Makalah ini mendemonstrasikan penerapan empiris metodologi Six Sigma dan Define-Measure-

Analyze-Improve-Control (DMAIC) untuk mengurangi kecacatan produk dalam organisasi

manufaktur garmen di Bangladesh yang mengikuti metodologi DMAIC untuk menyelidiki
kecacatan, akar penyebab dan memberikan solusi untuk menghilangkan cacat tersebut. Analisis
menggunakan Six Sigma dan DMAIC menunjukkan bahwa jahitan yang rusak dan jahitan yang
terbuka mempengaruhi jumlah produk yang cacat. Desain percobaan (DOE) dan teknik analisis
varians (ANOVA) digabungkan untuk menentukan secara statistik korelasi jahitan putus dan
jahitan terbuka dengan cacat serta untuk menentukan nilai optimal yang diperlukan untuk
menghilangkan cacat. Dengan demikian, pengurangan sekitar 35% cacat garmen tercapai, yang
membantu organisasi belajar untuk mengurangi cacatnya dan dengan demikian meningkatkan
tingkat Sigma dari 1,7 menjadi 3,4.

Metedologi
Kami telah menggunakan metodologi Six Sigma dan Define-Measure-Analyze-Improve-Control
(DMAIC) untuk mengurangi cacat produk. Desain percobaan (DOE) dan teknik analisis varians
(ANOVA) digabungkan untuk menentukan secara statistik korelasi antara variabel. Kami telah
melakukan diagram sebab dan akibat dan analisis Pareto.

Kesimpulan
Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk mengidentifikasi inisiatif tindakan yang membentuk
bantuan pelaksanaan proyek pada langkah selanjutnya untuk mengurangi tingkat cacat sebesar
2%, yang merupakan tujuan utama proyek dan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas
barang.
Laporan Proyek Pengurangan Cacat menunjukkan bahwa jika telah diambil langkah yang tepat,
maka banyak cacat dikurangi dengan hanya menerapkan beberapa metode ilmiah dan
menunjukkan bahwa kemampuan proses (Cpk) adalah alat yang efektif untuk mengurangi
variabilitas dan meningkatkan produktivitas dan memastikan produk yang lebih berkualitas.
Di akhir tenggat waktu proyek kami, kami telah mampu mencapai tingkat cacat 2% yang
diinginkan. Akhirnya, kita dapat mengatakan bahwa semua jenis penyebab yang dapat
ditentukan mampu, dikendalikan dengan mengurangi cacat dan proses perbaikan terus-
menerus.