I. IDENTITAS KLIEN.
Inisial Klien : Tn. M No.Reg/MR : 53xxxx
Umur : 49 Tahun Tgl. MRS : 02-02-2024
Jenis Kelamin : Laki-laki Diagnosa : CKS, ICH,Edema Cerebri
Suku/Bangsa : Melayu Berat
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta Patient‘s Label:
Pendidikan :- Kuning
Alamat : Dsn.Pangkalan Asam
Penanggung : BPJS/Umum
3. Breathing
RR : 20x/menit
Pola Nafas spontan/tidak : spontan
Penggunaan alat bantu nafas dan Oksigen : Px terpasang oksigen nasal kanul 2-4 lpm
Suara Nafas (Bilateral breath Sound) : vesikuler
Penggunaan Otot bantu nafas : pernapasan normal dengan otot
diafragma
Integritas dinding dada : tampak retraksi dinding dada simetris
kanan dan kiri
Warna Kulit : pucat
Lain-lain : tidak sesak
4. Disability
Kesadaran : Apatis
GCS : (E=,4V=4,M=5)=13
Respon Pupil : pupil isokor kanan dan kiri
Reflek syaraf : reflek tendon normal, tidak terdapat kaku
kuduk dan babinski
Kekuatan otot : ekstermitas atas 2 (Mampu melakukan
gerakan dua sendi atau lebih, tidak bisa melawan tahanan minimal), ekstermitas bawah
1 (hanya bisa menggerakan ujung jari)
Lain-lain : tampak lemah, gelisah, tampak bingung,
head up 30⁰
Skor risoko jatuh : pasien dengan risiko jatuh yaitu Risiko sedang = 25-44
5. Exposure
Temperatur : 36,5⁰ C
Lain-lain : akral dingin, dan pucat
III. SECONDARY ASSESSMENT(Re-Evaluasi)
Airway : Jalan napas paten, suara napas vesikuler, px terpasang oksigen 2-4
lpm dan terpasang NGT ukuran 16
Breathing : Respirasi 20x/menit, pola napas tidak spontan, terdengar bunyi mengi,
terpasang nasal kanul 2-4 lpm , tampak retraksi dinding dada simetris.
Circulation : Tekanan darah 133/69 mmHg, Nadi 53x/menit, SPO2 98 (karena
terpasang nasal kanul), CRT 2 detik, tampak pucat,akral teraba dingin, terpasang CVC
difemur kanan
Disability : Kesadaran px apatis, GCS 13, pupil isokor kanan dan kiri, reflek
tendon normal, tidak terdapat kaku kuduk dan babinski, kekuatan otot ektermitas atas 2,
dan ekstermitas bawah 1, lemah,gelisah
Ekposure : 36,5⁰ C, akral teraba dingin
Kesimpulan ( Masalah/gangguan pada klien): Penurunan kapasitas adaptif intrakranial,Risiko
ketidakseimbangan elektrolit, Risiko cedera
IV. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)
A : Allergic : Keluarga mengatakan px tidak ada alergi terhadap obat-obatan
dan makanan
M : Medications : Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mengkonsumsimobat
rutin
P : Past Health History: Keluarga mengatakan tidak ada riwayat hipertensi hanya
saka saat batuk px biasa ke puskesmas untuk berobat
L : Last Meal : Keluarga pasien mengatakan belum makan apa-apa
E : Even/history : Keluarga mengatakan tanggal 02-03-2024 px izin untuk main
kerumah temannya menggunakan sepeda motor, saat px di dalam perjalanan
sebelum/setelah main kerumah temannnya px menambar anjing mengakibatkan px
terjatuh dari sepeda motor, melihat kejadian tersebut, ada orang di jalan yang membantu
dan px langsung dilarikan kerumahsakit dr. Abdul Aziz tepatnya di ruang IGD. Penolong
menginformasikan keadaan px melalui media sosial (facebook) sehingga salah satu
keluarga px mengetahuinya dan segera ke rumah sakit di ruang UGD. Pada saat tersebut
keluarga px sudah melihat px yang tidak sadarkan diri dan dipindah ke ruangan ICU.
(ki) (ka)
1111 1111
Keterangan :
5 : Normal
4 : Mampu melakukan gerakan normal, tapi tidak bisa melawan tahanan maksimal
3 : Mampu melakukan gerakan mengangkat ekstermitas/badan, tapi tidak bisa melawan
tahanan sedang
2 : Mampu melakukan gerakan dua sendi atau lebih, tidak bisa melawan tahanan
minimal
1 : Hanya bisa menggerakan ujung jari
0 : Tidak bisa menggerakan sama sekali
SISTEM TUBUH:
Pernapasan ( B1 : Breathing )
a. Inspeksi : dada tampak simetris pada kanan dan kiri dada, dada tampak bersih,gerakan
napas px simetris
b. Palpasi : tidak terdapat kelainan pada dinding thoraks, geraka dinding dada thoraks saat
ekspirasi dan inspirasi normal
c. Perkusi : tidak terdapat penumpukan sekret diarea dada
d. Auskultasi : suara napas normal, terdengar vesikuler
Cardiovaskuler (B2 : Bleeding)
a. Inspeksi : tidak terdapat pembengkakan jantung, dada tampak simetris, dada tampak
bersih
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan area dinding dada
c. Perkusi : (tidak dilakukan)
d. Auskultasi : Detak jantung terdengar jelas
Persyrafan ( B3 : Brain )
a. Inspeksi : tampak luka area kanan atas kepala px dengan diameter luka 3-5 cm, luka
tampak bersih, edema serebri
b. Palpasi : nyeri tekan area luka
c. Perkusi : tidak ada masalah
d. Auskultasi : tidak ada masalah
Perkemihan-Eliminasi Uri ( B4 : Bladder )
a. Inspeksi : BAK on DC, Tampak bersih, tampak simetris, tampak tidak ada kelainan
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan area kandung kemih
c. Perkusi : tidak ada masalah
d. Auskultasi : tidak ada masala
Pencernaan- Eliminasi Alvi (B5 : Bowel )
a. Inspeksi : px terpasang pempers, area eliminasi tampak bersih, tidak ada
kelainan dan hambatan
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan area eliminasi alvi, tidak ada hambatan untuk
bab
c. Perkusi : tidak ada masalah
d. Auskultasi :tidak ada masalah
Tulang-Otot-Integumen ( B6 : Bone )
a. Inspeksi : tampak lemah, sulit membuka mata, tampak lemah
menggerakkan tubuh
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan bagian tubuh, nyeri tekan saat
dikepala terutama area trauma
c. Perkusi : tidak ada masalah
d. Auskultasi : tidak ada masalah
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
pH 7.380 7,37-7,45
Po2 80 mmHg 71-104
Pco2 37,4 mmHg 33-44
Bikarbonat (HCO3) 22,1 mmol/L 22-29
Kelebihan Basa (BE) -3 mmol/L (-)2-(+)3
Total CO2 23 mmol/L 23-37
Saturasi 96 % 94-98
Aufa Rahmi
ANALISA DATA
No DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
1 Ds: : - Peningkatan tekanan Penurunan kapasitas
Do : intrakranial akibat adaptif intrakranial
- Pasien tampak lemah cedera kepala
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak bingung
- Terpasang CVC difemur
kanan
- head up 30⁰
- Tanda-tanda vital
TD: 133/69 mmHg
N: 53 x/menit
SPO2: 98 %
CRT: <3detik
Tampak pucat, akral teraba
dingin
T: 36,5⁰ C
- Kesadaran :apatis
- GCS : (E=4,V=4,M=5)=13
- Kepulau: > 35
- Pupil isokor
- Kekuatan otot: 2
(mampu melakukan gerakan
dua sendi/lebih, tidak bisa
melawan tahanan minimal)
- Tingkat ketergantungan total
- Pasien terpasang NGT
ukuran 16
- Gambaran EKG ST Scan
edema serebri
2222 2222
1111 1111
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
NO DIAGNOSIS TANGGAL MASALAH PARAF
KEPERAWATAN MUNCUL TERATASI
1 Penurunan kapasitas adaptif 04-03/2024 06-03/2024
intrakranial b.d edema serebral
(cedera kepala) (D.0066)
Ds: -
Do:
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak bingung
- head up 30⁰
- Tanda-tanda vital
- TD: 133/69 mmHg
- N: 53 x/menit
- SPO2: 98 %
- CRT: <3 detik
- Tampak pucat, akral teraba
dingin,turgor kulit
memburuk
- T: 36,5⁰ C
- Kesadaran : apatis
- GCS : (E=4,V=4,M=5)=13
- Pupil isokor
- CT Scan edema serebri
- ICH
- Kekuatan otot: 2
- (mampu melakukan gerakan
dua sendi/lebih, tidak bisa
melawan tahanan minimal)
- Tingkat ketergantungan total
- Pasien terpasang NGT
ukuran 16
- Ph: 7.380
- Po2: 80 mmHg
- Pco2: 37,4 mmHg
- Bikarbonat (HCO3): 22,1
mmHg
- Kelebihan Basa (BE): -3
mmol/L
- Total CO2: 23 mmol/L
2 Risiko ketidakseimbangan elektrolit 04-03/2024 05-03/2024
b.d ketidakseimbangan cairan
(Hiponatremi) (D.0037)
Ds : -
Do :
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak bingung
- Pemeriksaan elektrolit
lengkap
Natrium: 132.36 mmol/L
Kalium: 4.08 mmol/L
Klorida: 94.73 mmol/L
- GCS(E=4,V=4,M=5)=13
- Tingkat kesadaran apatis
- CT scan Edema serebri
3 Risiko cedera b.d terpapar patogen 04-03/2024 05-03/2024
(Luka akibat cedera kepala)
(D.0136)
Ds : -
Do :
- Terdapat luka area kepala
bagian kanan akibat cedera
dengan diameter 3-5 cm
- Pasien tampak pucat
- Pasien tampak lemah
- Akral teraba dingin
- Tampak gelisah
- Ct Scan edema serebri
- Nadi 53x/menit
- pasien dengan risiko jatuh
yaitu Risiko sedang = 25-
44
- Tingkat kesadaran apatis
- GCS(E=4,V=4, M5=13
- Kekuatan otot ekstermitas
atas 2 dan ekstermitas
bawah 1
2222 2222
1111 1111
RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSIS TUJUAN DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1 Penurunan kapasitas Setelah dilakukan Manajemen peningkatan
adaptif intrakranial b.d intervensi keperawatan intrakranial (I.06194)
edema serebral (cedera selama 3x24 jam Observasi:
kepala) (D.0066) diharapkan kapasitas 1. Identifikasi
adaptif intrakranial penyebab
meningkat (L.06049) peningkatan TIK
dengan kriteria hasil: 2. Monitor
1. Tingkat tanda/gejala
kesadaran peningkatan TIK
meningkat Terapeutik:
2. Gelisah 3. Minimalkan
menurun stimulus dengan
3. Tekanan nadi menyediakan
membaik lingkungan yang
4. Tekanan tenang
intrakranial 4. Berikan posisi semi
membaik fowler
Kolaborasi:
5. Kolaborasi
pemberian sedasi
dan anti konvulsan
6. Kolaborasi
pemberian diuretik
osmosis
2 Risiko Setelah dilakukan Manajemen elektrolit:
ketidakseimbangan intervensi keperawatan Hiponatremia (I.03110)
elektrolit b.d selama 3x24 jam Observasi:
ketidakseimbangan cairan diharapkan 1. Identifikasi tanda
(Hiponatremi) (D.0037) keseimbangan elektroli dan gejala
meningkat (L.03021) penurunan kadar
dengan kriteria hasil: natrium
1. Serum natrium 2. Identifikasi
membaik penyebab
2. Serum kalium hiponatremia
membaik 3. Monitor kadar
3. Serum klorida natrium serum dan
membaik atau urine
Terapeutik:
4. Pasang akses
intravena
5. Berikan cairan
NaCl hipertonis
Edukasi:
6. Anjurkan asupan
makanan yang
mengandung
natrium
Kolaborasi:
7. Kolaborasi
pemberian diuretik
6.Menganjurkan asupan
makanan yang
mengandung natrium
R/H:
-Diit susu (6x200ml)
menggunakan NGT
(D.0136 Senin,04-03- 1.Mengidentifikasi area S:-
) 2024 lingkungan yang O:
berpotensi menyebabkan -Terdapat luka area kepala
cedera bagian kanan akibat cedera
R/H: dengan diameter 3-5 cm
- Terdapat luka area -lingkungan pasien aman
kepala bagian kanan dan tenang
akibat cedera dengan -Ruangan rawat
diameter 3-5 cm menmberikan pencahayaan
-lingkungan pasien aman yang memadai
dan tenang -Perawat memberikan
- pasien dengan risiko edukasi kepada keluarga.
jatuh yaitu Risiko -Ruangan rawat
sedang = 25-44,CT Scan memberikan pengaman
edema serebri tempat tidur dengan
fasilitas yang baik
2.Menyediakan cahaya -keluarga pasien
yang memadai dianjurkan mendampingi
R/H: pasien karena kondisi
-Ruangan rawat pasien gelisah, lemah,
menmberikan pucat dan akral teraba
pencahayaan yang dingin
memadai -Perawat menjelaskan
kepada keluarga pasien
3.Mensosialisasikan mengenai keadaan pasien
pasien dan keluarga agar tidak terjadi cedera
dengan lingkungan ruang dikarenakan kondisi pasien
rawat belum stabil dengan :
R/H: -Nadi 53x/menit
-Perawat memberikan - Risiko jatuh dengan skala
edukasi kepada keluarga. sedang =25-44
-CTScan edema serebri
4.Menggunakan -Tingkat kesadaran
pengaman tempat tidur somnolen
sesuai dengan kebijakan - GCS :
fasilitas kesehatan (E=4,V=4,M=5)=13
R/H: -otot ekstermitas atas 2 dan
-Ruangan rawat ekstermitas bawah 1
memberikan pengaman
tempat tidur dengan
fasilitas yang baik 2222 2222
1111 1111
5.Berdiskusi bersama
anggota keluarga yang A: Risiko cedera belum
dapat mendampingi pasien teratasi
R/H: P: Intervensi dilanjutkan
-keluarga pasien sesuai dengan kebutuhan
dianjurkan mendampingi pasien :
pasien karena kondisi 1. Identifikasi area
pasien gelisah, lemah, lingkungan yang
pucat dan akral teraba berpotensi menyebabkan
dingin cedera
2.Sediakan cahaya yang
6.Menjelaskan alasan memadai
intervensi pencegahan 3.Gunakan pengaman
jatuh ke pasien dan tempat tidur sesuai dengan
keluarga kebijakan fasilitas
R/H: kesehatan
-Perawat menjelaskan 4.Diskusikan bersama
anggota keluarga yang
kepada keluarga pasien dapat mendampingi pasien
mengenai keadaan pasien
agar tidak terjadi cedera
dikarenakan kondisi
pasien belum stabil
dengan :
-Nadi 53x/menit
-Tingkat kesadaran apatis
- GCS :
(E=4,V=4,M=5)=13
-otot ekstermitas atas 2
dan ekstermitas bawah 1
2222 2222
1111 1111
2222 2222
-Tingkat ketergantungan
total -Tingkat ketergantungan
total
2. Meminimalkan stimulus - Pasien ditempatakan
dengan menyediakan diruangan yang tenang
lingkungan yang tenang -Ceftriaxone (2 x 1gr)
R/H: - Tramadol (2 x 1 Amp)
- Pasien ditempatakan - Mersitropill (2 x 12 gr)
diruangan yang tenang - Paracetamol (3 x 1 gr)
- Phenytoin (2 x 100
3.Memberikan posisi semi mg/(BPNS))
fowler - Manitol (125ml/6 jam)
R/H: - Fentanil (120 mcg/jam)
- head up 30⁰ -Dexmedetomidine (0,4
mcg/kgbb/jam)
4.Berkolaborasi A: Penurunan kapasitas
pemberian sedasi dan anti adaptif intrakranial belum
konvulsan teratasi
R/H: P: Intervensi dilanjutkan
-Ceftriaxone (2 x 1gr) sesuai dengan kebutuhan
- Tramadol (2 x 1 Amp) pasien :
- Mersitropill (2 x 12 gr) 1.Monitor tanda/gejala
- Paracetamol (3 x 1 gr) peningkatan TIK
- Phenytoin (2 x 100 2. Minimalkan stimulus
mg/(BPNS)) dengan menyediakan
- Manitol (125ml/6 jam) lingkungan yang tenang
- Fentanil (120 mcg/jam) 3.Berikan posisi semi
-Dexmedetomidine (0,4 fowler
mcg/kgbb/jam) 4.Kolaborasi pemberian
sedasi dan anti konvulsan
3333 3333
-Tingkat ketergantungan
-Tingkat ketergantungan total
total - Pasien ditempatakan
2. Meminimalkan stimulus diruangan yang tenang
dengan menyediakan - head up 30⁰
lingkungan yang tenang -Ceftriaxone (2 x 1gr)
R/H: - Tramadol (2 x 1 Amp)
- Pasien ditempatakan - Mersitropill (2 x 12 gr)
diruangan yang tenang - Paracetamol (3 x 1 gr)
- Phenytoin (2 x 100
3.Memberikan posisi semi mg/(BPNS))
fowler - Manitol (125ml/6 jam)
R/H: - Fentanil (120 mcg/jam)
- head up 30⁰ -Dexmedetomidine (0,4
mcg/kgbb/jam)
4.Berkolaborasi A: Penurunan kapasitas
pemberian sedasi dan anti adaptif intrakranial teratasi
konvulsan P: Pasien dipindah
R/H: keruangan perawatan
-Ceftriaxone (2 x 1gr) syaraf (Intervensi diruang
- Tramadol (2 x 1 Amp) ICU dihentikan)
- Mersitropill (2 x 12 gr)
- Paracetamol (3 x 1 gr)
- Phenytoin (2 x 100
mg/(BPNS))
- Manitol (125ml/6 jam)
- Fentanil (120 mcg/jam)
-Dexmedetomidine (0,4
mcg/kgbb/jam)