Anda di halaman 1dari 8

MODUL PEMBELAJARAN DARING

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI


AAAAASS

KODE MK : KOM1101

Bobot SKS : 3(3-0)


Pertemuan 9 : Model-model Komunikasi
IDENTITAS PERSONEL KELOMPOK
No Nama Mahasiswa NIM
1 Astried Libelnov Ramadhani 225120200111046
2 Sandrina Anjelita 225120200111047
3 Franssischa Tantri Wijayanti 225120201111005
4 Albertus Eka Wardhana 225120201111017
5 Laurensia Aileen 225120201111020
6 Samira Ersyafitri 225120201111025

MODUL 3: Model Komunikasi


CPMK :

M1 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan (C2) komunikasi sebagai ilmu pengetahuan dan
konsep dasar Ilmu Komunikasi (S2, P1)
SUB-CPMK:
L2. Mahasiswa mampu menjelaskan Ilmu Komunikasi melalui konsep dasar yang meliputi definisi dan
unsur-unsur komunikasi, hakikat komunikasi dalam model transmisi dan ritual, pesan verbal dan
nonverbal, level komunikasi, model- model komunikasi (M1)
MODEL PEMBELAJARAN :
Cooperative learning melalui pengerjaan modul

ESTIMASI WAKTU :
Belajar mandiri : 1 x 60’
Diskusi kelompok : 1 x 60’
Pengerjaan modul : 1 x 30’
PRASYARAT :

Mahasiswa mempunyai pemahaman tentang definisi dan unsur-unsur komunikasi

SUMBER REFERENSI/LINK MATERI

Adler, RB. and Rodman, G. (2017). Understanding human communication. NY: Oxford University Press.
Mulyana, D. (2017). Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Fiske, J. (2010). Introduction to Communication Studies. New York: Routledge-Taylor and Francis.
Wood, J.T. (2013). Communication Mosaics: 7th Edition.
URAIAN INSTRUKSI PENGERJAAN

Secara berkelompok sebagaimana telah dibentuk di kelas, mahasiswa diminta untuk melakukan belajar
mandiri tentang konseptualisasi komunikasi dan model-model komunikasi pada beberapa literatur
yang disebutkan (boleh menggunakan literatur tambahan lainnya selama sumber yang digunakan
kredibel, bukan blog maupun artikel dengan kredibilitas yang rendah). Dari hasil belajar mandiri, lakukan
diskusi kelompok dengan memilih minimal 3 model komunikasi yang termasuk dalam kategori
konseptualisasi komunikasi: 1) linear, 2) interaktif, 3) transaksional dari beberapa model komunikasi
berikut :
 Model Komunikasi Aristoteles (linear)
 Model Komunikasi Schramm (interaktif)
 Model Komunikasi S-R (transaksional)
 Model Komunikasi Shannon and Weaver (linear)
 Model Komunikasi Gerbner (linear, perluasan dari konsep Lasswell)
 Model Komunikasi Lasswell (linear)
 Model Komunikasi Newcomb (transaksional)
 Model Komunikasi Westley and MacLean (interaktif)
 Model Komunikasi Jakobson (linear)
 Model Komunikasi Tubbs (transaksional)
 Model Komunikasi Gudykunst and Kim (transaksional)
 Model Komunikasi DeFleur
Dari model-model komunikasi yang sudah dipilih, berikan deskripsi ringkas dan contoh konkret untuk
menggambarkan masing-masing model. Kemudian, lakukan identifikasi apakah model tersebut masuk
ke dalam konseptualisasi komunikasi linear, interaktif (interaksional) ataukah transaksional dengan
memberikan argumentasi ringkas. Secara umum, pengerjaan modul ini dapat dilakukan dengan
menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan berikut.

1. Penjelasan ringkas tentang model komunikasi yang dipilih (minimal 3 model komunikasi) :
Model Komunikasi 1: Shannon and Weaver (Linear)
 Deskripsi ringkas tentang model linear Shannon and Weaver
Model ini dikembangkan pada tahun 1949 dalam buku “Mathematical Theory of Communication.”
Pada model Shannon and Weaver, mereka menganggap bahwa komunikasi adalah fenomena yang
statis dan dilakukan secara satu arah. Model ini juga tidak memiliki konsep umpan balik atau transaksi
yang terjadi dalam peristiwa penyandian dan penyandian balik (tidak ada feedback). Keunikan model
komunikasi ini adalah adanya noise dalam proses komunikasi yang dapat mengganggu proses
pengiriman pesan sehingga kadang membuat adanya misinterpretasi dalam pada pesan yang
disampaikan.
 Contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari
Saat di kelas, seorang guru menyampaikan materi pembelajaran ke murid-muridnya dengan harapan
para murid dapat memahami materi yang disampaikan. Namun, sayangnya ada hambatan (noise)
ketika kelas berlangsung seperti kelas yang panas atau suara kipas di kelas yang berisik sehingga para
murid sulit untuk fokus mendengarkan guru dan kurang memahami apa yang gurunya sampaikan.
Model Komunikasi 2: Schramm (Interaktif)
 Deskripsi ringkas tentang model interaktif Schramm
Model pertama milik Schramm dibuat mirip dengan model Shannon dan Weaver lalu dalam model
kedua, Schramm memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan dalam bidang pengalaman sumber dan
sasaran. Di model ketiga Schramm menganggap komunikasi sebagai interaksi dengan kedua pihak
yang menyandi, menafsirkan, meyandi-balik, mentransmisikan, dan menerima sinyal. Menurut
Schramm komunikasi membutuhkan 3 unsur yaitu sumber, pesan, dan sasaran. Sumber boleh jadi
seorang individu (berbicara, menulis, menggambar,dll). Pesan dapat berbentuk kertas, lambaian
tangan, bendera di udara, atau tanda yang bisa ditafsirkan. Sasarannya mungkin seorang individu yang
mendengarkan, menonton atau membaca.
 Contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari
Contohnya ketika A sedang mengalami kebakaran kemudian A berteriak minta tolong atau
mengatakan “Api” hal ini ketika di dengar oleh orang lain, orang tersebut memiliki pilihan dari
berbagai respon yang tersedia dalam situasi tersebut. Contoh lainnya ketika A betemu dengan B
kemudian A menyapa dengan melambaikan tangan atau berkata “Hai” lalu B merespon dengan
mengatakan “Hai juga” atau melambaikan tangan kembali.

Model Komunikasi 3: Newcomb (Transaksional)


 Deskripsi ringkas tentang model transaksional Newcomb
Model komunikasi yang dikemukakan oleh Theodore Newcomb ini biasa dikenal pula dengan model
ABX atau Simetri. Dimana Newcomb menjelaskan model ini dengan menggambarkan bahwa pengirim
pesan (A), menyampaikan informasi kepada orang lain (B) tentang sesuatu (X). Model ini menjelaskan
bahwa sikap (A) terhadap (B) dan juga terhadap (X) saling memiliki ketergantungan. Dalam Model ABX
ini, newcomb menyatakan bahwa komunikasi adalah hal yang wajar dan terbilang efektif yang dapat
membuat orang dapat mengorientasikan diri kepada lingkungannya. Model komunikasi ini adalah
tindakan yang sifatnya sengaja dan bersifat dua arah. Dalam model komunikasi ini pula, kedua belah
pihak akan berkomunikasi secara nyaman apabila keduanya memiliki kesamaan persepsi terhadap
sesuatu baik sifatnya positif maupun negatif.
 Contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari
Misalnya ketika Tika (A) dan Fadi (B) sama-sama menyukai pelajaran bahasa inggris (X) dalam hal ini
mereka (A) dan (B) sama-sama bersikap positif terhadap objek (X). Semisal (A) mengatakan “aku suka
bahasa inggris karena tertarik dengan grammar”, lalu (B) menjawab “wah menarik kebetulan aku juga
sangat tertarik mempelajari grammar, selain itu aku juga ingin memperdalam kemampuanku dalam
membaca atau reading”. Contoh lain ketika Tika (A) dan Fadi sama-sama tidak menyukai pelajaran
matematika (X) disini keduanya sama-sama bersikap negatif terhadap objek (X). Ketika (A)
mengatakan “aku tidak suka matematika karena aku sangat lemah dalam hitung-hitungan”. Lalu B
menjawab “aku juga kurang menyukai matematika karena cenderung membosankan”. Walau sama-
sama bersikap negatif, komunikasi keduanya masih berlangsung baik karena kesamaan persepsi
terhadap sesuatu. Namun, situasi berubah jika salah satu pihak memiliki persepsi bahwa pihak lain
tidak sepemahaman atau satu persepsi terhadap dirinya. Semisal, seorang ketua kelas (A) menyuruh
sekretaris kelas (B) untuk menulis semua catatan guru yang berlembar-lembar (X) di papan tulis. Disini
(A) memiliki persepsi bahwa (B) akan menolak dan enggan melakukan apa yang diperintahkannya
sehingga ada perasaan sungkan atau tidak nyaman ketika berkomunikasi dengan (B). Disini, (A)
memiliki 2 opsi untuk menormalkan keadaan. Yang pertama adalah dengan mengubah persepsinya
sendiri dan tidak terlalu bergantung pada harapan bahwa (B) akan menuruti kehendaknya. Kedua,
adalah dengan membujuk pihak (B) untuk mengikuti apa yang diharapkannya.
Model Komunikasi 4: Lasswell (Linear)
 Deskripsi ringkas tentang model linear Laswell
Model komunikasi ini dikemukakan oleh Harold D. Lasswell pada tahun 1948. Menurut Lasswell,
fungsi komunikasi yang paling penting adalah untuk menyampaikan informasi mengenai kenegaraan.
Model komunikasi Lasswell yang bersifat satu arah ini sering diterapkan dalam komunikasi massa
dimana pemerintah atau pihak yang berkuasa menyampaikan kebijakan mereka kepada warga
negara. Dalam model komunikasi ini, terdapat 4 unsur yang menjadi dasar dalam menyampaikan
pesan. Unsur yang pertama adalah who, merupakan sumber yang menyampaikan pesan. Unsur says
what berada di posisi kedua dimana unsur ini berisi pesan yang ingin disampaikan. In which channel
merupakan unsur ketiga dimana untuk menyampaikan pesan tersebut diperlukan media atau saluran.
Selanjutnya ada unsur to whom dimana unsur ini dikaitkan dengan penerima pesan tersebut. Unsur
terakhir yang terdapat dalam model komunikasi menurut Lasswell adalah with what effect dimana
unsur ini berhubungan dengan efek yang ditimbulkan dari pesan yang disampaikan tersebut.
 Contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari
Ketika berada di dalam kelas sedang kegiatan belajar mengajar. Pada saat itu dosen berperan sebagai
unsur who dimana dosen menjadi orang yang menyampaikan pesan berupa materi pembelajaran.
Lalu materi pembelajaran itu sendiri menjadi unsur says what yaitu pesan yang disampaikan. Para
mahasiswa yang mendengarkan dosen tersebut menjadi unsur to whom yaitu pihak yang menerima
pesan. Setelah mendengarkan materi yang dipaparkan oleh tersebut, para mahasiswa dapat
merasakan efek yang diterima baik dalam aspek kognitif, afektif bahkan behavioral. Efek yang
dirasakan oleh mahasiswa tersebut termasuk ke dalam unsur with what effect yaitu efek yang
dirasakan oleh penerima pesan setelah menerima pesan tersebut.
Model Komunikasi 5: Gudykunst and Kim (Transaksional)
 Deskripsi ringkas tentang model transaksional Gudykunst and Kim
Model komunikasi Gudykunst and Kim ini masuk dalam komunikasi antar budaya atau dengan kata
lain komunikasi terjadi antara orang-orang yang berasal dari budaya berbeda (baik perbedaan ras,
etnis, dan sosial ekonomi) atau dengan orang asing. Model komunikasi ini mendukung tatap muka
(komunikasi antara dua orang). Model komunikasi ini terjadi karena semakin besar perbedaan budaya
antar subjek sehingga semakin banyak peluang yang terlewatkan untuk membangun keamanan dalam
komunikasi yang tepat. Model ini berasumsi bahwa kedua subjek dapat menjadi pengirim dan
penerima pesan pada saat yang sama, atau keduanya dapat menyandikan dan mendekodekan pesan
pada saat yang sama.
 Contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari
Misalnya seorang Sunda yang berteman dengan orang Jawa, kemudian mereka pergi ke toko buah
bersama. Lalu temannya yang Jawa meminta tolong kepada temannya yang orang Sunda tadi untuk
mengambilkan buah kates “h tlong aku ambilkan buah kates dong!”. Kemudian orang Sunda tadi
mengambilkannya buah pisang. Sontak temannya yang orang Jawa kebingungan “Loh, kok malah
pisang, kates maksud aku”. Teman yang Sunda menjawab “Iya kates kan pisang.” Lalu teman yang
Jawa kembali menjawab “Loh kates itu papaya, bukan pisang.” Pada akhirnya ditelusuri lagi bahwa
ternyata kates dalam bahasa Sunda berarti pisang, sedangkan di Jawa kates berarti pepaya. Dari kasus
ini dapat dilihat jika terjadi kesalahpahaman antara orang Jawa dan orang Sunda karena perbedaan
budaya dan bahasa mereka. Selain itu, kedua subjek komunikasi dalam kasus ini yaitu orang Jawa dan
orang Sunda dapat sekaligus menjadi komunikator ataupun komunikan.
Daftar Pustaka
Mulyana, Dedi. (2013). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.
2. Identifikasi berdasarkan konseptualisasi komunikasi :
Model Komunikasi Kategori Konseptualisasi Alasan mengapa model tersebut masuk ke
(Linear – interactive – dalam konseptualisasi yang dituliskan
transaksional) (tuliskan secara ringkas)
Shannon and Weaver Linear Model komunikasi milik Shannon Weaver ini
masuk dalam komunikasi linear karena
komunikasi hanya terjadi satu arah, dengan
arti lain, si penerima pesan hanya menerima
dan memproses pesan saja tanpa adanya
feedback.
Schramm Interaktif Model Schramm masuk dalam komunikasi
interaktif karena adanya umpan balik dari
komunikan sehingga pesan terjadi dua arah.
Namun, bentuk timbal baliknya hanya
berupa pesan bahwa komunikan
mendengarkan dan menangkap pesan
pengirim dengan baik.
Newcomb Transaksional Model yang diciptakan oleh Newcomb ini
terjadi secara dua arah karena adanya
kesamaan persepsi antara komunikator dan
komunikan. Hal ini membuat si komunikator
mendapatkan feedback berupa pesan verbal
maupun nonverbal yang diberikan
komunikan.
Lasswell Linear Model Lasswell terjadi saat komunikasi
antara sumber dan penerima berjalan satu
arah karena setelah penyampaian pesan dari
sumber, penerima hanya merasakan efek
dari pesan yang dikirimkan tersebut.
Gudykunst and Kim Transaksional Model komunikasi milik Gudykunst and Kim
ini dapat dilihat dari unsur komunikasinya
dimana kedua subjek posisinya setara, bisa
sebagai pengirim maupun penerima atau
dalam arti lain pesan yang disampaikan
salah satu pihak juga sekaligus menjadi
umpan balik. Hal ini merupakan ciri khas dari
model transaksional.

3. Penilaian kinerja kelompok, diisi oleh ketua kelompok dengan menggunakan skala yang sudah
ditentukan.
Tabel Peer Assessment
N Nama Mahasiswa Posisi dalam Nilai
o Kelompok ( berikan sesuai skala yang
ditentukan)
1 Franssischa Tantri Wijayanti Ketua 85
2 Astried Libelnov Ramadhani Anggota 85
3 Sandrina Anjelita Anggota 85
4 Albertus Eka Wardhana Anggota 85
5 Laurensia Aileen Anggota 85
6 Samira Ersyafitri Anggota 85
Pemberian nilai untuk kinerja ketua maupun anggota kelompok mengikuti skala:
85 = sangat baik 70 = cukup 55 = kurang baik 0 = tidak bekerja
Penilaian di luar skala tersebut, maka kinerja ketua/anggota kelompok dianggap NOL

FEEDBACK DOSEN
Feedback dari dosen pengampu matakuliah terkait:

1 Penjelasan terhadap model komunikasi yang diberikan

2 Identifikasi terhadap kategori konseptualisasi


komunikasi

3 Deskripsi contoh aktivitas sehari-hari yang relevan


dengan model komunikasi

INSTRUMEN PENILAIAN

Berikut instrumen penilaian yang digunakan dalam modul ini :


Ketepatan dalam Ketepatan dalam Relevansi contoh Kesesuaian
Dimensi penilaian mendeskripsikan mengidentifikasi yang diberikan pada penggunaan sumber
model komunikasi model ke dalam masing-masing dan ketepatan
yang dipilih konseptualisasi model penulisan pustaka
komunikasi
30% 30% 25% 15%
Sangat Baik
skor > 80
Baik
>75 – 80
Cukup
>69 – 75
Kurang
>60 – 69
Sangat Kurang
< 60
NILAI TOTAL

Anda mungkin juga menyukai