Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PEMBAHASAN PERGUB NO.17 TAHUN 2019


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah
DASAR KEBIJAKAN KESEHATAN

Dosen Pengampu :
Mohamad andri,S.K.M,M.Kes

Disusun Oleh:
Kelompok 3
ADE REZA PURA ASRI WINATA (2311071021)

Amanda Mulyawati (2311071016)

Moh Aqil Akbar Septiansyah (2311071022)

Zildjian (2311071020)

Reni Anggraini (2311071023)

PROGRAM STUDY KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’-Alamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt


atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan
tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “DASAR
KEBIJAKAN KESEHATAN”.

Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Mohamad andri S.K.M, M.Kes, melalui
tugas makalah ini yang berjudul “PEMBAHASAN PERGUB NO.17 TAHUN
2019”, yang telah disusun sebagai mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
(FKM) dapat menambah dan memperluas pengetahuan.

Kami mengetahui bahwa makalah yang telah disusun ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu, masih mengharapkan kritik dan saran dari Mohamad andri
S.K.M, M.Kes selaku dosen kami serta teman-teman sekalian, karena kritik dan
saran itu dapat membangun kami dari yang salah menjadi benar.

Semoga makalah yang disusun dapat berguna dan bermanfaat bagi kami
khususnya kita semua. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Palu, 6 Oktober 2023

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia berhak untuk hidup sehat sebagaimana yang telah diatur dalam UUD
1945 bahwa tiap-tiap individu berhak untuk hidup sejahtera baik lahir dan batin, bertempat
tinggal, memperoleh lingkungan hidup yang sehat dan baik, serta mendapatkan pelayanan
kesehatan.

Pelayanan kesehatan sangatlah penting bagi setiap individu karena hal tersebut
merupakan kebutuhan mendasar dalam masyarakat, di mana pelayanan kesehatan berperan
penting dalam menjaga kesejahteraan dan kualitas hidup individu serta masyarakat secara
keseluruhan. Dalam pasal 28 H ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
ditegaskan bahwa setiap individu berhak mendapatkan layanan kesehatan.

Pelayanan jaminan kesehatan daerah merupakan program jaminan kesehatan yang


dioperasikan oleh pemerintah daerah atau pemerintah lokal dalam suatu wilayah atau daerah
tertentu. Program pelayanan jaminan kesehatan bertujuan untuk memberikan akses kepada
warga daerah menuju layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas. Pelayanan
jaminan kesehatan daerah dapat sangat bervariasi antara satu wilayah dengan wilayah
lainnya tergantung pada kondisi setempat, tingkat pembangunan ekonomi, dan prioritas
pemerintah daerah. Namun, pada umumnya program ini bertujuan untuk meningkatkan
akses dan kualitas perawatan kesehatan bagi warga daerah serta mengurangi beban finansial
yang mungkin dihadapi dalam mencari perawatan medis.

Tak terkecuali pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah yang memiliki peraturan


pelayanan jaminan kesehatan daerahnya sendiri. Dalam hal ini, penulis ingin mengetahui
terkait isi dari beberapa peraturan yang telah diberlakukan oleh Gubernur provinsi Sulawesi
Tengah kepada warga daerah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana peraturan Gubernur provinsi Sulawesi Tengah tentang Pelayanan Jaminan
Kesehatan Daerah.
2. Bagaimana kelebihan dan kelemahan dari peraturan Pelayanan Jaminan Kesehatan
Daerah yang diberlakukan oleh Gubernur provinsi Sulawesi Tengah.
3. Bagaimana solusi yang baik dalam mengatasi kelemahan dari peraturan Pelayanan
Jaminan Kesehatan Daerah oleh Gubernur provinsi Sulawesi Tengah.

1.3 Tujuan

Mahasiswa mampu memahami isi dari peraturan Gubernur provinsi Sulawesi Tengah
tentang pelayanan jaminan kesehatan dan mampu mengkaji dari segi kelebihan dan
kelemahan terkait peraturan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
PERATURAN GUBERNUR TENTANG PELAYANAN JAMINAN
KESEHATAN DAERAH Sulawesi Tengah Nomor 17 Tahun 2019

BAB II
PESERTA DAN TATA LAKSANA KEPESERTAAN

Bagian Kesatu
Peserta

Pasal 3

(1) Peserta Jamkesda penduduk miskin atau kurang mampu di Daerah yang tidak masuk
dalam Jaminan Kesehatan Nasional atau Kartu Indonesia Sehat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 hurufa harus dibuktikan dengan:
a. kartu tanda penduduk;
b. kartu keluarga; dan
c. surat keterangan tidak mampu.

Pasal 6

(1) Korban akibat bencana Daerah yang tidak ditanggung sumber pembiayaan lainnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d harus dibuktikan dengan surat keterangan
korban akibat bencana dari lurah/kepala desa tempat kejadian bencana.

(2) Korban akibat bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memperoleh pelayanan
dalam Daerah dan luar Daerah.
Pasal 7

Korban kejadian luar biasa/wabah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf e harus
dibuktikan dengan surat keterangan korban akibat kejadian luar biasa/wabah dari
lurah/kepala desa tempat kejadian luar biasa/wabah.

BAB III
TATA LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN

Bagian Kedua
Prosedur Pelayanan Kesehatan

Pasal 18

(1) Prosedur pemberian pelayanan Jamkesda sebagai berikut:

a. peserta dapat berkunjung ke Rumah Sakit Pemerintah, Rumah Sakit Pemerintah


Daerah dan Rumah Sakit Pemerintah Kabupaten/Kota yang telah ditunjuk berdasarkan
perjanjian kerjasama;

b. menunjukkan Surat Keterangan Tidak Mampu, Kartu Tanda Penduduk, Kartu


Keluarga, dan jaminan dari Dinas Kabupaten/Kota;

c. pelayanan kesehatan rujukan diberikan sesuai dengan indikasi medis, selanjutnya


dirujuk ke fasilitas Pelayanan Kesehatan rujukan disertai surat rujukan dan kartu identitas
yang ditunjukkan sejak awal sebelum mendapatkan Pelayanan Kesehatan;

d. bagi peserta yang merupakan korban tindakan kekerasan dalam rumah tangga harus
disertai dengan Surat Pengantar dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan
dan Anak dan Visum dari Dokter; dan

e. bagi Peserta yang terlantar harus melampirkan rekomendasi dari Kepala Perangkat
Daerfah yang menyelenggarakan urusan pemerinntahan di bidang sosial.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PASAL TADI

KELEBIHAN PASAL 3
Untuk masyarakat kurang mampu masih dapat mendapatkan bantuan kesehatan dalam
bentuk jamkesda sehingga masyarakat kurang mampu yang tidak terjangkau jaminan
kesehatan nasional dan kartu indonesia sehat masih bisa mendapatkan pelayanan
kesehatan gratis dengan menunjukana
kartu tanda penduduk;
b. kartu keluarga; dan
c. surat ketera. kartu tanda penduduk;
b. kartu keluarga; dan
c. surat keterangan tidak mampuangan tidak mampu

KELEBIHAN PASAL 6
Pemerintah bertanggungjawab dalam pemulihan kondisi kesejahteraan sosial dan
ekonomi korban akibat bencana sehingga kelangsungan hidup korban dapat terpenuhi
kembali

KELEBIHAN PASAL 7
Bagi masyarakat korban KLB/wabah yang kurang mampu masih bisa mendapatkan
pelayanan kesehatan gratis dengan menunjukan surat keterangan korban akibat kejadian
KLB/wabah dari lurah/kepala desa tempat KLB/wabah terjadi.

KELEBIHAN PASAL 18
Jamkesda dapat digunakan di rumah sakit penyelenggara kesehatan manapun, selama
masih dalam satu daerah yang sama.

dengan prosedur yang akurat dan tepat pemberlakuan Jamkesda dapat merata dan
terawasi dengan baik karena prosedur pemeriksaan yang kompleks tadi
KEKURANGAN PASAL 3
salah satu kelemahan yang mungkin timbul yaitu pembuktian identitas. Dimana masih
banyak penduduk kurang mampu yg belum memiliki kartu identitas dan juga terdapat
kendala dalam pengurusan sehingga masih banyak penduduk kurang mampu yang belum
bisa mendapatkan pelayanan jamkesda.

seperti yang diketahui bahwa tidak semua masyarakat tidak mampu memiliki SKTM.
Dalam hal ini, apabila masyarakat masih diharuskan untuk membuat SKTM maka
tentunya hal itu dapat menunda kesempatan bagi masyarakat tidak mampu yang ingin
mendapatkan layanan kesehatan gratis tepat waktu. Karena kita ketahui bahwa proses
pembuatan SKTM tidaklah singkat

KEKURANGAN PASAL 6
Potensi kelemahan pada pasal ini yaitu penduduk kurang mampu tidak mendapatkan
pemerataan dalam pelayanan jamkesda karena tidak melampirkan bukti surat keterangan
korban akibat bencana dari lurah/kepala desa tempat kejadian bencana, akibat dari proses
pembuatan yang cukup lama atau keterlambatan dalam pengurusan.

KEKURANGAN PASAL 7
Surat Keterangan korban akibat kejadian/KLB tidak dapat di gunakan untuk mendapat
layanan kesehatan diluar daerah domisili.

KEKURANGAN PASAL 18
tidak dapat berkunjung ke rumah sakit selain yang sudah di tentukan. Dan pelayanan
kesehatan hanya diberikan fasilitas kesehatan kelas 3. Tidak dapat menggunakan fasilitas
kesehatan kelas 2 atau 1 bahkan vip kecuali faskesnya berbayar (umum)

tidak optimalnya pelayanan yang diberikan dan juga ketidak puasan karena minimnya
fasilitas dari kelas 3
SOLUSI DAN SARAN
- Solusi pasal 3
Pemerintah dapat melakukan pemantuan pada masyarakat yang terkendala dalam
pembuatan kartu idetitas diri dengan memudahkan proses pembuatan kartu tanpa
dipungut biaya apapun.
Pemerintah juga dapat memberikan kebijakan kepada tenaga kesehatan agar
melaksanakan sosialisasi untuk menginformasikan kepada masyarakat tentang
pentingnya SKTM dan bagaimana cara mengajukannya. Ajak mereka untuk mengerti
bahwa ini adalah hak mereka.

-Solusi Pasal 6
Pemerintah dapat melakukan pengidentifikasian wilayah-wilayah yang membutuhkan
pelayanan Jamkesda lebih mendesak, seperti daerah pedesaan atau daerah terpencil, dan
berikan perhatian khusus pada wilayah tersebut.
Juga bekerja sama antar pemerintah provinsi atau kabupaten dengan tingkat pelayanan
yang berbeda-beda untuk memastikan keseragaman pelayanan.

-Solusi Pasal 7
SKKAB (Surat Keterangan Korban Akibat Bencana) yang berada di luar domisili sulit
digunakan karena adanya kewenangan otoritas yang berbeda. Maka dari itu, perlu adanya
koordinasi dengan otoritas domisili untuk memahami apakah ada alternatif lain yang
dapat digunakan untuk mengakses pelayanan yang dibutuhkan.

-Solusi Pasal 18
Untuk mengatasi kelemahan Pasal 18 terkait akses pelayanan kesehatan, perlu adanya
pendekatan yang lebih inklusif dan berfokus pada kebutuhan pasien. Ini melibatkan
memperluas akses ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi jika diperlukan, meningkatkan
jaminan kesehatan, memastikan kualitas pelayanan yang baik di fasilitas kelas 3,
melakukan evaluasi berkala, dan mempertimbangkan opsi fasilitas kesehatan swasta
sebagai alternatif. Dengan cara ini, pasien dapat menerima perawatan yang lebih baik
sesuai dengan kondisi medis mereka dan memenuhi kebutuhan kesehatan mereka dengan
lebih baik.
Saran kepada pemerintah:
Memberikan edukasi kepada masyarakat dengan cara mengsosialisasikan peraturan
tersebut kepada masyarakat secara luas agar mereka memahami hak dan kewajiban
mereka dalam menggunakan jaminan kesehatan. Hal ini dapat dilakukan melalui
kampanye informasi, seminar, dan media sosial.

Upayakan agar proses pelayanan menjadi lebih sederhana dan dapat diakses oleh semua
lapisan masyarakat. Biarkan pelayanan dapat dilakukan di pusat-pusat pelayanan yang
mudah dijangkau atau secara online.

Untuk terus memantau pelaksanaan pelayanan jaminan kesehatan dapat terlaksana


dengan baik, pemerintah juga dapat melakukan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan
peraturan ini untuk memastikan bahwa tujuan program jaminan kesehatan tercapai dan
dapat diperbaiki jika diperlukan.

Saran kepada masyarakat:


Masyarakat diharapkan dapat memahami hak dan kewajibannya sebagai peserta program
jaminan kesehatan. Ketahui apa yang dicakup dan bagaimana cara mengakses pelayanan
kesehatan melalui program tersebut.

Rutin cek kesehatan dengan memanfaatkan program jaminan kesehatan dengan rutin
menjalani pemeriksaan kesehatan preventif. Ini dapat membantu mendeteksi masalah
kesehatan lebih awal dan menghindari penyakit yang lebih serius.

Baik peserta jaminan kesehatan maupun korban akibat bencana diharapkan agar
bertindak cepat dalam melaporkan masalah dan keluhan terkait permasalahan yang
dialami. Dengan begitu, otoritas yang berwenang akan segera mengarahkan pada
tindakan selanjutnya yang harus dilakukan.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Masyarakat yang kurang mampu masih dapat mendapatkan bantuan kesehatan dalam bentuk
jamkesda, yang tidak terjangkau jaminan kesehatan nasional dan kartu indonesia sehat masih
bisa mendapatkan pelayanan kesehatan gratis tepat waktu.

Pelayanan kesehatan diberikan kepada masyarakat miskin dalam bentuk Jamkesda, yang
menjamin masyarakat miskin dapat mengakses pelayanan kesehatan gratis berdasarkan jumlah
penduduk, kelompok, dan status kesehatan tingkat penduduk. Hal ini sangat penting bagi
masyarakat miskin yang tidak memiliki identitas dan tidak terlibat dalam pemerintahan.
Pemerintah memainkan peran penting dalam memperbaiki kondisi sosial dan ekonomi
masyarakat miskin, memastikan kondisi kehidupan mereka membaik. Masyarakat miskin tidak
dapat mengakses layanan kesehatan karena kurangnya akses terhadap layanan kesehatan dasar,
seperti fasilitas kesehatan di rumah tangga. Pelayanan kesehatan disediakan di wilayah yang
sama, namun tidak di wilayah lain. Pemerintah sebaiknya fokus pada penyediaan layanan
kesehatan dasar dan tidak bergantung pada layanan kesehatan tambahan.

PENUTUP
pasal-pasal ini memiliki potensi untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat
kurang mampu dan korban bencana, tetapi juga menghadapi tantangan terkait persyaratan,
keterbatasan akses di luar daerah, dan pembatasan fasilitas yang tersedia. Perbaikan dalam
pelaksanaan dan persyaratan mungkin diperlukan untuk memaksimalkan manfaat bagi mereka
yang membutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai