Abstrak
Studi ini bertujuan untuk mengetahui kondisi historis, geografis, sosial dan
budaya, serta tradisi pengobatan dan nilai-nilai kearifan lokal pada tradisi cekok.
Tujuan penelitian tradisi ini untuk mengetahui tradisi pengobatan masyarakat
pada balita. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Babakan Jawa Kabupaten
Majalengka dengan subjek studi “Kearifan Lokal Tradisi Cekok Untuk Balita”.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan melalui diskusi
kelompok, observasi, studi dokumentasi, dan wawancara mendalam dengan
sumber informan meliputi aparat desa, bidan desa, pedagang jamu, dan warga
sekitar yang memberikan jamu cekok pada anaknya. Hasil dari studi lapangan ini:
(1) Desa Babakan Jawa memiliki sejarah tentang asal-usul beridirinya desa
tersebut, dan juga desa ini merupakan desa yang masuk dalam kategori berbukit
karena berada di dataran tinggi. (2) Tradisi pengobatan jamu cekok ini merupakan
tradisi turun temurun dari nenek moyang. Anak usia dibawah lima tahun sering
mengalami penurunan nafsu makan, yang mengakibatkan berkurangnya asupan
nutrisi. (3) nilai-nilai kearifan lokal pada tradisi cekok adalah masih
menggunakan bahan alami yang diturunkan dari generasi ke generasi untuk
meningkatkan dan menjaga Kesehatan pada anak usia balita di Desa Babakan
Jawa Kabupaten Majalengka. Sebagai upaya untuk tetap menjaga dan
melestarikan budaya ini, kita perlu mengedukasi masyarakat dengan cara diskusi
kunjungan rumah, atau dengan penyuluhan tentang pengobatan jamu cekok
tersebut.
Kata Kunci : Tradisi Cekok, Kearifan lokal, Balita, Babakan Jawa, Majalengka
A. Pendahuluan
Di beberapa daerah di Indonesia ditemukan adanya tradisi untuk
meningkatkan kesehatan pada anak balita. Seperti hasil penelitian Handajani
dan Widhiastuti, (2019) Di Wilayah Kota Surakarta ditemukan Tradisi Jamu
Cekok Untuk Meningkatkan Berat Badan Batita. Tradisi untuk meningkatkan
kesehatan balita sejenis cekok juga di temukan di Klaten Jawa Tengah
menurut Sunarmi dan Suhendrio (2023), serta ditemukan juga tradisi ini di
wilayah Kudus Jawa tengah yang di kemukakan oleh Mulyanah (2019).
Tradisi meningkatkan kesehatan pada balita juga masih sering
dilakukan masyarakat bali yang biasa merek kenal dengan tradisi Usada
Kuranta Bolong sebagai media pengobatan tradisional berbasis Budaya Hindu
di Desa Angantaka, Abiansemal Badung. Menurut Ida Bagus Ngurah (2020).
Tradisi lain mengenai peningkatan kesehatan pada balita juga di temukan di
Aceh Selatan yaitu tradisi pengobatan rajah bungog dan rajah urah menurut
Teuku Salmani (2022).
Marrewijk, 1998 (dalam Liliweri, 2014, 223), memaknai kearifan lokal
atau lokal wisdom adalah keseluruhan atau total pengetahuan atau
ketrampilan yang dimuliki oleh sekelompok orang dari suatu geografis
tertentu yang membuat mereka mampu dapat memperoleh sesuatu dari
lingkungan alam di sekitarnya. Menurut Dewalt,1994 dan Emery, 1996,
pengetahuan tradisional yang memiliki kearifan local memiliki sifat-sifat: (1)
tepat secara lokal , (2) berisi cara pengendalian eksplotasi sumber daya, (3)
menghormati alam, (4) mengalami perubahan karena beradaptasi terhadap
perubahan kondisi lingkungan, dan (5) berkedudukan sebagai tanggung jawab
sosial (Liliweri, 2014: 225).
Berdasarkan Setyawati dan Hartini, (2018) Anak balita adalah anak
yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau lebih popular dengan
pengertian anak dibawah lima tahun. Pada masa ini ditandai dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan disertai dengan
perubahan yang memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak
dengan kualitas yang tinggi (Ariani, 2017).
Menurut Hurlock sitasi Wahyuni, (2022) Pertumbuhan ialah berkaitan
dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan struktur.
Berdasarkan Ufiyah, (2019) Gangguan kesehatan pada anak balita meliputi
Mudah merasa lelah dan letih, Tubuh terlalu kurus atau gemuk, Nafsu makan
menurun, Memiliki gangguan berbicara, Memiliki kesulitan melihat dalam
jarak jauh.
Hal ini membuat kelompok tertarik untuk melakukan studi lapangan
tentang Tradisi Cekok di Desa Babakan Jawa. Focus kajian studi lapangan ini
yaitu, (1) Bagaimana latar belakang historis dan geografis Desa Babakan
Jawa Kabupaten Majalengka? (2) Bagaimana tradisi menjaga dan
meningkatkan kesehatan anak balita Desa Babakan Jawa Kabupaten
Majalengka? (3) Adakah kearifan local pada tradisi meningkatkan dan
menjaga Kesehatan pada anak usia balita di Desa Babakan Jawa Kabupaten
Majalengka?
Lokasi Praktik Lapangan dilaksanakan di Desa Babakan Jawa,
Kecamatan Majalengka Kulon, Kabupaten Majalengka. Adapun responden
yang menjadi sumber informasi praktik lapangan kelompok kami yaitu staf
desa, pedagang jamu setempat, masyarakat setempat dan bidan desa.
B. Hasil Praktik Lapangan dan Pembahasan
1. Latar Belakang Historis, Geografis, Sosial dan Budaya
Kabupaten Majalengka memiliki sejarah tentang asal usul desa ini
berdiri. Dahulu kala terdapat seorang pangeran yang bernama Muhammad
datang ke suatu daerah di Jawa Barat bersama pasukan dari daerah
cirebon, beliau di utus untuk mencari buah maja yang banyak manfaat
untuk mengobati berbagai penyakit, buah maja tersebut hanya terdapat di
kerajaan sindang kasih yang daerah tersebut di kuasai oleh Nyi Rambut
Kasih.
Pangeran Muhammad datang ke daerah sindang kasih untuk
meminta buah maja, tetapi karena perbedaan latar belakang kepercayaan
membuat Nyi Rambu Kasih enggan memberikan buah tersebut, dengan
kepercayaan hindu yang di percayai oleh Nyi rambut Kasih beliau mengira
kedatangan pangeran Muhammad untuk mengajak atau menyebarkan
islam. Nyi Rambut Kasih sebagai seorang ratu yang sakti ia mengetahui
maksud kedatangan Pangeran Muhammad. Ia kemudian mengubah rupa
hutan di Sindangkasih menjadi hutan pohon jati, bukan hutan pohon maja.
Melihat pohon maja yang dicarinya sudah tidak ada, Pangeran Muhammad
pun berkata “Maja Langka” yang berarti pohon maja tidak ada. Dari
situlah awal mula penamaan Kota Majalengka sekarang ini.
Berdasarkan cerita rakyat asal usul berdirinya desa babakan jawa
diawali dengan kedatangan sultan Salamodin yang merupakan keturunan
Raden Fatah yang berasal dari Kesultanan Demak Jawa Tengah dengan
tujuan untuk menyebarkan ajaran agama islam. Beliau datang dari Tanah
Jawa teriring 40 muridnya yang kesemuanya adalah wali dan beliau
menetaplah di daerah ini, hingga darah ini pun dinamakan Babakan Jawa.
Dadap serep tumbuh pada tempat terbuka dan cukup air. Tumbuh
didaerah pegunungan dengan ketinggian 1500 m diatas permukaan laut.
Tumbuhan berupa pohon yang ukurannya cukup besar dengan tinggi
yang dapat mencapai 22 m dan berdiameter 50-60 cm. Dadap serep
biasanya berbunga pada musim hujan, yaitu antara bulan Oktober
sampai Desember.
Meningkatkan nafsu
makan Bahan mudah didapatkan
Menyembuhkan batuk dan Pembuatan nya mudah
demam Tidak memerlukan biaya
2. Rekomendasi
Tradisi cekok untuk meningkatkan nafsu makan pada anak juga
mengobati berbagai keluhan lain seperti demam dan batuk. Tradisi
tersebut diberikan pada anak rentang usia 1 sampai dengan 5 tahun.
Jamu cekok diolah dengan menggunakan bahan yang alami, tradisi
jamu cekok daun dadap tidak memiliki efek samping saat diminum,
namum masyarakat tidak memlih pengobatan dengan cara ini karena
dianggap memerlukan waktu dan tenaga lebih banyak. Menurut
kelompok tradisi ini perlu di pertahankan dan dilestarikan nilai-nilaii
kearifan lokal yang tidak membahayakan kesehatan. Sebagai upaya
untuk tetap menjaga dan melestarikan budaya ini, kita perlu
mengedukasi masyarakat dengan cara diskusi kunjungan rumah, atau
dengan penyuluhan tentang pengobatan jamu cekok tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Handajani, sih rini and Widhiastuti, K. endah (2019) ‘Budaya Pemberian Jamu
Cekok Terhadap Peningkatan Rerata Berat Badan Batita Di Wilayah Kota
Surakarta’, Ibi.or.Id, IV(1), pp. 1–8. Available at:
https://ibi.or.id/journal/index.php/jib/article/download/73/66.
Hidayat, S. 2016. Tanaman Herbal Indonesia. Jakarta: PT. Gunung Muria.
Hidayah, N. dan Maghfirah, S. dkk. 2019. Efektifitas Pemberian Ramuan
Kompres Dadap Serep Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Post
Imunisasi. Ponorogo: Prosiding 1 Fakultas Ilmu Kesehatan.
Kholidha, A. N. Suherman, dkk. 2016. Uji Aktifitas Ekstrak Etanol Daun Dadap
Serep (Erythrina Lithosperma Miq) Sebagai Antibakteri Terhadap Bakteri
Salmonella Trphi. Sulawesi Tenggara: FK. Universitas Halu Oleo Vol. 4
No. 1
Lestaridewi,Ni Ketut . 2017. Kajian Pemanfaatan Tanaman Sebagai Obat
Tradisional Di Desa Tolai Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi.
Limananti, A.I. and Triratnawati, A. (2003) ‘Ramuan jamu cekok sebagai
penyembuhan kurang nafsu makan pada anak: suatu kajian etnomedisin
Afiani Ika Limananti’, Jurnal Makara, 7(1), pp. 11–20.
Marni and Ambarwati, R. (2015) ‘Khasiat Jamu Cekok Terhadap Peningkatan
Berat Badan Pada Anak’, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 11(1), p. 102.
Available at: https://doi.org/10.15294/kemas.v11i1.3522.
Pariata, I. K., Mediastari, A. A. P. A., & Suta, I. B. P. (2022). Manfaat Dadap
Serep (Erythrina Sumbubrans) Untuk Mengatasi Demam Pada
Anak. Widya Kesehatan, 4(1)
Pariata. K dan Mediastri. A, dkk. 2022. Manfaat Dadap Serep (Erythrina
Sumbubrans) Untuk Mengatasi Demam Pada Anak. Bali : E-jurnal Widya
Kesehatan Vol.4, No.1.
Rifatul. 2009. Efek Samping Obat Herbal Terhadap Kesehatan Masyarakat.
Diunduh dari: http://www.smallcrab.com/kesehatan/687-
efeksampingpengobatan-herbal. Diakses takses 14 Februari 2023
Wahyuni, N.S. (2022) Tumbuh Kembang Anak, Yankes. Available at:
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1669/tumbuh-kembang-anak
(Accessed: 2 March 2023).
Wahyuni, Ma’aidah. U.N, dkk. 2019. Formulasi Dan Karakterisasi Hidrogel
Ekstrak Daun Dadap Serep (Erythrina Folium) dalam Bentuk Plester
Sebagai Penurun Demam. Ponorogo: Jurnal MEDFARM Vol.8 hal. 8-14
Lampiran
DOKUMENTASI PRAKTIK LAPANGAN