Disusun oleh:
Nama Anggota
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
KEDIRI
2022
BAB I. PENDAHULUAN
Umumnya hutan alami yang memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi
termasuk stok cadangan C, jumlah karbon pada tiap lahan memiliki perbedaan berdasarkan
keanekaragaman dan jumlah rapatan keanekaragaman hayati. Namun untuk saat ini berdasarkan
tingkat kausalitas dan relevansi hubungan antara hutan alami belum ditemukan adanya relevansi
dalam upaya perubahan iklim global. Apabila dikaji berdasarkan teoritisnya maka terdapat
hubungan antara keanekaragaman hayati dengan fungsi ekosistem yang dapat membantu
lingkungan untuk beradaptasi dengan perubahan iklim. Adaptasi perubahan iklim bertujuan
untuk membalikkan peningkatan kerentanan manusia dari hasil degradasi lahan. Untuk
meningkatkan dalam menghadapi curah hujan yang berfluktuasi diperlukan lingkungan yang
terlindungi. Apabila suatu lahan atau hutan dikonversikan menjadi penggunaan lahan lain maka
akan mengakibatkan kerugian dalam kelestarian lingkungan termasuk keanekaragaman tanaman
di dalamnya maka kemungkinan akan menghadapi kesulitan dalam melakukan adaptasi mitigasi
perubahan iklim.
BAB II. METODE
Perhitungan pendugaan laju emisi dan sekuestrasi karbon di tingkat lanskap, pengukuran
dilakukan pada berbagai penggunaan lahan, dikombinasikan dengan data spasial tutupan lahan
dan perubahan penggunaan lahan. Kegiatan yang akan datang adalah perhitungan emisi
menggunakan program LUWES dengan mempertimbangkan perencanaan pembangunan daerah
yang sebenarnya. Penghitungan karbon dalam 6 langkah: Estimasi perubahan tutupan lahan di
DAS mikro Bangsri menurut sejarah perubahan tutupan lahan dengan menganalisis citra satelit
pada tahun 1994, 2001, 2011 dan 2017; Perhitungan faktor stok karbon, dengan menghitung stok
C rata-rata waktu (total 5 pool C menurut dari berbagai penggunaan lahan di sub-DAS bangsri
dan beberapa data kami menggunakan data yang ada dari kegiatan lain yaitu stok C rata-rata
waktu TNBTS, bush fallow menggunakan data di Jawa Timur; Ekstrapolasi emisi karbon per
penggunaan lahan ke dalam DAS mikro Bangsri, dengan mengintegrasikan kedua data di atas
untuk membuat matriks transisi perubahan penggunaan lahan; Membuat peta persebaran stok
karbon di DAS mikro Bangsri; Melanjutkan penghitungan emisi CO2 menggunakan Program
penghitungan karbon ABACUS.
BAB III. PERAN VEGETASI TERHADAP CADANGAN KARBON
Secara teoritis, ada umpan balik positif antara keanekaragaman hayati dan fungsi
ekosistem, karena keragaman sifat mengurangi kerentanan terhadap guncangan eksternal dan
meningkatkan cadangan karbon. Dalam lanskap hutan tropis yang dikelola, hubungan antara
keanekaragaman hayati dan penyimpanan C mungkin kurang jelas. Hutan tropis yang utuh
dikenal karena keanekaragaman hayatinya yang tinggi dan stok C yang tinggi. Konversi hutan
untuk penggunaan pertanian dimulai dengan penebangan dan pembukaan yang dapat mengurangi
keanekaragaman hayati di atas permukaan tanah serta stok C menjadi nol. Konversi hutan pada
sistem pertanian intensif mengakibatkan penurunan dalam keanekaragaman hayati dan stock C
dikarenakan hilangnya pohon.
Semakin lama pohon bertahan dalam sistem, semakin banyak stok C yang akan mereka
simpan saat ukurannya bertambah. Praktik pengelolaan yang diarahkan pada kerapatan pohon
penaung yang tinggi dalam sistem agroforestri kakao dapat mempertahankan fungsi ekosistem
yang disediakan oleh hutan, seperti penyerapan C di atas tanah, meningkatkan stok C di bawah
tanah melalui penambahan bahan organik dari serasah dan akar, dan meningkatkan ketahanan
terhadap perubahan iklim. Vegetasi hutan berperan dalam upaya peningkatan penyerapan CO2
dimana dengan bantuan cahaya matahari dan air dari tanah, vegetasi yang berklorofil mampu
menyerap CO2 dari atmosfer melalui proses fotosintesis. Besarnya peran vegetasi sebagai
penyerap dan penyimpanan karbon sungguh penting untuk mengurangi GRK di atmosfer.
BAB IV. LAJU EMISI DAN SEKUESTRASI KARBON DALAM SKALA LANSKAP
Estimasi emisi dan sekuestrasi CO2 di DAS mikro Bangsri periode 1994-2001, 2001-
2011 dan 2011-2017. Perhitungan emisi atau sekuestrasi CO2 di DAS mikro Bangsri dilakukan
dengan mengintegrasikan data aktivitas terkait perubahan penggunaan lahan ha tahun-1 ) dan
data faktor emisi C (Mg ha-1 tahun-1 ). Perubahan stok C setiap perubahan tutupan lahan
dihitung menurut metode selisih stok untuk memperoleh informasi apakah perubahan tersebut
menyebabkan emisi atau sekuestrasi pada dua waktu pengamatan yang berbeda.
Emisi terjadi ketika perubahan tutupan lahan menyebabkan berkurangnya cadangan
karbon, sedangkan sekuestrasi terjadi ketika perubahan tutupan lahan menyebabkan peningkatan
jumlah cadangan karbon. Perhitungan sederhana dilakukan dengan menggunakan persamaan
berikut:
ΔC = CA -CB
Keterangan:
C = Perubahan total stok karbon, Mg ha-1
CA = Total stok karbon tutupan lahan A, Mg ha-1
CB = Total tutupan karbon tutupan lahan B, Mg ha-1
Berikut merupakan tabel emisi dan sekuestrasi CO2 di DAS mikro Bangsri terkait
perubahan tutupan lahan dari tahun 1994-2001, 2001-2011 dan 2011-2017 :