Anda di halaman 1dari 26

SAP, PREPLANNING POKJA REMAJA

PRAKTIK KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS


DI RT 02/RW 04 KELURAHAN KALIJUDAN KECAMATAN
MULYOREJO KOTA SURABAYA
PERIODE 22 JANUARI-24 FEBRUARI 2024

Dosen Pembimbing:
Ferry Efendi, S.Kep.Ns., MSc., PhD
Sylvia Dwi Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep.

Disusun oleh:
Kelompok 1&2 Gelombang 2 PKM Kalijudan
Anton Rifai 132239039 Iqbal Maulana Salsabila 132239009
Nur Jihan Fakhirah 132239037 Intan Sulistyorini 132239002
Shinta Desy R 132239030 Rani Widya Ningrum 132239013
Zainab 132239058 Miftakhul Qorni Isna 132239005
Diviqa Fernanda Ristya 132239050 Dela Putri Lestari 132239017
Salwa Pooja M. 132239064 Dyana Aura Cahya 132239042
Sarah Rani Sutejo 132239054 Ayu Shania 132239038
Irena Nazwa Humairoh 132239004 Yoland Melly Choyrunisak 132239044
Umi Maghfiroton Fitri 132239016 Mery Puspita Sari 132239079
Atita Damayanti Kusawa 132239081 Ananda Amalia Ramadhani 132239034

PRAKTIK PROFESI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2024
LEMBAR PENGESAHAN
SAP, PREPLANNING POKJA REMAJA
PRAKTIK KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
DI RT 02/RW 04 KELURAHAN GEBANG PUTIH KECAMATAN
SUKOLILO KOTA SURABAYA
PERIODE 22 JANUARI-24 FEBRUARI 2024

Disusun Oleh:
Kelompok 1 & 2 Gelombang 2 PKM Kalijudan
Anton Rifai 132239039 Iqbal Maulana Salsabila 132239009
Nur Jihan Fakhirah 132239037 Intan Sulistyorini 132239002
Shinta Desy R 132239030 Rani Widya Ningrum 132239013
Zainab 132239058 Miftakhul Qorni Isna 132239005
Diviqa Fernanda Ristya 132239050 Dela Putri Lestari 132239017
Salwa Pooja M. 132239064 Dyana Aura Cahya 132239042
Sarah Rani Sutejo 132239054 Ayu Shania 132239038
Irena Nazwa Humairoh 132239004 Yoland Melly Choyrunisak 132239044
Umi Maghfiroton Fitri 132239016 Mery Puspita Sari 132239079
Atita Damayanti Kusawa 132239081 Ananda Amalia Ramadhani 132239034

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Kel 1 Pembimbing Akademik Kel 2

Ferry Efendi, S.Kep.Ns., MSc., PhD Sylvia Dwi Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep
Pembimbing Klinik

Waji, S.Kep., Ns., M.Kes.


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
“BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA”
DI RT 2 RW 4 KELURAHAN GEBANG PUTIH
Bidang Studi : Keperawatan Komunitas
Topik : Bahaya Merokok
Tempat : Balai RW 04 Kelurahan Kalijudan
Hari, Tanggal : Sabtu, 16 Maret 2024
Waktu : 10.00-12.00 WIB
Sasaran : Remaja RT02 RW04 Kelurahan Kalijudan

1.8 Analisis Situasi


Perilaku merokok merupakan sesuatu kebiasaan atau perilaku yang
tidak bisa ataupun sulit untuk ditinggalkan dan dapat diketemui hampir di
semua kalangan masyarakat baik pada laki-laki maupun perempuan (Winda,
dkk, 2020). Perilaku Merokok di dalam kehidupan sehari-hari sering
ditemui Dimana mana, seperti di instansi pemerintahan, dan tempat
pendidikan yaitu sekolah (Isa, dkk, 2017). Perilaku merokok pada saat ini
masih banyak dilakukan, bahkan merokok dilakukan ketika orang tersebut
masih remaja (Amira, dkk, 2019).
Perilaku merokok yang dilakukan oleh anak mungkin merupakan
salah satu pengaruh buruk yang didapat dari teman-temannya. Perilaku ini
akan timbul jika remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-
temannya adalah perokok juga (Sarino and Ahyanti,2012). Saat ini semakin
banyak remaja yang mengkonsumsi rokok. Padahal mereka telah
mengetahui dampak negatif rokok itu sendiri terhadap kesehatan yang telah
di ketahui seperti penyakit kanker, penyakit jantung, penyakit sistem saluran
pernapasan, penyakit gangguan reproduksi dan kehamilan.
Menurut (Amira, Hendrawati, and Senjaya, 2019) dari 71 responden
yang memiliki perilaku merokok berat sebesar 56,34% dibandingkan
dengan responden yang memiliki perilaku merokok ringan sebesar 43,66%,
kemudian responden yang tidak mendukung dalam perilaku merokok
sebesar 53,5% dibandingkan dengan responden yang mendukung perilaku
merokok sebesar 46,5%. Dari 71 responden yang memiliki orang tua
perokok sebesar 56,3% dibandingkan orang tua yang tidak perokok sebesar
43,7%. Sebanyak 47,9% responden tertarik untuk mengkonsumsi rokok
dikarenakan melihat iklan tentang rokok, dan sebanyak 47,9% responden
yang mengkonsumsi rokok dipengaruhi oleh teman sebaya. Dalam rokok
terkandung tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang
dikeluarkan ini terdiri komponen gas (85%) dan partikel. Nikotin, gas
karbon monoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein,
asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol,
ortokresol, dan perylene adalah sebagian dari beribu ribu zat di dalam rokok.
Rokok merupakan salah satu penyebab terjadinya masalah kesehatan
yang banyak dialami oleh masyarakat. Banyak penelitian yang
membuktikan bahwa kebiasaan merokok dapat meningkatkan resiko
timbulnya berbagai macam penyakit seperti penyakit jantung, gangguan
pembuluh darah, kanker paru- paru, kanker rongga mulut, kanker laring,
kanker esofagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta
gangguan kehamilan dan cacat pada janin.
Meskipun masyarakat mengetahui mengenai bahaya rokok bagi
kesehatan angka konsumsi rokok di Indonesia semakin tahun semakin
meningkat. Bahaya rokok tidak hanya dirasakan oleh si perokok tetapi juga
dirasakan oleh Secondhand-Smoke atau yang biasa disebut dengan perokok
pasif, yaitu orang-orang yang berada di sekitar perokok aktif sehingga turut
menghirup berbagai senyawa kimia yang terkandung dalam asap rokok
(Rusip, 2011).
Pada hasil survey pengkajian di RT 01 RW 04 Kelurahan Kalijudan,
dapat disimpulkan bahwa sekitar 65% dari keluarga yang disurvei memiliki
setidaknya satu anak remaja (dengan usia lebih dari 13 tahun), sedangkan
35% sisanya merupakan keluarga tanpa anak remaja. Hal ini menunjukkan
bahwa mayoritas keluarga dalam sampel memiliki setidaknya satu anggota
keluarga yang merupakan seorang remaja. Mayoritas responden (sebesar
76,4%) tidak melaporkan adanya kenakalan remaja, namun terdapat
beberapa kegiatan kenakalan remaja yang perlu menjadi perhatian.
Kegiatan merokok, dengan persentase terbesar 19,6%, menunjukkan
adanya potensi kenakalan remaja. Oleh karena itu, penting untuk
mengingatkan akan tanggung jawab dalam menghadapi potensi kenakalan
remaja tersebut.
1.2 Diagnosa
a. (D. 0099) Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko
1.3. Tujuan
1.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang bahaya merokok bagi
tubuh, peserta mampu mengerti dan memahami tentang pentingnya
untuk tidak merokok serta diharapkan dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan seharihari.
1.2 Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit diharapkan :
1) Menyebutkan pengertian merokok
2) Menyebutkan tipe rokok
3) Menyebutkan bahaya rokok
4) Menyebutkan alasan seseorang untuk berhenti merokok
5) Menyebutkan langkah-langkah untuk berhenti merokok
1.3 Materi (Terlampir)
Konsep bahaya merokok bagi tubuh
1.4 Metode Penyuluhan
a. Ceramah
b. Diskusi (tanya-jawab)
c. Demonstrasi/simulasi
1.5 Media
a. PowerPoint
b. Prototipe
1.6 Organisasi kegiatan
a. Pembimbing Akademik : Ferry Efendi, S.Kep.Ns., MSc., PhD
: Sylvia Dwi Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep.
b. Pembimbing Klinik : Waji, S.Kep. Ns.
c. Penyuluh (Anggota Kelompok):

1 Penyaji Kelompok 1 & 2


2 Ketua Sarah Rani Sutejo
Salwa Pooja M
3 Bendahara Iqbal Maulana Salsabila
4 Sekretaris Dyana Aura Cahya
5 Acara Ananda Amalia Ramadhani
Dyana Aura Cahya
Umi Maghfiroton Fitri
Rani Widya Ningrum
6 Perkap Anton Rifai
7 Humas Yoland Melly Choyrunisak
Mery Puspita Sari
Nur Jihan Fakhirah
Ayu Shania
8 PDD Irena Nazwa Humairoh
Miftakhul Qorni Isna
Diviqa Fernanda Ristya
9 Souvenir Shinta Desy R
Atita Damayanti Kusawa
10 KSK Zainab
Dela Putri Lestari
Intan Sulistyorini

1.7 Kegiatan Penyuluhan

a. Setting Waktu
No. Tahapan Kegiatan Penyaji Kegiatan Peserta PJ
Waktu
1. Pembukaan 1. Mengucapkan 1. Menjawab Moderator
(5 menit) salam salam
2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan
diri dan
3. Kontrak waktu memperhatikan
4. Menjelaskan 3. Mendengarkan
tujuan dan
penyuluhan memperhatikan
5. Menjelaskan
topik yang akan
diberikan
2. Kegiatan Inti A. Talkshow 1. Mendengarkan Penyaji
(15 menit) 1. Menjelaskan dan
tentang definisi memperhatikan
rokok
2. Menjelaskan
tentang tipe
perokok
3. Menjelaskan
tentang bahaya
rokok
4. Menyebutkan
alasan seseorang
untuk berhenti
merokok
5. Menyebutkan
langkah-langkah
untuk berhenti
merokok
6. Tanya jawab
B. Demonstrasi
Kegiatan
3. Penutup 1. Mengevaluasi 1. Menjawab Penyaji
(10 menit) kemampuan pertanyaan Observer
peserta tentang 2. Mendengarkan
bahaya rokok dan menjawab
dengan tanya salam
jawab
2. Kesimpulan dari
penyuluhan
kesehatan
3. Salam penutup

b. Setting Tempat
c. Simulasi Demonstrasi Bahaya Merokok
1. Siapkan botol berisi air, satu batang rokok, korek, dan tisu

2. Bakar rokok yang sudah ditancapkan ke botol

3. Lubangi bagian bawah botol agar air mengalir


4. Tunggu sampai air dalam botol habis dan asap rokok di dalam botol

5. Buka tutup botol dan tutup dengan tisu lalu remas botol seperti
gambar
6. Tisu diibaratkan paru-paru, berikut adalah gambar tisu yang sudah
terkena asap rokok

1.9 Deskripsi Tugas


1) Moderator
- Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim
kepada peserta
- Mengatur proses dan lama penyuluhan
- Memimpin jalan diskusi dan evaluasi
- Menutup acara penyuluhan

2) Penyuluh/Pemateri
- Menggali pengetahuan peserta tentang bahaya merokok
- Menjelaskan materi penyuluhan “Bahaya Merokok Bagi Diri
dan Sekitar”
- Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan
- Menjawab pertanyaan peserta

3) Fasilitator
- Ikut bergabung dan duduk mendampingi di antara peserta
- Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
- Menginterupsi penyuluh tentang istilah yang dirasa kurang jelas
bagi peserta

4) Observer
- Mencatat nama, usia, dan jumlah peserta serta menempatkan
diri sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya
proses penyuluhan.
- Mengamati perilaku verbal dan nonverbal peserta selama proses
penyuluhan.
- Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan.
- Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa
tidak sesuai dengan
- rencana penyuluhan.

1.10 Evaluasi struktur


1. Pengorganisasian penyelenggaraan kegiatan: 100% anggota
kelompok aktif melakukan koordinasi terkait persiapan dan
pelaksanaan kegiatan penyuluhan
2. Kesiapan materi dan SAP: melakukan konsultasi kepada
pembimbing akademik dan pembimbing klinik maksimal 1 hari
sebelumnya
3. Kontrak waktu dan tempat: maksimal 1 hari sebelumnya
4. Peserta yang hadir: minimal 80% dari target yaitu sebanyak 8
peserta hadir dan mengikuti kegiatan

1.11 Evaluasi Proses


1. Peserta antusias dan aktif mengikuti kegiatan
2. Kegiatan sesuai dengan SAP yang telah dibuat
3. Pengorganisasian berjalan sesuai job description
4. Kegiatan dimulai dan diakhiri sesuai dengan waktu yang
direncanakan
1.12 Evaluasi hasil
1. Peserta dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
2. Peserta dapat mengetahui bahaya merokok untuk diri dan sekitar
3. Peserta dapat menjelaskan tentang bahaya merokok untuk diri
dan sekitar
4. Terdapat minimal 1 pertanyaan saat sesi tanya jawab

1.13 Evaluasi Checklist

Terpenuhi
No. Target Keterangan
Ya Tidak

1. Sasaran:
Sasaran sesuai dengan topik dan
menggambarkan jumlah sasaran yaitu
para remaja RT 02 RW 04 Kelurahan
Kalijudan.

2. Topik/pokok bahasan:
Edukasi tentang “Bahaya Merokok
Bagi Diri dan Sekitar”

3. Tempat penyuluhan ditentukan:


Tempat di Balai RW 04 Kelurahan
Kalijudan
Sesuai dengan media dan metode yang
akan digunakan yaitu demonstrasi dan
penyuluhan

4. Waktu penyuluhan yang ditentukan:


Sesuai dengan kebutuhan belajar/topik.
Sesuai dengan kondisi sasaran.

5. Diagnosis keperawatan:
Sesuai dengan sasaran.
Sesuai dengan topik yang diangkat.

6. Pokok/Isi Materi
a. Sesuai dengan topik.
b. Sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai.
c. Sesuai dengan keadaan sasaran.

7. Evaluasi Struktur
a. Seluruh anggota kelompok 1 dan 2
di RW 04 RT 02 Kelurahan
Kalijudan melakukan koordinasi
sesuai pembagian jobdesk terkait
konten dan penyusunan SAP,
Pembagian jobdesk hari H dan LPJ

b. Penyuluhan dilakukan secara luring


sesuai tempat dan media yang sudah
ditentukan

8. Evaluasi Proses Diskusi


a. Pelaksanaan PKRS dilakukan oleh
semua anggota kelompok 1 dan 2
sesuai tempat dan media yang sudah
ditentukan.

b. Seluruh anggota kelompok 1 dan 2


di Balai RW 04 aktif dalam diskusi.
c. Seluruh anggota aktif dalam
pembuatan SAP, Pembagian
jobdesk hari H dan LPJ. Anggota
juga saling membantu dan
memberikan ide-ide kreatif dan
deadline penyusunan.

9. Evaluasi Hasil
a. Semua anggota kelompok
mengikuti kegiatan Penyuluhan
sesuai waktu yang dijadwalkan.

b. Informasi mengenai “Bahaya


Merokok Bagi Diri dan Sekitar”
tersampaikan kepada sasaran.

10. Referensi/ Bahan Rujukan /Literatur


Ditulis sesuai kaidah
Berhubungan dengan topik/materi up to
date/masih berlaku.
BAB 2
MATERI
2.1 Definisi Rokok
Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan
mengakibatkan bahaya kesehatan bagi diri sendiri maupun remaja, oleh
karena itu diperlukan berbagai kegiatan pengamanan rokok bagi
kesehatan. Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk
cerutu atau bentuk lainnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau
tanpa bahan tambahan
2.2 Kandungan Dalam Rokok
Rokok termasuk zat adiktif, yaitu zat yang dapat menyebabkan seseorang
menjadi ketergantungan dan membahayakan kesehatan dengan ditandai
adanya perubahan perilaku, kognitif, dan fenomena fisiologis,
berkeinginan kuat untuk mengkonsumsi zat tersebut, meningkatnya
toleransi, dan dapat menyebabkan gejala putus obat (Peraturan
Pemerintah No 109, 2012).
Rokok mengandung beberapa bahan kimia yang dapat membahayakan
kesehatan dan bersifat karsinogenik. Beberapa contoh zat berbahaya
yang terkandung di dalam rokok, yaitu:
a. Nikotin
Nikotin merupakan senyawa pyrrolidine yang terdapat dalam
nicotina tabacum, nicotina rustica dan spesies lainnya yang dapat
meningkatkan adrenalin sehingga frekuensi jantung meningkat serta
dapat menyebabkan seseorang menjadi ketergantungan pada rokok
(Peraturan Pemerintah No 109, 2012; Tawbariah et al., 2014).
Nikotin mulai berkembang saat dosis pertama, oleh karena itu
perokok akan terus menambah dosis nikotin untuk mempertahankan
efek tenang dan rileks (Sudiono, 2008).
b. Karbon monoksida (CO2)
Karbon monoksida adalah gas tidak berbau, tidak berwarna, tidak
berasa dan tidak mengiritasi, namun sangat berbahaya (beracun). Gas
ini merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna dari kendaran
bermotor, alat pemanas, peralatan yang menggunakan bahan api
berasaskan karbon dan nyala api. Gas CO akan sangat berbahaya jika
terhirup, karena hal gas CO akan menggantikan posisi oksigen untuk
berikatan dengan hemoglobin dalam darah (BADAN POM, 2015).
c. Tar
Tar adalah kondensat asap yang merupakan total residu yang
dihasilkan saat rokok dibakar setelah dikurangi nikotin dan air, yang
memiliki sifat karsinogenik (Peraturan Pemerintah No 109, 2012).
Tar akan menempel pada sepanjang saluran nafas perokok dan pada
saat yang sama akan mengurangi efektivitas alveolus (kantung udara
dalam paru- paru), sehingga dapat menyebabkan penurunan jumlah
udara yang dapat dihirup dan hanya sedikit oksigen yang terserap ke
dalam peredaran darah (BADAN POM, 2015).
d. Timah Hitam (Pb)
Pb yang terkandung dalam sebatang rokok dapat menghasilkan
polutan berbahaya sebanyak 0,5 mikro gram. Batas maksimal Pb
yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia adalah sebanyak 20 mikro
gram. Sehingga Pb akan menjadi sangat berbahaya terutama jika
paparan terhadap asap rokok terjadi dalam waktu yang lama
(Triswanto, 2007)
2.3 Jenis-Jenis Rokok
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas
bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan
rokok, dan penggunaan filter pada rokok. Rokok berdasarkan bahan
pembungkus:
a. Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
b. Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas
c. Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
d. Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun
tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
e. Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa
dan aroma tertentu.
f. Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau, cengkeh, dan menyan yang diberi saus untuk
mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. Rokok berdasarkan
proses pembuatannya.
g. Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya
dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan
atau alat bantu sederhana.
h. Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya
menggunakan mesin. Rokok berdasarkan penggunaan filter.
i. Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat
gabus.
j. Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak
terdapat gabus
2.4 Karakteristik perilaku merokok
Mereka yang dikatakan perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi
rokok lebih dari 31 batang perhari dan selang merokoknya lima menit
setelah bangun pagi. Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari
dengan selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6-30 menit.
Perokok sedang menghabiskan rokok 11 – 21 batang dengan selang
waktu 31- 60 menit setelah bangun pagi. Perokok ringan menghabiskan
rokok sekitar 10 batang dengan selang waktu 60 menit dari bangun pagi.
Ada 4 karakteristik atau tipe perilaku merokok:
1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan
merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif.
menambahkan ada 3 sub tipe ini :
a. Perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan
kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah
minum kopi atau makan.
b. Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk
menyenangkan perasaan.
c. Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat
spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa akan menghabiskan
waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau sedangkan untuk
menghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja.
Atau perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan
rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum ia nyalakan dengan
api.
2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak
orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif,
misalnya bila ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai
penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak
terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.
3. Perilaku merokok yang pecandu, mereka yang sudah pecandu akan
menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari
rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi
keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam sekalipun, karena
ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya.
4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka
menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan
perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah menjadi
kebiasaannya rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini
merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis,
sering kali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api
rokoknya bila rokok yang terdahulu telah benar-benar habis.

2.5 Bahaya merokok


Kandungan zat kimia yang terdapat dalam rokok sangat berbahaya bagi
kesehatan Anda dan orang-orang di sekitar Anda. Beberapa bahaya
merokok bagi kesehatan adalah:
a. Serangan jantung
Orang yang sering merokok, baik merokok secara aktif atau hanya
menghirup asap rokok dari orang sekitarnya, lebih rentan terkena
penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung dan stroke.
Risiko ini bisa semakin meningkat pada perokok yang jarang
berolahraga, kurang menjaga pola makan, dan mengalami stres.
b. Aneurisma otak Merokok dapat mengganggu kesehatan pembuluh
darah dan fungsi otak, baik pada anak-anak, remaja, dan orang
dewasa. Selain itu, merokok juga dapat meningkatkan risiko
terjadinya berbagai penyakit pada otak, seperti stroke dan aneurisma
otak.
c. Kanker nasofaring Bau mulut, gigi bernoda, dan penyakit gusi
merupakan efek yang kerap timbul akibat merokok. Tidak hanya itu,
merokok juga bisa menimbulkan masalah serius lain, seperti kanker
pada mulut, bibir, lidah, dan tenggorokan, maupun kanker
nasofaring.
d. Kanker paru-paru
Salah satu efek paling berbahaya akibat merokok adalah kanker paru-
paru. Bahan-bahan kimia pada rokok berpotensi merusak sel paru-
paru yang kemudian bisa berubah menjadi sel kanker. Selain itu,
merokok juga bisa menyebabkan terjadinya berbagai penyakit pada
paru-paru, seperti bronkitis, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK),
dan emfisema.
e. Asam lambung
Merokok bisa melemahkan otot yang berfungsi sebagai katup
pemisah lambung dan bagian bawah kerongkongan. Kondisi ini
kemudian akan meningkatkan risiko asam lambung naik kembali ke
kerongkongan, atau dikenal dengan istilah penyakit asam lambung
atau GERD. Beberapa risiko penyakit lambung lainnya yang dapat
terjadi pada seorang perokok adalah ulkus atau tukak lambung dan
kanker lambung.
f. Tulang keropos atau rapuh
Racun pada rokok bisa membuat tulang makin rapuh. Oleh karena
itu, perokok lebih rentan mengalami tulang rapuh atau osteoporosis.
Riset juga menyebutkan bahwa wanita yang merokok lebih rentan
mengalami osteoporosis daripada wanita yang tidak merokok.
g. Penuaan dini
Tanda-tanda penuaan dini, seperti kerutan di sekitar mata dan mulut,
berisiko muncul lebih awal pada perokok aktif. Hal ini karena
merokok dapat mempersempit pembuluh darah sehingga asupan
oksigen ke kulit berkurang. Akibatnya, orang yang merokok akan
terlihat lebih tua daripada orang yang tidak merokok.
h. Masalah kesuburan
Merokok bisa mengganggu sistem reproduksi dan kesuburan. Pada
pria, merokok bisa menyebabkan gangguan ereksi dan mengurangi
produksi sperma. Sementara pada wanita, merokok dapat
mengurangi tingkat kesuburan. Selain itu, risiko terkena kanker
serviks pun lebih tinggi karena rokok mengurangi kemampuan alami
tubuh dalam melawan infeksi HPV.
i. Gangguan psikologis
Selain penyakit fisik, merokok juga dapat menimbulkan gangguan
psikologis, seperti gangguan cemas, susah tidur, dan depresi. Efek
ini bisa terjadi karena otak sudah mengalami kerusakan akibat sering
terpapar zat beracun dari rokok atau berhenti merokok secara tiba-
tiba.
j. Bagi lingkungan sekitar
Organisasi kesehatan dunia atau WHO telah mengungkapkan
informasi baru tentang sejauh mana tembakau merusak lingkungan
dan kesehatan manusia. Asap rokok yang baru mati dari asbak saja
telah mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker di udara dan
50 kali mengandung bahan pengiritasi mata dan pernapasan. Rumus
sederhananya yaitu, semakin pendek rokok yang dihembus ke udara
maka semakin tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara.
Rokok telah menjadi hal yang sering dipandang sepele oleh
masyarakat. Tingkat kesadaran yang rendah dapat merugikan
siapapun termasuk alam. Bila memang tidak bisa berhenti merokok
maka janganlah meninggalkan sampah rokok sembarangan, apalagi
pada lingkungan yang perlu dijaga ekosistemnya karena kandungan
dalam rokok dapat merusak lingkungan sekitar.
2.6 Upaya Pencegahan
Motivasi untuk menghentikan perilaku merokok penting untuk
dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan menumbuhkan motivasi
dalam diri untuk berhenti atau tidak mencoba untuk merokok, akan
membuat mereka mampu untuk tidak terpengaruh oleh godaan merokok
yang datang dari teman, mediamassa atau kebiasaan keluarga/orang tua.
Suatu program kampanye anti merokok yang dilakukan dapat dijadikan
contoh dalam melakukan upaya pencegahan agar tidak merokok, karena
ternyata program tersebut membawa hasil yang menggembirakan.
Kampanye anti merokok ini dilakukan dengan cara membuat berbagai
poster, film dan diskusi-diskusi tentang berbagai aspek yang
berhubungan dengan merokok. Lahan yang digunakan untuk kampanye
ini adalah sekolah-sekolah, televisi atau radio. Pesan-pesan yang
disampaikan meliputi:
a. Meskipun orang tuamu merokok, kamu tidak perlu harus meniru,
karena kamu mempunyai akal yang dapat kamu pakai untuk
membuat keputusan sendiri.
b. Iklan-iklan merokok sebenarnya menjerumuskan orang. Sebaiknya
kamu mulai belajar untuk tidak terpengaruh oleh iklan seperti itu.
c. Kamu tidak harus ikut merokok hanya karena teman-temanmu
merokok. Kamu bisa menolak ajakan mereka untuk ikut merokok.
d. Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara
jangka pendek maupun jangka panjang yang nantinya akan
ditanggung tidak saja oleh diri kamu sendiri tetapi juga akan dapat
membebani orang lain (misal: orangtua)
2.7 Cara/ Langkah Berhenti Merokok
Cara Berhenti Merokok (Kementerian kesehatan, 2017) :
a. Tekad batin yang kuat Pertimbangkan terlebih dahulu untuk
membuat sebuah daftar alasan berhenti merokok untuk bertujuan
menopang tekad. Alasan spesifik, saat ini seperti untuk membuat
hidup yang lebih baik dan berbagai alasan- alasan untuk berhenti
merokok pada masa mendatang. Dapatkan juga beberapa fakta
sejarah di balik rokok dan apa yang terjadi pada pecandu perokok di
kemudian hari yang dapat Anda cari di internet. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui keuntungan dari industri rokok tersebut dan
berbagai alasan medis yang mengerikan tentang menghisap rokok.
b. Berpikir positif Berpikir positif dan yakin untuk berhasil berhenti
merokok. Telah banyak waktu serta energi untuk merencanakan
bagaimana berurusan untuk mengikuti cara berhenti merokok.
Percayalah bahwa mampu bertahan sampai benar-benar berhenti
merokok. Berikan sebuah penghargaan tersendiri pada diri sendiri
ketika uang yang biasanya digunakan untuk rokok ini dan sekarang
digunakan untuk membeli sebuah benda-benda kesukaan.
c. Atur target waktu Berhenti merokok tidak dapat langsung berhenti
dengan begitu saja, itu mungkin akan menjadi sangat sulit untuk
dilakukan dan akan terasa menyiksa. Dengan mengurangi sedikit
demi sedikit, namun juga diharuskan untuk menentukan waktu untuk
berhenti merokok. Pasang target waktu mungkin dapat sekitar antara
2 sampai 3 minggu untuk dapat berhenti merokok. Cara berhenti
merokok ini mungkin sangat efektif.
d. Dukungan dari teman serta keluarga Agar proses berhenti merokok
dapat berjalan dengan lancar, mintalah bantuan dari teman dan
keluarga untuk mengingatkan agar tidak merokok. Selain keluarga
peran teman-teman terdekat anda juga dapat membantu usaha anda
untuk berhenti merokok.
e. Tidur lebih banyak Cobalah untuk tidur lebih banyak dari biasanya.
Hal ini bertujuan karena tubuh serta jiwa akan menjadi lebih lelah
karena terdapat tekanan untuk berhenti merokok sehingga hal ini
membutuhkan istirahat yang lebih banyak. Selain itu, jam tidur
adalah saat dimana tidak berpikir untuk merokok.
f. Mulai dengan cara mudah Rekamlah dalam kondisi apa Anda sedang
merokok seperti saat bosan, kesepian, cemas, dan sebagainya. Beri
nilai 0 sampai dengan 5 dan kriteria nilai 0 adalah seperti kereta api
serta kriteria nilai 5 adalah hanya jika diperlukan.
2.8 Definisi Vape
Rokok elektrik atau vape adalah perangkat elektronik yang terdiri dari
cartridge yang diisi dengan cairan (e-liquid), pemanas untuk
memanaskan cairan untuk membuat uap yang nantinya akan dihirup
melalui corong, dan sumber daya/baterai. Rokok elektrik menggunakan
baterai isi ulang sebagai daya listriknya. Cairan rokok elektrik biasanya
mengandung humektan, perasa, dan dapat mengandung nikotin serta
zat aditif lainnya seperti cannabinoid dan tetrahydrocannabinol (THC).
Uap dari cairan elektrik yang dipanaskan memberikan sensasi serupa
dengan merokok secara konvensional. Penggunaan rokok elektrik
seringkali dianggap aman dan tidak berbahaya karena uap dalam rokok
elektrik tidak melalui proses pirolisis tembakau. Namun, komposisi
berbahaya telah dilaporkan sebagai akibat dari dekomposisi senyawa
yang mungkin berbahaya bagi tubuh manusia (Besaratinia & Tommasi,
2020; Marques et al., 2021). Analisis kimia cairan dan uap rokok
elektrik telah menunjukkan banyak racun dan karsinogenik yang sama
seperti yang ditemukan dalam asap tembakau meskipun dalam
konsentrasi yang lebih rendah (Besaratinia & Tommasi, 2020). Cairan
yang ditambahkan ke rokok elektrik untuk diuapkan disebut sebagai e-
liquid. Cairan E-liquid umumnya mengandung tiga bahan utama yaitu
agen psikoaktif, pelarut, dan senyawa perasa yang semuanya memiliki
potensi risiko kesehatan baik secara langsung atau melalui kombinasi
zat tertentu (Overbeek et al., 2020).
2.9 Dampak VAPE
a. Penyakit paru terkait dengan penggunaan rokok elektrik disebut
dengan ecigarette or vaping product use-associated lung injury
(EVALI). Kasus EVALI mengalami peningkatan tajam di bulan
Agustus 2019 dan mencapai puncak pada september 2019. Kasus
kematian akibat EVALI yang dirawat di rumah sakit mencapai 2.807
kasus berasal dari lima puluh negara bagian melalui pencatatan
Center of Disease Control (CDC). Gambaran klinis pasien dengan
Evali adalah sesak nafas, batuk, nyeri dada, diare, sakit perut, demam,
dan kelelahan. Gejala dapat terjadi setiap waktu. Tes laboratorium
pasien EVALI dapat menunjukan peningkatan sedimentasi eritrosit
dan protein c reaktif, transaminitis, dan leukositosis. Kasus EVALI
memiliki kriteria konfirmasi diagnosis yaitu pasien harus memiliki
(Smith et al., 2021) :
1) Riwayat vaping dalam waktu 90 hari sebelum timbulnya gejala
2) Terdapat infiltrat bilateral pada pencitraan dada
3) Tidak ada tanda infeksi d. Tidak jelas diagnosis dan penyebabnya.
b. Penyakit paru obstruktif dan kanker paru
2.10 Perbedaan VAPE dan Rokok
a. Rokok terbuat dari tembakau yang dibakar dan menghasilkan asap,
sedangkan vape terdiri dari baterai, cartridge, dan elemen pemanas
yang menguapkan cairan ke udara.
b. Rokok mengandung berbagai bahan kimia berbahaya yang dapat
merusak kesehatan, vape menggunakan cairan yang dapat
mengandung nikotin dan beberapa bahan alami lainnya.
c. Rokok memengaruhi lingkungan sekitar dengan asapnya, sedangkan
vape biasanya tidak mengganggu orang lain dengan uapnya karena
memiliki aroma yang beranekarasa dan tidak menyesakan.
a. Rokok hanya memiliki rasa tembakau, sedangkan vape memiliki
berbagai rasa yang dapat dipilih sesuai selera.
DAFTAR PUSTAKA
Diva Widyantari, D. (2023). Dampak Penggunaan Rokok Elektrik (Vape)
terhadap Risiko Penyakit Paru. Lombok Medical Journal, 2(1), 34–38.
https://doi.org/10.29303/lmj.v2i1.2477
Kemenkes. 2018. “Apa Yang Dimaksud Dengan Rokok?”. P2PTM Kemenkes
RI. Diakses 11 Maret 2024. Apa yang dimaksud dengan Rokok ? -
Direktorat P2PTM (kemkes.go.id)
FK-KMK. 2022. “Dampak Rokok bagi Kesehatan Lingkungan’. Universitas
Gadjah Mada Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan
Keperawatan. Diakses 11 Maret 2024. Dampak Rokok Bagi Kesehatan
Lingkungan - FK-KMK UGM
Suryoadji, dkk. 2024. Dampak Merokok Terhadap Kesehatan Lingkungan:
Sebuah Tinjauan Naratif. CDK-326/ vol. 51 No. 3 th. 2024.
Peraturan Pemerintah No 109, T. 2012. (2012). Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 109 Tahun 2012 Tentang Pengamanan Bahan yang
Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan.
Journal of Chemical Information and Modeling.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Anda mungkin juga menyukai