitigation strategies were expected to increase
animal welfare, halal, and food safety aspects in the middle-scale supply chain of broiler chicken
industry.
Keywords: Broiler chicken meat; Mitigation strategy; Risk management; Supply chain
312 | https://jurnal.uns.ac.id/lar/index
Noerdyah et al. (2020) Livest. Anim. Res. 18(3): 311-325
pasok merupakan hal penting untuk membentuk perasaan dan sikap dalam
diperhatikan dalam industri daging ayam pemilihan serta keputusan pembelian oleh
broiler. masyarakat muslim [10]. Penyembelihan tidak
Manajemen rantai pasok sesuai syariat Islam merupakan salah satu
menghubungkan semua elemen penting risiko kehalalan. Halal critical point control
seperti supplier, manufaktur, distributor, selama penanganan bahan harus diperhatikan
pengecer, dan konsumen secara keseluruhan [11]. Syarat penyembelihan sesuai syariat
untuk menjamin pelaksanaan rantai pasok. Islam adalah membaca niat menyembelih dan
Ketidakpastian kejadian dalam aktivitas menyebut nama Allah, penyembelihan
rantai pasok merupakan risiko yang akan dilakukan dengan mengalirkan darah melalui
memberikan dampak kerugian [5]. Analisis pemotongan saluran makanan, pernapasan,
risiko rantai pasok adalah bagian dari dan pembuluh darah (vena dan arteri),
manajemen rantai pasok yang harus penyembelihan dilakukan satu kali secara
dilakukan untuk menghindari dan cepat, serta memastikan kematian hewan
mengurangi kegagalan bisnis di bawah yang disembelih disebabkan penyembelihan
kondisi ketidakpastian [6]. Manajemen risiko tersebut [12]. Pengakuan jaminan halal
sangat penting untuk pengembangan dibutuhkan produsen sebagai jaminan
berkelanjutan. Kegagalan dalam manajemen keamanan pangan, kualitas, dan karakteristik
risiko dapat mengancam proses lain yang tidak hanya dinikmati oleh
pengembangan berkelanjutan [7]. Manajemen konsumen muslim, tetapi juga dinikmati oleh
risiko rantai pasok berfokus pada cara konsumen non muslim [13].
memahami dan menanggulangi pengaruh Keamanan pangan merupakan kondisi
berantai ketika suatu risiko yang besar dan dan upaya untuk mencegah pangan dari
kecil terjadi pada titik dalam jaringan kemungkinan cemaran biologis, kimia, benda
pasokan. Setiap lini rantai pasok daging ayam lain yang merugikan, dan berbahaya bagi
broiler memiliki risiko terhadap kesejahteraan kesehatan manusia, serta tidak bertentangan
hewan, kehalalan, dan keamanan. dengan agama sehingga aman untuk
Kesejahteraan hewan adalah standar dikonsumsi [14]. Salah satu risiko keamanan
“yang baik” terkait keadaan fisik dan mental daging ayam broiler dapat terjadi pada
hewan berdasar pada perilaku alami hewan aktivitas penyimpanan produk daging.
untuk melindungi hewan dari perlakuan Pertumbuhan dan aktivitas mikroba selama
setiap orang yang tidak layak. Salah satu penyimpanan dipengaruhi oleh faktor suhu,
risiko kesejahteraan hewan dapat terjadi waktu, ketersediaan oksigen, serta kadar air
pada pengangkutan hewan ternak [8]. daging [15]. Penyimpanan dengan suhu
Pengangkutan ayam broiler membutuhkan refrigerator merupakan salah satu cara
waktu lama sehingga dapat menyebabkan pengawetan dalam memperpanjang masa
stres dalam perjalanan. Ayam broiler yang simpan daging ayam broiler [16].
diangkut melebihi kapasitas tampung juga Rancangan strategi mitigasi perlu
tidak memenuhi penerapan kesejahteraan dilakukan sebagai tindakan pencegahan
hewan sehingga dapat menyebabkan ayam untuk mengurangi kemunculan agen risiko.
broiler stres bahkan mengalami kematian Mitigasi risiko dapat berupa pengembangan
sebelum proses penyembelihan. dan evaluasi beragam strategi terhadap nilai
Proses penyembelihan ayam broiler potensialnya serta investasi yang dibutuhkan
memiliki risiko kehalalan terhadap daging [17]. Rekomendasi mitigasi risiko pernah
ayam yang dihasilkan. Masalah kehalalan dilakukan berdasarkan identifikasi dan
menjadi penting karena aspek ini tidak hanya analisis risiko makanan halal di restoran [18]
tentang pelaksanaan aturan agama bagi umat dan rantai pasok pepaya [19] menggunakan
Islam, tetapi juga tentang konsep yang dapat metode Failure Mode and Effect Analysis
menjamin kualitas, keamanan dan kebersihan (FMEA). Metode FMEA digunakan untuk
makanan dan minuman yang dikonsumsi meningkatkan sistem/teknologi dengan
masyarakat setiap hari [9]. Halal merupakan mengatasi masalah berdasar urutan Risk
salah satu konsep aturan agama Islam yang Priority Number (RPN) terbesar hingga terkecil
https://jurnal.uns.ac.id/lar/index | 313
Noerdyah et al. (2020) Livest. Anim. Res. 18(3): 221-236
[20]. Kelemahan FMEA dapat diatasi dengan rantai pasok industri daging ayam broiler pada
pengembangan metode HOR sehingga dapat penelitian ini hanya dibatasi dari RPA hingga
mengidentifikasi agen risiko dan penentuan pengecer dan hanya pada industri daging
mitigasi. ayam broiler skala menengah karena
House of Risk (HOR) merupakan metode keterbatasan waktu dan biaya.
yang sesuai dan spesifik untuk Populasi penelitian ini adalah industri
mengidentifikasi risiko dan agen risiko serta daging ayam broiler di Kota Malang dan
menentukan strategi mitigasi risiko. Agen sampel penelitian berupa dua RPA skala
risiko adalah faktor yang berkontribusi dalam menengah dan enam pengecer. Karakteristik
menimbulkan risiko. Satu agen risiko dapat sampel RPA yang digunakan memiliki omset
menimbulkan lebih dari satu kejadian risiko penjualan 2.5 M-50 M per tahun, kapasitas
[21]. Metode HOR pernah digunakan dalam produksi 300-2000 ekor per hari, sistem
analisis risiko supply chain daging sapi produksi manual, jumlah tenaga kerja
Ausralia ke Indonesia untuk mengidentifikasi langsung <10 orang, serta tidak memiliki
risiko, agen risiko, mengukur tingkat risiko, pengepul untuk pemasok ayam hidup.
dan merumuskan mitigasi di setiap bagian Karakteristik pengecer memiliki kapasitas
dari rantai pasok [5]. Penelitian lain juga produksi 30-60 kg per hari dan jumlah tenaga
dilakukan dengan tujuan untuk menentukan kerja langsung <5 orang. RPA dan pengecer
prioritas agen risiko dan mitigasi risiko yang digunakan dalam penelitian belum
berdasarkan efektivitasnya ketika diterapkan tersertifikasi halal.
dalam rantai pasok buah manggis dan beras
organik [21,22]. HOR fase 1 (HOR-1)
Metode HOR dapat digunakan untuk HOR fase 1 (HOR-1) digunakan dalam
mengidentifikasi risiko dan agen risiko penelitian ini untuk menentukan agen risiko
serta merancang strategi mitigasi untuk yang diprioritaskan tindakan pencegahannya.
mengurangi probabilitas kemunculan agen HOR-1 diawali dengan memetakan aktivitas
risiko dengan memberikan tindakan rantai pasok berdasar Supply Chain Operations
pencegahan pada agen risiko [23]. Agen risiko References (SCOR) yang merupakan proses
adalah faktor penyebab yang mendorong terintergrasi dari plan, source, make, dan deliver
kemunculan risiko. Satu agen risiko dapat [22]. Identifikasi kejadian risiko dan agen
menimbulkan lebih dari satu kejadian risiko risiko pada setiap aktivitas rantai pasok
sehingga pengurangan beberapa kejadian tersebut kemudian dilakukan berdasarkan
risiko dapat dilakukan dengan mengurangi studi literatur dan wawancara terhadap
agen risiko. Oleh karena itu, penelitian ini responden ahli, yaitu 2 pemilik RPA dan 6
menggunakan metode HOR dengan tujuan pengecer daging ayam broiler skala menengah
untuk mengidentifikasi risiko dan agen risiko di Kota Malang.
serta memberikan rekomendasi mitigasi Tahap HOR-1 selanjutnya penilaian
untuk mencegah agen risiko penyebab risiko risiko, agen risiko dan korelasi antara kejadian
yang berpotensi dengan mempertimbangkan risiko (risk event) dan agen risiko (risk agent).
kesejahteraan hewan, kehalalan, dan Penilaian tingkat dampak atau severity
keamanan pada rantai pasok industri daging (Si) pada kejadian risiko (Ei) dilakukan
ayam broiler skala menengah di Kota Malang. dengan menggunakan skala 1-5 yang
menunjukkan bahwa kejadian risiko tersebut
MATERI DAN METODE tidak berdampak hingga berdambak
membahayakan bagi rantai pasok industri
Penelitian dilakukan pada rantai pasok daging ayam broiler skala menengah di Kota
industri daging ayam broiler di Kebalen Malang. Penilaian tingkat kemunculan agen
Wetan, Kedung Kandang, Kota Malang. risiko atau occurence (Oj) pada kejadian risiko
Rantai pasok industri daging ayam broiler di dilakukan dengan menggunakan skala 1-5
Kota Malang pada umumnya terdiri dari yang menunjukkan bahwa agen risiko
peternak, pengepul, RPA, pengecer, industri tersebut hampir tidak pernah muncul hingga
olahan, dan konsumen akhir. Analisis risiko hampir pasti muncul pada rantai pasok
314 | https://jurnal.uns.ac.id/lar/index
Noerdyah et al. (2020) Livest. Anim. Res. 18(3): 311-325
industri daging ayam broiler skala menengah penerapannya pada agen risiko dengan
di Kota Malang. Penilaian korelasi antara menggunakan rumus berikut [23]:
𝑛
kejadian risiko dengan agen risiko (Rij)
kemudian dilakukan dengan nilai 0, 1, 3, dan TEk = ∑ 𝐴𝑅𝑃𝑗 𝐸𝑗𝑘 ∀𝑘 ((2)
𝑗=1
9 yang menunjukkan tidak ada keterkaitan,
Keterangan:
keterkaitan rendah, keterkaitan sedang, dan
ARPj = Aggregate Risk Potential pada agen
keterkaitan kuat.. Tahap selanjutnya pada
risiko ke-j, j= 1,2,3,…,n
HOR-1 adalah perhitungan nilai Aggregate
Ejk = tingkat korelasi pada agen risiko ke j
Risk Potential (ARP). ARP digunakan sebagai
dan mitigasi ke-k, j=1,2,. . .,n dan k=1,2,. . .,l
bahan pertimbangan dalam menentukan
Penilaian Degree of Diffculty (Dk)
prioritas agen risiko yang perlu diberikan
dilakukan untuk mengetahui tingkat
perhatian lebih. Perhitungan ARP dari agen
kesulitan dari setiap strategi mitigasi risiko
risiko (ARPj) dapat menggunakan rumus
terpilih dengan menggunakan skala 3-5 yang
sebegai berikut [23]:
menunjukkan tingkat kesulitan penerapan
ARPj = 𝑂𝑗 ∑𝑛𝑖=1 𝑆𝑖 𝑥 𝑅𝑖𝑗 ∀𝑗 ((1)
strategi mitigasi risiko yang rendah hingga
Keterangan:
tinggi. Tahap selanjutnya adalah perhitungan
ARPj = Aggregate Risk Potential pada agen
Effectiveness to Difficulty (ETDk) untuk
risiko ke-j, j= 1,2,3,…,n
menentukam peringkat prioritas strategi
Oj = tingkat kemunculan agen risiko
mitigasi (Rk) dengan menggunakan rumus
(Occurence level of risk agent) pada
sebagai berikut [23]:
agen risiko ke-j, j= 1,2,3,…,n 𝑇𝐸𝑘
Si = tingkat dampak suatu risiko (Severity ETDk = ((3)
𝐷𝑘
level of risk) pada risiko ke-i, i= 1,2,3,.. Keterangan:
Rij = tingkat korelasi pada risiko ke-i Tek = Total Effectifeness (TEk) pada
dengan agen risiko ke-j. mitigasi ke-k, k=1,2,3,..,l
Dk = Degree of Difficulty pada mitigasi ke-k,
HOR fase 2 (HOR-2) k=1,2,3,..,l
HOR fase 2 (HOR-2) digunakan dalam Prioritas strategi mitigasi risiko diakukan
penelitian ini untuk menentukan prioritas berdasarkan nilai ETDk dengan nilai tertinggi
mitigasi risiko yang paling efektif dengan merupakan strategi mitigasi yang
mempertimbangkan sumber daya. Pemilihan diprioritaskan.
agen risiko dilakukan pada HOR-2 berdasar
urutan nilai ARP dari yang tertinggi HASIL
menggunakan prinsip Pareto [23]. Prinsip
Pareto dapat digunakan untuk bisnis dan Hasil analisis risiko menggunakan House of
industri dalam meningkatkan kualitas. Risk fase 1 (HOR-1)
Prinsip dari Pareto yaitu 80/20 menjelaskan Identifikasi aktivitas rantai pasok daging
bahwa 80% kejadian risiko berasal dari 20% ayam broiler di Kota Malang pada penelitian
agen risiko yang menjadi penyebab [24]. ini dilakukan berdasarkan SCOR dengan
Penentuan mitigasi risiko kemudian mempertimbangkan aspek kesejahteraan
dilakukan secara brainstorming dengan hewan atau animal welfare (AW), kehalalan
responden ahli sehingga diharapkan dapat (H), dan keamanan pangan atau food safety (S).
mendapatkan tindakan pencegahan agen Pemetaan aktivitas rantai pasok daging ayam
risiko yang tepat. Evaluasi mitigasi risiko broiler skala menengah di Kota Malang
dilakukan dengan penilaian korelasi antara berdasarkan SCOR dapat dilihat pada (Tabel
strategi mitigasi dengan agen risiko yang 1).
terpilih dengan nilai 0, 1, 3, dan 9 yang Tahapan selanjutnya adalah melakukan
menunjukkan tidak ada keterkaitan, identifikasi kejadian risiko pada setiap
keterkaitan rendah, keterkaitan sedang, dan aktivitas yang dapat mempengaruhi aspek
keterkaitan kuat. Tahap selanjutnya adalah kesejahteraan hewan, kehalalan, dan
perhitungan nilai Total Effectiveness (TEk) atau keamanan pangan untuk pelaku usaha RPA
tingkat keefektifan strategi mitigasi dalam dan pengecer. Hasil identifikasi kejadian
https://jurnal.uns.ac.id/lar/index | 315
Noerdyah et al. (2020) Livest. Anim. Res. 18(3): 221-236
risiko (risk event) pada aktivitas rantai pasok kejadian risiko rantai pasok daging ayam
daging ayam broiler di Kota Malang dapat broiler berdasarkan hasil penilaian responden
dilihat pada (Tabel 2). Penilaian dampak menunjukkan bahwa kejadian risiko berupa
316 | https://jurnal.uns.ac.id/lar/index
Noerdyah et al. (2020) Livest. Anim. Res. 18(3): 311-325
penyembelihan ayam broiler tidak sesuai kemunculan agen risiko tersebut sedamg.
rencana (E8) dan peralatan yang sama Agen risiko dengan nilai kemunculan
digunakan untuk produk non halal (E14) tertinggi tersebut adalah kesalahan
memberikan dampak tertinggi. manajemen dalam perencanaan fasilitas
Penyebab terjadinya kejadian risiko pengangkut daging ayam di RPA (A9),
disebut agen risiko (risk agent). Hasil pengetahuan tenaa kerja kurang terkait
identifikasi agen risiko pada rantai pasok penanganan hewan (A10), kesalahan
daging ayam broiler dapat dilihat pada (Tabel manajemen penyimpanan daging ayam broiler
3). Penilaian responden ahli menunjukkan di RPA (A15), pengetahuan tenaga kerja RPA
bahwa kemunculan agen risiko yang tertinggi kurang terkait keamanan pangan (A16),
adalah 3 yang menunjukkan bahwa fasilitas pengiriman kurang memadai di RPA
https://jurnal.uns.ac.id/lar/index | 317
Noerdyah et al. (2020) Livest. Anim. Res. 18(3): 221-236
318 | https://jurnal.uns.ac.id/lar/index
Noerdyah et al. (2020) Livest. Anim. Res. 18(3): 311-325
risiko yang terpilih sebagai prioritas untuk 4). Prioritas strategi mitigasi untuk tindakan
menentukan tindakan pencegahan / mitigasi pencegahan kemunculan agen risiko pada
risiko adalah kesalahan teknik penyimpanan rantai pasok industri daging ayam broiler skala
daging ayam broiler oleh pengecer menengah di Kota Malang adalah penyuluhan
(A26) dengan nilai ARP dan kesalahan higienitas penanganan daging (PA5),
manajemenn penyimpanan daging ayam penyuluhan penyimpanan produk halal
broiler oleh RPA (A15) dengan nilai ARP (PA3), pemakaian es batu untuk
kumulatif sebesar 30,65% dari keseluruhan penyimpanan daging ayam broiler ketika
nilai ARP. listrik padam (PA6), penyuluhan logistik
Tahap selanjutnya adalah merancang rantai dingin produk daging (PA4),
strategi mitigasi untuk diterapkan pada agen pencatatan data permintaan untuk peramalan
risiko prioritas. Rancangan strategi mitigasi permintaan daging ayam broiler (PA1), dan
diperoleh dari hasil brainstorming peneliti pengendalian persediaan daging ayam broiler
bersama responden ahli sesuai dengan (PA2).
kondisi tempat usaha. Hasil rancangan
strategi mitigasi yang didapatkan untuk PEMBAHASAN
meminimalkan kemungkinan kejadian risiko
adalah pencatatan data permintaan untuk Hasil analisis pada HOR-1 diperoleh 27
peramalan permintaan daging ayam broiler agen risiko dan 38 kejadian risiko dengan
(PA1), pengendalian persediaan daging ayam mempertimbangkan kesejahteraan hewan,
broiler (PA2), penyuluhan tentang kehalalan, dan keamanan pada rantai pasok
penyimpanan produk halal (PA3), industri daging ayam broiler skala menengah.
penyuluhan tentang logistik ranta dingin Penyembelihan ayam broier tidak sesuai
produk daging (PA4), penyuluhuan terkait rencana (E8) memberikan dampak risiko
higienitas penanganan daging (PA5), dan tertinggi karena mempengaruhi aspek
pemakaian es batu untuk penyimpanan kehalalan daging ayam broiler. Risiko ini
daging ayam broiler ketika listrik padam disebabkan oleh kesalahan manajemen dalam
(PA6). perencanaan penyembelihan ayam broiler.
Penilaian korelasi / hubungan antara Rencana penyembelihan ayam broiler
agen risiko dengan strategi mitigasi kemudian dilakukan sesuai dengan syarat
dilakukan sebagai sebagai dasar untuk penyembelihan yang tepat. Syarat
menentukan efektivitas setiap strategi penyembelihan ayam broiler adalah niat
mitigasi yang dirancang dalam menangani menyembelih dan menyebut nama Allah,
agen risiko yang muncul. Penilaian tingkat penyembelihan dilakukan dengan
kesulitan dalam penerapan mitigasi risiko mengalirkan darah melalui pemotongan
juga dilakukan berdasar kemampuan biaya saluran makanan, pernapasan, dan pembuluh
dan sumber daya manusia yang dimiliki oleh darah, penyembelihan dilakukan dengan satu
rantai pasok industri daging ayam broiler skala kali secara cepat serta memastikan matinya
menengah di Kota Malang. Hasil HOR-2 hewan disebabkan oleh penyembelihan
secara keseluruhan dapat dilihat pada (Tabel tersebut [12].
https://jurnal.uns.ac.id/lar/index | 319
Noerdyah et al. (2020) Livest. Anim. Res. 18(3): 221-236
Keterangan:
Aj : Agen Risiko ke-j : Korelasi risiko dan agen risiko RPA
Ei : Kejadian Risiko ke-i : Korelasi risiko dan agen risiko pengecer
ARP : Nilai Aggregate Risk Potential
Kejadian risiko lain yang memberi pengangkut daging ayam oleh RPA (A9),
dampak tertinggi pada rantai pasok industri pengetahuan tenaga kerja kurang terkait
daging ayam broiler skala menengah di Kota penanganan hewan (A10), kesalahan
Malang adalah peralatan yang sama manajemen penyimpanan daging ayam broiler
digunakan pada semua tahap produksi (E14) di RPA (A15), fasilitas pengiriman kurang
karena dapat mempengaruhi aspek kehalalan. memadai di RPA (A17), kesalahan manajemen
Risiko dapat disebabkan oleh kesalahan dalam pengadaan dalam perencanaan
manajemen peralatan produksi. Salah satu pengadaan daging ayam broiler oleh pengecer
peralatan yang sering digunakan dalam (A18), kesalahan manajemen pengadaan
produksi adalah pisau. Pisau yang digunakan daging ayam broiler oleh pengecer (A23),
dalam proses penyembelihan dan kesalahan manajemen penyimpanan daging
pembersihan jeroan sebaiknya menggunakan ayam broiler oleh pengecer (A26), dan fasilitas
dua jenis pisau yang berbeda sehingga dapat pengiriman kurang memadai di pengecer
meminimumkan kontaminasi silang pada (A27).
daging ayam broiler. Tingkat kemunculan kesalahan
Hasil penilaian occurence agen risiko oleh manajemen dalam perencanaan fasilitas
responden ahli menunjukkan bahwa terdapat pengangkut daging ayam oleh RPA hanya
8 agen risiko dengan tingkat kemunculan sedang, tetapi mempunyai hubungan kuat
sedang (nilai tertinggi yang diberikan oleh dengan risiko fasilitas pengangkutan daging
responden ahli adalah 3), yaitu kesalahan ayam broiler ke pengecer, industri olahan, dan
manajemen dalam perencanaan fasilitas Horeka tidak sesuai rencana. Hal tersebut
320 | https://jurnal.uns.ac.id/lar/index
Noerdyah et al. (2020) Livest. Anim. Res. 18(3): 311-325
dapat mempengaruhi aspek keamanan tenaga kerja yang kurang terkait penanganan
daging ayam broiler. Agen risiko ini hewan. Agen risiko ini memiliki hubungan
disebabkan oleh pengetahuan tenaga kerja kuat dengan risiko kesalahan penanganan
yang kurang terkait karakteristik daging ayam ayam broiler dan hubungan yang sedang
broiler yang mudah rusak. Pengangkutan dengan risiko waktu istirahat ayam broiler
daging ayam broiler membutuhkan fasilitas hidup kurang atau berlebihan. Agen risiko ini
yang dapat meminimalkan kontaminasi dapat mempengaruhi aspek kesejahteraan
selama perjalanan. Tingkat kemunculan hewan. Ayam broiler hidup dapat mengalami
sedang juga terjadi pada agen risiko fasilitas cacat fisik, stres, dan kematian. Risiko waktu
pengiriman kurang memadai di RPA dan istirahat yang kurang dapat menyebabkan
pengecer yang dapat mempengaruhi aspek ayam broiler stres, sedangkan waktu istirahat
keamanan daging ayam broiler. Agen risiko yang berlebih dapat menyebabkan ayam
fasilitas pengiriman kurang memadai broiler kekurangan energi karena harus
di RPA memiliki hubungan rendah berpuasa selama pengangkutan dari peternak
dengan risiko kontaminasi daging ayam hingga RPA [26]. Waktu penyimpanan
broiler selama pengiriman oleh RPA, sementara ayam broiler sebaiknya kurang dari
sedangkan fasilitas pengiriman kurang 2 jam karena pengaruh ketersediaan energi
memadai di pengecer memiiki hubungan dapat berkurang sangat cepat pada
sedang dengan risiko kontaminasi daging metabolisme ayam broiler [8].
ayam broiler selama pengiriman oleh Agen risiko berupa kesalahan
pengecer. Pencemaran mikroba berasal dari manajemen penyimpanan daging ayam broiler
kontaminasi langsung maupun tidak di RPA dan pengecer dapat mempengaruhi
langsung dengan sumber pencemar, seperti aspek kehalalan dan keamanan. Agen risiko
debu, air, udara, dan tanah [25]. Oleh karena kesalahan manajemen penyimpanan daging
itu, pengangkutan daging ayam broiler ayam broiler di RPA memiliki hubungan
membutuhkan fasilitas khusus yang dapat sedang dengan risiko penyimpanan daging
meminimalkan kontaminasi selama ayam bercampur dengan produk lain yang
pengiriman, misal: wadah tertutup dengan belum jelas status kehalalannya dan kesalahan
pengaturan suhu rendah. penentuan suhu pada freezer, serta memiliki
Agen risiko lain dengan nilai hubungan kuat dengan risiko tidak terdapat
kemunculan tertinggi adalah pengetahuan listrik cadangan sebagai pengisi daya freezer.
https://jurnal.uns.ac.id/lar/index | 321
Noerdyah et al. (2020) Livest. Anim. Res. 18(3): 221-236
322 | https://jurnal.uns.ac.id/lar/index
Noerdyah et al. (2020) Livest. Anim. Res. 18(3): 311-325
produk yang tidak jelas status kehalalanya berkaitan dengan keamanan pangan produk
dan mempunyai hubungan sedang dengan daging dan olahannya.
risiko kesalahan penyimpanan daging ayam Pelaku usaha juga membutuhkan
broiler yang keduanya berdampak agak penyuluhan terkait penyimpanan produk
berbahaya bagi rantai pasok industri daging halal. Strategi ini disarankan karena RPA
broiler skala menengah di Kota Malang. melakukan penyimpanan bersama produk
Kesalahan manajemen penyimpanan daging lain yang tidak jelas status kehalalannya.
ayam broiler oleh RPA mempunyai tingkat Penyimpanan tersebut dapat memungkinkan
kemunculan yang sedang, tetapi agen risiko kontaminasi silang. Salah satu materi
tersebut paling banyak terkait dengan penyuluhan ini berupa cara penyimpanan
kejadian risiko (6 kejadian risiko) dengan produk halal yang tepat agar tidak
tingkat keterkaitan rendah pada 3 kejadian terkontaminasi silang dengan najis. RPA
risiko, sedang pada 2 kejadian risiko, dan diharapkan mempunyai kemampuan telusur
tinggi pada 1 kejadian risiko. Seluruh risiko produk yang disimpan bercampur dengan
yang terkait dengan agen risiko ini daging ayam broiler. Berdasarkan UU No. 33
mempunyai dampak kecil dan sedang pada Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal
rantai pasok industri daging ayam broiler skala pasal 43 ayat 4C yaitu penyimpanan produk
menengah di Kota Malang ditunjukkan pada halal wajib memisahkan antara sarana yangn
hasil HOR-1 pada (Gambar 1).. digunakan untuk penyimpanan bahan dan
Strategi mitigasi risiko yang diperoleh produk halal dan tidak halal. Penerapan
berdasarkan prioritas yang dilakukan pada strategi ini sedikit lebih sulit dibandingkan
HOR-2 adalah penyuluhan terkait higienitas penyuluhan terkait higienitas penanganan
penanganan daging (PA5), penyuluhan daging karena sertifikasi produk halal bagi
tentang penyimpanan produk halal (PA3), RPA di Kota Malang masih bersifat sukarela
pemakaian es batu ketika listrik padam (PA6), sehingga minat pelaku usaha kurang untuk
penyuluhan tentang logistik rantai dingin mengikuti penyuluhan tersebut.
produk daging (PA4), pencatatan data Pemakaian es batu untuk penyimpanan
permintaan untuk peramalan permintaan daging ayam broiler ketika listrik padam juga
daging ayam broiler (PA1), dan pengendalian direkomendasikan untuk meminimalkan
persediaan daging ayam broiler (PA2). agen risiko prioritas pada rantai pasok
Penyuluhan terkait higienitas industri daging ayam broiler skala menengah
penanganan daging diharapkan dapat di Kota Malang. RPA memiliki alat
menambah pengetahuan tenaga kerja tentang penyimpanan daging ayam broiler berupa 2
penanganan daging yang tepat. Salah satu isi unit freezer yang membutuhkan tenaga aliran
materi penyuluhan ini adalah penerapan listrik. Aliran listrik memiliki peran penting
proses rantai dingin. Penanganan daging yang pada tahap penyimpanan karena dibutuhkan
tepat menerapkan suhu penyimpanan sesuai untuk mempertahankan suhu daging ayam
dengan kebutuhan. Suhu penyimpanan broiler. Es batu dapat menjadi alternatif untuk
daging ayam menjadi faktor utama yang mempertahankan suhu daging ayam broiler
dapat mempengaruhi kualitas daging ayam. ketika listrik padam. Es batu mudah untuk
Daging ayam utuh yang disimpan pada suhu didapatkan di daerah sekitar lokasi RPA.
4 oC bertahan dalam keadaan baik selama tiga Penyuluhan logistik rantai dingin produk
hari, sedang suhu -32 oC bertahan selama 9 daging dapat direkomendasikan sebagai
bulan [16]. Strategi mitigasi risiko ini menjadi strategi mitigasi risiko pada rantai pasok
prioritas untuk dilaksanakan karena terkait industri daging ayam broiler skala menengah
kuat dengan pencegahan kesalahan teknik di Kota Malang karena terkait aspek
penyimpanan daging ayam broiler oleh keamanan pangan. Pengecer belum bisa
pengecer dan kesalahan manajemen menerapkan penyimpanan yang tepat ketika
penyimpanan daging ayam broiler oleh RPA. memasarkan daging ayam di pasar.
Strategi mitigasi risiko ini juga mudah Penyuluhan tersebut perlu diberikan
pelaksanaannya karena biasa dilaksanakan agar dapat meningkatkan pengetahuan
oleh Dinas Peternakan atau instansi lain yang penanganan daging dan menjaga kualitas
https://jurnal.uns.ac.id/lar/index | 323
Noerdyah et al. (2020) Livest. Anim. Res. 18(3): 221-236
324 | https://jurnal.uns.ac.id/lar/index
Noerdyah et al. (2020) Livest. Anim. Res. 18(3): 311-325
https://jurnal.uns.ac.id/lar/index | 325