Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 VARIABEL PENELITIAN


2.1.1 Variabel Dependen

Financial Distress

a) Definisi Financial Distress

Setiap perusahaan tidak menginginkan perusahaannya mengalami


financial distress atau bangkrut. Menurut (Abdul Kadim dan Nardi
Sunardi, 2018), financial distress atau kebangkrutan perusahaan
merupakan salah satu fenomena yang sering terjadi dalam dunia usaha
baik dipengaruhi oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan.
Faktor- faktor yang mempengaruhi kebangkrutan dapat berasal dari
pelanggan, kreditur, pesaing, manajemen yang kurang efisien, dan
penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh karyawan.
Ketidakstabilan perekonomian Indonesia juga mengakibatkan
terpengaruhnya laporan keuangan perusahaan. Perusahaan yang tidak
dapat memprediksi kondisi keuangan perusahaan secara berkala, maka
perusahaan tersebut akan mengalami financial distress atau kebangkrutan,
akibatnya investor tidak tertarik untuk berinvestasi ke perusahaan tersebut.

b) Rumus Financial Distress

Model Altman Modifikasi (III) Seiring dengan berjalannya waktu dan


penyesuaian terhadap berbagai jenis perusahaan. Altman melakukan
penelitian kembali mengenai potensi kebangkrutan perusahaan-
perusahaan selain perusahaan manufaktur baik go public maupun tidak go
public. Formula Z- Score terakhir merupakan rumus yang dinilai sangat
fleksibel karena dapat digunakan untuk berbagai jenis bidang usaha

1
perusahaan dan cocok digunakan di negara berkembang seperti Indonesia.
Model ini dikenal dengan model Altman modifikasi. Berkaitan dengan
rumus Almand Z-Score model III, Altman mengeliminasi variable X5
(sales/total asset) karena rasio ini sangat bervariatif pada industri dengan
ukuran aset yang berbeda- beda. Berikut rumus Altman Z- Score model III
untuk berbagai jenis perusahaan, sebagai berikut :
Z - Score III= 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X
Sumber : (Hary, 2017:38)

2.1.2 Variabel Independen

Debt To Asset Ratio

a) Definisi Debt To Asset Ratio

Menurut Kasmir (2017) Debt To Asset Ratio merupakan rasio yang


digunakan untuk melihat seberapa besar aktiva perusahaan yang didanai
oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap
pengelolaan aktiva.

b) Rumus Debt To Asset Ratio

Debt To Asset Ratio adalah dengan cara membandingkan antara total


utang dengan total keseluruhan aktiva dan mengukur seberapa banyak
aktiva yang dibiayai oleh hutang sebuah perusahaan tersebut. Debt To
Asset Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut :

Total Utang
Debt ¿ Asset Ratio=
Total Aktiva

Sumber : Sugiono (2017:70)

2
Return On Asset Ratio

a) Definisi Return On Asset Ratio

Menurut Kasmir (2018) Return On Asset Ratio merupakan rasio yang


digunakan untuk menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang
digunakan dalam perusahaan.
b) Rumus Return On Asset Ratio

Return On Asset Ratio adalah dengan cara membandingkan antara


total aset dibagi dengan total laba bersih (setelah dikurangi beban bunga
pajak atau laba tahun berjalan). Return On Asset Ratio dapat dirumuskan
sebagai berikut:

Laba Bersih
ReturnOn Assets Ratio=
Total Aset

Sumber : Brighman dan Houston (2017:15)

Current Ratio

a) Definisi Current Ratio

Menurut Kasmir (2020) Current Ratio merupakan rasio yang


menunjukan kemampuan jangka pendek suatu perusahaan dengan cara
mengukur aktiva lancar perusahaan terhadap hutang lancar yang
dimilikinya. Suatu perusahaan harus menyediakan aset lancar untuk
menutupi kewajiban lancarnya yang segera jatuh tempo.
b) Rumus Current Ratio

Current Ratio adalah dengan cara membandingkan antara total aktiva


lancar dibagi dengan total utang lancar. Current Ratio dapat dirumuskan
sebagai berikut:

3
Aktiva Lancar (Current Assets)
Current Ratio=
Utang Lancar (Current Liabilities)

Sumber : Kariyoto (2017:38)

Total Asset Turnover Ratio

a) Definisi Total Asset Turnover Ratio

Menurut Kasmir (2017) Total Assets Turnover Rasio merupakan rasio


yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki
perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari
tiap rupiah aktiva.
b) Rumus Total Asset Turnover Ratio

Total Assets Turnover Rasio adalah dengan cara membandingkan


antara total penjualan bersih dibagi dengan total aset. Total Assets
Turnover Rasio dapat dirumuskan sebagai berikut :

Penjualan
Total Assets Turnover Ratio=
Total Aset

Sumber : Kasmir (2017:186)

2.2 HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA


1. Miranda Putri, Mohamad Zulman Hakim, Dirvi Surya Abbas (2021)
Penelitian berjudul “Pengaruh Return On Equity, Current Ratio Dan
Debt To Asset Ratio Terhadap Financial Distress (Pada Perusahaan
Sektor Agriculture yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2016-2019)”. Hasil penelitian ini adalah Return on Equity dan
Current Ratio tidak memiliki pengaruh terhadap financial distress.
Sedangkan Debt to Asset Ratio memiliki pengaruh negatif terhadap
financial distress.

4
2. Glousa Lera Silanno, Linda Grace Loupatty (2021)
Penelitian berjudul “Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio,
dan Return On Asset Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan-
Perusahaan Di Sektor Industri Barang Konsumsi (Studi Empiris di
Bursa Efek Indonesia)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa current
ratio dan debt to equity ratio tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap financial distress, tetapi return on asset berpengaruh
signifikan terhadap financial distress.

3. Anita Damajanti, Hasnita Wulandari, Rosyati (2021)


Penelitian berjudul “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Financial
Distress Pada Perusahaan Sektor Perdagangan Eceran Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2015-2018”. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
bahwa secara parsial rasio profitabilitas, likuiditas, leverage dan sales
growth berpengaruh signifikan terhadap financial distress, sedangkan
rasio aktivitas tidak berpengaruh signifikan terhadap financial
distress. Secara simultan semua variable berpengaruh signifikan
terhadap financial distress. Nilai adjusted R2 sebesar 0,955
menunjukkan bahwa rasio profitabilitas, likuiditas, leverage, sales
growth, dan rasio aktivitas mampu memprediksi variabel financial
distress sebesar 95,5% dan sisanya yaitu 4,5% diprediksi oleh variabel
di luar model penelitian.

4. Justika Dwi Cahyani, Novi Permata Indah (2021)


Penelitian berjudul “Implikasi Rasio Keuangan Terhadap Financial
Distress Pada Perusahaan Subsektor Telekomunikasi”. Hasil penilitian
ini menujukkan secara parsial return on asset untuk mengukur rasio
profitabilitas yang debt to equity ratio dalam mengukur rasio leverage
berpengaruh positif dan signifikan. Current ratio sebagai perhitungan

5
rasio likuiditas dan total asset turnover sebagai alat ukur rasio
aktivitas memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap financial
distress. Dari ROA, CR, TATO dan DER memiliki pengaruh secara
simultan terhadap financial distress. dari hasil adjusted r-square dari
rasio profitabilitas, likuiditas, aktivitas dan leverage memberikan
kontribusi sebsar 95,6% pada financial distress.

2. 3 KERANGKA TEORITIS

Financial Distress (Y)

2. 4 PENGEMBANGAN HIPOTESIS PENELITIAN


2.4.1 Pengaruh Debt To Asset Ratio terhadap Financial Distress
Debt To Asset Ratio menunjukkan bahwa jika tingkat suatu
perusahaan semakin rendah maka semakin baik, hal itu menunjukkan
bahwa utang yang dimiliki perusahaan tersebut sedikit, sebaliknya apabila
Debt To Asset Ratio memiliki nilai yang tinggi artinya aktiva yang didanai
oleh utang cukup besar, sehingga perusahaan akan semakin sulit untuk
memperoleh tambahan pinjaman dana yang dikhawatirkan perusahaan
tidak akan bisa menutupi utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Hal
ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Miranda Putri,
Mohamad Zulman Hakim, Dirvi Surya Abbas (2021) menyatakan bahwa
Debt to Asset Ratio memiliki pengaruh negatif terhadap financial distress.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

H1 : Debt To Asset Ratio berpengaruh terhadap Financial Distress

6
2.4.2 Pengaruh Return On Asset Ratio terhadap Financial Distress
Return On Asset Ratio menunjukan kemampuan perusahaan
dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiki untuk menghasilkan laba
setelah pajak. Semakin besar Return On Asset Ratio, dengan kata lain,
apabila perusahaan dengan Return On Asset Ratio yang tinggi
kemungkinan kecil perusahaan tersebut mengalami financial distress dan
sebaliknya, apabila perusahaan memiliki Return On Asset Ratio yang
rendah maka perusahaan tersebut bisa jadi dalam keadaan kesulitan
keuangan. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Glousa Lera Silanno, Linda Grace Loupatty (2021) menyatakan bahwa
return on asset ratio berpengaruh signifikan terhadap financial distress.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

H2 : Return On Asset Ratio berpengaruh terhadap Financial Distress

2.4.3 Pengaruh Current Ratio terhadap Financial Distress


Current Ratio menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi
kewajiban- kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar
dengan hutang lancar maka semakin tinggi kemampuan perusahan
menutupi kewajiban jangka pendeknya, jadi semakin likuid suatu
perusahaan mengindikasikan perusahaan tersebut mampu membayar
kewajiban yang akan jatuh tempo dan akan semakin kecil kemungkinan
perusahaan mengalami financial distress. Hal ini juga didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Anita Damajanti, Hasnita Wulandari,
Rosyati (2021) menyatakan bahwa hasil pengujian hipotesis menunjukkan
bahwa secara parsial current rasio berpengaruh signifikan terhadap
financial distress. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

H3 : Current Ratio berpengaruh terhadap Financial Distress

7
2.4.4 Pengaruh Total Asset Turnover Ratio terhadap Financial
Distress
Total Asset Turnover Ratio menggambarkan aktivitas yang
dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasionalnya baik dalam
kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Semakin efektif
dalam memanfaatkan dana semakin cepat perputaran dana tersebut, karena
rasio aktivitas yaitu Total Asset Turnover Ratio umumnya diukur dari
perputaran masing-masing elemen aset. Hal ini juga didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Justika Dwi Cahyani, Novi Permata Indah
(2021), hasil penelitian ini menujukkan secara parsial total asset turnover
sebagai alat ukur rasio aktivitas memiliki pengaruh negatif dan signifikan
terhadap financial distress. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah:

H4 : Total Asset Turnover Ratio berpengaruh terhadap Financial


Distress

8
9

Anda mungkin juga menyukai