Anda di halaman 1dari 220

Faisal Dwikusuma

RAHASIA
DI BALIK

KONSELOR
SEBAGAI
PELAYAN CURHAT
Tuhan Tetaplah
Tempat Curhat
Yang Utama
Simak
Kata
Mereka
Dr. Yusi Riksa Yustiana, M.Pd.
(Dosen PPB-BK Universitas Pendidikan Indonesia)

Sebuah karya yang baik dan berani…!


Leilissani El Zudaida
(Peraih Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah Teknik
Konseling Tingkat Nasional 2011 )

Bukunya kreatif...! Bahasanya


ringan dan bisa menjadi
alternatif bacaan khususnya
untuk orang-orang yang
berkecimpung dalam ranah
bimbingan dan konseling. Salut
deh...!
Syahril Ramadhini
(Mantan Ketua Ikatan Mahasiswa BK Indonesia Periode
2012)

“Berani bertindak, berani


bertanggung jawab! Buku yang
luar biasa, kembangkan…!!!”
Bayu Taufik Purbaya, Cht.
(Mahasiswa PPB-BK Universitas Pendidikan Indonesia
Angkatan 2011)

Dengan gaya bahasa yang


ringan, mengalir, dan sederhana,
Faisal Dwikusuma berhasil
membuat sebuah buku
bertemakan bimbingan dan
konseling menjadi sebuah
bacaan yang mengasyikan dan
tidak membosankan. Gaya
bahasa dalam buku ini begitu
mengalir seperti layaknya
membaca sebuah novel. Materi dalam buku ini pun
sangat ringan dan mudah dimengerti oleh berbagai
kalangan, bahkan oleh orang awam yang belum mengenal
bimbingan dan konseling sekalipun. Direkomendasikan
pada siswa dan mahasiswa untuk membaca buku
berjudul “Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan
Curhat” ini, khususnya kepada mahasiswa psikologi
pendidikan dan bimbingan.
Puranti Nur Farida
(Mahasiswi Psikologi Universitas Padjajaran Angkatan
2011)

Isinya menarik dan bahasanya


anak muda banget...! Buku ini
mengajak para anak sekolah
agar tidak takut dengan yang
namanya guru BK dan itu
sangat bagus. Teorinya pun
terbilang terkuasai kalo
melihat dari setiap
penjelasannya. Selain itu, dalam buku ini, banyak contoh
yang amat menarik untuk dibaca.
Khusnul Maria Ulfa
(Alumni PPB-BK Universitas Negeri Surabaya
Angkatan 2009)

“Rahasia di Balik
Konselor Sebagai
Pelayan Curhat” adalah
buku yang menarik.
Melalui buku ini, Faisal
Dwikusuma mampu
menjelaskan secara garis
besar bimbingan dan
konseling yang
mematahkan anggapan bahwa konselor adalah polisi
sekolah. Dengan bahasa “percakapan sehari-hari,” yang
tentunya mudah dipahami oleh pembaca dari berbagai
macam kalangan, buku ini sangat direkomendasikan
untuk dibaca.
Delistia Mutiara

(Alumni SMAN 1 Surade, Kab. Sukabumi Angkatan


2013)

Isi buku yang bertemakan


bimbingan dan konseling ini
bagus banget karena gaya bahasa
yang digunakannya amat
sederhana sehingga mudah
dimengerti oleh semua orang.
Setelah membaca buku ini, minat
saya ke BK sebelumnya jadi
bertambah. Kenapa? Soalnya di
buku ini, saya mendapatkan
pencerahan tentang dasar-dasar
BK yang menarik yang bisa menjadi bekal bagi saya buat
ke depannya sebagai calon mahasiswi bimbingan dan
konseling, hehe.
90% isi buku ini murni
hasil pemikiran dan
penelusuran mahasiswa yang
baru menginjak dua semester
awal dalam perkuliahannya.
Dibuat sejak pertengahan
tahun 2012, buku ini sempat
terhenti selama lima semester
berturut-turut.
10% sisanya baru
diselesaikan awal tahun 2015
dengan hanya menambah
bagian atau sekadar
mengganti kata-kata tanpa
mengubah isi pesan yang
telah ditulis dua setengah
tahun sebelumnya.
Ini adalah buku koleksi
pribadi, bukan buku terbitan,
sehingga cap dalam cover
buku ini bukanlah best seller
alias penjualan terbaik,
melainkan best teller (versi
saya pribadi) yang sesuai artinya
adalah pencerita terbaik atau
yang menceritakan paling baik.
(cek kamus aja)
Walau tidak
memecahkan rekor sebagai
penulis buku termuda, buku
pemikiran polos mahasiswa
semester II ini diharapkan
bisa memberi corak yang
berbeda
Harap maklum kalau
buku ini mengisyaratkan
makna yang keliru atau
kontroversi karena murni
hasil pemikiran dan
penelusuran mahasiswa akhir
semester II dan sengaja tidak
diubah untuk memancing
dan mengundang rasa
penasaran adik-adik
tingkat alias mahasiswa baru
terhadap BK dengan cara
yang berbeda
Buku ini
kupersembahkan untuk
Orang tua dan juga segenap keluarga besarku

beserta para insan generasi negeri ini


Ucapan Terima Kasih

Rasa syukur yang tiada bandingnya terhadap Tuhan


Yang Maha Esa atas segala bentuk kebaikan yang telah
diberikan-Nya. Kebahagiaan itu terasa bukan karena
kekayaan atau kesuksesan semata melainkan lebih dari
itu, yakni pada saat kami dapat mensyukuri segala
pemberian-Mu yang tak tergantikan.

Rasulullah SAW, sang teladan umat yang telah


memperjuangkan ketulusan cinta dan kasih sayang pada
umatnya, mudah-mudahan shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepadamu wahai Rasulullah SAW, Aamiin Ya
Rabbal Aalamiin.

Orang tua saya yang selalu memberikan doa dan


perhatiannya kepada saya, terima kasih atas segala
bentuk jasa dan pengorbananmu selama ini. Orang tua
merupakan salah satu sumber motivasi dan kekuatan
besar bagi saya untuk dapat menjalani kehidupan ini.

Segenap anggota keluarga saya yang sudah turut


menemani dan mengisi hidup saya dari hari ke hari,
mudah-mudahan tali persaudaraan ini dapat selalu kita
genggam dengan erat dan kuat, Aamiin Ya Rabbal
Aalamiin.

Bapak Ibu guru/dosen yang tidak segan mengarahkan


kami dalam menimba ilmu selama ini, khususnya Ibu Dr.
Yusi Riksa Yustiana, M.Pd. selaku Wali Tingkat kami
yang sempat turut membimbing saya dalam menyusun
buku koleksi pribadi ini, meskipun tidak sampai akhir,
terima kasih Bapak/Ibu, Insya Allah pahala berlimpah
telah Allah siapkan.
Teman-teman saya yang sudah turut andil memberikan
dukungan pada saya selama ini termasuk dalam proses
pembuatan buku koleksi pribadi ini. Terima kasih wahai
para sahabat.

Penulis

Bandung, Juli 2012


Pengantar

S
obat, istilah “guru BK” yang dulu lebih dikenal
dengan nama ”guru BP (bimbingan dan
penyuluhan)” kemungkinan besar udah nggak asing
lagi di telinga sobat apalagi yang udah atau pun sedang
sekolah menempuh pendidikan tingkat menengah, tapi
bagaimanakah respon sobat kalo yang saya tanyakan
adalah “konselor?” Kemungkinan besar, kawan-kawan
akan menjawab “hah? Apaan tuh?” selagi menunjukkan
wajah bengong dan bertanya-tanya. Sobat, seandainya
anggaplah konselor itu sebagai guru BK yang ada di
sekolahmu, lantas, apakah kesan “galak, serem, dan jutek”
yang langsung muncul di benakmu terhadap konselor
karena ternyata sama aja dengan guru BK di sekolahmu?
Bagi yang menjawab “iya,” wajib mengubah kesan atau
pandanganmu yang seperti itu terhadap konselor. Ada
yang bilang “habis sikap guru BK-nya sendiri yang emang
kayak gitu sih.” Nah, jawaban saya simple aja sob. Kalo
begitu, lekatkan aja kesan “galak, serem, dan jutek” itu ke
“orangnya,” jangan ke “konselornya.”

B
uku ini saya berikan untuk kawan-kawan yang
masih keliru memandang sosok konselor atau
anggaplah guru BK di sekolah. Buku ini pun
dimaksudkan untuk lebih mendorong rasa penasaran
adik-adik tingkat atau mahasiswa BK yang baru masuk.
Tenang aja kawan, buku ini saya buat sedemikian rupa
untuk remaja seusiamu. Bahasanya yang ringan dan
ilustrasi kisah sederhana yang mungkin beberapa
diantaranya kental dengan kisah remaja akan
memudahkan kawan-kawan dalam memahami buku ini.

I
ngat! Buku koleksi ini bukanlah referensi yang sudah
mutlak kebenarannya, sehingga masih perlu dikritisi
pula oleh para pembaca khususnya mahasiswa yang
baru berkecimpung di bidang BK. Mudah-mudahan
semangat menggali ilmu khususnya mengenai BK akan
lebih terpancing setelah membaca buku ini dan koreksi
atau kritik yang membangun terhadap buku koleksi
pribadi ini tetap akan kami sambut dengan hangat. So,
selamat membaca ok 

Bandung, Juli 2012

Penulis
Daftar Isi

Simak Kata Mereka______________________I

Sekilas Asal Usul______________________IX

Halaman Persembahan________________XIIII

Ucapan Terima Kasih___________________XV

Pengantar_________________________XVIII

Daftar Isi__________________________XXI

Bagian Spesial Pertama

Sosok Konselor Itu Seperti Apa Sih?________2

Bimbingan Sama Aja Dengan Nasehat?


Kalo Beda, Bedanya Apa?________________13

Apa Bedanya Bimbingan


Dengan Konseling?_____________________17

Perbandingan Antara Konseling


danPsikoterapi_______________________20
Konselor Sama Dengan
Dokter dan Psikiater?__________________23

Konselor Baru Berfungsi


Pas Ada Orang Yang Bermasalah?__________27

Bimbingan dan Konseling Cuma


Buat Siswa Tertentu Aja?_______________30

Bimbingan dan Konseling Melayani


Orang Yang Nggak Normal?______________31

Layanan BK Berpusat Pada


Gejala Atau Keluhan Pertama?____________33

Bimbingan dan Konseling Cuma Pengen


Menangani Yang Ringan-Ringan Doang?______35

Siapa Aja Bisa Mengadakan


Layanan Bimbingan dan Konseling?__________38

KonselorTuh Kerja Sendiri?______________40

Konselor Doang Yang Harus Aktif?_________42

Menyama Ratakan Teknik Penanganan


Buat Semua Konseli Tuh Boleh?___________44

Layanan Bimbingan dan Konseling


Amat Tergantung Sama Instrumen?_______46
Hasil Layanan BK Tuh
Harus Segera Terlihat?_________________50

Layanan BK Disamakan Atau


Dipisahkan Sama Sekali Dari Pendidikan?____52

Layanan BK Tuh Bersifat


Multi Aspek dan MultiSetting____________56
1. Kasus Yang Berhubungan Dengan
Aspek Pribadi-Sosial______________57
2. Kasus Yang Berhubungan Dengan
Aspek Akademik_________________59
3. Kasus Yang Berhubungan Dengan
Aspek Karir____________________60

Dasar Melaksanakan Layanan BK : Asas BK___61

1. Competency (Keahlian)
2. Secrecy (Kerahasiaan)
3. Coheciveness (Keterpaduan)
4. Volunteering (Kesukarelaan)
5. Being Active (Kegiatan)
6. Openness (Keterbukaan)
7. Now (Kekinian)
8. Dynamc (Kedinamisan)
9. Harmony (Keharmonisan)
10. Stand Alone (Kemandirian)
11. Referral (Alih Tangan Kasus)
Bagian Spesial Kedua

Tentang Curhat_______________________90

Adakah Sesama Orang Yang Punya


Kesamaan Seratus Persen?______________101

Mengenali Diri Sendiri_________________104

Pandai Berkomunikasi ≠ Pandai Berbicara?___113

Rumus Membangun Kepercayaan


Konseli Selaku Pencurhat_______________116

Konselor Itu Harus


Jadi Listener Yang Baik_______________121

1. Tatapan mata
2. Senyuman
3. Sentuhan

Judgement________________________133

Kenalan Sama Perasaannya Dong_________138

Kontrol Emosi______________________146

Menghadapi Konseli Yang Plin Plan?_______151

Biar Konseli Sadar Dengan Sendirinya____154

Biar Konseli Rileks dan NggakTegang_____161


Camkan Padanya
“Karena Kita Begitu Berharga”__________164

Nggak Usah Malu Meminta Klarifikasi____171

Curhat Yang Seolah-Olah


Meminta Pendapat Padahal Nggak_______175

Sumber Referensi dan Inspirasi________185

Penulis___________________________188
1

Bagian
Spesial
Pertama

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
2

Sosok Konselor Itu Seperti Apa Sih?

S obat, mungkin dikau bertanya-tanya

“sebenarnya konselor tuh kayak gimana

sih? Konselor sebagai pelayan curhat tuh

maksudnya apa?” Begini sob, konselor itu adalah

pemberi layanan bimbingan dan konseling yang

profesional karena udah mengikuti pendidikan

Sarjana BK dan PPK alias Pendidikan Profesi

Konselor sebagaimana mestinya. Kalo di sekolah,

biasa disebut guru BK. Cuma yang perlu kita ingat

ialah bahwa nggak semua guru BK di sekolah tuh

merupakan konselor karena ada pula yang baru

lulusan Sarjana BK dan belum/tidak mengikuti

PPK. Nah, yang jadi masalahnya di sini bukanlah

itu, melainkan justru nggak sedikit guru BK yang

sebenarnya bukan guru BK loh. Wah, kok bisa?!

Maksudnya apa?! Ada yang nyamar tuh?! Tenang

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
3

sob, maksudnya karena sekarang banyak guru BK

bahkan mungkin di sekolah sobat sendiri yang

bukan berasal dari jurusan BK asli. Makanya, ada

banyak pula guru BK yang salah dalam menyikapi

suatu permasalahan khususnya anak didik di

sekolahnya alias nggak sesuai dengan skill

konselor yang seharusnya karena pengetahuan

dan pengalaman mereka yang minim terhadap

bimbingan dan konseling. Hal itu wajar karena

memang mereka bukan berasal dari jurusan BK,

melainkan dari jurusan lain. Nah sob, perlu kita

ingat juga kalo sebenarnya konselor nggak cuma

ada di sekolah doang, tetapi juga di lembaga lain.

Soalnya, layanan BK nggak cuma buat murid.

Semua orang dari berbagai latar belakang pun

bisa membutuhkan layanan ini. Nah, muncul lagi

pertanyaan baru “emang bimbingan dan konseling

tuh kayak gimana sih?”


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
4

S obat, sebelumnya ada yang mau saya

tanyain dulu nih. Pernahkah sobat

berpikir kayak gini pas SMP :

1. “Masuk ruang BK? Ogah ah, serem.”

2. “Dia dipanggil guru BK? Oohh, berarti dia

punya masalah.”

3. “Dia masuk ruang BK melulu. Dasar anak

bandel!”

Anggukkan kepala sobat kalo pernah berpikir

kayak gitu  Kebanyakan murid berpikir kayak

gitu karena guru BK-nya yang galak, tampangnya

yang serem, atau gayanya yang serius melulu,

katanya. Apalagi ditambah dengan kenyataan kalo

guru BK-lah yang biasa turun tangan langsung

menangani murid yang bermasalah kayak sering

bolos, cenderung nakal, dan lain-lain, sehingga

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
5

timbul kesan kalo murid yang masuk ruang BK

atau dipanggil guru BK alias konselor tuh berarti

anaknya nakal atau bermasalah. Sampai-sampai,

istilah “polisi sekolah” pun dilekatkan pada sosok

guru BK, padahal nggak demikian. Sobat, ini cuma

salah satu aja diantara beberapa statement

orang yang keliru tentang bimbingan dan

konseling. Apa lagi emang ya? So, kita bahas

entar ok 

B
ro dan sis, sosok guru BK di sekolah sobat

yang katanya serem, galak, atau jutek

nggak bisa dijadikan kesimpulan umum kalo semua

konselor itu terkesan kayak pandangan sobat

terhadap guru BK yang kayak gitu. Sama halnya

misalkan sobat merupakan salah seorang murid

kelas X-C. Ceritanya, kelas X-C tuh terkesan

buruk di mata guru karena emang sebagian besar

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
6

diisi sama murid yang doyan bikin ulah. Nah, apa

pantas kalo saya menyamakan sobat begitu aja

dengan teman sekelasmu yang kayak gitu? Saya

yakin pasti dirimu nggak bakal menerima kalo

disamakan dengan teman sekelasnya yang kayak

gitu, meskipun sebenarnya “iya.” 

N ah sob, sebelumnya sempat disebutkan

adanya suatu julukan yang populer di

kalangan siswa terhadap guru BK. That’s right,

statement guru BK sebagai “polisi sekolah.”

Statement ini memandang guru BK tuh bertugas

menjaga dan mempertahankan tata tertib,

disiplin, dan keamanan di sekolah. Nggak jarang

guru BK diamanahi tugas untuk merazia

penampilan siswa yang melanggar aturan kayak

rambut panjang, rok pendek, celana pensil,

bahkan mengusut tuntas masalah perkelahian

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
7

hingga pencurian. Betul nggak? Sampai-sampai

guru BK diberi kewenangan penuh bagi siswa yang

bersalah. Sebetulnya, hal itu nggak salah dan

terbilang wajar-wajar saja, cuma yang makin

membuat guru BK menjadi momok yang

menakutkan bagi siswa dengan statement “polisi

sekolahnya” itu adalah cara guru BK itu sendiri

dalam menangani kasus tersebut. Kadangkala

marah secara berlebihan atau membentak

semaunya dengan judgement “kamu nggak tau

diri ya!” Nggak tau siapa konselor yang

memprakarsai cara bersikap yang salah seperti

itu. Itu juga salah satu alasan yang bikin siswa

kerap gemetar setiap bertemu atau dipanggil

guru BK di sekolahnya. Skill yang dimilikinya

seharusnya bikin konselor bertindak dan

berperan sebagai sahabat atau tempat curhat

siswa atas segala hal yang menjadi uneg-uneg


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
8

dalam dirinya. Dia harus berusaha bersikap

secara friendly sama siswa yang terlibat kasus

demikian seberapa parah pun kasus tersebut.

Sobat, dari berbagai ahli dan sumber udah nggak

asing lagi diungkapkan bahwa konselor tuh

merupakan “kawan pengiring, penunjuk jalan,

pemberi informasi, pembangun kekuatan, dan

pembina perilaku-perilaku positif” yang

dikehendaki sesuai dengan prinsip “bimbingan

dan konseling menekankan hal yang positif,”

sehingga siapa pun yang berhubungan dengan

konselor selaku penggarap layanan bimbingan dan

konseling bakal ngedapetin suasana yang sejuk

dan memberi harapan, bukan malah bikin bulu

kuduk merinding 

S
obat, pernah kan sebelum berangkat

sekolah, orang tua sobat berkata salah

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
9

satu dari yang berikut ini.

1. “Pulang sekolah jangan ke mana-mana ya.”

2. “Pulang sekolah jangan ke mana-mana ya. Entar

mamah jemput.”

3. “Pulang sekolah jangan ke mana-mana ya.

Mamah kangen sama kamu. Mamah tunggu kamu

pulang ke rumah ya.”

C oba sobat amati ketiga pesan itu. Ketiga

pesan itu memiliki maksud yang sama, yakni

sang mamah pengen anaknya segera pulang ke

rumah. Setuju?..tapi dari sisi yang lain, ternyata

masing-masing pesan berbeda satu sama lain. Kalo

pesan yang pertama, “pulang sekolah jangan ke

mana-mana ya”, cenderung otoriter karena hanya

sekadar perintah dan bimbingan bukanlah sebuah

perintah semata. Kenapa? Sobat, yang namanya

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
10

perintah itu kan suatu hal yang bersifat

memaksa. Mau nggak mau atau suka nggak suka

tetap harus kita lakukan dan bagi orang yang

memerintah, perintah adalah sesuatu yang nggak

bisa diganggu gugat. Contohnya saja, Allah SWT

memerintahkan umatnya untuk menjalankan

ibadah shalat fardhu. So, bukankah orang Islam

yang nggak menjalankannya dianggap berdosa?

Itulah maksud dari perintah.

S ekarang kita bandingkan dengan pesan

yang kedua, “pulang sekolah jangan ke

mana-mana ya. Entar mamah jemput.” Sekilas,

maknanya tampak tidak berbeda dengan pesan

pertama, yakni sebuah perintah. Cuma, di pesan

yang satu ini, mamahnya terlihat lebih baik, mau

ngejemputin gitu  Nah sobat, apakah ini bisa

dikatakan sebagai bimbingan? Kita langsung

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
11

bandingkan saja dengan pesan ketiga, “pulang

sekolah jangan ke mana-mana ya. Mamah kangen

sama kamu. Mamah tunggu kamu pulang ke rumah

ya.” Nah, kali ini sang mamah terlihat

mengeksplorasi rasa rindunya terhadap anaknya.

Ternyata, pesan ini mengandung makna

tersembunyi. Rasa rindu yang coba diungkapkan

sang mamah terhadap anaknya ini ternyata adalah

sebagai kekuatan agar anak tersayangnya mau

segera pulang ke rumah tanpa harus dijemput

oleh sang mamah. Saya ulangi, rasa rindu yang

coba diungkapkan sang mamah terhadap anaknya

ini adalah sebagai kekuatan agar anak

tersayangnya mau segera pulang ke rumah tanpa

harus dijemput oleh sang mamah. Dalam kasus ini,

seorang pembimbing atau konselor punya cara

tersendiri biar anaknya tergerak untuk pulang

sendiri tanpa meminta atau mengatakan langsung


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
12

“nak, pulangnya sendiri ya. Mamah nggak bakal

ngejemput ya.” Eitss, bukan berarti harus dengan

berbohong juga ya  Nah, inilah pesan yang

menurut saya lebih menunjukkan arti sebuah

bimbingan. So, apakah bro dan sis udah paham

betul makna yang dimaksud? Kalo belum juga,

wajar kok. Asal, ayo kita lanjut! 

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
13

Bimbingan Sama Aja Dengan Nasehat?

Kalo Beda, Bedanya Apa?

K awan, berdasarkan Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI), nasehat itu berarti

peringatan, teguran, ajaran, anjuran, atau

pelajaran sedangkan bimbingan merupakan

tuntunan, petunjuk, arahan, atau tolong menolong.

Gaya bahasa orang yang menasehati cenderung

“aku sih nganjurin kamu…lebih baik lagi kalo

kamu…jadi, mendingan kamu…” Bandingkan dengan

gaya bahasa orang yang memberikan sebuah

bimbingan yang cenderung “kamu tuh punya

potensi bagus. Kamu berbakat di…tapi berbakat

juga di…sekarang, tinggal kamu yang nentuin

sendiri kamu lebih condong ke mana. Sayang kalo

bakat kamu disia-siain loh.”

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
14

K alo

orang
dilihat dari gaya bahasa barusan,

yang menasehati cenderung

memberikan anjuran yang pada akhirnya makin

berharap kalo anjurannya itu bisa diterima atau

diambil sama orang yang dinasehati. Berbeda

dengan bimbingan yang lebih berupaya

membukakan pikiran (open mind) dan

menyerahkan keputusan sepenuhnya sama orang

yang dibimbing. Pembimbing yang baik nggak

bakal menentukan jalan orang yang dibimbingnya,

tapi cuma membantu dalam menemukan dan

menentukan jalan yang bakal ditempuh orang itu.

Makanya, keputusan tetap ada di tangan orang

yang dibimbingnya. Soalnya, maksud atau tujuan

bimbingan itu sendiri ialah agar orang yang

dibimbing tuh bisa self understanding alias

memahami dirinya sendiri dan juga

mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
15

dirinya untuk dapat menentukan jalan hidupnya

sendiri sesuai dengan prinsip “decision making

atau pengambilan keputusan merupakan hal yang

esensial dalam bimbingan dan konseling.”

Bimbingan dan konseling membuat konseli sadar

atas apa yang terjadi dalam dirinya dan apa yang

bikin konseli itu merasa, berpikir, dan bertindak

sedemikian rupa terhadap realita hidupnya.

Dengan begitu, konseli bisa menilai apakah MAU

ADOL alias mind (pikiran), attitude (sikap),

utterance (ucapan), action (tindakan), dan

decision of life (keputusan hidup) yang konseli

ambil tuh benar, efektif, dan membangunkah atau

sebaliknya justru merugikan konselinya. Selain

itu, seseorang yang dibimbing pun diharapkan bisa

lebih mandiri dan bertanggung jawab dalam

mengatasi berbagai persoalan hidupnya. Ingat

sob! Biar lebih mandiri dan bertanggung jawab!


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
16

Bukan disuapin melulu sama nasehat dari kita.

Ok-lah, kalo ngasih nasehat beberapa kali sih

nggak masalah. Itu pun kalo konselinya belum juga

bisa mengambil keputusan dan emang meminta

nasehat dari kita selaku konselor. Asalkan, kita

juga ngejelasin alasan kenapa salah satu pilihan

kita anggap lebih baik buat konseli dibanding

pilihan yang lain. Sobat, yang namanya nasehat itu

baiknya dikasih sesedikit mungkin dan melalui

banyak alternatif. Kenapa? Soalnya, efek

sampingnya kalo orang kebiasaan dinasehatin

melulu tuh bisa bikin dia ketergantungan sama

kita. You know “ketergantungan?” Buat yang

doyan ngerokok pasti paham betul gimana tuh

rasanya ketergantungan, hehe  Terus kenapa

harus banyak alternatif? Biar konseli punya

pilihan dan wawasan atas hal yang mungkin akan

dilakukannya sob.
Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
17

Apa Bedanya Bimbingan Dengan Konseling?

S
obat, yang saya tau, bimbingan itu bisa

dikatakan sebagai alat ampuh dari

pendidikan dan konseling adalah jantungnya

bimbingan. Hasil penafsiran saya, kalo secara

simple, bedanya bimbingan dengan konseling tuh

bisa diliat dari kapan ngelakuinnya. Bimbingan

cenderung dilakukan atau diberikan ke seseorang

biar bisa menghadapi berbagai macam tantangan,

tuntutan, atau pun kemungkinan buruk pada masa

yang akan datang. Kalo diumpamain, bimbingan itu

ibarat “sedia payung sebelum hujan.” Bukankah

kegagalan tuh diakibatkan oleh ketidaksiapan kita

dalam mengantisipasi suatu hal pada masa yang

akan datang? So, di sini pulalah fungsi dari

bimbingan yang lebih bersifat mencegah atau

preventif. Misalkan, Setyo dibimbing biar nggak

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
18

kebawa-bawa sama temen-temennya yang suka

kebut-kebutan atau Andriani yang dibimbing biar

berhasil menjadi istri yang solehah. Kalo itu

bimbingan, konseling sebaliknya, cenderung

dilakukan atau diberikan ke seseorang yang udah

mengalami suatu hal. Konseling tuh ibarat pegawai

service atau sebuah obat bagi orang yang udah

terkena penyakit, yakni bersifat memperbaiki

atau menyembuhkan. Konseling tuh ada begitu

suatu hal entah itu masalah atau kejadian muncul.

Kalo belum muncul berarti cenderung bimbingan

yang digunakan. Coba, sekarang sobat tebak

beberapa kasus di bawah ini, manakah yang harus

dikasih bimbingan dan mana yang harus dikasih

konseling 

1. Lathifah selalu mendamba-dambakan

dirinya sukses menjadi seorang dosen.

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
19

2. Purbaya pengen ngelupain kisah masa

lalunya berhubungan sama si anu.

3. Anggana nggak mau kalo dia berada di

peringkat kedua dari terakhir lagi di

kelasnya.

4. Gernovita berharap keluarganya bisa jadi

keluarga yang SMW alias sakinah,

mawadah, dan warohmah.

5. Muchardiman kebiasaan tidur melulu di

kelasnya tuh.

E
its, tapi ingat selalu kayak yang

diungkapkan Bapak Kartadinata (2011) ya

kalo bimbingan tuh nggak selalu dilanjutin sama

layanan konseling, tapi sebaliknya, konseling

harus berlanjut ke layanan bimbingan karena

emang bimbingan bersifat “mencegah,” sehingga

terus-menerus dilakuin sob.


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
20

Perbandingan Antara

Konseling dan Psikoterapi

K awan, mungkin kawan sempat berpikir “apa

bedanya konseling dengan psikoterapi?”

Kini, kita bakalan bahas perbandingannya! 

Sobat, hasil penelusuran saya, konseling tuh

ibarat psikoterapi bagi psikolog. Sebaliknya,

psikoterapi pun ibarat konseling bagi konselor.

Kenapa gitu? Soalnya, keduanya sama-sama

bersifat perbaikan atau penyembuhan, yakni bagi

konseli atau klien yang emang udah mengalami

suatu hal. Kalo bimbingan kan lain, yakni bersifat

preventif. Makanya, yang kita bandingin di sini

adalah konseling sama psikoterapi, bukan

bimbingan sama psikoterapi 

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
21

S
obat, berikut adalah perbedaan umum

antara konseling dan psikoterapi yang

diambil dari berbagai sumber.

1. Konseling tuh cenderung diperuntukkan

bagi mereka yang masih dalam kondisi

sadar atau normal, sedangkan psikoterapi

cenderung diperuntukkan bagi mereka yang

mengalami gangguan jiwa lebih serius.

2. Konseling tuh cenderung berupa treatment

atau perlakuan, sedangkan psikoterapi

cenderung berupa therapy atau

penyembuhan.

3. Konseling tuh cenderung lebih bersifat

edukatif, sedangkan psikoterapi cenderung

lebih bersifat rekonstruktif.

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
22

4. Konseling tuh cenderung lebih bersifat

sportif, sedangkan psikoterapi cenderung

lebih bersifat konfrontatif.

5. Konseling tuh cenderung lebih

berorientasi sadar, sedangkan psikoterapi

cenderung lebih berorientasi nggak sadar.

6. Konseling tuh cenderung lebih bersifat

jangka pendek, sedangkan psikoterapi

cenderung lebih bersifat jangka panjang.

7. Konseling tuh cenderung lebih terstruktur

dan terarah pada tujuan yang terbatas dan

konkret, sedangkan psikoterapi sengaja

dibuat lebih ambigu dan tujuannya

cenderung fluktuatif atau berubah-ubah.

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
23

K
awan, berikutnya kita bakalan ngebahas

satu persatu pertanyaan umum sekaligus

asumsi keliru tentang bimbingan dan konseling

selama ini yang bersumber dari telaah Bapak

Prayitno (2003). Langsung aja yuk!

Bimbingan dan Konseling

Sama Dengan Dokter dan Psikiater?

S obat, sebenernya kalo kita melihat

tujuan ketiganya baik layanan BK, dokter,

maupun psikiater tuh emang bisa dibilang sama,

yakni pengen membuat orang-orang tertentu

sebagai konseli, klien, atau pasien terlepas dari

tali masalah yang mengikatnya tentunya melalui

teknik dan skill garapannya masing-masing, tapi

kemiripan antara ketiganya nggak lantas membuat

satu sama lain disamain begitu aja sob. Tetap aja

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
24

ada bedanya. Apa bedanya? Saya tanya, biasanya

sobat sengaja datang ke dokter pas kondisi sobat

lagi kayak gimana? Pastinya pas lagi sakit kan?

Terlepas dari sobat atau keluarga sobat yang

sakit, secara spontan, kita langsung berpikir

untuk berobat ke dokter bukan? Biar pun lagi

nggak sakit, kita ke dokter ada maksud untuk

mengecek kondisi kesehatan fisik kita, bukan?

So, sebetulnya kita udah tau kalo dokter tuh

bekerja dan melayani orang-orang yang sakit

secara fisik dan dalam hal ini, mereka sebut

sebagai pasien. Begitu pun sama halnya dengan

psikiater. Psikiater pun bertugas melayani orang-

orang yang udah mengalami gangguan kesehatan

yang biasa disebut sebagai klien. Hanya saja

kesehatan di sini tuh bukan bersifat fisik kayak

sakit kepala, mual, panas, atau flu melainkan

bersifat psikis atau mental kayak depresi dan


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
25

lain-lain. Nah sob, dari situ, bisa kita ambil

kesimpulan kalo dokter dan psikiater tuh sama-

sama menangani orang yang udah sakit. Kalo

konselor? Konselor lain lagi sob. Konselor bekerja

melayani orang-orang yang cenderung masih

sadar atau sehat.

M ungkin sobat bertanya “terus teknik-

tekniknya kayak gimana?” Sobat,

berdasarkan penelusuran berbagai sumber, cara

penyembuhan yang dilakukan sama dokter atau

psikiater tuh lebih bersifat reseptual dengan

pemberian obat dan teknis medis lainnya,

sedangkan dari berbagai sumber, bimbingan dan

konseling cenderung memberikan cara-cara

pemecahan masalah secara konseptual lewat

pengubahan orientasi pribadi, konformasi atau

penguatan mental/psikis, modifikasi perilaku,

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
26

pengubahan lingkungan, dan teknik-teknik khas

bimbingan dan konseling lainnya. Lebih jelasnya

tentang skill dan teknik bimbingan dan konseling

bakal kita bahas di lembar-lembar berikutnya sob


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
27

Konselor Baru Berfungsi

Pas Ada Orang Yang Bermasalah?

B
imbingan dan konseling katanya dianggap

cuma menangani masalah yang bersifat

insidential atau dadakan alias begitu masalah

muncul. Bener nggak tuh? Sobat, mungkin di

sekolah, dikau pernah berpikir kalo guru BK di

sekolahnya baru bertindak begitu ada murid

yang nakal, malas, bolos melulu, dan lain-lain. Kalo

nggak ada kasus murid yang kayak gitu, guru BK

dianggap nggak ada kerjaan. Sobat, saya pastikan

anggapan kayak gitu tuh salah besar! Kenapa?

Emang sih, ada program BK yang disebut dengan

layanan responsif yang berarti baru berfungsi

begitu masalah muncul, tapi kan bukan cuma itu

aja. Ada juga program lainnya kayak perencanaan

individual, bimbingan kelompok, dan lain-lain. Kita

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
28

ambil dulu aja yang program perencanaan

individual deh. Apa yang namanya perencanaan

alias planning dilakukan begitu masalah muncul?

Nggak kan. Justru planning tuh ibarat antisipasi

yang dilakukan untuk mempersiapkan diri dalam

mencapai suatu tujuan dengan berjaga-jaga

menghadapi berbagai resiko atau tantangan yang

kemungkinan bakal muncul suatu ketika. So,

seperti yang dikemukakan para ahli, bimbingan

dan konseling emang nggak selalu dikerjakan

secara spontan atau cuma bersifat reaktif atas

masalah-masalah yang muncul sob. Menurutnya,

layanan bimbingan dan konseling dilakukan

berdasarkan program sistematis dan terencana

yang di dalamnya menggambarkan sejumlah

kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang

bersifat proaktif dan antisipatif, baik untuk

kepentingan pencegahan, pengembangan, maupun


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
29

penyembuhan. Gimana, udah jelaskah kawan?

Masih menganggap ruang BK sebagai tempatnya

orang bermasalahkah atau justru menganggap

ruang BK sebagai tempatnya orang potensial? 

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
30

Bimbingan dan Konseling

Cuma Untuk Siswa Tertentu Aja?

B
imbingan dan konseling dibatasi cuma

untuk siswa tertentu aja tuh salah besar

sob. Bimbingan dan konseling nggak cuma

diperuntukkan bagi siswa yang bermasalah atau

siswa yang punya kelebihan tertentu aja, tapi

juga bagi siswa yang sebaliknya. Layanan ini harus

sampai ke semua siswa. Tiap siswa berhak

mendapat pelayanan yang sama sesuai dengan

kebutuhannya. Dari tujuan tegasnya aja sebagai

proses yang membantu perkembangan individu

secara optimal kan makin menguatkan kalo

malahan bukan cuma kalangan siswa di sekolah aja

yang membutuhkan layanan ini, melainkan setiap

individu dengan latar belakang apa pun layak

mendapatkan layanan BK.

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
31

Bimbingan dan Konseling

Melayani Orang Yang Nggak Normal?

S
obat, sebelumnya udah kita bandingkan

perbedaan antara konselor, dokter, dan

psikiater kalo sasaran masing-masing tuh

berbeda. Sasaran bimbingan dan konseling tuh

cuma orang-orang yang masih dalam keadaan

sadar. Kalo di luar itu, lain lagi. Orang yang

mengalami gangguan atau gejala psikis atau

bahkan fisik lebih serius bukanlah wilayah

garapan bimbingan dan konseling lagi, melainkan

wilayah garapan dokter, psikolog, atau psikiater.

Berdasarkan sumber, sejumlah konselor atau

guru BK terburu-buru menyimpulkan “Anda nggak

normal” pada konseli, tapi kalo kesimpulan itu

terbilang akurat, konseli yang bersangkutan,

yakni yang mengalami gejala lebih serius itu udah

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
32

sepatutnya untuk dialih tangankan (referral) oleh

konselor yang bersangkutan ke lembaga atau

profesional yang lebih pas menanganinya kayak

dokter atau pun psikiater. Gitu sob  Lebih

jelasnya tentang referral alias alih tangan bakal

kita bahas entar ok.

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
33

Layanan BK Berpusat

Pada Gejala Atau Keluhan Pertama?

K awan, harus kita akui kalo pada umumnya,

usaha memberikan bantuan sama konselor

emang bermula dari gejala atau keluhan awal yang

disampaikan oleh konseli yang bersangkutan, tapi

terkadang konselor malah sibuk berkutat di satu

persoalan, sampai menasehati tiada henti seolah

siswa tersebut harus mengakui kesalahannya

tanpa sang guru BK mencoba menggali lebih akar

permasalahannya dengan pertanyaan, “apa yang

membuatmu,” bukan “mengapa kamu.” Contoh

kasusnya, misalkan ada seorang murid yang punya

gejala suka mencemooh teman-temannya. Nah,

terkadang kesalahan yang dilakukan seorang

konselor dalam kasus ini adalah dengan

memberikan pelayanan melalui pembicaraan yang

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
34

bukannya menguak sesuatu yang lebih dalam dari

kebiasaan buruk siswa itu melainkan malah

berpusat sama persoalan “mencemooh” itu.

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
35

Bimbingan dan Konseling

Cuma Pengen Menangani

Yang Ringan-Ringan Doang?

B ro dan sis, dalam pandangan saya, nggak

gampang bagi kita buat nentuin ukuran

berat/ringannya suatu hal. Masing-masing orang

pasti punya statement yang berbeda kalo

menyangkut soal ini. Hal itu tiada lain karena

emang ukuran berat/ringannya suatu hal tuh

bersifat relatif. Gimana aja kayak uang. Uang

senilai Rp10juta bisa amat bernilai bagi orang

tertentu, tapi bagi orang yang lain khususnya

pengusaha yang udah punya omzet bermilyar-

milyar tiap bulannya, uang senilai Rp10juta tuh

serasa nggak ada apa-apanya sob. Nah, ukuran

berat/ringannya masalah pun kayak gitu. Nggak

jarang orang menganggap suatu masalah tuh

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
36

sepele, tapi pas udah dipahami lebih jauh,

ternyata masalah itu lebih besar dari dugaan

sebelumnya. Begitu pun sebaliknya, ada masalah

tertentu dianggap berat, tapi pas udah ditelusuri

lebih jauh ternyata cuma masalah ringan dong.

So, terlepas dari ukuran berat-ringannya suatu

persoalan, yang paling penting bagi konselor

adalah tetap berupaya seoptimal mungkin karena

bobot suatu masalah tetap akan bisa lebih

teratasi dengan kualitas penyelesaian yang juga

baik, dalam hal ini, antara konselor dan konseli.

Bukan berarti karena masalahnya terbilang

sepele, konselor malah jadi nggak memberikan

perhatian penuh sama konseli yang bersangkutan

kan. Ingat sob, masalah kecil tuh bisa menjadi

masalah yang beresiko besar dan serius kalo kita

kerap terlalu meremehkannya, tapi membesar-

besarkan atau melebih-lebihkan masalah pun


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
37

bukan hal yang baik ok. Nah sob, kalo usaha

konselor udah maksimal, tapi belum kunjung

memperoleh hasil yang diinginkan, baru alangkah

lebih baiknya konselor mengalihtangankan

masalah (referral) pada pihak yang dipandang

lebih mampu menanganinya.

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
38

Siapa Aja Bisa Mengadakan

Layanan Bimbingan dan Konseling?

I
nilah pertanyaan yang nggak jarang keluar

dari mulut orang, yakni “setiap orang tuh

bisa ngasih bimbingan dan konseling?” Hasil

penelusuran sumber menyimpulkan jawaban atas

pertanyaan yang satu ini bisa ”bener,” tetapi bisa

juga “salah.” Loh, kok gitu? Tergantung dari

sudut pandang yang mana sob. Kalo bimbingan dan

konseling dianggap sebagai pekerjaan yang

gampang dan bisa dilakuin secara amatiran belaka

sih jawabannya bisa “bener,” tapi kalo bimbingan

dan konseling itu dilakukan atas dasar prinsip-

prinsip keilmuan dan teknologi mulai dari filosofi,

tujuan, metode, dan asas-asas tertentu,

pertanyaan itu bisa dikatakan “salah.” Dengan

mengacu ke beberapa hal itu, jelas aja kalo

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
39

bimbingan dan konseling emang diakui sebagai

kegiatan profesional yang berarti nggak bisa

dilakuin sama sembarang orang, tetapi cuma bisa

dilakuin sama orang yang emang punya keahlian

khusus. Dari mana dapat keahliannya? Tentunya

dari penyelenggaraan pendidikan profesional

konselor yang ada di perguruan tinggi serta

peranan dari organisasi profesi bimbingan dan

konseling seperti halnya Abkin (Asosiasi

Bimbingan dan Konseling Indonesia). Di sana, ada

yang namanya standar kompetensi konselor.

Itulah salah satu ketentuan profesional sosok

konselor.

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
40

Konselor Tuh Kerja Sendiri?

K awan, tau lagunya Serieus Band

berlirik “rocker juga manusia” kan? Nah,


yang

sekarang gantilah liriknya menjadi “konselor juga

manusia.” Kenapa gitu? Kawan, yang namanya

manusia tuh nggak bisa hidup dan kerja sendiri,

begitu pun konselor. Setuju? Manusia aja nggak

bisa ngurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang

lain bukan? Apalagi konselor yang pada esensinya

bertugas membantu orang lain. Kita kembali lagi

sama prinsip “bimbingan dan konseling merupakan

usaha bersama.” Dalam penyusunan program

layanan BK dan pelaksanaannya sih ya jelas

merupakan tugas para konselor selaku pakar

ahlinya, tapi nggak semua tugas bimbingan juga

yang menjadi tugas konselor soalnya nggak jarang

wali kelas dan guru berperan lebih menonjol

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
41

dalam waktu-waktu tertentu. So, konselor

memang perlu bekerja sama dengan orang-orang

atau lembaga tertentu yang bisa turut membantu

mengatasi permasalahan konseli. Contohnya aja di

sekolah sob. Di sekolah, guru BK tuh ngadain

kerja sama dengan personil sekolah lainnya mulai

dari Kepala Sekolah, guru mata pelajaran, dan

lain-lain sebagai team. Ingat sob! Nggak ada satu

pun benda hidup atau benda mati yang bisa

berdiri sendiri selain Tuhan Yang Maha Kuasa 

Eits, ingat juga, hubungan kerjasama itu nggak

lantas mengurangi kreativitas layanan atau

konselor biar bisa tetap mengatasi persoalan

tatkala personil lainnya lagi nggak bisa membantu.

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
42

Konselor Doang Yang Harus Aktif?

O k deh, konselor emang

memberi kontribusi dan perhatian penuh


harus aktif

sama konseli, tapi kalo konselornya doang yang

aktif sedangkan konselinya pasif, jangan harap

bisa mendapatkan hasil yang optimal. Gini aja deh

sob, tau pelatih club sepak bola berjuluk special

one kan? Yups, dialah Jose Mourinho. Gimana

nggak keren coba kalo orang berjuluk special one.

Beberapa football club udah pernah juara

dibawah asuhan dan kepelatihannya, tapi apa dia

doang alias Jose Mourinho doang yang aktif

dalam hal ini? Sobat, sehebat-hebatnya gaya

kepelatihan sosok yang sampai berjuluk special

one ini, semuanya bakalan sia-sia kalo tim yang

diasuhnya berleha-leha, setuju? Sederhananya,

tujuannya tuh kan menjadikan sebuah club

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
43

menjadi club yang mantap dan kompak. Makanya,

nggak cukup kalo cuma sekadar arahan dan

istruksi si pelatih doang bukan? Biar bagaimana

pun juga, tetap tiap pemain dalam satu tim itulah

yang paling menentukan nasib mereka. Ini cuma

perumpamaan doang sob kalo bimbingan dan

konseling pun kayak gitu. Percuma aja kalo

konselornya doang yang aktif ngarahin itu ini ini

itu, tapi konselinya pasif cuma terdiam kaku dan

lesu, dijamin nggak ada hasilnya! Terus harus

gimana dong? Gunakanlah skill-nya yang bakal

kita bahas entar ok 

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
44

Menyama Ratakan Teknik

Penanganan Buat Semua Konseli

Tuh Boleh?

B ro dan sis, kira-kira gaya hidup di kampung

dengan di kota beda nggak? Udah jelas

beda kan. Kalo sobat biasa hidup di kota, saya

jamin sobat bakal kaget seandainya sobat

ngedadak pindah dan tinggal di kampung. Begitu

juga sebaliknya, gaya hidup di kampung nggak

bisa begitu aja sobat terapkan begitu sobat

hidup di kota. Nah, konselor yang menangani

konseli pun demikian. Teknik yang bakal dipakai

buat mengatasi masalah haruslah disesuaikan

dengan banyak hal terutama karakter masalah

dan pribadi konseli itu sendiri. Satu hal yang

harus diingat adalah bahwa nggak ada satu teknik

pun yang cocok buat semua masalah dan

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
45

kepribadian konseli sob. Mungkin salah satu

teknik bisa amat ampuh buat mengatasi suatu

persoalan, tapi teknik itu belum tentu ampuh buat

mengatasi persoalan lain yang berbeda bukan?

Kalo persoalannya sama? Persoalannya sama pun

nggak menjamin dan memastikan kalo tekniknya

pun sama-sama itu, bisa aja beda. Misalkan, jenis

masalahnya sama, tapi kalo tingkat kerumitannya

berbeda kan lain lagi. Kasusnya sama, tapi akar

penyebab kasusnya berbeda kan lain lagi juga.

Belum lagi dari berbagai sumber ada beberapa

hal lainnya yang turut menentukan teknik

penanganan mulai dari pribadi konseli, tujuan yang

pengen dicapai, kemampuan petugas bimbingan

dan konseling atau konselor, dan kondisi fasilitas

yang ada. So, teknik penanganan dalam layanan BK

tuh haruslah disesuaikan sama hal-hal tersebut


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
46

Layanan Bimbingan dan Konseling

Amat Tergantung Sama Instrumen?

B
ro dan sis, coba cermati percakapan yang

satu ini. Ceritanya, Orientianta adalah

seorang konselor sedangkan Kusliawati adalah

seorang konseli yang datang padanya.

Kusliawati : “Permisi, selamat siang teh.“

Orientianta : “Selamat siang juga teh. Silakan

masuk.”

Kusliawati : “Oh iya, makasih teh.”

Orientianta : “Gimana kabarnya nih?”

Kusliawati : “Baik teh. Teteh sendiri.”

Orientianta : “Oh, syukurlah kalo begitu. Kabar

saya luar biasa (sambil tersenyum)

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
47

Gimana nih, ada yang bisa saya

bantu Teh Kusli?”

Kusliawati : “Widih, luar biasa si teteh mah.

Sebelumnya, maaf ngeganggu teh.

Gini…saya mau sharing sama teteh

soal minat dan bakat saya yang

belum saya tau pasti nih.”

Orientianta : “Oohhh, sharing soal minat dan

bakat Teh Kusli.

Eehmm..sebenernya angket

pertanyaan soal bakat dan minatnya

kebetulan lagi nggak ada. Gimana

kalo entar lagi aja pas angketnya

ada?”

Kusliawati : “…………….(bengong)”

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
48

S obat, dalam percakapan di atas,

Kusliawati selaku konseli meminta sang

konselor buat ngebantuin dia nemuin minat dan

bakatnya yang belum dia tau pasti, tapi apa

respon dari sang konselor? Konselor malah

beralasan kalo instrumen berupa angket

pertanyaan yang biasa ia gunakan dalam

menemukan minat dan bakat seseorang tuh nggak

ada, sehingga meminta konseli untuk menunda

pembicaraan. Di mata saya, konselor yang satu ini

bisa dibilang kurang cekatan sob. Soalnya, dia

terlalu mengandalkan sebuah instrumen.

Sebaliknya, bagi konselor yang profesional,

instrumen bukanlah alasan untuk menunda

permintaan layanan dari konseli.

A
pa aja sih instrumen yang biasa

digunakan konselor? Banyak sob,

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
49

instrumen itu sendiri ada yang berupa asesmen,

ada pula yang berupa media, tergantung topik

atau tema pembicaraannya. Kalo ngebahas soal

perguruan tinggi, salah satu instrumen dalam arti

medianya adalah buku rujukan tentang perguruan

tinggi itu sendiri, tapi tetap aja sob bahwa

instrumen atau senjata konselor yang terpenting

adalah mulut dan sikap, sesuai dengan pendapat

para ahli. So, jangan sampai ketiadaan instrumen

pendukung lain malah mengurangi kualitas layanan

yang diberikan. Kalo kayak gitu, cape deh  Ingat

sob! Konselor yang profesional bakalan selalu

menggunakan apa yang dimilikinya saat itu secara

pas dan mantap.

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
50

Hasil Layanan BK Tuh

Harus Segera Terlihat?

K awan, kebanyakan orang tuh pengen cepat-

cepat mengetahui, mendapatkan, atau

melihat hasil suatu hal. Hal itu emang terbilang

wajar, cuma, keinginan itu nggak selalu bisa

terwujud dengan mudah. Layanan BK nggak kayak

contoh kasus pegawai koki yang hasil masakannya

bisa langsung dirasakan nikmat nggaknya. Layanan

BK cenderung kayak trainer atau pelatih sulap

yang hasil training atau pelatihannya bisa diliat

dari kemampuan pesertanya dalam waktu dekat

atau lama. Semua itu tergantung sama usaha dan

keseriusan peserta itu sendiri. Balik lagi kan,

gimana pesertanya sob. Hasil layanan BK juga

kayak gitu. Hasil layanan BK nggak bisa dipastiin

kapan terlihatnya. Mungkin aja konseli yang baru

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
51

mengadakan pembicaraan sama konselor, begitu

beres dan keluar ruangan, sikap konseli itu

langsung berubah menjadi lebih baik, tapi

konselor nggak bisa sepenuhnya memastikan

sampai kapan konseli bisa bertahan dengan

sikapnya yang lebih baik itu. Mungkin juga

sebaliknya sob, dalam kasus yang sama, begitu

proses layanan BK selesai dan keluar ruangan,

konseli belum merasakan efek yang berarti, tapi

beberapa lama kemudian, dalam kondisi tertentu,

tiba-tiba konseli itu teringat dengan proses

hubungannya dengan konselor dulu dan tanpa

diduga, merubah pola pikir dan perilakunya pada

waktu itu juga sob. So, banyak komponen yang

turut berpengaruh dalam menentukan hasil dan

yang paling penting tentunya adalah usaha dan

keseriusan konseli itu sendiri 

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
52

Layanan BK

Disamakan Atau Dipisahkan

Sama Sekali Dari Pendidikan?

S obat, ada seorang anak cewek bernama

Iqlima yang berasal dari keluarga

konglomerat. You now “konglomerat?” Saking

kayanya, temen Iqlima suka bilang ”dikau mah

enak dan nggak perlu pusing-pusing mikirin

masa depan, keluarga aja udah kaya. Tinggal

minta, tinggal nerima aja.” Mendengar anggapan

temennya yang demikian, Iqlima kerap merasa

nggak enak hati karena segala usahanya selama ini

kayak lulus SNMPTN tertulis di kampus

favoritnya dianggap sepele sama orang-orang

sekitarnya. Orang di sekitarnya menganggap

demikian karena berpikir kalo Iqlima lulus secara

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
53

nggak murni, tapi melalui uang orang tuanya.

Gimana nggak kesel sob, orang yang sebetulnya

udah berusaha maksimal tapi nggak diapresiasi

sama orang sekitarnya coba. Yang ada malah

dipandang negatif. Nggak kuat menahan cibiran

dari temen-temennya, Iqlima pun nekat

memisahkan diri dari jangkauan keluarganya.

Ibaratnya, kalo keluarganya tinggal di Indonesia,

Iqlima tinggal sendiri di luar negeri. Dia bertekad

membuktikan kalo dia bisa mandiri tanpa harus

ketergantungan sama sekali dengan kekayaan

keluarganya. Alhasil, dia pun menjadi orang

sukses yang bermula dari ancaman terhadap

harga dirinya.

N ah sob, kisah Iqlima barusan tuh mirip

sama anggapan orang kalo bimbingan dan

konseling tuh identik dan terpadu sama

pendidikan. Seperti halnya anggapan kalo Iqlima


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
54

nggak perlu pusing-pusing lagi mikirin masa

depannya, dalam hal ini, sekolah pun dianggap

nggak perlu lagi bersusah payah

menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan

konseling. Kenapa? Soalnya dianggap udah implisit

dalam pendidikan itu sendiri sob. Orang bilang

“tinggal mantapkan aja kualitas pengajarannya.”

So, orang yang menyamakan layanan BK sama

pendidikan tuh cenderung kurang memandang

betapa pentingnya layanan BK.

E h sob, tapi ternyata ada juga yang

menganggap kalo layanan BK tuh harus

bener-bener terpisah dari pendidikan. Kawan,

terlepas dari apa pun alasannya, bimbingan dan

konseling juga bukanlah sebuah layanan tunggal

yang benar-benar terlepas dari pendidikan sob.

Kenapa? Soalnya, baik BK maupun pendidikan tuh

punya tujuan yang sama, yakni sama-sama


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
55

memfasilitasi dan mengantarkan para siswa

sebagai generasi penerus untuk memperoleh

perkembangan diri yang optimal. Keduanya pun

punya kedudukan yang sama dan setara. Yang

beda antara keduanya cuma menyangkut aspek

tugas dan fungsinya aja.

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
56

Layanan BK Tuh Bersifat

Multi Aspek dan Multi Setting

K
awan, di awal sempat dibilang kalo

sebenarnya konselor nggak cuma ada di

sekolah doang, tetapi juga di lembaga lain.

Artinya, layanan BK bukan cuma berlaku buat

siswa atau warga sekolah aja, melainkan juga buat

setiap orang dari berbagai latar belakang. Bisa di

lingkungan keluarga, lembaga pemerintahan,

lembaga industri, perusahaan swasta/negeri, dan

lain-lain. Kok banyak ya? Jelas, soalnya, BK

berlangsung dan berguna di setiap adegan

(setting) kehidupan. Setting di sini terdiri dari

sekolah dan luar sekolah. Bimbingan dan konseling

pun melayani bidang yang bersifat multiaspek

sob. Mulai dari aspek pribadi-sosial, akademik,

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
57

dan karir. Contoh-contoh kasus tiap aspeknya

kita bahas di bawah ini yuk sob 

1. Kasus Yang Berhubungan Dengan Aspek

Pribadi-Sosial

Sobat, berikut contoh-contoh kasus yang

menyangkut segi pribadi-sosial seseorang.

a. Warga RT 02 kerap berselisih dengan

warga RT 03. Perselisihan diawali oleh

salah seorang warga dari kedua RT yang

suka saling ngejelek-jelekkin agamanya

masing-masing sampai terjadi adu

mulut. So, tujuan layanan adalah

membuat kedua orang dari warga yang

berbeda itu sama-sama bersikap

toleran dan saling menghormati sesuai

dengan lantunan ayat dalam kitab suci

agama Islam, Alquran, yang berbunyi


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
58

“untukmu agamamu dan untukku

agamaku.”

b. Rizki ngerasa Tuhan itu nggak adil. Dia

belum bisa menerima kenyataan

pahitnya yang mendadak muncul setelah

sebelumnya dia terbiasa dengan

kenyamanan hidup keluarganya. So,

layanan bakal memberikan pemahaman

yang bisa dibilang “hidup tuh nggak

datar dan bisa berubah sesuai dengan

kehendak Tuhan. Kadang pleasant

(menyenangkan), kadang juga afflict

(menyedihkan). Tuhan ngasih kamu

musibah karena Tuhan tau kalo kamu

udah siap dan tangguh menghadapinya.”

c. Novianti cenderung cuek dalam

berhubungan dengan orang lain. So,

layanan bakal memberikan pemahaman


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
59

tentang pentingnya menjalin hubungan

sosial atau silaturahmi dengan sesama.

2. Kasus Yang Berhubungan Dengan Aspek

Akademik

Sobat, berikut contoh-contoh kasus menyangkut

segi akademik seseorang.

a. Seorang murid bernama Ismatulloh

cenderung merasa rendah diri dan

nggak punya kelebihan dalam mata

pelajaran apa pun di kelasnya. So,

layanan bakal membantu memberi murid

itu kesadaran akan potensi diri

menyangkut aspek belajar yang ada

dalam dirinya.

b. Nisa kerapkali panik dan pingsan

menjelang pelaksanaan ujian di

sekolahnya. So, layanan bakal membantu


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
60

pemudi yang satu ini agar punya

kesiapan mental dan kemampuan untuk

menghadapi ujian.

3. Kasus Yang Berhubungan Dengan Aspek Karir

Sobat, berikut contoh-contoh kasus menyangkut

segi karir seseorang.

a. Setelah lulus sarjana, Nopianti

ketakutan akan masa depannya yang

belum dia tau pasti gambarannya kayak

gimana. So, layanan bakal membantu

lulusan sarjana yang satu ini agar punya

kemampuan merancang atau

merencanakan masa depannya.

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
61

Dasar Pelaksanaan Layanan BK : Asas BK

B ro dan sis, pada umumnya, orang bilang kalo

pengen meraih kesuksesan, kita tuh harus

punya yang namanya impian, impian yang nggak

kita batasi namun tetap memenuhi kriteria

SMART yang mungkin udah nggak asing di telinga

kita. Udah gitu, mantapkanlah keyakinan kita kalo

kita bisa meraih impian itu. Udah beres? Belum

sob. Next, ubahlah pola pikir dan pola tindakan

kita. Nggak ketinggalan juga yang terakhir, yaitu

tentuin sarana/kendaraan kita yang tepat. So,

kalo saya tulis, rincian dasar dalam meraih

kesuksesan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Impian

2. Keyakinan

3. Perubahan pola pikir dan tindakan

4. Sarana/kendaraan yang tepat

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
62

N ah loh, kok jadi ngebahas

Santai sob, ini cuma perumpamaan atau


impian?

perbandingan doang. Begini, keempat hal yang

baru saya bahas terkait dengan kesuksesan tuh

merupakan empat dasar umum dalam meraih

kesuksesan. Saya ulangi, itu adalah empat dasar

umum meraih kesuksesan. Bagaimana dengan

layanan BK? Nah sob, BK pun punya beberapa

basis atau hal yang mendasari penyelenggaraan

layanan BK dan beberapa hal ini nggak semata-

mata berlaku buat konselornya doing, tetapi juga

buat konselinya karena keduanya sama-sama

terlibat. Beberapa hal yang mendasari

penyelenggaraan layanan BK ini tiada lain adalah

sebelas asas BK. Apa aja tuh? Kalo gitu, kita

bahas satu-persatu 

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
63

1. Competency (Keahlian)

K awan, cuma Tuhan satu-satunya yang ahli

dalam segala bidang dan nggak ada satu

orang pun yang nggak punya potensi sama sekali

dalam dirinya. Yang ada, potensinya belum

tersalurkan menjadi sebuah prestasi. Ingat sob,

potensi tuh adalah sesuatu yang belum

terealisasikan, sedangkan prestasi udah

terealisasikan. Konselor kan bantuin konseli

nemuin potensi dalam dirinya, tapi apa kata orang

kalo konselornya sendiri nggak nemuin dan

ngembangin keahliannya minimal sebagai konselor

itu sendiri bukan? Sobat, jangan memberi kritik

kalo belum punya solusinya. Jangan pula

menasehati orang sebelum menasehati diri

sendiri dan melakukannya. So, berbasis pada

kaidah profesional atau competency pun udah

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
64

sepatutnya dilakukan sama konselor dan calonnya

seperti saya sendiri. Itulah asas keahlian, asas

BK yang pertama sob 

2. Secrecy (Kerahasiaan)

S
obat, pahami kisah remaja cewek yang

lagi curhat berikut ini.

Rachmi : “Ambar, aku mau cerita sama kamu.

Sebenernya ini rahasia aku selama ini.

Ambarwati : “Oh, boleh kok, nyantai aja sama aku

mah. Kenapa emang?

Rachmi : “Aku mau bilang…kalo sebenernya..

aku pernah deket sama gebetannya si

Fauziah pas Fauziah lagi sibuk-

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
65

sibuknya nemenin ibunya yang sakit

sampai menjelang kematiannya..”

Ambarwati : “Hah?? Serius Mi?”

Rachmi : “Iya, aku serius. Emang...selama ini

aku nggak bilang sama siapa-siapa,

cuma kamu satu-satunya yang tau

karena aku emang percaya sama kamu.

Aku nggak bisa nutupin kalo aku

emang kagum juga sama tuh cowok.

Terus terang sekarang aku ngerasa

bersalah sama Fauziah….”

Keesokan harinya, Ambarwati ketemu sama

teman-temannya. Mereka berkumpul dan asyik

mengobrol. Tiba-tiba…

Ambarwati : “Hei, kalian tau nggak soal

Rachmi?”

Temannya : “Tau soal apaan maksudnya??”

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
66

Ambarwati : “…tapi kalian janji ya nggak usah

bilang-bilang sama siapa-siapa lagi..”

Temannya : “Ok siap, janji deh. Emang

kenapa?”

Ambarwati : “Beneran?”

Temannya : “Eehhh, suer kok, janji nggak bakal

diomong-omongin.”

Ambarwati : “Awas kalo bohong loh. Jadi

gini…ternyata..Rachmi tuh pernah

dekat sama gebetan Fauziah loh,

padahal kan udah pada tau kalo

Rachmi tuh suka jadi tempat curhat

Fauziah soal gebetannya Fauziah itu.

(sambil berbisik)”

Temannya : “..!! Aslinyaa?!”

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
67

P
elajaran apa yang sobat ambil dari kisah

singkat barusan? Yups, seratus bagi Anda

yang menjawab “menjaga rahasia dan

kepercayaan.” Ini adalah hal yang mendasar

banget dalam dunia curhat termasuk dalam

bimbingan dan konseling. Soalnya, dalam curhat

atau pun hubungan antara konselor dan konseli,

kita tuh ngasih kepercayaan sama pihak yang lain.

Makanya, nggak aneh kalo kerahasiaan dijunjung

tinggi. Kebocoran rahasia yang biasa disebut

dengan istilah “ember bocor” kayak dalam contoh

kasus di atas tuh amat ngerusak. Kepercayaan

orang tuh mahal sob. Sekali aja kita ngebongkar

rahasia orang, kemungkinan besar selamanya

orang itu nggak bakal percaya lagi sama kita,

sama seperti halnya sebuah kertas, sekali kita

remas, kertas itu akan sulit bahkan nggak bisa

dikembalikan seperti semula 


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
68

S obat, dari penelusuran sumber, salah

seorang psikolog pernah mendaftar

beberapa alasan kenapa orang ngebocorin suatu

rahasia baik yang emang dititipkan ke dia maupun

yang sebetulnya nggak dititipkan ke dia. Apa aja

ya? Langsung kita bahas yuk! Pertama, orang

sengaja ngebocorin rahasia karena pengen beken

atau terkenal di lingkungan keberadaan

sekitarnya. Suatu rahasia dianggapnya bisa jadi

senjata untuk menarik perhatian orang lain

mengingat yang namanya rahasia emang nggak

diketahui sama orang lain. Kedua, karena adanya

keinginan untuk bikin seseorang bahagia karena

tau rahasia itu. Suatu rahasia bisa jadi

merupakan hal yang buruk bagi seseorang, tapi

bisa pula menjadi sesuatu yang menggembirakan

bagi orang yang lain. Ketiga, orang yang

ngebocorin rahasia bisa jadi karena dia


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
69

cenderung nggak mampu memperlakukan sebuah

rahasia dengan serius, sama seperti halnya anak.

Coba aja, seorang anak cenderung suka

menceritakan lagi suatu kejadian yang memalukan

tanpa terpikirkan olehnya dampaknya kayak

gimana meskipun ada beberapa yang nggak

demikian. Terakhir, orang nggak bisa ngejaga

rahasia tuh karena dia cenderung kurang bahkan

nggak bisa menghargai perasaan orang lain. Nah,

sekarang kita coba koreksi diri kita sendiri,

apakah kita cenderung seperti beberapa orang

tersebut? Kalo iya, jangan dulu berani-berani

menerima atau memegang rahasia orang lah. Ada

yang bilang “penulis sendiri (maksudnya saya)

ngebocorin suatu rahasia kan, yaitu Rahasia di

balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat” 

Mendengar hal ini, saya langsung tertawa sob.

Kok malah ketawa? Karena “Rahasia Dibalik


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
70

Konselor Sebagai Pelayan Curhat” tuh lain lagi.

Coba sobat cek ke KBBI, apa sih yang dimaksud

dengan rahasia itu? Hasilnya, sobat bakal

menemukan beberapa pengertian rahasia

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Sesuatu yang sengaja disembunyikan

supaya tidak diketahui orang lain.

2. Sesuatu yang belum dapat atau sukar

diketahui dan dipahami orang.

3. Sesuatu yang tersembunyi.

4. Cara yang setepat-tepatnya (biasanya

tersembunyi atau sukar diketahui) ; kiat

5. Secara diam-diam (sembunyi-sembunyi);

tidak secara terang-terangan (tentang

perkumpulan)

Nah sob, judul buku ini, yaitu “Rahasia di Balik

Konselor Sebagai Pelayan Curhat” tuh termasuk

ke pengertian yang kedua 


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
71

K awan, pentingnya menjaga rahasia tuh

bukan cuma buat kebaikan dia yang punya

rahasia itu aja, melainkan juga buat kebaikan kita

sendiri. Kenapa? Biar bagaimana pun juga, rahasia

tuh merupakan suatu amanah bagi kita yang

menerimanya. Kalo sampai bocor dan diketahui

orang banyak kan bukan cuma pemilik rahasia

aja yang kena getahnya, melainkan juga kita yang

udah turut ngebocorin bahkan nyebarin rahasia

itu. Ada yang bilang “asal jangan sampai ketahuan

aja kalo saya yang udah ngebocorin rahasia itu.”

Ok lah sob, di dunia, mungkin aja Anda bisa

selamat dari tuduhan atau dugaan orang, tapi

adakah yang bisa lari atau Anda sembunyikan dari

Tuhan?  Kecuali kalo kita ngerasa bahwa rahasia

tertentu nggak baik kalo disembunyiin melulu,

baru kita jangan tinggal diam. Eits, tapi tetap

berhati-hati juga, jangan asal nyebarin ke


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
72

sembarang orang aja. Pilihlah siapa orang yang

tepat dan patut menerima informasi rahasia itu

dari kita yang sekiranya bisa membantu

menyelesaikannya, misalkan ke polisi kek atau

siapa 

3. Coheciveness (Keterpaduan)

Y ups, inilah asas yang juga nggak kalah

pentingnya kawan, asas keterpaduan.

Asas ini ngingetin kita soal “konselor juga

manusia.” Soalnya, asas yang satu ini ngingetin

pentingnya berkoordinasi secara padu.

Umpamanya, keindahan dan ketakjuban

penampilan sebuah mobil nggak berarti apa-apa

kalo mobil tersebut udah nggak bisa

dioperasikan. Kenapa nggak bisa dioperasikan?

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
73

Apa lagi kalo bukan karena kondisi mesinnya. So,

mesin yang terpadu antara bagian yang satu

dengan bagian yang lainnya, itulah yang bikin

mobil itu jadi canggih bukan? Sama halnya dengan

layanan BK. Koordinasi antar pihak yang terlibat

dalam penyelenggaraan pelayanan BK tuh harus

mantap karena itu bakalan turut nentuin hasil

layanan.

4. Volunteering (Kesukarelaan)

K awan, apakah senang ngelakuin suatu hal

yang sebenarnya nggak sobat minati?

Misalkan, sobat dipaksa orang tua buat

menggeluti bidang kesehatan padahal sobat nggak

berminat sama sekali? Biar pun sobat bisa

ngikutin tuntutan orang tua itu, saya nggak

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
74

ngejamin kalo sobat bisa sepenuhnya ikhlas dan

bertahan dalam menjalaninya, betul nggak? Nah,

unsur paksaan tuh nggak ada dalam kamus

bimbingan dan konseling sob. Konselor nggak

berhak memaksa konseli untuk bertindak sesuai

dengan apa yang dikehendaki konselor. Asas ini,

yakni asas kesukarelaan, mencoba memberikan

sebuah pertanyaan “apa konseli datang secara

sukarela atau nggak?” Kenapa? Soalnya, asas ini

menghendaki perlunya kesukaan dan kesukarelaan

konseli dalam mengikuti atau menjalani proses

hubungan layanan. Dalam hal ini, konselor bisa

bertanya sama konseli “siapa yang menyuruhmu

datang ke sini?” dan “apa alasannya menyuruhmu

datang ke sini?” Kalo konseli udah ngejawab, kita

bisa menyampaikan apa aja yang bisa kita kasih

selaku konselor padanya. Next, kita ajak dan

bawa konseli secara nggak langsung untuk


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
75

mengungkapkan perasaannya, apakah takut,

bingung, dan lain-lain. Udah gitu, konselor bisa

bilang kalo dia nggak memaksa konseli untuk

tetap berada di situ. Mau pergi boleh, sebaliknya,

mau tetap di tempat pun boleh. Dengan sikap

yang kayak gitu, yakni mempersilakan konseli buat

nentuin keputusan atau ngasih dia kebebasan,

malah bakalan bikin rasa kepercayaan dalam diri

konseli terhadap konselor itu timbul sob. Mungkin

pas pertama kali datang ke konselor, dia memilih

untuk pergi karena emang awalnya pun dia datang

secara terpaksa, tapi begitu tau sikap konselor

yang didatanginya tuh kayak gitu, seringkali

konseli malah datang ke konselor di kemudian

hari dan kali ini, dia datang dengan sukarela.

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
76

5. Being Active (Kegiatan)

S
obat, kalo sobat ngadain suatu acara atau

event tertentu, apa sobat pengen

masyarakat atau komunitas yang jadi sasaran

acara sobat itu berpartisipasi secara aktif? Kalo

nggak pengen ada respon atau partisipasi aktif

dari orang mah ngapain capek-capek bikin acara

atuh?  Nah, dalam proses layanan bimbingan

dan konseling yang terdiri dari beberapa kegiatan

pun kayak gitu sob. Konselor selalu berupaya

ngasih dorongan sama konseli yang berhubungan

dengannya kala itu biar dia berpartisipasi aktif

dalam setiap kegiatan yang diadakan. Kenapa

harus aktif? Balik lagi ke tujuan sederhana

layanan BK yang harus diingat sob, yakni

memandirikan konseli. So, dalam proses layanan

pun udah semestinya kita bikin dia turut serta

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
77

secara aktif dan nunjukkin kemampuan dirinya.

Itulah asas kegiatan dalam BK 

6. Openness (Keterbukaan)

K awan, tau gimana cara polisi ngebongkar

suatu kasus? Kasus ini berkaitan dengan

asas yang satu ini, yaitu asas keterbukaan. Kasus

apa pun itu, pasti selalu polisi ungkap semua hal

yang sekiranya masih berkaitan. Salah satunya

dengan terus bertanya ibarat mewawancarai

tersangka yang terlibat dalam kasus itu.

Pertanyaan yang udah diajuin ke tersangka tuh

selalu polisi tanyain lagi dan lagi pada waktu yang

lain. Kenapa? Itu adalah trik polisi buat mastiin

apa jawaban tersangka tuh bener atau nggak.

Kalo jawaban tersangka konsisten terus, bisa jadi

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
78

tersangka emang jujur, tapi kalo nggak konsisten

alias jawabannya ngaco karena berbeda sama

jawaban yang sebelumnya kan patut dicurigai.

Nah sob, BK pun kayak gitu. Konselor harus bisa

bikin konseli openness atau terbuka padanya, tapi

bukan dengan bilang langsung “kamu harus

terbuka sama saya ya.” Terus gimana dong?

Banyak caranya sob. Diantaraya bisa berpatok ke

hukum balas budi. Apaan tuh? Langsung saya

kasih contohnya aja. Saya tanya, kalo ada teman

sobat yang baik hati ngasih hadiah yang sobat

sukai apa yang sobat rasain selain gembira? Saya

rasa sobat ngerasa berutang sama teman sobat

itu dan berniat pengen ngasih hadiah juga sama

dia suatu saat nanti bukan? Contoh lainnya,

misalkan suatu ketika, sobat dijaili sama teman-

teman sobat. Mereka bikin skenario bareng-

bareng untuk diam-diam ngejailin sobat. Udah


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
79

gitu, akhirnya, mereka ngasih kejutan yang bikin

sobat terharu. Nah, kira-kira apa yang sobat

pikirkan selain rasa haru, sebel, dan nggak

nyangka? Saya yakin sobat berpikir “ok lah, kali

ini kalian sukses ngejailin saya. Next, giliran

kalian semua yang bakal jadi korban saya.” Bener

nggak? Nah, kalo contoh yang ini cenderung

disebut hukum balas dendam, tapi dendam yang

positif. Hukum ini juga bisa kita aplikasiin dalam

proses hubungan bimbingan dan konseling.

Konselor pun sudah sepatutnya menunjukkan

keterbukaannya pada konseli yang bersangkutan.

Keterbukaan konselor tuh penting karena sikap

tersebut memungkinkan konselor dan konseli

mendapatkan kedekatan satu sama lain.

Keterbukaan konselor pun memungkinkan konselor

untuk memberikan umpan kembali pada konseli

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
80

serta berfungsi sebagai ajakan agar orang

khususnya konseli kembali menjadi terbuka.

7. Now (Kekinian)

S obat, asas yang biasa disebut dengan

asas kekinian ini ngejelasin kalo fokus

sasaran layanan BK tuh adalah problematika suatu

hal yang dialami konseli yang bersangkutan dalam

situasi kondisinya sekarang. Saya garis bawahi,

dalam situasinya sekarang. Layanan BK yang

berhubungan sama masa yang akan datang atau

pun masa yang udah lewat pun ditinjau pengaruh

atau dampak dan hubungannya dengan situasi

kondisi saat ini sob.

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
81

8. Dynamc (Kedinamisan)

S obat, sebagai orang, kita kerap didorong

biar selalu baik dan lebih baik lagi dari

waktu ke waktu, begitu pun konselor, setuju?

Nah, bukan kita selaku orangnya atau konselor

selaku pemberi layanannya aja sob, melainkan

juga alat atau isi layanannya juga yang harus

dinamis secara progresif alias bersifat inovatif

(selalu diperbaharui). Makanya, ada pula yang

namanya asas kedinamisan 

9. Harmony (Keharmonisan)

B ro dan sis, mungkin pada bertanya-tanya

“apanya yang harus harmonis?Apakah

konselor sama konselinya?” Yups, tapi di sini,

bukanlah itu maksudnya. Keharmonisan yang

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
82

dimaksud adalah antara pelayanan BK dan nilai

beserta norma yang ada baik norma agama,

hokum, adat istiadat, maupun kebiasaan yang

berlaku. Bukankah konselor juga membantu dalam

meningkatkan kemampuan konselinya untuk

memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai

beserta norma tersebut? So, harmoniskanlah isi

pelayanan BK dengan nilai dan norma yang ada

sesuai dengan asas keharmonisan dalam BK 

10. Stand Alone (Kemandirian)

K
awan, basis yang satu ini berfungsi

membuat konseli self understanding

(memahami diri), self accepting (menerima diri),

self directing (mengarahkan diri), dan self

realization (merealisasikan/mewujudkan diri). Ok

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
83

lah, konselor membantu konseli biar bisa

ngelakuin keempat hal itu. Artinya apa? Artinya,

keempat hal itu harus bener-bener murni dilakuin

sama konseli itu sendiri alias dilakuin karena

kesadaran dia sendiri, bukan karena paksaan dari

kita sob. Konselor pun berupaya membuat sosok

konseli itu biar bisa menjadi self reliant. Apa

itu? Self Reliant adalah orang mandiri yang bisa

sepenuhnya mengandalkan kemampuan, penilaian,

dan sumber dayanya sendiri. Nah sob, inilah

maksud dari asas kemandirian yang satu ini 

11. Referral (Alih Tangan Kasus)

N
ah sob, asas yang satu ini pun harus

diingat dan kita gunakan dalam kondisi

tertentu, yakni referral alias alih tangan kasus.

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
84

Kapan kondisi yang tepat? Kondisinya adalah kalo

kebutuhan konseli udah dipastiin nggak bisa

dipenuhi karena udah bukan termasuk dalam

bidang garapan layanannya lagi. Misalkan, konseli

itu tiba-tiba mengalami ketidaksadaran secara

psikis. Nah, udah saatnya konseli itu diserahkan

pada pihak lembaga psikolog atau psikiater, tapi

kesimpulan terkait dengan kebutuhannya pun

haruslah akurat, seksama, dan nggak asal-asalan

sob. Jangan cuma karena udah pusing nggak jelas

ngurusin konseli, main nyerahin aja. Kalo cuma

kayak gitu, sobat terkesan lari dari masalah, tapi

kalo kesimpulan dan keputusan referral itu

terbilang tepat buat dilakuin, konselor nggak bisa

asal menyudahi hubungan aja dengan cuma bilang

“saya udah nggak bisa ngasih layanan yang sesuai

dengan kebutuhan Anda.” Terus harus gimana

dong? Lebih baik lagi kalo kita selaku konselor


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
85

menghubungi profesional lain yang lebih sesuai

dengan kebutuhan konselinya. Konselor harus

memerhatikan dan menempuh beberapa prosedur

di bawah ini sob. Kita bahas satu persatu lagi ok


a. Tentuin dulu pihak atau lembaga apa

yang sesuai dan emang nyediain layanan

yang dibutuhin sama konseli. So,

konselor emang harus siap siaga dengan

selalu menambah pengetahuannya

seputar sumber yang ada dalam

masyarakat mulai dari lembaga

kesehatan, pariwisata, pendidikan,

profesi, dan lain-lain. Nah, dari tiap

lembaga itu, cari tau kebijakan-

kebijakan, program bantuan, biaya

layanan, kelebihan, dan kekurangannya

masing-masing.
Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
86

b. Kalo pihak atau lembaga udah ditentuin,

baru bicarain rencana alih tangan

konseli yang bersangkutan sama pihak

tersebut. Ingat sob! Kerahasiaan

masalah konseli yang udah kita ketahui

sebelumnya tetap harus dijaga.

c. Next, kalo pihak lembaga itu

menyepakati permintaan referral dari

kita, saatnya kita berbicara sama

konselinya. Jelasin alasan-alasan dan

pertimbangan konselor

mengalihtangankan konseli ke pihak

lembaga itu. Jangan keliatan pengen

cepet-cepet lepas dari konselinya.

d. Kalo alih tangan udah disetujui sama

konseli, belum beres tugas kita selaku

konselor. Selanjutnya, kita siapin

langkah-langkah referral itu dan


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
87

sampaikan ke konseli. Kalo bisa,

konselor nemenin konseli itu datang ke

lembaga yang dimaksud.

e. Kemudian, konselor harus siap

membantu nyediain informasi seputar

masalah konseli mulai dari

kebutuhannya, ringkasan bantuan yang

udah kita kasih dan lakuin padanya,

surat permintaan pelayanan khusus bagi

konseli, petunjuk perasaan konseli

tentang tindakan referral, dan

keterangan lainnya.

f. Nah, kalo proses pelayanan lembaga

tersebut udah berjalan, konselor pun

harus selalu siap kalo sewaktu-waktu

diminta kerja samanya oleh lembaga

tersebut. Kontrol selalu kondisi konseli

dengan berusaha memperoleh laporan


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
88

dari lembaga itu tentang kemajuan yang

dicapai sama konseli itu. Hal itu sebagai

indikasi sejauh manakah alih tangan itu

memenuhi harapan dan kebutuhan.

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
89

Bagian
Spesial
Kedua

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
90

Tentang Curhat

S
obat, hari gini siapa sih yang nggak kenal

curhat? Apalagi kalangan remaja yang

gahol gitu  Curhat di sini bukanlah curi hati,

melainkan curahan hati atau mencurahkan hati.

Bagi kebanyakkan remaja saat ini, curhat tuh

bagaikan obat di kala hati sedang galau, gelisah,

sedih, ngambek, dan lain-lain. Coba aja, kalo sobat

galau, lebih enak memendamnya sendiri atau

justru menumpahkannya ke orang-orang terdekat

sobat? Pasti mendingan ditumpahin kan. Asaaal,

nggak berlebihan juga, bisa-bisa entar dianggap

cengeng karena “segala diceritain,” hehehe.

K alo kita berkaca ke teori psikoanalisis

dengan tokoh terkenalnya, yaitu Sigmund

Freud, sebetulnya ada berbagai cara untuk

meredam atau mengurangi beban pikiran hidup

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
91

yang kita rasakan itu sob. Apa aja tuh? Pertama,

bisa dengan represi alias memendam perasaan.

Orang yang pakai cara ini cenderung membiarkan

beban pikirannya itu bergejolak dalam dirinya.

Dia enggan mengeluarkan segala isi hati yang

melanda, menekan, dan membebani jiwanya.

Kedua, bisa dengan regresi alias menangis. Ini

salah satu cara yang cenderung akrab dilakukan

kaum wanita meskipun kaum lelaki pun nggak

jarang menggunakan cara ini. Emang sih, menangis

tuh lebih dipandang sebagai bentuk kelemahan,

padahal kesegaran yang didapatkan sama orang

yang baru menangis tuh hebat sob. Kok bisa?

Praktisnya, karena menangis membuat kita

mengeluarkan beban pikiran yang melanda diri

sebanyak-banyaknya. Makanya, beberapa orang

kalo nangis tuh bener-bener dimaksimalkan alias

nggak pakai setengah-setengah biar hasilnya pun


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
92

maksimal. So, banyak-banyaklah menangis! 

(nggak juga ya) Ketiga, yaitu penyangkalan.

Penyangkalan di sini tuh berarti bertindak

seolah-olah sedang bahagia, padahal sebetulnya

lagi nge-drop. Ada baiknya juga orang semacam

ini karena mereka nggak mau orang-orang

disekitarnya mengetahui atau bahkan terlibat

langsung dengan persoalan yang menyelimuti

pikiran dan dirinya. Orang ini bisa terlihat fun

dikala hatinya sedih atau pikirannya numpuk.

Semata-mata mereka pengen bilang “nggak ada

apa-apa kok, aku baik-baik saja.” Keempat, ada

yang namanya rasionalisasi. Terakhir, adalah

katarsis atau pelepasan beban. Nah sob, curhat

tuh lebih masuk ke dalam kategori yang satu ini,

yakni katarsis.

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
93

B ro dan sis, dengan curhat, beban yang

tadinya numpuk di pikiran kita seolah-olah

terasa makin berkurang. Soalnya, beban pikiran

kita tersampaikan ke tempat yang emang tepat.

Bisa curhat dengan menulis di diary, dengan

menggambar, dengan meng-update status, bahkan

yang paling mantap tentu saja curhat ke Yang

Maha Kuasa. Pertanyaan berikutnya, kalo tempat

curhatnya adalah sesama orang gimana? Syarat-

syaratnya apa aja sih buat jadi tempat curhat

yang baik tuh? Sobat, nggak ada jawaban mutlak

tentang hal ini, cuma kalo kita mengambil esensi

curhat sebagai obat peredam emosi yang bersifat

sementara, tentu aja orang yang jadi tempat

curhat tuh nggak bisa sembarangan. Tempat

curhat harus merupakan seseorang yang bisa

memahami perasaan alias bersifat empatik dan

bisa memberi perhatian penuh sama orang yang


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
94

curhat padanya. Kalo nggak kayak gitu alias

sebaliknya kan bukannya meredam emosi

seseorang melainkan malah bikin emosi orang itu

makin melonjak. Katanya “obat” tapi malah jadi

“virus.” So, tempat curhat tuh harus mempunyai

sebuah skill yang bukan memperburuk keadaan

melainkan bikin keadaan menjadi lebih baik dari

sebelumnya. Dalam hal ini, konselor adalah

pelayan curhat yang profesional dengan berbagai

teknik dan kemampuannya, tapi ingat sob, segala

kelebihan dan kelayakan konselor sebagai pelayan

curhat tetap nggak sebanding dengan kelebihan

dan kelayakan Tuhan yang emang pada

hakekatnya adalah sumber atau tempat utama

bagi manusia untuk memohon pertolongan 

S
eperti yang ditegaskan oleh Dr. Ashwin

dari berbagai sumber, curhat tuh punya

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
95

manfaat yang lebih banyak sob, asalkan,

disampaikan sama orang yang juga tepat. Dr.

Ashwin memaparkan ciri orang yang tepat untuk

dijadikan sebagai teman curhat, yakni sebagai

berikut :

1. Dia bisa menjaga rahasia pencurhat.

2. Dia bisa menghargai pendapat.

3. Dia bisa memberi cara pandang yang

berbeda dengan cara pandang kita. Loh,

kok gitu? “ya kalo sama, nggak solutif

dong,” ujarnya.

M enurut Dr. Ashwin, mendapatkan teman

curhat yang tepat tuh butuh proses

pencarian. Begitu kita menemukan orang yang

membuat kita nyaman berbagi cerita, baru

pencarian pun berakhir. Dr. Ashwin pun

menuturkan kalo konselor mungkin dilibatkan juga

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
96

selama masalah yang ada terasa berat

diselesaikan sendiri atau juga oleh lingkaran

terdekat kayak teman curhat dan keluarga.

“Kalau dirasakan bahwa teman-teman tidak

bisa memberi solusi seperti yang

diharapkan, mungkin profesional bisa

menjadi pilihan. Jam terbang mereka lebih

banyak, mereka juga sudah menghadapi

bermacam-macam masalah. Pilihan solusi

lebih banyak, tapi bukan berarti tiap ada

masalah, kita harus datang melulu ke

konselor selaku sosok profesional,”

sarannya.

N ah sob, Dr. Ashwin

menjelaskan efek negatif orang yang


pun turut

nggak biasa curhat. “Tertahan masalahnya

karena dia nggak pernah dapat cara pandang lain

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
97

untuk menyelesaikan masalah. Makin besar

dipendam, suatu saat jadi problem, entah

gangguan tidur, cemas, depresi, dan lain-lain.

Pada akhirnya, bisa sakit jiwa, kemungkinan itu

ada. Prosesnya tiap orang berbeda, tergantung

ketahanan masing-masing orang,” jelasnya.

K awan, selain keluarga, temen sendiri pun

nggak kalah jadi tempat curhat sebagian

orang termasuk remaja. Udah nggak aneh rasanya

kalo temen dekat kita suka ngomongin soal

hubungannya dengan gebetan lawan jenisnya.

Maklum anak muda. Belum juga apa-apa, udah

nyebutin nama si “dia” dan si “dia” lagi aja, tapi ini

nggak berlaku buat semua orang ya sob. Ada yang

kayak gitu, ada pula yang nggak biasa kayak gitu.

Buat orang yang lagi tertarik sama someone sih

emang nggak aneh kalo mulut mereka susah

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
98

banget buat nggak ngomongin segala hal tentang

si someone-nya itu ke temen dekat mereka. Entah

rasa seneng kayak yang ada dalam percakapan

berikut…

Inayah : “Hari ini aku seneng bangeeet…”

Masturina : “Tumben, kenapa emang ay?”

Inayah : “Si dia agak perhatian sama aku

rin..kebangetan loohh”

Masturina : “Cieeyy, perhatian dikit aja

senengnya udah setengah mati

apalagi kalo perhatian banget.

Syukurlah ay, aku ikut senang.”

Atau rasa kecewa dan sebel kayak yang

ditunjukkan dalam dialog berikut…

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
99

Sofyanti : “Babiii, aku nggak nyangka banget

dia ngelakuin kayak gitu..”

Septiana : “Siapa sof? Ngelakuin apa?”

Sofyanti : “Si cowok itu tuh. Aku udah niat

baik mau ngasih dia kado

bingkisan..eehh, dianya malah

berusaha mempersulit aku dong

na..gimana nggak sebel coba.”

B anyak banget topik curhatan yang ada di

lapangan, diantaranya yang paling sering

di kalangan remaja tuh persoalan teman, gebetan,

keluarga, serta hobi atau bakat dan minat. Nggak

sedikit mereka-mereka yang menjadikan seorang

konselor sebagai tempat curhat mereka karena

emang udah bidang dan ahlinya konselor, tapi lagi-

lagi ingat sob! Di mana-mana tetap aja Tuhanlah

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
100

yang patut kita utamakan untuk menumpahkan

atau mencurahkan segala isi hati kita. Setuju!? 

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
101

Adakah Sesama Orang Yang Punya

Kesamaan Seratus Persen?

S
ob, nggak sedikit orang yang dilahirkan

ke dunia ini dengan mempunyai sosok

kembarannya secara fisik. Yups! Sekilas,

semuanya nampak sama seratus persen, kayak

nggak ada bedanya sama sekali, tapi kalo kita

amati lebih detail, selalu terbukti kalo ternyata

nggak kayak gitu. Silakan sobat cari sekian

banyak kembaran dan amati kedua orang yang

saling kembar itu. Saya yakin pasti ada aja

perbedaannya meski cuma sedikit atau terbilang

sepele. Begitu pun karakter atau tingkah lakunya,

nggak ada yang seratus persen sama. Bisa jadi

ada orang tertentu yang punya kesamaan sampai

dalam seratus hal. Misalkan sama-sama suka

berenang, cenderung jail, anti sama kucing, dan

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
102

lain-lain, tapi adakah sesama orang yang

perbedaannya nol? 

N ah sob, sebagai konselor yang biasa

melayani curhat, nggak bisa loh asal

menyamakan orang yang satu ama orang yang

lainnya. Ingat sob, tiap orang itu kan punya

keunikannya masing-masing yang berbeda satu

sama lain. Teknik yang udah cocok buat si A,

belum tentu cocok buat si B. Iya nggak? Sesuai

dengan prinsip “bimbingan adalah proses

individuasi.” Prinsip ini memberi arti kalo fokus

sasaran bantuan tuh tetaplah konseli meskipun

pelayanannya menggunakan teknik kelompok.

Makanya, kita harus tau dulu gambaran nih orang

kayak gimana. Umpamanya kalo pebisnis tuh suka

cari tau dulu selera atau kebutuhan konsumennya,

“orang ini lagi butuh apa ya?” Nah, konselor pun

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
103

kayak gitu sob, biasanya ngelakuin obrolan kecil

dulu, itu pun kalo emang memungkinkan. Makanya,

konselor yang profesional di mata saya

diantaranya adalah konselor yang bisa cepat

akrab dengan konselinya meskipun belum pernah

kenal sebelumnya. Kalo udah akrab kan dengan

sendirinya, konseli itu bisa menerima dan

menaruh kepercayaan sama kita. Belum ditanya

apa-apa sama kita, eeehh dianya udah curhat dan

terbuka duluan sama kita. Tanpa terduga, yang

mulanya cenderung malu, nggak pede, atau tegang

ama kita, malah jadi nggak bisa diem mulutnya.

Kok bisa? Hal itu tiada lain adalah karena

kenyamanan yang ditimbulkan oleh sikap kita.

Nggak percaya? Coba aja 

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
104

Mengenali Diri Sendiri

S obat, perhatikan contoh kasus berikut

yang udah banyak diadaptasi berbagai

sumber, begitu pun di sini. Ceritanya ada dua

orang cowok yang merupakan sobat karib sejak

kecil. Saking dekatnya, ke mana-mana tuh berdua

melulu bagaikan handphone dan casan. Suatu

ketika, mereka berdua mampir ke sebuah kafe.

Berikut percakapan mereka yang tertangkap

kamera 

Indra : “Dan, kamu mau pesen apa?”

Wardana : “Aku pesen tumis kangkung, semur

jengkol, sama buncis aja deh Dra.”

Indra : “Gile ye. Mana ada yang begituan di

kafe kayak gini. Becanda aja ah.”

Wardana : ”Ya udah deh, ngikut kamu aja.”


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
105

Indra : “Aahhhh..nggak kreatif kau (sambil

berseri)”

Wardana : “Eeeh harusnya kamu bersyukur

dapetin pengikut setia kayak aku.”

Indra : “Aaah, bisa aja. Udah, sekarang

mah waktunya kita nikmatin.”

Wardana : “Alaahh, malah pake tangan. Gaya

sedikit dong. Ini tuh lagi di kota

men. Pakai sendok aja deh biar

nggak keliatan dari kampungnya

tuh.”

Indra : “Eits…aku nanya deh sama kamu.

Emang kamu tau kebersihan sendok

yang kamu pegang? (sambil

berbisik)”

Wardana : “Ya yakin deh, pasti bersih dong.”


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
106

Indra : “Bisa yakin emang tau dari mana

coba?”

Wardana : “Yaa……. (bingung)”

Indra : “Nah lo, bingung kan? Sama, gue

juga bingung, nggak tau kebersihan

sendok itu segimana. Tapi gue tau

betul kebersihan tangan gue sendiri

(sambil berseri-seri)”

N ah sob, apa sih pelajaran yang bisa di

ambil dari percakapan dua sosok pemuda

ini? Indra nggak mau pake sendok karena dia

nggak tau dan nggak yakin sendok itu bersih atau

nggak, sedangkan kalo tangan sendiri, dia yakin

betul kalo tangannya bersih. Makanya, dia

mutusin buat pakai tangannya aja. Dari situ, kita

bisa ambil sebuah pelajaran kalo yang tau betul

gimana diri sobat itu cuma Tuhan dan sobat


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
107

sendiri. Begitu pun yang namanya konselor atau

pun psikolog. Meskipun bidang keahliannya

berhubungan dengan perilaku, toh nggak

sepenuhnya bisa mutlak memastikan perilaku atau

kepribadian seseorang. Keduanya cuma bisa

mengambil gambaran umum yang sifatnya

temporer atau sementara. So, sekali lagi, yang

paling tau kepribadian dan semua hal tentang diri

kita hanyalah Tuhan dan kita sendiri  Ini pula

persoalan yang biasa melekat pada diri konseli

yang menjadi PR bagi konselor yang

menanganinya.

S
ob, terkadang kita pun nggak mengenali

diri kita sendiri termasuk potensi yang

dimiliki. Terkadang, kita ngerasa diri kita nggak

ada apa-apanya. Bahkan lebih parahnya, beberapa

diantaranya ngerasa kecewa sama Tuhan karena

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
108

udah menakdirkan kondisi mereka yang mereka

anggap nggak adil. Sobat, kalo kita mengharapkan

sesuatu yang terbaik menurut versi kita, tapi

ternyata pada kenyataannya, kita cuma

memperoleh sesuatu yang biasa-biasa aja

menurut versi kita juga, tetaplah bersyukur

karena kita bukan satu-satunya apalagi yang

terburuk  Lagian, saat ini udah dipahami banyak

orang bijak kalo kekecewaan tuh merupakan cara

Tuhan untuk mengatakan pada kita, “bersabarlah,

Aku punya sesuatu yang lebih baik untukmu.” 

Ibaratnya, Tuhan tuh mau ngasih kejutan sama

kita. Nggak percaya? Coba sobat amati, udah

akrab di mata dan telinga kita bahwa beberapa

orang yang pengen ngasih hadiah atau pun

sekadar ngucapin selamat sama seseorang di

momen spesialnya tuh suka terlebih dahulu

ngejailin orang itu melalui skenario yang udah


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
109

direncanain sebelumnya. Dia bikin skenario jail

yang diharapkan bisa membuat targetnya

bingung, kesal, bahkan sampai menangis-nangis

dulu. Setelah itu, baru pada waktunya mereka

memberikan surprise atau kejutan dengan entah

sambil bernyanyi dan/atau membawa bingkisan

kado. Alhasil, orang yang ulang tahun itu pun

semakin terharu aja begitu melihat kejutan dari

orang-orang dekatnya. Nah sob, itulah

perumpamaannya kalo Tuhan pun selalu

memberikan surprise alias sesuatu yang lebih

baik bagi kita menurut-Nya. Hanya saja

terkadang kita nggak menyadarinya. Masih

mending kalo nggak menyadarinya, lebih parah

lagi kalo udah disadarkan, tapi nggak sadar-sadar,

hehe. Kalo surprise itu nggak kita rasakan di

dunia, yakinlah bahwa surprise itu bakal kita

terima di surga kelak  Sob, setuju kan kalo


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
110

burung cenderawasih tuh emang amat indah

diliat? Mereka, yakni cenderawasih itu, nggak tau

kalo mereka tuh sebetulnya indah banget, tapi

kita tau begitu indahnya warna setiap bagian

tubuh mereka. Sama halnya kayak kita yang

terkadang nggak tau atau mengenali diri kita

sendiri termasuk potensi yang dimiliki kita yang

sebetulnya amat berharga, tapi Tuhan tau bahwa

begitu bernilai dan berharganya diri kita 

K
awan, sekali lagi, nggak ada orang yang

nggak pernah sama sekali melakukan

kesalahan dan kegagalan baik besar maupun kecil

serta nggak ada pula orang yang hidupnya selalu

berjalan mulus 100%. Di satu sisi, hal-hal itu

emang amat menyakitkan, tapi di sisi yang lain,

kita harus berterima kasih pada mereka. Loh,

kenapa? Sobat, berterima kasihlah pada

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
111

“kesalahan” karena itulah yang membuatmu

mengetahui kebenaran. Berterima kasihlah pada

“kegagalan” karena itulah yang membuatmu lebih

berjuang keras dan berhati-hati agar tidak

mengulanginya untuk kedua kalinya. Berterima

kasihlah pada “ujian atau cobaan” karena itulah

yang membuatmu menjadi sosok yang lebih tegar

dan tabah. Berterima kasihlah pada “kesakitan

atau kelelahan” karena itulah yang membuatmu

menjadi lebih kuat dan masih banyak lagi hal

lainnya yang patut menerima ucapan terima kasih

dari kita. Kalimat-kalimat itu udah sering kita

dengar bukan? So, setiap kita mengalami suatu

cobaan, kegagalan, atau kekecewaan atas suatu

hal, ingatlah selalu kalimat yang diumpamakan

sebagai pesan Tuhan, yaitu “bersabarlah, Aku

punya sesuatu yang lebih baik untukmu.” Saya

sendiri udah sering mencobanya dan ternyata


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
112

memang ampuh! Yang tadinya mau kecewa berat,

ngambek, atau stres, tapi begitu ingat kalimat

dahsyat itu, saya berpikir lagi dua kali apa mau

diterusin kecewanya atau nggak. Malahan, begitu

ingat kalimat itu, saya kerap langsung tersenyum

karena berpikir “waah, Tuhan mau ngasih kejutan

lagi nih. Asyiik! Horee!”  Sama aja kayak orang

yang dijaili sampai emosinya naik entah sampai

mau nangis atau ngambek, tapi begitu tau kalo

dia sedang dijaili dan dikasih kejutan kan

akhirnya secara spontan emosinya pun turun lagi

dan malah tersenyum 

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
113

Pandai Berkomunikasi ≠ Pandai Berbicara?

N
ah sob, ternyata hubungan komunikasi

antarorang itu nggak sembarangan.

Apalagi kalo salah seorangnya lagi dalam kondisi

nggak stabil secara emosi. Salah ngomong dikit

aja kan bisa bahaya. Kalo dalam pepatah tuh,

“mulutmu harimaumu.” Maksudnya, mulut tuh bisa

menjadi senjata kita untuk membela atau

melindungi diri kita dan orang lain. Sebaliknya,

mulut pun bisa melukai diri kita sendiri. Bisa jadi

maksud kita tuh baik. Niatnya emang pengen

bantuin dia, cuma yang namanya orang emang

nggak sempurna. Kadang-kadang keceplosan,

kadang-kadang nggak sadar mengeluarkan kata-

kata yang nggak patut diucapkan atau yang nggak

kita sadari sebetulnya itu menyinggung dia, tapi

konselor yang emang pada dasarnya sebagai

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
114

pelayan curhat punya skill yang unik dalam

berkomunikasi sama konselinya. Yang namanya

konselor itu bukan sosok yang harus pandai

berbicara, melainkan yang harus pandai

berkomunikasi sob. Loh, emang apa bedanya? Gini

sob, orang yang pandai berbicara cenderung bakal

banyak bicara. Ngomooong terus nggak ada

habisnya karena mereka cenderung pengen

menguasai pembicaraan. Selain itu, orang yang

pandai berbicara tuh cenderung pengen nunjukkin

ke lawan bicaranya kalo mereka orang yang

pintar. Wajar aja kalo kebanyakan orang sebel

sama orang macam gini. Nggak percaya? Coba aja

kalo bro dan sis sewaktu-waktu ngobrol sama

teman atau siapa pun itu, terus dia melulu yang

ngomong tanpa ngasih kesempatan sama sobat

untuk gantian berbicara, gimana perasaannya?

Pasti kesel kan karena seolah-olah kita nggak


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
115

dihargai. Apalagi kalo orangnya nyeritain melulu

tentang dirinya, pakai banget deh keselnya 

Lain lagi sama orang yang pandai berkomunikasi

bung. Orang macam ini justru adalah tipe orang

yang bisa menyesuaikan diri dengan pembicaraan.

Mereka tau kapan waktunya untuk mendengarkan

dan kapan waktunya giliran mereka untuk

berbicara soal ini dan soal itu. Tau nggak sob,

pandai berkomunikasi ini merupakan salah satu

kekuatan seseorang dalam interesan atau menarik

perhatian orang lain. So, tunggu apa lagi, jadilah

orang yang pandai berkomunikasi sob! 

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
116

Rumus Membangun Kepercayaan

Konseli Selaku Pencurhat

K
awan, keimanan atau kepercayaan mantap

seseorang terhadap Tuhan antara lain

adalah karena orang itu meyakini keberadaan

Tuhan itu sendiri. Meskipun dia nggak bisa

melihat langsung keberadaan dan wujud-Nya, dia

merasa dekat secara bathin dengan-Nya. Dia tau

kalo Tuhan, Sang Pencipta yang tiada bandingnya,

selalu mengamatinya dalam setiap ruang dan

waktu. Dari situ pula, kita tau kalo kepercayaan

seseorang terhadap seseorang tuh diantaranya

adalah berdasarkan atas kedekatannya dengan

orang yang dipercayainya itu meskipun nggak

semua orang terdekatnya yang mereka percayai.

Nah, itulah dampak dari kedekatan seseorang

dengan orang yang lainnya, tapi apakah cuma

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
117

kedekatan aja yang membuat orang itu langsung

percaya sama kita? Gini sob, umpamanya, sobat

mempunyai seorang teman dekat yang mengaku

berprofesi sebagai konselor. Suatu ketika, sobat

mendapatkan persoalan yang membingungkan.

Datanglah sobat ke teman yang mengaku

berprofesi sebagai konselor itu untuk meminta

bantuan darinya, tapi alhasil setelah itu,

persoalan sobat bukannya menjadi tuntas

melainkan malah menjadi semakin rumit dan

berdampak buruk. Hal itu cenderung disebabkan

oleh ketidakutuhan dan ketidakkompetennya

teman sobat yang satu itu karena ternyata

setelah diselidiki, dia hanyalah seorang konselor

gadungan. Lantas, seandainya suatu ketika sobat

mengalami persoalan serius lagi, apakah sobat

masih menaruh kepercayaan sama teman sobat

yang mengaku sebagai konselor gadungan itu? Ok-


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
118

lah, pengalaman emang bukan alasan bagi kita

untuk berpikir secara buta, tapi kalo integritas

dan kompetensi seseorang emang nggak

memenuhi syarat, kenapa kita harus terus

memaksakan juga kan sob? Makanya, integritas

dan keahlian seseorang pun turut berpengaruh,

nggak cuma menjalin kedekatan aja. Kalo diri kita

dibekali dengan integritas dan skill atau keahlian

yang mumpuni, orang kan bakal berkata “saya

percaya kamu bisa mengatasinya.” Itulah sebab

kepercayaan orang khususnya konseli timbul.

Coba aja, pernah nggak suatu ketika sobat pergi

ke suatu tempat menggunakan kendaraan pribadi,

kemudian menitipkan kendaraan sobat itu sama

security atau petugas parkir di tempat tersebut?

Kemungkinan besar atau pada umumnya, petugas

parkir itu bukanlah orang yang dekat dengan kita

bukan? Malah kadang baru kenal dan baru


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
119

bertemu pada waktu itu juga, tapi kenapa kita

bisa percaya dan mau menitipkan kendaraan kita

padanya? Karena kita tau kalo dia udah terbiasa

dan berpengalaman dengan pekerjaannya itu. So,

secara spontan, kita pun menaruh kepercayaan

padanya. Nah sob, nggak dekat pun asal terbilang

profesional aja bisa dapat kepercayaan orang.

Apalagi kalo udah profesional ditambah lagi punya

kedekatan dengan orangnya, kita makin dipercaya

aja ama orang itu. Kalo dirumuskan, seperti yang

dikatakan oleh Bapak Anies Baswedan (2012),

rumus membangun kepercayaan adalah sebagai

berikut :

Trust = Integrity + Competency + Intimacy – SI

Trust : Kepercayaan

Integrity : Integritas

Competency : Keahlian

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
120

Intimacy : Kedekatan

Self Interest : Kepentingan pribadi

S o, bangunlah kepercayaan konseli dengan

membangun pula integritas, kompetensi, dan

kedekatan kita sebelumnya sebagai konselor

secara utuh dan padu serta kurangi bahkan

hindarilah kepentingan pribadi. Ingat sob,

membangun kepercayaan konseli di sini bukan

berarti bermaksud menandingi kepercayaan

terhadap Tuhan ya sob. Itu terlalu berlebihan

karena biar bagaimana pun juga, trust to god

adalah yang terpenting 

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
121

Konselor Itu Harus Jadi

Listener Yang Baik

B
ro dan sis, rata-rata orang itu lebih

senang berbicara atau mengeksplorasi

dirinya dibandingkan dengan mendengarkan orang

lain. Makanya, orang bakal seneng banget kalo dia

bener-bener diperhatiin saat dia sedang

berbicara. Apalagi orang yang cenderung

interrupts alias cenderung lebih banyak bicara

sampai-sampai nggak sadar kalo lawan bicaranya

lagi berbicara (parah banget ya). Hanya saja

sebagai konselor, udah selayaknya memberi

kesempatan yang besar sama konselinya untuk

menyampaikan segala hal yang emang pengen dia

sampaikan. Jangan dulu dihujani dengan banyak

pertanyaan ini itu ini itu pada dia yang mau curhat

sob. Beri dia kebebasan dulu. Nggak sedikit

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
122

konselor yang pengen segera memberikan nasehat

sama konselinya, sehingga terlalu menunjukkan

kebosanan dirinya pas lagi mendengarkan

penyampaian kata demi kata dari konseli. Asal tau

aja sob, kalo sikap nggak sabar seperti itu

terbaca oleh konseli, bisa-bisa dia bakal merasa

tersinggung. So, sekali lagi, jadilah listener yang

selalu bersedia mendengarkan apa yang mau

konseli katakan. Masalah benar atau nggak, sesuai

atau nggak, tunda dulu deh 

B ro dan sis, kalo kita nggak bersedia

mendengarkan orang yang lagi bicara, lalu

buat apa juga orang lain harus mendengarkan

kita? Emang sih, gaya bicara tuh bisa

menunjukkan gambaran diri kita di mata orang

lain. Hanya saja ada hal yang nggak bisa

disepelein juga kalo kita cuma terbiasa berbicara.

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
123

Apaan tuh? Gini sob, kalo kita terlalu kebiasaan

banyak berbicara, kita bakalan jarang

mendapatkan hal yang baru. Kenapa? Bandingkan

aja kalo sebaliknya kita kerap berusaha

mendengarkan orang lain, bisa jadi kan kita

sering mendapatkan gagasan, berita, atau pun

info yang baru dari orang tersebut. Hasil dari

apa? Sepele! Cuma hasil dari mendengarkan.

S
ob, kadang-kadang, orang yang curhat ke

kita, entah itu teman atau siapa, nggak

meminta kita untuk menanggapinya dengan

memberikan nasehat apalagi cewek. Mereka cuma

pengen kita memerhatikan, mendengarkan, dan

memahami mereka doang. Gitu aja kok repot 

Eits, tapi ingat! Menanggapi sih tetaplah harus,

tapi nggak selalu dengan memberikan nasehat

apalagi bersikap secara domineering alias

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
124

memaksa mengambil kontrol atas suatu kondisi

dengan bilang “kamu harus…” Tanggapan yang

biasanya disukai oleh orang yang berbicara adalah

pertanyaan. Kenapa? Karena memberi sebuah

pertanyaan itu menunjukkan minat dan perhatian

kita pada pembicaraan dia, dalam hal ini, konseli.

Coba aja amati gimana perasaan seorang

pembicara dalam suatu kegiatan entah itu

seminar, training, rapat, dan lain-lain begitu

masuk ke sesi atau tahap tanya jawab, banyak

orang yang mengajukan pertanyaan padanya?

Lantas, apakah dia jadi merasa kesal atau kecewa

sama orang-orang yang bertanya itu? Ya jelas

nggak. Justru dia jadi senang kan? So, nggak ada

salahnya sobat memberikan beberapa pertanyaan

atas apa yang baru konseli sampaikan meskipun

sebenernya sobat udah paham betul terhadap itu

semua. Ada dua jenis pertanyaan yang bisa kita


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
125

gunakan, yaitu pertanyaan terbuka dan tertutup.

Bedanya apa ya? Apa pertanyaan terbuka tuh

maksudnya pertanyaan yang nggak perlu

dirahasiain dan terbuka untuk umum, sedangkan

pertanyaan tertutup sebaliknya? Bukan gitu sob,

itu mah jadi infotainment dong  Maksudnya,

pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang

cenderung mengundang jawaban yang panjang

lebar kayak contoh berikut :

1. ”Siti, kenapa kamu ngambil keputusan kayak

gitu?”

2. “Yani, gimana awalnya sampai bisa kayak gitu

tuh?”

3. “Putri, maksud pernyataan kamu tadi apa?”

4. “Kapan dan di mana kamu bertemu dia,

Ekaresta?”

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
126

5. “Amaliyah, dia bilang apa sama kamu?”

K
alo pertanyaan tertutup tuh sebaliknya,

pertanyaan yang cenderung mengundang

jawaban singkat, yes or no. Makanya, biasa

digunakan juga untuk mengakhiri pembicaraan

atau hubungan konseling. Contohnya adalah

sebagai berikut nih sob :

1. “Kirain aku, kamu nggak bakal ngikutin

perintahnya Dwi Putri. Iya kan?”

2. “Zawati, apa kamu masih enggan berbicara

sama Nurwitasarinya?”

3. “Anita, kamu nggak takut berangkat ke sana

kan?”

4. “Wildaniyah, keliatannya kamu bahagia begitu

di sana. Bener kagak?”

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
127

5. “Praciliani, mau nggak maen ke rumahnya

Nurul?”

K
awan, konseli yang datang ke kita dan lebih

bermaksud untuk mencurahkan emosi atau

perasaan mereka entah sedih, bingung, ragu,

bahagia, dilema, galau, gelisah, frustasi, dan lain-

lain harus kita sikapi sebagai konselor dengan

sebagaimana mestinya. Nah sob, ternyata ada

beberapa senjata ampuh dalam hal ini,

diantaranya adalah tatapan mata, senyuman, dan

sentuhan!  So, langsung aja kita bahas satu-

persatu ok ! 

1. Tatapan mata

S
obat, saya minta sobat berhadapan

dengan seseorang. Terus, tataplah kedua

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
128

mata orang itu sebentar aja, cuma beberapa

detik. Alhasil gimana rasanya? Mantap dan bikin

nggak tahan bukan? Itulah kekuatan dari tatapan

mata 

2. Senyuman

S
iapa sih orang yang nggak seneng kalo

melihat temennya atau siapa tersenyum

pada dirimu? Apa pernah sobat mengalami kasus

pas sobat tersenyum sama seseorang entah itu

teman, guru, atau saudara, tiba-tiba mereka

malah merespon dengan memukuli, menendang,

atau bahkan membanting sobat? (lebay) Nggak

pernah kan. Kecuali kalo senyumnya sobat

dianggap nggak wajar, dibuat-buat, kelihatan ada

maksud atau maunya, dan terkesan mengejek atau

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
129

menyindir. Asal tau aja sob, senyuman itu punya

makna tersendiri bagi setiap mata yang

menyaksikannya. Tokoh psikologi terkemuka,

David J. Lieberman (dalam Abdullah, 2006),

menemukan empat makna di balik sebuah

senyuman. Pertama, senyuman itu menunjukkan

kepercayaan diri kita sob. Kalo tiap ketemu atau

berhubungan dengan siapa pun meskipun belum

kenal atau akrab dengannya, sobat selalu

memancarkan senyuman, itu adalah simbol atau

rangsangan bagi orang tersebut agar memandang

dan menganggap sobat sebagai sosok yang penuh

percaya diri. Kedua, senyuman itu bermakna

kebahagiaan. Orang yang selalu tersenyum

mencirikan dia lagi enjoy, happy, atau bahagia.

Meskipun, sebetulnya dalam hatinya banyak

masalah, lagi cemberut, dan lain-lain, tapi orang

kayak gitu nggak pengen segala permasalahan


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
130

yang ngeganjel di hatinya diketahui sama orang-

orang di sekitarnya. Inilah sosok yang saya

kagumi sekaligus saya acungkan jempol karena dia

adalah sosok yang bisa menyembunyikan

permasalahannya dan selalu pengen tampil

perfect di mata orang lain. Ketiga, senyuman itu

menunjukkan sobat adalah orang yang antusias.

Kondisi gerakan badan yang enerjik ditambah

dengan wajah yang fresh dan enak dipandang

karena kekuatan dari senyuman makin menambah

daya tarik seseorang terhadap sobat. Coba aja,

ada nggak SPG atau tukang promosi gitu yang

memperkenalkan atau menawarkan produknya

dengan lesu dan cemberut? Ada sih ada aja, cuma

saya yakin kalo sobat ketemu dengan orang kayak

gitu, belum lama juga sobat udah memalingkan

muka dan pergi. Bener nggak? Bandingkan dengan

mereka yang antusias. Antusias adalah daya tarik


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
131

added value atau nilai tambah bagi mereka

khususnya SPG untuk menarik konsumen atau

pelanggan. Nah sob, yang terakhir dan yang nggak

kalah pentingnya arti dari sebuah senyuman

adalah penerimaan. Bayangkan sobat ketemu dan

kenalan dengan seorang teman baru yang murah

senyum. Pasti nyaman kan, karena kita ngerasa

dihargai dan diterima olehnya.

3. Sentuhan

S
obat, gimana rasanya sih berjabat tangan

dengan seseorang, dipeluk orang tua,

atau dirangkul sama sahabat? Mungkin aja sobat

gemetaran, cuma yang pasti, sobat nggak bakal

menghajar balik mereka-mereka yang menjabat,

memeluk, atau merangkul dirimu itu kan. Kalo

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
132

misalkan ada yang kayak gitu, saya anggap Anda

nggak waras!!  Sadarkah bro dan sis kalo

ketiga perlakuan itu tiada lain adalah sebuah

sentuhan? So, jangan sia-siakan yang namanya

sentuhan. Eits, tapi ingat! Sentuhan yang

sewajarnya ya. Maksudnya wajar di sini tuh tepat

dilakukannya baik secara waktu, tempat, maupun

kondisinya. Kalo di salah gunakan seperti halnya

senyum yang nggak jelas atau terlihat ada

maunya, sentuhan pun bisa berdampak negatif.

Jangan asal sentuh aja apalagi ke lawan jenis sob,

entar dianggap “genit.” Sama aja, ke sesama

jenis pun harus berhati-hati sob! 

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
133

Judgement

S obat, pernahkah dirimu berkata hal-hal

seperti ini?

1. “Dia anak yang tolol.”

2. “Kamu nakal banget sih.”

3. “Mereka semua anak yang pemalas.”

4. “Kalian bener-bener anak yang nggak sopan dan

nggak punya etika.”

Ayo, ngaku  Dalam bahasa psikologi atau pun BK,

itu semua adalah penghakiman atau bahasa

kerennya, yaitu judgement. Kalo emang pernah

berkata kayak gitu, sekarang coba dibalik, giliran

sobat yang ceritanya menerima perkataan kayak

gitu dari orang lain. Bagaimanakah perasaan

sobat kalo digituin? Pasti nggak enak kan,

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
134

meskipun kita sendiri mengakui kalo kita emang

udah berbuat salah. Men-judgement tuh udah

jadi kebiasaan yang nggak aneh di mana-mana

apalagi buat tukang gosip. Saya yakin beberapa

diantara sobat pun udah ngerasa nggak aneh kalo

berkata kayak gitu soalnya memang udah jadi

kebiasaan sejak dulu, sehingga wajar aja kalo

kata-kata itu udah nggak susah keluar dari mulut

kita. Logikanya begini sob, apakah yang namanya

tingkah laku itu bersifat tetap? Contohnya aja,

misalkan pas kelas satu SMP, sobat kerap bolos

sekolah karena nggak semangat. Saking

seringnya, akhirnya sobat dicap sebagai murid

yang nakal. Pertanyaannya, apakah perilaku sobat

pas kelas satu SMP itu udah pasti bakal tetap

begitu pas kelas dua SMP? Belum tentu kan. Atau

misalkan hari ini, bisa aja saya pesimis atau nggak

pede ngelakuin suatu hal, tapi keesokan harinya,


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
135

bukan nggak mungkin saya malah jadi optimis

atau pede. Bener nggak? Itulah salah satu alasan

kenapa men-judgement itu nggak baik meskipun

kita emang memandang dia udah keterlaluan, tapi

pandangan orang lain belum tentu sama dengan

pandangan kita bukan? Nah sob, orang-orang yang

dianggap nakal, nggak pintar, nggak sopan,

pemalas, pendendam, dan lain-lain sama sebagian

orang itu justru biasa disebut konselor sebagai

”orang yang secara nggak langsung meminta kita

untuk memerhatikan dan memahami mereka” atau

“orang yang sedang berproses menuju

kematangan.”

S
obat, di awal saya bilang kalo kadang-

kadang orang yang curhat ke kita itu

cuma pengen kita memahaminya aja tanpa harus

memberikan nasehat padanya. Pertanyaan yang

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
136

barangkali muncul di benak sobat adalah

“memahaminya tuh kayak gimana?” Nggak susah

kok, tinggal fokus seratus persen sama semua

yang dikomunikasikan oleh konseli baik bahasa

lisan maupun bahasa isyarat atau gerakan

tubuhnya, cuma sekali lagi, harus berhati-hati

dalam menafsirkan pandangan kita terhadap

konseli ya. Jangan asal menafsirkan aja. Entar

dianggap “sok tau” sama konseli.

B
ro dan sis, pernah kan pas menjelang

kelulusan SMA bingung memilih jurusan

yang cocok? So, sebagian besar diantara sobat

pasti mencari berbagai informasi yang berkaitan

dengan berbagai jurusan di setiap universitas.

Nah sob, masa-masa inilah diantaranya ruang BK

di sekolah sering didatangi murid. Konselor yang

diminta atau ditanya sebuah informasi, wajib

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
137

hukumnya untuk segera mentransfer informasi

yang sesuai secara jelas, pas, dan sederhana.

Hindari atau kurangi berkata “entar dulu,

terakhir aja ya.” Kalo gitu, keliatan banget

konselornya ragu-ragu. Bisa-bisa konselinya

merasa bingung dan jengkel. Kalo emang nggak

tau, bilang aja dengan jelas “saya kurang tau soal

itu.”

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
138

Kenalan Sama Perasaannya Dong

S obat, coba ceritakan satu hal yang paling

diingat berdasarkan pengalaman sobat

apa pun itu. Saya rasa hal-hal yang sobat ingat

dan susah dilupakan itu adalah hal-hal yang punya

kesan tersendiri bagi sobat baik suka maupun

duka. Maksudnya apa? Maksudnya adalah bahwa

semakin besar pengaruh suatu hal dalam

mengendalikan emosi kita, semakin kuat pula hal

itu tertanam dalam ingatan kita. Contohnya,

kalimat “kita dituntut untuk bekerja keras, bukan

dituntut untuk berhasil” dengan mudah dan

cepatnya langsung menempel dalam ingatan saya

sampai hari ini sob. Kenapa? Soalnya buat saya,

kalimat itu begitu dalam dan mengena. Coba kalo

kalimat yang biasa dan nggak menarik, boro-boro

diingat, mendengarkannya saja terkadang agak

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
139

malas  Hal ini berlaku pula dalam berkomunikasi

dengan konseli.

K awan, bayangkan suatu

melihat seorang teman yang sebetulnya


ketika kawan

nggak begitu dekat atau akrab terbiasa melamun

dan menangis secara tiba-tiba. Bagi kawan yang

peduli, pasti tergerak untuk mendekatinya kan.

Hanya saja kesalahan kebanyakan orang dalam

kasus kayak gini tuh ialah cenderung memaksakan

diri untuk langsung bertanya ke orangnya pas

kondisinya lagi nggak mau diajak ngobrol. Sampai-

sampai dia lagi nangis pun, kita hujani dengan

pertanyaan “kamu kenapa sih? Ceritain dong,

jangan nangis melulu..ayolah..ii, kamu nggak mau

cerita ama aku ya, gitu deh.” Ya iyalah dia nggak

mau cerita, orang dianya juga lagi nangis! Kenalan

ama perasaannya sih ya harus, tapi bukan dengan

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
140

memaksa-maksa kayak gitu juga kali  Kalo gitu,

harus gimana? Sosok konselor bakal membiarkan

anak itu menangis terlebih dahulu sampai

berhenti dengan sendirinya. Karena seperti

penjelasan di awal, efek orang yang baru

menangis itu dahsyat loh sob. Dia bakal lebih

segar, prima, dan fresh lagi dari sebelumnya.

Selain itu, janganlah terlalu gampang menyindir

atau mengejek mereka-mereka yang menangis.

Karena apa? Karena nggak selamanya menangis itu

berarti lemah. Nah sob, makanya nggak ada

salahnya kita biarkan dulu dia menikmati cucuran

air matanya sendiri. Paling tidak, badan kita aja

yang bergerak, kasih dia tisu atau usap-usap

pundaknya kek.

K
awan, setuju kan kalo seringkali cara teman

yang curhat ke kita khususnya dalam

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
141

berbicara lebih punya makna terselubung

dibandingkan dengan tiap kata yang keluar dari

mulutnya? Terkadang, cara mereka berbicara dan

bahasa tubuh mereka lebih menunjukkan

perasaan mereka dibandingkan dengan ucapan

atau kata-kata mereka. Eits, bukan berarti tiap

dia ngomong kita harus selalu nanya “dirimu nggak

bohong kan?”. Makanya, untuk mengetahui

kebenaran, polisi selalu bertanya berulang-ulang

pada tersangka terkait dengan kasus yang

dilakukannya. Misalkan, jawaban pertama

tersangka adalah “B.” Jawaban kedua masih “B.”

Berikutnya, yakni ketiga pun masih “B.” Baru

ternyata pas keempat kalinya ditanyakan hal yang

sama, jawaban tersangka adalah “C,” berbeda

dengan jawaban sebelumnya. Akhirnya kan

ketahuan deh . Eits, tapi bukan berarti teknik

bertanya berulang-ulang ini harus sobat


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
142

aplikasikan ke konseli ok. Contoh lainnya adalah

kisah berikut. Ada pasangan suami istri. Sebut

aja Parmawanti dan Akbar. Suatu ketika, Akbar

pulang larut malam karena bertemu dengan

mantannya dulu. Setiba di rumah, Parmawanti

bertanya dengan penuh curiga.

Parmawanti : “Pah, ke mana dulu? Kok

baru pulang?”

Akbar : “…Papah kejebak macet di

jalan mah. Jadi, kemalaman

nih sampai rumahnya.”

Sang istri yang nggak percaya pun menyindir dan

berpura-pura berkata...

Parmawanti : “Oohh. Tadi mamah kontak

sama Bu Siti katanya kondisi

jalan raya lancar kok.”

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
143

Akbar : “……(diam dan nampak

bingung)”

S
obat, kisah ini pun memberi gambaran

kalo bahasa tubuh yang kaku dan muka

yang bingung seperti yang ditunjukkan Akbar tuh

adalah wujud perasaan aslinya yang kaget dan

bingung karena ketidakjujuran atau alibinya

ketebak sama istrinya.

Amatilah dialog singkat di bawah ini dan temukan

perbedaannya sob 

Dialog satu

Mulyana : “Saya udah ngelakuin apa yang saya

bisa, tapi dia tetap menuntut dan

menuduh saya.”

Nurfauzia : “Eehmm…kamu keliatan kesal

banget sama sikap kayak gitu ya?”


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
144

Dialog dua

Suryanti : “Saya udah ngelakuin apa yang saya

bisa, tapi dia tetap menuntut dan

menuduh saya.”

Rahayu : “Yaahhh…koreksi juga diri

kamunya, jangan dulu nyalahin orang.

Barangkali kamunya juga emang

salah kan.”

N
ah sob, kalo sobat memposisikan diri

sebagai Mulyana seperti dalam dialog

pertama, saya rasa dirimu merasa lebih dihargai,

dipahami, dan diterima betul sama Nurfauzia

yang dalam hal ini sebagai tempat curhatnya

bukan? Sebaliknya, kalo sobat berada di posisi

Suryanti, kemungkinan besar dalam diri sobat,

sobat menjerit “iiiiiiihhhhhh” karena merasa

nggak dihargai  Rahayu dalam dialog tersebut


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
145

cenderung bersikap unsympathetic alias nggak

bisa mengenali perasaan yang dialami dan

ditunjukkan sama Suryanti. So, bersikaplah

secara considerate alias berusaha mengenali

sekaligus menghargai keperluan dan perasaan

orang lain khususnya konseli.

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
146

Kontrol Emosi

B
ro dan sis, sebagai konselor, kita pun harus

bisa mengendalikan emosi kita sendiri loh.

Jangan gampang terpancing sama sikap konseli

yang terkesan cuplas ceplos atau nyebelin buat

kita. Menanggapinya secara santai sih nggak

masalah, tapi tahan aja deh emosi kita yang

berlebihan. Jangan kayak contoh dialog-dialog

berikut ini.

Dialog satu

Afifah : “Hiks…aku nggak kuat.. (bercucuran

air mata)”

Rosmiati : “Aku nggak tega ngeliat kenyataan

yang kamu alamin…hiks.. (ikut

nangis)”

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
147

Dialog dua

Trenasih : “Aku kesel banget sama dia! Dia

udah ngelukain harga diri aku..!!”

Rahmawati : “Hei! Biasa aja dong!”

Kalo dia lagi nangis, bukan berarti kita harus ikut

nangis sob. Entar yang ada, dia malah bingung.

Dia meluapkan amarahnya pun jangan kita balas

dengan amarah lagi kayak contoh di atas.

Sebaliknya, jangan terlalu dingin juga sob.

Jangan menanggapi curhatan seseorang kayak

contoh-contoh berikut.

Dialog satu

Utami : “Hikss…aku nggak

kuat…(bercucuran air mata)”

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
148

Navisah : “Lebay banget sih kamu..sampai

nangis segala.”

Dialog dua

Wini : “Aku ngerasa seneng loh pur.

Rasanya seneng banget deh

sekarang-sekarang tuh.”

Purnamasari : “Hee..terus? Aku mah biasa aja

tuh.”

Dia nangis, kita dingin menanggapi. Dia seneng

atau nunjukkin kebahagiaannya pun kita tanggapi

dengan dingin. Kalo kayak gitu, dia bakalan

merasa nggak dihargai atau diperhatikan,

sehingga bikin dia nggak nyaman berhubungan

dengan kita.

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
149

Bandingkan dengan percakapan yang satu ini yang

dijamin bakal bikin konseli nyaman dengan kita

karena sikap kita yang menghargainya.

Dialog satu

Larasati : ”Hikss…aku nggak

kuat…(bercucuran air mata)”

Sukma : “Sabar ya Ras..aku turut berduka

cita atas apa yang menimpa kamu.

Mudah-mudahan ada kabar baik di

balik semua itu (mengusap pundak

Larasati)”

Dialog dua

Ulfa : “Aku kesel banget sama dia! Dia

udah ngelukain harga diri aku..!!”

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
150

Finaldhia : “Ulfa..aku tau gimana perasaan

kamu diperlakukan kayak gitu. Wajar

kalo kamu ngerasa sakit hati. Sabar

ya Ulfa..”

So, berikanlah respon emosi kita yang sewajarnya


S
ob, pernah juga kan mengalami situasi

pas kita ngobrol sama orang, beberapa

lama kemudian obrolan kita tuh mentok. Baik kita

maupun lawan bicara terdiam sejenak. Mungkin

pas lagi sama-sama diam, sobat sempat berpikir

“ngomong apa lagi ya?” Suasana diam tuh bisa jadi

merupakan kesempatan baik buat konselor

maupun konseli untuk berpikir “apa lagi yang

harus diomongin?” Makanya, diam tuh bukan

berarti diam sepenuhnya sob.

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
151

Menghadapi Konseli Yang Plin Plan?

K
awan, kadang yang curhat ke kita plin plan

dalam berbicara. Ngakunya gini, tapi

ternyata gitu. Bilangnya gitu, eeh nyatanya gini.

Kalo dari pembicaraan dia udah jelas banget ada

yang nggak sesuai, nggak usah ragu buat balik

bertanya dan meminta kejelasan sama dia. Kalo

dalam BK, tindakan ini biasa disebut dengan

konfrontasi. Berikut contohnya :

Yustari : “Nailul, kalo aku sayang sama

mamah pastinya nggak usah ditanya

lagi ya. Mamah aku pernah ngambek

hebat karena aku suka nebeng di

kosan temen dan nggak pulang ke

rumah sampai seminggu karena

emang betah banget sama temen

aku. Sebaliknya, aku bosan di rumah

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
152

melulu cuma sama mamah

lagi..mamah lagi. Aku sakit hati

banget sama mamah aku yang udah

ngambek waktu itu, padahal, aku

sayang sama mamah aku.”

Nailul : “Ehm, bentar Yus, tadi kamu bilang

kamu udah pasti sayang sama mamah

kamu, tapi kenapa sampai tega

ninggalin mamah kamu sendirian

terus di rumah? Nggak mungkin juga

kan kalo rasa bosan kamu udah

ngalahin rasa sayang kamu sama

mamah kamu?”

P
erlu diingat juga ya sob, berhubung

tindakan yang biasa disebut konfrontasi ini

bisa bikin suasana dengan konseli menjadi kurang

nyaman, kita tetap harus berhati-hati.

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
153

Sebaliknya, kalo tindakan ini tepat dilakukan dan

berhasil, prosesnya bisa jadi lebih lancar dan

cepat loh.

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
154

Biar Konseli Sadar

Dengan Sendirinya

K
awan, saya minta kawan menghitung nilai

semua anggota badan kawan-kawan semua

satu persatu mulai dari mata, hidung, telinga,

mulut, tangan, kaki, dan lain-lain. Kira-kira berapa

rupiahkah kalo dihargai? Kalo kurang gede, ok

deh berapa dollar? Boleh saya beli mata sobat

dengan harga US$ 10 juta? Kalo kurang, ok deh,

US$ 1 miliar gimana? Tetap nggak mau kan ?

Itulah sob, seperti yang udah banyak disuarakan

berbagai orang dan sumber, kita adalah kekayaan

kita. Bersyukurlah atas apa yang udah sobat

miliki!  Apalagi hati dan pikiran kita yang jauh

lebih bernilai. Bukankah itu yang membedakan

kita dengan hewan, tumbuhan, dan makhluk

lainnya? Orang tuh bakal ngelakuin hal yang sama

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
155

seperti apa yang dikatakan oleh pikirannya

sendiri. Setuju? Makanya ada pepatah “hati-hati

dengan pikiran Anda karena itu akan menentukan

perkataan dan perbuatan Anda.” So, intinya kalo

kita pengen mengubah perilaku temen kita yang

cenderung nggak baik, nggak ada cara lain lagi

selain kita membuat dia agar berpikir kayak gitu

dengan sendirinya. Kalo pikiran dia sendiri udah

mengarah ke sana tanpa paksaan, otomatis

anggota badan yang lain pun bakal mengikuti.

Contohnya aja, kalo sobat berpikir pengen keluar

rumah, akhirnya bergerak dan berjalan keluar

rumah juga kan. Begitu pun hal yang sebetulnya

gampang dilakukan bisa jadi terasa sulit kalo apa

yang pertama kali kita pikirkan adalah kata

”sulit.” So, pikiran adalah komandan dirimu,

kawan. Kebanyakan orang tuh cenderung cuma

asal menasehati doang. Konselor pun nggak


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
156

sedikit yang kayak gitu. Mereka cuma bisa bilang

“kamu jangan…” atau “harusnya kamu tuh…” tanpa

tau konseli itu bener-bener sadar atau nggak.

Bisa aja konseli bilang “iya” dan mengangguk-

anggukkan kepala mereka. Pertanyaannya, apa

mereka memang benar-benar sadar dan punya

niat untuk berubah atau justru cuma trik mereka

untuk mengakhiri pembicaraannya dengan

konselor karena bosan dengan sikap konselornya

yang cuma bisa menasehati melulu?  Dalam

hatinya, konseli bilang “yang penting beres” atau

orang Sunda mah bilangnya “eunya we ah, ameh

tereh.” Lantas kalo gitu, gimana sih cara

konselor biar konselinya bisa sadar dan berpikir

jernih? Coba sobat amati contoh pembicaraan

antara konselor dan konseli yang satu ini.

Ceritanya, konseli yang merupakan salah seorang

murid ini suka telat masuk sekolah. Muridnya


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
157

bernama Dyanata, sedangkan guru BK-nya

bernama Bu Herlinawati.

Bu Herlinawati : “Kenapa sering di luar kelas

Dyan?”

Dyanata : “Saya telat masuk bu, jadi

nggak boleh masuk sama

gurunya.”

Bu Herlinawati : “Coba, bangun tidur biasanya

shubuh sekitar jam lima kan?”

Dyanata : “Ehmm..nggak juga sih bu.

Seringnya bangun jam enam

kurang sih.”

Bu Herlinawati : “Bisa nyenyak gitu. Jangan-

jangan karena mimpi dapetin

cewek cantik ya.”

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
158

Dyanata : “Ah, ibu bisa aja. Malamnya

saya begadang sih bu. Jadi

telat bangun.”

Bu Herlinawati : “Ohh, begadang sampai jam

berapa Dyan?”

Dyanata : “Ehmm.. biasa sih bisa

sampai jam dua belasan bu.”

Bu Herlinawati : “Begadangnya ngapain

Dyan?”

Dyanata : “Soalnya begadang juga

karena susah tidur bu. Jadi,

suka nyempetin maen game

online dulu sampai bener-

bener ngantuk.”

Bu Herlinawati : “Hobi banget maen game

online ya?”
Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
159

Dyanata : “Iya bu, saya gemar.”

Bu Herlinawati : “Nah, kira-kira sekarang tau

nggak kenapa kamu telat

datang ke sekolah terus?”

Dyanata : “………karena suka begadang

maen game online terus bu.”

Bu Herlinawati : “ Naaahh, yang ibu liat, kamu

tuh kecanduan sama game

online. Dyan ngerasa gitu

nggak?”

Dyanata : “….ehmm…….iya juga sih

bu..hee (sambil menggaruk-

garuk rambutnya)”

S
obat, ini cuma salah satu contoh aja

gimana cara Bu Herlinawati

berkomunikasi dengan Dyanata yang dalam hal ini


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
160

suka telat datang ke sekolah. Sosok guru BK yang

satu ini berusaha mencari tau apa penyebabnya

dan dengan keterampilannya itu, dia tau apa yang

sebenarnya bikin Dyanata sering telat datang ke

sekolah. Bukan cuma itu aja, Bu Herlinawati pun

bisa membuat Dyanata sadar akan kegemarannya

terhadap game online yang berlebihan itu.

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
161

Biar Konseli Rileks

dan Nggak Tegang

K awan, ada kalanya orang yang curhat pada

kita tiba-tiba mendadak mengalami

ketegangan entah malu berhadapan sama sobat

yang tampangnya ok atau apa  Sebagai pelayan

curhat, konselor tuh harus pandai-pandai

menggunakan bahasa. Kayak yang disebutin di

awal, pandai berkomunikasi dan bukan pandai

berbicara.

A
da beberapa kata yang keliatan “wah ”

dibanding kata lainnya. Padahal,

maknanya masih itu-itu aja sob. Contohnya, saya

yakin sobat bakal kaget kalo mendengar berita

“perang.” Apalagi kalo diberitakan terjadi di

daerah tempat tinggal sobat. Nah, tapi gimana

kalo yang sobat dengar adalah berita “aksi


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
162

militer?” Saya rasa respon sobat nggak bakal

seheboh respon terhadap berita pertama,

padahal nyaris sama aja kan. Nah, teknik simple

ini bisa digunakan konselor dalam menyampaikan

informasi yang terbilang buruk biar orang yang

curhat padanya nggak kaget, panik, atau pun

tegang secara berlebihan.

N
ah sob, kalo kondisi emosi konseli udah

bener-bener nggak stabil, kita bisa

melakukan suatu hal yang disebut dengan

penenangan. Caranya bisa dengan mensugestikan

atau membuat dia membayangkan hal-hal yang

juga tenang, damai, atau have fun. Buat

melakukan hal ini, sobat harus bisa mengatur

pemakaian bahasa yang berbunga dengan nada

dan tekanan suara yang pas. Berikut salah satu

contoh sederhananya :

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
163

“Bayangkan saat ini secara perlahan, kamu

berada di tempat yang sangat kamu idam-

idamkan. Bayangkan dan bayangkan, kamu

semakin nyata berada di empat itu. Rasakan

dan nikmati setiap hembusan anginnya, suara

apa pun yang terdengar, pemandangan yang

begitu indahnya, seolah-olah semua itu

hanya membuatmu semakin nyaman dan

hilanglah keteganganmu seketika ini juga.”

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
164

Camkan Padanya

“Karena Kita Begitu Berharga”

K
awan, konselor tuh sering bak sosok

seorang trainer atau motivator. Kenapa?

Soalnya, nggak sedikit orang yang datang padanya

tuh cenderung yang nggak pede, takut, dan putus

asa sebagai orang. So, konselor harus selalu

membuat mereka open mind dan berpikir positif.

Coba aja, trainer atau motivator mana sih yang

nggak pernah mengimbau pesertanya untuk

“berpikir positif?” Nah, orang yang cenderung

nggak pede, takut, dan gampang putus asa ini

merasa dirinya lemah dan nggak bernilai

dibandingkan dengan orang lain.

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
165

S
eseorang bernama Pascal (dalam

Rustianto, 2012) pernah bilang kayak

gini:

“pikiran positif datang dari sebuah

kepercayaan sedangkan pikiran negatif

datang dari sebuah keragu-raguan. Rasa

takut yang benar adalah rasa takut yang

digabungkan dengan harapan karena itu

lahir berasal dari harapan serta kita

berharap pada Tuhan yang kita yakini.

Sedangkan rasa takut yang salah adalah

rasa takut yang digabungkan dengan

keputus asaan karena kita takut dan tidak

percaya pada Tuhan. Beberapa orang takut

kehilangan-Nya sementara yang lainnya

takut mencari-Nya.”

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
166

N ah sob, bener banget kata Pascal kalo

positive thinking itu muncul tatkala sobat

yakin dan percaya pada Tuhan Yang Maha Kuasa

sebagai pengendali seluruh jagat raya ini kalo

Tuhan bakal ngasih yang terbaik untuk dirimu.

Kalo sobat nggak yakin dan percaya pada-Nya,

dari situlah muncul berbagai pikiran negatif dari

diri sobat. Mereka nggak pede menjalani hidup ini

karena pikiran negatif yang selalu membelenggu

diri mereka. Belum mencoba, udah takut duluan.

Belum apa-apa, udah pesimis duluan. Kenapa?

Karena bukan bayang-bayang ”kesuksesan atau

keberhasilan” yang kerap muncul di benak mereka

melainkan bayang-bayang “kegagalan” yang bagi

mereka amat mengerikan.

N ah sob, gimana caranya sih konselor

menghadapi orang kayak gini? Sebagai

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
167

pelayan curhat yang selalu berusaha memahami

karakter manusia yang datang padanya, konselor

tau kalo sebenarnya orang yang cenderung nggak

pede atau pesimis ini adalah orang yang punya

keyakinan tinggi. Loh, kok gitu ? Yah, keyakinan

untuk gagal! So, keyakinan inilah yang harus kita

ubah pada mereka. Gimana caranya? Amatilah

percakapan di bawah ini dan ambilah

kesimpulannya 

Lerian : “Nur, aku tuh pengen banget gabung di

grup paduan suara tingkat daerah gitu.”

Nurani : “Wahh, bagus dong. Terus gimana?”

Lerian : ”Iya, justru itu Nur, cuma aku nggak

pede tuh. Aku takut nggak bisa nunjukkin

kalo bareng sama mereka yang udah level

daerah gitu.”

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
168

Nurani : ”Loh, kok gitu sih? Aku mah ngedukung

banget Ri kalo kamu ke sana. Suara kamu

tuh jauh banget dibanding sama suara aku

dan teman-teman lainnya. Suara aku

malah nggak ada apa-apanya dibanding

sama suara kamu. ”

Lerian : “…gimana yaaa..?”

Nurani : “Haduuh, gimana apanya Leri? Coba deh

kamu masih inget kagak, waktu itu Bu

Wulandari bilang apa? Dia tuh muji

penampilan kamu tau. Dia bilang “Ibu suka

banget sama penampilan vokalnya Leri,

salut deh sama Leri.” Kalo penampilan

vokal kamu jelek mah mana mungkin dia

muji kamu.”

Lerian : “….heee, iya sih..”

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
169

Nurani : “Iya, jadi kenapa kamu harus pesimis

kalo kamu udah punya bekal buat

dikembangin. Soalnya aku tau kalo kamu

emang suka bernyanyi. Ngaku deh.”

Lerian : “Hahaaha, bisa aja dikau. Iyaaa, aku

emang suka nyanyi. Ok deh, nggak ada

salahnya aku cobain dulu ya nur.”

Nurani : “Nah, gitu dong. Itu baru temen aku

yang namanya Lerian.”

Udah jelas dialog barusan sob? Apa pelajaran

yang bisa diambil? Sobat liat kan gimana rasanya

jadi Lerian dalam dialog tersebut, pasti

merasakan adanya kepercayaan diri yang naik lagi.

Kok bisa? Soalnya, lawan bicaranya, Nurani, bisa

menyampaikan kata demi kata yang emang

bersifat semangat dan dorongan. Nurani

berusaha meyakinkan Lerian kalo Lerian emang


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
170

berbakat dalam bernyanyi. Eits, tapi

meyakinkannya bukan dengan penekanan paksaan

ya sob! Nurani meyakinkan Lerian akan bakat

hebatnya dengan pujian apa adanya yang

membuat Lerian merasa dirinya berharga dan

akhirnya pede lagi deh 

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
171

Nggak Usah Malu Meminta Klarifikasi

N
ah sob, pernahkah sobat sewaktu

ngobrol sama teman atau siapa, mata

sobat sih memandang mata dia seolah

mendengarkannya, padahal pikiran sobat ngawur

entah ke mana? Saya rasa hampir tiap orang

mengalaminya. Itu adalah saat-saat kita lagi

cenderung scatterbrained alias nggak bisa

berkonsentrasi dalam mendengarkan atau

menaruh perhatian sama orang lain karena pikiran

kita yang lagi berubah-ubah. Selain itu, nggak

sedikit pula orang yang merasa agak bingung atas

apa yang disampaikan oleh lawan bicaranya, tapi

dia memaksakan untuk mengambil penafsiran

sendiri yang nggak seratus persen dia yakini.

Sampai-sampai, begitu topik pembicaraan yang

masih nyambung dengan pembicaraan sebelumnya

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
172

berlanjut, ternyata kesimpulan yang diambil oleh

orang yang mendengarkan itu salah. Ada dua

kemungkinan respon yang bakal ditunjukkan sama

lawan bicaranya itu. Kalo nggak ketawa, dia kesel!

Ketawa karena penafsiran kita yang ngaco. Kesal

karena dia udah bicara banyak dan mengira kita

udah bener-bener memahaminya, eehh ternyata

nggak kayak gitu. Nah sob, sebagai konselor, kalo

kita merasa ada perkataan atau penjelasan dari

konseli yang nampak meragukan atau

membingungkan, wajib bagi kita untuk segera

meminta klarifikasi darinya. Nggak usah malu

meminta klarifikasi. Biasanya orang merasa malu

tuh karena takut dianggap lemot alias lemah otak,

tapi jauh bakal lebih malu lagi kalo sobat sok

ngaku paham dan asal mengambil penafsiran

sendiri. Toh sobat nggak bakal dianggap “lemot”

kok. Justru dengan begitu, sobat menunjukkan


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
173

ketertarikan sobat pada apa yang disampaikan

oleh konselinya dan pengen memastikan kalo

sobat udah paham dengan benar. Bahkan, sosok

Mario Teguh dalam berbagai sumber bilang kalo

“keberanian untuk mengatakan tidak tahu untuk

yang tidak diketahuinya jauh akan lebih

menenangkan dan dihormati daripada selalu ingin

kelihatan serba tahu atau sok tahu.” Meminta

klarifikasi bisa dengan kalimat berikut ini:

1. “Aku kira maksud kamu kayak gini Ni Luh…apa

betul?”

2. “Permana, aku kurang paham sama penjelasan

kamu barusan. Bisa diulang lagi?”

3. “Sejauh yang saya pahami…Anda

mengatakan…apa itu benar Bu Qurrotu?”

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
174

T
erus sob, kalo konseli diminta

klarifikasinya, udah pasti dia bakal

menjawab sepenuh hati karena emang dia pengen

sobat memahami penyampaian dirinya kan. Kalo

dia nggak pengen sobat paham betul atas apa

yang dia sampaikan, baru saya yakin kalo dia bakal

keberatan menjawab klarifikasi dari kita sob.

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
175

Curhat Yang Seolah-Olah

Meminta Pendapat Padahal Nggak

B
ro dan sis, bayangkan ceritanya ada

seorang teman yang curhat pada kita soal

barang second yang baru dibelinya beberapa hari

yang lalu. Dia meminta pendapat kita terhadap

barang second-nya itu. Andaikala sobat yang

diminta olehnya, kira-kira apa pendapat sobat?

Bukan nggak mungkin kita bakal ngasih pendapat

“padahal beli yang baru aja.” Inilah yang belum

kita sadari sob. Sebetulnya, kalo orang meminta

pendapat tentang suatu hal yang udah telanjur

diputuskan dan dilakukan olehnya itu, cenderung

bukanlah pendapat yang bener-bener dia minta

dari kita, melainkan pujian. Kasusnya mirp dengan

peribahasa “nasi sudah menjadi bubur” yang

berarti suatu hal udah telanjur dan sulit bahkan

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
176

tidak bisa diubah atau diperbaiki lagi. Kalo dalam

hal ini, ini ibarat konseling yang memang

diberikan tatkala suatu hal telanjur sudah

diputuskan atau dilakukan. Biar pun pengen

memberi masukkan, cobalah biar nggak

menyampaikannya secara langsung. Hal itu agar

masukkan yang kita sampaikan bisa diterima

olehnya tanpa menjadi sebuah biang keladi

timbulnya sikap dingin bahkan benci cuma karena

penyampaian masukkan yang nggak pada

tempatnya. Lebih jelasnya, coba amati dialog

berikut.

Handini : “Wid, kata kamu, puisi yang aku buat

dan aku bacain kemarin tuh bagus

nggak sih?”

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
177

Widyastuti : “Kata aku mah terlalu monoton

bahasanya Din. Udah gitu, kurang

bikin greget.”

K
alo sobat memposisikan diri sebagai

Handini, kemungkinan besar sobat bakal

merasa kurang enak sama Widyastuti. Kenapa?

Gini sob, kalo kita udah merasa berusaha

semaksimal mungkin, tapi usaha kita cuma

dibilang gagal apalagi dibilang nol banget, gimana

nggak sakit hati coba. Bahkan jangan kaget aja

kalo sobat memberikan pendapat semacam itu,

tiba-tiba teman sobat yang menerima pendapat

itu menjadi benci sama sobat. So, dalam kondisi

kayak gini, kejujuran nggak selalu menjadi jalan

terbaik dan nggak harus kita tunjukkan banget

sob. Soalnya, percuma aja kalo jujur dengan

memberikan pendapat negatif di saat kondisi dia

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
178

udah nggak bisa berbuat apa-apa karena udah

telanjur melakukannya kan. Lebih baik, kita beri

dia pujian atau apresiasi atas usaha yang udah dia

lakukan sekecil apapun itu. Kalau pun ingin

berkata jujur demi memberi yang terbaik

untuknya, perkataan seperti “kamu udah bagus

nih, tapi aku tahu kalo kamu bisa jauh lebih bagus

lagi dari yang barusan” atau “pilihan tempat kamu

udah tepat kok. Entar kalo mau lagi, aku mau

tunjukkin referensi tempat yang barangkali kamu

suka deh” mungkin jauh lebih baik untuk dijadikan

solusi 

N
ah sob, kalo gitu, apa emang kita harus

selalu berkata nggak jujur sama

seseorang cuma untuk menghindari perasaan yang

kurang mengenakkan pada dirinya. Jawabannya

adalah “nggak gitu juga” sob. Aturan itu cuma

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
179

berlaku dalam kondisi pas dia udah telanjur

melakukan suatu hal dan aturan itu nggak berlaku

dalam setiap kondisi. Kalo dia meminta pendapat

sama kita terhadap suatu hal yang belum terjadi

dan belum dilakukan olehnya, kemungkinan besar

dia emang bener-bener meminta pendapat dari

kita dan itu baru kita jawab secara jujur dengan

bahasa yang tetap baik. Contohnya seperti dialog

yang satu ini.

Laela : “Tin, aku mau belajar bikin puisi nih.

Kira-kira mendingan berguru ke Dosen

kita aja atau gimana ya?”

Antini : “Kalo mau, jangan tanggung-tanggung,

langsung aja ke profesornya biar lebih

maksimal Lae. Hihi (sambil berseri)”

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
180

S
obat lihat kan, dalam dialog di atas, Laela

meminta pendapat Antini. Dalam kasus

yang satu ini, Laela bener-bener meminta

pendapat Antini karena berencana mengikuti

sebuah bimbingan membuat puisi dan itu belum

dilakukan olehnya. Jadi, pendapat yang dia minta

dari Antini tuh diharapkannya sebagai

pertimbangan atau masukkan terhadap

keinginannya yang belum dilakukan guna

memantapkan hasil dia dalam membuat puisi atau

guna menghindari hal-hal yang nggak diinginkan.

N
ah guys, sekarang tebak beberapa

permintaan pendapat berikut ini, mana

yang mending kita jawab dengan jujur dan mana

yang kita jawab nggak harus dengan jujur.

Posisikanlah diri sobat sebagai nama-nama yang

ada dalam setiap permintaan pendapat tersebut.

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
181

1. “Mukminah, kalo mau beli kaos di Mall

sebelah gerbang komplek waktu itu

gimana ya kualitasnya?”

2. Purnama, aku udah punya anak cewek

nih. Aku udah kasih dia nama, yaitu Nur

Amaliyah, dan itu udah aku cantumkan

di dokumen-dokumen penting kayak

akte kelahiran gitu. Menurutmu bagus

nggak namanya?

3. “Shafira, apa kamu suka rajutan kain

punyaku waktu itu?”

4. “Nurhadiyanti, ada yang ngajakkin aku

berbisnis secara online loh. Kata kamu

mending terima jangan ya?”

5. “Gimana pendapatmu dengan sepatu

baruku ini, Alifah?”

6. “Yanawati, berikan kesanmu terhadap

pameran yang aku adain kemarin dong.”


Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat
By Faisal Dwikusuma
182

7. “Suprihatin, menurutmu, desain yang

pas dan bisa bikin ruangan ini menarik

seperti apa ya?”

8. “Malurita, enak nggak makanan

buatanku barusan?”

Rahasia di Balik Konselor Sebagai Pelayan Curhat


By Faisal Dwikusuma
Gimana, udah ada
sedikit pencerahan tentang
Konselor atau Bimbingan dan
Konseling sob?

Syukurlah kalo ada.

Eits, tapi ada satu lagi


pertanyaan yang harus sobat
jawab. Silakan buka halaman
berikutnya!
Adakah isi pesan
yang masih keliru dari buku
ini? Besar kemungkinan ada!

Untuk menjawabnya,
mari kita kembali menambah
wawasan pustaka tentang BK,
apalagi banyak sumber baru
termasuk Permendiknas 111
tahun 2014 dan lainnya.

Kritisi kawan-kawan di
lain waktu tetap akan kami
sambut dengan hangat! 
Sumber Referensi dan Inspirasi

Abdullah, K. (Penyunting). (2006). Agar Siapa Saja


Mau Melakukan Apa Saja Untukmu. Jakarta:
PT Serambi Ilmu Semesta

Abkin. (2007). Naskah Akademik : Penataan


Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan
Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur
Pendidikan Formal. Jakarta: Dirjen Dikti
Depdiknas

Almansur, A.A. & Baasyarahil, U. (Penyunting).


(2000). Anda Bertanya Islam Menjawab.
Jakarta : Gema Insani Press

Astuti, R. & Chaerani, R. (Penyunting). (2005). How


to Have a Beautiful Mind : Seni
Mengomunikasikan Pikiran Anda Agar
Menjadi Pribadi Yang Mengesankan. Bandung :
Kaifa
Baswedan, A. (2012). Pengembangan Diri. [Online].
Diakses dari :
http://lumbalumba.tumblr.com/post/34246
869037/pengembangan-diri

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1999).


Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PT.
Balai Pustaka
Gunarsa, S. D. & Gunarsa, Ny. Y. S. D. (1980).
Psikologi Untuk Membimbing. Jakarta : BPK
GM

Kartadinata, S. (2011). Menguak Tabir Bimbingan dan


Konseling Sebagai Upaya Pedagogis. Bandung :
UPI Press

Lovely & Melati, H.P. (Penyunting). (2006). Masalah


Bukan Masalah: 9 Kiat Mengatasi Persoalan
Hidup. Bandung : Kaifa

Munro, E.A. dkk. (1983). Penyuluhan (Counselling) :


Suatu Pendekatan Berdasarkan Keterampilan.
Jakarta : Ghalia Indonesia

Prayitno. (2003). Wawasan dan Landasan BK (Buku


II). Depdiknas : Jakarta

Rustianto, T. (2012). Berpikir Benar. [Online]. Diakses


dari : http://www.docstoc.com/docs/
114915947 /BERPIKIR-BENAR

Singer, J. S. dkk. (2009). Evaluasilah Diri Anda :


Psikologi (Evaluate Yourself : Psychology).
Tangerang : KARISMA Publishing Group

Tanpa nama. (2011). Characteristics of Good Friend


Curhat. [Online]. Diakses dari :
http://jadilah.com/2011/06/11/characterist
ics-of-good-friend-curhat/
Tanpa nama. (2011). Gambar E-Card, Prof-pict, &
Wallpaper Berisi Kutipan, Kata Bijak,
Motivasi, & Pepatah. [Online]. Diakses dari :
http://akinini.com/category/kesabaran-
ketabahan/page/2

Willis, S. S. (2009). Konseling Individual : Teori dan


Praktek. Bandung : Alfabeta
Penulis

Saya hanyalah orang dengan segudang kegagalan.

Sejak kecil, banyak julukan yang pernah singgah

untuk saya. Babon lah, eceng gondok lah, Nana

Onana lah, Syaiful Jamil lah, apa pun itu asalkan

jangan sampai berjuluk “kafir!”

Sejak berstatus siswa di SMPN I Dayeuhkolot

dan SMAN 9 Bandung, beberapa kali dipilih

sebagai ketua kelas bahkan angkatan. Dipilih

karena postur badannya yang lebih tinggi atau

karena pada belum tau aja kelakuan saya. Setelah

pada kenal, nyaris nggak ada lagi yang mau

memilih saya, hanya ketika kelas 3 SMA saja

teman-teman tulus memilih saya sebagai ketua

karena saat itu memang kita sudah saling

mengenal dalam setahun sebelumnya


Pernah menjadi perintis, koordinator, sekaligus

desainer pembuatan kaos kelas sejak SMP,

namuuun...masih perlu banyak belajar kayaknya.

Lumayan, pengalaman.

Saat SMA pun sempat menjadi salah seorang

muadzin utama di masjid sekolah. Bukan karena

suaranya yang paling bagus, melainkan karena

nyaris nggak ada lagi teman yang mau.

Awal masuk kuliah tahun 2011, iseng-iseng bikin

grup info jasa dan acara gratis di facebook

karena waktu itu, saya sendiri maunya yang gratis

melulu. Makin ke sini, justru grup itu menarik

minat facebookers. Namanya “La-Gu-Kan Info.”

Secara berkala, ada pemberian pulsa gratis bagi

yang beruntung di dalamnya.

Pernah menjadi koordinator penyewaan alat

camping, namun kacau balau.


Sempat menjadi freelance marketing di beberapa

bidang (bimbel, obat, dan lain-lain).

Pernah mengikuti seleksi proposal usaha dari

Kementerian Koperasi dan UKM 2012 dengan

mengajukan bisnis karaoke dan hasilnyaaa...belum

dilirik.

Gagal menerima beasiswa Djarum 2013, padahal

tinggal selangkah lagi. Ibaratnya kalah di partai

final.

Pernah mengikuti lomba essai bertema “peran

muslim di dunia modern” tingkat nasional 2014,

namun harus mengikhlaskan status pemenang di

tangan yang lain.

Pernah mengikuti ajang lomba foto satwa

Internasional 2014 dengan foto kojo ciuman

mesra induk kucing, laba-laba raksasa, dan lele


jumbo, padahal bukan fotografer. Pada akhirnya,

kembali emang belum rezekinya.

Baru pada pertengahan tahun 2013 mulai merintis

merk sekaligus lembaga training sendiri, namanya

Top Moment Management. Dari sinilah saya mulai

berkesempatan beberapa kali keluar kota tanpa

meminta ongkos ke orang tua atau keluarga.

Transpor ditanggung oleh partner atau pemesan

gitu.

Saya pun hanya mahasiswa biasa. Selain pernah

mendapat pujian, pernah juga mengalami yang

namanya dihukum hingga ditegur keras oleh

Dosen, umumnya karena tugas. Beberapa mata

kuliah saya pun memperoleh hasil C. Hingga

semester tujuh, saya pun belum pernah

menghasilkan karya tulis baik artikel penelitian

maupun sejenisnya yang bener-bener sesua


dengan yang selama ini kerap dianjurkan oleh

Dosen untuk membawa nama baik departemen

bahkan kampus.

...tapi di samping semua itu, saya adalah orang

yang selalu berusaha konsisten dalam menemukan

kesimpulan, “oh ternyata ini ada baiknya juga

buat saya.”

So, setiap kekecewaan, kesedihan, dan kekesalan

yang saya alami selalu berujung rasa “itulah

nikmatnya petualangan hidup.” 


Saya cabut dulu kawan!!! Lets keep in touch!

Facebook : Faisal Dwikusuma

Twitter : @faisaldwikusuma

Sensor

Anda mungkin juga menyukai